Anda di halaman 1dari 41

UNIVERSITAS FALETEHAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU


TERHADAP DIARE PADA BALITA DI RUANG WIDJAYA
KUSUMA RSUD Dr. DRAJAT PRAWIRANEGARA SERANG
2021

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

FINA CATUR HARDIYANTI

1018031043

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG – BANTEN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim,
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Dialah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang selalu
melindungi hamba-hamba-Nya. Sholawat beserta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para
sahabatnya. Semoga kita senantiasa menjadi pengikut setianya dan penerus
risalahnya sampai akhir jaman.

Alhamdulillah, dengan ijin Allah dan dengan mengharap segala petunjuknya,


penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP DIARE PADA BALITA
DI RUANG WIDJAYAKUSUMA RSUD Dr. DRAJAT PRAWIRANEGARA
SERANG 2021” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam penulisan Metodelogi Penelitian ini, penulis memperoleh banyak


bimbingan, saran, serta dukungan dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak
yang mendorong kelancaran penulis hingga selesai. Untuk itu tepat kiranya
apabila pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Andiko Nugraha Kusuma, SKM., M.KES, selaku Rektor Universitas
Faletehan
2. Dini Rachmaniah, S.Kp. Ners., M.Kep., Sp.Kep. Anak, selaku Kordinator
Mata Kuliah Metodologi Penelitian Serta Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Metodologi Penelitian
3. Lukmanulhakim, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku Dosen Pembimbing Mata
Kuliah Metodologi Penelitian
4. Bambang Kuntarto, S. Kp, M. Kes., selaku Dosen Pembimbing Mata
Kuliah Metodologi Penelitian

i
Universitas Faletehan
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Metode Penelitian ini masih jauh
dari sempurna untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
guna peningkatan dan kesempurnaan skripsi ini.

ii
Universitas Faletehan
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


1. Karya tulis ini adalah murni gagasan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim
Penguji.
2. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
dalam daftar pustaka.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabilai di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.

Serang, Februari 2021


Yang membuat pernyataan

Materai 6000

FINA CATUR HARDIYANTI


1018031043

iii
Universitas Faletehan
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

SURT PERNYATAAN ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1


B. Rumusan Masalah atau Identifikasi Masalah ...................................... 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 2
1. Tujuan Umum .......................................................................... 2
2. Tujuan Khusus ......................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
1. Bagi Institusi Pendidikan ......................................................... 3
2. Bagi Lahan Penelitian .............................................................. 3
3. Bagi Peneliti ............................................................................. 3
E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. KONSEP TEORI DIARE .................................................................. 4
B. KONSEP TEORI PENGETAHUAN ................................................ 11
C. KONSEP TEORI PENANGANAN .................................................. 15
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIOANAL DAN
HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep .............................................................................. 17
B. Definsi Operasional ........................................................................... 17
C. Hipotesis ............................................................................................ 19

iv
Universitas Faletehan
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ................................................................................. 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 20
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 20
1. Populasi Penelitian ................................................................... 20
2. Sampel Penelitian ..................................................................... 20
D. Alat Ukur / Instrumen Penelitian ......................................................... 21
E. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 21
1. Uji Validitas ............................................................................. 21
2. Uji Reliabilitas ......................................................................... 21
F. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 22
1. Prosedur Administratif ............................................................. 23
2. Prosedur Teknis ....................................................................... 23
G. Pengolahan Data................................................................................... 24
1. Editing ...................................................................................... 24
2. Coding ...................................................................................... 24
3. Entery ....................................................................................... 24
4. Cleaning ................................................................................... 24
H. Analisa Data ........................................................................................... 24
1. Analisa Data Univariat ............................................................. 24
2. Analisa Data Bivariat ............................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
Universitas Faletehan
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 ............................................................................................................... 17

vi
Universitas Faletehan
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep...............................................................................17

vii
Universitas Faletehan
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I……………………………………………………….…….…… 63

Lampiran II…………………………………………………………….…… 63

Lampiran III………………………………………………………...….…… 63

Lampiran IV…………………………………………………...……….…… 63

Lampiran V…………………………………………….....…………….…… 63

viii
Universitas Faletehan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan
Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih
menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama
kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah
maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu
tata laksana yang cepat dan tepat. [ CITATION Kem142 \l 1033 ]

Penyakit diare merupakan suatu masalah yang mendunia. Seperti Sebagian


besar penyakit anak-anak lainnya, penyakit diare tersebut jauh lebih banyak
terdapat di negara berkembang dari pada negara maju, yaitu 12,5 kali lebih
banyak didalam kasus mortalitas. [ CITATION Kan \l 1033 ]

Diare merupakan gangguan buang air besar yang ditandai buang air 3 kali
sehari dengan konsentrasi cair, dapat disertai dengan darah. Penyakit diare
masih menjadi masalah global dengan drajat kesakitan dan kematian yang
tinggi di berbagai Negara terutama Negara berkembang dan juga sebagai salah
satu penyebab utama tingginya kesakitan dan kematian anak di dunia. Secara
umum diperkirakan lebih dari 10 juta anak berusia kurang dari 5 tahun
meninggal setiap tahunnya di dunia dimana sekita 20% meninggal karena
infeksi diare.

Menurut WHO diare adalah kejaidian buang air besar dengan frekuensi lebih
cair dari biasanya, dengan frekuensi 3 kali lebih dalam periode 24 jam. Diare
merupakan penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme meliputi bakteri virus, parasite, protozoa, dan penularannya
melalui oral. Diare dapat dapat mengenai semua kelompok umur baik balita,
anak-anak, dan orang dewasa dengan berbagai golongan social. Diare
2

merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di kalangan anak


kurang dari 5 tahun. Secara global terjadi peningkatan kejadian diare dan
kematian akibat diare pada balita dari tahun 2015-2017. Pada tahun 2015,
diare menyebabkan sekitar 688 juta orang sakit dan 499.000 kematian di
seluruh dunia terjadi pada anak – anak dibawah 5 tahun. Data WHO (2017)
menyatakan, hampir 1,7 juta kasus diare terjadi pada anak dengan angka
kematian sekita 525.000 pada anak balita tiap tahunnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu diare?
2. Apa jenis-jenis diare?
3. Apa penyebab diare?
4. Bagaimana tanda dan gejala diare?
5. Bagaimana cara pencegahan diare?
6. Bagaimana cara pertolongan pertama pada diare?
7. Bagaimana tingkat pengetahuan ibu terhadap diare pada balita?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam
penanganan balita dengan diare.

2. Tujuan khusus
1) Diketahuinya distribusi frekuensi pengetahuan ibu terhadap
penanganan diare pada balita
2) Diketahuinya distribusi frekuensi sikap ibu terhadap penanganan diare
pada balita

Universitas Faletehan
3

3) Diketahuinya distribusi frekuensi tindakan ibu terhadap penanganan


diare pada balita

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi terkait hasil
pengetahuan dan sikap ibu terhadap diare pada balita
2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan dokumtasi di perputakaan
Universitas Faletehan, sehingga dapat dijadikan perbandingan dengan
peneliti yang akan dating.

2. Bagi Lahan Penelitian


Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi terkait hubungan
pengetahuan dan sikap ibu terhadap diare pada balita

3. Bagi Peneliti
Sebagai sarana pengembangan ilmu yang telah didapat selama kuliah dan
untuk mendapatkan pengalama, pengetahuan sekaligus mengaplikasikan
ilmu metodologi riset dalam penyusunan laporan ilmiah.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap
ibu terhadap diare pada balita di Ruang Widjayakusuma RSUD Dr. Drajat
Prawiranegara Serang Tahun 2021. Penelitian ini akan dilakukan di Ruang
Poli Widjawakusuma RSUD Dr. Drajat Prawiranegara pada bulan Mei tahun
2021. Penelitian ini dilakukan karena masih banyaknya orang tua yang belum
memahami pengetahuan dan sikap terhadap diare pada balita. Desain
penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan data
primer yang dikumpulkan melalui pemberian keusioner kepada Ibu yang
memiliki anak dengan diare.

Universitas Faletehan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Diare

1. Definisi Diare

Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih


lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali
dalam 24 jam. Sementara untuk anak-anak 1-5 tahun, diare di
definisikan sebagai pengeluaran tinja >10 gram/BB/24 jam, rata-rata
pengeluaran tinja normal anak sebesar 5-10 gram/BB/24 jam
Simadibrata 2006.

Menurut data United Nations Children's Fund (UNICEF) dan World


Health Organization (WHO), diare merupakan penyebab kematian
nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi
segala umur. Data UNICEF memberitakan bahwa 1, 5 juta anak
meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Menurut laporan WHO
bahwa setiap tahun diare rotavirus menyebabkan > 500.000 kematian
anak usia balita di seluruh dunia dan >80% di antaranya terjadi di
negara berkembang₂.

2. Penyebab Diare
Cara penularan diare melalui cara Faecal-oral yaitu melalui makanan
atau minuman yang tercemar kuman atau kontak langsung dengan
penderita melalui sentuhan tangan atau secara tidak langsung melalui
lalat (melalui 5F = faeces, flies, food, fluid, finger) (Kemenkes RI,
2011). Faktor terjadinya diare yaitu :
 Faktor infeksi
Jenis-jenis bakteri dan virus yang umumnya menyerang dan
5

mengakibatkan infeksi adalah bakteri E.coli, Salmonela, Vibrio


cholerae (kolera) Shigella, Yersinia enterocolitica, virus
Enterovirus echovirus, human Retrovirua seperti Agent,
Rotavirus, dan parasit oleh cacing (Askaris), Giardia calmbia,
Crytosporidium, jamur (Candidiasis).

 Faktor makanan
Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang
tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah
(sayuran), dan kurang matang. perilaku ibu masih banyak yang
merugikan kesehatan salah satunya kurang memperhatikan
kebersihan makanan seperti pengelolaan makanan terhadap
pencucian, penyimpanan makanan, penyimpanan bahan mentah
dan perlindungan bahan makanan terhadap debu.

 Faktor lingkungan
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan diantaranya
adalah kurang air bersih dengan sanitasi yang jelek penyakit
mudah menular, penggunaan sarana air yang sudah tercemar,
pembuangan tinja dan tidak mencuci tangan dengan bersih
setelah buang air besar, kondisi lingkungan sekitar yang kotor
dan tidak terjaga kebersihannya.

 Faktor perilaku
Faktor perilaku yang dapat menyebabkan diare antara lain:
1) Tidak memberikan Air Susu Ibu eksklusif,
memberikan makanan pendamping/MP ASI terlalu
dini akan mempercepat bayi kontak terhadap kuman.
2) Menggunakan botol susu dapat meningkatkan risiko
tekena penyakit diare karena sangat sulit untuk
membersihkan botol susu

Universitas Faletehan
6

3) Tidak menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun


sebelum memberiASI/makan, setelah Buang Air
Besar (BAB), dan setelah membersihkan BAB anak.
4) Penyimpanan makanan yang tidak higienis.
(Marzuki, 2008).

 Faktor umur
Sebagian besar episiode diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Insidensi tertinggi terjadi pada kelompok umur 6-
11 bulan pada saat diberikan makanan pendamping ASI. Pola
ini menggambarkan kombinasi efek penurunan kadar antibodi
ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang
mungkin terkontaminasi bakteri tinja dan kontak langsung
dengan tinja manusia atau binatang pada saat bayi mulai
merangkak. Kebanyakan enteropatogen merangsang paling
tidak sebagian kekebalan melawan infeksi atau penyakit yang
berulang, yang membantu menjelaskan menurunnya insiden
penyakit pada anak yang lebih besar dan pada orang dewasa.

 Infeksi asimtomatik
Sebagian besar infeksi usus bersifat asimtomatik dan proporsi
asimtomatik ini meningkat setelah umur 2 tahun dikarenakan
pembentukan imunitas aktif. Pada infeksi asimtomatik yang
mungkin berlangsung beberapa hari atau minggu, tinja
penderita mengandung virus, bakteri atau kista protozoa yang
infeksius. Orang dengan infeksi asimtomatik berperan penting
dalam penyebaran banyak enteropatogen terutama bila mereka
tidak menyadari adanya infeksi, tidak menjaga kebersihan dan
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Escheria coli dapat menyebabkan bakteremia dan infeksi
sistemik pada neonatus. Meskipun Escheria coli sering

Universitas Faletehan
7

ditemukan pada lingkungan ibu danbayi, belum pernah


dilaporkan bahwa ASI sebagai sumber infeksi Escheria coli
(Alan & Mulya, 2013).
 Faktor musim
Variasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak
geografis. Didaerah sub tropik, diare karena bakteri lebih sering
terjadi pada musim panas, sedangkan diare karena virus
terutama rotavirus puncaknya terjadi pada musim dingin.
Didaerah tropik (termasuk indonesia), diare yang disebabkan
oleh retrovirus dapat terjadi sepanjang tahun dengan
peningkatan sepanjang musim kemarau, sedangkan diare
karena bakteri cenderung meningkat pada musim hujan.

Disamping faktor resiko diatas ada beberapa faktor dari


penderita yang dapat meningkatkan kecenderungan untuk diare
antara lain: kurang gizi/malnutrisi terutama anak gizi buruk,
penyakit imunodefisiensi dan penderita campak, selain faktor
penderita peranan orang tua dalam pencegahan dan perawatan
anak dengan diare sangat penting. Faktor yang
mempengaruhinya yaitu umur ibu, tingkat pendidikan, dan
kurangnya pengetahuan ibu tentang pencegahan diare dan
perawatan anak dengan diare yang bisa menyebabkan anak
terlambat untuk ditangani dan terlambat untuk mendapatkan
petolongan sehingga dapat beresiko mengalami dehidrasi
(Kemenkes RI, 2011).

3. Manisfestasi Diare
Tanda dan gejala awal diare ditandai demam anak menjadi cengeng,
gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan menurun, kemudian
timbul diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.

Universitas Faletehan
8

Apabila penderita telah banyak mengalami kehilangan air dan


elektrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi (Sodikin, 2011).

Bila anak telah banyak kehilanagn air dan elektrolit maka terjadilah
gejala dehidrasi. Gejala dehidrasi ditandai dengan berat badan
menurun, mulut dan kulit tampak kering, keelastisitan kulit berkurang,
dan terjadi keram abdomen (Suraatmaja, 2009).

4. Patofisiologi Diare
Diare adalah peningkatan keenceran dan frekuensi tinja. Diare dapat
terjadi akibat adanya zat yang terlarut yang tidak dapat diserap di
dalam tinja, yang disebut diare osmotik atau karena iritasi saluran
cerna. Penyebab tersering iritasi adalah infeksi virus atau bakteri di
usus halus distal atau usus besar. Iritasi usus oleh suatu pathogen
mempengaruhi lapisan mukosa usus, sehingga terjadi peningkatan
produk-produk sekretorik termasuk mucus (Depkes, 2011).

Iritasi oleh mikroba juga mempengaruhi lapisan otot sehingga terjadi


peningkatan motilitas. Penigkatan motilitas menyebabkan banyak air
dan elektrolit terbuang karena waktu yang tersedia untuk penyerapan
zat-zat tersebut dikolon berkurang. Individu yang mengalami diare
berat dapat meninggal karena sok hipovolemik dan kelainan elektrolit.
Toksin kolera yang dikeluarkan oleh bakteri kolera adalah contoh dari
bahan yang sangat merangsang motilitas dan secara langsung
menyebabkan sekresi air dan elektrolit kedalam usus besar sehingga
unsur-unsur plasma yang penting ini terbuang dalam jumlah besar
(Suraatmaja,2010). Mukosa usus halus merupakan epitel berpori yang
dapat dilalui oleh air dan elektrolit dengan cepat. Untuk
memperatahankan tekanan osmotik antara lumen usus dan cairan
ekstra sel. Bila di lumen usus terdapat bahan yang secara osmotik aktif
dan sulit diserap akan menyebabkan diare (Depkes, 2011)

Universitas Faletehan
9

5. Klasifikasi Diare
Klasifikasi Menurut Suraatmaja (2007), diare dapat diklasifikasikan
berdasarkan :
 Lama waktu diare
Diare akut.Yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari.
Sedangkan menurut World Gastroenterology Organization
Global Guidelines (2005) diare akut didefinisikan sebagai pase
tinja yang cair atau lembek dengan jumlah lebih banyak dari
normal, berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut biasanya
sembuh sendiri, lamanya sakit kurang dari 14 hari, dan akan
mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi
(Wong, 2009).

Diare akut dapat menyebabkan terjadinya:


- Kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa
yang menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolic dan
hypokalemia.
- Gangguan sirkulasi darah dapat berupa renjatan
hipovolemik atau prarenjatan sebagai akibat diare
dengan atau tanpa disertai dengan muntah, perfusi
jaringan berkurang sehingga hipoksia dan
asidosismetabolik bertambah berat, peredaran otak
dapat terjadi, kesadaran menurun (sopokorokomatosa)
dan bila tidak cepat diobati, dapat menyebabkan
kematian.
- Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan
berlebihan karena diare dan muntah, kadang-kadang
orangtua menghentikan pemberian makanan karena
takut bertambahnya muntah dan diare pada anak atau
bila makanan tetap diberikan tetapi dalam bentuk
diencerkan. Hipoglikemia akan lebih sering terjadi pada

Universitas Faletehan
10

anak yang sebelumnya telah menderita malnutrisi atau


bayi dengan gagal bertambah berat badan. Sebagai
akibat hipoglikemia 13 dapat terjadi edema otak yang
dapat mengakibatkan kejang dan koma.
 Diare kronik
Diare Kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari
dengan kehilangan berat badan atau berat badan tidak
bertambah (Failure to thrive) selama masa diare tersebut
(Suraatmaja, 2007). Diare kronik atau diare berulang adalah
suatu keadaan bertambahnya kekerapan dan keenceran tinja
yang berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan baik
secara terus menerus atau berulang, dapat berupa gejala
fungsional atau akibat suatu penyakit berat. Tanda-tanda diare
kronik seperti: demam, berat badan menurun, malnutrisi,
anemia, dan meningginya laju endap darah. Demam disertai
defense otot perut menunjukan adanya proses radang pada
perut. Diare kronik seperti yang dialami seseorang yang
menderita penyakit crohn yang mula-mula dapat berjalan
seperti serangan akut dan sembuh sendiri.

Sebaliknya suatu serangan akut seperti diare karena infeksi


dapat menjadi berkepanjangan. Keluhan penderita sendiri dapat
diarahkan untuk memebedakan antara diare akut dengan diare
kronik.
a) Mekanisme patofisiologik
Diare sekretorik (secretory diarrhea)
Disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit ke dalam usus
halus yang terjadi akibat gangguan absorpsi natrium
oleh villus saluran cerna, sedangkan sekresi klorida
tetap berlangsung atau meningkat. Keadaan ini
menyebabkan air dan elektrolit keluar dari tubuh

Universitas Faletehan
11

sebagai tinja cair. Diare sekretorik ditemukan pada


diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri akibat
rangsangan pada mukosa usus oleh toksin, misalnya
toksin E. Coli atau V. Cholera (Kemenkes RI, 2011)
b) Diare Osmotik (osmotic diarrhea)
Mukosa usus halus adalah epitel berpori yang dapat
dilalui oleh air dan elektrolit dengan cepat untuk
mempertahankan tekanan osmotik antara lumen-lumen
usus dan cairan ekstrasel. Oleh karena itu, bila di lumen
usus terdapat bahan yang secara osmotik aktif dan sulit
diserap akan menyebabkan diare. Bila bahan tersebut
adalah larutan isotonik, air atau bahan yang larut maka
akan melewati mukosa usus halus tanpa diabsorpsi
sehingga terjadi diare (Kemenkes RI, 2011).

B. Konsep Teori Pengetahuan

a. Pengertian pengetahuan
Menurut Notoadmotjo (2010) mengatakan bahwa dengan
meningkatnya pengetahuan seseorang akan menimbulkan kesadaran
dan akhirnya akan menyebabkan seseorang berperilaku sesuai dengan
pengetahuan yang dimilikinya. Salah satu cara untuk meningkatkan
pengetahuan seseorang adalah dengan caramemberikan informasi atau
pendidikan yang dapat diperoleh melalui proses belajar.

b. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2012) Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 6
tingkatan yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

Universitas Faletehan
12

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari


seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh: dapat
menyebutkan tanda-tanda penyakit diare pada balita.

2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.

4) Analisa (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam
struktur organisasi, dan masih ada kaitanya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja.

5) Sintesis (Synthesis)

Universitas Faletehan
13

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan


atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasiformulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat meyesuaikan, dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah
ada.

6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan kuesioner
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita
ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkatantingkatan diatas.

c. Faktor-faktor pengetahuan
Menurut Budiman dan Riyanto (2013) ada 6 faktor yang
mempengaruhi pengetahuan :
1) Pendidikan
Pendididkan adalah sebuah proses perubahan sikap dan tingkah
laku seseoranga atau kelompok melalui pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan memengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang, makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh wijaya (2012) tingkat
pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu balita

Universitas Faletehan
14

berprilaku dan berupaya secara aktif guna mencegah terjadinya


diare pada balita.

2) Informasi
Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan
menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis, dan
menyebarkan sesuatu yang dapat diketahui dengan tujuan tertentu.

3) Sosial, Budaya, Ekonomi


Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan
demikian, seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun
tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu
sehingga status sosial ekonomi akan memepengaruhi pengetahuan
seseorang.

4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada di dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
akibat adanya timbal balik ataupun tidak yang akan direspon
sebagai pengetahuan oleh individu.

5) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

6) Umur

Universitas Faletehan
15

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada


aspek psikis dan psikologis. Pertumbuhan fisik secara garis besar
ada empat katagori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan
proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini
terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikis dan
mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

C. Konsep Teori Penanganan Diare

Balita atau anak dibawah lima tahun merupakan anak yang menginjak usia
diatas satu tahun atau usia anak dibawah lima tahun. Penanganan diare
pada balita dapat dilakukan dengan berbagai cara tidak hanya
memperbaiki keadaan usus balita tetapi juga menghentikan proses diare.
Penanganan diare yang salah dapat mempengaruhi pertumbuhan balita dan
dapat berakibat fatal jika tidak tertangani dengan benar. Beberapa
penanganan yang dapat dilakukan pada balita yang mengalami diare
adalah penggantian cairan elektrolit, makanan, obat-obatan dan pemberian
zink (Berardi dkk, 2009).

Penggantian cairan dan elektrolit atau cairan rehidrasi diberikan pada


balita yang mengalami diare berkelanjutan sehingga mengakibatkan tubuh
menjadi lemas dan lesu karena tubuh kehilangan cairan. Cairan pengganti
bisa diberikan dalam bentuk oral maupun parenteral. Penanganan diare
juga dapat dilakukan dengan memberikan balita makanan. Makanan yang
diberikan pada balita yang mengalami diare dimana tubuh balita
memerlukan banyak energi berupa ASI, nutrisi, susu formula, makanan
yang mudah dicerna agar kondisi dapat membaik. Makanan yang dibatasi
dapat menimbulkan berat badan balita menurun dan terjadinya diare akan
lama dan fungsi usus kembali lebih lama. Pada balita berusia 0-6 bulan,
pengkonsumsian ASI tetap diberikan selama balita menginginkan paling
tidak 8 kali sehari. Balita berusia 6-24 bulan diberikan ASI dan

Universitas Faletehan
16

memberikan makanan pembantu ASI yang lembut seperti bubur. Balita


berusia 9-12 bulan diberikan ASI dan makanan pendamping ASI yang
padat seperti nasi tim. Pada yang tidak menyukai ASI tetap diberikan susu
setiap 3 jam. Susu yang rendah lactosa diberikan sementara jika balita
yang mengkonsumsi susu menyebabkan diare (Kemenkes RI, 2011).
Penanganan lain yang dapat diberikan pada balita yang diare yaitu
batobatan dan pemberian zink. Obat-obatan digunakan untuk mengurangi
frekuensi terjadinya diare. Pada balita, tidak dianjurkan mengkonsumsi
obat terlalu sering karena diare sendiri dapat sembuh tanpa pemberian obat
antidiare, sedangkan pemberian zink berguna dalam epitelisasi dinding
usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian
diare. Pemberian zinc untuk penderita diare dapat mengurangi lama dan
tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi BAB. Dosis penggunaan
zink pada balita berusia kurang dari 6 bulan diberikan ½ tablet (10 mg)
perhari selama 10 hari, sedangkan untuk usia lebih dari 6 bulan diberikan 1
tablet (20 mg) perhari selama 10 hari. Zink diberikan selama 10 hari
walaupun diare sudah berhenti (Schiller, 2007).

Universitas Faletehan
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASSIONAL
DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang
diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2010). Kerangka konsep atau kerangka berfikir merupaka dasar
pemikiran pada penelitian yang dirumuskan dari fakta-fakta observasi dan
tinjauan pustaka. Kerangka konsep akan membantu penelitian
menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2016).

Kerangka konsep dalam dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Variabel independen Variabel dependen


Pengetahuan Penanganan
Sikap

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat ukur dan cara Hasil ukur Skala


operasional ukur
Variabel
independen
Pengetahuan Segala hal Kuesioner Baik : Bila Ordinal
Ibu yang benar 15-21
diketahui Pengisian
ibu kuesioner Cukup : bila
mengenai benar 8-14
diare pada Dengan
18

balita menghitung Kurang :


meliputi jawaban bila benar
definisi responden pada 0-7
diare, kuesiner dengan
klasifikasi, menggunakan
dan tanda item
gejalanya,
patofisiologi, Benar = 1
etiologi, Salah = 0
tatalaksana
balita diare,
serta factor
resikonya
Variabel
dependen
sikap Ibu Sikap Kuesioner Positif=bila Ordinal
adalah skornya 26-40
kecenderun Dengan
gan yang menghitung Negative =
dipelajari jawaban bila skornya
untuk responden pada 10-25
bertingkah kuesioner
laku secara
konsisten
terhadap
seseorang,
sekelompok
orang, suatu
objek. Yang
diteliti
adalah
sikap
responden
tentang
pernyataan
mengenai
diare pada
balita yang
meliputi
sangat
setuju,
setuju, tidak
setuju, serta
sangat tidak
setuju

C. Hipotesis Penelitian

Universitas Faletehan
19

Berdasarkan kerangka konsep yang dibuat, maka hipotesis penelitian yang

muncul adalah:

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang penanganan


diare pada balita
Ho : Tidak ada pengetahuan dan sikap ibu tentang penanganan diare pada
balita

Universitas Faletehan
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian Cross Sectional merupakan suatu penelitian yang
mempelajari kolerasi antara paparan atau factor resiko (independen) dengan
akibat atau efek (dependen), dengan pengumpulan data dilakukan bersamaan
secara serentak dalam satu waktu antara factor dengan efeknya (point time
approach), artinya semua variable independen maupun variaber dependen
diobservasi pada waktu yang sama [ CITATION Mas18 \l 1033 ].

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Lokasi
Penelitian ini telah dilaksanakan di Ruang Widjayakusuma RSUD Dr.
Dradjat Prawiranegara Serang.
2. Waktu
Penelitian telah dilaksanakan bulan Maret-April 2021. Adapun
pengumpulan data dilakukan pada tanggal 05 April 2019 – 04 Mei 2021

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran,
baik kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai
sekelompok objek yang lengkap dan jelas (Usman, 2006).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Balita di Ruang


Widjayakusuma RSUD Dr. Drajat Prawiranegara.

2. Sampel
21

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2005).
Karena berhubung pengunjung/pasien di Klinik Permata Bunda tidak
tentu maka menggunakan Estimasi Proporsi yang peneliti tentukan sekitar
30 populasi.
Maka sampel dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu yang memiliki Balita
dengan Diare di Ruang Widjayakusuma Dr. Drajat Prawiranegara Serang.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang.

Rumus Besaran Sampel

Z 2 p ( 1−P )
n=
d2

D. Alat Ukur / Instrumen Penelitian

1. Alat Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dalah data Primer, adalah
data yang dikumpulkan peneliti secara langsung atau dari sumber datanya [
CITATION Mas183 \l 1033 ] . Sedangkan instrument pada penelitian ini
menggunakan kuesioner.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

i. Uji Validitas

Uji Validitas dan Reliabilitas beserta Rumus dan Ketentuannya

(Soekidjo, 2018)

 Validitas

Validasi adalah suatu indeks yang menunjukkan buku ini benar

benar mengukur apa yang diukur.

Universitas Faletehan
22

r =n ∑ xy−¿ ¿ ¿
Keterangan:
R = koefisien korelasi
X = skor pada item pertanyaan nomor ganjil
Y = skor pada item pertanyaan nomor genap

Jika r hitung > r tabel pada tingkat signifikansi tertentu, maka item
pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Untuk menghitung r tabel
menggunakan rumus:

t
r=
¿¿
Keterangan:
r = nilai r tabel
t = nilai t tabel
df = derajat bebas (n-2) t

ii. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

2r
r 11 =
1+r
Keterangan:
R11 = nilai reliabilitas
R = koefisien korelasi

F. Prosedur / Alur Pengumpulan Data

Universitas Faletehan
23

1. Teknik Administratif
a. Penelitian dilakukan setelah mendapat izin dari pembimbing
penelitian Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Faletehan
Serang
b. Peneliti menyerahkan surat izin penelitian dari Universitas
Faletehan Serang kepada kepala puskesmas Anyer
c. Mengadakan pertemuan dengan kepala puskesmas untuk
membicarakan dan membahas mekanisme penelitian.

2. Teknik Prosedural
a. Peneliti menentukan target sampel yang akan digunakan dalam
penelitian sesuai dnegan kriteria sampel yang telah ditetapkan.
Peneliti ini telah menetapkan responden dari ibu yang memiliki
balita
b. Peneliti melakukan pendekatan dan memberikan penjelasan
tentang tujuan penelitian kepada calon responden
c. Jika calon setuju, maka dipersilahkan menandatangani
informed consent
d. Responden diberikan penjelasan tentang cara mengisi angket,
bertujuan untuk mengurangi kesalahan yang terjadi sat
pengisian, jika belum jelas dipersilahkan untuk bertanya.
e. Selama pengisian kuesioner, peneliti berada dekat responden
f. Responden diberi tahu bahwa pengisian kuesioner dilakukan
pada saat itu juga dan dikumpulkan pada hari yang sama serta
dan pertanyaan harus dijawab semua
g. Setelah kuesioner diisi dan dijawab oleh responden, maka
kuesioner diambil dan dikumpulkan kembali oleh peneliti

G. Pengolahan Data

Universitas Faletehan
24

Menurut Notoatmodjo (2018), pengolahan data merupakan salah satu langkah


yang harus dilakukan, hal ini disebabkan karena data yang didapatkan dari
penelitian masih entah dan beulm menhasilkan informasi yang siap untuk
disajikan, pada saat data telah terkumpul selanjutnya lakukan teknik
pengolahan data dengan tahapan sebagai beirkut :
1. Editing
Pada tahap editing dilakukan pengecekan pengisisan kuesioner, apakah
jawaban pada kuesioner sudah lengkap dan jelas. Kalau ternyata masih ada
data atau informasi yang belum lengkap dan tidak mungkin dilakukan
wawancara ulang maka kuesioner tersebut dikeluarkan.

2. Coding
Pada tahapan ini dilakukan pemberian kode jawaban pertanyaan dalam
kuesioner yang bertujuan untuk mempermudah pada saat analisis data dan
mempercepat pada saat entry data.
3. Entry
Entry atau processing yaitu memasukkan data dalam bentuk kode (angka
atau huruf) yang dimasukkan ke dalam program atau software computer
[ CITATION Not18 \l 1033 ]. Software computer yang digunakan pada
penelitian ini adalah software statistic SPSS.
4. Cleaning
Cleaning data yaitu pengecekan kembali terhadap data yang sudah dientri
apakah sudah benar atau masih terdapat kesalahan pada saat memasukan
data [ CITATION Mas18 \l 1033 ].

H. Analisa Data
1. Analisis Data Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik dari setiap variabel yang diteliti [ CITATION Not18 \l 1033 ].
Analisa univariate dalam penelitian ini adalah untuk memperjelas

Universitas Faletehan
25

bagaimana distribusi dan presentase dari variabel independent yaitu


Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita

2. Analisis Data Bivariat


Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga memiliki
berhubungan atau berkorelasi antara variabel independen dengan variabel
dependen [ CITATION Not18 \l 1033 ]. Untuk membuktikan adanya
hubungan antara dua variabel tersebut di gunakan uji statistic chi square
dengan batas kemaknaan a= 0,05.

Dengan rumus sebagai berikut :

X2 = ∑ (0-E)2
E

Keterangan :
X2 = Nilai Chi Square
O = Nilai observasi
E = Nilai harapan

Cara pengambilan uji statistic dengan batas kemaknaan yang di gunakan adalah :
1. Apakah nilai p ≤ 0,05 maka hasil penghitungan statistik bermakna atau ada
hubungan
2. Apakah nilai p > 0,05 maka hasil penghitungan statistik tidak bermakna atau
tidak ada hubungan.

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Faletehan
26

Nuroktaviani, R. (2019). HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEJADIAN


DIARE PADA BALITA.

Febriyani, F. (2019). HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA


BALITA DI PUSKESMAS SELEMAN. SKRIPSI.

Hazrina, I. (2019). TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENGOBATAN SENDIRI DIARE


PADA BALITA DI KECAMATAN KALIWATES. SKRIPSI.

Masturoh, I., & T., N. A. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:


BPPSDMK Kemenkes RI.
Djaali, & Mutjono, P. (2020). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan.

Masturah , I., & Anggita , N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:


Tim P2M2.

Sugiarsi, S., & Hoszah. (2018). Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bahan Ajar.

Soekidjo, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Masturoh, I., & T., N. A. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:


BPPSDMK Kemenkes RI.
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.

Universitas Faletehan
27

Universitas Faletehan
28

LAMPIRAN

KUESIONER

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU


TERHADAP DIARE PADA BALITA DI RUANG WIDJAYA
KUSUMA RSUD Dr. DRAJAT PRAWIRANEGARA SERANG
2021

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu
terhadap diare pada balita. Untuk itu saya mengharapkan kesediaan anda sebagai
responden saya untuk mengisi setiap pertanyaan yang diajukan dengan sejujur-
jujurnya dan bacalah petunjuk kuesioner sebelum mengerjakan.

Petunjuk pengisian kuesioner

1) Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti.


2) Isilah data pribadi ibu terlebih dahulu.
3) Isilah pertanyaan dibawah ini dengan sebenamya.
4) Untuk jenis pertanyaan pengetahuan beri tanda ( x ) pada jawaban yang
ibu anggap benar.
5) Untuk jenis pertanyaan sikap. persepsi terhadap keseriusan. persepsi
terhadap kerentanan, dan perilaku pencegahan di beri tanda ( v ) pada
kolom yang sesuai.
6) Lembar kuesioner ini dikembalikan setelah mengisi seluruh pertanyaan.

Universitas Faletehan
29

A. Pengetahuan
1. Menurut ibu diare itu berak pada balita lebih dari….. kali/hari?
a. 1 kali/hari
b. Susah buang air besar
c. 3 kali/hari
2. Menurut ibu diare pada balita disebabkan oleh kecuali:
a. Makanan dan minuman yang kurang bersih
b. Keadaan lingkungan yang kotor
c. Memberikan ASI dari umur 4-6 bulan
3. Saat ibu tau anak ibu diare, biasanya keadaan beraknya:
a. Kerak berbentuk, kuning kecoklatan, berbau khas
b. Lembek berbentuk, kecoklatan
c. Cair berlendir, kuning kehijauan, berbau khas
4. Kondisi anak ibu apabila terkena diare, maka akan tampak keluhan yang
pertama yaitu:
a. Anak rewel, gelisah
b. Anak rewel, suhu tubuh panas
c. Anak rewel, suhu tubuh panas, kurang nafsu makan/tidak sama sekali,
gelisa
5. Menurut ibu pemberian susu formula dengan menggunakan botol dapat
menyebabkan diare karena:
a. Botol susu susah untuk dibersihkan
b. Terbuat dari plastic
c. Susu basi yang menyebabkan diare
6. Sebaiknya memuat susu formula dengan menggunakan botol ibu, ibu
harus mencuci botol susu dengan air panas lalu dikeringkan dan seblum

Universitas Faletehan
30

membuatnya ibu harus cuci tangan terlebih dahulu. Menurut ibu


pertanyaan diatas benar atau salah penjelasannya, karena:
a. Benar, karena pencucian botol susu haru dengan air hangat
b. Benar, karena dengan mencuci tangan dapat menghilangkan kuman
c. Salah, karena terlalu merepotkan
7. Apa yang ibu lakukan bila anak ibu terkena diare:
a. Ke puskesmas/ RS langsung
b. Diberi air gula dicampur garam sedikit (oralit buatan)
c. Membeli obat di warung
8. Apa yang telalh ibu lakukan untuk menghindari diare berulang pada anak
ibu:
a. Memberikan asi penuh hingga 6 bulan
b. Mencuci tangan sebelum membuat susu formula
c. Pencucian botol susu dengan menggunakan air panas lalu keringkan
9. Apa yang ibu pikirkan jika diare pada anak ibu tidak sembuh dalam waktu
yang singkat:
a. Dehidrasi
b. Kematian
c. Pertumbuhan ank ibu terganggu
10. Obat-obatan apa saja yang ibu ta untuk mengobati diare anak ibu:
a. Oralit
b. Paracetamol
c. Vitamin c

B. Untuk jenis pertanyaan sikap


Keterangan:
STS = sanagat tidak setuju
TS = tidak setuju
RR = ragu-ragu
S = setuju

Universitas Faletehan
31

SS = sangat setuju

N PERTANYAAN STS TS RR S SS
O
1 Memberikan cairan gula ditambah garam
sedikit (oralit buatan) dapat membantu
penyembuhan diare
2 Tidak menyimpan makanan terlalu lama dapat
membantu mencegah terjadinya diare
3 Mencuci tangan, sebelum makan Tindakan
yang harus dilakukan setiap waktu
4 Sebaiknya bayi berumur 4-6 bulann harus
diberi asi secara penuh
5 Sikap yang baik untuk mencegah diare yaitu
memberikan asi ekslusif
6 Memberikan laturan oralit tidak menjamindire
teratasi
7 Sampah yang menumpuk dan konsumsi air
dari sumur yang tidak berkriteria sehat, baik
dikonsumsi
8 Penyimpanan makanan dilemari merupakan
Tindakan yang baik untuk menghindari
penyakit diaare
9 Mencuci tangan dan tidak menggunakan botol
susu adalah salah satu mengurangi kejadian
diare berulang

Universitas Faletehan
32

Universitas Faletehan

Anda mungkin juga menyukai