Anda di halaman 1dari 3

Nama : Safira Putri Prasetyo

NIM : 19/443865/TK/49061

Aplikasi Teknik Produksi Bersih pada Industri Petrokimia

A. Industri Petrokimia di Indonesia


Indonesia mengalami peningkatan kapasitas produksi polimer dari tahun ketahun. Hal ini
didukung karena dorongan permintaan produk petrokimia yang luas yang digunakan sebagai
bahan mentah maupun produk-produk sepertipewarna, serat sintetis, karet, plastik, obat curah
farmasi, peralatan industri, industri pengemasan, deterjen (surfaktan) Permintaan polimer tumbuh
hampir 7% di Indonesia pada tahun 2010 dan diperkirakan akan menguat pada tahun 2011
dengan perkiraan pertumbuhan lebih dari 10%. Meskipun begitu industri petrokimia di Indonesia
tidak cukup untuk mencapai swasembada apalagi kecukupan ekspor. Industri petrokimia sangatlah
penting perannya dalam pemenuhan kebutuhan hidup dan menyokong ekonomi Indonesia. Oleh
karena itu, untuk memastikan keberlanjutannya untuk memebuhi kebutuhan hidup di masa depan
gerakan produksi bersih pada Industri Petrokimia sangatlah penting.

B. Industri Petrokimia

(Gambar 1. Pohon Industri Petrokimia)

Petrokimia adalah turunan dari minyak mentah dan gas alam. Olefin (ethylene, propylene &
butadiene) dan Aromatics (benzene, toluene & xylene) adalah bahan penyusun utama yang
menghasilkan sebagian besar Bahan Kimia dan Petrokimia.
Sumber hidrokarbon utama yang digunakan dalam memproduksi petrokimia adalah
- Metana, etana, propana dan butana: Diperoleh terutama dari pabrik pengolahan gas alam.
- Naphtha diperoleh dari kilang minyak bumi.
- Benzene, toluene dan xylene, secara keseluruhan disebut sebagai BTX dan terutama diperoleh
dari kilang minyak bumi dengan ekstraksi dari reformat yang diproduksi di catalytic reformer.
- Minyak gas diperoleh dari kilang minyak bumi.

C. Teknik Produk Bersih
I. Use of Renewable Feedstock

(Gambar 2. Diagram Proses)


Penggunaan bahan baku plant-based sejalan dengan keinginan industri untuk lebih ramah
lingkungan, dengan fokus utama pada pengurangan emisi gas rumah kaca.
Bahan kimia perantara yang diproduksi oleh plant bio-refineries kemudian dapat
diintegrasikan ke dalam rantai proses konvensional industri Petrokimia atau diproses dalam rantai
khusus untuk produksi produk jadi.

II. Less Hazardous Chemical Syntesis


Epichlorohydrin merupakan petrokimia
penting yang merupakan bahan dasar
dalam pembuatan Epoxy resins.
Digunakan sebagai bahan perekat,
pelapis dan lantai.
Epichlorohydrin diproduksi dengan
chlorohydrination dari allyl chloride
dengan dan diturunkan
denfanchlorination dari propylene, tetapi
yield terbatas hingga 60 - 65%. Proses ini
(Gambar 3. pH vs Koefisien Kecepatan Reaksi) melepaskan emisi klorin, yang beracun
bagi lingkungan. Alternatif reaksi pembuatan Epichlorohydrin adalah dengan mereaksikan allyl
chloride dengan hidrogen peroksida sebagai agen epoksidasi dengan adanya sodium molybdate
dengan data reaksi pada gambar 3. Produk reduksi hidrogen peroksida adalah air, yang tidak
membahayakan lingkungan.

III. Real-time Analysis for Pollution Prevention


Dengan menerapkan perpipaan tertutup di atas permukaan tanah dalam situasi baru,
kebocoran dan tumpahan dapat diidentifikasi dengan cepat dan tindakan diambil untuk
menghentikan kebocoran. Leak detection and repair (LDAR) adalah program deteksi kebocoran
menggunakan sniffer untuk mengidentifikasi kebocoran dari sambungan pada peralatan dan pipa.
Sumber :
IFP Energies nouvelles. 2014. Petrochemicals and Green Chemistry. France. Panorama.

Rahuma, Nuri. Elarfi, G. Ahmad, Iftikhar. 2013. Cleaner Production in Chemical and
Petrochemical Industry. Libya. International Journal of Research in Environmental Science and
Technology.

Gujarat Cleaner Production Centre. 2014. Cleaner Production in Guidelines Petrochemical


Industies. Gujarat. Ministry of Environment, Forest & Climate Change, Government of India


Anda mungkin juga menyukai