Zingiber Aromaticum Val
Zingiber Aromaticum Val
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
(Siswadi, 2006).
rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1 m. Batang: batang semu berupa
kumpulan pelepah daun yang berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni,
duduk berseling, pelepah; membentuk batang semu, helaian; bentuk lanset sempit,
telebar di tengah atau di atas tengah, panjang 3-7 kali lebar, pangkal runcing atau
tumpul, ujung sangat runcing atau meruncing, berambut di permukaan atas, tulang
daun atau di pangkal, 14-40 x 3-8,5 cm, tangkai berambut, 45 mm. Lidah daun;
tegak, tumpul, seperti membran, berambut 1,5-3 cm. Bunga: susunan majemuk
bulir, bentuk bulat telur, muncul di atas tanah, tegak, berambut halus, ramping
tebal, 9-31 cm, 2-2,5 kali lebar, ujung runcing agak lebar, daun pelindung dengan
ujung datar, ukuran 1,54 x 1,54 cm., sisik tangkai bulir 4-6, lanset, tumpul,
berambut, merah 3-6,5 cm. Daun pelindung sangat lebih besar dari kelopak, sama
panjang dengan tabung mahkota. Ukuran bulir 3,5-10,5 x 1,75-5,5 cm. Kelopak:
13-17 mm. Mahkota: kuning terang, hijau gelap, atau. putih, tabung 2-3 cm,
cuping bulat telur bulat memanjang, ujung meruncing atau runcing, daun mahkota
posterior paling besar 1,5-2,5 x 1-2 cm, bibir bibiran bulat telur atau membulat,
jingga .atau kuning lemon, 12 - 20 x 15 - 20 mm. Benang sari: kepala sari elip
buah 3 ruang, bakal biji banyak, posisi aksiler, tangkai putik bercabang dua bebas.
Buah: bulat telur terbalik, merah, 12 x 8 mm. Biji: bulat memanjang bola, rata rata
4 mm. Waktu berbunga : Januari - April. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya
Tumbuhan ini terdapat di daerah Asia tropika. Di Jawa dapat tumbuh di daerah
tempat-tempat yang basah di dataran rendah dan tinggi. Tumbuh baik di bawah
hutan jati. Perbanyakan: pada umumnya dengan potongan rimpang yang bermata
tunas atau anakan yang masih muda setidaknya dengan 1 tunas. Secara alami
potongan potongan rimpang yang telah bertunas akan memperbanyak diri dengan
biji. Tumbuhan ini akan dapat berkembang secara baik di hutan, kebun,
lux. Hama: ulat pemakan daun Kerana diocles dan Udapes; sering menimbulkan
wangi antara lain sebagai obat berak berlendir, anti masuk angin (karminatif), anti
diare, radang usus dan juga berguna untuk menambah nafsu makan (stomakik),
turut adalah minyak atsiri, perasan, dan infusa. Lempuyang wangi juga dapat
pada wanita, pencegah kehamilan, pereda kejang; di samping itu sering digunakan
juga untuk mengobati penyakit empedu, penyakit kuning, radang sendi, batuk
akan menghambat sintesis dinding sel dan merusak dinding sel dan meyebabkan
lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi di luar sel, sehingga hal tersebut
2.1.6 Uraian Tentang Medium Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB) Dan
Alkohol
solid medium) dibuat dengan bahan sama dengan media padat, akan tetapi yang
berbeda adalah komposisi agarnya. Media ini digunakan untuk melihat gerak
dalam keadaan panas (dipanasi) berbentuk cair, tetapi dalam keadaan dingin
berbentuk padat. Berdasar keperluannya medium ini dapat dibuat tegak, atau
miring. Beberapa contoh medium setengah padat yakni medium agar. Demikian
digunakan untuk berbagai tujuan seperti pembiakan mikroba dalam jumlah besar,
penelaahan fermentasi, dan berbagai macam uji. Atas dasar tersebut maka peneliti
memilih menggunakan media agar dan medium NB dalam pengujian daya hambat
ini.
(1979) menyatakan bahwa alkohol merupakan cairan tidak berwarna, jernih, dan
menguap jika dibiarkan dalam keadaan terbuka. Atas dasar tersebut maka peneliti
1.2.1 Bakteri
klorofil dan memiliki baik DNA maupun RNA. Bakteri mampu menunjukkan
perkembang biakan. Dinding sel bakteri kaku dan mengandung asam muramat
(Gupte, 1990).
Nama bakteri berasal dari kata “bakterion” yang berasal dari bahasa
Yunani yang berarti tongkat atau batang. Saat ini, nama tersebut digunakan untuk
memiliki ukuran yang demikian kecil sehingga hanya tampak dengan mikroskop
(Dwidjoseputro, 2005).
2008).
bentuk bulat (coccus), batang (silindris), dan lengkung (spiral). Bentuk bakteri
koma (vibrio) bila lengkungnya lebih dari setengah lingkaran, jika spiralnya halus
dan teratur disebut Spirochatea dan bila spiralnya tebal dan kaku disebut spirilum.
Menurut Pelczar dan Chan (1988) bahwa “ bakteri dapat dikelompokkan menjadi
bakteri fototropik diantaranya bakteri luncur, bakteri kuncup, bakteri rihetsia dan
Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel
terdapat selubung atau kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membran dalam
Struktur tubuh bakteri dari lapisan luar hingga bagian dalam sel yaitu flagela,
dikelompokkan menjadi bakteri gram positif yang memiliki suatu lapisan tunggal
peptido glikan dan bakteri gram negatif yang memiliki tiga lapisan pembungkus
sel yaitu membran luar, lapisan tengah yang merupakan dinding sel atau lapisan
Escherchia sp.
Daya hambat suatu bakteri bisa dilihat dengan uji kepekaan bakteri
lazim digunakan yaitu : 1). Cara difusi cakram (Disk diffususion), 2). Cara
pengenceran tabung (Tube dilution), 3). Cara penipisan agar (Agar dilution), 4). E.
dipergunakan.
Adapun cara difusi cakram menurut Messley & Norell (1996) adalah
sebagai berikut :
1. Dipergunakan 5 lembar kertas saring dicelupkan pada suspensi lalu diletakkan
2. Setelah itu dilakukan inkubasi selama 16-18 jam pada suhu 380 C, maka akan
terlihat zona hambat disekeliling cakram dimana cakram ini adalah kertas
3. Uji daya hambat biasanya dilakukan dengan petri berukuran 100 mm, dan tidak
lebih dari 5-6 disk antibakteri pada setiap cawan petri. Memberi jarak yang
benar pada disk adalah sangat penting untuk mencegah zona hambat yang
tumpang tindih.
bakteri 14 mm atau lebih, maka dapat dinyatakan bahwa bakteri peka terhadap
pertumbuhan bakteri, tetapi apabila jaran antara cakram dengan koloni bakteri
11 mm, atau kurang maka dapat dikatakan bahwa bakteri resisten terhadap
suspensi atau dengan kata lain suspensi tidak dapat menghambat pertumbuhan
bakteri.
Menurut Saraswati (2002) pada metode difusi cakram ini, ada beberapa
a. Kepadatan inokulum
berubah apabila inokulum terlalu sedikit. Maka secara relatif bakteri yang resisten
mungkin dapat dilaporkan sebagain peka. Sebaliknya, jika inokulum terlalu padat,
maka ukuran zona akan turun dan bakteri yang peka mungkin dilaporkan sebagai
resisten.
Cawan petri yang telah disemai bakteri yang akan diuji, apabila dibiarkan
pada suhu kamar maka perkembangbiakan inokulum akan terjadi sebelum cakram
c. Suhu inkubasi
yang optimal. Jika suhu diturunkan, maka waktu yang diperlukan untuk
pertumbuhan yang efektif menjadi lebih panjang dan akan berbentuk zona-zona
yang lebih besar. Pada suhu 350 C koloni-koloni yang resisten dapat dilihat
dengan mudah bila cawan petri dibiarkan beberapa jam dalam suhu kamar.
d. Waktu inkubasi
dalam keadaan tertentu atau dalam keadaan darurat maka dapat dibuat setelah 6
jam.
e. Ukuran petri, kedalaman medium agar, dan pemberian jarak pada cakram
antibakteri
Uji kepekaan biasanya dilakukan dalam petri berukuran 100 mm dan tidak
lebih 5-6 cakram antibakteri pada setiap cawan petri. Memberi jarak yang benar
pada cakram adalah sangat penting untuk mencegah zona hambat yang tumpang
tindih.
obat di dalam cakram. Jika potensi obat turun akibat memburuknya obat selama
g. Komposisi medium
Kingdom : Bacteria
Class : Schzomycetes
Ordo : Eubacteriales
Family : Euabacteriaceae
Genus : Staphylococcus
(Anonim, 2008)
atau lonjong (0,8 sampai 0,9 µ), jenis yang tidak bergerak, tidak bersimpai, tidak
berspora dan gram positif. Tersusun dalam kelompok (seperti buah anggur).
Pembentukan kelompok ini terjadi karena pembelahan sel terjadi dalam tiga
bidang dan sel-sel anaknya cenderung utnuk tetap berada di dekat sel induknya
(Gupte, 1990).
berbentuk bola dengan garis tengah sekitar 1 µm dan tersusun dalam kelompok-
kelompok tak beraturan. Pada biakan cair tampak juga kokus tunggal,
berpasangan, berbentuk tetrad, dan berbentuk rantai. Kokus muda bersifat gram-
positif kuat, sedangkan pada biakan yang lebih tua, banyak sel menjadi gram-
negatif. Staphylococcus aureus tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Oleh
sederhana pada temperatur optimum 370 C dan pada pH 7,4. (Satish gupte, 1990).
pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan-hewan seperti hidung, mulut
dan tenggorokan dan dapat dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin. Bakteri ini
juga sering terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit, kelenjar keringat dan
saluran usus. Selain dapat menyebabkan intoksikasi, S. aureus juga dapat
osteomielitis, pneumonia dan mastitis pada manusia dan hewan (Anonim, 2008).
Wangi terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATTC 25923 dan Escherichia coli
dilakukan oleh Yunita Nurmayanti, pada tahun 2000. Penelitian ini dilakukan
pengeringan rimpang, isolasi minyak atsiri, penetapan bobot jenis dan indeks bias
(KG-SM) dan kromatografi lapis tipis (KLT), serta uji aktifitas antibakteri dengan
minyak atsiri dengan kadar 0,88 ± 0,01% v/b. Bobot jenis dan indeks bias minyak
atsiri pada suhu 20º C sebesar 0,9315 ± 2,08.10ˉ ⁴ dan 1,49817 ± 5,7.10ˉ 5.
berdasarkan analisis komponen minyak dengan KG-SM, minyak atsiri rimpang
dan germakron. Hasil KLT menggunakan fase diam silica gel 60 F254 dan fase
Staphylococcus aureus ATTC 25923 ditunjukkan oleh KHM dan KBM pada
kadar akhir minyak atsiri (dalam media BHI) 0,25% v/v, tetapi tidak memiliki