A DENGAN
PENYAKIT ASAM URAT DI KECAMATAN TEGALDLIMO
RT 002 RW 003 BANYUWANGI
DISUSUN OLEH :
INDRI YEKHOLYA
2004042
Mengetahui,
( Ethic Palupi, S.Kep., Ns., MNS.) ( Antonius Yogi, S. Kep., Ns., MSN.)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
tuntunan-Nya penulis dapat menyusun tugas Stase Gerontik tentang “Asuhan
Keperawatan Gerontik Pada Ny. A Dengan Penyakit Asam Urat Di Tegaldlimo
Banyuwangi” dapat terselesaikan pada waktunya.
Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini, penulis mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns., MAN, selaku Ketua STIKES Bethesda
Yakkum Yogyakarta.
2. Ibu Ethic Palupi, S.Kep., Ns., MAN, selaku Ketua Prodi Ners Ilmu
Keperawatan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
3. Antonius Yogi, S. Kep., Ns., MSN selaku pembimbing akademik.
4. Ny. A yang berkenan menjadi responden dalam menyelesaikan tugas di stase
gerontik.
Penulis menyadari dalam pembuatan asuhan keperawatan ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A....Latar Belakang................................................................................. 1
B....Tujuan............................................................................................... 2
C....Manfaat............................................................................................. 3
D....Waktu dan Tempat Praktek.............................................................. 3
E.... Metode.............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A....Konsep Lansia.................................................................................. 5
1....Definisi Lansia........................................................................... 5
2....Teori Proses Menua.................................................................... 5
3....Batasan Umur Lansia................................................................. 7
4....Perubahan yang Terjadi pada Lansia......................................... 8
5....Konsep Keperawatan Gerontik.................................................. 11
B....Konsep asam urat............................................................................. 13
1....Definisi asam urat....................................................................... 13
2....Etiologi asam urat....................................................................... 14
3....Patofisiologi asam urat............................................................... 15
4....Tanda gejala asam urat............................................................... 15
5....Faktor resiko asam urat.............................................................. 15
6....Pemeriksaan diagnostik asam urat............................................. 17
7....Komplikasi asam urat ................................................................. 18
8....Penatalaksanaan asam urat ......................................................... 18
9....Pencegahan asam urat ................................................................ 20
10..Asuhan keperawatan pada asam urat......................................... 21
iv
BAB III TINJAUAN KASUS
A.... Pengkajian Keperawatan................................................................ 22
B.... Analisa Data.................................................................................... 29
C....Diagnosa Keperawatan................................................................... 31
D....Rencana Tindakan Keperawatan.................................................... 33
E.... Catatan Perkembangan Keperawatan............................................. 37
BAB IV PEMBAHASAN
A....Pengkajian....................................................................................... 47
B....Perumusan Diagnosa...................................................................... 49
C....Perencanaan.................................................................................... 50
D....Implementasi................................................................................... 51
BAB V PENUTUP
A....Kesimpulan..................................................................................... 54
B....Saran............................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 55
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menua merupakan proses fisiologis yang akan terjadi pada semua orang
dengan mekanisme yang berbeda pada setiap individu. Pada proses ini organ
tubuh akan mengalami penurunan fungsi sehingga menimbulkan berbagai
masalah pada orang lanjut usia. Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh
maka, risiko terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit
degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara lain dimensia, asam urat,
obesitas dan diabetes melitus (Badriah, 2011).
Asam urat masih menjadi salah satu masalah kesehatan pada kelompok lansia.
Sebagai hasil pembangunan yang besar dewasa ini dapat meningkatkan umur
harapan hidup, sehingga jumlah lansia bertambah tiap tahunnya, peningkatan
usia tersebut sering diikuti dengan meningkatnya penyakit degenerative dan
masalah kesehatan masalah kesehatan lain pada kelompok usia lanjut. Asam
urat sebagai salah satu penyakit degenerative yang serimg dijumpai pada
kelompok usia lanjut (Abdullah, 2015).
Di Indonesia asam urat merupakan masalah kesehatan yang perlu
diperhatikan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan, karena angka
pravelensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan. Asam
urat adalah senyawa nitrogen yang dihasilkan dari proses katabolisme purin
baik dari diet maupun dari asam nukleat endogen, di kecamatan Tegaldlimo,
angka penyakit asam urat menduduki peringkat pertama. Penyakit asam urat
cenderung dialami oleh lansia. Di RT 002 RW 003 Kecamatan tegaldlimo
terdapat salah satu lansia terdiagnosa asam urat dan lansia tersebut merasa
penting untuk mencegah komplikasi asam urat. Namun, lansia tersebut belum
mengetahui secara pasti apa itu penyakit asam urat dan mengapa bisa
dialaminya. Fenomena yang terjadi pada lansia tersebut membuat penulis
tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada lansia asam urat.
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, lansia dapat meningkatkan
kemampuannya dalam memelihara kesehatan keluarga mereka, sehingga
dapat pula meningkatkan status kesehatan menjadi lebih baik.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan Gerontik, diharapkan lansia
mampu:
a. Meningkatkan kemampuan lansia dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi oleh lansia.
b. Meningkatkan kemampuan lansia dalam mengambil keputusan yang
tepat dalam mengatasi masalah kesehatan
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-
masalah dasar kesehatan lansia.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberi Asuhan
Keperawatan terhadap lansia yang sakit dan dalam masalah
kesehatan lansia.
e. Meningkatkan masalah produktivitas lansia dalam meningkatkan
mutu kehidupan.
3
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Memberikan pengalaman dan meningkatkan kompetensi didalam
memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada lansia.
2. Bagi Lansia
Lansia mampu mengenal masalah kesehatan, memutuskan tindakan yang
tepat, melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, memodifikasi
lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan tepat.
E. Metode
Sedangkan dalam pengumpulan data, mahasiswa menggunakan beberapa
metode, diantaranya :
1. Wawancara
Dengan cara tanya jawab tentang hal-hal yang perlu diketahui berkaitan
dengan aspek fisik, sosial budaya, ekonomi dan keadaan lingkungan.
2. Observasi / Pengamatan
Observasi langsung dilakukan terhadap hal-hal yang tidak perlu
dipertanyakan, karena sudah cukup melalui pengamatan saja dan
penilaian dilakukan sendiri sesuai dengan kriteria teori, pengamatan ini
dilakukan terutama pada pengamatan fisik saja.
3. Pemeriksaan fisik
Dilakukan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan
dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik.
4. Studi Dokumentasi
Dengan menggunakan studi dokumentasi diharapkan dapat membantu
4
A. Konsep Lansia
1. Definisi Lansia
Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lansia apabila
usianya 73 tahun ke atas baik pria maupun wanita (Kushariyadi, 2010).
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak
secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak,
dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan
fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua
orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis
tertentu. Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh
Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi
tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir.
Dimana seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial
secara bertahap (Ma’rifatul, 2011). Menjadi tua merupakan proses
alamiah yang berarti seseorang telah melalui tahap-tahap kehidupannya
(Padila, 2013).
5
6
d. Perubahan Spiritual
Agama makin terintegrasi dalam kehidupan. Lansia akan semakin
matang dalam hal keagamaannya. Hal ini terlihat dalam berfikir
dan bertindak sehari-hari.
e. Perubahan Psikososial
1) Kesepian dan Duka Cita
Terjadi ketika pasangan atau teman terdekat meninggal
sehingga menuruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh
pada lansia. Hal tersebut dapat memicu erjadinya gangguan
fisik dan kesehatan.
2) Depresi
Duka cita yang berlanjut mengakibatkan perasaan kosong,
kemudia diikuti keinginan untuk menangis yang berlanjut
menjadi suatu proses depresi. Depresi juga dapat disebabkan
karena stress lingkungan dan menurunnya kemampuan adaptasi.
3) Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan yaitu fobia, panik, gangguan
cemas umum, gangguan stress setelah trauma dan gangguan
obsesif kompulsif, gangguan-gangguan tersebut adalah
kelanjutan dari dewasa muda dan berhubungan dengan
sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek samping obat
atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat.
4) Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia yang ditandai dengan
waham, lansia sering berfikir negatif tentang orang yang ada
disekitarnya. Biasanya terjadi pada lansia yang
terisolasi/diisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial.
5) Sindrom Diogenes
Suatu bentuk kelainan dimana lansia menunjukan penampilan
perilaku sangat mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau,
sering menumpuk barang tidak teratur.
11
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Klien
Data biografi
Nama : Ny. A
Tempat/ tanggal lahir : Banyuwangi, 12 April 1948
Pendidikan Terakhir : SD
Gol.Darah :B
Agama : Kristen
Status Perkawinan : Kawin
TB/BB : 155 cm/40kg
Penampilan : Rambut pendek, berpakaian rapi
Ciri-ciri Tubuh : Kulit warna coklat, badan agak kurus
Orang yang dekat dihubungi : Bp. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan usila : Suami
Alamat : Tegaldlimo, Banyuwangi
Tanggal masuk panti :-
22
23
2. Riwayat Keluarga
Keterangan :
laki – laki meninggal
Pasien
Ny. A anak kedua dari 8 bersaudara. 6 saudara Ny. A masih hidup dan 2
sudah meninggal. Ny. A memiliki 4 orang anak diantaranya 2 laki-laki dan
2 perempuan yang sudah berkeluarga semua.
3. Alasan datang ke rumah sakit : -
4. Keluhan Utama
Ny. A mengatakan nyeri pada kaki kiri
O : Ny. A mengatakan lebih dari 1 tahun kakinya kadang nyeri
P : Ny. A mengatakan bertambah sakit kalau dipakai buat jalan.
Q : Ny. A mengatakan terasa nyeri, hilang timbul
R : Ny. A mengatakan nyeri kaki kiri
S : Ny. A mengatakan nyeri skala 3
T : Ny. A mengatakan sakit berkurang ketika digunakan untuk beristirahat
24
7. Status Imunisasi
Ny. A mengatakan tidak pernah diimunisasi.
8. Alergi
Ny. A mengatakan tidak ada alergi makanan, minuman, dan obat-obatan.
9. Penyakit yang diderita
Ny. A mengatakan menderita asam urat sejak tahun 2019.
10. Riwayat Pekerjaan
Ny. A mengatakan mengatakan dirinya adalah ibu rumah tangga sejak
dulu sampai sekarang.
11. Riwayat Lingkungan Hidup
Tipe tempat tinggal : Rumah semi permanen
g. Sistem Immune
Sistem kekebalan tubuh baik.
h. Genetalia
Tidak terkaji
i. Sistem Reproduksi
Ny. A menikah satu kali dan sudah menoupose.
j. Sistem Persarafan
Tidak ada
k. Sistem Pencernaan
Bising usus 7 kali/menit
l. Sistem Penciuman
Tidak ada masalah pada indera penciuman
m. Tactil Respon
Tidak ada kelainan
18. Status Kognitif/ Afektif dan sosial
a. Ny. A dapat menyebutkan tanggal, bulan, hari, usia, tempat dan
tanggal lahir. Ny. A menyebutkan sekarang musim hujan. Ny. A dapat
menyebutkan angka 1 sampai 5.
b. Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Kesalahan 0-2 : fungsi intelektual utuh.
c. Mini Mental State Exam (MMSE)
Nilai 30 : tidak ada gangguan kognitif
d. Inventaris Depresi Beck
Normal: 0-4
19. Spiritual
Ny. A beragama Kristen, karena kondisi pandemic sehingga Ny. A selalu
berdoa dirumah. Ny. A juga mengatakan bahwa ia menyerahkan setiap
masalah yang dihadapi pada Tuhan.
20. Data Penunjang
Tekanan darah : 130/90 mmHg
29
Nadi : 83 kali/menit
Pernapasan : 18 kali/menit
Suhu : 36,6 0C
21. Pengkajian Risiko Jatuh (TUGT/time up and go test)
Saat dilakukan pengkajian pada klien tidak terdapat risiko jatuh karena
klien bisa melakukan aktivitas secara mandiri, berdiri ataupun berjalan
secara mandiri tanpa menggunakan alat bantu.
22. Pengkajian Istirahat dan Tidur (PSQI/Pihsberg Sleep Quality Index)
Dari hasil penilaian PSQI klien memperoleh skor >14 yang artinya klien
mengalami kualitas tidur sangat kurang.
DO:
a. Wajah terlihat kadang
menahan sakit
b. Asam urat terakhir
periksa 8,5mg/dl
2. DS : Gangguan pola nyeri
a. klien sering tidur
terbangun karena
nyeri yang
dirasakan
b. klien mengatakan
hanya bisa tidur
selama 3 – 5 jam
DO :
a. kantong mata kusam
b. Hasil pengkajian PSQI
Ny. A mengalami kualitas
tidur yang sangat kurang
dengan total nilai >14
tepat
DO:
a. klien hanya lulusan SD
b. Klien diam ketika ditanya
mengenai penyakit asam
urat
C. Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan
1 Nyeri kronis berhubungan dengan agen cidera biologis ditandai
dengan:
DS:
Ny. A mengatakan nyeri pada kaki kiri
- O: Ny. A mengatakan lebih dari 1 tahun kakinya kadang nyeri
- P: Ny. A mengatakan bertambah sakit kalau dipakai buat jalan.
- Q: Ny. A mengatakan terasa cenut-cenut, hilang timbul
- R: Ny. A mengatakan nyeri kaki kiri
- S: Ny. A mengatakan nyeri skala 3
- T: Ny. A mengatakan sakit berkurang ketika digunakan untuk
beristirahat
- U: Ny. A mengatakan memahami penyakitnya bahwa itu karena
asam uratnya tinggi
- V: Ny. A berharap agar nyeri dikaki dapat sembuh
DO :
c. kantong mata kusam
d. Hasil pengkajian PSQI Ny. A mengalami kualitas tidur yang
sangat kurang dengan total nilai >14
DO:
a. Klien hanya lulusan SD
b. Klien diam ketika ditanya mengenai penyakit asam urat
33
DO :
a. Wajah terlihat kadang
menahan sakit.
b. Asam urat terakhir periksa
8,5mg/dl
35
2 16 Maret 2021 pkl.14.00 16 Maret 2021 pkl.14.00 16 Maret 2021 pkl.14.00 16 Maret 2021 pkl.14.00
E. Catatan Perkembangan
Nama Pasien : Ny A
Alamat : Tegaldimo Banyuwangi
No Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi Tanda
Keperawatan Tangan
1 Nyeri kronis 16 Maret 1. Kaji nyeri secara komprehensif seperti S:
berhubungan 2021 lokasi, durasi dan frekuensi. - Klien mengatakan nyeri
dengan agen 2. Observasi reaksi nonverbal dari nyeri masih terasa di kaki kiri
cidera 3. Observasi TTV - Klien mengatakan nyeri Indri
biologis 4. Batasi aktivitas klien untuk mengurangi skala 3
factor penyebab nyeri. - Nyeri terasa tertusuk-
tusuk saat kaki kiri
5. Anjurkan tentang teknik non farmakologi:
digerakkan, nyeri terasa
nafas dalam relaksasi dan kompres hangat
hilang timbul.
O:
- TD: 130/90mmHg,
Nadi: 82x/menit,
Respirasi: 18x/menit,
Suhu: 36,6⁰C
- Ekspresi menahan sakit
saat kaki kiri digerakkan
- Dahi berkerut dank lien
mengatakan “aduh” saat
kaki digerakkan.
A: Masalah nyeri belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
38
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
F. Evaluasi Sumatif
Diagnosa Keperawatan Tanggal Evaluasi (SOAPIE) Tanda
Tangan
Nyeri kronis berhubungan 20 Maret S:
dengan agen cidera biologis 2021 - Klien mengatakan nyeri berkurang. Indri
- Klien mengatakan saat nyeri diberikan kompres hangat
O: klien tampak memegang kaki
A: Masalah nyeri sebagian teratasi
P: intervensi 1, 2, 5 dilanjutkan Indri
I:
1. Mengevaluasi nyeri secara komperhensif.
2. Batasi aktivitas klien untuk mengurangi factor penyebab nyeri.
5. Anjurkan tentang teknik non farmakologi: nafas dalam Indri
relaksasi dan kompres hangat
E:
S:
- Klien mengatakan nyeri sudah banyak berkurang, skala nyeri 1, Indri
nyeri sudah jarang terasa, dank lien mengatakan bisa nafas dalam
saat terasa nyeri
- Klien mengatakan akan mengistrahatkan apabila kaki terasa
nyeri Indri
- klien mengatakan nyeri sedikit berkurang ketika dikompres hangat
O:
- klien merasa nyaman saat di kompres
- klien tampak antusias mengikuti setiap demontrasi yang
diajarkan, meskipun dengan posisi duduk.
46
E:
S:
- Klien mengatakan semalam tidur sudah bisa, nyeri muncul tidak
terlalu lama, jadi bisa tidur dengan tenang.
- Klien mengatakan sudah menggunakan selimut saat tidur.
- Klien klien mengatakan tidur sering pada posisi miring, Karen
sudah menjadi kebiasaan yang nyaman dan terasa pulas tidur
dengan posisi seperti itu.
O: wajah tampak terlihat segar, mata tidak mengantuk.
A: masalah gangguan pola tidur teratasi.
P: Intervensi dihentikan, pertahankan intervensi 1,2,5
47
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tindakan peninjauan situasi lansia untuk memperoleh
data dengan maksud menegaskansituasi penyakit, diagnose masalah
penetapan kekuatan dan kebutuhan promosi kesehatan lansia. Data yang
dikumpulkan mencangkup data subjektif dan objektif meliputi bio-psiko-
sosial, dan spiritual, data yang berhubungan dengan masalah lansia serta data
tentang factor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan. (Kemenkes,
2016).
Ny. A berusia 73 tahun tinggal bersama dengan suami dan anak keduanya
yang sudah bercerai, dan anak-anaknya yang lain hidup diluar kota dan sudah
menikah semua. Keluhan utama saat dikaji klien menderita penyakit asam
urat dan nyeri pada kaki kiri sejak 1 tahun yang lalu, frekuensi nyeri hilang
timbul, klien juga mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas yang berat
karena kaki kiri sakit saat beraktivitas berlebih. Ny. A juga mengatakan
bahwa sering terbangun saat tidur malam karena nyeri yang dirasakan.
Menurut Azizah (2011), usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir
siklus kehidupan manusia di dunia. Tahap ini dimulai dari 73 tahun sampai
akhir kehidupan. Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua (tahap penuaan). Masa tua
merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini
seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi (tahap
penurunan). Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup,
48
Selain itu, penulis juga melakukan pengkajian terkait aspek mental, kognitif,
sosial, dan fungsional dengan hasil :
1. Aspek fisik/biologis
a. Hasil pengukuran pengkajian dengan menggunakan indeks KARTZ
didapatkan hasil nilai klien A yaitu kemandirian dalam hal makan,
kontinen (BAB/BAK), berpindah, ke kamar kecil, madi, dan
berpakaian.
b. Hasil pengkajian dengan TUGT (Time Up and Go test) dengan Jenis
kelamin perempuan, Usia 73 tahun berjalan sejauh 5 meter
menghabiskan waktu < 14 detik sehingga lansia tersebut tidak
memiliki resiko tinggi jatuh.
c. Hasil pengukuran pengkajian dengan indeks Bartel didapatkan nilai
100 yang artinya tidak ada ketergantungan klien mandiri.
2. Aspek psikologis
a. Pengkajian dengan menggunakan PSQI untuk menilai kualitas tidur
sangat kurang dengan total nilai >14.
b. Pengkajian dengan SPMSQ untuk menilai fungsi intelektual klien
mendapatkan hasil pengukuran pengkajian dengan Ny. A
menyebutkan dimana dia berada dan alamat rumahnya, Identitas,
tanggal hari ini, bulan dan tanggal lahir. Interpretasi SPMSQ: salah
menjawab 2 soal, fungsi intelektual kerusakan utuh.
c. Pengkajian MMSE untuk menilai status mental mendapatkan nilai
Ny. A mampu menyebut tahun saat ini, Ny. A mampu membaca dan
tidak bisa menulis. Ny. A dapat mengikuti gambar yang dicontohkan
Skor MMSE: 20, kemungkinan terdapat gangguan kognitif.
49
3. Aspek sosial
APGAR keluarga Ny. A mendapatkan total nilai yaitu 8, menandakan
bawah Keluarga Ny. A tidak memiliki disfungsi pada keluarganya.
B. Perumusan Diagnosa
Diagnosis keperawatan adalah kesimpulan yang ditarik dari data yang
dikumpulkan tentang lansia yang berfungsi sebagai alat untuk
menggambarkan masalah lansia, dan penarikan kesimpulan ini dapat dibantu
oleh perawat. Diagnose keperawatan adalah tahap kedua dari proses
keperawatan setelah dilakukannya pengkajian. (Kemenkes, 2016).
Berdasarkan teori yang ada terdapat diagnosa keperawatan yang muncul :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada malam hari
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pajanan
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
5. Resiko jatuh berhubungan dengan usia > 65 tahun, penurunan kekuatan
ekstrimitas bawah
mengalami kualitas tidur yang sangat kurang dengan total nilai >14, dan
Ny. A mengatakan tidur hanya 3-5 jam
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit b.d kurang terpapar informasi,
menurut NANDA (2017) tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif
tentang hal yang spesifik. Hal ini sesuai dengan Ny. A yang mengatakan
masih belum memahami dengan penyakit yang ia alami.
C. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan
yang berguna untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-
masalah lansia. (Kemenkes, 2016). Tahap perencanaan dapat disebut sebagai
inti atau pokok dari proses keperawatan sebab perencanaan merupakan
keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang
akan dilakukan, termasuk bagaimana, kapan, dan siapa yang akan melakukan
tindakan keperawatan. Dalam perencanaan, penulis merencanakan kepada Ny.
A sesuai diagnosis keperawatan.
D. Implementasi
Implementasi telah dilaksanakan pada ketiga diagnosa keperawatan. Semua
rencana keperawatan telah berhasil dilakukan. Secara keseluruhan
pelaksanaan intervensi keperawatan tidak mengalami kendala. Hal ini
dikarenakan saat dilaksanakan intervensi, Ny. A sangat antusias terhadap
informasi yang diberikan dan cukup kooperatif. Ny. A juga dapat melakukan
apa yang diajarkan oleh mahasiswa dengan baik dan benar. Selain itu pada
saat dilakukan intervensi Ny. A banyak bertanya mengenai hal – hal yang
berkaitan dengan kesehatannya.
1. Sesuai dengan hasil pengkajian bahwa keluhan utama klien adalah nyeri
maka tindakan keperawatan difokuskan kepada penanganan nyeri.
Implementasi keperawatan pada diagnosis nyeri kronis adalah mengkaji
nyeri, mengajarkan teknik nonfarmakologi mengatasi nyeri yaitu teknik
relaksasi benson. Ny. A mampu melakukan teknik relaksasi benson
dengan baik. Ny. A merasa setelah melakukan teknik relaksasi benson, ia
merasa lebih tenang dan tentram, serta sangat mudak untuk dicoba secara
mandiri dirumah.
Hal ini sesuai dalam Mau (2012) bahwa relaksasi benson atau relaksasi
religius merupakan pengembangan dari respon relaksasi yang
dikembangkan oleh Benson, dimana relaksasi ini merupakan gabungan
antara relaksasi dengan keyakinan agama yang dianut. Relaksasi Benson
merupakan pengembangan metode respon relaksasi pernafasan dengan
melibatkan faktor keyakinan klien, yang dapat menciptakan suatu
lingkungan internal sehingga dapat membantu klien mencapai kondisi
kesehatan dan kesejahtraan yang lebih tinggi. Hal ini kemudian didukung
oleh Khinanti (2019) bahwa terapi relaksasi benson dapat menurunkan
nyeri pada persendian penderita asam urat. Diagnosis ini sudah teratasi
52
karena klien sudah tau cara mengatasi nyeri, nyeri terkadang muncul
tetapi tidak sesering sebelumnya.
2. Gangguan pola tidur adalah mengkaji pola atau kualitas tidur klien,
menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat, memberikan lingkungan
yang nyaman, memotivasi untuk memodifikasi lingkungan, dan edukasi
untuk posisi kaki yang nyeri agar terasa nyaman. Ny. A mengatakan
mengatakan tidur sering pada posisi miring, Karena sudah menjadi
kebiasaan yang nyaman dan terasa pulas tidur dengan posisi seperti itu.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
3. kurang pengetahuan adalah mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang
penyakitnya pengetahuan klien tentang penyakitnya dan melakukan
edukasi tentang diit asam urat, masalah kurang pengetahuan sudah
teratasi karena klien sudah tahu tentang penyakitnya dan klien juga tahu
mengenai diit yang benar untuk penyakit asam urat.
Hal ini didukung oleh penelitian Indrawati (2016) tentang pengaruh
pendidikan kesehatan tentang diit asam urat terhadap pengetahuan
penyakit asam urat, bahwa tingkat pengetahuan tentang penyakit asam
urat sesudah pendidikan kesehatan tentang diit asam urat sebagian besar
adalah baik sedangkan pada lansia yang tidak menerima pendidikan
kesehatan sebagian besar cukup dan terdapat pengaruh pendidikan
kesehatan tentang diit asam urat terhadap penurunan pengetahuan tentang
penyakit asam urat. Perawat (mahasiswa) telah melaksanakan peran
edukator dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang pemilihan
aktivitas sesuai dengan kemampuan fisik klien. Sebagai fasilitator,
perawat memfasilitasi klien dengan memberikan gambar poster dengan
beberapa contoh prosedurnya, Ny. A juga telah menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan namun hanya waktu tertentu saja.
E. Evaluasi
Pada evaluasi, baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor Ny. A dapat
menjelaskan dan mempraktikkan secara langsung teknik relaksasi benson dan
53
diet asam urat yang benar sesuai anjuran Kementrian Kesehatan. Dalam
menerima intervensi yang dilakukan, Ny. A cukup antusias dan dapat
melakukannya dengan cukup baik dalam hal menyimak ataupun
mendemonstrasikan kembali apa yang diberikan. Penyuluhan yang dilakukan
dapat diterima dengan baik dan akan dilanjutkan di rumah, sehingga Ny. A
dapat meningkatkan dan menjaga kesehatan secara mandiri. Hasil yang
didapatkan yaitu untuk masalah nyeri dapat teratasi. Ny. A mengatakan
bahwa sudah jarang merasakan nyeri. Kemudian untuk masalah gangguan
pola tidur klien sudah mulai berkurang untuk terbangun dimalam hari serta
jam tidur sudah mulai bisa tidur dari biasanya lebih awal. Sementara untuk
kurang pengetahuan yang dialami, Ny. A mengatakan sudah mengerti tentang
penyakitnya dan paham dengan apa yang dijelaskan oleh mahasiswa waktu
penyuluhan terkait diit asam urat, sehingga masalah sudah teratasi.
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2 minggu pada Ny. A
didapatkan 3 masalah keperawatan yaitu nyeri kronis, gangguan pola tidur,
dan kurang pengetahuan. Dari ketiga masalah keperawatan tersebut
terdapat satu masalah keperawatan yang belum teratasi yaitu nyeri. Ny. A
sudah mampu mengontrol pola makannya dan sangat antusias dalam
mempraktekkan teknik relaksasi benson. Terjadi perubahan yaitu Ny. A
mulai jarang merasakan nyeri.
B. Saran
1. Untuk Klien
a. Diharapkan klien mau memotivasi dirinya sendiri untuk pola hidup,
misalnya membatasi makanan mengandung purin seperti kaya
protein atau asam nukleat berlebih seperti jeroan, makanan laut,
kaldu kental, alkohol.
b. Diharapkan keluarga memberikan support yang positif bagi klien
demi peningakat status kesehatan klien dan diharapkan keluarga
ikut waspada terhadap resiko pada keluarga klien sendiri
2. Untuk Mahasiswa
a. Diharapkan mahasiswa dapat lebih mempersiapkan diri baik dari
segi teori, skill, mamupun mental dalam menghadap masyarakat
agar dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi
peningkatan status kesehatan pada masyarakat. Memberikan
asuhan keperawatan yang komprehensif bagi klien dengan melihat
aspekbio-psiko-sosio-spiritual.
DAFTAR PUSTAKA
Boedhi, Darmojo. 2015. Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi Ke-
5.Jakarta :Balai Penerbit FKUI.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/.pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Keperawatan-Gerontik-Komprehensif.pdf –
Syaifudin. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi V, jilid III. Jakarta :
Internal Publishing
55
LAMPIRAN
KONTRAK BELAJAR
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA
TTD
TUJUAN PEMBELAJARAN RENCANA TINDAKAN METODE/MEDIA WAKTU
PRECEPTOR
Setelah menyelesaikan praktek 1. posconference dengan 1. Poster Setlah melakukan praktek stase
di unit stase Keperawatan pembimbing klinik dan 2. Video keperawatan gerontik selama 2
gerontik saya mampu: akademik 3. Ceramah minggu saya akan :
1. Membina hubungan 2. Menyusun kontrak 4. demonstrasi 1. Membuat kontrak belajar
interpersonal dengan belajar 2. Melakukan pengkajian
membina komunikasi secara 3. Membuat askep kelolaan 3. Membuat Asuhan
evektif pada klien dengan 4. Memberikan terapi keperawatan gerontik
kasus gerontik, terdiri dari aktifitas kelompok 4. Melaksanakan TAK
individu, keluarga, 5. Membuat log book 5. Melakukan implementasi
kelompok, kasus gerontik, keperawatan gerontik
TTD
TUJUAN PEMBELAJARAN RENCANA TINDAKAN METODE/MEDIA WAKTU
PRECEPTOR
masyaraka 6. Memberikan edukasi pada
2. Mellaksanakan asuhan lansia
keperawatan profesional 7. Membuat evaluasi
dengan pendekatan NANDA keperawatan
pada askep gerontik dengan
menerapkan legal etik dan
menggunakan
pendekatanProses
keperawatan.
3. Melakukan peran sebagai
edukator kepada klien
gerontik
4. Mengaplikasikan
kepemimpinan dan
manajemen keperawatan di
area keperawatan gerontik
5. Mendokumentasikan askep
yang dikakukan
TTD
TUJUAN PEMBELAJARAN RENCANA TINDAKAN METODE/MEDIA WAKTU
PRECEPTOR
6. Menggunakan hasil
penelitian dalam upaya
meningkatkan kualitas askep
7. Mengembangkan hasil
penelitian dalam upaya
meningkatkan kualitas askep
8. Mwnerapkan berbagai
metode pembelajaran dalam
upaya promosi kesehatan
9. Menggunakan sumber-
sumber yang tersedia untuk
promosi dan pendidkan
kesehatn
LOG BOOK
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA
Rencana TTD
No Tanggal/Jam Aktifitas Hasil Yang Ddiperoleh Kendala
kegiatan Pertceptor
1. 15-03-2021 Melakukan Ny. A adalah lansia berusia 73 Tidak ada Lanjutkan
Pukul pengkajian tahun yang tinggal bersama pengkajian dan
11.00 WIB suaminya yaitu Bp. S dan pembuatan
anak keduanya. Keempat askep
anaknya sudah menikah dan
tinggal di luar kota bersama
istri dan anaknya. Ny. A
memiliki riwayat penyakit
asam urat sejak 1 tahun yang
lalu.
2 16-03-2021 Melakukan Masalah keperawatan pada Tidak ada Konsultasi
Pukul pengkajian pada Ny. Ny. A adalah Nyeri kronis, askep
10.00 WIB E gangguan pola tidur, dan
kurang pengetahuan
3 17-06-2020 Konsultasi askep Konsultasi hasil pengkajian Tidak ada Lanjut
Pukul dengan pembimbing intervensi
Rencana TTD
No Tanggal/Jam Aktifitas Hasil Yang Ddiperoleh Kendala
kegiatan Pertceptor
11.00 WIB
4 17-03-2021 Konsultasi media Konsultasi media penyuluhan Tidak ada Lanjutkan
Pukul penyuluhan berupa poster dan video intervensi
14.30 WIB
5 16-03-2021 Melakukan Melakukan implementasi Tidak ada Lanjutkan
Pukul implementasi hari keperawatan. Mengajarkan intervensi
10.00 WIB pertama dengan Ny. teknik nafas dalam.
A
8 17-03-2021 Melakukan Melakukan Terapi Aktivitas Tidak ada Lanjutkan
Pukul implementasi hari Kelompok terapi relaksasi intervensi
17.00 WIB kedua dengan Ny. A benson dengan Ny. A.
9 18-03-2021 Melakukan Melakukan implementasi diit Tidak ada Lanjutkan
Pukul implementasi hari asam urat dengan PATUH intervensi
15.00 WIB ketiga dengan Ny. A
10 19-03-2021 Melakukan Melakukan implementasi Tidak ada Hentikan
Pukul implementasi hari teknik relaksasi benson intervensi
11.00 WIB keempat dengan
dengan Ny. A
11 25-03-2021 Mengumpulkan Mengumpulkan video saat Tidak ada Response
Pukul video TAK melakukan TAK dengan Ny. dengan
10.00 WIB A pembimbing
Foto bersama Ny. A dan suaminya
Poster implementasi diit asam urat
LAPORAN PENDAHULUAN
IMPLEMENTASI TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Disusun Oleh:
Indri Yekholya
2004042
Preceptor Akademik
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosis Keperawatan Gerontik: Menurunkan nyeri asam urat pada
lansia
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan lansia mampu
mendemonstrasikan teknik relaksasi benson.
3. Tujuan Khusus
Setelah satu kali pertemuan selama 30 menit, lansia mampu:
a. Menjelaskan pengertian relaksasi benson
b. Menjelaskan manfaat relaksasi benson
c. Mendemonstrasikan relaksasi benson
D. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Laporan pendahuluan telah siap dan dikonsulkan dengan
pembimbing minimal 1 hari sebelum supervisi.
b. Mahasiswa telah memahami dan menguasai materi mengenai
teknik relaksasi benson.
c. Klien dengan gangguan tidur siap menyepakati waktu.
d. Media dan alat telah dibuat dan siap digunakan minimal 2 hari
sebelum supervisi.
2. Proses
a. Mahasiswa menjelaskan tujuan kunjungan yaitu penyuluhan dan
demonstrasi relaksasi benson
b. Mahasiswa melakukan kunjungan sesuai dengan waktu yang
telah disepakati dengan lansia
c. Mahasiswa menjelaskan dan mendemontrasikan relaksasi benson
d. Lansia aktif selama proses implementasi dan interaksi dengan
mahasiswa
e. Alat dan media dapat digunakan
3. Hasil sesui kriteria NOC
a. 70% dari lansia mampu menyebutkan pengertian relaksasi
benson
b. 70% dari lansia mampu menyebutkan manfaat relaksasi benson
c. 70% mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan kembali
relaksasi benson
d. Disepakatinya waktu dan tujuan pertemuan selanjutnya
E. Lampiran
Materi, SOP, gambar setting tempat TAK, lembar observasi, poster.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Adella Ayu & Arina Maliya. (2018). Pengaruh Pemberian Terapi
Genggam Jari Dan Dzikir Terhadap Kejadian Insomnia pada Lansia
Di Panti Wredha Daerah Surakarta. Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Badan Pusat Statistik. (2010). Pendataan Program Perlindungan Sosial. Jakarta
Pusat: Badan Pusat Statistik.
Effendi & Makhduli. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Maryam, R & Siti. (2010). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.
Mau, Aemilianus., Stefanus Mendes., Sevasinus Ratu. (2012). Pengaruh Teknik
Relaksasi Benson Tehadap Gangguan Tidur pada Lansia di UPT
Panti Sosisl Penyantunan Lanjut Usia Budi Agung Kupang. NTT:
PPNI.
Maulida, Indah. (2017). Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kualitas
Tidur Lansia Di Posyandu Permadi Tlogomas Kota Malang. Malang:
FIK.
Lampiran 1. Materi Teknik Relaksasi Benson
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam terapeutik
2. Identifikasi pasien (nama, alamat)
3. Jelaskan tujuan dan manfaat dilakukannya teknik
relaksasi benson.
4. Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya.
C. Tahap Kerja
1. Perawat cuci tangan
2. Memakai alat pelindung diri
3. Berikan posisi pasien yang nyaman
4. Instruksikan pada pasien untuk memejamkan mata
selama melakukan teknik relaksasi benson.
5. Instruksikan pasien agar tenang dan
mengendorkan otot-otot tubuh dari ujung kaki
sampai dengan otot wajah dan rasakan rileks.
6. Instruksikan kepada pasien agar tarik nafas dalam
lewat hidung, tahan 3 detik lalu hembuskan lewat
mulut disertai dengan mengucapkan doa atau kata
yang sudah dipilih (menurut kepercayaan masing
masing pasien).
7. Instruksikan pasien untuk membuang pikiran
negatif, dan tetap fokus pada nafas dalam dan doa
atau kata-kata yang diucapkan.
8. Instruksikan pada pasien untuk melakukan tarik
nafas dalam tersebut selama 10 menit.
9. Setelah dilakukan selama 10 menit tarik nafas
dalam Instruksikan pasien untuk mengakhiri
relaksasi dengan tetap menutup mata selama 2
menit, lalu membukanya dengan perlahan.
10. Anjurkan klien untuk mengulangi kata kata
tersebut sebanyak 5x.
11. Selanjutnya klien di anjurkan untuk
membayangkan situasi yang berada di tempat yang
nyaman.
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon klien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Pemberian pesan terhadap pasien
E. Dokumentasi
1. Hasil tindakan dari teknik relaksasi benson. yang
dilakukan oleh pasien.
2. Observasi respon klien
3. Amati waktu pelaksanaan yang dibutuhkan oleh
klien dalam melakukan teknik relaksasi benson.
4. Lakukan paraf dan tulis jam melakukan teknik
relaksasi benson.
F. Sikap
1. Teliti
2. Empati
3. Peduli
4. Sabar
5. Sopan
Lampiran 3. Gambar Setting Tempat TAK
Keterangan:
Mahasiswa (Indri)
Lansia
TAK
Teknik Relaksasi Beson
Nama Klien
No Aspek yag dinilai
23/03/2021
1 Mengikuti kegiatan dari awal √
sampai akhir
2 Memberi respons (melakukan √
nafas dalam, mengulang kata-
kata)
3 Menjelaskan perasaan setelah √
melakukan teknik relaksasi
benson
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
merespons, menyampaikan perasaan setelah mengikuti teknik
relaksasi benson. Beri tanda [√] jika klien mampu atau tanda [-] jika
klien tidak mampu.
Lampiran 5. Poster relaksasi benson
Jurnal pendukung relaksasi benson
PENILAIAN STATUS MENTAL MINI
(Mini-Mental State Examination/ MMSE)
Isilah hasil penilaian pada kolom DICAPAI Skor
Orientasi Tertinggi Dicapai
1. Sekarang ini (tahun), (musim), (bulan) (tanggal), (hari) 5 5
apa?
2. Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (panti 5 5
wredha), (lantai/kamar)
Registrasi Memori
3. Sebut 3 obyek. 3 3
Tiap objek 1 detik, kemudian lansia diminta mengulangi 3
nama obyek tadi. Nilai 1 untuk setiap nama obyek yang
benar. Ulangi sampai lansia dapat menyebutkan dengan
benar. Catat jumlah pengulangannya.
Atensi dan Kalkulasi
4. Kurangkan 100 dengan 5, kemudian hasilnya berturut-turut 5 5
kurangnkan dengan 5 sampai penguranga kelima (100; 95;
90; 85; 80; 75). Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar.
Hentikan setelah 5 jawaban. Atau
Eja secara tervalik kata “WAHYU”. Nilai diberikan pada
huruf yang benar sebelum kesalahan, missal “UYAHW”
Pengenalan Kembali (recalling)
5. Lansia diminta menyebut lagi 3 obyek di atas. 3 3
(pertanyaan ketiga)
Bahasa
6. Lansia diminta menyebut 2 benda yang ditunjukkan 2 2
perawat.
Misal : pensil, buku
7. Lansia diminta mengulangi ucapan perawat: 1 1
namun, tanpa, apabila
8. Lansia mengikuti 3 perintah : ambil kertas itu dengan 3 1
tangan kanan Anda, lipatlah menjadi dua, dan letakkan di
lantai
9. Lansia diminta membaca dan melakukan perintah: 1 1
Pejamkan mata Anda
10. Lansia diminta menulis kalimat singkat tentang pikiran/ 1 1
perasaan secara spontan di bawah ini. Kalimat terdiri dari 2
kata (subyek dan predikat) :
11. Lansia diminta menggambar bentuk di bawah ini : 1 1
Skor total 30 30
Interpretasi :
Jumlah respon dijumlahkan dan dikategorikan menjadi :
(1) Skor ≤ 16 : Terdapat gangguan kognitif
(2) Skor 17-23 : Kemungkinan terdapat gangguan kognitif
(3) Skor 24-30 : Tak ada gangguan kognitif
Sumber :
Dimodifikasi dari Yellowless, P. (2002). MJA. Practice Essentials – Mental
Health: 1. Psychiatric assessment in community practice, Med. Jou. of Australia.
http//www.mja.com.au. diunduh pada tanggal 14 Nivember 2003.
PENGKAJIAN STATUS KOGNITIF/AFEKTIF
(Short Portable Mental Status Questionnair/SPSMSQ)
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tingkat intelektual klien, tingkat pengetahuan klien,
dan pendidikan klien.
2. Untuk mengetahui daya ingat klien.
B. INSTRUKSI
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini, dan cacat semua jawaban. Ajukan
pertanyaan 4 A hanya jika klen tidak mempunyai telepon. Cacat jumlah
kesalahan total berdasarkan sepuluh pertanyaan.
+ - PERTANYAAN
√ 1. Tanggal berapa hari ini? (Tanggal, bulan, tahun)
√ 2. Hari apa sekarang ini?
√ 3. Apa nama tempat ini?
√ 4. Berapa nomor telepon anda?
√ Dimana alamat anda? (tanyakan jika klien tidak memiliki telepon)
√ 5. Berapa umur anda?
√ 6. Kapan anda lahir?
√ 7. Siapa presiden indonesia sekarang?
√ 8. Siapa presiden anda sebelumnya?
√ 9. Siapa nama ibu anda?
√ 10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru,
semua secara menurun.
19 2 Jumlah kesalahan total
Penilaian :
Kesalahan 0-2 : fungsi intelektual utuh.
Kesalahan 3-4 : kerusakan intelektual ringan.
Kesalahan 5-7 : kerusakan intelektual sedang.
Kesalahan 8-10 : kerusakan intelektual berat.
Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila subyek mempunyai
pendidikan diatas sekolah menengah
INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari
A. Tujuan pengukuran:
Mengukur kecepatan terhadap aktivitas yang mungkin menyebabkan
gangguan keseimbangan.
B. Alat yang dibuthkan :
Kursi dengan sandaran dan penyangga lengan, stopwatch, dinding.
C. Waktu tes: 10 detik – 3 menit.
D. Prosedur tes :
1. Posisi awal lansia duduk bersandar pada kursi dengan lengan berada pada
penyangga lengan kursi.
2. Lansia mengenakan alas kaki yang biasa dipakai. Pada saat Perawat
memberi aba-aba “mulai” lansia berdiri dari kursi, boleh menggunakan
tangan untuk mendorong berdiri jika lansia menghendaki.
3. Lansia terus berjalan sesuai dengan kemampuannya menempuh jarak 3
meter menuju ke dinding, kemudian berbalik tanpa menyentuh dinding
dan berjalan kembali menuju kursi. Sesampainya di depan kursi lansia
berbalik dan duduk kembali bersandar. Waktu dihitung sejak aba-aba
“mulai” hingga lansia duduk bersandar kembali.
Jika skor < 14 detik; 87% tidak ada resiko tinggi untuk jatuh
Jika skor ≥ 14 detik; 87% resiko tinggi untuk jatuh
APGAR KELUARGA
SELALU KADANG- TIDAK
NO ITEMS PENILAIAN KADANG PERNAH
(2) (1) (0)
1. A : Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga (teman-teman) saya untuk √
membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2. P : Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (teman-
teman) saya membicarakan sesuatu dengan √
saya dan mengungkapkan masalah saya.
3. G : Growth
Saya puas bahwa keluarga (teman-teman)
saya menerima & mendukung keinginan √
saya untuk melakukan aktifitas atau arah
baru.
4. A : Afek
Saya puas dengan cara keluarga (teman-
teman) saya mengekspresikan afek dan √
berespon terhadap emosi-emosi saya,
seperti marah, sedih atau mencintai.
5. R : Resolve
Saya puas dengan cara teman-teman saya
dan saya menyediakan waktu bersamasama √
mengekspresikan afek dan berespon
JUMLAH 8
Penilaian :
Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai : 4-6 : Disfungsi keluarga sedang
KUESIONER KUALITAS TIDUR
(Pittsburgh Sleep Quality Index/ PSQI)
Komponen :
1. Kualitas tidur subyektif Dilihat dari pertanyaan nomer 9
0 = sangat baik
1 = baik
2 = kurang
3 = sangat kurang
2. Latensi tidur (kesulitan memulai tidur) total skor dari pertanyaan nomer 2
dan 5a
Pertanyaan nomer 2:
≤ 15 menit = 0
16-30 menit = 1
31-60 menit = 2
> 60 menit = 3
Pertanyaan nomer 5a:
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu= 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3
Jumlahkan skor pertanyaan nomer 2 dan 5a, dengan skor dibawah ini:
Skor 0 = 0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3
Jumlahkan skor pertanyaan nomer 5b sampai 5j, dengan skor dibawah ini:
Skor 0 = 0
Skor 1-9 = 1
Skor 10-18 = 2
Skor 19-27 = 3
Pertanyaan nomer 8:
Tidak antusias = 0
Kecil = 1
Sedang = 2
Besar = 3
Sumber :
Muhibin Syah, 2006, Psikologi Belajar, Rajawali Pers: Bandung
Slameto, 2010, Belajar Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta: Jakarta