Anda di halaman 1dari 5

Nama : Irenius Yudi Kurniawan

NPM : 162886
Mata Kuliah : Pancasila

Mewujudkan Keadilan Sosial dalam perspektip


Bonum Commune sebagai ciri khas Indonesia

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan kepulauan terbesar di dunia. Mempunyai pulau
yang banyak tertu juga di dalamnya terdapat berbagai macam suku, ras, agama, dan
budaya yang tentunya berbeda-beda. Dengan banyaknya suku, ras, agama serta budaya,
tentu akan terdapat beberapa yang belum atau tidak mendapat suatu keadilan. Indonesia
adalah negara yang berdiri atas Pancasila dan di dalam Pancasila itu sendiri terdapat Sila
tentang keadilan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Jika kita membahas tentang keadilan yang dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia,
masih banyak yang belum mendapatkan keadilan tersebut. Dimasa kini jika kita
membuka mata, banyak sekali suatu hal dan kejadian yang menunjukkan bahwa keadilan
tidak seenuhnya di peroleh oleh seluruh rakyat Indonesia. Negara itu hadir harus
memberikan rasa adil terhadap rakyatnya. Keadilan kepada seluruh elemen rakyat yang
ada dinegara itu, dengan hal itu maka keseimbangan akan terjadi didalam negara serta
warga negaranya itu.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah hal yang harus dilakukan karena
itu merupakan dasar untuk memperoleh kesejahteraan bersama. pengamalan yang dapat
dilakukan tentu dengan cara melakukan perbuatan-perbuatan yang luhur dan yang
pastinya sikap serta suasana kekeluargaan dan gotong royong. Sikap seperti ini bahkan
sudah di inginkan serta menjadi sebuah gagasan terbentuknya Pancasila. Ir. Soekarno
sendiri menjelaskan bahwa Gotong Royong adalah ciri khas dari rakyat Indonesia agar
Indonesia dapat menjadi negara yang baik, yang adil bagi siapa saja yang ada di negara
Indonesia ini. Ir. Soekarno mengusulkan lima sila dan salah satunya Sila Keadilan soseia
bagi seluruh rakya Indonesia, yakni agar mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran
yang dapat di rasakan oleh segenap warga Indonesia.
Dengan adanya sila ini, warga negara diharapkan untuk memberikan yag terbaik serta
membantu orang yang kesusahan, berusahalan untuk bersikap adil kepada semua orang
dengan cara selalu peka atau kepekaan sosial, serta menghargai satu sama lain. Hal itu
haruslah dilakukan agar keadilan yang diinginkan dapa tercapat. Tapi apakah dinegara
kita ini yakni negara Indonesia sudah menerapkannya secara utuh? Terutama kepada
rakyat-rakya kecil, suku-suku kecil, agama yang berbeda dengan kita, serta budaya yang
berbeda? Tempat yang terpencil masih kurang mendapat perhatian khusus seperti
pembangunan jalan serta bagunan-bangunan seperti dibeberapa tempat di pulau
Kalimantan. Untuk membahas hal tersebut tentang keadilan bagi seluruh rakyat Idonesia
maka dibuatlah tema dengan judul “Mewujudkan Keadilan Sosial dalam perspektip
Bonum Commune sebagai ciri khas Indonesia”

B. Kasus
Warga Sakit Ditandu karena Jalan Rusak di Pedalaman Sintang, Kalbar
“2020 sudah dekat apalagi Natal dan Tahun Baru, namun kondisi jalan dan
jembatan kami masih sangat memprihatinkan. Sehingga keluarga yang sakit dan barang
belanjaan dipikul atau ditandu karena mobil double gardan pun tidak sanggup melewati
jalan tersebut,” tulis pemilik akun Facebook Paulinus Q'qok, Minggu (1/12).

Statusnya itu pun telah dibagikan hingga 96 kali, Senin malam (2/12). Ketika
dikonfirmasi Hi!Pontianak, Paulinus mengatakan, bahwa kejadian tersebut terjadi di
Jalan Lintas Saran. Lokasi tersebut merupakan jalan menuju kampung paling akhir dari
Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalbar, yaitu Dusun Lebuk Lantang.
“Kalau musim kemarau, mobil masih bisa masuk. Namun hanya mobil 4×4 saja.
Namun, saat musim hujan seperti sekarang ini, mobil gardan ganda sekali pun ndak
tembus karena licin dan berbahaya,” kata Paulinus.
Karena kondisi inilah, kata Paulinus, dirinya yang mengantar orang sakit terpaksa
menurunkannya di jalan. Kemudian lanjut dibawa dengan menggunakan tandu yang
dibuat seadanya dengan kain.
“Ibu yang saya antar namanya Ayang Drus. Beliau selesai operasi di Sintang. Kondisi
masih lemah, tidak mampu jalan atau duduk,” bebernya.
Ia mengatakan, ibu tersebut berencana kembali ke kampungnya, yakni Dusun Lebuk
Lantang. “Karena kondisi jalan dan jembatan tidak memungkinkan, beliau terpaksa saya
turunkan di jalan,” kata pria dari Desa Benua Kencana, Kecamatan Tempunak.
Dengan adanya kondisi tersebut, ia sangat berharap pemerintah memperbaiki jalan dan
jembatan yang rusak.
“Supaya titik yang rawan dibeton dan jembatan yang rusak segera diperbaiki,” harap
Paulinus.
(https://kumparan.com/hipontianak/warga-sakit-ditandu-karena-jalan-rusak-di-
pedalaman-sintang-kalbar-1sMq2vvnTf1)
C. Sila kelima Pancasila dan Kasus
Indonesia adalah negara yang sangat unik dan dikagumi oleh bangsa lain karena
adanya Pancasila yang menjadi dasar negaranya. Pancasila itu sendiri sudah
diperkenalkan sejak masa penjajahan dan pada masa itu pula rakyat Indonesia membuat
Pancasila agar negara ini menjadi merdeka. Tujuan dari berdirinya suatu negara tentu
adalah agar orang yang didalamnya memperoleh hidup yang baik. Seperti dalam teori
Tujuan Negara : The Good Life, sudah jelas dari judul bahwa yang menjadi tujuan
negara itu adalah agar hidup menjadi baik, atau sejahtera. Sama halnya dengan pendiri
bangsa Indonesia membuat Pancasila agar rakyatnya memperoleh hidup yang baik atau
memperoleh kesejahteraan hidup. Kedua adalah memperoleh keadilan dan yang terakhir
adalah memperoleh kebahagiaan.
Menciptakan keadilan kepada semua orang sama halnya dengan menciptakan
kesejahteraan bersama (Bonum Commune). Kesejahteraan wajib dan harus diusahakan
oleh siapapun baik itu dalam ruang lingkup kecil seperti keluarga maupun dalam ruang
lingkup besar seperti pemerintahan negara. Secara khusus bonum commune ini serahkan
kepada pemerintah yang berkuasa dan mereka ini haruslah terarah kepada bonum
commune itu. Tentu peraihan bonum commune ini tampak pada pembangungan terutama
kepada rakyat-rakyat kecil. Commune artiya siapa saja, tidak pandang usia, suku, agama,
ras, budaya, derajat, golongan, pangkat, kekayaan dan lain-lain. Pemimpin suatu negara
haruslah mengusahakan bonum commune kepada mereka yang saat ini
mmembutuhkannya. Itulah yang menjadi salah satu tugas negara.
Melihat dari kasus diatas tentang jalan yang rusak, hal itu menjadi tanggung jawab
negara karena masih ada rakyat Indonesia yang belum mendapatkan kesejahteraannya.
Keadilan pada kasus itu belumlah dirasakan masyarakat karena jalan yang menghambat
proses pekerjaan mereka, bahkan mereka harus berjalan kaki untuk menolong orang yang
sakit. kasus jalan rusak tenntu tidak hanya satu tu saja dan masih banyak juga masyarakat
yang belum dapat merasakan jalan yang bagus. Itulah tugas seorang pemimpin negara
yang harus juga memperhatikan rakyat kecil. Pemimpin negara yang dimaksud tidak
hanya seorang presiden tetapi juga pemimpin dari masyarakat setempat. Karena untuk
saat ini, sudah sangat jelas presiden sedang mengusahakan jalan agar menjadi bagus
tetapi belum semuanya dan harusnya pemimpin masyarakatnya seperti kepada desa dan
lainnya juga harus ikut membantu dengan berbagai cara, karena presiden tidak mampu
menyesaikan tugas itu sendirian.
Kesadaran akan pentingnya bonum commune itu haruslah sudah ada dalam diri
pemimpin. Karena pemimpinlah yag dapat mengantar masyarakatnya menuju
kesejahteraan itu. Itulah mengapa harus adanya seorag pemimpin yang mau melakukan
hal itu yakni agar tercapainya bonum commune itu. Keadilan yang adalah kesejahteraan
rakyat harus tercapai agar tidak lagi terjadi kasus seperti diatas. Karena mereka juga
orang Indonesia dan hidup atas dasar Pancasila yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://kumparan.com/hipontianak/warga-sakit-ditandu-karena-jalan-rusak-di-
pedalaman-sintang-kalbar-1sMq2vvnTf1
Dewantara Agustinus W. 2017. Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini. Kanisuis:
Yogyakarta
Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.

Anda mungkin juga menyukai