KELAS : IX.7
Santi kini telah menginjak kelas 9 SMP dia pun berusaha belajar dengan sungguh-sungguh
supaya bisa mendapatkan beasiswa untuk meringankan beban ibunya.
Ibu: “eh, Santi gimana tadi kamu disekolah? Bisa gak belajarnya, kamu nakal ga di kelas “
Santi :“Ibu ???... Santi baru pulang ibu udah nanya banyak banget ke Santi! Kalau ibu mau nanya ntar
dulu Santi mau beres-beres dulu, kalau udah selesai baru ibu boleh nanya”
Ibu: “iya”
Keesokan harinya pelajaran dikelaspun sudah dimulai, ada satu anak yang terlambat datang ke sekolah,
dia bernama Nadin.
Guru: “baik, hari ini kita akan belajar bab 2 yaitu tentang. ....
Guru: “Kamu, saya belum selesai bicara kamu sudah masuk ! kenapa kamu telat ?”
Nadin: “Saya kesiangan pak”
Saat pelajaran berlangsung Nadin dan Alika bukannya mendengarkan guru menjelaskan mereka malah
asik bercanda dan ngobrol
Guru: “ya .... jadi siapa yang tahu jawabannya ?”, kamu berdua yang becanda apa jawabannya !
Guru: “Kalian ya dari tadi saya jelasin bukannya merhatiin kalian malah bercanda! Jadi siapa yang tau
jawabannya ?”
Santi: “Makasih”
Nadin dan Alika pun kesal dengan Santi yang sok pintar di kelas. Merekapun memarah-marahi Santi
Guru: “iya anak-anak jadi pelajaran hari ini selesai sampai disini, kalian silahkan istirahat, selamat pagi
(keluar kelas)”
Santi: “siapa yang sok pinter sih, orang gue cuma jawab pertanyaan bapak doang!”
Nadin: “alahh... itu Cuma akal-akalan lo aja kan, biar lo kelihatan pinter di depan bapak !”
Velisa: “Kalian itu kenapa sih, orang Santi cuman jawab pertanyaan dari bpak doang, kenapa kalian
marah-marah sama Santi,jJangan-jangan kalian iri ya sama Santi, soalnya santi Pinter”
Alika:“iri ?? ngapain juga kita iri sama Santi, kurang kerjaan banget kita iri sama dia”
Nadin:“lagian gue itu cauma ga suka kalo ada orang yang sok cari perhatian guru”
Saat sedang istirahat, tiba-tib datang ibunya Santi yang membawa makanan untuk santi sambil
membawa bang hasil pulunganya.
Santi: “Vel, jadi sebenarnya pekerjaan ibu gue itu pemulung, lo ga malu kan temenan sama gue”
Velisa: “gue ga malu kok temenan sama lo, karena kan pekerjaan ibu lo halal”
Santi: “ iya”
Saat sedang makan Nadin dan Alika menghampiri Santi dan Velisa, mereka mengatakan kalau mereka
sudah tahu kalau sebenarnya santi itu anak pemulung
Saat sedang makan Nadin dan Alika menghampiri Santi dan Velisa, mereka mengatakan kalau mereka
sudah tahu kalau sebenarnya Anti itu anak pemulung
Alika: “terserah deh lo mau ngomong apa, yang namannya anak pemulung ya tetep anak pemulung !”
Keesokan harinya Nadin dan Alika mengerjai Santi . santi tetap diam, tapi saat mereka menghina ibunya
kesabaran Santipun habis dan Santipun memarahi Nadin dan Alika.
Alika: “ntar kan dia lewat sini, pas dia lewat sini lo slengkat aja kakinya Santi, ntar kan dia jatuh”
Velisa: “lo berdua tuh jahat banget sih sama Santi, kelewatan tau ga lo !
Nadin: “kasian ya anaknya diejek melulu, udah ibunya nyari-nyari sampah di tong sampah, bau, kumel,
dekil lagi ibunya.... “
Alika: “namanya juga pemulung, ya pasti bau, kumel dan dekil lah... ha.. ha.. ha..
Santi: “cukup ya kesabaran gue, gue bakalan buktiin ke kalian kalau anak pemulung itu bisa berprestasi
bisa sukses dan ingat, jangan pernah hina lagi selagi pekerjaan ibu gue itu halal”
Santi: “Gue pasti bisa, selagi gue mau belajar dan berdoa, Allah pasti ngabullin”
Semenjak itu Santi trus belajar dan berdoa, sampai akhirnya hari kelulusan tiba dan Santipun
mendapatkan juara umum di sekolah itu, dan berhasil mendapatkan beasiswa dari sekolah.
Santi: “terima kasih pak, ini juga berkat bapak, saya bisa dapat beasiswa, makasih ya pak bapak sudah
sabar ngajarin saya selama ini”
Santi: “Santi bisa dapat beasiswa juga berkat doa ibu, makasih ya bu”
Ibu:“iya, sama-sama”
Nadin: “Santi kami minta maaf ya karena sering ngejek lo dan kami juga minta maaf karena telah
menghina ibu lo, maafin kami ya bu, Santi” (salaman)
Alika: “iya, kami sadar kalau kami tidak boleh menghina suatu pekerjaan orang, apalagi pekerjaanya
halal”
Santi: “gue senang kalau kalian udah sadar, lain kali jangan ulangin perbuatan kalian. Gue juga udah
maafin kalian “
Santi:“iya, sama-sama”
Akhirnya teman-temannya meminta maaf pada santi dan sadar akan kesalahannya. Santipun akhirnya
berteman baik dengan Nadin dan Alika. Santi juga telah membuat ibunnya bangga.