Anda di halaman 1dari 8

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by e-Jurnal STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada


Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

PEMBUATAN INDIKATOR BAHAN ALAMI DARI EKSTRAK KULIT


BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) SEBAGAI INDIKATOR ALTERNATIF
ASAM BASA BERDASARKAN VARIASI WAKTU PERENDAMAN

Army Yulfriansyah, Korry Novitriani


Prodi DIII Analis Kesehatan
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Abstrak

Kulit buah naga merupakan limbah yang jarang dimanfaatkan, selain itu kulit buah naga memiliki
pigmen warna merah yang berasal dari antosianin. Pigmen tersebut mengalami perubahan warna pada
perubahan keasamannya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ekstrak kulit buah naga dapat
digunakan sebagai indikator asam basa berdasarkan pigmen warna yang dimiliki kulit buah naga dan
untuk mengetahui lama waktu optimum perendaman kulit buah naga sebagai bahan indikator asam-
basa. Metode yang digunakan pada penelitian ini bersifat eksperimen untuk menentukan waktu
optimum yang digunakan untuk ekstrak kulit buah naga. Ekstraksi yang dilakukan menggunakan
variasi waktu perendaman, yaitu 16 jam, 18 jam, 20 jam, 22 jam, 24 jam dan 26 jam. Dengan pelarut
yang digunakan yaitu etanol 96%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah
naga dapat dijadikan sebagai indikator asam basa, waktu optimum yang digunakan untuk ekstrak kulit
buah naga pada waktu 24 jam dan perubahan warna dari trayek pH 12,5-13 pada suasana basa kuat.

PENDAHULUAN Antosianin merupakan zat warna


Limbah merupakan buangan yang yang berperan memberikan warna merah,
dihasilkan dari proses produksi yang lebih sehingga semakin merah warna kulit buah
dikenal dengan sampah, yang naga semakin tinggi kadar antosianinnya
kehadirannya pada suatu saat dan tempat begitu juga sebaliknya (Citramukti, 2008).
tertentu tidak dikehendaki lingkungan, Indikator alami dapat dibuat
salah satunya yaitu limbah pertanian. dengan memanfaatkan zat warna yang ada
Kebanyakan hasil dari limbah pertanian pada tumbuhan. Zat warna pada tumbuhan
dibuang begitu saja karena tidak memiliki merupakan senyawa organik yang
nilai ekonomis. Namun, tidak semua berwarna seperti yang dimiliki oleh
limbah yang dihasilkan dibuang sebagai indikator sintesis. Indikator ini selain
sampah. Ada juga limbah pertanian yang mudah dibuat juga mudah didapat.
masih bisa dimanfaatkan, salah satunya Tumbuhan yang digunakan untuk
yaitu kulit buah naga. membuat indikator harus memiliki
Kulit buah naga (Hylocereus karakteristik warna sehingga ekstrak dari
polyrhizus) merupakan limbah yang masih tumbuhan tersebut dapat memberikan
sangat jarang dimanfaatkan, seringkali perubahan warna yang berbeda-beda pada
hanya dibuang sebagai sampah. Padahal, setiap pH.
kulit buah naga masih mengandung Untuk mengambil antosianin dari
senyawa antioksidan yang cukup tinggi. kulit buah naga, biasanya menggunakan
Selain itu, kulit buah naga mengandung metode ekstraksi. Salah satu metode
antosianin yang berfungsi sebagai ekstraksi yang sering digunakan untuk
pewarna alami. ekstraksi antosianin adalah metode
153
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

maserasi, dengan cara merendam simplisia a. Menimbang kulit buah naga


menggunakan sebuah pelarut dalam waktu segar sebanyak 100 g dengan
24 jam. Menurut penelitian Suzery (2010) menggunakan neraca analitik.
metode ekstraksi yang baik digunakan b. Menambahkan pelarut etanol
untuk ekstraksi antosianin dari kelopak 96% dengan perbandingan (1
bunga rosella yaitu menggunakan metode : 2).
maserasi pada suhu ruangan. c. Campuran sampel dan pelarut
Karena uraian diatas maka perlu kemudian dihancurkan
dilakukan penelitian mengenai apakah dengan blender.
kulit buah naga dapat digunakan sebagai d. Sampel yang sudah diblender
indikator asam basa dan berapa lamakah kemudian maserasi selama
perendaman ekstrak kulit buah naga 16, 18, 20, 22, 24 dan 26 jam
menggunakan metode ekstraksi maserasi untuk memperoleh ekstrak.
akan menarik zat warna antosianin paling e. Hasil ekstrak disaring dengan
banyak. kertas saring.
METODE PENELITIAN f. Simpan ekstrak kulit buah
A. Alat naga ke dalam botol coklat.
Peralatan yang digunakan antara lain 2. Uji Pembuktian Antosianin
batang pengaduk, blender, buret corong, (Harborne, 1996)
erlenmeyer, gelas kimia, kaca arloji, klem, Ekstrak ditambahkan dengan HCl
labu ukur, neraca digital (Ohaus), neraca 2 M kemudian dipanaskan pada
analitik ketelitian 0,0001 g, pH meter suhu 100 ºC selama 5 menit.
(Toledo FE 20), pipet tetes, pipet ukur, Karakteristik antosianin yaitu
tabung reaksi dan spektrofotometer (mini warna merah tidak akan pudar.
simadzu 1240). Ekstrak etanol kulit buah naga
B. Bahan Penelitian (Hylocereus polyrhizus)
Bahan baku penelitian adalah kulit ditambahkan larutan NaOH 2 M
buah naga. Bahan-bahan kimia yang tetes demi tetes hingga hasilnya
digunakan antara lain: akuades, etanol yaitu perubahan warna merah
(C2H5OH) 96%, larutan buffer pH 1-13, menjadi hijau biru dan memudar
HCl, NaOH, asam oksalat (H2C2O4. perlahan-lahan.
2H2O). 3. Uji Warna Ekstrak Kulit Buah
C. Prosedur Kerja Naga Pada Larutan pH (Pratama,
1. Pembuatan Ekstrak Kulit Buah 2013).
Naga dengan Variasi Waktu a. Menyiapkan 25 tabung yang
Perendaman (Hidayah, 2013) disimpan di dalam rak
tabung.

154
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

b. Menyiapkan larutan pH (1, sesuai dengan yang


1,5, 2, 2,5, 3 sampai 13) diinginkan
secara berurutan sebanyak 2 h. Membuat kurva panjang
mL kedalam tabung. gelombang maksimum antara
c. Mengamati trayek pH nya nilai absorban dengan
menggunakan pH meter. panjang gelombang
d. Setelah mengetahui pH nya, i. Mencatat absorbansi tertinggi
tambahkan eksrak kulit buah dan gunakan panjang
naga sebanyak 5-8 tetes. gelombang dari absorbansi
e. Mengamati perubahan warna tersebut sebagai panjang
yang terjadi dalam setiap gelombang maksimum yang
tabung yang sudah diketahui akan digunakan untuk
pH nya. pemeriksaan sampel.
4. Penetapan Panjang Gelombang 5. Perlakuan Titrasi HCl dengan
Maksimum Menggunakan NaOH Menggunakan Indikator
Spektrofotometer UV-Vis 1240 Zat Warna Ekstrak Kulit Buah
(Rusmawan, dkk., 2011 : 2) Naga
a. Mengatur alat a. Memipet dengan tepat
spektrofotometer UV-Vis sebanyak 10 mL HCl 0,1 N
Shimadzu 1240 kedalam erlenmeyer 250 mL.
b. Mengatur panjang b. Menambahkan 3 tetes
gelombang sesuai yang indikator zat warna ekstrak
diinginkan (500-560 nm) kulit buah naga kedalam
c. Menyiapkan dua buah kuvet, larutan dan mentitrasinya
isi kuvet pertama dengan dengan larutan NaOH 0,1 N
blanko dan kuvet ke dua (atau sesuai hasil
dengan sampel standarisasi).
d. Memasukkan blanko ke c. Mencatat volume NaOH,
dalam alat, lalu tekan auto titrasi dilakukan sebanyak 3
zero kali.
e. Selanjutnya memasukkan HASIL PENELITIAN
sampel 1. Penetapan Panjang Gelombang
f. Mencatat absorbansi Maksimum
g. Melakukan pengerjaan dari Penetapan panjang gelombang
poin b sampai poin f dengan maksimum pada ekstrak kulit buah
panjang gelombang yang naga terdapat pada tabel 1.
berbeda dan atur interval

155
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

Tabel 1. 535 2,571


Hasil Penetapan Panjang Gelombang 540 2,014
Maksimum
545 2,008
Panjang Gelombang Absorbansi
550 2,005
(ƛ)
500 1,856
505 1,924
2. Penentuan Waktu Optimum
510 2,094 Ekstrak Kulit Buah Naga
515 2,157 Penentuan waktu optimum
520 2,345
perendaman ekstrak kulit buah naga
terdapat pada tabel 2
525 2,478
530 2,515

Tabel 2
Penentuan Waktu Optimum Ekstrak Kulit Buah Naga
Perendaman Absorbansi1 Absorbansi2 Absorbansi3
(jam)
16 2,074 2,100 2,150
18 2,094 2,157 2,197
20 2,173 2,251 2,270
22 2,290 2,311 2,369
24 2,551 2,683 2,658
26 2,345 2,459 2,408

3. Penentuan Trayek pH Ekstrak pH 10,5 Merah Muda


Kulit Buah Naga pH 11 Merah Muda
Penentuan trayek pH dari ekstrak kulit pH 11,5 Merah Muda
buah naga dapat dilihat pada tabel 3. pH 12 Merah Muda
pH 12,5 Jingga
Tabel 3 pH 13 Kuning
Hasil Perubahan Warna Larutan pH setelah
ditetesi Ekstrak Kulit Buah Naga
4. Aplikasi Ekstrak Kulit Buah Naga
Trayek pH Perubahan Warna pada Titrasi Asam-Basa.
pH 1 Merah Muda Hasil aplikasi ekstrak kulit buah naga
pH 1,5 Merah Muda pada titrasi asam basa dapat dilihat
pH 2 Merah Muda pada tabel 4.
pH 2,5 Merah Muda
Tabel 4
pH 3 Merah Muda
Hasil Titrasi Asam Basa Menggunakan
pH 3,5 Merah Muda Ekstrak Kulit Buah Naga
pH 4 Merah Muda
pH 4,5 Merah Muda Titrasi Volume Volume NaOH
pH 5 Merah Muda HCl (mL) (mL)
pH 5,5 Merah Muda 1 10,00 11,50
pH 6 Merah Muda 2 10,00 11,40
pH 6,5 Merah Muda 3 10,00 11,60
pH 7 Merah Muda Rata-rata 10,00 11,50
pH 7,5 Merah Muda
pH 8 Merah Muda PEMBAHASAN
pH 8,5 Merah Muda
1. Uji Kualitatif Antosianin
pH 9 Merah Muda
pH 9,5 Merah Muda Pembuktian adanya antosianin
pH 10 Merah Muda dilakukan pada ekstrak kulit buah
156
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

naga dengan cara kualitatif, yaitu kondisi pH > 6 mengalami perubahan


ekstrak kulit buah naga dilarutkan bentuk struktur menjadi anhidrobase, yang
dalam HCl kemudian dipanaskan dapat terjadi perluasan ikatan delokal,
selama 5 menit. Hasil percobaan sehingga menyebabkan perubahan
menunjukkan bahwa dalam ekstrak berwarna yang lebih kuat intensitasnya
tersebut positif antosianin karena dan menghasilkan warna kuning.
selama 5 menit pemanasan warna
larutan tidak pudar.

A B
Gambar 3
Bentuk kesetimbangan kation flavilium
menjadi kalkon (Belitz dan Grosh, 1987)

2. Penentuan Panjang Gelombang


Gambar 1 Maksimum
Uji Kualitatif Antosianin (A: Sebelum
Menentukan konsentrasi ekstrak
ditetesi HCl B: Setelah ditetesi HCl)
dilakukan pembacaan absorbansi dengan
Uji kualitatif selanjutnya yaitu ekstrak
menggunakan Spektrofotometer UV–Vis,
kulit buah naga yang ditetesi larutan
karena absorbansi sebanding dengan
NaOH 2 M terjadi perubahan warna
konsentrasi.
menjadi hijau, biru kemudian perlahan-
Menurut Underwood dan Day
lahan memudar berubah menjadi kuning.
(1989) warna yang tampak
(komplementer) berwarna merah dapat
diukur pada panjang gelombang 500 – 550
nm. Diperoleh hasil absorbansi tertinggi
yaitu pada panjang gelombang 535 nm
A B dengan absorbansi 2,571.
2,7
2,5 2,571
Gambar 2 2,3
Absorbansi

Uji Kualitatif Antosianin (A: Sebelum 2,1


ditetesi HCl B: Setelah ditetesi HCl)
1,9
Antosianin struktur kation flavilium dalam 1,7
1,5
kondisi asam berwarna merah, dan 500 510 520 530 540 550
Panjang Gelombang
kationnya cenderung reaktif dan mudah Gambar 4
terdegradasi menuju bentuk karbinolbase Penentuan panjang gelombang
maksimum (500 – 550 nm)
tidak berwarna seiring dengan naiknya pH
dan selanjutnya terjadi kesetimbangan 3. Penentuan Waktu Optimum

toutomeri membentuk kalkon. Pada Ekstrak Kulit Buah Naga

157
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

Perlakuan ekstrak dengan variasi


waktu perendaman bertujuan untuk
melihat waktu perendaman yang paling
baik dan yang paling banyak menarik zat
warna dari kulit buah naga dan ditentukan A B
dengan nilai absorbansi tertinggi.
Gambar 6
Pengukuran absorbansi masing-masing Buffer pH setelah ditetesi Ekstrak Kulit
Buah Naga A. Buffer pH 1-6 B. Buffer pH
variasi lama perendaman pada ekstrak 6,5-13
dilakukan pada panjang gelombang
5. Aplikasi Indikator Ekstrak Kulit
maksimum dari ekstrak kulit buah naga,
Buah Naga pada Titrasi Asam-Basa
yaitu 535 nm. Dapat dilihat bahwa
Uji aplikasi indikator ekstrak
absorbansi optimum diperoleh pada lama
kulit buah naga pada titrasi asam –
perendaman 24 jam.
basa dilakukan pada titrasi asam kuat
(HCl) dan basa kuat (NaOH). Setelah
2,7 2,683
2,658 dilakukan titrasi HCl dengan NaOH
2,6
2,551
2,5 menggunakan ekstrak kulit buah naga
Absorbansi

2,4
2,3 sebagai indikator pada titrasi tersebut.
2,2 Setelah dilakukan titrasi dengan
2,1
2 pengulangan sebanyak 3 kali, rata-rata
16 18 20 22 24 26
Waktu Perendaman (Jam)
volume NaOH yang diperlukan untuk
Gambar 5 mencapai titik akhir titrasi adalah
Pengukuran absorbansi pada variasi
lama perendaman 11,50 mL dengan perubahan warna
dari warna merah muda menjadi
4. Penentuan Trayek pH Ekstrak Kulit
Buah Naga kuning.
Ekstrak kulit buah naga perlu diuji
warna dari ekstrak pada berbagai larutan
pH. Antosianin mempunyai daerah
perubahan warna yang berbeda-beda pada
perubahan pH, tergantung pada senyawa
yang terkandung didalamnya. Ekstrak
A B
kulit buah naga perlu diketahui daerah
perubahan pH. Ekstrak kulit buah naga di
Gambar 7
teteskan pada larutan buffer pH rentang Warna Ekstrak Kulit Buah Naga Pada
pendek. Warna ekstrak kulit buah naga Titrasi HCl - NaOH
A. Sebelum Titrasi B. Setelah Titrasi
tersebut kemudian diamati pada tabung
reaksi.

158
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

Kesimpulan Strawberry Fruits then Using as an


Berdasarkan hasil penelitian, dapat Indicator in Volumetric Analysis.
disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah Journal of Family Medicine. Vol 7
naga dapat digunakan sebagai indikator Issue 7. 2009.
asam basa dengan perubahan warna dari HAM, Mulyono. Membuat Reagen Kimia
merah muda menjadi kuning pada proses di laboratorium.Jakarta: PT.Bumi
titrasi asam kuat dan basa kuat. Dengan akasara. 2008.
waktu optimum untuk memperoleh Harborne, J.B. Metode Fitokimia
ekstrak kulit buah naga pada perendaman Penuntun Cara Praktikum Modern.
selama 24 jam. Bandung: Penerbit ITB. 1996.
Hendrayana, Sumar. Kimia Analitik
DAFTAR PUSTAKA Instrumen. Semarang: IKIP
Agoes.G. Teknologi Bahan Alam, ITB Semarang Press. 1994.
Press Bandung. 2007. Hidayah, T. Uji Stabilitas Pigmen dan
Andryani, V. Pemanfaatan Antosianin Antioksidan Hasil Ekstraksi Zat
Pada Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Warna Alami Dari Kulit Buah Naga
batatas L.) Sebagai Indikator Asam (Hylocereus undatus). Skripsi.
– Basa. Skripsi. Semarang: Fakultas Semarang: Fakultas Matematika
Matematika dan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan Alam
Alam Universitas Negeri Semarang. Universitas Negeri Semarang. 2013.
2015. Hilal, M.F. Identifikasi senyawa metabolit
Belitz, H. D. dan Grosh, W. Food sekunder dari kulit buah naga
Chemistry. Spinger Verlag. Berlin. (Hylocereus undatus) dalam ekstrak
1987 kloroform. Skripsi. FMIPA UNY.
Cahyono, B. Sukses Bertanam Buah Naga. 2006.
Jakarta: Pustaka Mina. Halaman 14- Idiawat dan Neliyanti. Ekstraksi dan uji
16. 2009. stabilitas zat warna alami dari buah
Charley, H. Food Science. John Willey lakum (cayratia trifolia (L)
and Sons Inc. New York. 1970 domin)JKK VOLUME 3(2): Hal :
Citramukti, I. Ekstraksi dan uji kualitas 30-37. 2014.
pigmen antosianin pada kulit buah Isnaini, L. Ekstraksi Pewarna Merah Cair
naga merah (Hylocereus Alami Berantioksidan Dari Kelopak
costaricensis). Skripsi. Jurusan Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas L) Dan Aplikasinya Pada Produk
Pertanian, Universitas Pangan. Jurnal Teknologi
Muhammadiyah Malang. 2008. Pertanian, Volume 11 (1). 2010.
Diyar, S. A. Identification of an
Anthocyanin Compound from
159
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

Ketaren. Pengantar Teknologi Minyak dan Siregar, N.K. Karakterisasi Simplisia dan
Lemak. Edisi 3. UI Press. Jakarta. Skrining Fitokimia serta Uji
2008. Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Khopkar, S. M. Konsep Dasar Kimia Etanol Buah Naga (Hylocereus
Analitik. Bombay : Indian Institute undatus). Skripsi. Medan: Fakultas
of Technology. 1983. Farmasi Universitas Sumatera
Nur Richana, M, S. Ubi Kayu dan Ubi Utara. 2011.
Jalar. Bogor: NUANSA Suardi, D. Potensi Beras Merah Untuk
CENDEKIA. 2009. Peningkatan Mutu Pangan. Jurnal
Parisa, S., Reza, Elham, & Rashid. Effect Penelitian dan Pengembangan
of Heating UV Irradiation and pH Pertanian. Indonesian Agricultural
on Stability of the Anthocyanin Research and Development Journal,
Copigment Complex. J. Biol. Sci. 24(3) : 93-100. 2005.
10: 267-272. 2007. Suzery, M., Lestari, S. & Cahyono, B.
Pratama, Y. pemanfaatan Ekstrak Daun Penentuan Total Antoianin Dari
Jati (Tectona grandis linn F.) Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus
Sebagai Indikator Asam Basa. sabdariffa) Dengan Metode
Proposal Skripsi. Semarang: Maserasi Dan Sokhletasi. Jurnal
Fakultas Matematika dan Ilmu Sains & Matematika (JSM),
Pengetahuan Alam Universitas Volume 18 (1). 2010.
Negeri Semarang. 2013. Underwood, A. L. dan R.A. Day Jr.
Rahayu, S. & Suparni. Kimia Industri. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta.
Direktorat Pembinaan Sekolah 1989.
Menengah Kejuruan . Jakarta. 2008. Yuniwati, M., Ovitasari, F. & Wulandari,
Rusmawan, C. A., dkk. Analisis D. Pengambilan Zat Warna Alami
Kolorimetri Kadar Besi (III) dalam Anthosianin Dari Ekstrak Kulit
Sampel Air Sumur dengan Metoda Manggis (Garnicia mangostana L).
Pencitraan Digital. Prosiding Jurnal Teknologi Technoscientia,
Simposium Nasional Inovasi Volume 5 (2). 2013.
Pembelajaran dan Sains. Hal : 1 – 6.
2011.

160

Anda mungkin juga menyukai