Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NEONATUS

DENGAN PREMATUR

OLEH :

GUSTI AYU PUTU AMI MARISWANTI


NIM : 209012477

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2020
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi/Pengertian
Bayi prematur adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram. Bayi prematur adalah neonatus dengan Berat Badan Lahir pada saat kelahiran
kurang dari 2500 gram. Dalam hal ini dibedakan menjadi dua yaitu prematuritas murni
adalah bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan berat badan sesuai dan retardasi
pertumbuhan janin intra uterin (IUGR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan (Tanto, 2014).
Bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB)
lahirnya lebih kecil dari masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram.
Masalah ini terjadi karena adanya 2 gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta,
infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke
bayi jadi berkurang. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bayi
prematur adalah bayi lahir hidup yang usia kehamilannya kurang dari 37 minggu
dengan berat badan bayi lahir di bawah 2500 gram.
Bayi premature atau bayi belum cukup bulan berdasarkan kesepakatan WHO
dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
2. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34 minggu.
3. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 28
minggu.
2. Etiologi
Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), bayi dengan kelahiran prematur dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
1. Faktor ibu
Faktor ibu merupakan hal dominan dalam mempengaruhi kejadian
prematur, faktor-faktor tersebut di antaranya adalah:
a. Toksemia gravidarum (preeklampsia dan eklampsia).
b. Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum,
malnutrisi dan anemia sel sabit.
c. Kelainan bentuk uterus (misal: uterus bikurnis, inkompeten serviks).
d. Tumor (misal: mioma uteri, eistoma).
e. Ibu yang menderita penyakit seperti penyakit akut dengan gejala panas
tinggi (misal: thypus abdominalis, dan malaria) dan penyakit kronis
(misal: TBC, penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal).
f. Trauma pada masa kehamilan, antara lain jatuh.
g. Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotik, rokok dan alkohol).
h. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
i. Bekerja yang terlalu berat.
j. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.

2. Faktor Janin
Beberapa faktor janin yang mempengaruhi kejadian prematur antara lain
kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini, cacat bawaan, kelainan
kromosom, infeksi (misal: rubella, sifilis, toksoplasmosis), insufensi
plasenta, inkompatibilitas darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan
darah A, B dan O), infeksi dalam rahim.
a. Faktor lain
Selain faktor ibu dan janin ada faktor lain yaitu faktor plasenta,
seperti plasenta previa dan solusio plasenta, faktor lingkungan,
radiasi atau zat-zat beracun, keadaan sosial ekonomi yang rendah,
kebiasaan, pekerjaan yang melelahkan dan merokok. Menurut
Proverawati & Sulistyorini (2010), berdasarkan
klasifikasinya penyebab kelahiran bayi prematur dapat dibedakan
menjadi sebagai berikut:
1) Bayi prematur tipe SMK disebabkan oleh:
- Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja,
kehamilan kembar.
- Pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya.
- Cervical incompetence (mulut rahim yang lemah hingga
tak mampu menahan berat bayi dalam rahim).
- Perdarahan sebelum atau saat persalinan (antepartum
hemorrhage).
- Ibu hamil yang sedang sakit.
2) Bayi prematur tipe KMK disebabkan oleh:
- Ibu hamil yang kekurangan nutrisi.
- Ibu memiliki riwayat hipertensi, pre eklampsia dan
anemia.
- Kehamilan kembar.
- Malaria kronik dan penyakit kronik lainnya.
- Ibu hamil merokok.

3. Patofisiologi
Menurut Surasmi, dkk (2003), neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan
perkembangan tidak dapat menghasilkan kalori melalui peningkatan metabolisme.
Hal itu disebabkan karena respon menggigil pada bayi tidak ada atau kurang,
sehingga bayi tidak dapat menambah aktivitas. Sumber utama kalori bila ada stres
dingin atau suhu lingkungan rendah adalah thermogenesis nonshiver. Sebagai
respon terhadap rangsangan dingin, tubuh bayi akan mengeluarkan norepinefrin
yang menstimulus metabolisme lemak dari cadangan lemak coklat untuk
menghasilkan kalori yang kemudian dibawa oleh darah ke jaringan. Stres dapat
menyebabkan hipoksia, metabolisme asidosis dan hipoglikemia. Peningkatan
metabolisme sebagai respon terhadap stres dingin akan meningkatkan kebutuhan
kalori dan oksigen. Bila oksigen yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan,
tekanan oksigen berkurang (hipoksia) dan keadaan ini akan menjadi lebih buruk
karena volume paru menurun akibat berkurangnya oksigen darah dan kelainan paru
(paru yang imatur). Keadaan ini dapat sedikit tertolong oleh haemoglobin fetal
(HbF) yang dapat mengikat oksigen lebih banyak sehingga bayi dapat bertahan
lama pada kondisi tekanan oksigen yang kurang.
Stres dingin akan direspon oleh bayi dengan melepas norepinefrin yang
menyebabkan vasokontriksi paru. Akibatnya, menurunkan keefektifan ventilasi
paru sehingga kadar oksigen darah berkurang. Keadaaan ini menghambat
metabolisme glukosa dan menimbulkan glikolisis anaerob yang menyebabkan
peningkatan asam laktat, kondisi ini bersamaan dengan metabolisme lemak coklat
yang menghasilkan asam sehingga meningkatkan kontribusi terjadinya asidosis.
Kegiatan metabolisme anaerob meghilangkan glikogen lebih banyak dari pada
metabolisme aerob sehingga mempercepat terjadinya hipoglikemia. Kondisi ini
terjadi terutama bila cadangan glikogen saat lahir sedikit, sesudah kelahiran
pemasukan kalori rendah atau tidak adekuat (Surasmi, dkk, 2003).
Bayi prematur umunya relatif kurang mampu untuk bertahan hidup karena
struktur anatomi dan fisiologi yang imatur dan fungsi biokimianya belum bekerja
seperti bayi yang lebih tua. Kekurangan tersebut berpengaruh terhadap
kesanggupan bayi untuk mengatur dan mempertahankan suhu badannya dalam
batas normal. Bayi berisiko tinggi lain juga mengalami kesulitan yang sama karena
hambatan atau gangguan pada fungsi anatomi, fisiologi, dan biokimia berhubungan
dengan adanya kelainan atau penyakit yang diderita. Bayi prematur atau imatur
tidak dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal karena pusat pengatur
suhu pada otak yang belum matur, kurangnya cadangan glikogen dan lemak coklat
sebagai sumber kalori. Tidak ada atau kurangnya lemak subkutan dan permukaan
tubuh yang relatif lebih luas akan menyebabkan kehilangan panas tubuh yang lebih
banyak. Respon menggigil bayi kurang atau tidak ada, sehingga bayi tidak dapat
meningkatkan panas tubuh melalui aktivitas. Selain itu kontrol reflek kapiler kulit
juga masih kurang (Surasmi, dkk, 2003).
FAKTOR IBU FAKTOR PLASENTA FAKTOR JANIN

Prematur

Jaringan lemak Pengaturan suhu Fungsi Organ Penurunan daya


subkutan lebih tubuh belum belum baik tahan tubuh
tipis matang

Paru
Rentan terhadap
Kekurangan kuman dan bakteri
Hipotermia
cadangan energi
Pertumbuhan dinding
dada dan vaskuler paru
belum sempurna
Malnutrisi Risiko Infeksi

Sirkulasi 02
Defisit Nutrisi menurun

Sesak nafas

Pola Nafas tidak Efektif


4. Klasifikasi
Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), bayi dengan kelahiran prematur dapat
dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Bayi Prematur Sesuai Masa Kehamilan (SMK)


Bayi prematur sesuai masa kehamilan (SMK) adalah bayi yang lahir
dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan
usia kehamilan. Derajat prematuritas dapat digolongkan menjadi 3 kelompok
antara lain adalah sebagai berikut:
1) Bayi sangat prematur (extremely premature) : 24-30 minggu
2) Bayi prematur sedang (moderately premature) : 31-36 minggu
3) Borderline premature : 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai sifat prematur
dan matur. Beratnya seperti bayi matur akan tetapi sering timbul masalah
seperti yang dialami bayi prematur misalnya gangguan pernapasan,
hiperbilirubinemia dan daya isap yang lemah.
2. Bayi Prematur Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)
Bayi prematur kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi
tersebut. Banyak istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan bahwa bayi
KMK ini dapat menderita gangguan pertumbuhan di dalam uterus (intrauterine
retardation = IUGR) seperti pseudopremature, small for dates, dysmature, fetal
malnutrition syndrome, chronis fetal distress, IUGR dan small for gestational
age (SGA). Setiap bayi baru lahir (prematur, matur dan post matur) mungkin
saja mempunyai berat yang tidak sesuai dengan masa gestasinya. Gambaran
kliniknya tergantung dari pada lamanya, intensitas dan timbulnya gangguan
pertumbuhan yang mempengaruhi bayi tersebut. IUGR dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
1) Proportinate IUGR: janin menderita distres yang lama, gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum
bayi lahir. Sehingga berat, panjang dan lingkaran kepala dalam proporsi yang
seimbang, akan tetapi keseluruhannya masih di bawah masa gestasi yang
sebenarnya.
2) Disproportinate IUGR: terjadi akibat distres sub akut. Gangguan terjadi
beberapa minggu atau beberapa hari sebelum janin lahir. Pada keadaan ini
panjang dan lingkaran kepala normal, akan tetapi berat tidak sesuai dengan
masa gestasi. Tanda-tandanya adalah sedikitnya jaringan lemak di bawah
kulit, kulit kering, keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan
lebih panjang.

5. Gejala Klinis
Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), ada beberapa tanda dan gejala yang
dapat muncul pada bayi prematur antara lain adalah sebagai berikut:
1. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
2. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram.
3. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm.
4. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm.
5. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.
6. Rambut lanugo masih banyak.
7. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
8. Tulang rawan daun telinga belum sempuna pertumbuhannya.
9. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
10. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora dan
klitoris menonjol (pada bayi perempuan). Testis belum turun ke dalam
skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang (pada bayi laki-laki).
11. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
12. Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah.
13. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan
lemak masih kurang.
14. Vernix caseosa tidak ada atau sedikit bila ada.
Menurut Proverawati & Sulistyorini (2010), bayi prematur menunjukkan
belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan keadaan
lemah, yaitu sebagai berikut:
1. Tanda-tanda bayi prematur sesuai masa kehamilan (SMK):
1) Kulit tipis dan mengkilap.
2) Tulang rawan telinga sangat lunak, karena belum terbentuk dengan
sempurna.
3) Lanugo (rambut halus atau lembut) masih banyak ditemukan terutama pada
daerah punggung.
4) Jaringan payudara belum terlihat, puting masih berupa titik.
5) Pada bayi perempuan, labia mayora belum menutupi labia minora.
6) Pada bayi laki-laki, skrotum belum banyak lipatan dan testis kadang belum
turun.
7) Garis telapak tangan kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk.
8) Kadang disertai dengan pernapasan yang tidak teratur.
9) Aktivitas dan tangisan lemah.
10) Reflek menghisap dan menelan tidak efektif atau lemah.
2. Tanda-tanda bayi prematur kecil untuk masa kehamilan (KMK):
1) Umur bayi bisa cukup, kurang atau lebih bulan, tetapi beratnya kurang dari
2500 gram.
2) Gerakannya cukup aktif dan tangisannya cukup kuat.
3) Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis.
4) Pada bayi laki-laki testis mungkin sudah turun.
5) Bila kurang bulan maka jaringan payudara dan puting kecil.

6. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan pada bayi prematur dan BBLR adalah sebagai berikut:
1. Jumlah sel darah putih: 18.000/mm3. Neutrofil meningkat hingga 23.000-
24.000/mm3 hari pertama setelah lahir dan menurun bila ada sepsis.
2. Hematokrit (Ht): 43%-61%. Peningkatan hingga 65% atau lebih menandakan
polisitemia, sedangkan penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic
prenatal/perinatal.
3. Hemoglobin (Hb): 15-20 gr/dl. Kadar hemoglobin yang rendah berhubungan
dengan anemia atau hemolisis yang berlebihan.
4. Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl pada 1-2 hari,
dan 12 gr/dl pada 3-5 hari.
5. Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-
rata 40-50 mg/dl dan meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl): dalam batas normal pada awal kehidupan.
7. Pemeriksaan analisa gas darah.
7. Penatalaksanaan
Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), beberapa penatalaksanaan atau
penanganan yang dapat diberikan pada bayi prematur adalah sebagai
berikut:

1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. Bayi prematur mudah mengalami


hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
2. Mencegah infeksi dengan ketat. Bayi prematur sangat rentan dengan infeksi,
perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan
sebelum memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi. Reflek menelan bayi prematur belum sempurna, oleh sebab
itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
4. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi
bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan
berat badan harus dilakukan dengan ketat.
5. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih serta
pertahankan suhu tetap hangat.
6. Kepala bayi ditutup topi dan beri oksigen bila perlu.
7. Tali pusat dalam keadaan bersih.
8. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI.
Sedangkan menurut Proverawati & Sulistyorini (2010), ada beberapa
penatalaksanaan umum yang dapat dilakukan pada bayi prematur dan berat badan
lahir rendah, yaitu sebagai berikut:
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat mengalami kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermia, karena pusat pengaturan panas badannya belum berfungsi dengan
baik, metabolismenya juga masih rendah, dan permukaan badan yang relatif
luas. Oleh karena itu, bayi prematur harus dirawat dalam inkubator sehingga
panas tubuhnya dapat sama atau mendekati dengan panas dalam rahim. Jika
tidak ada inkubator, bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya
ditaruh botol yang berisi air panas atau menggunakan metode kangguru.
2. Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi
Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi dalam hal ini adalah
menentukan pilihan susu, cara pemberian, dan jadwal pemberian yang sesuai
dengan kebutuhan bayi.
3. Pencegahan infeksi
Bayi prematur sangat mudah terserang infeksi, terutama disebabkan oleh
infeksi nosokomial. Hal ini karena kadar immunoglobulin serum bayi prematur
masih rendah, aktivitas bakterisidal neotrofil dan efek sitotoksik limfosit juga
masih rendah serta fungsi imun yang belum berpengalaman. Oleh karena itu
bayi prematur tidak boleh kontak dengan penderita infeksi dalam bentuk
apapun.
4. Penimbangan berat badan
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat
badan harus dilakukan dengan ketat.
5. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi prematur
dan BBLR akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang
diberikan sekitar 30%-35% dengan menggunakan head box, karena konsentrasi
O2 yang tinggi dalam waktu lama akan menyebabkan kerusakan pada jaringan
retina bayi dan dapat menimbulkan kebutaan.
6. Pengawasan jalan nafas
Terhambatnya jalan nafas dapat mengakibatkan asfiksia dan hipoksia
yang akan berakhir dengan kematian. Bayi prematur dapat berisiko mengalami
serangan apneu dan defisiensi surfaktan, sehingga tidak dapat memperoleh
oksigen yang cukup yang sebelumnya diperoleh dari plasenta. Oleh karena itu,
perlu pembersihan jalan nafas segera setelah bayi lahir.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Data yang akan dikumpulkan
mencakup:
A. Identitas
Identitas dalam pengkajian ada 2, yaitu identitas pasien (bayi) dan identitas
penanggung jawab pasien (ibu atau keluarga). Identitas pasien menjelaskan
tentang nama pasien, alamat, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan serta berisi tanggal MRS, tanggal dilakukannya pengkajian, no
register dan diagnose medis. Sedangkan dalam identitas penanggung jawab
berisi nama penanggung jawab, hubungan penanggung jawab dengan pasien,
alamat serta pekerjaan penanggung
B. Keluhan utama
Berisi data keluhan utama dari pasien (bayi), yaitu menangis lemah, reflek
menghisap lemah, bayi kedinginan atau suhu tubuh rendah
C. Riwayat penyakit sekarang
Berisi data tentang riwayat penyakit sekarang, misalnya pasien lahir spontan,
SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minggu, berat badan kurang atau sama
dengan 2.500 gram, apgar pada 1 sampai 5 menit, 0 sampai 3 menunjukkan
kegawatan yang parah,4 sampai 6 kegawatan sedang,dan 7-10 normal
D. Riwayat kehamilan dan kelahiran
Berisi data tentang prenatal, natal, dan post natal pasien.
E. Riwayat keluarga
Berisi data mengenai adanya riwayat penyakit keluarga (jika ada buatkan
genogram)
F. Berisi data tentang lingkungan, hubungan dengan orang tua, dan lain
sebagainya.
G. Kesehatan saat ini
Berisi data tentang :
1. Diagnosa medis
2. Tindakan
3. Status Nutrisi dan Cairan
4. Obat-obatan
5. Aktivitas
6. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan
7. Hasil Pemeriksaan Penunjang
H. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran compos mentis
- Nadi
180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 120-
140X/menit
- RR
80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 40X/menit
- Suhu : kurang dari 36,5 C
 PemeriksaanFisik
- Kepala
Linkar kepala 32-35 cm, rambut hitam atau merah, panjang rambut
2 cm, kulit wajah kemerahan dan licin.
- Panjang badan
Kurangdari 48 cm .
- Berat badan
Kurang dari 2.500 gram, lapisan lemak subkutan sedikit/tidak ada.
- Thorax
Lingkar dada 30-38 cm.
- Abdomen
Penonjolan abdomen,tali pusat layu, peristaltic usus terdengar
maksimal kurang dari 5 detik.
- Genetalia
Pada bayi laki-laki testis belum turun ke scrotum, pada bayi
perempuan labio perempuan labio mayora belum menutupi labia
minora .
- Anus
Keluar meconium
I. Analisa Data
Berisi data subjektif dan objektif pasien yang memunculkan masalah
keperawatan

2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pertumbuhan dinding dada belum
sempurna ditandai dengan sesak napas, pola napas abnormal, penggunaan otot
bantu pernapasan, adanya pernapasan cuping hidung,
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan kekurangan asupan gizi akibat
ketidakmampuan menelan makanan yang ditandai dengan berat badan dibawah
rentang normal, bising usus hiperaktif, membrane mukosa pucat
3. Hipotermia berhubungan dengan kekurangan lemak subkutan ditandai dengan
kulit teraba dingin, suhu tubuh dibawah normal, hipoglikemia, hipoksia
4. Ikterik neonatus berhubungan dengan konjugasi bilirubin belum baik ditandai
dengan kulit menguning, profil darah abnormal, membrane mukosa kuning
5. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh.
3. Rencana Tindakan dan Rasionalisasi
No
NOC NIC Rasional TTD
Dx
Setelah dilakukan asuhan Manajemen Jalan Nafas - Pasien dengan
keperawatan selama …x24 - Monitor status dx keperawatan
jam diharapkan pola napas pernapasan dan pola napas tidak
pasien efektif dengan oksigenasi efektif harus
kriteria hasil: dimonitor
- Frekuensi napas normal perkembangan
- Tidak ada penggunaan pernapasannya
otot bantu pernapasan
- Sesak napas berkurang - Posisikan pasien - Pasien dengan
- Tidak ada restraksi untuk memaksimalkan dx keperawatan
dinding dada ventilasi pola napas tidak
efektif diberikan
posisi yang
nyaman agar
pernapasannya
1
teratur

- Pasien dengan
- Kelola nebulizer
dx keperawatan
sebagaimana mestinya
pola napas tidak
efektif diberikan
nebulizer untuk
mengatasi
masalah
pernapasan

- Ajarkan orang tua


- Pasien dengan
pasien cara
dx keperawatan
meminimalisir sesak
pola napas tidak
efektif perlu
diberikan
edukasi pada
orang tua untuk
memahami
mengenai cara
mengatasi

- Pasien dengan
- Kolaborasi dengan
dx keperawatan
bidan atau tenaga
pola napas tidak
kesehatan lain dalam
efektif
pemberian terapi
dilakukan
-
kolaborasi
tindak lanjut
dengan tenaga
medis

Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nutrisi - Pasien dengan


keperawatan selama …x24 - Monitor status nutrisi dx keperawatan
jam diharapkan nutrisi pasien sebagaimana deficit nutrisi
pasien terpenuhi dengan mestinya perlu dimonitor
kriteria hasil: status nutrisi
- Intake nutrisi cukup secara bertahap
- Intake cairan lewat mulut - Berikan nutrisi sesuai - Pasien dengan
cukup dengan yang dx keperawatan
- Adanya peningkatan dibutuhkan pasien deficit nutrisi
2
berat badan namun masih diberikan
dalam rentang normal makanan sesuai
- Glukosa darah normal kebutuhan
nutrisi yang
akan mencukupi
gizinya
- Ajarkan keluarga cara - Pasien dengan
mengelola nutrisi dx keperawatan
pasien deficit nutrisi
dengan keluarga
diajarkan cara
mengatur status
nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli - Pasien dengan
gizi dan dokter tentang dx keperawatan
rencanan tindak lanjut deficit
nutrisidilakukan
kolaborasi
dengan tenaga
kesehatan lain
guna
meningkatkan
status nutrisi
pasien

Setelah dilakukan asuhan Perawatan Hipotermia - Pasien dengan


keperawatan selama - Monitor suhu pasien dx keperawatan
…x24jam diharapkan suhu - Berikan pemanas pasif hipotermia
tubuh pasien dalam rentang (selimut, penutup harus dilakukan
normal dengan kriteria kepala) monitoring suhu
hasil: secara bertahap
- Suhu pasien stabil
- Pasien tidak menggigil - Bebaskan pasien dari - Pasien dengan
- Tidak ada perubahan lingkungan dingin dx keperawatan
3
warna kulit hipotermia
- Napas teratur dibebaskan dari
lingkungan
dingin guna
menetralisir
dingin
- Ajarkan keluarga pasien - Pasien dengan
mengenai tanda-tanda dx keperawatan
hipotermia hipotermiadan
keluarga
diajarkan cara
mengetahui
hipotermia
- Kolaborasi dengan - Pasien dengan
dokter mengenai dx keperawatan
rencana tindak lanjut hipotermia
hipotermia dilakukan
kolaborasi
untuk tahap
selanjutnya

Setelah dilakukan asuhan - Monitor adanya tanda- - Pasien dengan


keperawatan selama ..x24 tanda infeksi dx keperawatan
jam diharapkan pasien risiko infeksi
tidak memiliki risiko dilakukan
infeksi dengan kriteria monitoring
hasil : tanda-tanda
- Tidak ada demam pada infeksi secara
pasien bertahap

4 - Tidak ada kemerahan


- Pasien tidak menggigil - Alokasikan kesesuaian - Pasien dengan
- Tidak ada cairan/luka luas ruang per pasien dx keperawatan
yang berbau busuk risiko infeksi
dilakukan
pengalokasian
ruangan pasien
dengan teliti
- Bantu pasien untuk - Pasien dengan
mendapatkan istirahat dx keperawatan
yang cukup risiko infeksi
dibantu untuk
mendapatkan
istirahat yang
maksimal

- Ajarkan keluarga - Pasien dengan


mengenali tanda-tanda dx keperawatan
terjadinya infeksi risiko infeksi
untuk keluarga
diajarkan cara
mengenali
tanda-tanda
infeksi

- Pasien dengan
- Kolaborasi dengan
dx keperawatan
dokter mengenai
risiko infeksi
perawatan luka pasien
dilakukan
dan tindak lanjut
kolaborasi
rencana tindak
lanjut
4. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan perencanaan keperawatan
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir penilaian atas penyelesaian masalah pasien.
Disesuaikan dengan format SOAP, yang nantinya berisi data subjektif dan objektif
pasien, serta teratasi atau tidaknya masalah dan rencana tindak lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Boback. 2004. Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta : EGC.


Maya. 2011. Konsep Bayi Prematur. Tersedia pada perpustakaan.poltekkes-
malang.ac.id/assets/file/kti/1401100050/13._BAB_2_.pdf diakses pada Minggu, 7
Juli 2019 pukul 14.00 WITA
Moorhead, sue, dkk.2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Diterjemahkan oleh
Nurjannah, Intansari,dkk2016. Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi kelima.
Yogyakarta:Mocomedia
M. Bulechek, Gloria,dkk.2013. Nursing Interventions Classification (NIC). Diterjemahkan
oleh Nurjannah, Intansari,dkk2016. Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi kelima.
Yogyakarta:Mocomedia
Nurvina. 2015. Laporan Pendahuluan Bayi Prematur. Tersedia pada scribd.com//LP-Bayi-
Prematur. Diakses pada Minggu, 7 juli 2019 pukul 15.30 WITA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. StandarIntervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat PPNI
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN NEONATUS

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

Nama mahasiswa : Gusti Ayu Putu Ami Mariaswanti


NIM : 209012477
Tempat Praktek : RSUD Mangusada
Tanggal Pengkajian : 02-11-2020
Tanggal praktek : 02-11-2020

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : By.P
Tempat/tgl lahir : Mangusada,01-11-2020
Umur : 0 hari
No register : 232326
Diagnose medis : Prematur
Tanggal MRS : 02-11-2020
Nama ayah/ibu : Made Arya
Pekerjaan Ayah : Swasta
Pendidikan Ayah : SMA
Alamat/No Telp : Badung,08199993456
Agama : Hindu
II. KELUAHAN UTAMA
Lahir belum cukup umur
III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
A. Prenatal
 Jumlah kunjungan/ANC : 7 kali
 Tempat : RSUD Sanjiwani Gianyar
 Penkes yang diperoleh : Memenuhi kebutuhan nutrisi
 HPHT : ………..
 Kenaikan BB selama hamil : 7 kg
 Komplikasi kehamilan : Tidak ada
 Komplikasi obat : Tidak ada
 Obat-obatan yg didapat : Vitamin
 Riwayat hospitalisasi : Tidak ada
 Golongan darah ibu :O
 Pemeriksaan kehamilan (maternal screening)
(√ ) Rubella (√ ) Hepatitis (√ ) CMV
( √) GO ( √Herpes (√ ) HIV
Lainnya : ………………………………………

B. Natal
 Awal persalinan : Sectiocaesar pada tanggal 02-11-2020
 Lama persalinan : 22 jam dari jam 04.00-02.00
 Saat persalinan : premature
 Komplikasi persalinan : Tidak ada
 Terapi yang diberikan : Oxytoccin 2ml
 Cara melahirkan :
( ) pervaginam normal ( √) SC
( ) vakum ekstasion ( ) Lainnya : ………
 Tempat melahirkan :
(√ ) Rumah Sakit ( ) Rumah bersalin
( ) Rumah ( ) Lainnya : Tim tenaga medis
 Penolong persalinan :

C. Post Natal
 Usaha nafas
( ) dengan bantuan (√ ) tanpa bantuan
 Kebutuhan resusitasi
Jenis dan lamanya : Tidak ada
APGAR Skor : …….
 Bayi langsung menangis : ya/tidak
 Tangisan bayi : kuat/lemah/lainnya
 Obat-obatan yang diberikan pada neonatus : Vit k 1mg
 Interaksi orangtua dan bayi
 Trauma lahir : ( ) ada ( √ ) tidak
 Narcosis : ( ) ada (√ ) tidak
 Keluarnya urine/BAB : (√ ) ada ( ) tidak
 Respon fisiologis atau perilaku bermakna
Bayi menangis saat lahir
IV. RIWAYAT KELUARGA

GENOGRAM

Keterangan

Laki-Laki

Perempuan

Garis Pernikahan

Garis Keturunan

Tinggal 1 Rumah

Pasien
V. RIWAYAT SOSIAL
A. System pendukung/keluarga terdekat yang dapat dihubungi
Ibu by P mengatakan bahwa ia selalu mendapatkan dukungan dari anggota
keluarganya.Dan Ibu by P juga mengatakan bahwa yang paling dekat dan untuk memenuhi
kesehariannya adalah suami.Terkait dengan by P seluruh anggota keluarga memberikan
dukungan untuk Ibu by P,selama menjaga by P yang saat ini harus menjalani perawatan.
B. Hubungan orang tua dengan bayi
Menyentuh : Ibu [ √ ] Bapak [ √ ]
Memeluk : Ibu [ √ ] Bapak [ √ ]
Berbicara : Ibu [ √ ] Bapak [ √ ]
Berkunjung : Ibu [ √ ] Bapak [ √ ]
Kontak mata : Ibu [ √ ] Bapak [ √ ]
C. Anak yang lain
Anak ke- Jenis kelamin Riwayat persalinan Riwayat imunisasi

D. Lingkungan rumah
Ibu by P mengatakan lingkungan rumahnya jauh dari jalan raya,jauh dari kebisingan dan
jauh dari TPA bahkan rumahkan tertata rapid an bersih
E. Problem social yang penting
( ) Kurangnya system pendukung social
( ) Perbedaan bahasa
( ) Riwayat penyalahgunaan zat adiftif (obat-obatan)
( ) Lingkungan rumah yang memadai
( ) Keuangan , penghasilan/bulan : Rp 3.000.000,00
( ) lain-lain, sebutkan…………………………………………………………………..

VI. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


A. Diagnose medis : Prematur
B. Tindakan operasi : Tidak ada tindakan Operasi
C. Status nutrisi
Sebelum sakit : …………………………………………………………………………
Selama sakit : By P pada saat pengkajian pola asupan nutrisi baik,mampu menghabiskan
ASI/oral sebanyak 30ml/3jam,total asupan perhari 240ml
A : Hasil dari pengeluaran antropometri ( 02-11-2020) B =2350gr PB=40cm
LK=33cm LD=30cm LA=28CM LP =32CM
B : Hasil laboratorium status nutrisi bayi pada 02-11-2020
Protein total = 5,42g/dl ( 6,6 - 6,8) (L)
Alumin = 3,2g/dl (3,5 – 52) (L)
Globulin = 2,50g/dl ( 2,2 – 3,2 ) (L)
C : by P mendapatkan asupan asi
E : by P saat ini menjalani perawatan intensif di dalam incubator dengan suhu/kehangatan
terjaga di sertai ventilasi yang adekuet

D. Status cairan
Sebelum sakit : …………………………………………………………………………
Selama sakit : …………………………………………………………………………
E. Obat-obatan
Nama obat Dosis Rute Indikasi

Similac 8x ½ sachet oral Penambah BB by

F. Aktivitas
Sebelum sakit : …………………………………………………………………………
Selama sakit : By P menunjukan adanya pergerakan yang aktif, by P banyak
menghabiskan waktu untuk menggerakan anggota tubuhnya ika By P merasa haus By P
akan menangis dengan kuat. Sesekali By P menangis jika popok dalam keadaan
basah.nafsu makan By P sangat baik mampu menghaiskan ASI/oral sebanyak 30ml/3jam
total asupan perhari 240ml ASI/oral.
G. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan
1) Melakukan TTV 4X24jam
2) Memandikan pasien di tempat tidur 1x1
3) Memmenuhi nutrisi klien
4) Memberi posisi yang nyaman
H. Hasil laboratorium
02-11-2020
WBC = 17,5
HGB = 3,9
HCT = 4,36
PCT = 0,35
PLT = 259

03-11-2020
WBC = 12,98
RBC = 3,97
HGB = LS,1
HCT = 39,6
MCU = 99,7
MCH = 38,1
MCHC = 38,2
PLT = 259
I. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
J. Lain-lain
By P dalam keseharian menghaiskan waktu untuk bergerak aktif di tempat tidur.Jika by P
merasa lapar maka by P akan menangis ika by P sudah merasa kenyang by P akan tidur.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
1. Kesadaran : komposmentis
GCS: Verbal: 4 Psikomotor: 6 Mata: 4
2. Tanda vital
Nadi: 89x/menit Suhu: 35°c RR: 40x/menit
3. Antropometri
Saat lahir Saat ini

1. Berat badan 2350 gr 2500 gr

2. Panjang badan 48 cm 48 cm

3. Lingkar kepala 32 cm 32 cm

4. Lingkar dada 29 cm 29 cm

5. Lingkar lengan atas 11 cm 11cm

6. Lingkar perut 29 cm 29cm

4. Reflex
( √ ) Moro (√ ) Menggenggam ( √ ) Menghisap
(√ ) lain-lain, tonik neck,rooting reflek,babinski
5. Tonus/aktivitas
a. ( √ ) Aktif ( ) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang
b. (√ ) Menangis keras ( ) Lemah
( ) Melengking ( ) Sulit mengangis
6. Kepala/leher
a. Fontanel anterior
(√ ) Lunak ( ) Tegas ( ) Datar
(√ ) Menonjol ( ) Cekung
b. Sutura sagitalis
( √ ) Tepat ( ) Terpisah ( ) Menjauh
c. Gambaran wajah
( √ ) Simetris ( ) Asimetris
d. Holding
( ) Caput succedaneum ( ) Chepalohematoma
7. Mata
( √) Bersih ( ) Sekresi
8. THT
a. Telinga
( √) Normal ( ) Abnormal
b. Hidung
( √ ) Bilateral ( ) Obstruksi ( ) Cuping hidung
c. Palatum
( √ ) Normal ( ) Abnormal
9. Thoraks
a. ( √ ) Simetris ( ) Asimetris
b. Retraksi : ( √) Derajat I ( ) Derajat II ( ) Derajat III
c. Klavikula : ( √ ) Normal ( ) Abnormal
10. Paru-paru
a. Suara nafas
( √ ) sama kanan-kiri ( ) tidak sama kanan-kiri ( ) Bersih
( ) Ronchi ( ) Rales ( ) Sekret
b. Bunyi nafas
( √) Terdengar di semua lapang paru
( ) Tidak terddengar ( ) Menurun

c. Respirasi
(√ ) Spontan, jumlah : 60x/menit
( ) Sungkup/ Boxhead, jumlah : ……..x/menit
( ) Ventilasi assisted CPAP
11. Jantung
a. ( √ ) Bunyi normal sinus rhytm (NSR), jumlah : ………x/menit
( ) Murmur ( ) lain-lain, sebutkan ……………….
b. Waktu pengisian kapiler : batang tubuh 4 detik
Ekstremitas <3 detik
c. Nadi perifer
Berat Lemah Tidak ada

Brachial kanan √

Brachial kiri √

Femoral kanan √

Femoral kiri √

12. Abdomen
a. ( √ ) Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung
b. Liver : ( √) kurang dari 2 cm ( ) lebih dari 2 cm
c. Umbilicus
( √ ) Normal ( ) Abnormal ( ) Inflamasi ( ) Drainase
13. Ekstremitas
a. ( √) semua ekstremitas gerak ( ) ROM terbatas ( ) tidak dapat dikaji
b. Ekstremitas atas dan bawah : ( ) Simetris ( ) Asimetris
14. Genital
( ) Perempuan normal (√ ) laki-laki normal ( ) Ambivalen
15. Anus
( √) Paten ( ) Imperforata
16. Spina
( √ ) Normal ( ) Abnormal
17. Kulit
a. Warna : (√ ) Pink ( ) Pucat ( ) Jaundice
b. ( √ ) Rash/kemerahan
c. ( √ ) Tanda lahir
18. Suhu
a. Lingkungan
( √ ) Penghangat radian ( ) Pengaturan suhu ( √) Inkubator
( ) Suhu ruang ( ) Boks terbuka
b. Suhu kulit
VIII. PEMERIKSAAN REFLEKS PATOLOGIS
( √ ) Babinsky ( √ ) Chaddock (√ ) Oppenheim
( √ ) Gordon ( √ ) Schaeffer ( √ ) Hoffman
( √) Tromner

IX. INFORMASI LAIN


Ibu by P mengatakan sudah rutin melakukan pemeriksaan dan imunisasi yang di lakukan,
terkait asupan nutrisi selalu di jaga namun pada usis kehamilan 8 bulan Ibu by P sudah mulai
merasakan kontraksi

Perubahan pada vital sign by P pada tanggal 02-11-2020


Pukul : 06.00 wita = S: 35,0°c RR: 89x/menit Nadi: 60x/menit
Pukul : 12.00 wita = S: 35,0°c RR: 100x/menit Nadi: 60x/menit
Pukul : 20.00 wita = S: 35,2°c RR: 100x/menit Nadi: 65x/menit
RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN
By P menjalani perawatan di ruang NICU seak tanggal 02-11-2020 usia by saat ini 0 hari by
P lahir dengan keadaan belum cukup umur, mengalami hipotermi dan berat badan lahir rendah
saat ini by P sudah menunjukan perubahan BB yaitu 2400 dan peningkatan suhu tubuh 35,2°c
selama di NICU by P mendapatkan perawatan :
a) Personal hygine
b) Pemerian ASI 30ml/oral/3jam
X. ANALISA DATA
DATA MASALAH PENYEBAB

DS : - Hipotermia Prematur

DO : suhu tubuh di bawah


rentang normal dengan hasil
pemeriksaan 35,2°c Jaringan lemak
subkutan lebih tipis

Pengaturan suhu tubuh


belum

Hipotermia

DS : - Ketidak seimbangan Prematur


nutrisi kurang dari
DO : saat di berikan ASI by keutuhan tuuh
sangat baik untuk menghisap
Jaringan lemak
subkutan lebih tipis

Kekurangan cadangan
energi

Malnutrisi

Defisit nutrisi
DS : - Resiko infeksi Prematur

DO : by umur 0 hari

By lahir premature

Tali pusat belum semprna Penurunan daya tahan


tubuh
( basah)

WBC 12,9

Rentan terhadap
kuman dan bakteri

Resiko infeksi

XI. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


1. Hipotermi berhubungan dengan bayi kedinginan di tandai dengan suhu tubuh 35,2°c
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tuuh berhubungan dengan intek nutrisi
tidak adekuat di tandai dengan penurunan berat badan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prematuritas
XII. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi (NIC) Rasional Nama/TTD
Keperawatan Kriteria Hasil
(NOC)

1 1 Setelah Observasi tanda-


dilakukan tanda vital :
tindakan Mengetahui
keperawatan Suhu suhu tubuh
selama 3x24jam Respirasi
diharapkan suhu Ami
tuuh klien Nadi
kembali efektif
dengan
Kaji bayi apakah Mengetahui
-kreteria hasil
kedinginan adanya
klien tiding
hipotermia
dingin Nursing treatment
:
- suhu tuuh
dalam batas Ami
Jaga kehangatan Menaga
normal incubator lingkungan
agar tetap
Jangan lakukan hangat dan
kontak langsung nyaman
dengan
bendapanas/dingin Mengurangi
syok/cidera
Edukasi : pada bayi
Berikan
penjelasan pada Ami
ibu bayi dan Agar keluarga
keluarga bayi
pentingnya memahami
menjaga tentang
kehangatan pentingnya
menaga agar
tetap hangat
Memberi
lingkungan
Kolaborasi : yang hangat
Letakan bayi di
dalam inkubator

Ami

2 2 Setekah di Observasi intek Untuk


lakukan dan output mengetahui
tindakan selama berapa banyak
3x24jam pasien minum
diharapkan maupun
kebutuhan mengeluarkan Ami
nutrisi dapat cairan
terpenuhi
dengan kreteria
hasil : Untuk Ami

Tidak terjadi Observasi reflek mengetahui


penurunan BB menghisap bayi seberapa baik
reflek
≥15%
menghisap Ami
Muntah (-)

Bayi dapat
minum dengan
baik
Beri nutrisi sesuai Untuk
kebutuhan bayi mengetahui
kebutuhan
nutrisi pada
bayi

Untuk
mengetahui
Timbang BB tiap perubahan BB
hari pada bayi

Untuk
memberikan
informasi
Berikan dukungan kepada
kepada keluarga keluarga
tentang pasien tentang
pentingnya ASI pentingnya
untuk bayi pemerian ASI

Untuk
menentukan
kebutuhan gizi
yang tepat
Kolaborasi dengan
ahli gizi

3 3 Setelah Observasi : Mengetahui


dilakukan perkembangan
tindakan asuhan Mengukur TTV bayi
keperawatan Kaji keadaan tali Mengetahui Ami
selama3x24jam pusat
di harapkan tanda infeksi
tidak terjadi
infeksi dengan
Nursing treatment:
kreteria hasil:
Merawat tali pusat Mengganti Ami
Talipusat bayi
kering Membersihkan balutan tali
lingkungan bayi pusat
Bayi terbebas
dari tanda dan Mengganti Ami
gejala infeksi pempers dan
pakaian

Edukasi : Agar keluarga


bayi
memahami
Berikan pentingnya
penyuluhan pada kebersihan
ibu dan keluarga pada bayi
pentingnya
merawat tali pusat
bayi dan
membersihkan
lingkungan agar
terhindar dari
Membalut tali
infeksi
pusat dengan
Kolaborasi balut has steril
tali pusat dengan
has steril
XIII. IMPLEMENTASI
Hari/Tgl/Jam NO Tindakan Keperawatan Evaluasi Proses TTD
Dx
Jumat 1 Mengkaji tanda-tanda Ds: -
02-11-2020 vital Do: pasien tampak
08.00 menangis dengan
hasil TTV:
Suhu : 35,0°c
Nadi :89 x/menit Ami
RR : 60X/menit

08.30 2 Melakukan tindakan Ds:-


menimbang berat badan Do:pasien tampak
bayi menangis,dengan
hasil timbangan
2350gr

09.00 2 Memenuhi kebutuhan Ds:- Ami


nutrisi sesuai dengan Do: pasien mampu
kebutuhan bayi untuk pasi dengan
takaran 1 sendok takar
dengan 300cc air

11.00 2 Mengobservasi intek dan Ds:-


output Do: pasien mampu
untuk menghabiskan
pasi sebanyak 30cc
Pasien BAB dan BAK
dengan baik dan Ami
cukup banyak
memenuhi pempers

12.00 2 Meletakan bayi dalam Ds:


incubator Do: pasien tampak
nyaman dalam
inkuator

12.30 3 Mengoservasi adanya Ds: -


tanda-tanda infeksi
Do: Tidak tampak
adanya tanda-tanda
infeksi pada bayi
13.00 2 Memenuhi nutrisi sesuai Ds:- Ami
dengan keutuhan bayi Do: pasien mampu
menghabiskan pasi
seanyak 30cc

15.00 2 Mengobservasi intek dan Ds:-


output Do: pasien mampu Ami
untuk menghabiskan
pasi sebanyak 30cc
Pasien BAB dan BAK
dengan baik dan
cukup banyak
memenuhi pempers
17.00 1 Mengkaji tanda-tanda Ds: -
vital Do: dari hasil
pemeriksaan
mendapatkan hasil :
Suhu : 35,0°c
Nadi :89 x/menit
RR : 60x/menit
19.00 3 Meletakan bayi dalam Ds: Ami
incubator Do: pasien tampak
nyaman dalam
inkuator

21.00 2 Memenuhi kebutuhan Ds:-


nutrisi sesuai dengan Do: pasien mampu
kebutuhan bayi menghabiskan pasi
seanyak 30cc

Ds:-
23.00 2 Mengobservasi intek dan Do: pasien mampu Ami
output untuk menghabiskan
pasi sebanyak 30cc
Pasien BAB dan BAK
dengan baik dan
cukup banyak
memenuhi pempers

01.00 2 Memenuhi kebutuhan Ds:-


nutrisi sesuai dengan Do: pasien mampu
kebutuhan bayi menghabiskan pasi
Ami
seanyak 30cc

Ds:-
03.00 2 Mengobservasi intek dan Do: pasien mampu
output untuk menghabiskan
pasi sebanyak 30cc
Pasien BAB dan BAK
dengan baik dan
cukup banyak
memenuhi pempers

05.00 1 Mengkaji tanda-tanda Ds: -


vital Do: pasien tampak
menangis dengan
hasil TTV:
Suhu : 35,0°c
Nadi :89x/menit
RR : 50x/menit
Ami
Memenuhi nutrisi sesuai Ds:-
06.00 2 dengan keutuhan bayi Do: pasien mampu
menghabiskan pasi
seanyak 30cc

Mengobservasi intek dan Ds:-


07.00 2 output Do: pasien mampu
untuk menghabiskan Ami
pasi sebanyak 30cc
Pasien BAB dan BAK
dengan baik dan
cukup banyak
memenuhi pempers
Ds: -
08.00 1 Mengkaji tanda-tanda Do: dari hasil
vital pemeriksaan
mendapatkan hasil :
Suhu : 35,0°c
Nadi :89 x/menit
RR : 60x/menit Ami

Sabtu
03-11-2020 1 Mengkaji tanda-tanda Ds: -
08.00 vital Do: pasien tampak
menangis dengan
hasil TTV:
Suhu : 35,0°c
Nadi :89x/menit
RR : 60x/menit
08.30
2 Melakukan tindakan Ds:-
menimbang berat badan Do:pasien tampak
bayi menangis,dengan
hasil timbangan
2350gr
09.00
2 Memenuhi kebutuhan Ds:- Ami
nutrisi sesuai dengan Do: pasien mampu
kebutuhan bayi untuk pasi dengan
takaran 1 sendok takar
dengan 300cc air
11.00
2 Mengobservasi intek dan Ds:-
output Do: pasien mampu
untuk menghabiskan
pasi sebanyak 30cc
Pasien BAB dan BAK
dengan baik dan
cukup banyak
memenuhi pempers
12.00
2 Meletakan bayi dalam Ds:
incubator Ami
Do: pasien tampak
12.30 nyaman dalam
3 Mengoservasi adanya inkuator
tanda-tanda infeksi Ami
Ds: -
Do: Tidak tampak
adanya tanda-tanda
13.00 infeksi pada bayi
2 Memenuhi nutrisi sesuai Ds:-
dengan keutuhan bayi Do: pasien mampu
menghabiskan pasi
seanyak 30cc
15.00
2 Mengobservasi intek dan Ds:-
output Do: pasien mampu
untuk menghabiskan
pasi sebanyak 30cc
Pasien BAB dan BAK
dengan baik dan
cukup banyak
17.00 memenuhi pempers
Ami
1 Mengkaji tanda-tanda Ds: -
vital Do: dari hasil
pemeriksaan
mendapatkan hasil :
Suhu : 35,0°c
Nadi :89x/menit
19.00 RR : 60X/menit
3 Meletakan bayi dalam Ds:
incubator Do: pasien tampak
nyaman dalam
inkuator Ami
21.00
2 Memenuhi kebutuhan Ds:-
nutrisi sesuai dengan Do: pasien mampu
kebutuhan bayi menghabiskan pasi
seanyak 35cc

23.00 Ds:-
2
Mengobservasi intek dan Do: pasien mampu
output untuk menghabiskan
pasi sebanyak 35cc
Pasien BAB dan BAK
dengan baik dan
cukup banyak Ami
memenuhi pempers

01.00
2 Ds:-
Memenuhi kebutuhan Do: pasien mampu
nutrisi sesuai dengan menghabiskan pasi
kebutuhan bayi seanyak 30cc

03.00 Ds:-
2 Do: pasien mampu
Ami
Mengobservasi intek dan untuk menghabiskan
output pasi sebanyak 35cc
Pasien BAB dan BAK
dengan baik dan
cukup banyak
memenuhi pempers
05.00
1 Ds: -
Mengkaji tanda-tanda Do: pasien tampak
vital menangis dengan
hasil TTV:
Suhu : 35,0°c
Nadi :90 x/menit
RR : 60x/menit

06.00 Ds:-
2 Memenuhi nutrisi sesuai Do: pasien mampu
dengan keutuhan bayi menghabiskan pasi
seanyak 35cc

07.00 Ds:-
2 Mengobservasi intek dan Do: pasien mampu
output untuk menghabiskan
pasi sebanyak 35cc
Pasien BAB dan BAK
dengan baik dan
cukup banyak Ami
memenuhi pempers
08.00 Ds: -
1 Mengkaji tanda-tanda Do: dari hasil
vital pemeriksaan
mendapatkan hasil :
Suhu : 37,2°c
Nadi :100/menit
RR : 50x/menit

Sabtu
04-11-2020 1 Mengkaji tanda-tanda Ds: -
08.00 vital Do: pasien tampak
menangis dengan
hasil TTV:
Suhu : 37,2°c
Nadi :100 x/menit
RR : 50x/menit
08.30
2 Melakukan tindakan Ds:-
menimbang berat badan Do:pasien tampak
bayi menangis,dengan Ami
hasil timbangan
2550gr
09.00
2 Memenuhi kebutuhan Ds:-
nutrisi sesuai dengan Do: pasien mampu
kebutuhan bayi untuk pasi dengan
takaran 1 sendok takar
dengan 40cc air
11.00
2 Mengobservasi intek dan Ds:-
output Do: pasien mampu
untuk menghabiskan
pasi sebanyak 40cc
Pasien BAB dan BAK
dengan baik dan
cukup banyak
memenuhi pempers
12.00
2 Meletakan bayi dalam Ds:
incubator Do: pasien tampak
nyaman dalam
inkuator
12.30
3 Mengoservasi adanya Ds: -
tanda-tanda infeksi Do: Tidak tampak Ami
adanya tanda-tanda
infeksi pada bayi
Ds:-
13.00 Do: pasien mampu
2 Memenuhi nutrisi sesuai menghabiskan pasi
dengan keutuhan bayi seanyak 40cc

Ds:-
15.00 Do: pasien mampu
2 Mengobservasi intek dan untuk menghabiskan
output pasi sebanyak 40cc Ami
Pasien BAB dan BAK
dengan baik dan
cukup banyak
memenuhi pempers
Ds: -
17.00 Do: dari hasil
1 Mengkaji tanda-tanda pemeriksaan
vital mendapatkan hasil :
Suhu : 37,2°c
Nadi :139 x/menit
RR : 60x/menit
Ds:
19.00 Do: pasien tampak
3 Meletakan bayi dalam nyaman dalam Ami
incubator inkuator
21.00 Ds:-
2 Memenuhi kebutuhan Do: pasien mampu
nutrisi sesuai dengan menghabiskan pasi
kebutuhan bayi seanyak 40cc

Ds:- Ami
23.00 Do: pasien mampu
2 Mengobservasi intek dan untuk menghabiskan
output pasi sebanyak 40cc
Pasien BAB dan BAK
dengan baik dan
cukup banyak
memenuhi pempers

Ds:-
01.00 Do: pasien mampu
2 Memenuhi kebutuhan menghabiskan pasi
nutrisi sesuai dengan seanyak 40cc
kebutuhan bayi
Ds:-
Do: pasien mampu
03.00 untuk menghabiskan
2 Mengobservasi intek dan pasi sebanyak 40cc
output Pasien BAB dan BAK
dengan baik dan
cukup banyak
memenuhi pempers

Ami
Ds: -
05.00 Do: pasien tampak
1 Mengkaji tanda-tanda menangis dengan
vital hasil TTV:
Suhu : 37,5°c
Nadi :139 x/menit
RR : 60X/menit

Ds:-

06.00
2 Memenuhi nutrisi sesuai Do: pasien mampu
dengan keutuhan bayi menghabiskan pasi
seanyak 40cc

07.00 Ds:-
2 Mengobservasi intek dan Do: pasien mampu
output untuk menghabiskan
pasi sebanyak 40cc
Pasien BAB dan BAK
dengan baik dan
cukup banyak
memenuhi pempers Ami
08.00 Ds: -
1 Mengkaji tanda-tanda Do: dari hasil
vital pemeriksaan
mendapatkan hasil :
Suhu : 37,5°c
Nadi :139 x/menit
RR : 89X/menit
XIV. EVALUASI
No Hari/Tgl/Jam No. Respon Nama/TTD
Diagnosa

1 Sabtu 1 S:

04-11-2020 O : pasien tampak memaik S: 37,5°c

08.00 A : masalah teratasi Ami

P : lanjutkan intervensi

Observasi tanda-tanda vital pasien

Pertahankan kondisi pasien

2 Sabtu 2 S:

04-11-2020 O : pasien tampak mulai membaik :


37,5°c BB meningkat menjadi
08.00 Ami
2550gr

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi

Observasi intek dan oitput

Memerikan nutrisi sesuai keutuhan

3 Sabtu S:

04-11-2020 O : Tidak tampak adanya tanda-tanda


infeksi
08.00 Ami
A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi pasien


Denpasar, 04-11-2020
Mahasiswa,

(Gusti Ayu Putu Ami Mariaswanti)

Anda mungkin juga menyukai