Laporan Praktikum Potong Annisa Marselia
Laporan Praktikum Potong Annisa Marselia
Oleh:
Annisa Marselia
NIM : E1C018095
Kloter 3 Kambing 4/ Kloter 4 Sapi 2
KATA PENGANTAR
HALAMAN PENGESAHAN
Sehubungan dengan penyusunan laporan praktikum MK Produksi Ternak Potong dan Kerja
yang saya ikuti pada semester Ganjil 2017/2008, maka bersama ini saya:
Menyatakan bahwa laporan praktikum ini benar-benar saya susun sendiri, dan bukan
merupakan copy hasil laporan praktikum mahasiswa lain.
Laporan ini juga sudah saya konsultasikan dengan Asisten Dosen MK. Produksi Ternak
Potong dan Kerja.
Mahasiswa
Annisa Marselia
E1C018095
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR TABEL......................................................................................................................................... 6
C.2Saran.........................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................26
LAMPIRAN......................................................................................................... ................................ 27 - 39
DAFTAR TABE
Tabel 1.Konsumsi Pakan Sapi.....................................................................................................16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sapi Bali..................................................................................................................10
DAFTAR LAMPIRAN
laksanakan berada di CZAL Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Kami
melaksanakan praktikum selama 10 hari yang di mulai pada tanggal 05 September - 15
September 2019.
Berikut nama-nama anggota kelompok pada kloter 3 kambing yang dilaksanakan di CZAL
Kambing 4 :
Berikut nama-nama anggota kelompok pada kloter 4 sapi yang dilaksanakan di CZAL Jurusan
Sapi 2 :
A.2.1 Kambing
Pada praktikum MK Produksi Ternak Potong Dan Kerja kambing yang kami gunakan
untuk praktikum adalah kambing Nubian. Kambing ini banyak digunakan dengan tujuan
komersil seperti daging, susu maupun bulunya. Kambing ini juga sering disebut hewan
herbivora karena pakan utamanya adalah hijauan seperti rumput dan legum. Kambing ini
juga bagus digunakan umtuk hewan perah karena susu yang dimilikinya memiliki kandungan
lemak yang cukap baik dibanding kambing perah lainnya. Ciri-ciri kambing Nubian ini warna
dominannya adalah putih, hitam, coklat disertai warma corak lainnya, telinga panjang dan
terkulai, berbulu pendek, memiliki ukuran kaki yang panjang menopang tubuhnya sehingga
tubuh terlihat kompak. Pada kambing betina ambing relatif besar, bobot kambing jantan
dewasa dapat mencapai 175 kg, sedangkan kambing betina dapat mencapai 135 kg.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Sapi yang kami pelihara adalah sapi bali. Sapi Bali merupakan ternak potong andalan
Indonesia dengan karateristik Sapi Bali berbeda dengan sapi lain yang ada di nusantara.
Bangsa (breed)) sapi adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik tertentu yang
sama.Ternak ini memiliki persentase karkas yang tinggi, lemaknya sedikit serta perbandingan
tulang dan dagingnya sangat rendah oleh karena itu sapi bali ini mulai dikembang biakan
dinusantara ini.
Sapi ini juga mudah beradaptasi dengan iklim yang panas sapi bali merupakan salah satu
bangsa sapi yang didomestifikasi di Pulau bali,keunggulan Bali ialah kekayaan sumber daya
alamnya yang melimpah. Salah satunya komoditas ternak yang sangat potensial untuk
dikembangkan dan cocok dengan kondisi lingkungan di indonesia, yaitu sapi bali.Ciri-ciri sapi
bali sangat mudah dikenali warna bulunya pada badannya Pada saat masih “Pedet”, bulu
badannya berwarna merah bata sampai kemerahan,setelah dewasa sapi Bali jantan berwarna
lebih gelap bila dibandingkan dengan sapi Bali betina. Warna bulu sapi Bali jantan biasanya
berubah dari merah bata menjadi hitam setelah sapi itu mencapai dewasa kelamin selain itu
juga dibelakang sapi bali ada garis belutnya dan dipantatnya ada warna putih menyerupai
tameng selain itu ciri yang paling khas dari sapi bali ini memiliki bulu putih dikakinya seperti
Menurut Blakely dan Bade (1992), Romans et al. (1994) sapi bali mempunyai klasifikasi
Subphylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Sub ordo : Ruminantia
Cara mengukur hewan ternak baik itu sapi atau pun kambing sebagai berikut:
1. Cara mengukur berat sapi dan kambing, pengukuran berat badan pada sapi yakni
dengan cara membawa sapi ke tempat timbangan dengan hati-hati. Sedangkan
untuk pengukuran pada kambing yakni dengan cara menggendong kambing dan
membawanya ke timbangan yang sudah diletakan ketempat yang sudah pas lalu
praktikan dan kambing naik bersama dengan kambing lalu berat keseluruhan
praktikan dengan kambing di kurangi dengan berat praktikan.
2. Cara mengukur Respirasi dan denyut nadi, untuk pengukuran denyut nadi kami
melakukannya pada waktu pagi, siang dan sore dengan menggunakan alat stetoskop
yang diletakkan di dada ternak atau bisa juga di bagian ekor. Untuk pengukuran
respirasi ternak dengan cara mendekatkan tangan kebagian hidung ternak. Untuk
waktu pengukuran dilakukan 3 kali sehari yakni pada pagi hari, siang hari dan sore
hari. Masing-masing selama 1 menit.
3. Cara mengukur konsumsi pakan, untuk menghitung konsumsi pakan pada sapi dan
kambing dengan cara yang sama yakni dengan cara menghitung jumlah pakan yang
diberikan lalu dikurangi dengan pakan yang tersisa. Untuk menghitung konsumsi
minum masih sama dengan cara perhitungan pakan.
4. Cara mengukur lingkar dada, untuk pengukuran lingkar dada yakni dengan cara
melingkarkan pita ukur ke bagian tulang iga kanan dan kiri tepat pada stemum ketiga
atau keempat.
5. Cara mengukur tinggi badan, untuk pengukuran tinggi badan dengan cara diukur
dengan meteran batang. Pengukurannya di mulai dari kaki sampai ke puncak gumbal
dengan posisi sapi dalam keadaan berdiri tegap.
hewan ternak baik itu sapi ataupun kambing untuk menghasilkan daging atau susu yang
baik. Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan yang meliputi
bahwa pakan merupakan salah satu faktor utama dalam usaha peternakan, jika dibandingkan
dengan pakan ternak lainnya makanan ternak kambing yang paling sederhana.
Bahan pakan adalah (bahan makanan ternak) adalah segalah sesuatu yang dapat
diberikan kepada ternak baik yang berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian
yang cukup, hal inilah yang membuat pakan hijauan bagus untuk ternak ruminansia, tetapi
tidak semua rumput dapat dibilang hijauan untuk pakan ternak.Demi terjaganya rumput yang
baik dan bagus untuk pakan ternak maka peternak harus menanam dan memelihara sendiri
rumput demi kelangsungan gizi yang baik untuk ternak tersebut.
Pakan konsentrat sangat baik diterapkan karena dari pakan yang kualitas rendah
menjadi kualitas yang lebih tinggi. Tujuan pemberian konsentrat dalam pakan ternak adalah
untuk meningkatkan daya guna pakan, menambah unsur pakan yang efisien, serta
meningkatkan konsumsi dan kecernan pakan. Dimana pada praktikum kali kami memberi
konsentrat untuk ternak kambing sebanyak 35 gram KLK dan 215 gram dedak dengan berat
awal kambing 34, sedangkan untuk sapi kami memberi konsentrat sebanyak 200 gram KLK
dan 800 gram dedak dengan berat awal sapi 233 Kg. Hal ini sependapat dengan
(Suprio,2002) Pemberian Konsentrat sapi bali yang digemukkan yaitu sebanyak 0,7-1,2% dari
berat badan akan meningkat keuntungan , (B/C Ratio lebih tinggi) Pemberian konsentrat
hendaknya dilakukan pada siang hari (pukul 12.00-13-00) antara pemberian hijauan pada
pagi hari dan sore hari.
Sepatu Boot
Sepatu boot digunakan untuk keamanan praktikan saat melaksanakan praktikum.
Arit
Arit digunakan untuk menyabit pakan ternak.
Sapu Lidi
Sapu lidi digunakan untuk membersihkan kandang.
Ember
Ember digunakan untuk tempat minum ternak dan juga tempat konsentrat.
Timbangan Analitik/Digital
Timbangan digunakan untuk menimbang berat pakan dan minum yang diberikan. Juga untuk
Pita Ukur digunakan untuk mengukur panjang dan lebar lingkar dada ternak.
Hygrometer
Stopwatch digunakan untuk mengukur respirasi dan denyut nadi pada ternak.
Karung
Karung digunakan untuk tempat pakan ternak yang sudah di arit, tempat pakan sisa, dan
wadah feses.
Parang
Pada praktikum mata kuliah Reproduksi ternak potong dan kerja kami melakukan 5
hari pemeliharaan pada hewan ternak sapi dimulai dari tanggal 31 agustus - 04 septermber
2019.
Hari Pertama
Pada hari pertama kami mengasih pakan hijauan seberat 25,60 kg,dimana rumput
yang kami arit pada sore hari adalah rumput lapangan dan legum.kami mengasihkan rumput
itu pada pagi harinya supaya rumput tidak terlalu basah,jika rumput yang diberi basah
takutnya nanti ternak terkena penyakit kembung,sebelum mengasihkan rumput ke ternak
rumput tersebut kami cincang terlebih dahulu supaya sapi lebih muda makannya dan
rumput-rumput tersebut dicampurkan terlebih dahulu.Selain rumput kami mengasih pakan
tambahan yaitu konsentrat dengan perbandingan KLK 220 dan dedak 780,untuk air minum
sendiri kami mengasihnya 14,22 Liter.
Pada pagi harinya kami menimbang pakan yang bersisah dimana untuk pakan
hijauan sendiri sisahnya 6,25 kg berarti ternak memakan hijauan sebanyak 19,25 kg,untuk
kensentrat sendiri tidak memiliki sisah dan air minum masih tersisah 7,16 liter, jadi ternak
meminum sebanyak 7,06 liter.
Hari Kedua
Pada hari kedua kami mengasih pakan hijaun hanya mendapat 21,72 kg untuk pakan
ternak,kami agak kesulitan dalam mencari rumput dikarenakan musim panas yang
mengakibatkan pertumbuhan rumput yang kurang.untuk konsentrat sendiri sebagai pakan
tambahan yang kami kasih sebanyak 1 kg dimana terdiri dari 220kg KLK dan 780 untuk
dedak.sedangkan untuk air minum kami mengasihnya sebanyak 27,42 Liter.
Pada keesokan harinya kami menghitung sisah pakan dan air minum,sisah pakan
hijauan sebanyak 2,56 berarti ternak mengkonsumsi pakan hijauan sebanyak 19,16 kg,untuk
air minum sendiri sisah yang ada dalam embar sebanyak 18,91 Liter jadi ternak minum
sebanyak 8,51 lebih banyak dari hari sebelumnya dikarenakan cuaca yang cukup panas,untuk
konsentrat sendiri habis.
Hari Ketiga
Pada hari ketiga kami mengasih pakan hijauan sebanyak 25,57 kg dimana hari ketiga
kami mengasih rumput gajah,rumput lapangan dan legum.Untuk konsentrat 1 kg dan untuk
air minum kami mengasihnya sebanyak 25,62 Liter.
Pada keesokan harinya sisah pakan hijauan adalah 6,62 kg berarti ternak memakan
rumput sebanyak 18,95 kg sedangkan konsentrat sendiri habis termakan semua dan untuk air
minum sisahnya sebanyak 20,57 liter berarti minum sebanyak 5,05 liter.
Hari Keempat
Pada hari keempat kami mengasih pakan hijauan sebanyak 25,17 kg untuk konsentrat
sebanyak 1 kg sedangkan untuk air minum sendiri 28,53 liter.
Pada keesokan harinya sisah untuk pakan sendiri kami mendapat sisah hijauan
sebanyak 6,91 kg,sedangkan untuk konsentrat sendiri tidak memiliki sisah dan untuk sisah air
minum sendiri 20,01 berarti ternka meminum sebannyak 8,53 liter.
Hari kelima
Pada hari kelima kami mengarit rumput gajah dan rumput lapangan dan memperoleh
rumput seberat 24,71 kg dan kami juga mengasih pakan tambahan yaitu kensentrat seberat
1 kg sedangkan untuk air sendiri kami mengasihnya seberat 29,79 liter.
Pada keesokan harinya kami mengukur sisah pakan kami yaitu pakan hijauan seberat
5,74 kg berarti ternak memakan hijauan seberat 18,97 kg,untuk konsentrat tidak mempunyai
sisah dan untuk air seberat 19,69 liter jadi ternak meminum pada hari kelima ini sebanyak
10,11 liter.
Jadi dapat disimpulkan dari praktikum yang kami lakukan untuk sapi 3 selama 5 hari
dapat dilihat rata-rata pemberian pakan hijauan,sisa rata-rata pakan hijauan dan konsumsi
rata-rata pakan hijauan,rata-rata pemberian konsentrat,rata-rata sisa konsentrat,dan rata-rata
konsumsi konsentrat,serta rata-rata pemberian air minum,rata-rata sisa air minum dan rata-
rata konsumsi air minum.Rata-rata pemberian hijauan yaitu 19,19 kg.
Sapi yang kami gunakan dalam praktikum berat badan awalnya yaitu 192,5 kg ,jika
konsumsi pakan hijauan 10 % dari berat badan maka seharusnya pakan yang akan
dikonsumsi oleh ternak tersebut kira-kira 19 kg hijauan,dan pakan yang dikonsumsi oleh
ternak sapi yang kami pelihara sekitar 19,19 kg kg,dan sesuai dengan literatur menurut
( Suprio, 2002) “Hijauan dalam bentuk segar diperlukan minimal 10% dari berat badan
ternak, jadi jika seekor sapi yang beratnya 300 Kg memerlukan hijauan dalam bentuk segar
minimal 30 Kg/ Hari,
Pada produksi ternak kami mengukur berat badan,panjang badan,lingkar dada dan
tinggi gumba.Pada hari pertama kami mendapatkan berat data 192,5 kg,panjang badan 103,6
cm,lingkar dada 137,9 cm,dan untuk tinggi badan kami mendapatkan data 110,1 cm.Pada
hari kedua kami mendapatkan data untuk tinnggi gumba 108,6 cm,panjang badan 104,1
cm,dan untuk lingkar dada 138,1 cm.Pada hari ketiga kami mendapatkan deta sebagai
berikut tinggi gumba 108,1 cm,panjang badan 103,2 cm,dan untuk lingkar dada kami
mendapatkan data 138,3 cm.Pada hari keempat kami mendapatkan data sebagai berikut
tinggi gumba 108,4 cm,untuk data panjang badan 103,4 cm dan untuk data lingkar data
137,8 cm.untuk hari kelima kami mendapatkan data sebagai berikut tinggi gumba 108,3
cm,untuk data panjang badan 108,3 cm,dan untuk data lingkar dada 137,3 cm.Tetapi pada
ternak kami mengalami penurunan berat badan mungkin dikarenakan sapi yang kami
pelihara sedang menyusui hal inilah yang mengakibatkan ternak tersebut mengalami
penurunan berat badan.
Dimana kami mengukur tinggi gumba dan panjang badan menggunakan tongkat
ukur dengan mengukur panjang badan mulai dari siku sampai benjolan tulang tapis
sedangkan untuk tinggi gumba yaitu mulai dari ujung kaki sampai ke pundaknya dimana
posisi ternak harus benar. Dalam hal ini yang sering digunakan adalah Rumus Winter dan
Rumus Scroll. Metode Scroll yaitu metode ini dengan mengukur lingkar dada si sapi.
Sedangkan Metode Winter yaitu dengan mengukur lingkar dada dan panjang badan.
Pada pengukuran fisiologis ternak kami mengukurnya selama 5 hari, dimana dalam
sehari kami melakukan pengkuran 3 kali sehari kecuali temperatur rektal hanya dilakukan 1
hari di pagi hari.
Jumlah rata rata frekuensi pernafasan sapi adalah 10-30 kali per menit. Pernafasan
akan lebih cepat pada sapi yang ketakutan, lelah akibat bekerja berat dan kondisi udara
terlalu panas (Sugeng,2000). Sedangkan menurut ( Frandson,1992) Hewan yang sakit atau
stress akan meningkatkan denyut jantungnya untuk waktu tertentu. Semakin tinggi aktivitas
yang dilakukan ternak, semakin cepat denyut nadinya. Hewan yang mempunyai ukuran tubuh
kecil,denyut nadinya lebih besar daripada hewan yang mempunyai ukuran tubuh besar. Pada
pengamtan yang kami lakukan menurut (Frandson,1992) bahwa frekuensi nafas normal sapi
dewasa berkisar antara 24-42 kali permenit sedangkan pada kambing 26-54 kali permenit.
Dan untuk sapi yang kami pelihara respirasinya normal berkisar 28-60 kali permenit.
Jumlah frekuensi denyut dapat di deteksi melalui jantung yang dirambatkan pada
dinding rongga dada atau pada pembuluh nadi. Jumlah frekuensi denyut nadi bervariasi
tergantung dari jenis hewan, umur, kesehatan dan suhu lingkungann. Biasanya disebut juga
bahwa hewan muda mempunyai denyut nadi yang lebih frekuen daripada hewan tua. Pada
suhu lingkungan tinggi, denyut nadi meningkat ( Housebanri,2009 ) dan denyut normal
pada sapi berkisar 60-70 kali permenit dan kambing 70-135 menit, sedangkan untuk rata-
rata respirasi dari data kami berkisar antara 40-80 kali permenit.
Pada praktikum kali ini kami diberitahu untuk memperkirakan umur sapi yang kami pelihara.
Melihat kondisi gigi sapi 3 yang kami pelihara bahwa gigi sapi tersebut sudah terdapat 8 gigi
seri,jadi perkiraan umur pada sapi 3 yang kami pelihara berkisar 3,5-4 tahun.
Pemberian pakan hijauan untuk ternak kambing tidak jauh berbeda dengan ternak sapi
tadi yaitu 10% dari berat badan ternak terebut. Selain pakan hijaun kami juga memberi
pakan tambahan yaitu konsentrat dimana konsentrat dikasih terlebih dahulu di kasih sebelum
dikasih pakan hijauan. Hal tersebut sama dengan pendapat (Ridwan, 2010) bahwa
pemberian Pakan konsentrat diberikan sebelum pakan hijauan. Hal ini dilakukan agar semua
zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan, produksi, dan reproduksi dapat terpenuhi.
Air juga sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ternak tersebut, salah satunya adalah
mengatur temperatur badan, melancarkan sistem pencernaan dan meningkatkan sistem
metabolisme tubuh.
B.2.2. Produksi Ternak
Hari Tanggal Kelompok Berat badan (Kg) Panjang badan (Cm)Tinggi gumba (Cm) Lingkar dada (Cm) Berat badan akhir (Kg)
Kambing 1 36 69 68 77 36
Kambing 2 34 67 68 70
Kambing 3 30 61 1 74
Kambing 4 37 65 60 77
1 05-Sep-19 Kambing 5 20 56 57 61
Kambing 6 20 56 57 61
Kambing 7 23 59 68 65
Domba 1 26 60 62 69
Domba 2 22 54 56 64
Kambing 1 36 69 68 78
Kambing 2 37 68 68 72 34
Kambing 3 30 61 61 74
Kambing 4 37 61 68 79
2 06-Sep-19 Kambing 5 20 56 57 62
Kambing 6 20 56 57 62
Kambing 7 24 59 68 64
Domba 1 26 60 62 70
Domba 2 22 54 59 65
Kambing 1 38 70 69 78
Kambing 2 38 68 68 72
Kambing 3 30 61 61 74 31
Kambing 4 38 64 67 77
3 07-Sep-19 Kambing 5 21 57 58 63
Kambing 6 21 57 58 63
Kambing 7 25 54 65 72
Domba 1 26 60 62 70
Domba 2 23 54 59 67
Kambing 1 36 70 70 78
Kambing 2 34 69 69 72
Kambing 3 31 62 62 74
Kambing 4 35 63 69 72 33
4 08-Sep-19 Kambing 5 21 57 58 64
Kambing 6 21 57 58 64
Kambing 7 25 61 63 66
Domba 1 27 60 62 71
Domba 2 23 54 59 67
Kambing 1 36 70 70 78
Kambing 2 34 69 70 72
Kambing 3 31 62 62 75
Kambing 4 33 62 62 75
5 09-Sep-19 Kambing 5 23 58 59 64 23
Kambing 6 23 58 59 64 23
Kambing 7 25 61 68 66 25
Domba 1 25 61 62 71 25
Domba 2 23 54 59 67 23
Pada pengukuran data untuk reproduksi ternak yang kami lakukan selama 5 hari kami
mengukur berat badan panjang badan,tinggi gumba dan lingkar dada.Tingkat pertumbuhan
domba/kambing berkisar antara 20-200 gram per hari. Faktor-faktor penting yang
mempengaruhi pertumbuhan domba antara lain tingkat pakan, genetik, jenis kelamin,
kesehatan, dan manajemen (Gatenby, 1991). Pertumbuhan kambing dan domba adalah
suatu hal yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain genetik dan
lingkungan. Faktor genetik lebih membatasi kemungkinan pertumbuhan dan besarnya tubuh
yang dicapai. Faktor lingkungan seperti iklim, pakan, pencegahan atau pemberantasan
penyakit serta tata laksana akan menentukan tingkat pertumbuhan dalam pencapaian
Menurut Frandson (1992), bahwa denyut nadi normal pada kambing berkisar antara
26-54 kali permenit.Dari pengamatan yang kami lakukan kami memperoleh data yang tak
sesuai dengan literatur dikarenakan kurang ketelitian dan pemahaman dari praktikan yang
menyebabkan tidak singkronya data dengan literature.
Dari pengamatan yang kami lakukan kami memperoleh data untuk temperatur rektal
37°C, dan 38°C, dari data tersebut bisa dikatakan normal kerena didukung dengan literatur
yang disampaikan (Smith,1998) bahwa kisaran temperatur rektal adalah 36,7 ˚C-39,1 ˚C.
B.2.4 Estimasi Umur ternak
Pertumbuhan gigi seri kambing sangat teratur waktunya,dimana sebelum gigi seri
tumbuh gigi yang muncul adalah gigi susu,gigi seri lebih besar,kuat dan agak kekuningan
dibanding gigi susu.Penentuan umur pada ternak kambing bisa dengan melihat gigi seri
pada ternak kembing tersebut,biasanya gigi seri terdiri dari 2-8 gigi seri jika belum memiliki
gigi seri jadi umur ternak tersebut masih umur bulanan. Pada hewan ternak yang kami
praktikumkan mempunyai 8 gigi seri jadi umur hewan ternak yang kami pelihara berkisar
lebih kurang 3 - 4 tahun.
C. KESIMPULAN DAN SARAN
C.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami laksanakan selama 10 hari, maka dapat saya
simpulkan bahwa pakan yang dikonsumsi ternak yang kami pelihara selama 10 hari sudah
memenuhi kebutuhannya dimana 10 % dari berat badannya yang digunakan untuk
pengemukan, baik itu sapi maupun kambing. Dengan Konsumsi sapi minimal 19 kg dan
untuk kambing minimal 5 kg.
Dari hasil pengamatan ternak yang kami pelihara selama 10 hari peliharaan dalam
keadaan sehat-sehat saja meski berat badan berkurang dikerenakan ketidak akurnya
timbangannya yang kami gunakan saat menimbang ternak kami. Namun melihat dari dari
data fisiologisnya ternak yang kami pelihara dalam keadaan normal melihat dari rata-rata
baik itu sapi, kambing ataupun domba. Maka untuk pengamatan di gigi digunakan untuk
melihat umur ternak hal ini dikarenakan metode paling tepat untuk melihat umur gigi ternak
baik itu sapi, kambing ataupun domba.
C.2 Saran
Harapan saya untuk semua praktikan agar lebih serius dalam melaksanakan praktikum ini,
selalu berhati – hati dalam mengerjakan apapun itu. Lebih bertanggung jawab lagi untuk
Devendra, C., & M. Burn. 1983. Goat Production in The Tropics. Commonwealth Agricultural
Bureaux, London
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi IV. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Gatenby, R. M. 1991. The Tropical Agriculturalist Sheep. 1st Edition. Mc Millan Education Ltd.
London and Basingtone.
Ridwan, 2010. Kadar Dan Tata Cara Pemberian Pakan Pada Domba. Jakarta.Gramedia.
Suprio, , dkk, 2002. Kesehatan dan Gizi. Cetakan kedua. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
LAMPIRAN
Lampiran19.Reproduksi Kambing
Lampiran20.Tabel Fisiologis Kambing