YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG FISIOLOGI KEHAMILAN
DALAM UPAYA DETEKSI DINI RESIKO TINGGI DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKALAN RAHMAD UTM NING HUZAIMAH NIM : 092101016 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) INSAN SE AGUNG BANGKALAN 2012 LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN Proposal ini telah disetujui oleh pembimbing penyusunan Karya Tulis Ilmiah Program Study D-III Kebidanan STIKES Insan Se Agung Bangkalan Pada : Hari / Tanggal : Kamis / 07 Juni 2012 Bangkalan, 07 April 2012 Pembimbing H.SUTIO R, S.pd., S.Kep, Ns PERNYATAAN ORSINILITAS Sebagai bentuk pertanggung jawaban saya sebagai mahasiswa STIKES Insan Se agung Bangkalan dengan ini mengatakan bahwa saya : Nama :RAHMAD N Ning Huzaimah NIM : 092101016 Program Studi : DIII Kebidanan Judul Tugas Akhir : Kajian Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Tentang Fisioologi Kehamilan Dalam Upaya Deteksi Dini Resiko Tinggi Diwilayah Kerja Puskesmas Bangkalan. Menyatakan bahwa tugas akhir ini sebagaimana judul tersebut di atas adalah betul – betul bukan tugas akhir jiplakan milik orang lain, dengan demikian bila nanti ada yang membuktikan secara sah adalah jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi gugur dan wajib membuat kembali judul dengan judul baru. Bila diketahui setelah lulus sebagaimana UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional siap dicabut gelar/ijazahnya. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Bangkalan, Oktober 2012 Yang membuat pernyataan rahmad Ning Huzaimah KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah- Nya, peneliti dapat menyelesaikan penysunan Proposal Karya Tulis ilmiah yang berjudul “Kajian Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Tentang Fisiologi Kehamilan Dalam Upaya Deteksi Dini Resiko Tinggi Diwilayah Kerja Puskesmas Bangkalan”. Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan, arahan serta fasilitas penelitian, maka perkenankanlah peneliti mengucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada : 1. Ibu Suhartini, SE. M.Kes. selaku Ketua Yayasan Karunia Abadi STIKES Insan Se Agung Bangkalan. 2. Bapak Dr. Abdul Rahem, Apt., M.Kes. selaku Ketua STIKES Insan Se Agung Bangkalan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi D-III Kebidanan. 3. Ibu A’im Matun Nadhiroh, S.SiT., MPH selaku Ketua Program Studi D-III Kebidanan. 4. Bapak H.Sutio R, S.pd.,S.Kep, Ns selaku pembimbing utama yang telah banyak meluangkan waktunya membimbing dengan oenuh kesabaran, ketelitian, dan juga atas kontribusinya dalam menentukan judul, bimbingan, saran, dan diskusi hingga terselesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi D-III Kebidanan yang telah membimbing dan memberi bekal ilmu selama ini. 6. Kelurgaku tercinta yang telah memberikan dorongan dan motivasi dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Semua pihak yang telah membantu, baik langsung maupun tidak langsung demi terselsaikannya Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Dengan segala kerendahan hati, peneliti menyadari sepenhnya bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, maka untk itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dan semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi sema pihak. Bangkalan, Juni2012 Peneliti DAFTAR ISI HALAMAN SAMPL DEPAN HALAMAN SAMPUL DALAM DAN PRASYARAT LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR BAGAN DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan penelitian 1.4 Manfaat Penelitian BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep pengetauan 2.2 Konsep Kehamilan 2.3 Konsep Kehamilan Resiko Tinggi BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian 4.2 Populasi dan sampel Penelitian 4.3 Devinisi Operasional Variable 4.4 Sumber Data dan instrmen Penelitian 4.5 Pengolahan Data 4.6 Analisa Data 4.7 Etika Penelitian 4.8 Kerangka Kerja 4.9 Waktu Penelitian 4.10 Lokasi Penelitian DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan merupakan proses alami, tetapi bukannya tanpa risiko, yang merupakan beban bagi seorang wanita. Pada persalinan tiap ibu hamil akan menghadapi kegawatan baik ringan atau berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya kematian atau kesakitan bagi ibu dan atau bayi. Sebagian besar dari kehamilan mempunyai hasil menggembirakan dengan ibu dan bayi hidup sehat. Si ibu dapat mengalami beberapa keluhan fisik atau mental, sebagian kecil mempunyai kesukaran selama kehamilan dan persalinan, tetapi kebanyakan ibu tersebut pulih sehat kembali sepenuhnya dengan mempunyai bayi yang normal dan sehat. Hasil yang mengembirakan tersebut tidak selalu terjadi, ada persalinan yang berakhir dengan ibu dan atau bayi mati atau sakit. Keadaan ini dapat terjadi pada Ibu Hamil Risiko Tinggi. Pada saat ini masih banyak terjadi Rujukan Terlambat, dimana kasus Risiko Tinggi Ibu Hamil yang dikirim dan datang di Rumah Sakit dalam keadaan amat jelek, sehingga kesempatan untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya sering sangat terbatas (Rustam R, 2001 : 201). Kehamilan adalah sejak dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) (Prawirohardjo, 2002: 89).Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Misalnya perubahan yang terjadi adalah edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan fisiologis. Dengan demikian seorang ibu hamil sejogyanya harus mampu mendeteksi resiko tinggi dalam kehamilan, namun kenyataanya masih banyak ibu hamil yang tidak bisa mendeteksi resiko tinggi kehamilan ( Prawirohardjo,2002 : 90) Kehamilan merupakan suatu keadaan yang sangat dinantikan bagi semua ibu terutama bila direncanakan karena kehamilan merupakan proses alami, tetapi bukannya tanpa resiko. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyulit pada kehamilan, seperti faktor kemiskinan, kurangnya pengetahuan, jumlah dan jarak kehamilan terlalu pendek dan usia yang terlalu lama, atau terlalu sangat muda untuk hamil. Sebelum hamil seorang wanita bisa memiliki keadaan yang bisa menyebabkan meningkatnya resiko pada saat kehamilan. Selain itu jika seorang wanita mengalami suatu masalah pada kehamilan yang lalu, maka resikonya untuk mengalami hal yang sama pada kehamilan yang akan datang adalah lebih besar. Beberapa situasi dan kondisi serta keadaan umum seorang ibu selama kehamilan, persalinan dan nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya. ( Mohctar R. 2001 :202) Menurut SKRT tahun 2010, kematian ibu dan sebagian besar disebabkan oleh perdarahan (30%), Pre Eklamsia/ Eklamsia (25%), Abortus (5%) da n penyebab lain (12%). Kematian ibu umumnya terjadi pada kelompok ibu dengan resiko tinggi, baik yang timbul pada masa kehamilan, persalinan dan nifas. Untuk mengidentifikasi pasien resiko tinggi secara dini dalam masa pranatal serta intrapartum. Banyak bukti yang diketahui merupakan faktor resiko yang dapat digunakan sekitar 20% diidentifikasi beresiko pada masa pranatal, hal ini membuat sekitar 55% hasil akhir kehamilan buruk (Bobak dkk, 2005 : 606). Jumlah kehamilan tahun 2011 dikecamatan Kemayoran Bangkalan 188 orang dan jumah ibu hamil dengan resiko tinngi berjumlah 29 orang. Ketidakpatuhan dalam pemeriksaan kehamilan dapat menyebabkan tidak dapat diketahuinya berbagai komplikasi ibu yang dapat mempengaruhikehamilan atau komplikasi hamil sehingga tidak segera dapat diatasi. Deteksisaat pemeriksaan kehamilan sangat membantu persiapan pengendalian resiko(Manuaba, 1999). Apalagi ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaankehamilan, maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan denganbaik atau mengalami keadaan resiko tinggi dan komplikasi obstetri yang dapatmembahayakan kehidupan ibu dan janinnya. Dan dapat menyebabkanmorbiditas dan mortalitas yang tinggi ( Saifuddin, 2002).Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingginya angka kamatianibu adalah sikap dan perilaku ibu itu sendiri selama hamil dan didukung olehpengetahuan ibu terhadap kehamilannya. Beberapa faktor yang melatarbelakangi resiko kematian ibu tersebut adalah kurangnya partisipasimasyarakat yang disebabkan tingkat pendidikan ibu rendah, kemampuanekonomi keluarga rendah, kedudukan sosial budaya yang tidak mendukung.Jika ditarik lebih jauh beberapa perilaku tidak mendukung tersebut juga bisamembawa resiko (Elverawati, 2008). Faktor lain seperti usia ibu ketika hamildan melahirkan, Ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dan terlalu tua(di atas 35 tahun), Frekuensi melahirkan telah empat kali melahirkan ataulebih dan jarak antar kelahiran atau persalinan kurang dari 24 bulan, termasukkelompok yang berisiko tinggi dan menambah peluang kematian ibu semakinbesar (Sumarjati, 2005). Setiap ibu hamil mempunyai Potensi Risiko mengalami komplikasi persalinan dengan dampak kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan dan ketidakpuasan pada ibu dan atau bayi baru lahir. (Rochjati, Pudji ) Penyuluhan dalam bentuk Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan skrining. Penyuluhan tentang adanya faktor risiko dengan kemungkinan bahaya kesakitan atau kematian ibu segera diberikan kepada ibu hamil, suami dan keluarga dengan tujuan agar meraka sadar, peduli, patuh dan bergerak untuk periksa antenatal dan bila perlu rujukan kehamilan, kemudian persiapan dan perencanaan persalinan aman. Jumlah skor pada tiap kontak menjadi pedoman penyuluhan kepada ibu hamil, suami, keluarga. Jumlah skor akan memudahkan pemberian KIE mengenai bobot risiko yang dihadapi ibu hamil dan adanya kebutuhan persalinan aman dengan tempat dan penolong yang sesuai. Penekanan KIE mengenai persalinan pada kehamilan trimester ketiga perlu di tingkatkan mengingat persalinan baik pada Kehamilan Risiko Rendah , Kehamilan Risiko Tinggi, Kehamilan Risiko Sangat Tinggi mempunyai kemungkinan mengalami komplikasi Obstetrik dengan risiko terjadinya 5-K ( kematian, kesakitan, kecacatan, ketidakpuasan dan ketidaknyamanan ). Perilaku ibu hamil, suami dan keluarga adalah salah satu penentu utama keberhasilan rujukan dini terencana. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkam latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut yaitu apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang fisiologi kehamilan dalam upaya deteksi dini resiko tinggi diwilayah kerja puskesmas Bangkalan 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Diketahuinya gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang fisiologi kehamilan dalam upaya deteksi dini resiko dini di wilayah kerja puskesmas Bangkalan. 1.3.2 Tujuan khusus a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang perubahan fisiologis kehamilan di di wilayah kerja puskesmas Bangkalan. b. Mengidentifikasi pendidikan ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Bangkalan. c. Mengidentifikasi umur ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Bangkalan. d. Mengidentifikasi faktor paritas ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas Bangkalan. e. Mengidentifikasi factor-faktor pengetahuan ibu tentang perubahan fisioiogi kehamilan dalam upaya deteksi dini resiko tinggi diwilayah kerja puskesmas Bangkalan 1.4 Manfaat penelitian Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait antara lain : 1.4.1 Bagi peneliti Hasil studi ini akan menambah pengetahuan dan pengalaman serta memperluas wawasan bagi peneliti tentang hubungan pengetahuan ibu tentang perubahan fisiologis kehamilan denga deteksi dini resiko tinggi kehamilan. 1.4.2 Bagi institusi Sebagai tambahan referensi dan sebagai data awal bagi penelitian selanjutnya. 1.4.3 Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitaian ini dapat bermanfaat bagi petugas kesehatan dan masyarakat terutama bagi ibu hamil sebagai informasi dan pengetahuan tentang pentingnya deteksi dini resiko tinggi kehamilan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhaadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo S, 2003 : 121) Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, karena dari penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmdjo S, 2003 : 128) 2.1.2 Tingkat pengetahuan Menurut Notoatmodjo S (2003 : 122 – 123) pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu : 1. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sbelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu “Tahu” adalah tingkatan yang paling rendah. 2. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai satu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang menginterpretasi materi tersebut yang benar. 3. Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diatikan penggnaan hukum – hukum, metode, prinsip bagaimana dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (analysis) Analisis adalah suat kemampuan untuk memnjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis (syntesis) Sintesis menunjukkan kepada suat kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi – formulasi yang ada. 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifiksai atau penilaian terhadap suat objek. 2.1.3 Cara memperoleh pengetahuan Banyak cara yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan, namun sepanjang cara mendapatkan pengetahuan dikelompokkan menjadi 2 cara (Notoatmojo S,2002 : 10), yaitu : 1. Cara tradisional a. Trial dan error Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah / coba- coba. b. Kekuasaan Pengetahuan yang diproleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama atau ahli pengetahuan. Demikian pula pendapat yang dikeluarkan oleh tokoh – tokoh ilmu pengetahuan dan filsafat selalu digunakan sebagai referensi dalam memecahkan berbagai permaslahan yang dihadapi. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenerannya, baik berdasarkan penalaran sendiri. c. Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut. d. Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia. Cara berfikir manusiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan- pernyataan umum kepada yang khusus. 2. Cara modern Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih popular disebut metodologi penelitian. Cara ini mula- mula dikembangkan oleh Francis Balon (1561–1626). Ia adalah seorang tokoh yang mengembangkan metode berfikir induktif. Mula-mula ia mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasil pengamatannya tersebut dikumpulkan dan diklarifikasikan, dan akhirnya diambil kesimpulan umum. Kemudian metode berfikir induktif yang dikembangkan oleh Balon dilanjutkan oleh Deobold Van Dollen. Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan obyek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yakni : a. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan. b. Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul saat dilakukan pengamatan. c. Gejala yang muncul secara Gravitasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu. 2.1.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1. Pendidikan Menurut Notoatmojo (2005), pendidikan dalam arti formal sebenarnya adalah suatu proses penyampaian bahan/materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran guna mencapai perubahan tingkah laku. Pendidikan bararti bimbingan yang diberikan oleh seorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita – cita tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan itu menuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai kesalamatan dan kebahagian. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hak – hal yang menunjang kesehatan, sehingga meningkatkan kualitas hidup (Nursalam dan Pariani, 2001). 2. Umur Adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2001). 3. Paritas Parity/para : jumlah kehamilan yang menghasilkan kelahiran janin yang mncapai tahap hidup (28 minggu). Jumlah anak yang dimaksud disini adalah jumlah anak hidup yang yand dimiliki ibu pada saat ini. 4.Pengalaman Pengalaman wanita berkaitan dengan kejadian yang pernah dialami misalnya berhubungan dengan kehamilan dan jumlah anak yang hidup (Manuaba, 2002). 5. Sumber informasi Informasi ini sebenarnya ada dimana – mana, antara lain dirumah, di pasar, di sekolah, lembagfga organisasi, media cetak, televisi dan masih banyak lagi. Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang memperoleh banyak informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan lebih luas (Notoatmodjo, 2005). 2.2 Konsep Kehamilan 2.2.1 Definisi Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2006). Kehamilan normal merupakan masa kehamilan yang dimulai dari konsepsi samapai lahirnya janin, lamanya hamil normal ini adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan, triwulan ke tiga dari bulan ke tujuh sampai sembilan bulan. (Saifudin, 2006) Kehamilan adalah lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira- kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan meliputi ovulasi, migrasi sperma dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam tiga bagian diantaranya: a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu) b. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu) c. Kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu) (Hanifa Wiknjosastro, 2006) Menurut penulis, Kehamilan akan terjadi apabila ada pertemuan antara sel telur dengan sperma yang biasanya terjadi pada ampulla tuba sehingga sel telur menjadi zygot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan terus berkembang sampai pada aterm. 2.2.2 Proses Kehamilan(Astuti, M 2009) Kehamilan adalah masa ketika seorang wanita membawa enbrio ata fetus di dalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi padasaat sel telur perempuan lepas dan masuk kedalam saluran telur. Pada saat persetubuhan, berjuta – juta cairan sel mani ata sperma ata spermadipancarkan oleh laki – laki dan masuk ke rongga rahim. Dengan kompetisi yang sangat ketat, salah satu sperma tersebut akan berhasil menembus sel telur dan bersatu dengan sel telur tersebut. 1) Pembuahan (Konsepsi = fertilisasi) Pembuahan adalah suatu peristiwa pnyatuan antara sel sperma dan sel telur di tuba fallopii. Hanya satu sperma yang yang telah mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dn masuk kedalam vitelus ovum. Setelah itu zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. Proses ini diikuti oleh penyatuan kedua pronuklei yang disebut zigot, yang berisi atas acuan genetik dari wanita dan pria. Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zigot selama 3 hari sampai stadium morula. Hasil konsepsi ini tetap digerakkan karah rongga rahim oleh arus dan getaran silia srta kontraksi tuba. Hasil konsepsi tiba dalam kavum uteri pada tingkat blastula. 2) Nidasi (implantasi) Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalm endometrium. Balstula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endomtrium berada dalam masa sekresi. Blastula yang berisi masa sel dalam akan mudah masuk kadalam desidua, umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri. 2.2.3 Tanda- tanda kehamilan(Hanifa Wiknjosastro, 2006) 1. Tanda – tanda dugaan hamil a. Amenorea. Mengetahui hari pertama haid terakhir dengan menggunakan rumus naegle dapat ditentukan perkiraan persalinan. b. Mual (nause) dan Muntah. Mual muntah ini disebabkan oleh perubahan hormon ibu yang meningkat. c. Ngidam (menginginkan makanan tertentu) Ngidam disebabkan oleh adanya pengaruh faktor psikologis ibu. d. Sinkope atau pingsan Terjadi karena gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral). e. Payudara tegang dan membesar. Payudara menjadi tegang dan membesar adalah pengaruh dari hormon dan merupakan persiapan untuk menyusui. f. Sering miksi. Sering miksi disebabkan oleh uterus yang semakin membesar dan menekan vesika urinaria. g. Konstipasi atau Obstipasi. Konstipasi atau obstipasi disebabkan oleh relaksasi gerak peristaltic usus yang dipengaruhi oleh peningkatan hormon. h. Pigmentasi kulit. Pada saat kehamilan ibu akan mengalami hyperpigmentasi karena meningkatnya kadar MSH (Melanophore Stimulating Hormone) dalam tubuh. i. Epulis sering terjadi pada kehamilan pertama. Hal ini belum diketahui penyebabnya. j. Varises atau penampakan pembuluh darah Terjadi karena peningkatan estrogen dan progesteron, biasanya terdapat pada daerah genetalia eksterna, kaki dan betis. 2. Tanda tidak pasti kehamilan Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditentukan dengan jalan : a. Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan b. Pada pemeriksaan dalam dijumpai : a) Tanda Hegar Tanda ini dapat dirasakan ketika melakukan pemeriksaan dalam secara digital, ismus uteri sangat lunak sehingga seolah-olah corpus uteri tidak berhubungan dengan servik uteri. b) Tanda Chadwicks Tanda ini dapat ditemukan di daerah vulva/vagina yang terlihat kebiruan akibat hypervaskularisasi dan hyperpigmentasi. c) Tanda Piscaseck Tanda ini ditemukan saat melakukan palpasi yaitu uterus membesar kesalah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut d) Tanda Braxton Hicks Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda Braxton hicks tidak ditemukan e) Teraba Ballotemen. Ballottment janin dapat dirasakan seluruhnya pada umur kehamilan 20 minggu ke atas. f) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. 3. Tanda pasti kehamilan (Manuaba, 2002) Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan dengan jalan a. Gerakan janin dalam rahim Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu, sedangkan pada multigravida pada 16 minggu. Gerakan janin kadang-kadang pada kehamilan 20 minggu dapat diraba secara objektif oleh pemeriksa, ballotemen dalam uterus dapat diraba pada kehamilan lebih tua dan pada triwulan terakhir gerakan janin lebih gesit. Bagian-bagian besar janin ialah kepala dan bokong dan bagian-bagian kecil janin ialah kaki dan tangan dapat diraba dengan jelas. b. Denyut Jantung Janin Dengan alat fetal electro cardiograf denyut jantung janin dapat dicatat pada kehamilan 12 minggu. Dengan memakai alat dengan sistem doppler dapat pula dicatat denyut jantung janin. Dengan stetoskop laennec bunyi jantung janin baru dapat didengar pada kehamilan 18- 20 minggu. c. Bila dilakukan ultrasonografi (scanning) kerangka fetus dapat dilihat dan ditentukan tuanya kehamilan, serta dapat menilai pertumbuhan janin. Dapat pula digunakan bila ada kecurigaan dalam kehamilan mola, blighted ovum, kematian janin intrauterin, anensefalus, kehamilan ganda, hidramnion, plasenta previa. 2.2.3 Perubahan Fisiologis Pada saat Kehamilan Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam kesatuan yang dimulai dari konsepsi, dan nidasi. Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genitalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Untuk itulah dalam kehamilan terjadi adaptasi ibu dalam bentuk fisik dan psikologis. Berikut ini perubahan-perubahan anatomi kehamilan. (Yuni, dkk 2009) a. Perubahan pada trimester I a) Vulva dan Vagina Akibat pengaruh hormon estrogen, vagina dan vulva mengalami perubahan pula. Sampai minggu ke delapan terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan (livide). Tanda ini disebut tanda chatwick. Warna portio pun tampak lievid. b) Servik Uteri Servik uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat. Jaringan ikat pada serviks ini mengandung banyak kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat dan adanya hipervaskularisasi serta meningkatnya suplai darah, maka konsistensi serviks menjdi lunak yang disebut tanda goodell. c) Uterus Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesterone. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh adanya peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia dan hipertropi serta perkembangan desidua. Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada saat ini fundus uteri telah dapat diraba dari luar di atas sympisis. Pada minggu pertama itmus uteri mengadakan hipertropi seperti korpus uteri. Hipertropi itmus pada triwulan pertama membuat ithmus menjadi panjang dan lebih lunak yang di sebut tanda hegar. d) Ovarium Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum, korpus luteum ini mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone. e) Payudara / mamae Mamae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamtropin, estrogen dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi system saluran, sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mamae. Disamping itu dibawah pengaruh progesterone dan somatomamatropin terbentuk lemak disekitar alveolua-alveolus, sehingga mammae menjadi lebih besar. f) Sistem endokrin Perubahan besar pada system endokrin yang penting terjadi untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan pasca partum (nifas). Perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan terutama akibat produksi estrogen dan progesteron plasenta dan juga hormon-hormon yang dikeluarkan oleh janin. g) Sistem Kekebalan Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar imunoglobin dalam kehamilan tidak berubah. Imunoglobulin G atau IgG merupakan komponen utama dari immunoglobulin janin dalam uterus dan neonatal dini. IgG merupakan satu-satunya yang dapat menembus plasenta sehingga imunitas pasif akan diperoleh bayi. Kekebalan ini dapat melindungi bayi dari infeksi selanjutnya. h) Traktus Urinarius / Perkemihan Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar. Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga sering timbul kencing. Keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus kelur dari rongga panggul. i) Traktus digestivus / pencernaan Perubahan rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan posisi lambung dan aliran balik asam lambung ke esophagus bagian bawah. Sehingga produksi asam lambung menurun. Dan sering terjadi nausea dan muntah karena pengaruh HCG, tonus otot-otot traktus degistivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus degistivus juga berkurang. J ) Sirkulasi darah Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah Karesat 10 minggu usia kehamilan dan terus menerus meningkat sampai 30-34 minggu, sampai ia mencapai titik maksimum. Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam periper vaskuler resistence yang disebabkan pengaruh peregangan otot halus oleh progesteron. Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-10 mmHg dan diastolik pada 10-15 mmHg. k) Muskulus keletal Pada trimester I ini adanya akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan progesterone terjadi relaksasi dan jaringan ikat kartilago dan ligament juga meningkatkan jumlah cairan synovial. l) Integument atau kulit Perubahan yang umum terjadi adalah peningkatan ketebalan kulit dan lemak sudermal, hiperpigmentasi pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktifitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu, disebabkan pengaruh Melanophore Stimulating Hormone (MSH yang meningkat), MSH ini adalah salah satu hormon yang dikeluarkan oleh lobus anterior hifopisis, kadang-kadang terjadi deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung, dikenal sebagai cloasma grafidarum. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam dikenal sebagai linea grisea. Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simpisis pubis sampai kebagian atas pundus digaris tengah tubuh. Kulit perut juga tampak seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut striae livide. m) Metabolisme (1). Pada wanita hamil basal metabolic rate ( BMR ) meninggi. BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya terjadi pada triwulan terakhir. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran hidrat arang. Khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Pada kehamilan tahap awal banyak wanita mengeluh merasa lemah dan letih setelah melakukan aktifitas ringan. Perasaan ini sebagian dapat disebabkan oleh peningkatan aktifitas metabolik yaitu : Pertama Berat Badan Indeks masa tubuh Pada 2 bulan pertama kenaikan badan belum terlihat, tetapi baru tampak dalam bulan ketiga. Yang kedua darah dan pembekuan darah. kehamilan menyebabkan perubahan dalam harga-harga normal berbagai hasil pemeriksaan laboratorium. Perubahan ini terjadi karena Perubahan fungsi endokrin maternal dan tumbuhnya plasenta yang juga berfungsi sebagai alat endokrin kebutuhan metbolisme yang meningkat karena pertumbuhan janin. Penilaian status gizi ibu hamil adalah dari : (2). Berat badan dilihat dari quatelet atau body masa index (Indek Masa Tubuh = IMT). Ibu hamil dengan berat badan di bawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah. Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan pada proses persalinan. Penilaian IMT diperoleh dengan memperhitungkan berat badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi tinggi meter dalam meter kuadrat, indikator penilaian untuk IMT adalah sebagai berikut : Indikator Penilaian Untuk IMT Nilai IMT Kategori Kurang dari 20 Underweight / dibawah normal 20 – 24,9 Desirable / Normal 25 – 29,9 Moderate obesity / Gemuk / Lebih dari normal Over 30 Severe obesity / sangat gemuk (3). Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Standar minimal untuk ukuran LILA pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23.5 cm. jika ukuran LILA kurang dari 23.5 cm maka interpretasinya adalah Kurang Energi Kronis (KEK) (4). kadar Hemoglobin (Hb) n) Sistem Pernafasan Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju metabolic dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutukan oksigen dan suatu cara untuk membuang karbon dioksida. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamentum pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat. 2.2.4 Standar Asuhan Kehamilan 1. Standar 3 : Identifikasi ibu hamil. Melakukan kunjungan rumah dan berinterksi dengan masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan motivasi untuk pemeriksaan dini dan teratur. 2. Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal. Sedikitnya 4 kali pelayanan kehamilan. Pemeriksaan meliputi: Amnanesis dan pemantauan ibu dan janin, mengenal kehamilan resiko tinggi, imunisasi, nasehat, dan penyuluhan, dan mencatat data yang tepat setiap kunjungan, tindakan tepat untuk merujuk. 3. Standar 5 : Palpasi abdominal. 4. Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan. 5. Standar 7 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan. 6. Standar 8 : Persiapan persalinan. Memberi saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk memastikan persiapan persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, biaya bidan sebaiknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. Dalam memberikan asuhan/pelayanan standar minimal 10 T yaitu: (Saifudin,2002) a) Timbang berat badan. Pada usia kehamilan 12-16 minggu, kenaikan berat badan kurang lebih 0.5 kg seminggu. Bila dalam trimester III berat badan naik lebih dari 0.5 kg seminggu harus waspada kemungkinan terjadinya pre-eklampsi. b) Ukur tekanan darah. Tekanan darah diatas 140/90 atau kenaikan sistolik 30 mm atau lebih dan kenaikan diastolik 15 mm atau lebih mencurigakan adanya pre- eklampsi. c) Ukur tinggi fundus uteri. Untuk menentukan apakah tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan yang diperkirakan dari tanggal haid terakhir. d) Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid TT lengkap. Diberikan untuk mencegah terkena infeksi tetanus toksoid. Tabel 2.1 Jadwal pemberian immunisasi tetanus toxoid Antingen Interval Lama perlindungan dan % TT1 Pertama kali ANC - TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun dan 80% TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun dan 95% TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun dan 97% TT5 1 tahun setealah TT4 25 tahun dan seumur hidup Sumber (Saifudin, 2002) e) Pemberian tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan. Zat besi diperlukan untuk pembentukan darah. Pada waktu hamil keperluan zat besi sangat meningkat untuk pembentukan darah janin dan persediaan buat bayi pada masa laktasi selama ± 6 bulan sesudah dilahirkan. Persediaan ini diperlukan karena air susu ibu tidak mengandung garam besi dan untuk persediaan ibu sebagai cadangan untuk pergantiaan darah yang hilang pada waktu persalinan. f) Tes terhadap penyakit menular seksual. Dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit seksual. g) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kegawatdaruratan h) Tentukan presentasi i) Tentukan status gizi lila j) Tentukan labolatorium 2.2.5 Kebijakan Dasar ANC 1. Kebijakan Program Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan di temukannya berbagai kelainan yang menyertai hamil secara dini, sehingga dapat di perhitungkan dan di persiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janin dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi sehingga kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan janin. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal sebanyak empat kali yaiti pada setiap trimester, sedankan trimester terakhir sebanyak dua kali. Menurut WHO mengemukakan tujuan maternity care (pelayanan kebidanan) yaitu : a) Pengawsan serta penanganan wanita hamil dan saat persalinan b) Perawatan dan pemeriksaan sesudah persalinan c) Perawatan neonatus bayi d) Pemeliharaan dan pemberian laktasi (Manuaba, 2002) Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan. Yaitu : a. Satu kali pada triwulan pertama b. Satu kali pada triwulan kedua c. Dua kali pada triwulan ketiga 2. Kebijakan Teknis Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut : (Saifudin, 2002) a) Mengupayakan kehamilan yang sehat b) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan c) Persiapan persalilnan yang bersih dan aman d) Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi. 3. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan a) Anamnesa Anamnesa identitas isteri dan suami, Anamnesa umum: tentang keluhan keluhan, napsu makan, pola tidur, miksi, defekasi, pernikahan, haid, kapan mendapatkan menstruasi terakhir dan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas lalu. b. Inspeksi Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan sistematis. c. Palpasi Biasa dilakukan pada bagian tubuh perut dan payudara. Palpasi perut untuk menentukan: besar dan konsistensi rahim, bagian-bagian janin, letak presentasi, gerakan janin dan kontraksi rahim. Cara palpasi ada beberapa macam yaitu menurut leopold, knebel, budin dan ahlfeld. Manuver palpasi menurut Leopold: (Yuni, dkk. 2009) a. Leopold I: pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil, menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus serta konsistensi uterus. b. Leopold II: menentukan batas samping rahim kanan-kiri, menentukan letak punggung janin dan apabila lintang tentukan dimana kepala janin c. Leopold III: menentukan bagian terbawah janin dan bagian terbawah janin sudah masuk atau masih goyang d. Leopold IV: pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil, menentukan seberapa jauh bagian janin yang sudah masuk Pintu Atas Panggul (PAP). d. Auskultasi Mendengarkan denyut jantung janin pada bulan ke 4-5, bising tali pusat, gerakan dan tendangan janin, bising rahim ibu, bising aorta ibu dan peristaltik usus ibu. e. Perkusi Dilakukan apabila hanya ada indikasi. 2.3 Konsep Kehamilan Resiko Tinggi 2.3.1 Definisi kehamilan resiko tinggi Kehamilan resiko tinggi adalah suatu kehamilan dimana jiwa dan kesehatan ibu dan bayinya dapat terancam (Mochtar Rustam,2002 : 201) Kehamilan resiko tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit ata kematian sebelm maupun sesudah persalinan (Medicastore, 2003) 2.3.2 Tanda – tanda kehamilan resiko tinggi Menurut Sari – Sudirman (2003) tanda – tanda kehamilan resiko tinggi antara lain : 1. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm. 2. Bentuk panggul ibu yang tidak normal. 3. Badan ibu kurus 4. Umur ibu kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35 tahun. 5. Jumlah anak lebih dari 4. 6. Jarak kelahiran anak kurang dari 2 tahun. 7. Adanya kesulitan pada kehamilan atau persalinan yang lalu. 8. Abortus sebelumnya. 9. Kepala psing hebat dan kaki oedema. 10. Perdarahan pada waktu hamil. 11. Keluar air ketuban pada waktu hamil 2.3.3 Yang termasuk dalam kehamilan resiko tinggi 2.3.3.1 Faktor ibu(Rochjati Poedjie, 2003) 1. Usia kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35 tahun Pada usia kurang dari 19 tahun alat reproduksi masih belum siap menerima kehamilan, sehingga dapat menimbulkan berbagai bentuk komplikasi seperti abortus, persalianan prematur, kelainan kongenital, dan berat badan lahir rendah (BBLR) (Manuaba IBG,2001 : 80). Selain itu mental ibu belum dewasa sehingga diragukan kemampannya dalam perawatan diri dan bayinya. 2. Grande multipara Grande multipara adalah ibu yang pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih karena sering melahirkan maka keadaan kesehatan ibu terganggu (misalya : anemia, kurang gizi), terjadi kekendoran pada dinnding perut ibu dan dinding rahim, perut ibu tampak menggantung. Komplikasi yang terjadi adalah persalinan lama, kelainan letak janin dan oerdarahan post partum. 3. Interval kehamilan jkurang dari 2 tahun Ibu yang hamil dengan jarak kehamilan saat ini dengan yang lalu kurang dari 2 tahun kemudian akan terjadi perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu masih lemah dan terjadi kelahiran prematur dan BBLR. 4. Tinggi badan kurang dari 145 cm Seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm lebih mungkin memiliki panggul yang sempit. Wanita tersebut jga memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi sangat kecil (Medicastore, 2003). 5. Keadaan kesehatan ibu selama hamil Keadaan kesehatan tertentu pada wanita hamil bisa membahayakan ibu dan bayi yang dikandungnya. 1) Pre eklamsia atau eklamsia Pre Eklampsia adalah penyakit dengan tanda – tanda hipertensi, oedema, proteinuria yang timbul karena kehamilan tetapi dapat terjadi sebelumnya misal : pada molahidatidosa. (Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka. Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2002, hal 282). Menurut Prawirohardjo S (2002: 218) diagnosa pre eklamsai dan eklamsia adalah adanya oedema patologik pada ekstremitas, hipertensi, proteinuria, dan disertai dengan kejang untuk eklamsia.umumnya terjadi pada kehamilan lanjut. a) Tanda dan gejala (1) Kenaikan berat badan yang timbul secara cepat dalam waktu yang singkat. (2) Sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium. (3) Pemeriksaan umum : tekanan darah meningkat, odema ekstremitas, pemeriksaan retina dan reflek tendon lemah. (4) Protein urine positif (5) Sadar atau setengah sadar dan kejang (eklamsia). b) Dampak bagi ibu dapat terjadi kematian akibat perdarahan otak, decompensasio cordis dan payah jantung, sedangkan pada bayi dapat terjasi hipoxia dan prematuritas. c) Penanganan (1) Untuk pre Eklamsia ringan bila sudah cukup blan kelahiran dianjurkan untuk mencegah komplikasi ibu dan janin. (2) Ibu hamil dianjrkan istirahat yang cukup, diet rendah garam dan pengangguran aktifitas diluar tempat tidur. (3) Pemeriksaan antenatal secara teratur setiap dua minggu sekali. (4) Persiapan ibu dan keluarga untuk rencana kelahiran di rumah sakit. 2) Perdarahan antepartum PengertianPerdarahan antepartum adalah perdarahan jalan lahir setelahkehamilan 28 minggu. Karena perdarahan antepartum terjadi padakehamilan di atas 28 minggu maka sering disebut atau digolongkan perdarahan pada trimester ketiga (Mochtar, 2000) a) KlasifikasiPerdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan plasentayang secara klinis biasanya tidak terlalu sukar untuk menentukannyaadalah plasenta previa dan solusio plasenta. Oleh karena itu, klasifikasiklinis perdarahan antepartum dibagi sebagai berikut : 1). Plasenta PreviaPlasenta Previa ialah plasenta yang letaknya abnormal,yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupisebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteriinternal). Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian atasuterus (Wiknjosastro, 2005)Belum ada kata sepakat diantara para ahli, terutamamengenai berapa pembukaan jalan lahir. Oleh karena pembagiantidak didasarkan pada keadaan anatomi, melainkan pada keadaanfisiologi yang dapat berubah-ubah setiap waktu. Misalnya pada pembukaan yang masih kecil, seluruh pembukaanditutupi jaringan plasenta (plasenta previa totalis), namun pada pembukaan yang lebih besar, keadaan ini akan menjadi plasenta previa lateralis. Ada juga penulis yang menganjurkan bahwamenegakkan diagnosa adalah sewaktu moment opname yaitutatkala penderita diperiksa (Manuaba, 2002). b) Solusio PlasentaSolusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempatimplantasi yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan padakehamilan 22 minggu dan berat janin lebih besar 500 gram.Ciri- ciri dari Solusio Plasenta adalah : (a). Perdarahan keluar (i). Keadaan umum baik. (ii). Plasenta terlepas sebagian/incamplit. (iii). Jarang berhubungan dengan Hipertensi. ( b). Perdarahan Tersembunyi (i). Keadaan penderita lebih jelek. (ii). Plasenta terlepas luas, uterus keras/tegang. (iii) Sering berkaitan dengan hipertensi. 6. Riwayat penyakit yang menyertai kehamilan 1). Penyakit Jantung Diagnostik dapat diketahui dari ananesa bahwa ibu hamil menderita penyakit jantng : (1) tanda dan gejala i. sesak nafas ii. pemeriksaan: bisik jantung dan pembesarn jantung (2) faktor predisposisi adanya perubahan sistem kardiovaskuler fisiologis selama kehamilan, aktifitas fisik, anemia, obesitas dan hipertensi. (3) Klasifikasi Kelas 1 : tanpa pembatasan kegiatan fisik dan tanpa gejala apabila melakukan aktivitas biasa. Kelas 2 : tidak ada keluhan pada waktu istirahat, dan padasaat kegiatan fisik menimbulkan insufiensi jantung. Kelas 3 : pembatasan dalam kegiatan fisik. Kelas 4 : tidak mampu melakukan fisik apapun waktu istirahat dapat menimblkan gejala insufiensi jantung. (4) Dampak : bagi ibu dapat menimbulkan abortus dan kematian ibu sedang pada janin dapat terjadi prematuritas, dismaturitas dan terjadi kematian. (5) Penanganan (Rustam, M. 2002) i. Pada kelas 1 dan 2 dapat melahirkan secara spontan. ii. Dalam kala 2 bila timbul gejala dekompensasi segera akhiri persalinan dan ibu dilarang untuk meneran. iii. Pada kelas 3 dan 4 tidak boleh hamil karena resiko tinggi. 2). Diabetes mellitus Merupakan penyakit keturunan dengan ciri kekurangan ata terbentuknyainsulin yang sangat pentinguntk metabolisme gula dan pembentukan glikogen sehingga kadar gula dalam darah tinggi dan mempengaruhi metabolisme tubuh secara menyelruh termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin ( Manuaba IBG, 2002 : 281) (a) Faktor predisposis Usia tua, multiparitas, obesitas, dan riwayat keluarga dengan diabetes mellitus. (b) Dampak i. Ganguan pertumbuhan janin dalam rahim, abortus, prematritas, makrosomia. ii. Hidramnion dan hipoglikemia pada bayi. (c) Penaganan i. Medik : pengobatan insulin, jika penyakitnya tidak berat dan tidak mempunyai riwayat obstetri yang buruk diharapkan oartus spontan sampai kehamilan 40 minggu dan jika diabetes lebih besar, dan seharusnya kehamilan diakhiri secara dini. ii. Pengaturan diet bagi ibu hamil, kunjungan antenatal secara teratur untuk memantau ib dan janin. 3). Anemia Anemia adalah suatu penyakit karena kekurangan zat besi, dimana jumlah eritrosit yang beredar sedikit dan konsentrasi hemoglobin menurun (Manuaba IBG, 2002 : 84). (a) Etiologi Perdarahan, defisiensi besi, kadar Hb rendah,depresi sumsum tulang dan hemolisis. (b) Tanda dan gejala Kelelahan dan kelemahan umum, sesak napas saat istirahat, denyut nadi meningkat, pernafasan meningkat, tes Hb kurang dari 10 gram % atau 11 gram %. (c) Dampak i. Selama kehamilan : abortus,prematuritas, infeksi, kehamilan anggr, hiperemesis. ii. Saat persalinan : gangguan his, kala 1 dan 2 berlangsung lama, kala 4 dapat terjadi perdarahan postpartum. (d) Penanganan Untuk menghindari terjadinya anemia, sebaiknya ibu hamil melakukan pemaeriksaan sebelum hamil sehingga diketahui data dasar kesehatan calon ibu dan mengkonsumsi tablet besi secara teratur. 7. Riwayat kehamilan yang buruk (klein Susan, 2002: 82) yaitu ibu hamil yang pernah mengalami : 1) Lahir belum cukup bulan. 2) Lahir mati. 3) Abortus . 4) Riwayat seksio sesaria. 8. Riwayat persalinan yang lalu dengan tindakan Persalinan yang ditolong dengan bantuan alat melalui jalan lahir biasa atau pervaginam (Rochjati Poedjie, 2003 : 69), antar lain : 1) Tindakan dengan tarikan cunam/ forcep atau vakum. 2) Manual placenta 3) Ibu diberi infus ata tranfusi pada persalinan yang lalu. 2.3.3.2 Faktor janin 1. Malpresentai janin Adalah bagian terendah janin yang berada dibagin baah segmen bawah rahim, bukan belakang kepala (Prawirohardjo S, 2009 : 581) 1) Letak lintang (Praiwirohardjo S) Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang didalam uterus dengandengan kepala pada posisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Sebab terpenting adalah multipara, kehamilan prematur, hidramnion dan kehamilan kembar. Dampak bagi ibu adalah dapat menjadi ruptura uteri, sampai meninggal karena perdarahan yang banyak sedangkan bagi janin terjadi tali pusat menumbung, trauma dari versi ekstraksi, sampai bayi meninggal. Penanganan : dilakukan versi luar dan persalinan di rumah sakit. 2) Letak sungsang Letak langsung terjadi apabila bokong atau tungkai janin berpresentasi ke dalam pelvis ibu. Faktorpredisposisi utama adalah prematuritas anomali janin, kehamilan ganda, plasenta previa, hidramnion dan panggul ibu yang kecil. Dampak bagi ibu adalah terjadi partus lama dan pendarahan post partum sedangkan bagi janin dapat terjadi asfiksia sampai kematian janin. Penanganan : (1) Versi luar sebelum kehamilan 37 minggu. (2) Kunjungan antenatal secara teratur ke bidan, anjuran untuk posisi kneechest kemungkinan janin dapat berubah posisi menjadi kepala. (3) Persiapan kelahiran seksio cesaria (SC). 3) Kehamilan ganda / kembar Merupakan suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih (Prawirohardjo S, 1999 :391). (1) Faktor predisposisi Bangsa, hereditas, umur dan paritas. (2) Diagnosis kehamilan kembar a) Besarnya uterus melebihi lamanya kehamilan. b) Penambahan berat badan ibu yang mencolok. c) Uterus tumbuh lebih cepat dari pada biasanya pada pemeriksaan berulang. d) Teraba dua bokong, kepala dan punggung. e) Terdengar dua denyut jantung janin. (3) Dampak kehamilan ganda ini adalah dapat terjadi partus prematurus, inertia uteri dan perdarahan post partum. Pada janin mengalami bayi dengan berat lahir rendah dan asfiksia. (4) Penanganan a) Setelah kehamilan 30 minggu perjalanan jauh dan koitus dilarang karena dapat membahayakan. b) Minum tablet zat besi secara rutin hari c) Persiapan kelahiran di rumah sakit. 2. Hidramnion (Hacker Moore, 2001 : 320). Hidramnion atau hamil kembar air adalah keadaan dimana air ketuban melebihi 2000cc (2 liter). Terjadi bila pengaliran air ketuban terganggu, air kencing janin dan cairan otak pada anenchephallus, atresia asefagus. Hidramnion memberi dampak bagi ibu yaitu terjadi inertia uteri akibat uterus yang meregang terlalu besar, ketuban pecah dini dan pendarahan post partum. Bagi janin biasanya disertai kelainan letak. a. Tanda dan gejala (1) Uterus sangat besar dan tegeng. (2) Sesak nafas, bengkok pada kaki, nyeri perut dan gelisah. (3) Bagian janin sulit diraba. b. Penanganan (1) Amniosintesis perabdominan (2) Pengawasan persalinan yang ketat karena hidramnion merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya pendarahan post partum. 3. Pertumbuhan janin yang berlebihan Janin atau makrosomnia adalah bila berat bayi lebih dari 4000 gram dan grande multipara, merupakan salah satu penyebab terjadinya perdarahan post parum akibat dari uterusyang terjadi membesar (Mochtar Rustam, 1998 : 416) a. Dampak Bagi ibu adalah dapat terjadi inertia uteri sampai perdarahan post partum akibat dari uterus yang selalu meregang. Pada janin mengakibatkan hiperglikemia dari ibu yang menderita diabetes mellitus. b. Penanganan (1) Pertolongan persalinan dengan seksio cesaria. (2) Pengaturan diet pada wanita hamil dengan diabetes millitus. 2.3.4 Bahaya kehamilan resiko tinggi(Rochjati Poedjie, 2003) Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan resiko tinggi : 1. Bayi lahir belum cukup bulan 2. Bayi lahir dengan Berat Bahir Lahir Rendah (BBLR) 3. Keguguran (abortus) 4. Persalinan tidak lancar / mancet 5. Pendarahan sebelum dan sesudah persalinan 6. Janin mati dalam kandungan 7. Ibu hamil/bersalin meninggal dunia 8. Keracunan kehamilan/kejang-kejang 2.3.5 Penilaian kehamilan resiko tinggi Resiko kehamilan adalah setiap faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan kematian maternal (DepKes, 1992 : 82). Komplikasi persalinan dapat terjadi pada semua ibu hamil baik ibu risiko rendah maupun ibu risiko tinggi dengan faktorrisikonya yang susah ditemukan pada skrining antenatal. Nesbit dkk (1969), menyatakan bahwa penggunaan sistem scoring ckup sensitif, cepat, sederhana dan mudah untuk digunakan secara rutin dalam melakukan skrining antenetal(Rochjati Poedji, 2003 : 122) Ukuran risiko itu dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut skor. Skor merupakan bobot prakiraan dari berat atau ringannya risiko atau bahaya. Jumlah skor memberikan pengertian tingkat risiko yang dihadapi oleh ibu hamil. Tiap kondisi ibu hamil (umur dan paritas) dan faktor risiko diberi nilai 2,4 atau 8. Umur dan paritas pada semua ibu hamil diberi skor 2 sebagai skor awwal. Tiap faktor risiko skornya 4, kecuali bekas operasi sesar, letak sungsang, letak lintang, pendarahan antepartum dan preeklampsia / eklampsia diberi skor 8. 2.3.6 Kelompok kehamilan resiko tinggi (Rochjati Poedjie,2003) Berdasarkan jmlah skor kehamilan dibagi menjadi 3 kelompok : 1. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2 Kehamilan tanpa masalah atau fator risiko fisiolotgis dan kemungkinan besar diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat. Tempat persalinan dapat dilakukan dirmah atau di polindes, tetapi penolong persalinan harus bidan, dukun pembantu perawatan nifas bagi ibu dan bayinya. 2. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10 Adanya faktor risiko pada ibu hamil tidak langsung menimbulkan kematian ibu, yang termasuk didalamnya : a. Tinggi badan kurang dari 145cm. b. Pendidikan ibu / keluarga rendah. c. Tingkat sosial ekonomi rendah d. HB rendah, kurang dari 8 gr%. e. Hypertensi, tensi lebih dari 130/90 mmHg. f. Jarak antara kehamilan dan kelahiran anak kurang dari 2 tahun g. Paritas lebih dari 5 h. Primigravida pada usia krang 20 tahun dan atau lebih dari 35 tahun. Ibu hamil pada kelompok ini perlu pengawasan dan perawatan yang teliti oleh doktor atau bidan di Puskesmas atau rumah sakit 3. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥12. Adanya faktor merupakan penyebab yang erat kaitannya dengan kematian ibu dan bayi, antara lain : (Depkes RI,1992). a. Pendarahan antepartum b. Hipertensi c. Pre eklamsia barat/eklamasia d. Kelainan otak e. Berat janin diperkirakan lebih dari 4kg f. Ketuban pecah dini g. Infeksi berat h. Gemelli i. Partus preterm j. Riwayat obstetrik buruk : SC, riwayat pendarahan (HPP) k. Penyakit yang menyertai kehamilan : jantung, ginjal Tabel 2.4 Kehamilan dan persalinan aman. kehamilan Persalinan Jumlah skor Kehamilan risiko Kode warna perawatan Rujukan tempat Penolong 2 KRR Hijau Bidan Tidak di rujuk Rumah Polindes Bidan 6-10 KRT Kuning Bidan Dokter Polindes Puskesmas Polindes Puskesmas Rumah Sakit Bidan Dokter ≥ KRST Merah Dokter Rumah sakit Rumah sakit Dokter (Rochjati Poedji, 2003 : 133) 2.3.7 Pencegahan kehamilan resiko tinggi 1. Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke posyandu, puskesmas, rumah sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan. 2. Dengan mendapatkan imunisasi TT 2 kali 3. Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif. Beberapa pemeriksaan untuk deteksi dini resiko kehamilan (DepKes RI, 1992) 1. Anamnesa : dikumpulkan secara lengkap terutama keluhan utama 2. Pemeriksaan a. Umum, melitputi : tinggi badan, berat badan, nadi, perrnafasan, tekanan darah, suhu badan b. Obstetri, meliputi : tinggi fndus uteri, letak janin, gerak janin, Djj, usia kehamilan c. Laboratorium : HB, urine (protein dan reduksi) d. Pemeriksaan penunjang lainnya : USG, rontgen. BAB 3 KERANGAKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka konseptual Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan. (Notoatmodjo : 2005). Gambar 3.1 : Kerangka Konsep kajian factor-faktor pengetahuan ibu tentang fisiologi kehamilan dalam upaya deteksi dini resiko tinggi di wilayah kerja puskesmas Bangkalan BAB 4 METODE PENELITIAN 4. 1 Jenis dan Rancangan Penelitian 4.1.1 Definisi desain Penelitian Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan- pertanyaan penelitiannya. Rencana itu merupakan suatu skema yang menyeluruh yang mencakup program penelitian (Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan tujuannya, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang di dalamnya tidak ada analisis hubungan antar variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat, bersifat umum yang membutuhkan jawaban dimana, kapan, berapa banyak, siapa, dimana dan analisis statistik yang digunakan adalah deskriptif. Berdasarkan sumbernya, penelitian primer adalah penelitian yang datanya dikumpulkan sendiri oleh peneliti yang sebelumnya tidak ada, dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan peneliti (Hidayat, 2007). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “cross sectional” dimana peneliti melakukan survey hanya satu kali pada waktu yang sama tanpa melakukan tindakan lanjut. 4. 2 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah kumpulan semua elemen atau individu atau keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini diperkirakan sebanyak 18 ibu hamil yang pada bulan Mei sampai bulan Juni 2012 di Puskesmas Bangkalan. Jumlah tersebut merupakan subjek sehingga dalam penelitian ini tidak menggunakan tekhnik sampling. 4.3 Definisi Operasional variabel Definisi operasional merupakan definisi yang menyatakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris (artinya kita harus menghitung, mengukur, atau dengan cara yang lain, dapat mengumpulkan informasi melalui penalaran kita) (Notoatmodjo, 2005). Tabel 4.1 Definisi operasional Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Data Kriteria Pendidikan Umur Paritas Pengetahuan urutan pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi Lama waktu hidup sejak di lahirkan sampai dengan sekarang. Banyaknya jumlah anak yang dilahirkan hidup, dihittung dalam satuan jumlah anak. Segala pengetahuan ibu tentang perubahan fisiologi kehamilan dan deteksi dini resiko tinggi. 1. Pendidikan terakhir ibu 2. Pendidikan ibu yang rendah Umur ibu saat ini di hitung dari kelahiran. 1. Berapa kali ibu melahirkan 2. Berapa jumlah anak yang hidup 1. Pengetahuan ibu tentang pengetian kehamilan. 2. Perubahan fisiologi kehamilan. 3. Resiko tinggi kehamian. Deteksi dini resiko tinggi kehamilan Kuesioner Kuesioner Kuesione Kuesioner Ordinal Nominal Nominal Ordinal 3 = tinggi bila ibu lulus S1/D3 2 = Menengah bila ibu lulus SMA/SMP 1 = Rendah bila ibu lulus SD/ tidak sekoah. 1= Dewasa, bila usia ibu 20 – 35 thn. 2= Remaja, bila usia ibu < 20 thn. 1= Primi, bila tidak pernah hamil atau melahirkan. 2= multi,bila pernah melahirkan lebih dari 1 kali 1. Baik : Bila jawaban benar 8 - 10 2. Cukup : bila jawaban benar 6 - 7 3. Kurang : bila jawaban benar < dari 6 4.4Sumber Data dan Instrumen Penelitian 4.4.1 Sumber data Pengumpulan data berasal dari sumber data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Bangkalan. 4.4.2 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan lembar kusioner secara langsung dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan penelitian. 4.5 Pengolahan Data Pengolahan data terdiri dari : 4.5.1 Editing Proses editing dengan memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan. Ini berarti semua data harus diteliti kembali dengan maksud untuk mengetahui kelengkapan data. 4.5.2 Coding Selanjutnya dengan memberikan koding, kode pada setiap kategori yang ada dalam variabel. 1. Pendidikan a. Tinggi, kode 3 b. Menengah, kode 2 c. Rendah, kode 1 2. Umur a. Dewasa, kode 1 b. Remaja, kode 2 3. Paritas a. Primigravida, kode 1 b. Multigravida, kode 2 4. Pengetahuan a. Baik, kode 1 b. kode cukup, kode 2 c. kurang, kode 3 4.5.3 Skoring Menentukan skor atau nilai untuk tiap kategori yang ada dalam variabel. 1. Pengetahuan a. Baik : apabila jawaban benar 12 – 15 b. Cukup : apabila jawaban benar 8 – 11 c. Kurang : apabila jawaban benar < dari 6 4.5.4 Tabulating Mentabulasi dengan membuat tabel-tabel sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. 4.6 Analisa Data Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yaitu analisis dengan menggunakan data tabel distribusi dan tabel silang dengan tidak menggunakan uji statistik. Dari tabel tersebut dapat diketahui presentasi dari variabel yang diajukan dalam penelitian ini. 4.7 Etika Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan ijin kepada BAKESBANPOL dan LINMAS Kabupaten Bangkalan. Setelah mendapatkan persetujuan kemudian peneliti mulai melakukan penelitian dengan observasi langsung dan mengumpulkan data primer dengan menekankan pada permasalahan etika yang metiputi : 4.7.1 Right to full disclosure (hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan) Peneliti akan memberikan penjelasan secara rinci tentang penelitian yang akan dilakukan serta akan bertanggung jawab kepada subyek penelitian jika ada sesuatu yang terjadi akibat penelitian yang dilakukan. 4.7.2 Inform concent (lembar persetujuan) Merupakan lembar persetujuan memuat penjelasan-penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian, dampak yang mungkin terjadi selama penelitian. Apabila responden telah mengerti dan bersedia maka responden diminta menandatangani surat persetujuan menjadi responden. Namun, apabila responden menolak, maka peneliti tidak akan memaksa. 4.7.1 Anonimity (Tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama subyek penelitian, hanya untuk lebih memudahkan dalam mengenali identitas, peneliti menggunakan simbol berupa sebutan responden 1, 2, dan 3. 4.7.2 Confidentiality (kerahasiaan) Informasi yang diberikan oleh responden serta semua data yang terkumpul akan disimpan, dijamin kerahasiaannya dan hanya menjadi koleksi peneliti. Informasi yang diberikan oleh responden tidak akan disebarkan atau diberikan kepada orang lain tanpa seijin responden (Notoatmodjo, 2010). 4.8 Kerangka Kerja Populasi diperkirakan sebanyak 18 ibu hamil padabulan Mei-Juni 2012 di Puskesmas Bangkalan. (total populasi) Pengumpulan data menggunakan Kuesioner Pengolahan data : Editing, Coding, Skoring, Tabulating Analisis data secara deskriptif dalam bentuk tabel distribusi dan tabel silang Penyajian Hasil dan Pembahasan Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian tentang Kajian Faktor – Faktor Pengetahuan Ibu tentng Fisiologi Kehamilan Dalam Upaya Deteksi Dini Resiko Tinggi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkalan. 4.9 Waktu Penelitian Waktu penelitian dimulai pada bulan Mei hingga bulan Juni 2012. 4.10 Lokasi Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Puskesmas Bangkalan Kabupaten Bangkalan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,S. 2006. Prosedur penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta :Rineka Cipta. Bobak,Dkk.2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC Budhi S Nike. 2004. Perwatan Maternitas Normal. Jakarta : EGC Chalik, TMA. 2003. Hemarogi Utama Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC Hacker, Neville F.2004. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC Manuaba, IBG. 2003. Ilmu kebidanan Penyakit kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Bhratara Niaga Media. Manuaba, IBG.2004. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi Dan KB. Jakarta : EGC Manuaba, IBG.2003. Konsep Obstetri Dan Ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta : EGC Medicastore.2003. Kehamilan Resiko Tinggi. [Internet]. Diambil dari : http://www.medicastore.com /cybermed/detail.pyk.php ? idktg = 17& iddtl = 559.2003 [Diakses 9 Juni 2006]. Mohctar Rustam.2006. Sinopsis Obstetri Jilid 3. Jakarta : EGC Notoatmodjo,S.2004. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo,S.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep Dan penerapan Metedologi Penelitian dan Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Prawirohardjo,S. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Rochjati,Poedji.2003. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Surabaya : Uneversity Press. LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN Perkenalkan saya, Nama : Ning Huzaimah Status : Mahasiswa Akademi Kebidanan STIKES INSAN SE AGUNG BKL Tujuan : Mengadakan Penelitian. Sehubungan dengan akan dilakkukan penelitian “Kajian Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Tentang Fisiologi Kehamilan dalam Upaya Deteksi Dini Resiko Tinggi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkalan”, saya mohon bantuan saudara menjadi responden dalam penelitian ini. Apabila saudara tidak kebratan, mohon saudara mengisi lembar pernyataan inform consent (terlampir). Adapun isian penelitian serta identitas saudara tidak akan untuk kepentingan orang lain, tetapi hanya kepentingan Akadei Kebidanan STIKES INSAN SE AGUNG BANGKALAN. Surabaya, Juni 201 Peneliti (NING HUZAIAMAH) LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Yang bertanda tangan dibaah ini : Nama : (Inisial) Setelah mendapatkan penjelasan tentang tujuan dan manfaatpenelitian, maka saya bersedia/tidak bersedia*) untuk doambil sebagai objek penelitian,maka saya akan bertanggung jawab atas pilihan saya sendiri dan tidak akan menntut dikemudian hari.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis