Anda di halaman 1dari 531

PERINGATAN :

DILARANG MEMPERBANYAK/MENYEBARKAN SLIDE/ISI SLIDE


INI TANPA IZIN

Undang-Undang Hak Cipta


No. 28 Tahun 2014

Barangsiapa memperbanyak atau mengumumkan


suatu ciptaan tanpa izin pencipta atau pemegang
hak ciptanya dipidana dengan pidana penjara
masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan
dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu
juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7
(tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

© PADI, 2018
BIMBINGAN
KELAS CBT TRYOUT 1A
(1-100)
PRIVAT
INTENSIF
INTENSIF DI KOTAMU
1
PENJELASAN

• Gejala putus obat opioid:


A. Salah satu dari berikut ini:
1. Penghentian mendadak (atau reduksi) penggunaan yang berat dan lama
(beberapa minggu atau lebih)
2. Pemberian antagonis opioid setelah suatu periode penggunaan opioid.
B. Tiga atau lebih hal berikut ini terjadi dalam hitungan menit
sampai beberapa hari setelah kriteria A:
1. Mood disforik
2. Nausea atau vomitus
3. Nyeri otot
4. Lakrimasi atau rhinorrhea
5. Midriasis, piloereksi, atau persipirasi
6. Diare
7. Sering menguap
8. Febris
9. Insomnia
PENJELASAN

• Gejala putus obat opioid:


C. Gejala-gejala kriteria B diatas menyebabkan
penderitaan yang bermakna secara klinis atau
gangguan dalam hal sosial,pekerjaan atau area
fungsi-fungsi penting lainnya
D. Gejala-gejalanya tidak karena kondisi medis umum
ataupun gangguan mental lainnya.
PENJELASAN

• Gejala putus obat benzodiazepin:


A. Terdapat beberapa tanda yang timbul pada keadaan
penghentian penggunaan benzodiazepin:
1. Perubahan mood dan kognisi
2. Cemas, khawatir, disforia, pesimis, iritabilitas, obsesif terhadap
masa lalu, dan paranoid
3. Perubahan jam tidur
4. Insomnia, perubahan jam tidur, dan megantuk pada siang hari.
B. Tanda dan gejala fisik:
1. Takikardia dan peningkatan tekanan darah, hiper-refleks, ketegangan
otot, gelisah, tremor, mioklonik, nyeri otot dan persendian, mual, coryza,
diaforesis, ataksia, tinnitus, dan kejang grandmal.
2. Perubahan persepsi
3. Hiperakusis, depersonalisasi, penglihatan yang kabur, ilusi, dan
halusinasi.
PENJELASAN

Gejala putus obat alkohol Gejala putus obat nikotin

Alcohol craving (“nagih”) Iritabilitas

Tremor, iritabilitas Ansietas/kecemasan

Mual Mood disforik/depresif

Gangguan tidur Sulit berkonsentrasi

Takikardia Gelisah (restlessness)

Hipertensi Bradikardia

Berkeringat Nafsu makan meningkat, dapat


ditandai peningkatan berat badan
Gangguan persepsi

Kejang (6-48 jam setelahnya)

Halusinasi (visual/auditori/taktil)

Delirium trem ens, ditandai


dengan agitasi berat, bingung,
dem am , berkeringat banyak,
takikardia, pupil dilatasi, m ual, Goodman and Gilman Manual of
Pharmacology and Therapeutics
diare
Section II Neuropharmacology
chapter 24 Drug Addiction
PENJELASAN
Gejala putus obat opioid
Gejala putus obat benzodiazepin
GEJALA UMUM TANDA UMUM
PADA PENGGUNAAN DOSIS SEDANG
Craving for opioids Dilatasi pupil
Ansietas/kecemasan, agitasi (“nagih”)

Gelisah, iritabilitas Berkeringat


Sensitif terhadap cahaya dan suara

Kesem utan, sensasi aneh Peningkatan Piloereksi, lakrim asi,


sensitivitas terhadap rinorea
Kram otot nyeri

Kejang m yoklonik Mual, kram Takikardia

Gangguan tidur Nyeri otot Muntah, diare

Pusing berputar Mood disforik Hipertensi

PADA PENGGUNAAN DOSIS TINGGI Insomnia, Menguap, demam


ansietas/kecemasan
Kejang
BILA PUTUS OBAT DALAM WAKTU LAMA
Delirium
Ansietas/kecemasan Perubahan bertahap
pada berat badan,
Insomnia ukuran pupil,
Goodman and Gilman Manual of Pharmacology and Therapeutics
Section II Neuropharmacology sensitivitas pusat
Drug craving (“nagih”)
chapter 24 Drug Addiction pernapasan
TATALAKSANA

• Metadon
– Agonis opioid, dapat menjadi pengganti
opioid, mencegah terjadinya gejala putus obat
– Dosis awal: 20-30 mg po, boleh ditambahkan
5-10 mg bila gejala belum reda (maksimal
dosis hari pertama 40 mg)
– Target dosis 80-120 mg
– Penghentian bertahap: dosis dikurangi tidak
melebihi 10% dari dosis saat itu, setiap 10-14
hari
Metadon
2
PENJELASAN

Gangguan somatoform
• Gangguan somatoform à Kelainan psikologis yang
ditandai dengan sekumpulan gejala fisik yang tidak
menentu dan tidak tampak pada pemeriksaan fisik.
• Dibagi menjadi:
– Konversi à terdapat defisit neurologi (misal: buta,
lumpuh), pada pemeriksaan normal
– Somatisasi à banyak keluhan (subjektif), hasil
pemeriksaan fisik dan penunjang normal à
“shopping doctor”
– Hipokondriak à yakin menderita 1 penyakit tertentu
(biasanya penyakit parah, misal: kanker), hasil
pemeriksaan normal
– Psikosomatik à Penyakit fisik muncul, biasanya ada
pemicu berupa stress
PENJELASAN

Gangguan somatoform
– Malingering à Pura-pura sakit dengan tujuan
eksternal, seperti malas kerja atau mendapatkan
narkoba à bukan penyakit
– Factitious disorder à Pura-pura sakit karena ingin
mendapat perhatian atau perawatan, bukan
karena tujuan eksternal à penyakit
Ilustrasi gangguan somatisasi
3
PENJELASAN

Gangguan Waham Menetap


• Kriteria Diagnosis menurut DSM V:
– Ada satu (atau lebih) waham dengan durasi
lebih dari sama dengan 1 bulan
– Kriteria skizofrenia tidak boleh ada (jika
halusinasi ada, halusinasi tidak boleh
menonjol)
– Terpisah dari waham, pasien tidak boleh
mengalami gangguan dalam kehidupannya,
dan tidak ditemukan perilaku yang ganjil
PENJELASAN

Gangguan Waham Menetap


• Kriteria Diagnosis menurut DSM V
(lanjutan) :
– Jika terdapat episode manik atau depresi,
hanya terjadi dalam durasi singkat dibanding
periode waham
– Gangguan tidak disebabkan oleh penyakit lain
atau penggunaan zat dan tidak dapat
dijelaskan oleh penyakit kejiwaan lainnya.
TATALAKSANA

• Tatalaksana medikamentosa:
– Antipsikotik à lebih terpilih antipsikotik
generasi 2, dengan efek samping yang
minimal
• Dapat dipertimbangkan penggunaan antipsikotik
dengan efek samping seminimal mungkin
(aripripazol atau ziprasidone). Mulai dengan dosis
rendah dan tingkatkan secara bertahap untuk
menilai toleransi pasien. Ketika sudah mencapai
dosis terapeutik, evaluasi setiap 2 minggu sebelum
meningkatkan dosis atau mengubah obat.
TATALAKSANA

• Beberapa obat lain yang dapat digunakan:


– Olanzapin 3x10 mg PO
– Risperidone 2x2 mg PO
– Clozapine 1x12,5 mg PO
– Haloperidol 3x5 mg PO

• Tatalaksana non-medikamentosa:
– Psikoterapi suportif
4
PENJELASAN

• Parasomnia à segala kondisi abnormal yang


muncul saat seseorang tidur (kecuali sleep
apnea)
• Dapat dibagi menjadi:
– Nightmare à pasien terbangun mendadak dari tidur
dan mengingat serta dapat menceritakan kembali
mimpi buruknya, setelahnya dapat kembali tidur
– Sleep/night terror à pasien terbangun mendadak dari
tidur sambil berteriak ketakutan, namun tidak ingat
mimpinya, setelahnya dapat kembali tidur
– Somnambulisme à berjalan atau beraktivitas sambil
tidur, dan tidak ingat saat ditanya setelah bangun
– Beberapa contoh lainnya yang lebih jarang: sleep
paralysis, sleep aggression, sexsomnia
PENJELASAN

• Gangguan tidur lainnya:


– Narkolepsi à Serangan kantuk mendadak yang bisa
terjadi berkali-kali dalam sehari. Di luar serangan,
pasien tidak merasa mengantuk. Bisa disertai
katapleksi, paralisis tidur, dan halusinasi hipnagogik
– Hipersomnia à sering merasa mengantuk meskipun
kuantitas dan kualitas tidur di malam hari optimal.
– Insomnia à tidak bisa/sulit memulai maupun
mempertahankan tidur, terbagi menjadi:
• Early insomnia: sulit untuk memulai tidur
• Middle insomnia: berulang kali terbangun dari tidur
• Late insomnia: mudah terbangun, setelah bangun
sulit untuk tidur lagi
PENJELASAN

Nightmare vs Night terror


Nightmare Night terror
• Terbangun dalam • Terbangun dalam
keadaan ketakutan keadaan ketakutan
• Mengingat dan dapat • Tidak ingat sama sekali
menceritakan kembali mimpi yang dialami
mimpi yang dialami

*Kedua kondisi ini berbeda dengan middle insomnia, dimana pada


middle insomnia pasien bangun tanpa ada trigger berupa mimpi buruk
dan/atau perasaan ketakutan
5
PENJELASAN

• Pendekatan medis untuk berhenti


merokok:
– Non-farmakologis
• Self-help, brief advice, konseling (individu,
kelompok), terapi perilaku (exercise therapy),
pelengkap (hipnoterapi)
– Farmakologis
• Terapi pengganti nikotin (NRT) à nikotin dalam
dosis rendah, selain bentuk rokok (permen karet,
inhaler, skin patch)
• Buproprion SR
• Vareniklin tartrat
PENJELASAN

– Kombinasi terapi baik non-farmakologi dan


farmakologi dilaklukan karena telah terbukti
bermakna memberikan tingkat keberhasilan yang
lebih baik dibanding terapi tunggal (Berhenti
Merokok, PDPI 2011)
6
PENJELASAN

Gangguan Seksual (Parafilia)


• Frotteurisme : mendapatkan kepuasan seksual
dengan menggesekkan alat kelamin pada
orang lain.
• Fetishisme: kepuasan seksual dengan
mengandalkan benda2 tertentu sebagai objek
fantasi à partner seksual yang memakainya.
• Bedakan dengan transvestisme à kepuasan
seksual dengan memakai pakaian lawan jenis
untuk menghayatinya (riasan lengkap, rambut
palsu).

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


PENJELASAN

• Pedofilia: preferensi seksual terhadap anak-


anak.
• Masokisme: preferensi seksual untuk menjadi
korban disiksa
• Sadisme: preferensi seksual untuk menjadi
pelaku yang menyiksa

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


PENJELASAN

• Nekrofilia: preferensi seksual pada mayat.


• Voyeurisme: mengintip orang saat telanjang
atau saat sedang melakukan hubungan
seksual.
• Ekshibisionisme: memamerkan bagian tubuh
(contoh: alat kelamin) di tempat publik.
• Troilisme: preferensi seksual dengan lebih
dari satu pasangan di waktu yang sama.

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


PENJELASAN

Frotteurisme vs Fetishisme
Frotteurisme Fetishisme
Mendapatkan kepuasan • Mendapatkan kepuasan
seksual dengan seksual dengan
menggesekkan alat kelamin mengandalkan benda2
pada orang lain. tertentu sebagai objek
fantasi à partner seksual
yang memakainya.
• Dapat ditemukan pada
kasus berupa:
mendapatkan kepuasan
seksual dengan
menggesekkan alat
kelamin pada benda
tertentu (seringkali
pakaian dalam)
TATALAKSANA

• Non farmakologis: CBT, group therapy


• Farmakologis:
– Antidepresan (SSRI)
• Sertralin 150-200 mg/hari
• Fluoksetin 20-80 mg/hari
• Fluvoksamin 200-300 mg/hari
• Citalopram 20-80 mg/hari
• Paroksetin 20-60 mg/hari
– Antiandrogen untuk menurunkan libido
– Mood stabilizer
Sumber :
Medcape
7
PENJELASAN

Gangguan jiwa pasca


persalinan
1. Postpartum blues/baby blues
syndrome/maternity blues
– Gejala depresi paling ringan
– Biasa dialami oleh perempuan setelah
melahirkan antara hari ke-7 hingga 14, yang
terjadi untuk sementara (umumnya <2 minggu)
– Hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan

Sumber: PPDGJ
PENJELASAN

2. Depresi postpartum
– Gejala sama dengan gejala depresi (perasaan sedih, hilangnya
minat dan semangat beraktivitas, malas mengurus anak, sulit tidur
atau terlalu banyak tidur, nafsu makan menurun, merasa tidak mampu
mengurus anak
– Umumnya >2 minggu
– Pada kasus berat, bisa disertai keinginan bunuh diri
– Tatalaksana dengan antidepresan
3. Psikosis postpartum
– Bentuk paling berat
– Disertai halusinasi dan waham (anaknya jelmaan setan, makhluk
aneh)
– Ada keinginan untuk membunuh anaknya
– Tatalaksana dengan antipsikotik dan pisahkan sementara dari
bayi pasien
Sumber:
PPDGJ
8
PENJELASAN

• Macam-macam fobia:
– Fobia sosial
• Takut bersosialisasi dengan orang yang belum
dikenal baik, takut situasi-situasi sosial
– Acrophobia
• Takut ketinggian
– Agorafobia
• Takut ditinggal sendirian di tempat umum
– Klaustrofobia
• Takut apabila berada dalam tempat yang sempit
TATALAKSANA

• Exposure Therapy (terapi paparan):


pasien secara bertahap dipaparkan
terhadap benda/kondisi yang memicu
fobia hingga benda/kondisi tersebut tidak
lagi memicu rasa takut. Paparan harus
diberikan terus-menerus dan cukup lama
sehingga memberikan waktu terjadinya
penurunan rasa takut.
TATALAKSANA

• Terapi kognitif: pasien dibimbing untuk


mengidentifikasi kecemasan dalam pikiran
dan diganti dengan gagasan yang lebih
realistis.
• Terapi relaksasi: berupa latihan
pernapasan
TATALAKSANA

• Terapi medikamentosa: Masih belum


banyak penelitian yang membahas
mengenai efek dari terapi medikamentosa
pada fobia. Beberapa penelitian
menemukan adanya keuntungan dari
penggunaan obat-obatan anti ansietas
dan SSRI sebelum dipaparkan terhadap
benda/kondisi yang menimbulkan rasa
takut.
TATALAKSANA

Pilihan obat dan dosisnya


pada fobia sosial

Sumber: New England Journal of Medicine


9
PENJELASAN

• Defense mechanism (mekanisme pertahanan)


adalah respon psikologi bawah sadar
(unconscious) yang berfungsi untuk mencegah
perasaan tidak nyaman atau untuk membuat
seseorang merasa lebih tenang.
• Dapat bersifat matur atau imatur.
PENJELASAN

• Sublimasi
– mencapai pemuasan dengan mendorong
emosi negatif menjadi perilaku positif (yang
diterima secara sosial)
PENJELASAN

Mekanisme defensif
• Mekanisme defensif yang muncul pada
pasien ini adalah mengarahkan impuls
negatif ke aktivitas yang socially
acceptable. Contoh : seorang melepaskan
kemarahannya di sansak tinju.
• Mekanisme defensif seperti ini dinamakan
sublimasi.
• Contoh lain sublimasi :
– Suka bermain dengan api, kemudian berkarir
menjadi koki
• Sublimasi adalah bagian dari mekanisme
defensif matur
PENJELASAN

Mekanisme defensif
• Patologis
– Splitting : membagi ke dua kutub ekstrim
(polarisasi). Contoh : semua perawat jahat, semua
dokter baik.
– Denial : tidak mau mengakui suatu realita (padahal
terlihat jelas bagi orang lain). Contoh : Jelas habis
dipukuli dan babak belur, tapi bilang “nggak ada
apa-apa kok.”
– Proyeksi : meletakkan perasaan sendiri di orang
lain. Contoh : Andi tidak suka kepada Anto, namun
berkali-kali bilang bahwa Anto lah yang tidak suka
kepadanya
PENJELASAN

Mekanisme defensif
• Imatur
– Fantasi : Berimajinasi untuk lari dari kenyataan.
Contoh : Seorang yang menjadi korban bully
menghayal memukuli pembullynya, dibanding
menyelesaikan masalah bullying tersebut
– Somatisasi : Perasaan negatif berubah menjadi
gejala fisik. Contoh : Seorang yang terjebak
dalam pernikahan yang tidak bahagia, terus
menerus mengeluh low back pain.
PENJELASAN

Mekanisme defensif
• Neurotik
– Represi : menekan ingatan mengenai hal buruk hingga
hilang. Contoh : Seorang pria dewasa tidak ingat bahwa
selama kanak-kanak dirinya dipukuli terus menerus oleh
orangtuanya.
– Reaksi-formasi : mengubah rasa tidak nyaman menjadi
bentuk yang tampak berlawanan. Contoh : Seorang yang
benci pekerjaannya, bekerja keras, hingga prestasinya justru
bagus.
– Intelektualisasi : preokupasi pada sisi intelektual untuk
menghindari aspek emosional pada keadaan sulit. Contoh :
seorang terdiagnosis kanker, sibuk membahas bagaimana
proses staging kanker.
PENJELASAN

Mekanisme defensif
• Matur
– Humor : menggunakan jokes untuk
menghindari ketidaknyamanan pada diri sendiri
atau orang lain. Contoh : menertawakan diri
sendiri
– Sublimasi
– Suppresion : secara sadar menghindari pikiran
yang mengganggu. Contoh : Seorang siswa
yang sedang tegang menunggu hasil ujian,
menyibukkan diri dengan membersihkan
rumah.
TATALAKSANA

Psikoterapi
• Mekanisme defensif adalah suatu fenomena,
bukan diagnosis penyakit psikiatri.
• Apabila dirasa mengganggu fungsi (disabilitas)
dan menimbulkan penderitaan (distress) pada
pasien, dapat ditangani dengan psikoterapi.
• Mekanisme defensive dapat merupakan bagian
yang muncul pada penyakit tertentu. Pada
kejadian seperti ini, tatalaksananya mengikuti
penyakit/diagnosisnya.
10
PENJELASAN

Gangguan Kepribadian
• Kluster A (“Aneh”)
– Skizoid : lebih senang menyendiri dan
tidak suka berhubungan dengan orang lain
– Paranoid : penuh rasa tidak percaya dan
curiga terhadap orang lain
– Skizotipal: memiliki pikiran, persepsi, dan
perilaku yang aneh

Sum ber : Panduan pelayanan m edis Departem en Psikiatri RSCM


9/27/18
PENJELASAN

Gangguan Kepribadian
• Kluster B (“Berisik”)
– Antisosial : tidak peduli hak orang lain dan
senang melanggar peraturan
– Ambang : impulsivitas serta hubungan
interpersonal dan mood yang intens tapi tidak
stabil
– Histrionik : mencari perhatian, suka
menggoda
– Narsisistik : melebih-lebihkan diri,
merendahkan orang lain, mudah iri
Sum ber : Panduan pelayanan m edis Departem en Psikiatri RSCM
9/27/18
PENJELASAN

Gangguan Kepribadian
• Kluster C (“Cemas”)
– Cemas (menghindar/avoidant) : sangat
pemalu, merasa tidak layak
– Dependen : merasa tidak mampu
bertanggung jawab atas diri sendiri, sehingga
terlalu bergantung pada orang lain, apapun
konsekuensinya
– Obsesif-kompulsif (anankastik): preokupasi
dengan keteraturan, perfeksionisme yang
berlebihan, terlalu kaku dalam memandang
suatu hal

Sum ber : Panduan pelayanan m edis Departem en Psikiatri RSCM


9/27/18
PENJELASAN

Skizoid vs Avoidant (Cemas menghindar)

Skizoid Avoidant (Cemas menghindar)


Tidak bergaul, tidak memiliki Tidak bergaul atau memiliki
teman maupun kerabat teman karena pasien takut
dekat karena pasien ditolak (misal: takut gaya
memang tidak memiliki rambutnya diolok-olok)
dorongan untuk berbuat
demikian
11
PENJELASAN

Pica
• Kebiasaan makan benda-
benda yang aneh seperti
batu, cat, tanah, beling,
kertas
• Diduga berkaitan dengan
kondisi defisiensi besi
• Sering pada anak, tetapi
bisa terjadi juga pada
orang dewasa (sering
pada orang yang sedang
menjalani diet ketat atau
pada wanita hamil)
Sumber: Mayoclinic
TATALAKSANA

• CBT atau psikoterapi à apabila penyebab


psikologis: misal pada pasien OCD atau
skizofrenia yang memiliki manifestasi pica
• Mengobati penyebab (misal mengobati
anemia defisiensi besi)
12
PENJELASAN

Functional Enuresis menurut DSM IV


• BAK involunter berulang kali mengenai
tempat tidur atau baju
• Frekuensi minimal 2 kali seminggu untuk
setidaknya 3 bulan berturut-turut
• Usia kronologis minimal 5 tahun
• Perilaku bukan dikarenakan obat-obatan
contohnya diuretik atau masalah medis
lainnya
PENJELASAN

Functional Encopresis menurut DSM IV


• BAB di tempat yang tidak seharusnya (celana
atau lantai) baik disengaja maupun tidak.
• Frekuensi minimal 1 kali/bulan untuk
setidaknya 3 bulan berturut-turut
• Usia kronologis minimal 4 tahun
• Perilaku bukan dikarenakan obat-obatan
contohnya diuretik atau masalah medis
lainnya
PENJELASAN

Functional enuresis vs Inkontinensia urin

Functional enuresis Inkontinensia urin


• “Maturasi proses berkemih • “Mengompol yang terjadi tanpa
yang terlambat, tanpa ada kontrol”
kelainan organik” • Terjadi meskipun pasien
• Berlangsung sebagai proses berusaha menahan proses
berkemih yang normal, berkemih dengan sekuat
tetapi pada tempat dan tenaga, kencing menetes dan
waktu yang tidak tepat, tidak pernah lampias, terjadi
misalnya di tempat tidur atau dimana saja, kapan saja,
menyebabkan pakaian basah sering menyebabkan rasa
malu dan membuat pasien
frustrasi

Sumber: Sari Pediatri


PENJELASAN

Functional encopresis vs Inkontinensia alvi

Functional encopresis Inkontinensia alvi


• “BAB yang mengenai celana, • “BAB pada celana yang terjadi
yang bukan disebabkan oleh tanpa kontrol”
kelainan organik” • Terjadi meskipun pasien
• Lebih didefinisikan sebagai berusaha menahan proses
gangguan tingkah laku dan BAB dengan sekuat tenaga,
tidak bersifat involunter disebabkan karena pasien
tidak dapat mengendalikan
sfingter ani sehingga BAB
keluar di tempat dan waktu
yang tidak seharusnya

Sumber: Pediatrics in review, AAFP


TATALAKSANA

• Edukasi dan reasuransi à seringkali


functional enuresis bersifat
• Terapi motivasi
• Alarm enuresis
• Desmopressin à tatalaksana
farmakologis

https://www.uptodate.com/contents/nocturna
l-enuresis-in-children-management
13
PENJELASAN

Fimosis
• Kondisi dimana kulit preputium tidak dapat
diretraksi (ditarik) ke belakang
• Klasifikasi:
– Fisiologis à newborn
– Patologis à setelah pubertas atau setelah
sebelumnya dapat ditarik

Pinpoint
preputium
PENJELASAN

Fimosis vs Parafimosis
Fimosis Parafimosis
• Bukan emergensi • Suatu kondisi emergensi
• Preputium tidak dapat • Preputium yang ditarik ke
ditarik ke belakang belakang tidak bisa ditarik
kembali à terjepit dan edema
• Gejala umum à ujung • Gejala umum à kulit prepusium
penis menggembung, edema, terdapat cincin menjepit
pancaran urin lemah penis à dapat terjadi iskemia à
• Komplikasi: balanitis NEKROSIS
(radang pada glans), • Tatalaksana:
balanopostitis (radang pada § Manual reduksi
glans dan preputium), § Kompres cairan hipertonik
scarring, infeksi saluran § Pungsi
kemih, hingga kanker penis § Aspirasi
(jangka panjang) § Insisi vertikal
• Tatalaksana definitif à § Sirkumsisi
sirkumsisi
PENJELASAN

Fimosis vs Parafimosis
Fimosis Parafimosis

Preputium yang telah diretraksi, tidak


Preputium tidak dapat
dapat dikembalikan ke depan, menjepit
diretraksi ke belakang
glans dan muncul edema
PENJELASAN

Balanitis
• Balanitis merupakan suatu inflamasi yang terjadi
pada glans penis
• Faktor predisposisi berupa higienitas buruk atau
bahkan terlalu sering dibersihkan (overwashing),
penggunaan obat tanpa indikasi (krim steroid), dan
fimosis.
• Penumpukan smegma menyebabkan iritasi
sehingga terjadi radang dan edema pada glans
penis.

Sumber: medline.gov
PENJELASAN

Tanda dan gejala


• Terdapat discharge
• Nyeri dan/atau sulit menarik preputium ke
belakang
• Sulit berkemih dan mengendalikan pancaran
urin à hanya pada kasus sangat berat
• Kesulitan memasang kateter urin
• Nyeri tekan dan kemerahan pada glans penis
• Rasa gatal
• Gejala sistemik seperti demam à jarang
ditemukan
TATALAKSANA

Balanitis tanpa fimosis


• Retraksi preputium secara perlahan, rendam
dengan air hangat untuk membersihkan glans dan
preputium à setiap hari
• Pada anak dengan suspek balanitis ec bakteri à
dapat diberikan basitrasin topikal

Sumber: Medscape
TATALAKSANA

Balanitis tanpa fimosis


• Pada dewasa dengan suspek balanitis ec candida
à dapat diberikan klotrimazol topikal
• Sebuah penelitian terhadap 1185 anak laki-laki
menyimpulkan bahwa penggunaan fluticasone
proprionate 0,05% topikal aman dan efektif terhadap
fimosis yang terjadi akibat balanitis (pada 91,1%
pasien)

Sumber: Medscape
TATALAKSANA

Balanitis dengan phimosis


• Krim steroid dan retraksi preputium
apabila fimosis tidak terlalu erat dapat
dilakukan untuk mempermudah proses
sirkumsisi yang akan dilakukan
selanjutnya

Sumber: Medscape
TATALAKSANA

Balanitis dengan phimosis


• Lakukan dilatasi preputium dengan klem.
Apabila glans penis menempel dengan
preputium, tindakan ini di
kontraindikasikan. Dapat digunakan
anestesi lokal sebelum prosedur
dilakukan.
• Dorsumsisi à membutuhkan anestesi
lokal atau sedasi
• Sirkumsisi à tatalaksana definitif
Sumber: Medscape
14
PENJELASAN

Infeksi Saluran Kemih


ISK Non ISK
Komplikata Komplikata
• ISK bawah pada • ISK atas pada
perempuan tidak perempuan
hamil, • ISK apapun
imunokompeten pada pria atau
tanpa penyakit perempuan hamil
struktural atau • ISK dengan
neurologik yang kelainan
mendasari struktural atau
imunosupresi
PENJELASAN

Infeksi Saluran Kemih


Etiologi
• Non-komplikata: E. Coli
• Komplikata: E. coli, enterococci, pseudomonas
• Uretritis: C. trachomatis, N. gonorrhoeae

Manifestasi klinis
• Sistitis: disuria, urgensi, frekuensi (gejala LUTS), urin keruh, NT
suprapubik, demam (-)
• Uretritis: mirip sistitis, tanpa nyeri tekan suprapubik, dapat
disertai kencing nanah bila penyebabnya gonore
• Prostatitis: demam, nyeri perineum, NT prostat pada RT
• Pielonefritis: demam tinggi, nyeri pinggang, mual muntah,
nyeri ketok CVA
PENJELASAN

Infeksi Saluran Kemih


Penunjang
• Urinalisis: pyuria, bakteriuria, nitrit (+), leukosit
esterase (+) à pengambilan dengan urin pancar
tengah
• Urinalisis penting pada wanita hamil untuk mencari
bakteriuria asimptomatik
PENJELASAN

Urin pancar tengah


• Istilah lain: urin midstream, urin clean-catch
• Merupakan pemeriksaan gold standard untuk
mendiagnosis ISK:
– ISK bergejala (sistitis akut dan pielonefritis):
ditemukan bakteri 103 cfu/mL
– ISK tak bergejala (asymptomatic bacteriuria):
ditemukan bakteri 105 cfu/mL

Sumber: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2883276/
PENJELASAN

Ilustrasi pengambilan sampel urin midstream:


Urin yang keluar pertama dan yang menetes saat
sudah selesai BAK TIDAK diambil sebagai sampel
karena kemungkinan kontaminasi yang tinggi
TATALAKSANA

Tatalaksana Pyelonefritis
• First line à florokuinolon
– Siprofloksasin 2 x 400 mg IV 10-14 hari
– Levofloksasin 1 x 750 mg IV 5 hari
• Second line à sefalosporin atau penisilin
– Ampisilin-sulbaktam 4 x 1,5 gr IV 10-14 hari
– Sefotaksim 3 x 1-2 gr IV 10-14 hari
– Seftriakson 1 x 1 gr IV 10-14 hari
– Seftazidim 3 x 2 gr IV 10-14 hari
• Third line à aminoglikosida
– Gentamisin 3 mg/kgBB/hari IV/IM dibagi 3 dosis
– Amikasin 10 mg/kgBB/hari IV/IM dibagi 3 dosis
15
PENJELASAN

Ruptur uretra anterior vs posterior

RU Anterior RU Posterior
• Nyeri pada daerah • Nyeri pada daerah
selangkangan, paling selangkangan, seringkali
sering karena straddle akibat fraktur pelvis,
injury [trauma pada “floating prostate”
daerah groin (antara
selangkangan)],
“butterfly hematoma”
PENJELASAN

Ruptur uretra anterior vs posterior


RU Anterior RU Posterior

Floating prostate
Butterfly hematoma
PENJELASAN

Klasifikasi Goldmann untuk ruptur uretra


Tipe Deskripsi Penjelasan
I Kontusio Darah pada OUE, hasil uretrogram normal

II Stretch injury Pemanjangan uretra akibat tarikan, tanpa


ekstravasasi pada uretrografi

III Partial disruption Ekstravasasi kontras pada lokasi lesi, dengan


kontras masih dapat mencapai buli

IV Complete disruption Ekstravasasi kontras pada lokasi lesi, kontras


sudah tidak dapat mencapai buli, separasi uretra
<2 cm
V Complete disruption Putusnya uretra secara komplit >2 cm, dapat
disertai ekstensi hingga prostat/vagina

Sumber: Medscape
PENJELASAN

Pemeriksaan Penunjang
• Imaging: retrograde urethrogram,
sistografi
• Sistoskopi
TATALAKSANA

Tatalaksana ruptur uretra


• Simptomatik
• Atasi retensi urin à sistostomi suprapubik.
Kateter urin dikontraindikasikan
• Bedah à terutama pada ruptur uretra
posterior yang disertai cedera pelvis (koreksi
uretra ditunda sampai masalah pelvis teratasi)
16
PENJELASAN

Urolithiasis
• Nefrolithiasis: nyeri pinggang atas, tidak
menjalar, nyeri ketok CVA (+)
• Ureterolithiasis: nyeri menjalar sesuai arah
ureter. Proksimal à menjalar ke pinggang
dan disertai keluhan mual-muntah, distal à
nyeri menjalar ke selangkangan.
PENJELASAN

Urolithiasis
• Vesikolithiasis: kesulitan BAK posisional
(BAK kembali lancar dengan perubahan
posisi), dapat berhubungan dengan BPH
• Uretrolithiasis: nyeri BAK, BAK mengedan,
nyeri di ujung kemaluan
PENJELASAN

Vesikolitiasis
• Nyeri yang menjalar
• BAK yang tiba-tiba tersendat menyatakan adanya
obstruksi tiba-tiba di leher kandung kemih yang
kemungkinan disebabkan oleh batu.
• Khas: Nyeri mendadak setelah BAK (kandung
kemih kosong, batu mengenai dinding kandung
kemih)
PENJELASAN

Pemeriksaan Penunjang
• Foto polos
– Batu radioopak: mengandung kalsium
• Kalsium oksalat
• Triple phosphate (batu struvite)
• Kalsium fosfat murni
– Batu radiolusen:
• Asam urat
• Sistin
• Indinavir
• Batu matriks
PENJELASAN

Pemeriksaan Penunjang
• CT Scan tanpa kontrasà beberapa batu
yang tampil radiolusen di foto polos dapat
terlihat radioopak di CT Scan:
– Batu asam urat
– Batu sistin
• Batu indinavir dan batu matriks akan tetap
terlihat radiolusen di CT Scan
TATALAKSANA

• Batu saluran kemih merupakan akar dari tanda


dan gejala yang muncul. Maka dari itu perlu
dilakukan tindakan untuk mengeluarkan batu à
hampir selalu merupakan indikasi mutlak
TATALAKSANA

• Saat ini ada tiga teknik bedah yang dapat dipilih


untuk mengeluarkan/menghancurkan batu.
Antara lain:
– Transurethral cystolitholapaxy*
– Percutaneous suprapubic cystolitholapaxy
– Open suprapubic cystotomy
*Cystolitholapaxy: sistoskopi disambungkan dengan alat
penghancur batu yang menggunakan laser/ultrasound untuk
menghancurkan batu menjadi kepingan kecil sebelum
dikeluarkan
17
PENJELASAN

DDx/ Retensi urin ec gangguan prostat


Penyakit Demam Hasil RT Hematuria
BPH - Prostat teraba -
lunak, permukaan
licin, pool atas tidak
teraba, nyeri tekan
(-)
Ca Prostat - Prostat teraba +/-
keras, permukaan
berbenjol-benjol,
pool atas bisa
teraba atau tidak,
nyeri tekan (+/-)
Prostatitis + Prostat teraba -
lunak, pool atas
teraba, nyeri tekan
(+)

Sumber: prostatecanceruk.org
PENJELASAN

Prostatitis akut vs kronis


Tipe Insidensi Gejala Mikrobiologi Tatalaksana
Prostatitis Paling Demam, menggigil, Urinalisis: Antibiotik
bakterial akut jarang nyeri, LUTS, rasa leukosit +,
terbakar saat eritrosit +,
berkemih patogen +
Prostatitis Jarang Sama dengan akut, Patogen yang Antibiotik jangka
bakterial namun berulang sama ditemukan panjang
kronis atau tidak hilang >3 pada
bulan pengulangan
pemeriksaan
Prostatitis Paling sering Sama dengan akut, Tidak ditemukan Tidak digunakan
kronis non- namun berulang patogen, namun antibiotil à
bakterial atau tidak hilang >3 leukosit + dan paling sulit untuk
bulan eritrosit + pada diobati
urin

Sumber: Krieger JN, Nyberg L, Nickel JC. NIH consensus definition and classification of prostatitis. JAMA.
Ramakrishnan K, Salinas R. Prostatitis: acute and chronic. Prim Care.
TATALAKSANA

Pemilihan antibiotik untuk prostatitis bakterial akut dan kronis

Note: pada pasien terdapat kencing nanah à curiga gonore


18
PENJELASAN

GNAPS
• Anamnesis
– Riwayat infeksi saluran napas atas 1-2 minggu sebelumnya atau
infeksi kulit 3-6 minggu sebelumnya
– Gross hematuria atau sembab di kedua kelopak mata dan
tungkai
– Terkadang kejang atau penurunan kesadaran akibat ensefalopati
hipertensi
– Oliguria/anuria akibat gagal ginjal atau gagal jantung
• Pemeriksaan fisik
– Edema kelopak mata dan tungkai dan hipertensi
– Lesi bekas infeksi kulit
– Kejang atau penurunan kesadaran
– Gejala hipervolemia: gagal jantung, edema paru

Sumber : Harrison internal


medicine, Medcape
PENJELASAN

GNAPS
• Pemeriksaan penunjang
– Urinalisis menunjukkan proteinuria, hematuria dan silinder
eritrosit
– Ur dan Cr meningkat
– ASTO meningkat
– Komplemen C3 menurun
– Komplikasi GGA: hiperkalemia, asidosis metabolik,
hiperfosfatemia dan hipokalsemia

Sumber : Harrison internal


medicine, Medcape
PENJELASAN

• Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang


dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi
streptokokal, antara lain:
1. Antistreptolysin titer O (ASTO)
2. Antihyaluronidase (AHase)
3. Antistreptokinase (ASKase)
4. Antinicotinamide-adenine dinucleotidase (anti-NAD)
5. Anti-DNAse B antibodies
• Pemeriksaan antibodi streptokokal:
§ >95% positif pada pasien GNAPS dengan riwayat
faringitis
§ ~80% positif pada pasien GNAPS dengan riwayat
infeksi kulit

Sumber: Medscape
PENJELASAN

Sindroma nefritik vs sindroma nefrotik

Sindrom Nefritik Sindrom Nefrotik


• Dominan hematuria • Dominan proteinuria
• Hipertensi • Hipoalbuminemia
• Biasanya post- • Edema anasarka
infeksi (generalisata)
(streptokokus) • Hiperkolesterolemia

Sumber : Harrison internal


medicine, Medcape
PENJELASAN

Sindroma nefritik vs sindroma nefrotik


PENJELASAN

Sindroma nefritik vs sindroma nefrotik


PENJELASAN
TATALAKSANA

• Tatalaksana Awal
– Loop Diuretik (furosemid) untuk mengurangi edema
jika terdapat tanda edema berat
• Tatalaksana Definitif
– Antibiotik: amoksisilin 50 mg/kgBB/hari 3 dd 1 (7-10
hari) atau eritromisin 30 mg/kgBB/hari 3 dd 1 (7-10
hari)
– Bila hipertensi tidak terkontrol dengan diuretik, dapat
ditambahkan ACE inhibitor (captopril) atau ARB
(candesartan)
– Tirah baring, diet nefritis (diet rendah garam – 2 gram
Na per hari dan restriksi cairan – 1 liter/hari)

Sumber : Medscape
19
PENJELASAN

Orkitis vs epididimitis
• Orkitis
– Infeksi pada testis, lebih jarang dibanding
epididymitis
– Seringkali akibat infeksi virus yang menyebar
secara hematogen
• Epididimitis
– Inflamasi pada epididimis, hampir selalu akibat
infeksi
• Epididimoorkitis
– Inflamasi pada testis dan epididimis, dapat
didahului oleh salah satu (orkitis/epididimitis) dan
berlanjut menjadi epididimoorkitis
Sumber: health.harvard.edu
urologyhealth.org
PENJELASAN

Tanda dan gejala


Orkitis Epididimitis Epididimoorkitis

Bengkak pada Bengkak pada Bengkak pada


satu atau kedua satu atau kedua testis dan
testis, nyeri, nyeri epididimis, terletak epididimis, nyeri
tekan, demam, diatas testis, nyeri tekan, demam
dapat disertai tekan, demam
mual muntah
PENJELASAN

Pada orkitis, infeksi hanya


terjadi pada testis

Pada
epididimoorkitis,
infeksi terjadi pada
epididimis dan testis

Pada epididimitis,
infeksi hanya terjadi
pada epididimis
PENJELASAN

Orkitis et causa Mumps Virus


• Mumps virus adalah penyebab paling sering dari
orkitis pada anak.
• Orkitis muncul 4-6 hari setelah onset parotitis
Mumps.
• Virus lain yang dapat menyebabkan Orkitis:
varicella, coxsackievirus, echovirus, dan
cytomegalovirus.
• Pencegahan terbaik untuk kasus Orkitis akibat
Mumps adalah dengan vaksinasi MMR.

• Orkitis akibat bakteri seringkali didahului oleh epididymitis.

Sumber: Emedicinehealth.com
TATALAKSANA

• Tatalaksana dari orkitis tergantung dari


organisme penyebab:
– Bakteri
• Antibiotik merupakan tatalaksana pilihan
– Virus (kebanyakan merupakan tatalaksana
simptomatik)
• NSAID
• Kompres dingin
• Elevasi skrotum
• Bed rest
20
PENJELASAN

Kriptorkidismus
• Keadaan dimana testis tidak turun ke
skrotum, disebabkan oleh testis yang ektopik,
tidak turun sempurna, atrofi atau memang
tidak ada.
• Etiologi: defisiensi hormon androgen
terutama testosteron
• Testis normalnya berada di rongga
retroperitoneal hingga kehamilan 28 minggu
lalu akan turun sempurna pada sekitar usia
kehamilan 40 minggu
Guideline AUA on cryptorchidism
PENJELASAN

Kriptorkidismus
• Komplikasi umum à keganasan testis
(seminoma testis) dan infertilitas
• Talaksana à hormonal (sudah tidak
dianjurkan lagi) dan bedah
• Pasien ditunggu hingga usia 6 bulan, bila
masih belum turun, maka disarankan
untuk dilakukan pembedahan

Guideline AUA on cryptorchidism


PENJELASAN

Kriptorkismus: lokasi testis


1. Sepanjang jalur turunnya testis, mulai dari
retroperitoneal, tepat di bawah ginjal, hingga
cincin inguinal
2. Kanalis inguinalis (90%)
3. Ektopik (subkutan paha, perineum, skrotum
sebelahnya, kanalis femoralis)
4. Tidak berkembang (hipoplastik) atau abnormal
(disgenetik)
5. Tidak ada (anorchia)
PENJELASAN

Ilustrasi kriptorkidismus
PENJELASAN

Rekomendasi pembedahan
• Penurunan testis secara spontan dapat terjadi,
meskipun sangat jarang, setelah usia 6 bulan.
• Apabila akan dilakukan pembedahan,
disarankan sebelum usia 2 tahun (lebih ideal
apabila dilakukan sebelum usia 1 tahun) à
diasosiasikan dengan pertumbuhan testis yang
lebih baik dan fertilitas yang lebih baik
• Apabila tidak dilakukan pembedahan, risiko
terjadinya seminoma testis meningkat sebesar
40 kali lipat Sumber: uptodate.com
Barthold JS. Abnormailities of the testis and scrotum and their surgical
management. In: Wein AJ, et al. Campbell-Walsh urology. 10th ed.
Philadelphia: Saunders; 2012.
TATALAKSANA

• Pada kriptorkidismus post-pubertal, terdapat dua


pilihan pembedahan:
– Orkidektomi à diutamakan pada pasien dengan hasil
analisa sperma yang buruk à memiliki kaitan erat
dengan kejadian seminoma
– Orkidopeksi à beberapa penelitian mengatakan
bahwa dengan tindakan orkidopeksi dapat
mengembalikan kesuburan pasien

Sumber:
1. Rogers E, et al. The role of orchiectomy in the
management of postpubertal cryptorchidism. J Urol
1998
2. Granados Loarca EA, et al. Is necessary to practice
orchiectomy in patients with post-puberal maldescended
testes? Actas Urol Esp 2005
21
PENJELASAN

Sindrom Nefrotik
• Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang ditandai dengan gejala:
1. Proteinuria masif (> 40 mg/m2 LPB/jam atau 50 mg/kg/hari atau rasio
protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik = 2+)
2. Hipoalbuminemia < 2,5 g/dL
3. Edema anasarka
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia > 200 mg/dL (seringkali mencapai
>350 mg/dL)
• Patogenesis terjadi SN adalah kerusakan filter terhadap protein
albumin di glomerulus ginjal (yang disebabkan berbagai etiologi).
Kerusakan ini mengakibatkan terbuangnya protein melalui urin
(menimbulkan proteinuria à hipoalbuminemia). Hilangnya protein
ini menyebabkan turunnya tekanan osmotik sehingga timbul edema
pitting. Hiperkolesterolemia merupakan kompensasi terhadap turut
hilangnya lemak (lipid loss) dari penyaringan glomerulus yang gagal
(lipid yang masuk ke ginjal akan diubah menjadi oval fat bodies).

Sumber: AAFP
PENJELASAN

Sindroma nefritik vs sindroma nefrotik


PENJELASAN

Klasifikasi Sindrom Nefrotik


• Remisi: proteinuria negatif atau trace
(proteinuria < 4 mg/m2 LPB/jam) 3 hari
berturut-turut dalam 1 minggu
• Relaps: proteinuria = ≥2+ (proteinuria >40
mg/m2 LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam 1
minggu
– Relaps jarang: relaps kurang dari 2 x dalam 6
bulan pertama setelah respons awal atau kurang
dari 4 x per tahun pengamatan
– Relaps sering (frequent relaps): relaps ≥ 2 x
dalam 6 bulan pertama setelah respons awal
atau ≥ 4 x dalam periode 1 tahun
PENJELASAN

Klasifikasi Sindrom Nefrotik


• Dependen steroid: relaps 2 x berurutan
pada saat dosis steroid diturunkan
(alternating) atau dalam 14 hari setelah
pengobatan dihentikan
• Resisten steroid: tidak terjadi remisi pada
pengobatan prednison dosis penuh (full
dose) 2 mg/kgbb/hari selama 4 minggu.
• Sensitif steroid: remisi terjadi pada
pemberian prednison dosis penuh selama 4
minggu
TATALAKSANA

• Medikamentosa
Prednison dengan dosis awal 60
mg/m2/hari atau 2 mg/kgbb/hari (maksimal
80 mg/hari) dibagi 3 dosis selama 4
minggu dilanjutkan dengan 2/3 dosis awal
dosis tunggal pagi selang sehari
(alternating) 4-8 minggu
TATALAKSANA

• Suportif
- tirah baring
- diet protein normal (1,5-2 kgbb/hari)
- diet rendah garam (1-2 g/hari)
- diuretik
- jika hipertensi, tambah obat hipertensi
- albumin 20-25% 1 g/kgbb selama 2-4 jam
atas indikasi edema refrakter, syok atau
albumin < 1
22
PENJELASAN

Inkontinensia Urin (IU)


Definisi: Gangguan kontrol buang air kecil
• Stress: berkaitan dengan peningkatan
tekanan intraabdomen seperti tertawa,
bersin, batuk, naik tangga
• Urge: BAK involunter bersamaan dengan
keinginan kencing yang tidak bisa ditahan;
disebabkan overaktifitas otot detrusor yang
menyebabkan kontraksi buli yang tidak dapat
ditahan (detrusor overactivity).
• Mixed: kombinasi stress dan urge
PENJELASAN

Inkontinensia Urin (IU)


• Overflow: keadaan dimana terjadi
kegagalan pengosongan buli secara
komplit akibat gangguan kontraksi otot
detrusor dan atau bladder outlet
obstruction.

• Functional: ketidakmampuan untuk menahan


BAK karena alasan selain masalah
neurourologi dan disfungsi LUT à seringkali
masalah psikis
PENJELASAN

Overflow incontinence
• Lebih sering terjadi pada pria dibandingkan
wanita
• Penyebab:
– Pembesaran prostat à BPH à PALING SERING
– Blokade uretra: batu, scar, edema akibat infeksi
– Kelemahan otot buli à pengosongan terganggu
– Kerusakan saraf akibat DM, alkoholisme, dll
– Obat-obatan yang memengaruhi kerja saraf
(antikonvulsan dan antidepresan)

Sumber: webmd.com
PENJELASAN

Ilustrasi inkontinensia urin


TATALAKSANA

• Stress incontinence: fisioterapi otot dasar


pelvis, pemasangan alat anti-inkontinensia,
dan pembedahan
• Urge incontinence: mengganti diet, modifikasi
kebiasaan, fisioterapi otot dasar pelvis,
pembedahan
• Mixed incontinence: fisioterapi otot dasar
pelvis, obat antikolinergis, dan pembedahan
• Overflow incontinence: kateterisasi, apabila
diakibatkan oleh BPH à tatalaksana BPH
• Functional incontinence: mencari dan
mengobati faktor penyebab
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Stress incontinence à berkaitan dengan


peningkatan tekanan intraabdomen seperti
tertawa, bersin, batuk, naik tangga
B. Urge incontinence à BAK involunter
bersamaan dengan keinginan kencing yang
tidak bisa ditahan; disebabkan overaktifitas otot
detrusor yang menyebabkan kontraksi buli yang
tidak dapat ditahan (detrusor overactivity).
23
PENJELASAN

Pendekatan
berbasis
sindroma:

Jika ditemukan
duh tubuh uretra
dan tidak
dilakukan
pemeriksaan
gram, lakukan
terapi untuk
gonore dan
klamidiosis.

Panduan Penatalaksanaan IMS, 2015


PENJELASAN

Jika dilakukan pemeriksaan Gram sederhana:


Jika ditemukan diplokokus gram negatif à obati sebagi DUA DUA-nya.
Jika tidak ditemukan, obati sebagai klamidiosis.

Panduan
Penatalaksanaan
IMS, 2015
Panduan
Penatalaksanaan
IMS, 2015
PENJELASAN

Morfologi N. gonorrhoeae:
Neisseria gonorrhoeae
diplokokus Gram negatif
dibawah mikroskop dengan
pemeriksaan
Gram
TATALAKSANA
24
PENJELASAN

Macam-macam tipe rumah sakit


• RS tipe A
– RS yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis luas
oleh pemerintah, RS ini telah ditetapkan
sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi
(top referral hospital) atau disebut juga RS
Pusat.
• RS tipe B
– RS yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran medik spesialis luas dan
subspesialis terbatas
PENJELASAN

Macam-macam tipe rumah sakit


• RS tipe C
– RS yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis terbatas. Terdapat empat
macam pelayanan spesialis disediakan:
penyakit dalam, bedah, kesehatan anak, serta
kebidanan dan kandungan
• RS tipe D
– Mirip seperti tipe C, bersifat transisi (suatu
saat akan menjadi tipe C)
– Hanya memberikan pelayanan kedokteran
umum dan kedokteran gigi
PENJELASAN

Macam-macam tipe rumah sakit


• RS tipe E
– Hanya menyelenggarakan satu macam
pelayanan kesehatan saja
– Misal: RS jiwa, RS kusta, RS paru, RS
jantung, RS ibu dan anak
25
PENJELASAN

Sistem Pembiayaan Jasa Kesehatan


• Fee for service/out of pocket : pembayaran jasa
kesehatan berasal dari uang pasien sendiri sesuai
dengan besarnya pelayanan yang diberikan oleh
dokter
• Sistem Pembiayaan Kapitasi : sistem pembiayaan
pelayanan kesehatan yang dilakukan di muka
berdasarkan jumlah tanggungan kepala per suatu
daerah tertentu dalam kurun waktu tertentu tanpa
melihat frekuensi kunjungan tiap kepala
tersebut. Budget yang diterima tersebut akan dikelola
oleh dokter tersebut untuk meningkatkan kualitas
kesehatan warga di wilayah cakupannya baik melaui
tindakan pencegahan (preventive), pengobatan
(curative), maupun rehabilitasi.
PENJELASAN

Sistem Pembiayaan Jasa Kesehatan


• Gaji : sang dokter akan menerima penghasilan tetap di tiap
bulannya sebagai balas jasa atas layanan kesehatan yang
telah diberikan. Termasuk di dalamnya sistem pembayaran
pada penyedia layanan kesehatan yang bekerja di instansi
dimana dokternya dibayarkan berdasar gaji bulanan di
instansi tersebut, bukan dari jenis layanan kesehatan yang
diberikannya.
• Sistem reimbursement: sistem penggantian biaya kesehatan
oleh pihak perusahaan berdasar layanan kesehatan yang
dikeluarkan terhadap seorang pasien. Metode ini pada
dasarnya mirip dengan fee for service, hanya saja dana yang
dikeluarkan bukan oleh pasien, tapi pihak perusahaan yang
menanggung biaya kesehatan pasien, namun berbeda
dengan kapitasi karena metode ini melihat jumlah kunjungan
dan jenis layanan yang diberikan oleh provider.
26
PENJELASAN

Stable Angina
• Atherosklerosis pada
pembuluh koroner
jantung
• Saat aktivitas à
demand O2 meningkat
à pembuluh darah
sempit (akibat
atherosklerosis) à
supply O2 tidak adekuat
à gejala
PENJELASAN

Stable Angina
• Gejala “nyeri dada” yang muncul dapat
diprediksi oleh pasien
– Saat aktivitas fisik
– Saat stres emosional
• Nyeri dada “kardiak” berlangsung sebentar,
dapat diredakan dengan nitrat.
• Perlu pemeriksaan lebih lanjut: EKG exercise
(treadmill)
• Tatalaksana: aspirin, betabloker
Treadmill test à bertujuan melihat kinerja jantung dalam kondisi
aktivitas, dengan memantau ada tidaknya perubahan tanda vital
pasien dan gambaran EKG pada saat dilakukan tes
27
PENJELASAN

Syok
• Prinsip utama syok :
– Pompa à jantung
– Selang air à pembuluh darah
– Air (“isi”) à darah

Gangguan dapat terjadi pada pompa, pada


selang, maupun pada isinya
PENJELASAN

Syok
• Syok à gangguan pada sirkulasi
sistemik yang menyebabkan tidak
adekuatnya perfusi organ dan
oksigenasi jaringan
• Jenis syok :
– Syok hipovolemik à ggn isi
– Syok kardiogenik à ggn pompa
– Syok distributif à ggn selang
– Syok obstruktif à ggn selang
PENJELASAN

Syok
• Syok hipovolemik à kurangnya volume
darah intravaskular
• Syok kardiogenik à menurunnya cardiac
output (kegagalan pompa) tanpa adanya
tanda hipovolemik
• Syok distributif à terjadi vasodilatasi
sistemik berlebihan sehingga
mengganggu aliran darah
• Syok obstruktif à adanya obstruksi
struktural sehingga sirkulasi terhambat
Preload à volume darah pada ventrikel
pada akhir fase diastol (end diastolic
pressure)
Afterload à tahanan yang harus dilawan
ventrikel kiri untuk dapat mengalirkan darah
ke sistemik
Kontraktilitas à kekuatan intrinsik otot
jantung
PENJELASAN

Fluid Challenge
Fluid challenge adalah pemberian
sejumlah cairan (250 ml) dalam waktu
singkat (5-10 menit) untuk menilai respon
tubuh terhadap pemberian cairan
• Pada pasien syok hipovolemik (gangguan “isi”) à
pemberian cairan akan meningkatkan preload à
cardiac output meningkat à TD meningkat
• Pada pasien syok kardiogenik (gangguan “pompa”)
sehingga walaupun “isi” adekuat, namun bila tidak
ada yang “memompa” maka TD tidak akan meningkat
TATALAKSANA

Jenis Syok Tatalaksana


Hipovolemik Resusitasi cairan
(termasuk Kristaloid (NaCl/RL) 20 ml/kgBB bolus
hemoragik) cepat
Septik Resusitasi cairan
Vasokonstriktor (norepinefrin)
Antibiotik spektrum luas
Kardiogenik Obat inotropik (dopamin, dobutamin)
Anafilaktik Resusitasi cairan
Epinefrin
Kortikosteroid
28
PENJELASAN

Acute Coronary Syndrome


ACS à disebabkan
menurunnya perfusi ke
jantung secara mendadak
à iskemik miokard à infark
miokard

Kriteria diagnostik (2/3) :


• Gejala iskemik à nyeri
khas angina durasi > 1
jam
• Perubahan EKG
• Kenaikan enzim jantung
(Troponin, CKMB)

TATALAKSANA AWAL à MONACO (Morfin – Oksigen


– Nitrat – Aspirin – Clopidogrel)
Timing perubahan kadar enzim jantung
ISDN à agen vasodilator
Efek samping :
• Rebound hypertension
• Sinkop
• Hipotensi
• Palpitasi

KI ISDN :
• Hipotensi (sistol < 90
mmHg)
• Bradi/Takikardi
• Infark ventrikel kanan
• Penggunaan 5-PDI
(sildenafil, avanfil)
29
PENJELASAN

Tachyarrhytmia

• Gangguan irama jantung, HR >


100x/menit

• Perlu diperhatikan kompleks QRS


– Narrow QRS à masalah dari
atas/supraventrikel
– Wide QRS à masalah ada pada
ventrikel
PENJELASAN

Narrow QRS

Atrial Fibrilasi :
• Ireguler (jarak R-R)
• Gelombang P
menghilang

Atrial Flutter:
• Reguler (jarak R-R)
• Gambaran gigi gergaji
(saw-tooth)
PENJELASAN

Narrow QRS

Supraventricular tachycardia (SVT)


• Reguler (jarak R-R)
• Gelombang P tidak tampak (tertutup
gelombang T)
PENJELASAN

Wide QRS

Ventricular tachycardia (VT)


monomorfik

Torsades de Pointes
Suatu subtipe VT polimorfik

Ventricular fibrillation (VF)


Indikasi kardioversi
30
PENJELASAN

Edema Pulmo Akut


Saat ini, pasien kemungkinan mengalami :
• Gagal jantung kongestif, dengan
kemungkinan saat ini dekompensasi
(acute decompensated heart failure)
à suatu perburukan kasus gagal
jantung yang tadinya relatif stabil.
• Gejala dan tanda: dyspnea d’effort,
PND (paroxysmal nocturnal dypsneu)
PENJELASAN

Edema Pulmo Akut


• Dapat pula ditemukan: kardiomegali, S3
gallop, murmur, aritmia, ronki basah bilateral
paru, wheezing, akral dingin dan basah,
saturasi O2 <90%, batwing appearance dan
Kerley line* pada rontgen dada.

Kerley A à opasitas linier dari perifer menuju ke hilus akibat distensi dari
anastomosis saluran limfatik sentral dan perifer
Kerley B à opasitas linier tegak lurus dari pleura akibat edema interlobular septa
Kerley C à opasitas retikuler yang merupakan Kerley B en face
Batwing
appearance
• Panah putih :
Kerley A
• Arrowhead putih :
Kerley B
• Arrowhead hitam :
Kerley C
TATALAKSANA

à hati-hati penggunaan nitrat pada pasien hipotensi

Pilar utama terapi gagal jantung (heart failure) adalah Beta Blocker
dan ACE-inhibitor/ARB. Tetapi kedua jenis obat ini tidak diberikan
pada kondisi gagal jantung akut
31
PENJELASAN

Raynaud disease
• Gejala khas à ujung jari membiru dan
nyeri akibat paparan suhu dingin
• Patofisiologi : vasospasme pembuluh
darah perifer akibat paparan suhu dingin
• Tatalaksana : hindari faktor risiko,
menggunakan sarung tangan,
mengurangi rokok, menghangatkan
tubuh
3 fase klinis pada Raynaud disease

Fase awal : Hipoksia : Reperfusi :


pucat akibat kebiruan akibat eritema akibat
vasokonstriksi sianosis reperfusi
Bedakan dengan
Thromboangiitis
obliterans / Buerger’s
disease !!

Buerger’s disease :
• Inflamasi pembuluh darah perifer terkait kebiasaan merokok
• Pada pemeriksaan ujung-ujung jari tampak iskemik (kehitaman),
ada klaudikasio (nyeri saat aktivitas akibat demand O2 meningkat)
• Komplikasi jangka panjang à gangren
32
PENJELASAN

Krisis Hipertensi
• Krisis Hipertensi à keadaan hipertensi
berat ditandai dengan peningkatan sistol
> 180 mmHg atau diastol > 120 mmHg
• Terbagi menjadi 2 :
– Hipertensi Emergensi : krisis hipertensi
disertai adanya end organ damage
– Hipertensi Urgensi : krisis hipertensi tanpa
disertai end organ damage
PENJELASAN

End Organ Damage

Sumber : Buku Ajar PAPDI


PENJELASAN

Prinsip Penatalaksanaan
• Hipertensi emergensi
– Target diastol + 110 mmHg atau turunnya
MAP 25% dalam 2 jam à menggunakan
obat intravena
– Setelah itu penurunan bertahap dalam 12-
16 jam hingga mendekati normal
• Hipertensi urgensi
– Penurunan bertahap dalam 24 jam
– Cukup menggunakan obat oral
Sumber : Medscape. 2016.
TATALAKSANA

Tatalaksana Hipertensi Urgensi

Sumber : Buku Ajar PAPDI


TATALAKSANA

Tatalaksana Hipertensi Emergensi


Sumber : Buku Ajar PAPDI
33
PENJELASAN

PJB - Klasifikasi
Penyakit Jantung
Bawaan (PJB)

Asianotik Sianotik

Left to Right Shunt Right to Left Shunt

PDA
Tetralogy of Fallot (TOF)
ASD
Transposition of Great Arteries
VSD
(TGA)
Koarktasio Aorta
Tetralogy of Fallot
Akibat stenosis
pulmonal :
• Single S2
• Murmur ejeksi
sistolik 3/6
pada ICS 2
kiri

Tetralogy of Fallot : Foto toraks : Boot-


VSD, pulmonary stenosis, overriding aorta, RVH shape heart

Cyanotic spell : biru à resistensi perifer menurun (nangis). Dapat


diperbaiki dengan berjongkok/squat sehingga resistensi perifer meningkat
Transposition of Great
Arteries
TGA :
• Kesalahan posisi
• Aorta keluar dari ventrikel
kanan
• A. Pulmonalis keluar dari
ventrikel kiri
• Sianosis sejak lahir, karena :
• Darah kotor dari sistemik
melewati RV dan kembali ke
sistemik
• Darah bersih dari vena
pulmonalis melewati LV dan
kembali ke paru melalui a.
Pulmonalis tanpa melalui
sistemik
Signs
• S2 tunggal dan keras à katup aorta di depan katup pulmonal
• Murmur (-) à tidak ada perbedaan tekanan bermakna di dalam jantung
• Rontgen : Egg Shaped Heart
Atrial Septal Defect
• Left to Right shunt
• RA, RV, dan PA enlargement
à pulmonary vascular
obstructive disease à
hipertensi pulmonal à
EISENMENGER SYNDROME
• Asimtomatik s.d. usia 20-30
tahun
• PF :
• Fixed Split S2, sistolik
ejection murmur (relative
pulmonary stenosis [PS]),
mid diastolik murmur
(relative tricuspid stenosis
[TS])
Ventricular Septal Defect
• Left to Right shunt
• LA, LV, dan PA enlargement à
pulmonary vascular
obstructive disease à
hipertensi pulmonal à
EISENMENGER SYNDROME
• PF :
• Murmur pansistolik di
sela iga ke-3 dan 4 tepi
kiri sternum, menjalar ke
sepanjang tepi kiri
sternum
Patent Ductus Arteriosus
• Left to Right shunt
• Ductus arteriosus yang
menghubungkan aorta
dan arteri pulmonal tidak
menutup saat lahir
• PF : Continuous
murmur
Koarktasio Aorta
• Penyempitan aorta
seringkali pada area
distal percabangan a.
Subclavia sinsitra
• Sign & symptoms : cepat
lelah, nyeri dada,
perbedaan TD
ekstremitas atas dan
bawah
• Foto thoraks :
• rib notching à
pelebaran arteri
interkostal
• Figure of three (3)
A B

A : Koarktasio aorta. Gambaran


figure of three
B : Tetralogy of Fallot.
Gambaran boot shaped heart
C : Transposition of Great
Arteries. Gambaran egg shaped
heart / egg on a string

C
34
PENJELASAN

Hipertensi
• Penegakan diagnosis à dilakukan
dengan 2 kali pengukuran pada 2
kunjungan yang berbeda
• Klasifikasi berdasarkan JNC 7
TATALAKSANA
TATALAKSANA

• Hipertensi stage 1
– Terapi inisial gunakan 1 jenis obat saja dari
salah 1 kelas (tiazid, CCB, ACE-i, ARB)
– Apabila respon kurang memuaskan, lakukan
titrasi pengobatan (lihat slide sebelumnya)
• Hipertensi stage 2
– Terapi inisial direkomendasikan untuk
langsung menggunakan 2 jenis obat dari
kelas yang berbeda (mis : CCB + ACE-i)
– ARB dan ACE-i tidak boleh dikombinasikan
American College of Cardiology
TATALAKSANA
35
Gangguan Kalium
Hipokalemia

Hipokalemia :
• Gelombang T melandai atau inversi
• Gelombang U prominen
Sumber : Lifeinthefastlane
Hiperkalemia

Hiperkalemia :
• Gelombang T tinggi
• Dapat disertai prolonged PR interval
Sumber : Lifeinthefastlane
Gangguan Kalsium
Hipokalsemia

Hipokalsemia :
• Pemanjangan interval QT (>400ms)
Sumber : Lifeinthefastlane
Hiperkalsemia

Hiperkalsemia :
• Pemendekan interval QT (<370ms)
• Kadang tampak Gel. J (Osborne)
Sumber : Lifeinthefastlane
36
PSL = Parasternal line MCL = Midclavicular line
PENJELASAN

Pendekatan Diagnosis
1. Lihat lokasinya
2. Tentukan katup yang bermasalah
3. Tentukan fase murmurnya
(sistolik/diastolik/continuous)
4. Ingat :
– Saat sistolik à aorta dan pulmonal terbuka, mitral dan
trikuspid tertutup
– Saat diastolik à aorta dan pulmonal tertutup, mitral dan
trikuspid terbuka
5. Ingat :
– Gangguan saat katup harusnya terbuka à stenosis
– Gangguan saat katup harusnya tertutup à regurgitasi
PENJELASAN

Aplikasi pada Kasus


1. Lokasi à ICS 4 linea parasternalis kiri
2. Katup yang terganggu à katup
trikuspid
3. Jenis murmur à sistolik
4. Pada sistolik seharusnya katup trikuspid
tertutup
5. Gangguan saat katup tertutup à
regurgitasi
PENJELASAN

Singkatnya...
Katup Murmur Murmur
Sistolik Diastolik
Mitral dan Regurgitasi Stenosis
Trikuspid
Aorta dan Stenosis Regurgitasi
Pulmonal
37
Gagal jantung (heart failure) : sindroma yang disebabkan kelainan struktural
atau fungsional jantung à disfungsi diastolik (pengisian) atau disfungsi
sistolik (ejeksi) ventrikel kiri

Gejala klinis utama : sesak napas, mudah lelah, dan tanda retensi
cairan/congestive (edema, peningkatan JVP, dll)
Sumber : Hurst’s the Heart
PENJELASAN

Framingham Criteria
38
PENJELASAN

Cor Pulmonale
• Perubahan struktur dan fungsi ventrikel kanan
(cor) akibat gangguan pada sistem respirasi
(pulmonale)
• Gangguan paru à hipertensi pulmonal à
peningkatan resistensi à RVH à gagal
jantung kanan
PENJELASAN

Cor Pulmonale
• Gejala :
– Respirasi : sesak napas, batuk lama
– KV : tanda-tanda peningkatan tekanan RV à
JVP >>, hepatomegali, asites, edema
periferal
• Pemeriksaan :
– PF jantung : S2 mengeras, murmur e.c.
Insufisiensi trikuspid dan pulmonal, S3 gallop,
S4 mengeras saat inspirasi
PENJELASAN

Cor Pulmonale
EKG :
• Right axis deviation à akibat RVH
• P pulmonal à gelombang P > 3
kotak
• Low QRS voltage à pada lead
ekstremitas
39
PENJELASAN

Laringitis
• Akut à <3 minggu ; Kronis > 3 minggu
• Penyebab : infeksi (viral >> bakterial), vocal abuse
(penyanyi, orator, dll), paparan bahan kimia (mis : as.
Lambung)
• Klinis : manifestasi ISPA seperti batuk, demam, nyeri
menelan. Khas à suara serak/hilang
• Diagnosis : laringoskopi à laringoedema dengan
tanda radang
• Pada anak sering disertai inflamasi trakea dan bronkus
à laringotrakeobronkitis (croup)

Sumber : PPK primer


PENJELASAN

Pita suara (vocal cords) à bagian dari laring.


Apabila terjadi inflamasi dan edema pada laring dapat
menganggu vibrasi dari pita suara à suara serak/hilang
PENJELASAN

Bedakan dengan Vocal Cord


Nodule

Kondisi kronis, sering pada penyanyi,


akibat trauma (vocal abuse) berulang
sehingga terbentuk kalus dan nodul.
Massa bulat berwarna putih/pucat, keras,
simetris-bilateral

Laringitis à peradangan laring (edema, hiperemis, nyeri)


Vocal cord nodule à kondisi kronis, tampak nodul simetris bilateral tanpa
tanda radang

Sumber : PPK primer


TATALAKSANA

• Suportif
– Vocal rest
– Meningkatkan asupan cairan
• Medikamentosa
– Analgesik dan antipiretik à parasetamol atau
ibuprofen
– Kortikosteroid à bila laringitis menyebabkan
edema berat dan menyebabkan obstruksi
– Antibiotik à bila penyebab infeksi adalah bakteri,
biasanya Streptococcus grup A (diberikan
Penisilin)
– PPI à bila penyebab laringitis adalah refluks
laringofaringeal
Sumber : PPK primer
40
PENJELASAN

Benda Asing (BA)


• Dapat menyumbat/obstruksi di sepanjang jalan
napas à menimbulkan gejala yang berbeda-
beda
– Hidung : hidung tersumbat, rinore unilateral dengan
sekret kehijauan, kental, berbau busuk. Dapat
menyebabkan demam
– Orofaring-hipofaring : odinofagia. Bila tersangkut di
sinus piriformis à Jackson’s sign
PENJELASAN

Benda Asing (BA)


– Laring : sesak, rasa tercekik, batuk, stridor à
obstruksi total selama 3 menit dapat
menimbulkan kematian
– Trakea : batuk, audible slap, palpatory thud,
wheezing
– Bronkus : cenderung masuk ke bronkus
kanan karena struktur anatomisnya.
Didapatkan batuk, wheezing, dan suara napas
menurun
THE CHOKING CHILD - ALGORITHM
41
PENJELASAN

Tonsilitis
• Inflamasi tonsil, sering disertai dengan
inflamasi faring (tonsilofaringitis)
• Sebagian besar disebabkan oleh infeksi
virus (adenovirus, CMV, EBV). Infeksi
bakteri tersering à Streptokokus beta
hemolitikus grup A

Sumber : PPK primer, Medscape


PENJELASAN

Tonsilitis
• Akut à tonsil hiperemis, detritus (+),
demam, odinofagia, limfadenopati
servikal, hot potato voice
• Kronik à kripta melebar, halitosis
• Difteri à pseudomembran (membran
putih kotor) dan mudah berdarah
• Komplikasi : abses peritonsilar /abses
Quincy
Sumber : PPK primer, Medscape
PENJELASAN

Tonsilitis
• Pemeriksaan penunjang (bila diperlukan)
– Darah lengkap
– Swab tonsil untuk pewarnaan gram à gambaran
drumstick sugestif tonsilitis difteri

Sumber : PPK primer


Tonsilitis lakunaris Tonsilitis folikular Abses peritonsilar

Tonsilitis difteri Tonsilitis kronik


TATALAKSANA

• Suportif
– Bed rest, diet lunak, oral hygiene
• Medikamentosa
– Tonsilitis viral à antipiretik-analgetik
saja

Sumber : PPK primer


TATALAKSANA

– Tonsilitis bakteri :
• Anak : Penisilin G Benzatin 50.000
U/kgbb/IM atau Amoksisilin 50
mg/kgbb/hari dalam 3 dosis selama 10
hari
• Dewasa : Amoksisilin 3x500 mg PO atau
Eritromisin 4x500 mg PO selama 6-10
hari
• Kortikosteroid à Dexamethasone 3x0,5
mg PO
Sumber : PPK primer
TATALAKSANA

• Tonsilitis difteri
– Antibiotik à Penisilin prokain 50.000
U/kgbb IM selama 7 hari atau Eritromisin
25-50 mg/kgbb/hari (pada kasus
resisten/hipersensitivitas penisilin)
– Antitoksin (ADS)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Kondisi pasien paling sering


disebabkan oleh bakteri, yaitu
Streptokokus grup A à sebagian besar
kasus infeksi viral
B. Pada pewarnaan gram dari apusan
tonsil didapatkan gambaran drumstick à
tonsilitis difteri
42
Sumber : Pedoman Nasional
Pengendalian Tuberkulosis.
2014
PENJELASAN

Tindakan pada pasien putus berobat < 1


bulan :
– lanjutkan pengobatan hingga seluruh dosis
terpenuhi
PENJELASAN

Tindakan pada pasien putus berobat 1-2


bulan :
KONDISI TINDAKAN
BTA (-) Lanjutkan
pengobatan hingga
Pada awal pengobatan adalah pasien TB
ekstraparu seluruh dosis
pengobatan
BTA (+), dengan dosis total sebelumnya < 5 bulan terpenuhi
BTA (+), dengan dosis total sebelumnya > 5 bulan Berikan OAT kategori
(kategori 1) 2 dari awal
BTA (+), dengan dosis total sebelumnya > 5 bulan Rujuk ke pusat TB-
(kategori 2) MDR
PENJELASAN

Tindakan pada pasien putus berobat > 2


bulan (lost to follow up) :
KONDISI TINDAKAN
BTA (-) atau pada pengobatan awal Lanjutkan pengobatan hingga
adalah pasien TB ekstraparu seluruh dosis pengobatan
terpenuhi
tanpa perbaikan gejala klinis yang nyata
BTA (+), resistensi (-), dosis sebelumnya Ulang regimen OAT dari awal
< 1 bulan
BTA (+), resistensi (-), dosis sebelumnya Mulai pengobatan OAT kategori 2
> 1 bulan (kategori 1)
BTA (+), resistensi (-), dosis sebelumnya Rujuk ke spesialis
> 1 bulan (kategori 2)
BTA (+), resistensi (+) Rujuk ke pusat TB-MDR
43
PENJELASAN

Efusi Pleura
• Penumpukan cairan berlebih pada
rongga pleura (produksi >>> drainase)
• Produksi cairan pleura berasal dari kapiler
dan dibuang melalui drainase limfatik
• Produksi ↑ akibat masalah pada
peritoneum, interstisial paru, atau pleura
parietal
• Perlu dibedakan jenis cairan (transudat vs
eksudat)
Sumber : Harrison
Sudut kostofrenikus
normal (lancip) Meniscus sign
Untuk membedakan jenis
cairan pleura, perlu
dilakukan analisis cairan
pleura

Berdasarkan makroskopis
(warna) :
• Jernih : transudat
(normal, CHF, sirosis)
• Purulen : empiema
• Putih susu : kilotoraks
• Darah : trauma,
keganasan
• Hitam : jamur,
keganasan
• Kuning (Xantokrom) :
TB

LIGHT’S CRITERIA

Sumber : Harrison
Light’s Criteria
Untuk membedakan jenis cairan pleura
44
PENJELASAN

Pneumokoniosis
• Penyakit paru akibat kerja
• Paparan debu kronik à deposit debu dalam
paru à reaksi jaringan (biasanya fibrosis)
• Jenis tersering : silika, asbes, batu bara
• Baru tampak secara klinis dan radiologis 20-30
tahun setelah paparan
• Kriteria diagnostik :
– Pajanan yang signifikan dengan debu mineral yang
dicurigai dan dengan periode laten
– Gambaran spesifik penyakit terutama kelainan
radiologi
– Tidak dapat diidentifikasi penyakit lain sebagai
penyebab
PENJELASAN

Silikosis
• Paparan debu silika
• Pekerjaan berisiko :
– Pekerja tambang
– Pengecoran logam
– Fiberglass dan glasswool
– Percetakan logam
• Rontgen : eggshell calcification
Tampak eggshell calcification disertai limfadenopati
perihiler (tanda panah) dan fibrosis pada lapang
atas paru
PENJELASAN

Asbestosis
• Paparan debu asbes
• Pekerjaan berisiko :
– Industri kapal
– Pembuatan atap bangunan
– Pelapis kabel listrik
• Berkorelasi dengan mesothelioma
PENJELASAN

Coal Worker Pneumokoniosis


• Paparan debu batu bara
• Pekerjaan berisiko :
– Penambang batu bara
• Umumnya inhalasi karbon, disebut juga
anthracosis atau black lung
45
PENJELASAN

Sumber : Pedoman Nasional


Pengendalian Tuberkulosis. 2014
TATALAKSANA
TATALAKSANA
46
PENJELASAN

Pertusis
• Disebabkan infeksi Bordetella pertusis
• Klinis : batuk persisten, whooping cough,
perdarahan subkonjungtiva, demam
• Sering pada anak usia 6 bulan – 5 tahun
• Dapat dicegah dengan vaksin DPT
• Terbagi menjadi 3 fase klinis :
– Kataral
– Paroksismal
– Konvalesen
PENJELASAN

Pertusis
TATALAKSANA

• Tatalaksana utama :
– Antibiotik golongan makrolid
– Suplementasi oksigen (bila sianosis, henti
napas, atau batuk paroksismal berat)
– Tatalaksana jalan napas selama batuk
paroksismal, dengan posisi telungkup dan
kepala lebih rendah à mencegah aspirasi
TATALAKSANA

• Suportif
– Jangan memberi penekan batuk,
mukolitik, atau antihistamin
– Antitusif à bila batuk amat mengganggu
– Demam à Parasetamol
– Hidrasi dan diet, bila ada kesulitan berikan
via NGT
TATALAKSANA

Sumber : PPM IDAI


47
PENJELASAN

PPOK
Hambatan aliran udara
yang ireversibel atau parsial
reversibel, progresif,
berhubungan dengan
respon inflamasi paru
terhadap partikel/gas
berbahaya

Gabungan :
• Obstruksi saluran napas
kecil
• Bronkitis kronik
• Emfisema
PP :
• Spirometri à gold
standard
• Ro thoraks
Dahulu PPOK terbagi menjadi 2 tipe, yaitu bronkitis kronis (blue bloater) dan
emfisema (pink puffer). Namun pada kenyatannya kedua tipe ini sering
ditemukan bersamaan pada pasien (jarang ada kasus spesifik 1 tipe saja)

Sumber : Harrison
Klasifikasi PPOK
Radiologi toraks :
• Hiperinflasi paru
• Hiperlusens
• Diafragma
mendatar
• Ruang retrosternal
melebar
• Jantung pendulum
Perbedaan asma, PPOK, dan SOPT (sindroma obstruksi pasca TB)
TATALAKSANA
48
PENJELASAN

OSA
Gangguan tidur yang
melibatkan penurunan
aliran udara walaupun
terdapat usaha napas
yang adekuat

OSA menyebabkan
timbulnya gejala pada
siang hari (daytime)
dan pada malam hari
(nocturnal)

Sumber : Medscape
PENJELASAN

OSA
• Gejala daytime à lelah dan mengantuk
pada pagi-siang hari, sakit kepala,
gangguan mood, hipertensi, refluks
gastroesofageal, penurunan performa

• Gejala nocturnal à mendengkur, fase


apnea, gasping dan choking (sehingga
terbangun tiba-tiba), insomnia
PENJELASAN

OSA
• PF : biasanya terdapat hal-hal yang
mempengaruhi saluran napas atas
– Obesitas à penyempitan saluran napas
– Pembesaran tonsil : T3-T4
– Micrognathia
– Mallampati score >>>

Gold Standard à Polisomnografi


Berbagai sensor dipasang untuk monitoring pada tes polisomnografi
49
DERAJAT SERANGAN ASMA
KLASIFIKASI ASMA PADA ANAK

Sumber : Buku Ajar Respirologi Anak. IDAI. 2008


KLASIFIKASI ASMA PADA DEWASA
ALUR TATALAKSANA
SERANGAN ASMA
PADA ANAK

Sumber : Buku Ajar Respirologi Anak. IDAI. 2008


TATALAKSANA

• Serangan akut à nebu beta-2 agonis


(serangan ringan), atau langsung kombinasi
beta-2 agonis + antikolinergik (sedang/berat)
sebanyak 1-2x nebu (antar nebu 20 menit)
• Nilai respon terhadap tatalaksana awal :
i. Respon baik (nebu 1x) : boleh pulang bila tidak
ada gejala lagi, bila timbul gejala lagi, lihat poin di
bawah (ii)
ii. Respon parsial (nebu 2x) : observasi di ruang
rawat sehari + steroid oral
iii. Respon buruk (nebu 3x) : masuk ke ruang rawat
inap, lakukan foto toraks
TATALAKSANA

• Boleh pulang à berikan obat pulang reliever


(beta-2 agonis hirup atau oral) dan controller
(bila belum punya), kontrol ke poli dalam 24-
48 jam
• Ruang rawat sehari à oksigen, steroid oral,
nebu tiap 2 jam, pantau dalam 12 jam
– Membaik à boleh pulang
– Menetap atau memburuk à rawat di ruang rawat inap
• Ruang rawat inap à oksigen, steroid tiap 8
jam, nebu tiap 2 jam, aminofilin, pantau dalam
24 jam
– Membaik à boleh pulang
– Menetap atau memburuk (gagal napas) à ICU
TATALAKSANA
JANGKA PANJANG
ASMA PADA ANAK

Sumber : Buku Ajar Respirologi Anak. IDAI. 2008


50
PENJELASAN

Abses Paru
• Lesi intraparu yang timbul akibat
nekrosis jaringan yang mengalami
supurasi, akibat :
– Infeksi saluran napas (mis : pneumonia,
aspirasi)
– Perluasan abses subdiafragmatika
– Trauma paru
– Infark paru terinfeksi
PENJELASAN

Abses Paru
• PF à suara napas bronkial, kadang
didapatkan suara napas amforik*, ronkhi
basah kasar, krepitasi, dan mungkin ada
tanda efusi pleura
• PP :
– Lab : leukositosis, peningkatan LED à tanda
infeksi
– Foto thoraks à kavitas dengan air fluid level

*Suara napas amforik à suara napas yang diakibatkan


struktur berbentuk kavitas intraparu yang terhubung dengan
bronkus. Suara ini mirip ketika kita meniup botol kosong.
Rontgen thoraks :
• Terdapat kavitas berdinding tebal dengan air fluid level
• Lokasi tersering pada lapang bawah paru
TATALAKSANA

• Antibiotik empiris
– Klindamisin 3x600 mg IV pada hari I,
4x150-300 mg PO pada hari berikutnya
• Terapi suportif
– Hidrasi, diet, antipiretik
• Chest physiotherapy
• Pembedahan
– Pada kasus yang tidak membaik dengan
antibiotik
– Pada kasus komplikata (infeksi menyebar
ke paru sebelah, sepsis, gagal napas)
Sumber : Medscape
51
PENJELASAN

Demensia
• Demensia Alzheimer
– Manifestasi klinis:
• (A)nterograde amnesia
• (A)phasia : gangguan berbahasa
• (A)praxia : gangguan motorik, walaupun struktur anatomis
intak
• (A)gnosia : gangguan identifikasi objek tanpa adanya
gangguan sensorik
• (D)istrubance in executive functio
• Demensia Vaskular
– Manifestasi klinis:
• Gangguan memori yang disertai dengan bukti penyakit
serebrovaskular

Sumber : Buku Ajar Neurologi


Demensia (2)
• Demensia Lewi-Bodies
– Manifestasi klinis:
• Gejala parkinsonism: (T)remor, (R)igidity, (A)kinesia, (P)ostural
instability
• Gangguan fungsi kognitif dan gangguan atensi sifatnya fluktuatif
• Halusinasi visual rekuren yang jelas dan detil
• Demensia Frontotemporal (Pick’s disease)
– Manifestasi klinis:
• Gangguan disinhibisi
• Apatis
• Hilangnya simpati dan empati
• Munculnya perilaku yang stereotipik, kompulsif
• Hyperorality/perubahan pola diet (peningkatan konsumsi alkohol,
merokok lebih banyak, makan yang bukan makanan)
Demensia vaskular à disertai dengan
faktor risiko serebrovaskular +
defisit neuro lain + defek radiologis
52
PENJELASAN

Fraktur basis kranii


• Penyebab : KLL, luka tembak kepala, jatuh
• Gejala klinis:
– hematom area mastoid (battle’s sign) otorrhoea
à os petrosus, otorrhe
– periorbital hematom (raccoons eyes) terutama
unilateral, rinorrhea à fassa anterior cranii
• Pemeriksaan
– CT Scan (gold standar)
– Rontgen schaedel proyeksi submentoverteks
Sumber : Pedoman Tatalaksana Cedera Otak, 2 nd ed, 2014
• Periorbital hematom
– Diskolorasi dan pembengkakkan kelopak
mata menjadi kebiruan atau ungu
– Disebabkan frktur dari orbital roof of the
anterior cranial fossae à aliran darah
melewati tulang yang patah à jaringan lunak
orbital
Proyeksi submentovertek
TATALAKSANA

• Pemeriksaan penunjang dengan CT scan


kepala
• Observasi dalam 24 jam
• Pembedahan diindikasikan bila:
1. Kebocoran likuor serebrospinal setel ah trauma
yang disertai dengan meningitis.
2. Fraktur transversal os petrosus yang melibatkan
otic capsule
3. Fraktur tulang temporal disertai kelumpuhan
komplit otot - otot wajah
4. Pneumocephalus atau kebocoran LCS lebih
dari lima hari
53
PENJELASAN

Kejang Demam
• Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal > 380C) tanpa infeksi,
gangguan elektrolit, atau gangguan metabolik lain
• Usia predileksi à 6 bulan – 5 tahun
• Kejang demam kompleks, 1 dari kriteria berikut
– Lebih dari 15 menit
– Fokal (tidak generalisata, misalnya meliputi satu
ekstremitas saja)
– Berulang dalam 24 jam
• Kejang demam sederhana, tidak boleh memenuhi
satupun kriteria diatas

Sumber : Konsensus Kejang Demam dan Epilepsi, IDAI 2017


Evaluasi
• Pemeriksaan
– Sesuai indikasi untuk menyingkirkan
diagnosis : darah rutin, gula darah,
elektrolit, urinalisis, feses, dll
– Pemeriksan CSF menyingkirkan
meningitis terutrama bayi < 12 bulan
(sangat dianjurkan) dan 12 -18 bulan
(dianjurkan)
– CT scan dan MRI bila ada indikasi
TATALAKSANA

Terapi
• Antipiretik: PCT 10-15 mg/kgBB/kali 4-5
kali perhari
• Anti kejang: diazepam supp 5 mg untuk
BB < 12 kg, 10 mg untuk BB > 12 kg
• Pengobatan rumatan selam 1 tahun bebas
kejang
o Asam valproat atau fenobarbital
54
PENJELASAN

Sumber : Buku Ajar Neurologi


Manifestasi klinis
• Kombinasi artritis dan osteomyelitis
• Lokasi tersering à torakal bawah dan lumbal
• Nyeri punggung kronik, deformitas vertebra,
abses paraspinal, penurunan berat badan
• Abses dapat berkembang àmenekan kanalis
spinalis à kompresi medula spinalis àdefisit
neurologi (parestesi, paraparesis/plegi)
TATALAKSANA

Tatalaksana
• OAT lini pertama 9-12 bulan
• Indikasi operasi debridement:
– Defisit neurologis
– Deformitas, instabilitas, nyeri
– Abses paraspinal
– Biopsi jarum
55
PENJELASAN

Penyakit Parkinson
Karakteristik : TRAP
- Tremor saat istirahat à
khas: pill rolling
- Rigiditas à khas:
fenomena cog wheel
(roda pedati)
- Akinesia
- Postural instability à
Jalan langkah kecil -kecil
- Muka seperti topeng

Sumber : Buku Ajar Neurologi


Patofisiologi Parkinson
Disease
TATALAKSANA

Tatalaksana Gejala Motorik


• Dimulai apabila adaa gangguan fungsi
• Early Therapy
– Levodopa 3 x 50mg + Benzaserid 3 x 12,5mg
– Agonis Dopamin non Ergot, kurang efektif
• Berkaitan dengan edema, mual, halusinasi
– MAO B Inhibitor,
• kurang efektif dibandingkan Levodopa, jarang diskinesia
• Late therapy
– Kombinasi levodopa dengan Agonis dopamin,
MAO-B inhibitor, amantadine mengatasi diskinesia
Tatalaksana non motorik
• Kelemahan dan gangguan tidur
– Metilfenidat
– Sleep hygiene
• Disfugsi Autonom (hipotensi ortostatik, disfungsi
ereksi)
– Viagra untuk disfungsi ereksi
– Polyethylene glycol untuk konstipasi
– Botox untuk Drooling
• Psikiari (depresi dan psikosis)
56
PENJELASAN

Fenilketonuria (PKU)
TATALAKSANA

Tatalaksana
• Diet restriksi fenilalanin à kacang-
kacangan, seafood
• Suplemen pengganti asam amino
fenilalanin, seperti tirosin
• Terapi genetik
57
PENJELASAN

Meningitis
• Inflamasi lapisan
meninges (membran
yang melapisi
serebrum dan korda
spinalis) akibat infeksi
berbagai
mikroorganisme
• Termasuk dalam
spektrum infeksi SSP
Sumber : Buku Ajar Neurologi
INFEKSI SSP
Klinis/Lab. Ensefalitis Meningitis Mening.TBC Mening.virus Ensefalopati
bakterial
Onset Akut Akut Kronik Akut Akut/kronik

Dem am < 7 hari < 7 hari > 7 hari < 7 hari < /> 7 hari/(-)

Kejang Um um /fok Um um Um um Um um Um um
al
Penurunan Som nolen Apatis Variasi, apatis - CM - Apatis Apatis - Som nolen
kesadaran - sopor sopor
Paresis + /- + /- + + /- - -

Perbaikan Lam bat Cepat Lam bat Cepat Cepat/Lam bat


kesadaran
Etiologi Tidak dpt + + /- TBC/riw. kontak - Ekstra SSP
diidentifik
asi
Terapi Sim pt/anti Antibiotik Tuberkulostatik Sim pt. Atasi penyakit
viral prim er
Analisa Cairan Serebrospinal pada Infeksi SSP

Bacterial Viral TBC Encephalitis Encephalopath


m eningitis m eningitis m eningitis Viral y

Tekanan ↑↑ Norm al/↑ ↑ ↑ ↑

Makros. Keruh Jernih Xantokrom Jernih Jernih

Lekosit > 1000 10-1000 500-1000 10-500 < 10

PMN (% ) +++ + + + +

MN (% ) + +++ +++ ++ -

Protein ↑↑ Norm al/↑ ↑ Norm al Norm al

Glukosa ↓↓ Norm al ↓↓ Norm al Norm al

Gram /Rapid Positif Negatif Negatif Negatif Negatif


T.
Grading Meningitis TB
58
Stroke
PENJELASAN

• Kelainan neurologis
fokal maupun
global, bertahan
lebih dari 24 jam
karena masalah
serebrovaskular

Sumber : Buku Ajar Neurologi


Stroke iskemik Vs Stroke hemoragik
• Etiologi: trombus/emboli • Etiologi: perdarahan intraserebral
• Klinis: • Klinis:
– defisit neurologis akut – defisit neurologis akut
– kesadaran umumnya tidak – penurunan kesadaran
menurun – nyeri kepala, muntah proyektil
– tanda lesi UMN (hiperrefleks, – tanda lesi UMN, hipertensi,
ada refleks patologis) hiperthermi
– CT Scan : area hipodens – CT Scan: area hiperdens di
serebrum serebrum
TATALAKSANA

TATALAKSANA
Stroke Iskemik Stroke hemoragic
• Trombolitik à rTPA (0.9 • Perbaiki faal hemostasis:
mg/kg) dalam 3 jam / menangani hipertensi
endovaskular fibrinolisis
– Waspada pasien konsumsi • Antivasospasme
anti faktor Xa • Operatif bila indikasi
– Streptokinase tidak – Perdarahan > 30 cc
dianjurkan
– Ancaman herniasi
• Antikoagulan tidak harus
segera diberikan – Perdarahan serebelum
– hydrosefalus
• Antiplatelet: Aspirin,
clopidogrel
59
PENJELASAN
Grading Tetanus

Disfungsi otonom : Overaktivitas simpatetik à TD


naik, nadi naik bergantian dengan hipotensi
TATALAKSANA

Tatalaksana
• IVFD Dextrose 5%: RL = 1:1 per 6 jam
• Kausal
– Anti toksin tetanus
• ATS 20.000 IU/ im 3- 5 hari
• HTIg 500 -3.000 IU single dose
• Antibiotik
• Metronidazol 500 mg/ 8 jam
• Ampisilin 1 gr/8 jam
• Penanganan luka
• Simtomatis dan suportif
• Fenobarbital, bisa dulang à maintenance 100 mg/ 500 cc (10-12 mg/kgBB)
drip + bolus tiap kejang sampai 48 jam bebas kontraksi tetanus
• Oksigen
• Nutrisi TKTP
60
PENJELASAN

Myasthenia Gravis
Kelemahan progresif karena antibodi terhadap reseptor asetilkolin di
neuro muscular junction

Gejala :
Ø Ptosis / Diplopia → Diprovokasi dengan Wartenberg Test
fiksasi pandangan ke satu titik, lama lama timbul ptosis
Ø Sulit Menelan
Ø Sesak Napas

Mengenai otot proksimal


Paling sering dimulai dari Otot Kelopak mata, Otot menelan lalu meluas ke
otot pernapasan dan ekstremitas
PENJELASAN
PENJELASAN

Pemeriksaan
Tensilon test ( = edrofonium test) Ice Pack Test

• Edrophonium chloride is an
acetylcholinesterase inhibitor • Acetylcholinesterase berkurang
• Jika ada perbaikan kekuatan otot → pada suhu rendah
MG (+)
• Perbaikan kekuatan otot → MG (+)
• Jika tidak ada perbaikan → Lambert
Eaton (Antibodi pada sekresi Ach,
sehingga Asetilkolin sedikit)
PENJELASAN
TATALAKSANA
61
PENJELASAN
PENJELASAN

EDH vs SDH
PENJELASAN
PENJELASAN

LUCID INTERVAL
62
PENJELASAN

Guillain Barre Syndrome


Mekanisme : autoantibodi yang memicu demielinisasi saraf tepi

Faktor Risiko
Infeksi : C. jejuni (diare berdarah), EBV (batuk dan pilek)

Gejala
Kelemahan, kesemutan, bilateral
Dimulasi dari DISTAL EKSTREMITAS
Kerusakan otonom
Kerusakan nervus kranial
Gagal napas
PENJELASAN

Infeksi awal oleh C. jejuni / EBV


Menjadi reaksi antigen antibodi
Menyerang sistem saraf
DEMILIENISASI

Lancet ; Guillain-Barré syndrome ; UK ;2016


PENJELASAN
PENJELASAN

GBS DIAGNOSIS
• LUMBAL PUNGSI
– Peningkatan protein tanpa peningkatan Leukosit

• ELECTROMYOGRAM
– Penurunan impuls & respon saraf
• Nerve Conduction Velocity
– Dilakukan bersamaan dengan EMG
– Penurunan kecepatan hantaran saraf
TATALAKSANA

IVIg 0 - 4 g/kg daily for 5 days

OR

• PLASMAPHARESIS / Plasma Exchange

• Spesific treatment di atas diberikan secepatnya sejak onset dan Dx


GBS ditegakkan
• Semakin cepat diberikan, progonis semakin bagus
• Awasi Tanda – tanda gagal napas à Pro ICU

Lancet ; Guillain-Barré syndrome ; UK ;2016


Adams ; Principle of Neurology
63
PENJELASAN

Status Epileptikus
Prolonged Seizures >30 minutes

OR

Seizures without resumption of consciousness


between them

Adams ; Principle of Neurology


TATALAKSANA

Status Epileptikus
Langkah pertama :
Diazepam IV 0.15 – 0.2 mg/kg (max.10mg)
Atau Lorazepam 0.1 mg/kg (max.4mg)

Kejang (+) Langkah selanjutnya :


IV Fosphenytoin / Phenytoin (20mg/kg)

Kejang (+) Langkah selanjunya :


IV Midazolam 0.2mg/kg
Atau IV Propofol 2mg/kg/hour

Evidence-Based Guideline: Treatment of Convulsive Status Epilep:cus in Children


and Adults: Guideline Commi=ee of the American Epilepsy Society
64
PENJELASAN

Post Herpetic Neuralgia

Virus Varicella Zoster Dorman di


Ganglion DORSAL Medulla Spinalis

Reaktivasi à Herpes Zoster


Inflamasi pada neuron à Nyeri (+)
TATALAKSANA

DOC : GABAPENTIN 3X100 mg


Naikkan bertahap per
minggu sampai max
1800mg/hari

New England Journal of Medicine ; Post Herpetic Neuralgia ; 2014


65
PENJELASAN

Dermatomes
TATALAKSANA

Spinal Cord Injury


SHOULD BEGIN WITHIN 8 HOURS of INJURY

Onset ≦ 8hours à Methylprednisolone IV bolus 30mg/kg


(15 minutes) à 45 Min Pause à 5.4 mg/kg / hour (23 hours)

Adams ; Principle of Neurology ; p1245


A Clinical Practice Guideline for the Management of Acute-
Spinal Cord Injury: Introduction, Rationale, and Scope
66
PENJELASAN

Lipoma
• Tumor adiposa yang
biasanya berada di
jaringan subkutan kepala,
leher, dada, dan
punggung >> Banyak
jaringan lemak

• Slow Growing
• Benign
• Round , Mobile, Soft
• Overlying skin appears
normal
AAFP : Lipoma Excision
PENJELASAN

Lipoma
PENJELASAN

Kista Ganglion
• Benjolan atau tumor di
bagian atas persendian
atau tendon (jaringan
penghubung otot dan
tulang)
• Benjolan/kantung berisi
cairan sinovial berwarna
bening dengan tekstur
kental
PENJELASAN

Kista Ganglion
• Benjolan/tumor teraba fluktuatif/lunak, mobile
dan ikut dengan pergerakan sendi
• Umumnya tidak menimbulkan nyeri , namun
bila menekan persyarafan dapat muncul
sensasi nyeri
• Pemeriksaan penunjang : USG, Aspirasi, MRI
TATALAKSANA

Excision

The skin inside the incision Once freed, the lipoma is Interrupted 3-0 or 4-0 Vicryl
grasped with a hemostat to delivered as a whole, and sutures are used to partially
provide traction. The lipoma is hemostasis is achieved close the dead space.
dissected from the surrounding
tissue using scissors or a
scalpel.

AAFP : Lipoma Excision


67
PENJELASAN
N. Ulnaris Injury

Ø Mempersarafi ½ lateral jari 4


dan jari 5
Ø Berasal dari Spinal cord C8-T1
Ø Berjalan di sisi median elbow
joint
Ø Saat masuk ke bagian tangan
melewati Guyon’s Canal dan
terbagi ke 2 cabang : supreficial
sensory & deep motor

Sumber : ASSH ; M anagement of Ulnar Injuries;2015


PENJELASAN

N. Ulnaris Injury

Ø Tidak bisa Fleksi Metacarpal


Joint dan Ekstensi
Interphalang joint jari 4 dan 5

Ø Tidak bisa menggenggam


objek

Ø Keadaan ini disebut dengan


CLAW HAND

Ø Pemeriksaan Penunjang :
Ø Electromyelograph (EMG)
Ø Nerve Conduction Velocity
Ø MRI
PENJELASAN

• Cedera N. Radialis
• Khas : wrist drop

• Cedera N. Medianus
• Khas : Hand of Benedict
/ Ape Hand
• Tidak Bisa Fleksi jari
1,2,3
68
PENJELASAN

Knee Injuries

• Ruptur Ligamen
• Krusiatum
anterior
• Krusiatum
posterior
• Collateral (medial
& lateral)
• Cedera
Meniskus
• Medial
• lateral Sumber: High yields facts USMLE Step 1
Cedera Ligamen Krusiatum
ACL (Anterior Cruciate PCL (Posterior Cruciate
Ligament) Ligament)
• Deskripsi: robek/ruptur ACL
• Epidemiologi: tersering cidera olahraga • Deskripsi: robek/ruptur PCL
• Unhappy/terrible triad: cidera pada ACL• Klinis:
+ lig. Collateral medial + meniskus • Keluhan: nyeri lutut belakang
medial
• PF: Posterior drawer test
• Klinis (+), PCL sag test (+) antalgic
• Keluhan: nyeri + instabilitas lutut, terasa gait
seperti keluar (feeling a “pop”)
• PP: Foto polos untuk
• PF: Anterior drawer test (+),
Lachman Test (+) menyingkirkan kemungkinan
fraktur. Diagnosis definitif:
• PP: Dx definitif à MRI
MRI
• Tata Laksana
• Tata Laksana
• Konservatif (RICE)
• Operatif (pada unhappy triad atau atlet • Konservatif (RICE)
high-demand) • Operatif (pada cedera multi-
ligamen)
Sumber: campbell orthopedic volume 2
Posterior drawer test
Cedera Meniskus
• 2 tipe; acute tear (cedera olahraga) & age-related degeneration
• Klinis
• Anamnesis: nyeri lutut, terutama saat
pergerakan
• PF
• Look: efusi, bengkak
• Feel: nyeri tekan
• Move: gangguan ROM, nyeri saat pergerakan.
McMurray Test (+) , Apley grind test (+)
• Tx
• NSAID, manajemen nyeri
• Arthroscopic repair (simptomatik, gagal terapi konservatif)

Sumber: Thompson JC. Netter's concise orthopaedic anatomy. 2 nd ed.


Cedera Meniskus –
McMurray Test
Lesi Meniskus Medial Lesi Meniskus Lateral
Fleksi lutut, palpasi sisi Fleksi lutut, palpasi sisi
medial lutut lateral lutut
Tungkai bawah rotasi Tungkai bawah rotasi
eksternal, lutut internal, lutut diekstensikan
diekstensikan
[arah gaya dari medial,
[arah gaya dari lateral, meregang meniskus lateral]
meregang meniskus
medial]
Terdapat “palpable pop” atau bunyi klik = positif

Thompson JC. Netter's concise orthopaedic anatomy. 2 nd ed.


Cedera Ligamen
Kolateral

• Fungsi ligamen kolateral à stabilisasi


lutut
• LCL (Lateral Collateral Ligament) à
menahan varus force di lutut
• MCL (Medial Collateral Ligament) à
menahan valgus force di lutut
• Gaya varus/valgus yang berlebihan Tata Laksana: fisioterapi, bedah
akan mendicerai ligamen kolateral (cedera multi ligamen)
tersebut
• Klinis
• Nyeri lutut
Thompson JC. Netter's concise orthopaedic
• Cidera LCL : varus stress test (+) anatomy. 2 nd ed.
• Cidera MCL: valgus stress test (+)
69
PENJELASAN

Osteoarthritis
• Penyakit sendi degeneratif + inflamasi pada rawan
sendi (articular cartilage)
• Patogenesis & patologi
• Wear & tear (stress mekanik berlebih) disertai proses
inflamasi
• Hilangnya rawan sendi hialin, diikuti penebalan & sklerosis
tulang subkondral
• Pertumbuhan ostefit akibat remodelling tulang
• Faktor risiko: usia, perempuan, obesitas, jejas sendi,
malalignment sendi
• Klinis
• Keluhan: nyeri sendi, memberat jika dipakai, membaik saat
istirahat
• Predileksi: tangan, genu, panggul, vertebrae (sendi weight-
bearing)
Sumber: Campbell Orthopedic vol. 2 & Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
PENJELASAN

Osteoarthritis
• PF
• Look : deformitas,
pembengkakan tulang
• Feel : nyeri tekan, krepitasi
(+)
• Move : gangguan ROM
• Penunjang
• Radiologi: foto polos untuk Pembengkakan sendi DIP (nodus Herberden)
Pembengkakan sendi PIP (nodus Bouchard)
konfirmasi diagnosis &
grading Akibat penumpukan osteofit (bony outgrowths)
• Laboratorium dapat
ditemukan peningkatan LED
& CRP
Kellgren & Lawrence Classification

Grade doubtful narrowing of the


1 joint space with possible
osteophyte formation

Grade possible narrowing of the


2 joint space with definite
osteophyte formation

Grade definite narrowing of


3 joint space, moderate
osteophyte formation,
some sclerosis, and
Grade large osteophyte
possible deformityformation,
of bony
4 ends narrowing of the
severe
joint space with marked
sclerosis, and definite
deformity of bone ends Sumber: Kellgren JH, Lawrence JS. Radiological assessment of osteo-arthrosis. Ann Rheum Dis. 1957;16:494–502.
(kissing joint)
Tata Laksana
• Non Farmakologis
• Hindari aktivitas yang membebani sendi, olahraga
penguatan otot lokal, manajemen obesitas, penyokong
sendi, aplikasi lokal panas/dingin
• Farmakologis
• Analgesik: NSAID topikal atau sistemik, opioid
(tergantung derajat nyeri & inflamasi)
• Pertimbangkan injeksi kortikosteroid intraartikular
terutama untuk OA lutut dengan efusi
• Injeksi hialuronat atau viscosupplement intra-artikular
untuk OA lutut
• Bedah
• Gagal terapi konservatif, gangguan kualitas hidup
• Total joint arthroplasty
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamEdisi V
70
PENJELASAN

Fraktur Klavikula

Sumber gambar: https://www.orthobullets.com/trauma/1011/clavicle-shaft-fractures


PENJELASAN

Klasifiksi Neer Fraktur Klavikula Distal

Sumber gambar: https://www.orthobullets.com/trauma/1011/clavicle-shaft-fractures


Fraktur klavikula
• Anamnesis
• Riwayat trauma terjatuh dengan tangan terulur atau trauma
dengan arah gaya dari sisi lateral bahu.
• Terdapat nyeri pada bahu
• Pemeriksaan fisik
• Fraktur fragmen medial: sternocleidomastoideus
menarik fragmen medial secara posterosuperior
• Fraktur fragmen lateral : otot pectoralis dan berat
tangan menarik fragmen lateral secara inferiomedial
• Walau jarang, fraktur klavikula dapat berhubungan dengan fraktur scapula ipsilateral,
disosiasi scapulothoracic, fraktur iga, pneumothorax, dan cidera neurovaskuler
• Floating shoulder pada fraktur klavikula 1/3 lateral

Sumber: Magee DJ, orthopedic physical assesment 6 th ed


Fraktur klavikula
• Imaging
• Foto polos shoulder
AP bilateral.
Perhatikan sisi medial
fraktur tertarik ke atas
dan sisi lateralnya
tertarik ke bawah
• Tata Laksana
• Imobilisasi dengan
sling
• ORIF

Sumber: Magee DJ, orthopedic physical assesment 6th ed


TATALAKSANA

Tatalaksana
• Immobilisasi dengan teknik figure of 8 atau arm sling 2-4
minggu dan penguatan 6-10 minggu
• Fraktur stabil (Tipe Neer I, III, IV)
• Fraktur klavikula distal pediatri (tulang imatur)
• ORIF
• Indikasi Absolut
• Fraktur terbuka atau impending terbuka
• Cidera arteri atau vena subklavia
• Floating shoulder (klavikula distal dan
• Indikasi Relatif
• Pola fraktur tidak stabil (Tipe IIA, II B, V)
• Cidera plexus brachialis
• Cidera kepala tertutup
• Kejang
• Politrauma

Sumber: Magee DJ, orthopedic physical assesment 6 th ed


71
PENJELASAN

Rupture tendon achilles

• Sering salah didiagnosis


sebagai ankle sprain
• Faktor risikonya adalah atlet
periodik, injeksi steroid, dan
konsumsi fluoroquinolon
• Paling sering terjadi saat
olahraga dengan mekanisme
plantar flexi yang tiba-tiba
ataupun dorsiflexi mendadak
yang dipaksa pada kaki yang
sedang plantar flexi
• Predileksi = 4-6cm dari
insersi tendon di calcaneus
Sumber: Essentials of muskuloskeletal care, 5 th ed
Ruptur tendon achilles
• Anamnesis
• Riwayat olahraga dengan gerakan platar flexi tiba tiba
atau dorsiflexi mendadak yang dipaksa pada posisi
plantar flexi
• Riwayat faktor risiko
• Rasanya seperti “pop” saat terjadi ruptur di tendon
achilles
• Pemeriksaan fisik
• Look: peningkatan posisi dorsiflexi pada posisi
tubuh pronasi dan lutut ditekuk
• Feel: teraba celah di tendon achilles
• Move: Kelemahan saat plantar flexi
• Test khusus: Thompson test/Calf squeeze
test positif
Sumber: Essentials of muskuloskeletal care, 5 th ed
Imaging
• Imaging
• Xray: untuk
menyingkirkan adanya
keadaan patologis lain
• USG: dapat
membedakan ruptur
komplit atau parsial
• MRI: untuk
menentukan posisi
tendon robek yang
tertarik.
TATALAKSANA

Tatalaksana
• Immobilisasi
• Pada pasien yang menolak operasi atau yang berisiko
tinggi bila dioperasi
• Pasien sedenter
• Operasi
• Open end-to-end achilles tendon repair
• Pada ruptur akut (< 6 minggu)
• Percutaneous achilles tendon repair
• Untuk kosmetik scar yang lebih baik
• Rekonstruksi dengan VY advancement
• Untuk ruptur kronik dengan defek <3cm
• Flexor hallucis longus transfer dengan atau tanpa VY
advancement of gastrocnemius
• Untuk ruptur kronik dengan defek > 3cm
Sumber: Essentials of muskuloskeletal care, 5 th ed
72
Cedera Meniskus
• 2 tipe; acute tear (cedera olahraga) & age-related degeneration
• Klinis
• Anamnesis: nyeri lutut, terutama saat
pergerakan
• PF
• Look: efusi, bengkak
• Feel: nyeri tekan
• Move: gangguan ROM, nyeri saat pergerakan. McMurray
Test (+) , Apley grind test (+)
• Tx
• NSAID, manajemen nyeri
• Arthroscopic repair (simptomatik, gagal terapi konservatif)

Sumber: Thompson JC. Netter's concise orthopaedic anatomy. 2 nd ed.


Cedera Meniskus –
McMurray Test
Lesi Meniskus Medial Lesi Meniskus Lateral
Fleksi lutut, palpasi sisi Fleksi lutut, palpasi sisi
medial lutut lateral lutut
Tungkai bawah rotasi Tungkai bawah rotasi
eksternal, lutut internal, lutut
diekstensikan diekstensikan

[arah gaya dari lateral, [arah gaya dari medial,


meregang meniskus meregang meniskus
medial] lateral]
Terdapat “palpable pop” atau bunyi klik = positif

Thompson JC. Netter's concise orthopaedic anatomy. 2 nd ed.


73
PENJELASAN

Kista Ganglion
• Kista sinovial berisi musin. Disebabkan:
degenerasi mukoid jaringan fibrosa,
herniasi synovial (dari cairan selubung
tendon), trauma
• Predileksi: pergelangan tangan [dorsal
carpal (70%); volar carpal (20%); volar
retiniacular (10%)]
• Klinis
• Inspeksi : transiluminasi (+)
• Palpasi : padat, batas tegas, kadang
terfiksasi dengan jaringan di
bawahnya tapi tidak terfiksasi pada
kulit, slippage sign (-)
• Histologi: epitel sinovial berisi
musin
Sumber: Browse's Introduction to the Symptoms and Signs of Surgical Disease 5th ed
Kista ganglion vs
Lipoma
Uji Transiluminasi Slippage Sign

Karena berisi cairan musin


Lipoma umumnya tidak mentransmisikan cahaya, namun dapat Slippage sign (+), khas pada lipoma
tampak sedikit berpendar apabila cahayayang sangat refraktil
diarahkan langsung
Sumber: Browse's Introduction to the Symptoms and Signs of Surgical Disease 5th ed
Tata Laksana
• 1st line: Observasi
• 76% resolusi spontan dalam 1 tahun pada pasien
anak
• 2nd line: aspirasi
• Pada ganglion dorsal
• Dihindari pada aspek volar pergelangan tangan
karena adanya arteri radialis
• Reseksi bedah
• Indikasi: simptomatik atau ada manifestasi
neurovaskular

Sumber: Browse's Introduction to the Symptoms and Signs of Surgical Disease 5th ed
74
PENJELASAN

Spondilolisthesis
• Penyebab tersering nyeri punggung bawah pada anak &
remaja : spondilolisthesis & spondilolisis
• Dekripsi
• Slippage (pergeseran vertebra)
• Terdapat berbagai tipe (displastik, isthmic, degeneratif,
traumatik)
• Predileksi: hampir selalu terjadi L5-S1 (90%)
• Klinis
• Anam: nyeri punggung bawah akut, tiba tiba, memberat
dengan aktivitas. Gejala radikular bisa ditemukan
• PF: step off/step deformity processus spinosus,
keterbatasan ROM, nyeri, dapat ditemukan gangguan
sensorik/motorik
Sumb.er: Magee DJ, orthopedic physical assesment 6th ed
step off/step deformity processus spinosus
(prosesus spinosus lebih prominen karena pergeseran)

Sumber: Magee DJ, orthopedic physical assesment 6 th ed


• Evaluasi Lanjutan
• Foto polos lateral untuk grading (% corpus vertebra
yang bergeser)
• CT/SPECT: untuk kelainan yang minimum
• MRI jika ada defisit neurologis
• Tata Laksana
• Low grade (pergeseran corpus vertebrae <50%) =
istirahat, lumbar bracing, fisioterapi
• High grade = Indikasi bedah
Spondilolisis
• Fraktur pars interarticularis vertebra
• Biasanya berkaitan dengan olahraga yang
melakukan gerakan hiperekstensi (gymnasts)
• Predileksi: L5
• Klinis
• nyeri punggung bawah akut
• Lordosis lumbar berkurang
• Imaging
scottie dog with a
• Foto polos: gambaran
collar/decapitated scottie dog

Sumber: Magee DJ, orthopedic physical assesment 6 th ed


Sumber: Magee DJ, orthopedic physical assesment 6 th ed
75
Nursemaid elbow = pulled elbow =
radial head subluxation
• Subluksasi
ligamen anular,
membuat caput
radius terlepas
dari sendi
radiocapitellar
akibat gaya/traksi
longitudinal (mis:
tarikan tangan)
• Paling sering
pada anak usia 2
– 5 tahun

Sumber :
Thompson JC. Netter's concise orthopaedic anatomy. 2 nd ed.
Nursemaid elbow
• Klinis • Pemeriksaan Fisik
• Nyeri pada siku
• anak tidak mau • Gangguan ROM: nyeri supinasi
menggunakan tangan • Fleksi & ekstensi tidak terganggu
yang cidera
• Posisi tangan khas: siku
sedikit fleksi, lengan bawah
pronasi

Tata laksana: reduksi tertutup


Epikondilitis (high yield UKMPPD question)

Deskripsi Evaluasi Tata Laksana


Epikondilitis medial (Golfer Elbow)
Degenerasi tendon Pemeriksaan khusus: Modifikasi aktivitas
ekstensor Tangan posisi NSAID
menggenggam, Bracing
Akibat pronasi, kemudian Injeksi kortikosteroid
overuse/gerakan pergelangan
repetisi (pemain difleksikan melawan
golf) atau trauma tahanan à nyeri
tendon pada epikondilus
medial (siku bagian
dalam)
Epikondilitis (high yield UKMPPD question)

Deskripsi Evaluasi Tata Laksana


Epikondilitis lateral (Tennis Elbow)
Degenerasi Pemeriksaan khusus: Modifikasi aktivitas
tendon ekstensor Lengan supinasi, NSAID
kemudian Bracing
Akibat pergelangan tangan Injeksi
overuse/gerakan diekstensikan kortikosteroid
repetisi (pemain melawan tahanan à
tenis) atau nyeri pada
trauma tendon epikondilus lateral
(siku bagian luar)

Sumber :
Thompson JC. Netter's concise orthopaedic anatomy. 2 nd ed.
76
PENJELASAN

Benda Asing di Konjungtiva


• Dapat menyebabkan iritasi jaringan
• Keluhan : nyeri, mata merah, berair,
adanya sensasi benda asing
• Faktor Resiko : pekerja di bidang
industri (tanpa kacamata proteksi),
tukang ojek (tidak menggunakan
helm)
• Px Objektif : Visus (konjungtiva à
biasanya normal), Inspeksi mata
umum
• Komplikasi : Keratitis, Ulkus Kornea

Dahl AA. Conjunctival Foreign Body Removal. 2017. Dapat diakses pada:
https://emedicine.medscape.com/article/1844102-overview
TATALAKSANA

Pengangkatan Benda Asing


Level Kompetensi : 4A !!
• Posisikan pasien senyaman mungkin
• Berikan tetes mata Tetrakain-HCl / Pantocain
(anestesi local) sebanyak 1-2 tetes pada mata
yang terkena
• Gunakan lup / jika ada slitlamp
• Minta pasien untuk fokus melihat satu
tempat/titik. Stabilisasi gerakan kepala pasien

Paduan Praktek Klinis Bagi Dokter, 2014


TATALAKSANA

Pengangkatan Benda Asing


Level Kompetensi : 4A !!
• Ekstraksi benda asing dengan mengusap
halus lidi kapas (sudah dibasahi normal
saline). Jika gagal, gunakan jarum suntik 23-25
G
• Arah pengambilan dilakukan dari tengah ke
tepi
• Oleskan lidi kapas dengan Povidon Iodine
pada tempat bekas benda asing
• Profilaksis setelah ekstraksi à antibiotic topikal
spektrum luas
Paduan Praktek Klinis Bagi Dokter, 2014
77
PENJELASAN

KONJUNGTIVITIS
• Peradangan pada konjungtiva
• Etiologi : Infeksi (Bakteri, Viral, Jamur), Alergi,
Trauma
• MATA MERAH, VISUS NORMAL
• Jenis Eksudat à serosa (viral, iritasi), mucoid
(alergi), mukopurulen( infeksi bakteri,
chlamydia), purulent (infeksi gonococcal)
• Reaksi Konjungtiva
• Folikular à viral, chlamydia
• Papilar à bakteri (termasuk, gonococcal), alergi

PPK Bagi Dokter Fayankes Tingkat Pertama, 2017


PENJELASAN

Algoritma Diagnosis Konjungtivitis

Azari AA, Barney NP. Conjunctivitis:a systemic review of diagnosis and treatment. JAMA.2013;310(6):1721-9
PENJELASAN

Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana


Bakteri Staphylococci, Mata merah, terasa berpasir, Antibiotik topikal
Streptococci, sensasi terbakar, biasanya Air mata buatan
Gonococci, bilateral, kelopak mata susah
Corynebacterium membuka, injeksi konjungtiva
strains difus, discharge mukopurulen,
papil (+)

Virus Adenovirus, Mata berair unilateral, merah, Memburuk pada hari 3-


Herpes simplex rasa tidak nyaman, fotofobia, 5, sembuh sendiri
virus or varicella- edema kelopak mata, dalam 7-14 hari
zoster virus limfadenopati preaurikular, Air mata buatan
folikel (+), pseudomembran Antiviral à herpes
(+/-) simplex virus atau
varicella-zoster virus
PENJELASAN

Patologi Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana


Jamur Candida sp., Jarang, pasien Antijamur topikal
Blastomyces imunokompromais, pasien
dermatitidis, yang mendapat terapi
Sporothrix antibiotic
schenckii

Vernal Alergi Peradangan konjungtiva Hindari alergen


kronis, riwayat keluarga Antihistamin topikal,
atopik, gatal, fotofobia, mast cell stabilizer,
sensasi benda asing, simptomatik
blefarospasme, cobblestone
pappilae, horner trantas dot
Inklusi Chlamydia Mata merah dan nyeri selama Doxycycline 100 mg
trachomatis beberapa minggu/bulan, bid for 21 hari atau
sekret mukopurulen, lengket, Erythromycin 250 mg
sensasi benda asing, mata PO qid 21 days
berair, kelopak mata Antibiotik topikal
bengkak,kemosis, Folikel
PENJELASAN

Konjungtivitis Viral
• Penyakit mata merah yang paling sering dijumpai
• Gejala umumnya ringan, unilateral tapi bisa bilateral
juga, tidak disertai penurunan tajam penglihatan
• Meliputi :
ükonjungtivitis adenovirus
ükonjungtivitis herpes simpleks
ükonjungtivitis herpes-zoster
ükonjungtivitis pox virus
ükonjungtivitis miksovirus
ükonjungtivitis paramiksovirus
ükonjungtivitis arbovirus
• Sangat menular dengan risiko transmisi sekitar 10%-
50%
• Komplikasi : Keratokonjungtivitis
https://media.neliti.com/media/publications/62535-ID-konjungtivitis-viral-diagnosis-dan-terap.pdf
TATALAKSANA

• Self-Limiting Disease
• Kompres dingin, air mata artifisial atau
antihistamin topikal bermanfaat untuk
meredakan gejala.
• Antibiotik dapat dipertimbangkan jika
konjungtivitis tidak sembuh setelah 10 hari à
suspek superinfeksi bakteri.

PPK Bagi Dokter Fayankes Tingkat Pertama, 2017 ; https://media.neliti.com/media/publications/62535-ID-


konjungtivitis-viral-diagnosis-dan-terap.pdf
TATALAKSANA

• Penggunaan deksametason 0,1% topikal


membantu mengurangi peradangan
konjungtiva.
• Terapi antiviral tidak diperlukan kecuali untuk
konjungtivitis herpetik yaitu Salep Acyclovir
3%. Antiviral Oral juga dapat dipertimbangkan
berupa asiklovir oral 400mg/hari untuk virus
herpes simpleks dan 800mg/hari untuk herpes
zoster selama 7-10 hari.

PPK Bagi Dokter Fayankes Tingkat Pertama, 2017 ; https://media.neliti.com/media/publications/62535-ID-


konjungtivitis-viral-diagnosis-dan-terap.pdf
78
PENJELASAN

Pterygium (Surfer’s Eye)


• Pertumbuhan jaringan
fibrovascular (benign)
pada konjungtiva
berbentuk segitiga dan
bisa meluas hingga
limbus dan pupil.
• Seringkali
asimptomatik; keluhan
lain: mata kering, rasa
mengganjal
• Penyebab pasti masih
tidak diketahui.
Eksposure sinar UV
dapat memicu
pertumbuhan.
https://www.healthline.com/health/pterygium
PENJELASAN

Staging & Parts of Pterygium

https://iovs.arvojournals.org/article.aspx?articleid=2408481
PENJELASAN

Ddx
PTERYGIUM PSEUDOPTERYGIUM

Degenerative Process Inflammatory Process


Etiology

Usually in elder person At any age


Age

Always situated in Can occur at any site


Site
palpebral aperture
Either progressive / Always stationary
Stages
regressive / stationary
Probe can’t be passed Probe can be passed
Sonde/Probe Test
underneath underneath the neck
TATALAKSANA

Manajemen
• Menghindari pajanan sinar UV adalah
preventif. Tidak menghilangkan pterigium yang
sudah ada
• kacamata hitam, topi
• Artificial tears dapat mengurangi gejala
• Kortikosteroid topikal, bila ada indikasi (adanya
inflamasi yang sedang terjadi)
• Pembedahan adalah tindakan definitif, namun
kekambuhan masih mungkin terjadi
79
PENJELASAN

Hordeolum

• Peradangan supuratif kelenjar kelopak mata


• Eksterna VS Interna à Akibat sumbatan
kelenjar zeis dan moll (eksterna) atau kelenjar
meibom (interna)
• Sering disebabkan oleh infeksi Stafilokokus aureus
• Keluhan : nyeri, kelopak mata bengkak, merah,
teraba hangat. Terasa mengganjal. Sensasi
terbakar. Tanda radang (+)
• Komplikasi : selulitis hingga abses palpebra
PPK Bagi Dokter Fasyankes Primer, 2017
PENJELASAN

Ddx
TATALAKSANA

• Kompres hangat 4-6x sehari selama 15 menit


(lakukan dengan mata tertutup)
• Bersihkan kelopak mata dengan air bersih +
sabun non-iritatif (sabun bayi)
• Hindari !! menekan hordeolum, menggunakan
lensa kontak & make-up pada mata
• Antibiotik Topikal boleh dipertimbangkan :
Chloramphenicol Eye Oint. 0,5% / 8 jam atau
Cholaramphenicol Eye Drops 1 tetes / 2-4 jam
• Jika Tx Konservatif tidak berespon à insisi
drainase

Gondhowiardjo, T.D. Simanjuntak, G. Paduan Manajemen Klinis Perdami, 1th ed. Jakarta. 2006
80
PENJELASAN

DISORDERS OF THE CILIA


• Trichiasis : bulu mata tumbuh dari lokasi yang normal
namun mengarah ke dalam sehingga berpotensi
mengenai kornea
• Distichiasis : bulu mata tumbuh dari bukaan kelenjar
meibom
• Ectopia Cilia : bulu mata tumbuh dari kelenjar meibom
dan menembus via konjungtiva palpebral

American Academy of Ophtalmology


PENJELASAN

Trichiasis
• Faktor Predisposisi : trauma, infeksi (blefaritis),
entropion
• Sign and Symptoms : mata berair, mengganjal,
terasa seperti kelilipan, mata merah,
penglihatan buram (jika sudah kena kornea)
• Komplikasi : erosi hingga ulkus kornea à cek
dengan tes Fluoresens
• Tx : Nonmedikamentosa
• EPILASI

PPK Fasyankes Primer bagi Dokter, 2017


81
PENJELASAN

Hifema
Traumatik
• Akumulasi darah pada COA
• Etiologi tersering : Trauma, bisa juga spontan
• Keluhan à nyeri (+), gangguan visus (darah
menutupi aksis visual), fotofobia.
• Komplikasi
• Perdarahan ulang/Re-bleeding
• Glaukoma sekunder
à cek TIO : Tonometer Schiotz
• Corneal blood staining
• Atrofi saraf optic
• Sinekia Anterior Perifer
PENJELASAN

Perdami.id
PENJELASAN

Glaukoma
• Penyakit neuropati optik
progresif yang ditandai :
• perubahan spesifik diskus
optikus
• defek lapang pandang
ireversibel
• Seringkali namun tidak
selalu berkaitan dengan
peningkatan TIO
• Etiologi
• Teori Mekanik à TIO ↑ à
deformasi dan iskemik neuron
• Teori Insuf. Vaskular à aliran
darah ↓ menuju neuron
PENJELASAN

Klasifikasi Glaukoma
• Congenital & Developmental Glaucomas
Ø Primary Congenital Glaucoma
Ø Developmental Glaucoma
• Primary Adult Glaucomas
Ø Primary Open Angle Glaucoma (POAG)
Ø Primary Angle Closure Glaucoma (PACG)
ØPrimary Mixed Mechanism Glaucoma
• Secondary Glaucoma à akibat penyakit lain
ØPhacogenic Glaucoma, Steroid-induced Glaucoma,
Inflamatory Glaucoma (uveitis), Pigmentary
Glaucoma, Neovascular Glaucoma, Exfoliation
Syndrome, Trauma (Hifema Traumatika)
Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology, ed. 18th, McGraw Hill : New York, 2011
TATALAKSANA

Suportif :
• Acetaminophen à kurangi nyeri
• Antifibrinolytic / As.tranexamat à mencegah
perdarahan sekunder
• Antiglaukoma topical / oralà menurunkan TIO
• Tirah baring total

• Posisi tidur tegak dengan sudut minimal 45 à
cegah corneal blood staining
Terapi bedah diindikasikan pada peninggian
TIO yang tidak respon dengan obat atau
terdapat corneal blood staining à Parasentesis
(Grade > 2)
TATALAKSANA

https://perdami.id/memahami-hifema-traumatika-dan-dampaknya-pada-penglihatan/
82
PENJELASAN

Presbiopia
Jaeger Reading Test Card

• Kondisi yang berhubungan


dengan faktor usia dimana
penglihatan kabur saat
melihat objek berjarak
dekat
• Proses degeneratif yang
dimulai pada usia 40 tahun
à lensa mata kehilangan
elastisitas dan mengalami
penurunan kemampuan
akomodasi
PENJELASAN

Tatalaksana

• Koreksi dengan
kacamata baca
lensa positif
83
PENJELASAN

Analisis Gg. Lapang Pandang


berdasarkan Letak Lesi
PENJELASAN

1. Kompresi N.
Opticus (II) 1.
2. Tumor
Hipofisis /
Pituitari
2.
3. Cerebro-
vascular
Event
3.
84
PENJELASAN

Jenis – Jenis Katarak


vAcquired Cataract (didapat):
• Katarak senilis (age-related cataract) –
seringnya katarak nuklear
• Katarak traumatik – bentuk
klasik dari kasus ini adalah
tipe rosette/ stellata
• Katarak sekunder – kekeruhan kapsul
posterior pasca operasi katarak
• Katarak komplikata – katarak akibat
penyakit lain, misalnya DM sering
mengakibatkan katarak subkapsular
posterior
v Congenital Cataract
PENJELASAN

Katarak Traumatik
• Kekeruhan pada lensa yang terjadi setelah
trauma okular tumpul / tajam yang
menganggu fiber lensa.
• Biasanya unilateral
• Dapat diikuti dengan dislokasi lensa
• Resiko komplikasi : Glaukoma, uveitis
fakoanafilaktik, retinal detachment, choroidal
rupture, hyphema.
• Tatalaksana : Ekstraksi Lensa à ganti
dengan pemasangan IOL
Medscape
85
PENJELASAN

Diabetic Retinopathy
• Tanda dan gejala:
• Melihat titik atau floaters
• Penurunan tajam penglihatan
• Terdapat titik hitam di tengah
lapang pandang à bisa terjadi
edema makula
• Sulit melihat dalam gelap
• Pada pemeriksaan
funduskopi: cotton wool spot,
flame hemorrhages, dot-blot
hemorrhages, hard exudates
• Terdapat 2 tahap : NPDR vs
PDR
PENJELASAN

Stadium Retinopathy Diabetikum

Stadium Hasil oftalmoskopi


Nonproliferatif Mikroaneurisma, pendarahan intraretina (dot &
blot hemorrhage; flame hemorrhage), cotton
wool spot (soft exudate)
Preproliferatif Nonproliferatif + soft & hard exudate

Proliferatif stadium Neovaskularisasi (Hallmark of PDR)


dini
Proliferatif stadium Proliferatif stadium dini + pendarahan viterus
lanjut
• Komplikasi : Pendarahan Vitreus, Edema Makula Diabetik,
Ablasio Retina Traksional, Galukoma Neoaskular
TATALAKSANA

• Cegah progresivitas penyakit, terutama kontrol


diabetes dan faktor risiko lainnya
• Fotokoagulasi laser
• Injeksi intraviteral antiVEGF
• StemCell (masih dalam penelitian)
86
PENJELASAN

Primary Angle Closure Glaucoma


(PACG) / Glaukoma sudut tertutup akut

Definisi & • Peningkatan TIO yang mendadak oleh karena tertutupnya sudut
iridocornealis (outflow humor aqueous terhambat)
Faktor • Lebih beresiko pada wanita, lebih tua dari 40 tahun (tertinggi pada
55-65 tahun), rabun dekat (hypermetropia), riwayat penyakit
Resiko serupa di keluarga, ras Asia

• Nyeri mata mendadak, penurunan visus, mual, muntah,


Tanda & fotofobia, lakrimasi, melihat pelangi/halo
• Palpebra edema dan hiperemis, Injeksi konjungtiva dan silier,
Gejala Edema kornea, COA dangkal, Pupil semi-dilatasi, non reaktif
(bisa terdapat Iris Bombe), TIO ↑↑↑ secara akut

• Tonometri
Px • Gonioskopi
• Perimetri
Penunjang • Oftalmoskopi direk dan indirek
TATALAKSANA

• Sight threatening EMERGENCY!!


à Turunkan tekanan intraokular secepatnya!

• Asetazolamid HCl 500mg p.o, dilanjutkan 4 x


250mg/hari
• Timolol maleat 0,5%, 2 x 1 tetes/hari
• Eye drops kombinasi kortikosteroid + antibiotik
4-6 x 1 tetes/hari
• Pilocarpine 2%, boleh diberikan-boleh tidak
• Terapi simptomatik (analgesik, anti mual-muntah)
87
PENJELASAN

Xanthelasma

• Plak kuning seperti gumpalan lemak di atas atau di


bawah kelopak mata, tepatnya di sudut mata
atau canthus yang dapat berkembang seiring
waktu.
• Biasanya tidak menganggu fungsi kelopak mata,
namun dapat menyebabkan ptosis
• Faktor Resiko : hyperlipidemia à cek panel
kolesterol (Dx cukup dari klinis)
• Tatalaksana : restriksi diet (lemak↓), konsumsi
obat jika dyslipidemia, eksisi surgical (jika ada
indikasi)
Medscape.com
88
PENJELASAN

Lagoftalmus

• Keadaan dimana kelopak mata tidak dapat


menutup dengan sempurna à sebagian kornea
terpapar (tanpa perlindungan kelopak mata)
• Causa :
• Ektropion sikatrik (tarikan jaringan parut)
• Kelumpuhan muskulus orbicularis okuli
(kelumpuhan N.Cranialis VII)
• Exophtahlmus
• Permukaan kornea menjadi kering dan terpapar
dunia luar à kerusakan epitel à infeksi à
keratitis / ulkus
89
PENJELASAN

Strabismus
• Strabismus is any
misalignment of the eyes.
• Monokular à mengenai 1 mata
• Binokular à mengenai 2 mata
• Laten (tersembunyi) à phoria
• Manifes (nyata,tampak) à tropia
• CAUSA : ketidakseimbangan kerja otot-otot
yang memegang dan menggerakkan bola
mata (antomical/neurological).
• Efek jangka panjang : Amblyopia

https://www.aapos.org/terms/conditions/10
0
PENJELASAN

Strabismus Screening Test


Hirschberg Test Cover-Uncover Test
PENJELASAN

Bruckner Test
• Menggunakan direct ophthalmoscope untuk
mendapatkan red reflex pada kedua mata
• Mata yang terdeviasi akan memiliki reflex yang
lebih terang dibanding mata yang terfiksasi

Positif Test à OS Esotropia


TATALAKSANA

• Kacamata / Lensa Kontak bisa kombinasi


dengan Eye Patching à bila sudah ada
amblyopia
• Lensa Prisma à Prism Glasses
• Vision Therapy / Eye Exercise
• Eye Muscle Surgery
90
PENJELASAN

Dakrioadenitis
• Peradangan pada kelenjar lakrimal à lokasi :
supratemporal orbit
• Karakter Presentasi Klinis : nyeri unilateral,
kemerahan dan bengkak pada orbita superior
sinistra (sisi temporal) dengan ptosis
berbentuk S
• Causa : Viral : Mumps Virus (tersering),
EBV, Coxsackievirus, Herpes
Bakterial : S.aureus, Streptococcus,
N.gonorrhea, C.Trachomatis
Fungal : rare
PENJELASAN

Wajib bedakan !
TATALAKSANA

Berdasarkan etiologi
• Viral (most common) - Self-limiting,
supportif saja (compress hangat, masase,
dan NSAID oral)
• Bakterial – Antibiotik broad spectrum à
lakukan kultur untuk tentukan etiologi
• Fungal : antifungal
• Protozoa : specific antiamoebic
91
PENJELASAN

Desain Penelitian
Case report
DESKRIPTIF:
tidak ada
pembanding
Case series

Cross
Observasional
sectional
Desain
Penelitian
Eksperimental: ANALITIK: ada
Case control
ada perlakuan pembanding

Cohort
PENJELASAN

KOHORT KASUS POTONG


• 2 Jenis: KONTROL / LINTANG /
• Prospective cohort Case Control Cross Sectional
• Retrospective/histo
rical cohort • Retrospektif • Deskriptif, sewaktu
• Subjek diikuti untuk • Dapat melihat • HUBUNGAN
kausalitas ASOSIASI à TIDAK
periode tertentu KAUSALITAS
• SANGAT BAIK • Umum digunakan
menilai KAUSALITAS pada KASUS • CEPAT DAN MURAH
• Relatif LAMA dan LANGKA • Menghitung RELATIF
• Menghitung ODDS RISK (RR)
MAHAL
• Menghitung RELATIF RATIO (OR)
RISK (RR)
PENJELASAN

Kohort Prospektif
RISIKO +

RISIKO - PENYAKIT +

PENYAKIT -
SEKARANG

• Dinilai faktor risiko sekarang


• Apakah ada penyakit/tidak di masa yang akan
datang
• Menggunakan parameter risiko relatif (RR)
PENJELASAN

Kohort Retrospektif

• Modifikasi dari desain kohort prospektif


• Mengetahui hubungan faktor resiko dengan outcome berdasarkan
perjalanan waktu. Dimulai dari identifikasi faktor resiko (var.independent)
• Seluruh kejadiannya di masa lalu (retro)
PENJELASAN

Sebagai contoh : Cohort Retro ≠


• Case Control : Penelitian
Case Control
mengenai hubungan
kejadian Glioblastoma
dengan penggunaan telepon
genggam (Start : Kasus
Glioblastoma à ditelusuri
paparan telepon genggam)
ARAH PENELITIANNYA
MUNDUR MELIHAT KE
MASA LAMPAU
• Cohort Retro : Penelitian
mengenai hubungan
konsumsi pil KB dengan
kejadian Mioma Uteri (Start :
Faktor Resiko dengan
melihat Penggunaan Pil KB
yang tercatat pada Rekam
Medis à diikuti à apakah
terjadi Mioma Uteri atau
tidak?) ARAH
PENELITIANNYA MAJU
TETAPI DIMULAI DENGAN
MENELUSURI DATA DI
MASA LAMPAU
92
PENJELASAN

Random Sampling

• A part of the sampling technique in which each


sample has an equal probability of being chosen
• Jika elemen populasinya ada 50 dan yang akan
dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen
tersebut mempunyai kemungkinan 25/50 untuk bisa
dipilih menjadi sampel.
• Mengambil sampel secara acak dari “sampling
frame” (daftar yang berisikan setiap elemen populasi
yang bisa diambil sebagai sampel)
• Make sure : sample chosen randomly à unbiased
representation of the total population
PENJELASAN

Metode Sampling
Probability – berdasarkan peluang
• Simple Random
• Systematic Random
• Stratified Random
• Cluster Random
• Multistage Random
Non Probabel – tidak berdasarkan peluang
• Convenient / Accidental
• Consecutive
• Purposive
• Snowball
PENJELASAN

Probability Sampling
PENJELASAN

Probability Sampling
• Simple Random Sampling: pengambilan sampel secara
acak sederhana à populasi homogen yang kerangka
sampelnya jelas
• Stratified Random Sampling: dikelompokkan, lalu diambil
beberapa bagian dari kelompok itu (sesuai persentase) à
Cocok untuk populasi heterogen à dibagi jadi sub-
populasi/strata (Perkembangan Pembangunan Pendidikan
di Jawa Barat : sample dibagi rata tiap tingkatan jenjang
pendidikan SD-SMP-SMA)
• Cluster Random Sampling: populasi terbagi menjadi cluster
dan dipilih cluster secara acak. Terpilih beberapa cluster
dari seluruh cluster yang ada. Cluster dianalisis secara utuh.
• Multi Stage/Phase Random Sampling: sampling bertahap
(bentuk kompleks dari cluster) à using smaller and
smaller sampling units at each stage
• Systematic Random Sampling: pengambilan acak dengan
metode tertentu
93
PENJELASAN

Karakteristik Uji Diagnostik


• Sensitivitas :
• If a person has a disease, how often will the test be
positive (true positive rate)?
• Tes dengan sensitivitas tinggi à bila hasilnya (-) ,
hampir dapat dipastikan orang tersebut benar-benar
tidak mempunyai penyakit tsb (cocok untuk screening)
• Spesivisitas :
• If a person does not have the disease how often will the
test be negative (true negative rate)?
• Tes dengan spesifisitas tinggi à bila hasilnya (+),
hampir dapat dipastikan orang tersebut benar-benar
memiliki penyakit tsb (cocok untuk penegakan Dx)
PENJELASAN
PENJELASAN

Kurva ROC / Receiver Operating Characteristic


à hubungan antara uji sensitivitas dan spesifisitas

• Hasil uji
tersebut akan
semakin baik
apabila luas
area dibawah
kurva (Area
Under Curve)
semakin besar
• Hasil uji akan
jelek apabila
kurva yang
dihasilkan
mendekati garis
baseline atau
garis yang
melintang dari
titik 0,0.
PENJELASAN

Karakteristik Uji Diagnostik


• PPV
• If the test result is positive what is the probability that the
patient actually has the disease?
• PPV yang tinggi menunjukkan tingginya probabilitas
individu dengan uji yang (+) untuk dinyatakan menderita
penyakit

• NPV
• If the test result is negative what is the probability that
the patient does not have disease?
• NPV yang tinggi menunjukkan tingginya probabilitas
individu dengan uji yang (-) untuk dinyatakan tidak
menderita penyakit
PENJELASAN

Hubungan dengan Prevalensi


PENJELASAN
PENJELASAN

Analisis Soal
GOLD GOLD
STANDAR STANDAR
(Biopsi +) (Biopsi -)
A
UJI BARU (+) 100 (A) 50 (B) PPV = A + B
UJI BARU (-) 400 (C) 450 (D) D
NPV =
Total 500 500 C+D

SENSITIVITAS SPESIFISITAS
!"" A D
#""
x 100% = 20%
A+C B+ D
94
PENJELASAN

Relative Risk
• Lebih akurat untuk mengukur insidensi suatu
outcome/kejadian
• Digunakan dalam studi prospektif atau ketika total
populasi diketahui (Cohort)
• Besar dari RR hanya menunjukkan kekuatan dari
suatu hubungan, bukan akurasi
• Untuk memperkirakan akurasi dari perkiraan tsb
diperlukan data tambahan yaitu 95% confidence
intervals (CI)
• CI yang lebar : weaker interference
• CI yang sempit : stronger interference
• Range CI melewati 1.0 : non-significant
PENJELASAN

Riset – Relative Risk (RR)

risiko menderita
penyakit di ! 10
kelompok dengan
faktor risiko !+# 100
RR
risiko menderita $ 25
penyakit di
kelompok tanpa
faktor risiko
$+% 100
PENJELASAN

• Pada soal à pengaruh paparan rokok terhadap


kejadian adenocarcinoma paru didapatkan RR =
0,4, artinya terdapat asosiasi negative, dimana
ujian UKMPPD tidak menjadi faktor resiko
amenorrhea (resiko di kelompok terpapar <
tidak terpapar)
95
PENJELASAN

Populasi Penelitian
• Populasi à secara umum : seluruh populasi yang ada dialam ini,
jumlahnya tak terbatas
• Populasi Target à punya karakteristik tertentu
• Tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Ditandai dengan karakteristik
klinis dan demografis
• Contoh : Pasien Ca Paru berusia dibawah 40 tahun
• Populasi Terjangkau (source/accessible population)
• Bagian dari populasi target, merupakan populasi yang terukur dan
dibatasi oleh tempat dan waktu
• Contoh : Pasien Ca Paru berusia dibawah 40 tahun yang berobat ke
RSCM selama tahun 1996-2000
• Subyek Penelitian / Sample
• Suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi yang diharapkan
menjadi perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan
populasi (REPRESENTATIF)
• Butuh pertimbangan dalam menentukan à Metode sampling
• Subyek yang benar-benar diteliti
• à dikurangi loss to follow up dan subyek yang menolak
Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis
PENJELASAN
PENJELASAN

Confidence Interval
96
PENJELASAN

Analisis Soal
• Hubungan jenis-jenis pekerjaan ibu dalam memilih
memberikan ASI Eksklusif
• Variabel bebas à PEKERJAAN IBU : Kategorik
• ADA 3 KELOMPOK
• Variabel tergantung à PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF (ya/tidak) : Nominal
• Variabel tidak berpasangan

• Komparatif + Nominal + > 2 kelompok + Tidak


Berpasangan =
PENJELASAN

Uji Hipotesis
Variabel tergantung
Jumlah variabel bebas Jenis variabel Tidak Berpasangan
tergantung berpasangan

Variabel 2 Nominal Chi square McNemar


bebas : kelompok
Ordinal Mann Whitney Wilcoxon
kategorik
Numerik T-Unpair T-pair
>2 Nominal Chi square Cochran
kelompok
Ordinal Kruskal-wallis Friedman

Numerik ANOVA Related-


ANOVA
97
PENJELASAN

Skala Pengukuran Variabel


• NUMERIK (NU-R-I) à pada penelitian klinis disebut
sebagai penilaian kuantitatif
• Rasio: tidak bisa nilai minus
• BB, TB
• Interval: bisa nilai minus
• Suhu
• KATEGORIK (KA-N-O)
• Nominal: sederajat
• Gender, sembuh-tidak sembuh, golongan darah
• Ordinal: bertingkat à pada penelitian klinis disebut
sebagai penilaian semi-kuantitatif
• Baik-sedang-buruk, stadium penyakit, kadar kolesterol dalam
normal-tinggi-sangat tinggi
PENJELASAN

Analisis Soal
• Variabel Independent = Variabel Bebas =
Variabel yang berubah dan diduga
mempengaruhi variabel tergantung/dependen

• Pada kasus, var.bebasnya : Tekanan Darah


Diastolik (mmHg) à ini NUMERIK , akan tetapi
diklasifikasikan menjadi kategori rendah-
sedang-tinggi à ORDINAL
98
PENJELASAN

Sistem Rujukan Berjenjang


• Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang
lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih
tinggi dilakukan apabila:
• a. pasien membutuhkan pelayanan kesehatan
spesialistik atau subspesialistik;
• b. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena
keterbatasan fasilitas, peralatan dan/ atau
ketenagaan.

https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/7c6f09ad0f0c398a171ac4a6678a8f06.pdf
PENJELASAN

Analisis Soal
• Minta untuk dirujuk agar dapat melahirkan
pada tanggal 17 Agustus. Pada saat tanggal
tersebut perkiraan usia kandungan pasien 34-35
minggu à artinya ingin dilakukan SC (tanpa
indikasi) padahal UK belum aterm untuk bisa
melahirkan pada tanggal yang diinginkan
• Kondisi kehamilan dalam batas normal
• Dokter berhak menolak untuk merujuk karena
tidak ada indikasi medis (bisa lahir normal,
tidak perlu SC) dan hal ini beresiko pada bayi
(lahir preterm)
99
PENJELASAN

Jenis Consent
Jenis Keterangan Contoh
Informed consent Adalah persetujuan Istilah umum/
tindakan medis oleh ‘umbrella term’. Di
pasien setelah pasien dalamnya tercakup jenis
menerima penjelasan consent lain.
(jenis tindakan,
prosedur, tujuan, risiko,
dan lain lain).

Expressed consent Pernyataan persetujuan Pasien menandatangani


secara eksplisit, baik surat persetujuan
lisan maupun operasi.
tertulis. Pasien mengiyakan saat
hendak dilakukan
pemeriksaan VT.
PENJELASAN

Jenis Consent
Jenis Keterangan Contoh
Implied consent Persetujuan pasien yang Pasien mengangguk
diberikan secara saat hendak di-PF.
implisit, tersirat. Pasien membuka
pakaian ketika akan
diperiksa leopold.
Presumed consent Persetujuan pasien yang Pasien KLL tidak sadar
diberikan secara implisit dibawa ke UGD kemudian
namun berdasarkan dokter melakukan
‘dugaan’ dokter pemeriksaan dan
bahwa pasien tidak merawat lukanya. Pasien
menolak. Sering tidak menolak perawatan
digunakan untuk tindakan luka sehingga tindakan
tersebut dianggap
yang merupakan ‘general
tindakan umum yang
knowledge’.
disetujui oleh pas
100
PENJELASAN

Hubungan Dokter Pasien


• Paternalistik/ Priestly Model : doctor-centered,
disease-centered, semua ditentukan dokter (dokter
dominan)
• Consumeristic : pasien memaksa dokter untuk
patient-centered, mengikuti keinginan pasien
(pasien dominan)
• Default: dokter berusaha patient-centered,
tapi pasien tidak mau. Seolah pasien bilang
"terserah dokter saja"
• Mutuality / Partnership (Collegial Model) = dokter
dan pasien adalah mitra à share-decision making
(kerjasama antara dokter dan pasien)

Anda mungkin juga menyukai