Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


DI APOTEK K24 RADEN SALEH
PERIODE 22 FEBRUARI S/D 19 MARET 2021

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Memperoleh Gelar Apoteker (Apt)
Program Studi Apoteker

Disusun Oleh:

1. Arwiansyah Oksilvia Annisa (2043700140)


2. Budi Satria (2043700130)
3. Dede Suhendar (2043700238)
4. Irfan Rivano Ramadhan (2043700230)
5. Hotma Natalia Sitinjak (2043700227)
6. Jastinih (2043700164)
7. Mulyadi Lubis (2043700091)
8. Rezhty C A Tiara Todingbua (2043700145)
9. Riki Saputra (2043700171)
10. Rizki Hidayat (2043700176)
11. Paskalia Sihombing (2043700228)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI


APOTEKER PROGRAM STUDI PROFESI
APOTEKER
DI APOTEK K24 RADEN SALEH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Memperoleh Gelar Apoteker (Apt)
Program Studi Apoteker

Disusun Oleh:

1. Arwiansyah Oksilvia Annisa (2043700140)


2. Budi Satria (2043700130)
3. Jastinih (2043700164)
4. Rezhty C A Tiara Todingbua (2043700145)
5. Riki Saputra (2043700171)

Disetujui Oleh :

Pembimbing PKPA Pembimbing PKPA


Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Apotek K24 Raden Saleh

Apt.Piter, MM., M.Farm Apt. Lestari Reza Widyastuti, S.Farm

Mengetahui,
Ketua Program Studi Apoteker
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Apt. Diah Ramadhani.,M,Si


HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI


APOTEKER APROGRAM STUDI PROFESI
APOTEKER
DI APOTEK K24 RADEN SALEH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Memeperoleh Gelar Apoteker (Apt)
Program Studi Apoteker

Disusun Oleh:
1. Dede Suhendar (2043700238)
2. Irfan Rivano Ramadhan (2043700230)
3. Hotma Natalia Sitinjak (2043700227)
4. Mulyadi Lubis (2043700091)
5. Paskalia Sihombing (2043700228)
6. Rizki Hidayat (2043700176)

Disetujui Oleh :

Pembimbing PKPA Pembimbing PKPA


Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Apotek K24 Raden Saleh

Apt.Sutriningsih, M.Farm Apt.Lestari Reza Widyastuti, S.Farm

Mengetahui,
Ketua Program Studi Apoteker
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Apt. Diah Ramadhani.,M,S


PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, Menyatakan bahwa :


1. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini adalah asli dan belum pernah
diajukan mendapatkan gelar akademik Apoteker, baik di Universitas 17
Agustus 1945 Jakarta maupun di Universitas lain.

2. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini murni gagasan, rumusan dan
penilaian tim penyusun, tanpa bantuan pihak lain, kecuali tim pembimbing.

3. Dalam Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker tidak terdapat karya atau
pendapat yang telah ditulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam
naskah dengan disebutkan dan atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara
tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan
disebutkan nama pengarang serta dicantumkan dalampustaka.

4. Peryataan ini kami buat dengan sesungguhnya, apabila dikemudian hari


terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka tim
penyusunan bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
serta sanksi lainnya sesuai peraturan perundang-undangan dan norma
akademik berlaku di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.

Jakarta, Maret 2021

Yang membuat pernyataan

Penulis
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkah, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan
dan laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek K-24 Raden
Saleh yang berlokasi di Jalan Raden Saleh No. 39, Jakarta Pusat periode 22
Februari – 20 Maret 2021. Laporan PKPA ini disusun sebagai salah satu syarat
persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Apoteker di Fakultas
Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta dengan harapan agar calon
Apoteker mendapat gambaran secara jelas mengenai peran dan tugas Apoteker
di Apotek sebagai salah satu tempat pengabdian profesi Apoteker.
Pada kesempatan ini penuliis menyampaikan rasa hormat dan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya untuk yang telah meluangkan waktu, pikiran
dan tenaga dalam memberikan memberikan bimbingan, dukungan dan saran
selama pelaksanaan PKPA dan penyusunan laporan ini. Pada kesempatan ini,
tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Nina Justina.S.TP.,MS.i selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
17 Agustus 1945Jakarta.
2. Ibu Apt. Diah Rahmadani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Profesi
Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
3. Bapak Apt. Piter., MM, M.Farm., selaku Dosen pembimbing di
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta yang telah memberikan
bimbingan,arahan dan perhatiannya kepada kami selama penulisan
laporan ini.
4. Ibu Apt. Sutriningsih, M.Farm., selaku Dosen pembimbing di Universitas
17 Agustus 1945 Jakarta yang telah memberikan bimbingan,arahan dan
perhatiannya kepada kami selama penulisan laporan ini.
5. Ibu Apt. Rabima,M.Farm., selaku Koordinator kegiatan PKPA
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta yang telah memberikan bimbingan,
arahan dan perhatiannya kepada kami selama penulisan laporan ini.
6. Ibu Apt. Lestari Reza Widyastuti, S. Farm Selaku Pembimbing Praktek
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek K24 Raden Saleh, yang selalu

iv
memberikan bantuan dan bimbingan.
7. Kepada orang tua dan keluarga tercinta yang senantiasa memberikan
dorongan dan semangat kepada penulis.
8. Seluruh staf Apotek K-24 Raden Saleh yang telah turut membantu dan
membimbing kami dalam pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA).
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih
terdapat banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu penulis
menerima segala kritik dan saran untuk perbaikan dikemudian hari.
Ilmu dan pengalaman yang telah di peroleh penulis selama menjalani
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek K-24 Raden Saleh ini dapat
berguna bagi calon Apoteker sebagai bekal untuk terjun ke masyarakat dalam
rangka pengabdian profesi serta kepustakaan di Fakultas Farmasi Universitas 17
Agustus 1945 Jakarta.

Jakarta, Maret 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 3
1.3 Manfaat .................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4


2.1 Definisi Apotek ......................................................................................... 4
2.2 Landasan Hukum Apotek ......................................................................... 4
2.3 Fungsi Apotek ........................................................................................... 5
2.4 Persyaratan Apotek .................................................................................... 6
2.5 Tata Cara Perizinan Apotek ....................................................................... 8
2.6 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai ....................................................................... 10
2.7 Pelayanan Farmasi Klinis ........................................................................ 12
2.8 Pelayanan Informasi Obat (PIO) .............................................................. 15
2.9 Konseling ................................................................................................ 16
2.10 Pelayanan Kefarmasian Dirumah (Home Pharmacy Care) ..................... 17
2.11 Pemantauan Terapi Obat (PTO) ............................................................. 18
2.12 Monitoring Efek Samping Obat (MESO) ............................................... 19

BAB III TINJAUAN KHUSUS ...................................................................... 20


3.1 Sejarah Apotek K24 dan Perkembangnnya .............................................. 20
3.2 Visi, Misi dan Logo Apotek K24 ............................................................. 21
vi
3.2.1 Visi.............................................................................................. 21
3.2.2 Misi ............................................................................................. 21
3.2.3 Logo ............................................................................................ 22
3.3 Lokasi Apotek K24 Raden Saleh .......................................................... 22
3.4 Tata Ruang Apotek K24 Raden Saleh ................................................... 23
3.5 Struktur Organisasi ................................................................................ 24
3.6 Konsep Bisnis Apotek K24 Raden Saleh .............................................. 24
3.7 Tugas dan Tanggung Jawab Personil Apotek K24 ................................. 25
3.8 Kegiatan Apotek ................................................................................... 28

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 36


4.1 Lokasi dan Tata Ruang Apotek.............................................................. 36
4.2 Personalia .............................................................................................. 37
4.3 Pengelolaan Sediaan Farmasi ................................................................ 38
4.3.1 Pengadaan ................................................................................... 38
4.3.2 Penyimpanan ............................................................................... 38
4.3.3 Pengeluaran dan Distribusi .......................................................... 39
4.3.4 Pelayanan .................................................................................... 39
4.4 Peranan Apoteker Apotek K-24 Raden Saleh......................................... 44

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 47


5.1 KESIMPULAN ..................................................................................... 47
5.2 SARAN ................................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 49
LAMPIRAN ..................................................................................................... 50

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo Apotek K-24 ............................................................................ 22

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Logo Apotek K-24 ......................................................................... 50

Lampiran 2. Lokasi dan Bangunan K-24 Raden Saleh ........................................ 50

Lampiran 3. Tata Ruang Apotek K-24 Raden Saleh ........................................... 51

Lampiran 4. Struktur Organisasi Apotek K-24 ................................................... 52

Lampiran 5. Etiket K-24 Raden Saleh ................................................................ 52

Lampiran 6. Plastik Klip Obat K-24 Raden Saleh............................................... 53

Lampiran 7. Surat Pesanan Apotek K-24 Raden Saleh ....................................... 54

Lampiran 8. Kartu Stok Barang Apotek K-24 Raden Saleh ................................ 54

Lampiran 9. Kwitansi Apotek K-24 Raden Saleh ............................................... 55

Lampiran 10. Copy Resep Apotek K-24 Raden Saleh ........................................ 55

Lampiran 11. Surat Pesanan Narkotik Apotek K-24 Raden Saleh ....................... 56

Lampiran 12. Surat Pesanan Psikotropik Apotek K-24 Raden Saleh ................... 56

Lampiran 13. Surat Pesanan Prekursor Apotek K-24 Raden Saleh...................... 57

Lampiran 14. Kemasan puyer Apotek K24 Raden Saleh .................................... 58

Lampiran 15. Bagian dalam Apotek K24 Raden Saleh ....................................... 58

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang artinya setiap orang
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan.
Kualitas pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau juga
merupakan hak seluruh masyarakat Indonesia. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, dalam rangka melakukan upaya kesehatan tersebut
perlu didukung dengan sumber daya kesehatan, khususnya tenaga kesehatan yang
memadai, baik dari segi kualitas, kuantitas maupun pembayaran.
Salah satu unsur kesehatan adalah sarana kesehatan yang meliputi Balai
Pengobatan, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit
Khusus dan Sarana Pelayanan Kesehatan lainnya. Salah satu sarana yang
menunjang kesehatan yaitu apotek (UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan).
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur
yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian adalah suatu
pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien. Apotek berperan penting dalam mendukung upaya
pemerintahan untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang memadai dan
terjangkau bagi masyarakat (Permenkes No 73 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek).
Pekerjaan kefarmasian meliputi pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat
atas resep dokter, informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pekerjaan
kefarmasian dilakukan berdasarkan pada nilai ilmiah, keadilan, kemanusiaan,
keseimbangan dan perlindungan serta keselamatan pasien atau masyarakat yang

1
berkaitan dengan sediaan farmasi yang memenuhi standar dan persyaratan
keamanan, mutu dan kemanfaatan (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No
51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian).
Praktek pekerjaan kefarmasian berkembang pesat, tidak hanya dilakukan di
rumah sakit tetapi juga di apotek. Perkembangan tersebut terlihat dari bergesernya
orientasi pelayanan kefarmasian yang awalnya hanya pelayanan obat (Drug
Oriented) menjadi pelayanan pasien (Patient Oriented). Pergeseran orientasi pada
pelayanan farmasi menuntut apoteker untuk berkomunikasi dengan pasien agar
pelayanan kefarmasian yang berorientasi ke pasien dapat terlaksana dengan baik
dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelayanan kefarmasian yang dimaksud
seperti pemberian informasi obat dengan tepat dan turut terlibat dalam pemberian
pengobatan yang rasional bagi pasien.
Selain melaksanakan praktek profesional, apoteker juga memiiki tanggung
jawab di bidang manajerial yang berfungsi untuk menutupi biaya operasional
apotek, apoteker sebagai penanggung jawab apotek dituntut untuk dapat
menjalankan peran sebagai profesionalisme dan juga manajerial. Dalam hal
menyiapkan apoteker yang profesional maka perlu dilakukan praktek kerja di
apotek untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perkuliahan dan
mempelajari berbagai kegiatan dan permasalahan yang di dapat selama praktek
serta mencari solusinya. Berdasarkan hal tersebut, maka Program Studi Profesi
Apoteker Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta melakukan kerjasama dengan
Apotek K-24 Raden Saleh untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) di Apotek K-24 Raden Saleh guna menghasilkan apoteker yang
kompeten, jujur, bertanggung jawab dan dapat memahami secara langsung
kegiatan rutin, organisasi, manajemen dan pelayanan kesehatan di apotek serta
mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi lingkungan kerja di apotek yang
sesungguhnya.
Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilaksanakan di Apotek
K-24 Raden Saleh yang berlokasi di Jl. Raden Saleh No. 39G Cikini, Jakarta
Pusat Pada tanggal 22 Februari – 19 Maret 2021 yang terdiri dari serangkaian
kegiatan yang meliputi pengarahan, peninjauan lapangan, pelaksanaan tugas
khusus dan pelayanan terhadap pasien.

2
1.2 Tujuan
1. Melakukan skrining resep dari Apotek K-24 Raden Saleh sesuai
prosedur yang berlaku.
2. Mengetahui kelengkapan contoh resep di tinjau dari persyaratan
Administrasi, Farmasetik dan Klinis.
3. Mendapatkan gambaran Drugs Related Problem yang mungkin terjadi
pada contoh resep yang diperoleh.

1.3 Manfaat
1. Mengetahui, memahami tugas, dan tanggung jawab Apoteker dalam
melakukan skrining resep.
2. Mendapatkan pengalaman mengenai skrining resep di apotek.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Apotek


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI)
No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dimaksud
dengan suatu sarana pelayanan kefarmasian ditempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker, dimana standar pelayanan kefarmasian di Apotek
meliputi standar pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan habis
pakai serta pelayaan farmasi klinik.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009
Tentang Pekerjaan Kefarmasian adalah meliputi pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi. Pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas dasar
resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan
obat tradisional. Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
tujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

2.2 Landasan Hukum Apotek


Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang
diatur dalam :
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika.
3. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan.
5. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
6. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2010 tentang Prekursor.
7. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-

4
Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
8. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan No.3 Tahun 2016 tentang Pelaporan Narkotika
dan Psikotropika.
10. Peraturan Menteri Kesehatan No.2 Tahun 2017 tentang Perubahan
Golongan Narkotika.
11. Peraturan Menteri Kesehatan No.3 Tahun 2017 tentang Perubahan
Golongan Psikotropika.
12. Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2017 tentang Apotek.
13. Peraturan Menteri Kesehatan No. 31 Tahun 2016 Perubahan atas Peraturan
Menteri Kesehatan No. 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin
Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.
14. Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek.
15. Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Tahun 2015 tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan
Prekursor Farmasi.
16. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu
Yang Sering Disalahgunakan.

2.3 Fungsi Apotek


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2017, apotek menyelenggarakan fungsi sebagai:

1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis


Pakai.
2. Pelayanan farmasi klinik, termasuk di komunitas.
3. Sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
Apoteker.
4. Sarana penyelenggaraan pelayanan kefarmasian yang menjamin
ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis
5
Pakai yang aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau.

2.4 Persyaratan Apotek


Persyaratan mendirikan apotek menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
1. Setiap pendirian Apotek wajib memiliki izin dari Menteri.
2. Menteri melimpahkan kewenangan pemberian izin sebagaimana dimaksud
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
3. Izin sebagaimana dimaksud berupa SIA.
4. SIA berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi
persyaratan.
Hal-hal lain yang harus diperhatikan sebagai persyaratan untuk mendirikan
suatu apotek yaitu:
a. Lokasi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran
Apotek di wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan kefarmasian.
b. Bangunan
1. Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak, dan orang lanjut usia.
2. Bangunan Apotek harus bersifat permanen.
3. Bangunan bersifat permanen sebagaimana dimaksud dapat merupakan
bagian dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen, rumah toko,
rumah kantor, rumah susun, dan bangunan yang sejenis.
c. Papan Nama Apotek
Menurut Permenkes Nomor 9 Tahun 2017 Apotek wajib memasang
papan nama yang terdiri atas :
1. Papan nama Apotek, yang memuat paling sedikit informasi mengenai
nama Apotek, nomor SIA, dan alamat, dan
2. Papan nama praktik Apoteker, yang memuat paling sedikit informasi

6
mengenai nama Apoteker, nomor SIPA, dan jadwal praktik Apoteker.
3. Papan nama praktik Apoteker, yang memuat paling sedikit informasi
mengenai nama Apoteker, nomor SIPA, dan jadwal praktik Apoteker.
4. Papan nama praktik Apoteker, yang memuat paling sedikit informasi
mengenai nama Apoteker, nomor SIPA, dan jadwal praktik Apoteker.
d. Sarana, Prasarana, dan Peralatan
Bangunan Apotek paling sedikit memiliki sarana ruang yang
berfungsi:
1. Penerimaan Resep.
2. Pelayanan Resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas)
3. Penyerahan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
4. Konseling
5. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
6. Arsip.

Prasarana Apotek paling sedikit terdiri atas:


1. Instalasi air bersih
2. Instalasi listrik
3. Sistem tata udara
4. Sistem proteksi kebakaran
e. Ketenagaan
1. Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek dapat
dibantu oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau
tenaga administrasi.
2. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian wajib memiliki surat
izin praktik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek juga
disebutkan terkait Pelayanan Kefarmasian di Apotek diselenggarakan
oleh Apoteker, dapat dibantu oleh Apoteker pendamping dan/atau
Tenaga Teknis Kefarmasian yang memiliki Surat Tanda Registrasi dan
Surat Izin Praktik.

7
Dalam melakukan Pelayanan Kefarmasian Apoteker harus
memenuhi kriteria:
a. Persyaratan administrasi
1. Memiliki ijazah dari institusi pendidikan farmasi yang
terakreditasi
2. Memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
3. Memiliki sertifikat kompetensi yang masih berlaku
4. Memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)
b. Menggunakan atribut praktik antara lain baju praktik, tanda
pengenal.
c. Wajib mengikuti pendidikan berkelanjutan/Continuing
Professional Development (CPD) dan mampu memberikan
pelatihan yang berkesinambungan.
d. Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan
pengembangan diri, baik melalui pelatihan, seminar, workshop,
pendidikan berkelanjutan atau mandiri.
e. Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap peraturan
perundang undangan, sumpah Apoteker, standar profesi (standar
pendidikan, standar pelayanan, standar kompetensi dan kode etik)
yang berlaku.

2.5 Tata Cara Perizinan Apotek


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2017 terkait surat izin apotek:

1. Untuk memperoleh SIA, Apoteker harus mengajukan permohonan tertulis


kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan
Formulir1.
2. Permohonan harus ditandatangani oleh Apoteker disertai dengan
kelengkapan dokumen administratif meliputi:
a. Fotokopi STRA dengan menunjukan STRA asli
b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
c. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker
8
d. Fotokopi peta lokasi dan denah bangunan
e. Daftar prasarana, sarana, dan peralatan.
3. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima permohonan
dan dinyatakan telah memenuhi kelengkapan dokumen administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
menugaskan tim pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan setempat
terhadap kesiapan Apotek dengan menggunakan Formulir 2.
4. Tim pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus melibatkan unsur
dinas kesehatan kabupaten/kota yang terdiri atas:
a. Tenaga kefarmasian
b. Tenaga lainnya yang menangani bidang sarana dan prasarana.
5. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa
ditugaskan, tim pemeriksa harus melaporkan hasil pemeriksaan setempat
yang dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 3.
6. Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dan dinyatakan memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
menerbitkan SIA dengan tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi, Kepala Balai POM, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dan Organisasi Profesi dengan menggunakan Formulir 4.
7. Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dinyatakan masih belum memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota harus mengeluarkan surat penundaan paling lama dalam
waktu 12 (dua belas) hari kerja dengan menggunakan Formulir 5.
8. Tehadap permohonan yang dinyatakan belum memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (7), pemohon dapat melengkapi
persyaratan paling lambat dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat penundaan
diterima.
9. Apabila pemohon tidak dapat memenuhi kelengkapan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (8), maka Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota mengeluarkan Surat Penolakan dengan menggunakan

9
Formulir 6.
10. Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam menerbitkan SIA
melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6), Apoteker
pemohon dapat menyelenggarakan Apotek dengan menggunakan BAP
sebagai pengganti SIA.

2.6 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Habis Pakai
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan yang berkalu meliputi
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian,
pencatatan dan pelaporan.
a. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan SediaanFarmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit,
pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat.
b. Pengadaan
Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka pengadaan Sediaan
Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
c. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesfikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
d. Penyimpanan
1. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi
yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama
Obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.
2. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai
sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.
3. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan

10
barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi
4. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan
dan kelas terapi Obat serta disusun secara alfabetis.
5. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan
FIFO (First in First Out)
e. Pemusnahan dan penarikan
1. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis
dan bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang
mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan Obat
selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin
praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita
acara pemusnahan menggunakan Formulir 1 sebagaimana terlampir.
2. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan
oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar
atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara
Pemusnahan Resep menggunakan Formulir 2 sebagaimana terlampir
dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
3. Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standard/ketentuan
peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar
berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau
berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)
dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.
5. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.
f. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah

11
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan
atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan,
kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian
persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau
elektronik. Kartu stok sekurangkurangnya memuat nama Obat, tanggal
kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
g. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat
pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk
penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Pelaporan
terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan
pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek, meliputi
keuangan, barang dan laporan lainnya. Pelaporan eksternal merupakan
pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan, meliputi pelaporan narkotika, psikotropika
dan pelaporan lainnya. Petunjuk teknis mengenai pencatatan dan pelaporan
akan diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal

2.7 Pelayanan Farmasi Klinis


Pelayanan farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari Pelayanan
Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan
dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
i. pengkajian dan pelayanan Resep;
ii. dispensing;
iii. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
iv. konseling;
v. Pelayanan Kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care);
vi. Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan
vii. Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
12
A. Pengkajian dan Pelayanan Resep
Kegiatan pengkajian Resep meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik dan
pertimbangan klinis.
Kajian administratif meliputi:
1. Nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan;
2. Nama dokter, nomor surat izin praktik (SIP), alamat, nomor telepon dan
paraf; dan
3. Tanggal penulisan Resep.

Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:


a. Bentuk dan kekuatan sediaan;
b. Stabilitas; dan
c. Kompatibilitas (ketercampuran Obat).
d. Pertimbangan klinis meliputi:
e. Ketepatan indikasi dan dosis obat;
f. Aturan, cara dan lama penggunaan obat;
g. Duplikasi dan/atau polifarmasi;
h. Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi
klinis lain);
i. Kontra indikasi; dan
j. Interaksi.
Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka Apoteker
harus menghubungi dokter penulis Resep. Pelayanan Resep dimulai dari
penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, penyiapan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai termasuk peracikan Obat, pemeriksaan,
penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan Resep
dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian Obat (medication
error).

B. Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi
Obat. Setelah melakukan pengkajian Resep dilakukan hal sebagai berikut:

1. Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Resep : a. menghitung


13
kebutuhan jumlah Obat sesuai dengan Resep ; b. mengambil Obat yang
dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan memperhatikan nama Obat,
tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik Obat.
2. Melakukan peracikan Obat bila diperlukan
3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi:
a. Warna putih untuk Obat dalam/oral;
b. Warna biru untuk Obat luar dan suntik;
c. Menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi atau
emulsi.
4. Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat
yang berbeda untuk menjaga mutu Obat dan menghindari penggunaan yang
salah. Setelah penyiapan Obat dilakukan hal sebagai berikut:
a. Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan
kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan
serta jenis dan jumlah Obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan
Resep);
b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
c. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien;
d. Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat;
5. Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang terkait
dengan Obat antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang harus
dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan Obat dan lain-lain;
6. Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang
baik, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak
stabil;
7. Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien atau keluarganya;
8. Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh Apoteker
(apabila diperlukan);
9. Menyimpan Resep pada tempatnya;
10. Apoteker membuat catatan pengobatan pasien dengan menggunakan
Formulir 5 sebagaimana terlampir.

14
Apoteker di Apotek juga dapat melayani Obat non Resep atau pelayanan
swamedikasi. Apoteker harus memberikan edukasi kepada pasien yang
memerlukan Obat non Resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan Obat
bebas atau bebas terbatas yang sesuai.

2.8 Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
Apoteker dalam pemberian informasi mengenai Obat yang tidak memihak,
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan
Obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Informasi mengenai
Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal.
Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metoda
pemberian, farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan alternatif, efikasi,
keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi,
stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari Obat dan lain-lain.
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Apotek meliputi:
1. Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan;
2. Membuat dan menyebarkan buletin/brosur/leaflet, pemberdayaan
masyarakat (penyuluhan);
3. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien;
4. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa farmasi
yang sedang praktik profesi;
5. Melakukan penelitian penggunaan obat;
6. Membuat atau menyampaikan makalah dalam forum ilmiah;
7. Melakukan program jaminan mutu.
Pelayanan Informasi Obat harus didokumentasikan untuk membantu
penelusuran kembali dalam waktu yang relatif singkat dengan menggunakan
Formulir 6 sebagaimana terlampir.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam dokumentasi pelayanan Informasi
Obat adalah:
1. Topik Pertanyaan;
2. Tanggal dan waktu Pelayanan Informasi Obat diberikan;

15
3. Metode Pelayanan Informasi Obat (lisan, tertulis, lewat telepon);
4. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti riwayat
alergi, apakah pasien sedang hamil/menyusui, data laboratorium);
5. Uraian pertanyaan;
6. Jawaban pertanyaan;
7. Referensi;
8. Metode pemberian jawaban (lisan, tertulis, pertelepon) dan data Apoteker
yang memberikan Pelayanan Informasi Obat.

2.9 Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan
kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Untuk mengawali konseling,
apoteker menggunakan Three Prime Questions. Apabila tingkat kepatuhan pasien
dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief Model. Apoteker
harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami
obat yang digunakan. Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling:
1. Pasien dengan kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan
ginjal, ibu hamil dan menyusui).
2. Pasien dengan terapi jangka panjang / penyakit kronis (misalnya: TB, DM,
AIDS, epilepsi).
3. Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus (penggunaan
kortikosteroid dengan tape ring down/off).
4. Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin,
fenitoin,teofilin).
5. Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa obat untuk indikasi
penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih
dari satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan
satu jenis obat.
6. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah
Tahap konseling: Tentang penggunaan obat melalui Three Prime

16
Questions, yaitu:
a. Apa yang disampaikan dokter tentang obat anda?
b. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian obat anda?
c. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan setelah
anda menerima terapi obat tersebut?
d. Menggali informasi lebih lanjut dengan member kesempatan kepada
pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan obat.
e. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah
penggunaan obat
f. Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien.
g. Apoteker mendokumentasikan konseling dengan meminta tanda tangan
pasien sebagai bukti bahwa pasien memahami informasi yang diberikan
dalam konseling dengan menggunakan formulir.

2.10 Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care)


Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan juga dapat melakukan
Pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk
kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Jenis
pelayanan kefarmasian dirumah yang dapat dilakukan oleh Apoteker, meliputi:
1. Penilaian/pencarian (assesment) masalah yang berhubungan dengan
pengobatan.
2. Identifikasi kepatuhan pasien.
3. Pendampingan pengelolaan obat dan atau alat kesehatan dirumah, misalnya
cara pemakaian obat asma, penyimpanan insulin.
4. Konsultasi masalah obat atau kesehatan secara umum.
5. Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan obat
berdasarkan catatan pengobatan pasien. Dokumentasi pelaksanaan
Pelayanan Kefarmasian dirumah dengan menggunakan formulir.

17
2.11 Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan
terapi Obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
meminimalkan efek samping.
Kriteria pasien :
1. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.
2. Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.
3. Adanya multidiagnosis.
4. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
5. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.
6. Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang
merugikan.
Kegiatan :
1. Memilih pasien yang memenuhi kriteria.
2. Mengambil data yang dibutuhkan yaitu riwayat pengobatan pasien yang
terdiri dari riwayat penyakit, riwayat penggunaan Obat dan riwayat alergi;
melalui wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau tenaga
kesehatan lain
3. Melakukan identifikasi masalah terkait Obat. Masalah terkait Obat antara
lain adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian Obat tanpa
indikasi, pemilihan Obat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi, dosis terlalu
rendah, terjadinya reaksi Obat yang tidak diinginkan atau terjadinya
interaksi Obat
4. Apoteker menentukan prioritas masalah sesuai kondisi pasien dan
menentukan apakah masalah tersebut sudah atau berpotensi akan terjadi
5. Memberikan rekomendasi atau rencana tindak lanjut yang berisi rencana
pemantauan dengan tujuan memastikan pencapaian efek terapi dan
meminimalkan efek yang tidak dikehendaki
6. Hasil identifikasi masalah terkait Obat dan rekomendasi yang telah dibuat
oleh Apoteker harus dikomunikasikan dengan tenaga kesehatan terkait
untuk mengoptimalkan tujuan terapi
7. Melakukan dokumentasi pelaksanaan pemantauan terapi Obat dengan

18
menggunakan Formulir 9 sebagaimana terlampir.

2.12 Monitoring Efek Samping Obat (MESO)


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
fungsi fisiologis.
Kegiatan :
1. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami
efek samping Obat.
2. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
3. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional dengan
menggunakan Formulir 10 sebagaimana terlampir.
Faktor yang perlu diperhatikan :
1. Kerjasama dengan tim kesehatan lain.
2. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.

19
BAB III
TINJAUAN KHUSUS

3.1 Sejarah Apotek K-24 dan Perkembangannya


Apotek K-24 didirikan di Yogyakarta, pada tanggal 24 Oktober 2002 oleh
Dr Gideon Hartono. K-24 adalah singkatan dari Komplit 24 jam yaitu mempunyai
perwakilan dari tiap zat aktif yang ada dan beroperasi selama 24 jam sehari
sepanjang tahun.
Pada awalnya gerai yang pertama didirikan di Jl. Magelang dan mendapat
sambutan yang luar biasa. Pada tanggal 24 Maret 2003 didirikan kembali gerai
berikutnya di Jl. Gejayan dan pada tanggal 24 Agustus 2003 gerai ke tiga
didirikan di Jl.Kaliurang dan pada tahun 2004 Apotek K-24 membuka gerai
keempat di Jl. Gondomanan, Gajah Mada kota Semarang.
Pada tanggal 6 April 2005 Apotek K-24 mendapat penghargaan dari
Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai “apotek jaringan pertama di Indonesia
yang buka 24 jam non-stop setiap hari”. Oleh karena itu keberhasilannya,
akhirnya pada tahun 2005 ApotekK-24 mulai di waralabakan dan pada ulang
tahunnya yang ke-3 (tiga) Apotek K-24 membuka secara serentak 7 gerai baru, 4
gerai berlokasi di Surabaya, 2 gerai di Yogyakarta dan 1 gerai di Semarang,
bersamaan pula MURI memberikan penghargaan kembali yaitu untuk “Apotek
asli Indonesia yang pertama diwaralabakan” dan “Pembukaan Gerai Apotek
Terbanyak”.
Dalam kesempatan pembukaan serentak ini, dr. Gideon Hartono sebagai
pendiri Apotek K-24 secara resmi meluncurkan slogan baru Apotek K-24, yaitu
sahabat tu So
Sehat kita-kita. Dengan slogan ini Apotek K-24 ingin menyatakan
posisinya sebagai sahabat masyarakat, yang siap melayani dengan tulus seluruh
masyarakat Indonesia. Salah satu bentuk nyata dari slogan Apotek K-24 “Sobat
Sehat Kita-Kita” adalah 5 jaminan pasti yang memang menjadi konsep Apotek K-
24 dimanapun berada yaitu : Komplit 24jam, pagi siang malam libur harga sama,
hanya menjual obat asli, layanan konsultasi apoteker gratis, dan tersedia layanan
antar. Selain itu, sebagai bentuk nyata slogan sobat sehat kita-kita, dalam
peresmian serentak 39 gerai baru ini, Apotek K-24 mengadakan beberapa program

20
kesehatan, Salah satunya seperti yang dilaksanakan Apotek K-24 Raden Saleh
jakarta Pusatya itu dengan mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis yang
terbuka untuk semua masyarakat yang membutuhkan.

3.2 Visi, Misi dan Logo Apotek K-24


3.2.1 Visi
1. Menjadi merk nasional yang menjadi pemimpin pasar bisnis Apotek di
Negara Repubik Indonesia, melalui Apotek jaringan waralaba yang
menyediakan ragam obat yang komplit, buka 24 jam termasuk hari libur
yang tersebar diseluruh Indonesia.
2. Menjadi merek nasional kebanggaan bangsa Indonesia yang menjadi
berkat dan bermanfaat bagi masyarakat, karyawan- karyawati
danpemilik.
3. Menyediakan pilihan obat yang komplit, setiap saat dengan
hargayangsamapagi-siang-malamdanharilibur.
4. Menyediakan kualitas pelayanan prima Apotek K-24 senantiasa
mengusahakan peningkatan kualitas pelayanan untuk memaksimalkan
tingkat kepuasan pelanggan dan penerima waralaba.

3.2.2 Misi
1. Menyediakan pilihan obat yang komplit, setiap saat dengan harga sama
pagi-siang-malam dan hari libur. Apotek K-24 melayani masyarakat
selama 24 jam per hari, 7 hari perminggu dengan memberlakukan
kebijakan harga yang sama pada pagi hari, siang hari, malam hari
maupun hari libur.
2. Menyediakan kualitas pelayanan yang prima: Apotek K-24 senantiasa
mempelajari dan mengusahakan peningkatan kualitas pelayanan untuk
memaksimalkan tingkat kepuasan para pelanggan dan penerima
waralaba.

21
3.2.3 Logo

Gambar 1.Logo Apotek K-24


Logo Apotek K-24 memiliki arti di setiap masing-masing warna, huruf dan
angka, yaitu :
1. Warna
Apotek K-24 memiliki logo dengan menonjolkan empat warna utama
yang setiap warna memiliki arti yang melambangkan unsur masyarakat
diIndonesia yaitu:
a. Hijau : Warna hijau melambangkan umat muslim yang merupakan
penduduk mayoritas diIndonesia
b. Kuning : Warna kuning mewakili etnis Tiong Hua
c. Merah : Warna merah melambangkan umat Kristiani
d. Putih : Warna putih mewakili masyarakat lain
2. Komplit
Kata Komplit menekankan bahwa di Apotek tersebut komplit obatnya
(tetapi tidak berarti mempunyai semua merek dagang obat namun mempunyai
perwakilan dari tiap zat aktif yang ada).
3. 24 Jam
Apotek ini melayani atau buka dan beroperasi 24 jam termasuk hari libur.
4. Motto Apotek K-24 “Sobat Kita-Kita”
Sobat Sehat Kita-Kita yang bermakna agar lebih memasyarakat dan dapat
menjangkau seluruh aspek lapisan masyarakat.

3.3 Lokasi Apotek K-24 Raden Saleh


Apotek K-24 Raden Saleh terletak di Jl. Raden Saleh No.39 G, Cikini,
Jakarta Pusat. Lokasi apotek cukup strategi walaupun tidak terletak dijalan utama,
namun apotek K-24 Raden Saleh berada pada kawasan pemukiman penduduk

22
serta dekat dengan sarana kesehatan seperti rumah sakit PGI Cikini, klinik,
praktek dokter, perkantoran, rumah makan, kost karyawan, hotel, sehingga
memberikan keuntungan terhadap Apotek yaitu dekat kepada calon pembeli yang
dapat meningkatkan omset apotek serta memiliki halaman parkir yang cukup luas
untuk kendaraan pribadi.

3.4 Tata Ruang Apotek K-24 Raden Saleh


Tata ruang Apotek K-24 dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu front office,
ruang operasional, dan ruang pendukung untuk mempermudah pelayanan dan
pengawasan dalam pelaksanaan kerja. Apotek K-24 terdiri dari 4 lantai: dimana
lantai 1 terdapat tempat kegiatan Apotek dan praktek Dokter Umum, lantai 2
terdapat klinik kecantikan Sense of Beauty, lantai 3 terdapat praktik Dokter Gigi
dan lantai 4 adalah ruang kantor PSA.
Ruangan Apotek pada lantai 1 disusun sebagai berikut:
a. Front Office
Terdiri dari ruang tunggu, penjualan bebas, penerimaan resep dan
penyerahan obat yang dilengkapi dengan pesawat TV dan 2 AC sehingga
memberi kenyamanan bagi pasien yang menunggu, disamping itu ruangan ini juga
dilengkapi dengan etalase yang didalamnya terdapat bermacam-macam obat OTC
(Over The Counter), alat kesehatan, jamu, kosmetik, susu, madu, obat herbal dan
lain sebagainya. Dilengkapi juga dengan 3 kamera CCTV untuk mengurangi
tindak kriminal yang mungkin terjadi dan untuk membantu dalam pelayanan
kefarmasian. Ruangan ini juga terdapat proses pengorderan, penerimaan barang
datang, retur barang, dan pelayanan tambahan berupa cek darah, kolesterol, asam
urat, dan tensi darah.
b. Ruang Operasional
Ruangan ini digunakan untuk menyiapkan resep, peracikan dan
pengemasan, dimana ruangan ini terdiri dari ruang untuk menyiapkan resep non
racikan dan ruang untuk resep yang diracik. Ruangan ini juga dilengkapi dengan
lemari untuk menyimpan obat non OTC, lemari pendingin, timbangan, buku-buku
seperti Farmakope Indonesia Edisi III dan IV, Drug Information handbook, buku
ISO (Informasi Spesialit Obat), MIMS (Manual Information Medical Spesialit),
Manajemen Pengelolaan Apotek, buku How To Operate Your Store, buku Getting
23
Info Your Customer’s, kumpulan peraturan perundang-undangan bidang obat,
serta buku-buku klinis diantaranya Stop Osteoporosis, Stop Hipertensi, Stop
Diabetes, Stop Kolesterol, alat untuk meracik, lemari khusus untuk menyimpan
obat narkotik, lemari obat psikotropika, dan alat-alat yang dibutuhkan untuk
meracik.
c. Ruang Pendukung (Back Office)
Ruang pendukung merupakan ruangan administrasi, dan ruang gudang
untuk obat-obatan Apotek dan ruang gudang untuk klinik kecantikan.

3.5 Struktur Organisasi


Apotek K-24 Raden Saleh dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola
Apotek (APA) yang bekerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA), dalam
pelaksanaan tugasnya APA dibantu oleh Apoteker Pendamping, Tenaga Teknis
Kefarmasian (Asisten Apoteker), Kasir, Bagian Keuangan (BK) dan Bagian
Umum (BU).

3.6 Konsep Bisnis Apotek K-24 Raden Saleh


1. Komplit
Persediaan jenis obat di Apotek K-24 relatif lengkap. Relatif disini memiliki
arti bahwa Apotek K-24 tidak memiliki semua merek obat, namun memiliki
perwakilan dari masing-masing zataktif saja dan obat-obatan yang Fast Moving.
2. 24Jam
Apotek K24 berkomitmen melayani masyarakat 24 jam penuh setiap hari
termasuk hari libur. Dalam pelaksanaan pekerjaan, pembagian tugas di Apotek K-
24 Raden Saleh jakarta Pusat terbagi menjadi tiga shift yaitu pagi (07.15–15.15),
siang (15.00–22.00) dan malam (21.30–07.30) dan memiliki waktu tidur selama 3
jam,namun pada kondisi tertentu terdapat shift tambahan diantaranya : shift 2A
(10:30–18:30) setiap hari Selasa dan jumat, shift 2D(13:00–21:00) setiap hari
Senin dan Rabu.

24
3. Harga sama pada pagi, siang, malam dan hari libur
Apotek K-24 berkomitmen tidak mengenakan harga yang lebih tinggi di
luar jam kerja biasa, dalam arti harga tetap sama disegala jam dan waktu
operasional.
4. Keaslian Obat
Apotek K-24 berkomitmen untuk menyediakan obat hanya dari sumber-
sumber dengan prosedur resmi, sehingga keaslian obat lebih terjamin.
5. Kemajemukan
Semua karyawan Apotek K-24 harus memahami dan menghargai perbedaan
dan keragaman sosial, budaya, didalam maupun di luar perusahaan, demi
terciptanya kerja sama yang baik antar karyawan.
6. Melayani Masyarakat
Apotek K-24 berkomitmen dengan semaksimal mungkin memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat di sekitar lokasi gerai.

3.7 Tugas dan Tanggung Jawab Personil Apotek K-24


3.7.1 Apoteker Pengelola Apotek
Apoteker Pengelola Apotek (APA) bertanggung jawabterhadap seluruh
kegiatan Apotek dan mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab atas kelancaran jalannya usaha Apotek.
2. Memimpin dan menentukan kebijakan seluruh kegiatan teknis kefarmasian.
3. Memberikan pelayanan informasi tentang perbekalan farmasi kepada
konsumen, dokter, serta masyarakat yang membutuhkan.
4. Membuat dan menyusun laporan Narkotika dan Psikotropika.
5. Memberikan petunjuk tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
pelayanan kefarmasian kepada Asisten Apoteker, Kasir, Bagian Umum, dan
Bagian Keuangan.
6. Menyerahkan dan memberi informasi obat dengan resep dokter
7. Memberikan konseling obat pada pasien/ konsumen yang membutuhkan.
8. Menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan atau program kerja
untuk pengembangan Apotek serta membuat strategi sehingga program

25
kerja yang telah ditetapkan terlaksana dengan baik dengan hasil yang
optimal sesuai dengan tujuan organisasi.

3.7.2 Apoteker Pendamping (APING)


Apoteker pendamping adalah Apoteker yang berkerja mendampingi APA
dan menggantikan APA ketika tidak ada di tempat saat APA berhalangan hadir
untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
Penanggungjawab Apotek (APA) dan Apoteker Pendamping (APING)
berkerja sama untuk mengelola apotek, Apoteker Penanggungjawab Apotek
(APA) memiliki tugas sebagai seorang manager yang mengelola, membuat
perencanaan, mengkoordinasikan, dan mengawasi seluruh kegiatan di apotek.

3.7.3 Tenaga Teknis Kefarmasian


Tenaga Teknis Kefarmasian bertanggung jawab pada Apoteker Pengelola
Apotek atas pekerjaan teknis kefarmasian. Tugas dan tanggung jawabnya sebagai
berikut:
1. Menyediakan dan menyiapkan obat atau perbekalan farmasi sesuai resep
2. Melakukan stok obat dan bahan baku obat
3. Memberikan harga setiap resep yang masuk
4. Melakukan pelayanan penjualan bebas
5. Memberikan pelayanan informasi pada pasien mengenai obat- obatan dan
komoditi lain yang diterimanya
6. Menerima dan memeriksa barang baik jenis, kualitas, jumlah, dan membuat
dokumentasinya
7. Menyimpan dan menyusun barang dirak penyimpanan
8. Melakukan pemesanan obat ke Suplier (pembelian)
9. Tenaga Teknis Kefarmasian juga dapat berperan sebagai kasir. Tenaga
Teknik Kefarmasian di Apotek K-24 Raden Saleh Jakarta Pusat yang
bertugas diruang operasional mempunyai tugas dan tanggung jawab rangkap
disamping tugas yang tertera diatas, misalnya membuat buku defecta,
menerima dan memasukkan faktur ke dalam komputer dan lain sebagainya.

26
3.7.4 Kasir
Kasir bertanggung jawab atas penerimaan uang tunai, debit dan kredit
dimana kasir di bawah pengawasan APA (sesuai dengan struktur organisasi
Apotek k24). Tugas dan kewajibannya sebagai berikut:
1. Menerima pembayaran tunai, debit dan kredit, serta piutang dari PT.TUGU
MANDIRI
2. Menerima pembayaran dari dokter gigi dan dokter umum
3. Melakukan pelayanan penjualan bebas
4. Mencatat semua hasil penjualan perhari pada lembaran laporan penjualan
pershift.
5. Menyetorkan uang hasil tunai harian kepada keuangan.
6. Menerima dan memeriksa barang yang datang dari Supplier.

3.7.5 Bagian Umum


Orang yang bertanggung jawab mengenai masalah kebersihan serta
kenyamanan di dalam Apotek serta bertugas melayani pelayanan penjualan bebas
serta pelayanan jemput resep dan mengantar obat bila ada permintaan dari
konsumen/pelanggan. Selain tugas tersebut bagian umum juga sebagai marketing.
Salah satu bagian umum diberikan tugas meretur barang-barang yang expire date
dan membantu menverifikasi hasil stock opname.

3.7.6 Keuangan
Keuangan bertanggung jawab atas penerimaan uang, pengeluaran uang,
perencanaan keuangan, faktur pajak dan surat- surat berharga. Tugas dan
tanggung jawab bagian keuangan adalah:
1. Menerima uang hasil penjualan setiap hari dengan bukti setoran dari kasir.
2. Menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang dengan persetujuan PSA.
3. Menyiapkan keperluan uang tunai
4. Melakukan pembukuan keuangan
5. Mengatur keuangan dokter gigi dan umum.

27
3.8 Kegiatan Apotek
Kegiatan Apotek K-24 Jakarta Pusat berdasarkan fungsinya dapat
dikelompokan menjadi dua bagian yaitu kegiatan teknis kefarmasian yang
meliputi kegiatan pengadaan, penyimpanan, pelayanan; dan kegiatan non teknis
kefarmasian meliputi kegiatan administrasi keuangan, personalia dan urusan
dalam.
a. Kegiatan Teknis Kefarmasian
Kegiatan ini berhubung dengan pengelolaan pembekalan farmasi, obat,
bahan obat, obat asli Indonesia, kosmetik, dan alat kesehatan. Kegiatan teknis
kefarmasian meliputi :
1. Pengadaan barang
Pengadaan barang diapotek dilakukan oleh petugas pembelian.
Pembelian atau pemesanan barang dilakukan setiap hari kecuali hari
Minggu yang dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian berdasarkan
informasi persediaan barang dari stok yang ada di komputer, informasi dari
bagian operasional yang berupa buku Defecta yaitu daftar kekosongan
barang atau obat, dan kebutuhan atau barang pada saat itu. Barang yang
diadakan berasal dari pembelian dari PBF resmi yang telah ditunjuk, dimana
pembeliandilakukan secara tunai, kredit, barang titipan (konsinyasi).
Dimana kegiatan pengadaan barang meliputi:
 Perencanaan dilakukan berdasarkan stok persediaan barang sesuai
dengan Defecta yang ada di Order List (jenis dan jumlah barang
yang dibutuhkan).
 Melakukan negosiasi mengenai harga, diskon, masa tenggang,n
pembayaran (tunai atau kredit) dan melaksanakanpembelian
 Membuat Surat Pesanan (SP) ke supplier melalui fax, telepon atau
diambil oleh salesman dari distributor resmi
 Barang yang dipesan bermutu baik dan memenuhi syarat.

2. Penyimpanan barang
Penyimpanan perbekalan farmasi dan komoditi lain di Apotek K-24
Raden Saleh Jakarta Pusat terdiri dari penyimpanan barang ruang
operasional dan ruang penjualan bebas. Penyimpanan perbekalan farmasi di
28
ruang operasional digunakan sebagai tempat menerima dan menyalurkan
barang atau sebagai stok barang yang tersedia dalam jumlah cukup dan
setiap barang yang masuk dicatat dalam kartu stok. Perbekalan farmasi yang
disimpan diruang operasional terdiri dari jenis obat keras, narkotika dan
psikotropika, namun untuk obat narkotika dan psikotropika disimpan dalam
lemari khusus yang berlainan dan untuk obat-obatan yang mendekati
Expired Date disimpan di rak khusus untuk memudahkan pengambilan yang
akan dijual pertama kali dan untuk memudahkan jika nanti akan di
musnahkan, sedangkan diruang penjualan bebas digunakan resep dokter
baik secara tunai, kartu debit maupun kartu kredit serta piutang.
 Penjualan dengan Resep Dokter
Penjualan dengan resep dokter dapat dilakukan secara tunai, kartu
debit maupun kartu kredit. Resep tunai adalah permintaan obat dengan
resep dokter yang dibayar langsung oleh pasien/keluarga pasien. Dalam
hal membedakan resep, resep umum, dan resep yang mengandung obat
narkotika, khusus resep obat narkotika diberi tanda garis merah. Alur
penerimaan resep sebagai berikut:
 Resep diterima kemudiaan di input dikomputer, dan diberi
harga. Tetapi sering kali juga di lakukan pengecekan resep.
 Setelah pasien setuju resep diserahkan kebagian operasional
untuk disiapkan sesuai resep dokter, kemudian setiap obat
diberi etiket dan dikemas.
 Dilakukan pengecekan akhir jika apotekernya sempat sebelum
menyerahkan obat kepada pasien.
 Kemudian Apoteker atau Tenaga Teknik Kefarmasian
menyerahkan obat, memberikan informasi sesuai dengan obat
yang ada diresep pada pasien, bila pasien memerlukan salinan
resep atau kwitansi maka petugas memberikannya. Untuk
pengarsipan, resep disimpan menurut tanggal resep dan
disusun secara alfabetis.

29
 Penjualan Bebas
Penjualan bebas atau OTC (Over The Counter) meliputi penjualan
perbekalan farmasi yang dapat dibeli dengan bebas tanpa resep dokter.
Adapun barang tersebut dapat berupa obat bebas, obat bebas terbatas,
obat tradisional, kosmetik, alat kesehatan di luar spuit, untuk
menyimpan obat bebas dan komoditi lain dalam jumlah terbatas yang
dijual bebas tanpa menggunakan resep dokter.

3. Pengelolaan Narkotika
Pengelolaan narkotika di Apotek K24 Raden Saleh Jakarta Pusat
meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Pemesanan Narkotika
Bagian pembelian Apotek memesan kepada PBF Kimia Farma.
Pembelian dilakukan dengan surat pemesanan narkotika khusus yang
dibuat oleh Pedagang Besar Kimia Farma. Surat pemesanan narkotik
terdiri dari empat rangkap dan hanya dapat memesan satu jenis
narkotika untuk satu surat pesanan, dimana pembelian harus
ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama jelas, nomor
SIPA dan stempel Apotek.
b. Penyimpanan Narkotika
Penyimpanan narkotika dalam lemari khusus yang terbuat dari
kayu yang terpisah dari obat lain dan terkunci. Lemari Narkotika terdiri
dari dua pintu yang masing- masing dengan kunci yang berlainan.
c. Pelayanan Resep Narkotika
Apotek hanya melayani resep asli dari dokter yang menuliskan obat
atau salinan resep yang berasal dari Apotek K-24 Raden Saleh Jakarta
sendiri untuk narkotika yang sama sekali belum dilayani atau baru
dilayani sebagian, serta mencantumkan nama pasien, alamat pasien,
nomor telepon.
d. Pelaporan Narkotika
Laporan pemakaian narkotika dibuat setiap bulan dan memakai
SIPNAP. Laporan harus ditanda tangani oleh APA, dibuat rangkap tiga
ditujukan kepada kepala Dinas Kesehatan Jakarta Pusat dengan
30
tembusan kepada Kepala Suku Dinas Kesehatan jakarta dan Balai POM
serta untuk arsip apotek K-24 Jakarta Pusat. Laporan ini selain dikirim
secara langsung ke BPOM juga bisa dikirim lewat online.
e. Pemusnahan Narkotika
Belum pernah dilakukan pemusnahan narkotika dikarenakan obat
yang sudah mendekati masa kadaluarsa akan di retur ke PBF yang
bersangkutan.

4. Pengelolaan Psikotropika
Pengelolaan psikotropika di Apotek K24 Raden Saleh Jakarta Pusat
meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Pemesanan psikotropika.
Pemesanan psikotropika dilakukan dengan menggunakan
surat pesanan psikotropika yang boleh berisi lebih dari satu jenis
psikotropika. Surat pesanan dibuat rangkap tiga yang masing-
masing di serahkan ke PBF yang bersangkutan 1 lembar dan
sebagai arsip di Apotek.
b. Penyimpanan psikotropika.
Penyimpanan obat psikotropika dilakukan di tempat
terpisah dari sediaan lain dengan menggunakan lemari khusus obat
psikotropika.
c. Pelayanan psikotropika.
Pelayanan obat psikotropika dilakukan berdasarkan resep
dokter atau salinan resep bila obat belum diambil atau baru diambil
sebagian.
d. Pelaporan psikotropika
Laporan penggunaan psikotropika dikirimkan kepada
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta dan Balai POM setiap bulan
laporan psikotropika memuat nama Apotek, nama obat, nama
distributor, jumlah penerimaan, jumlah pengeluaran, tujuan
pemakaian, dan stok akhir. Laporan ditanda tangani oleh APA
dilengkapi dengan nama dan nomor SIPA,dan arsip Apotek.

31
e. Pemusnahan psikotropika
Belum pernah dilakukan pemusnahan psikotropika
dikarenakan obat yang sudah mendekati masa kadaluarsa akan di
retur ke PBF yang bersangkutan.

5. Pengelolaan OOT (Obat-Obat Tertentu)


Pengelolaan OOT di Apotek K24 Raden Saleh Jakarta Pusat
sudah sesuai dengan persyaratan menurut Peraturan Badan Pengawasan
Obat dan Makanan Nomor 28 Tahun 2018, yaitu :
a. Surat Permintaan
Surat permintaan hanya berlaku hanya untuk satu resep.
Surat permintaan dibuat sekurang-kurangnya 3 (tiga) rangkap.
Surat pesanan hanya berlaku 7 hari dari tanggal terbit.
Surat Pesanan (SP) OOT harus :
1. dapat ditunjukkan pada saat dilakukan pemeriksaan;
2. ditandatangani oleh Apoteker Penanggung Jawab Produksi
dengan mencantumkan nama lengkap, nomor Surat Izin Praktik
Apoteker (SIPA) dan stempel perusahaan;
3. Mencantumkan nama dan alamat kantor, lokasi sarana, dan
lokasi gudang bila berada di luar sarana, nomor telepon/faksimile,
nomor izin sarana;
4. Diberi nomor urut tercetak dan tanggal dengan penulisan yang
jelas atau cara lain yang dapat tertelusur;
5. Memberikan tanda pembatalan yang jelas untuk Surat Pesanan
yang tidak digunakan
b. Penyimpanan OOT (Obat-Obat Tertentu)
Penyimpanan Bahan Obat/Obat-Obat Tertentu yang rusak
atau kedaluwarsa disimpan di tempat yang aman dan terpisah dari
Bahan Obat/Obat-Obat Tertentu lainnya, memberi penandaan yang
jelas, dan membuat daftar Bahan Obat/Obat-Obat Tertentu yang
rusak dan kedaluwarsa.

32
c. Pelayanan OOT (Obat-Obat Tertentu)
Pelayanan obat psikotropika dilakukan berdasarkan resep
dokter dan harus dibuat salinan resep bila obat belum diambil atau
baru diambil sebagian.
d. Pemusnahan OOT (Obat-Obat Tertentu)
Pemusnahan dilaksanakan terhadap :
1. Bahan Obat yang ditolak/rusak/ kedaluwarsa,
2. Baku pembanding dan sampel pertinggal yang kedaluwarsa,
3. Sisa granul pencetakan/pengisian dari table dies,
4. Debu hasil pencetakan/pengisian/deduster mesin cetak/metal
detector khusus untuk mesin cetak/filling dedicated,
5. Sisa sampel pengujian,
6. Sisa sampel hasil pengujian pengawasan selama proses
pembuatan,
7. Obat-Obat Tertentu kembalian yang tidak memenuhi spesifikasi
dan tidak dapat diproses ulang/obat hasil penarikan/ditolak/obat
kedaluwarsa,
8. Obat-Obat Tertentu yang dibatalkan izin edarnya,
9. Hasil trial yang tidak terpakai.

6. Pengelolaan Prekursor
Pengelolaan prekursor di Apotek K24 Raden Saleh Jakarta
Pusat sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan Badan
Pengawasan Obat dan Makanan No. 4 Tahun 2018, yaitu :
a. Surat Permintaan
Pengadaan obat prekursor surat pesananannya dibuat 3
rangkap, 2 untuk arsip Apotek (warna kuning dan merah muda) dan
1 untuk distributor (warna putih). Berisi nama Apoteker Pengelola
Apotek, SIA, nama item obat dan jumlah yang dipesan, tanda
tangan Apoteker.
b. Penyimpanan
Tempat penyimpanan Prekursor Farmasi dapat berupa

33
gudang, ruangan, atau lemari khusus. Tempat penyimpanan
Prekursor Farmasi dalam bentuk bahan baku dilarang digunakan
untuk menyimpan barang selain Prekursor Farmasi dalam bentuk
bahan baku.
c. Pelayanan
Prekursor farmasi obat keras juga hanya dapat diberikan
atas resep dokter. Penyerahan resep tersebut harus berdasarkan
surat permintaan tertulis yang sah dan dilengkapi dengan fotocopy
resep yang disahkan oleh APA.
d. Pemusnahan
Belum pernah dilakukan pemusnahan prekursor
dikarenakan obat yang sudah mendekati masa kadaluarsa akan di
retur ke PBF yang bersangkutan.

7. Pengelolaan Resep
Pengarsipan resep di Apotek K-24 Raden Saleh Jakarta dilakukan
berdasarkan jenis obat yang terdapat dalam resep, resep tersebut
dipisahkan antara resep-resep biasa dengan resep yang mengandung
narkotika. Resep yang mengandung narkotika dipisahkan dalam tempat
tertentu. Jumlah narkotika yang diserahkan dicatat dalam buku harian
narkotika. Semua resep tersebut disimpan.

8. Kegiatan Teknis Non Kefarmasian Kegiatan non-teknis meliputi:


1. Administrasi keuangan
Kegiatan administrasi keuangan adalah meliputi kegiatan
yang mencakup masuk dan keluarnya uang. Uang yang masuk ke
kas berasal dari pelayanan resep, penjualan bebas. Uang yang
keluar dari kas meliputi pembayaran biaya operasional karyawan
(gaji dan lembur) pembayaran pajak, dan uang yang keluar dari
bank untuk pembayaran hutang dagang.
2. Administrasi penjualan
Administrasi penjualan meliputi pencatatan seluruh
transaksi penjualan Apotek adalah tunai, kartu debit dan kartu

34
kredit serta piutang berdasarkan laporan- laporan penjualan harian
yang dilakukan setiap hari, diantaranya menerima dan mencatat
semua transaksi resep yang masuk dan bon penjualan bebas.
3. Administrasi hutang dagang
Administrasi hutang dagang adalah bagian administrasi
keuangan yang mengurus masalah hutangdagang, kegiatan yang
dilakukan meliputi :
a. Mencocokan data faktur barang yang diterima dan
fakturpenagihan.
b. Menyusun data penambahan dan pengurangan sisi hutang
dagang dikartu dan buku hutang dagang.
c. Mencatat penerimaan pembayaran hutang kedalam kartu
hutang berdasarkan bukti penagihan dari distributor.
d. Memberikan informasi kepada administrasi keuangan
mengenai hutang dagang yang tempo.
Membuat laporan mutasi hutang dagang dalam bentuk saldo hutang
dagang yang terdiri dari mutasi pemberian setiap 1 (satu) bulan.

35
BAB IV
PEMBAHASAN

Apotek K-24 Raden Saleh merupakan apotek yang dikelola atas dasar
kerjasama antara Lestari Reza Widyastuti,S.Farm.,Apt selaku Apoteker Pengelola
Apotek (APA) dengan Bapak Stefanus Lukas selaku Pemilik Sarana Apotek
(PSA). Apotek sebagai tempat pengabdian Apoteker yang memiliki peranan sosial
dalam hal pelayanan kefarmasian yang erat kaitannya dengan tanggung jawab
moral dan etika profesi. Hal ini sesuai dengan program pemerintah bahwa apotek
bergerak dalam usaha menyediakan pelayanan kesehatan yang memadai dan
terjangkau bagi masyarakat dan berkewajiban untuk menyediakan, menyimpan
dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik. Disisi lain apotek
dituntut untuk mendapatkan keuntungan demi menjaga tetap berlangsungnya
pelayanan kefarmasian. Selain itu apotek merupakan suatu bisnis ritel yang
posisinya berada diantara pemasok kepada konsumen. Oleh karena itu diperlukan
pengetahuan tentang pengelolaan apotek secara profesional agar banyak peran
tersebut dapat berjalan dengan baik dan imbang.
Dimasa Pandemik Covid - 19, Apotek K24 tetap melakukan pelayanan dan
pekerjaan kefarmasian dengan menerapkan secara ketat protocol Kesehatan, yaitu
dengan menyediakan air bersih dan sabun untuk cuci tangan, menyediakan hand
sanitizer, melakukan pengecekan suhu tubuh sebelum pengunjung masuk kedalam
apotek, didalam apotek pengunjung juga diterapkan untuk menjaga jarak antara
pengunjung yang satu dengan yang lain. Selama 4 minggu PKPA di apotek K24,
rata – rata suhu tubuh pasien 35,5 – 36,8 °C, dan tidak pernah menemukan pasien
dengan suhu diatas 36,8 °C. Dari sini bisa dilihat, bahwa pengunjung tetap
melakukan protocol Kesehatan, dan mengunjungi apotek dalam keadaan sehat.

4.1 Lokasi dan Tata Ruang Apotek


Apotek K-24 Raden Saleh berlokasi di Jalan Raden Saleh No.39 G, Cikini
Jakarta Pusat memiliki tempat lokasi yang cukup strategis, karena terletak
beberapa meter dari tepi jalan raya dan terdapat papan reklame yang terpasang di
tepi jalan raya, dekat dengan pemukiman penduduk dan dekat dengan rumah sakit

36
PGI Cikini. Apotek ini berada dalam satu bangunan dengan klinik sense of
beauty, klinik wide smile dental dan praktek dokter umum yang menjadi sumber
utama resep yang diterima oleh Apotek K-24 Raden Saleh. Apotek K-24 Raden
Saleh memiliki persediaan obat yang cukup lengkap sehingga dapat bertahan
sampai sekarang.
Desain tata letak ruang Apotek K-24 Raden Saleh secara umum
sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek, yaitu apotek harus memiliki ruang tunggu, ruang racikan, keranjang
sampah, dan tempat mendisplai informasi bagi pasien. Apoteker K-24 Raden
Saleh juga dilengkapi dengan fasilitas AC dan TV, ruang apotek, kasir, toilet,
kamar mandi, ruang istirahat karyawan, ruang praktek dokter yang terpisah, dan
tempat pencucian atau wastafel serta halaman parkir yang cukup luas sehingga
memberikan nilai tambah untuk apotek. Apotek K-24 Raden Saleh belum
memiliki ruangan khusus untuk konseling.
Tata letak yang baik dapat memberikan pelayanan kefarmasian yang tepat
dan cepat. Penataan obat-obat bebas diletakkan di etalase bagian depan dengan
tujuan agar lebih mudah terlihat oleh pasien yang membutuhkan. Obat-obatan
tersebut disusun berdasarkan kelas terapi, bentuk sedian, kemudian disusun secara
alfabet.

4.2 Personalia
Struktur organisasi Apotek K-24 Raden Saleh, apotek berada di bawah
Bapak Stefanus Lukas selaku Pemilik Sarana Apotek (SPA), Apoteker Pengelola
Apotek yaitu Lestari Reza Widyastuti, S.Farm., Apt., 1 Apoteker Pendamping, 4
(empat) Asisten Apoteker, 3 (tiga) tenaga kasir, 2 (dua) tenaga kerja
keuangan/administrasi, 2 petugas bagian umum; 1 petugas umum sebagai cleaning
service dan merangkap sebagai delivery order apotek dan 1 petugas umum lainnya
membantu kegiatan operasional apotek dan klinik sense of beauty. Apotek buka
setiap hari 24 jam dengan 5 (lima) shift.
Kedisiplinan setiap karyawan di Apotek K-24 Raden Saleh sudah cukup
baik, jam kerja yang dijalankan sesuai jadwal, karyawan datang dan pulang tepat

37
waktu. Karyawan yang berhalangan hadir akan memberi kabar terlebih dahulu
dengan alasan yang tepat dan dapat diterima.
Hubungan antar karyawan di Apotek K-24 Raden Saleh terjalin baik,
memiliki rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang tinggi. Hal ini terlihat dari cara
karyawan dalam menjalankan tugas dan kewenangannya. Pekerjaan yang
dilakukan tidak terbatas pada tugas pokok masing-masing karyawan, tetapi
bersifat fleksibel dan saling membantu satu sama lain.

4.3 Pengelolaan Sediaan Farmasi


Pengelolaan sediaan farmasi terbagi atas :
4.3.1 Pengadaan
Pengadaan barang di Apotek K-24 Raden Saleh dilakukan berdasarkan
pareto penjualan, kebutuhan pelanggan dan pola peresepan dengan menggunakan
saran buku defekta yang dapat di isi oleh Tenaga Teknis Kefarmasian berdasarkan
sisa stok dalam sofware dan penjualan hari sebelumnya kemudian diseleksi oleh
Apoteker. Kemudian petugas pembelian membuat Surat Pesanan (SP) yang
langsung diberikan ke distributor. Barang pesanan yang datang harus disertai
dengan faktur dari distributor yang bersangkutan, kemudian barang yang datang
diperiksa apakah sesuai dengan Surat Pesanan (SP) Apotek, selanjutnya
disesuaikan dengan faktur. Faktur di input kedalam software kemudian dilakukan
CSCF (Cek Software Cek Fisik) untuk mengetahui apakah jumlah fisik obat
sesuai.
4.3.2 Penyimpanan
Penyimpanan obat-obatan di Apotek K-24 Raden Saleh ditempatkan
berdasarkan jenis sediaan (obat bebas dan obat bebas terbatas, obat keras,
narkotika, dan psikotropika) dan bentuk sediaan yang kemudian disusun secara
alfabet. Obat bebas dalam bentuk tablet/kapsul dibedakan penyimpanannya
dengan obat bebas dalam bentuk sediaan larutan dan semisolid. Penyimpanan
sediaan larutan, tablet/kapsul dan semisolid yang termasuk dalam produk OTC
(Over The Counter) dibedakan berdasarkan kelas terapi. Penyimpanan obat bebas
diletakkan di etalase terdepan bersama dengan alat kesehatan, produk bayi dan
kosmetik.

38
Obat ethical diletakan dalam rak di ruang bagian dalam dan disimpan dalam
kotak yang dibedakan berdasarkan obat generik, non generik dan bentuk sediaan
berdasarkan alfabet, masing-masing diberi label nama obat dan dilengkapi dengan
kartu stok, dimana kartu stok digunakan untuk memantau mutasi barang. Untuk
mempermudah pencarian obat, sebaiknya dibedakan berdasarkan kelas terapi.
Obat disimpan sesuai spesifikasinya masing-masing, misalnya obat-obatan yang
harus disimpan pada kondisi dingin maka disimpan di dalam kulkas pada suhu
tertentu, contonhya suppositoria, injeksi dan kapsul/tablet yang penyimpanannya
dalam kulkas.
Untuk obat-obat golongan Psikotropika dan golongan Narkotik di Apotek
K-24 Raden Saleh dilakukan penyimpanan terpisah yaitu dalam satu bagian
rangkaian lemari kayu secara khusus dengan 2 kunci dan 2 pintu serta tidak
terlihat oleh umum dan dilengkapi dengan kartu stok dengan tujuan menghindari
penyalahgunaan Narkotika. Pelaporan pemasukan dan pengeluaran Narkotika
diarsipkan dan dilaporkan melalui SIPNAP setiap sebulan sekali.
Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2015. Sedangkan untuk obat yang mendekati 1 tahun
sebelum Expired Date disimpan dirak khusus dan di beri tanda tanggal Expired
Date, nama distributor, dan nama obat dengan tujuan obat tersebut didistribusikan
terlebih dahulu dan apabila tidak terjual obat tersebut diretur sesuai kebijakan dari
masing–masing distributor, jika tidak bisa diretur maka diganti 2/3 Pemilik Saham
Apotek dan 1/3 kayawan.

4.3.3 Pengeluaran dan distribusi


Penyimpanan dan pengeluaran barang dilakukan dengan menggunakan
sistem kombinasi First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO)
untuk menghindari kerusakan dan batas kadaluarsa, sehingga barang yang
memiliki kadaluarsa yang lebih cepat dikeluarkan terlebih dahulu. Setiap barang
yang keluar akan mengurangi stock obat dikomputer secara otomatis.

4.3.4 Pelayanan
Petugas yang bekerja di bagian pelayanan/penjualan telah melayani dengan
baik, diawali dengan senyuman, sapaan, tawaran bantuan, konseling, up selling

39
serta diakhiri ucapan terima kasih sebagai penutup dan juga tidak lupa
membagikan kartu nama Apotek K-24 Raden Saleh dengan tujuan membangun
hubungan dengan masyarakat dalam memberikan pelayanan informasi obat.
Selain itu, petugas juga menunjukkan sikap santun dan informatif dengan selalu
berbicara dengan bahasa yang baik dan jelas. Petugas selalu tanggap dan cepat
menangani keluhan serta membantu mengatasi kesulitan konsumen.
Waktu tunggu pelayanan di Apotek K-24 Raden Saleh belum berjalan, tapi
menurut WHO pelayanan untuk resep racikan 45 menit dan untuk resep non-
racikan 15 menit. Pelayanan Kefarmasian di Apotek K-24 Raden Saleh terdiri dari
beberapa jenis pelayanan, yaitu:
- Pelayanan Resep
Untuk menghindari kesalahan dalam pelayanan resep, dilakukan terlebih
dahulu proses Skrining resep. Dimana skrining resep yang dilakukan terdiri
dari:

a. Skrining administrasi
Skrining administrasi meliputi skrining dari kelengkapan resep
seperti nama dokter, nomor surat izin praktek dokter, alamat dokter,
tanggal pembuatan resep, tanda R/ beserta nama obat yang diresepkan,
nama pasien, usia pasien, dan tanda tangan dokter.
b. Skrining farmasetika
Untuk skrining farmasetika dilihat obat-obat yang diresepkan apakah
dosis yang diberikan sudah sesuai.
c. Skrining farmakologi
Skrining farmakologi untuk melihat apakah obat-obat yang
diberikan tidak saling memberikan kontra indikasidan interaksi satu sama
lain. Namun pada prakteknya skrining farmakologi belum dapat
dilaksanakan di apotek K-24 Raden Saleh hal ini mungkin dikarenakan
oleh keterbatasan waktu dimana penerimaan resep hingga penyerahaan
obat menurut WHO hanya 15–45 menit sehingga pelaksanaannya tidak
dapat dilakukan untuk meminilmalkan waktu tunggu pelayanan resep.
Setelah dilakukan skrining resep, Apoteker kemudian memberi harga
pada tiap obat yang akan diberikan. Setelah itu, Apoteker menanyakan
40
kesediaan pasien apakah obat ingin langsung ditebus semua atau tidak.
Setelah pasien menyetujui dan membayar resep, Apoteker langsung
mengerjakan resep, memberikan etiket kemudian obat diserahkan ke
pasien, selain itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan apabila
terjadi kesalahan yang baru diketahui setelah obat diserahkan kepada
pasien, maka petugas meminta alamat dan nomor telepon pasien agar
dapat dihubungi dan memberikan informasi penggunaan obat dan
informasi lainnya yang harus diketahui pasien ketika mengkonsumsi obat
tersebut.
2. Pelayanan Non-Resep
Selain melayani permintaan resep, pelayanan Non-Resep di Apotek
K-24 Raden Saleh dapat berupa pembelian obat bebas, bebas terbatas,
perbekalan farmasi serta alat kesehatan dan Obat Wajib Apotek (OWA)
yang dapat diserahkan tanpa resep dokter, namun Apoteker harus
memberikan informasi mengenai obat-obat tersebut kepada pasien berupa
cara penggunaan obat, dosis obat, efek samping umum yang mungkin
terjadi, interaksi obatnya dan hal-hal lainnya yang perlu diperhatikan pasien.
a. Pelayanan Tunai
Untuk setiap resep pasien Apotek K-24 mendapatkan diskon secara
otomatis, dimana diskon tersebut dibagi menjadi dua yaitu:
1. Pasien di Apotek K24 Raden Saleh
a. Dengan pembelian Rp.100.000–Rp.250.000 akan mendapatkan
diskon sebesar 2%
c. Dengan pembelian ≥ Rp.500.000 akan mendapatkan diskon
sebesar 4%
2. PasienUmum
Diskon untuk pasien umum memakai HNA dengan pembelian ≥
Rp. 100.000 – Rp. 500.000 akan mendapatkan diskon sebesar
2%

41
b. Pelayanan Piutang
Selain melayani resep tunai, Apotek K-24 Raden Saleh juga melayani
resep piutang karena Apotek K-24 Raden Saleh bekerjasama dengan
asuransi PT. Tugu Mandiri. Dimana pembayaran piutang yang dilakukan
oleh asuransi PT. Tugu Mandiri setiap 15 hari. Berdasarkan kebijakan yang
dibuat manajemen pusat Apotek K-24, apabila sebuah Apotek K-24 sudah
beroperasi selama 3 tahun, maka angka sehat invoice yang keluar adalah
7000-9000 invoice, Sedangkan invoice rata-rata pada Apotek K-24 hanya
5000 dan nilai ACB (Average Customer Basket) pada Apotek K-24 Raden
Saleh memiliki angka yang cukup besar yaitu rata-rata Rp.50.000
dibandingkan dengan Apotek K-24 diarea yang sama rata-rata Rp.20.000.
Untuk itu apotek K-24 Raden Saleh perlu meningkatkan kunjungan
customer sehingga omzet apotekter capai. Apotek K-24 Raden Saleh
dilengkapi dengan pelayanan kesehatan seperti:
1. Pelayanan Kesehatan Dokter Umum
2. Klinik Kecantikan Sense of Beauty, untuk perawatan muka dan tubuh
3. Pelayanan kesehatan Dokter Gigi.
Pelayanan apoteker dan keterlibatannya dalam pelayanan yang
berfokuskan pada pasien telah memberikan dampak kesehatan dan ekonomi
serta mengurangi angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian
(mortality). Suatu pemberian imbalan (remuneration) yang pantas pada
apoteker adalah kunci untuk menjamin mereka melaksanakan praktek
pelayanan farmasi yang baik (good pharmacy practice) dan selanjutnya
berubah kearah pharmaceutical care. Sebagai apoteker yang prakteknya
berfokuskan peningkatan asuhan kefarmasian dan mengharapkan diberikan
kompensasi untuk pelayanan pharmaceutical care itu, kebutuhan pada
klasifikasi praktek farmasi yang dapat diterima secara konsisten harus
menjadi lebih nyata (terbukti).
Apotek K-24 Raden Saleh menjalin kerja sama dengan dokter
umum berupa bagi hasil (%). Setiap penghasilan yang didapatkan dari
pasien yang datang untuk berobat ke dokter umum 80% diberikan untuk
dokter umum dan 20% untuk apotek. Sedangkan untuk keperluan gedung

42
dokter gigi dan klinik kecantikan dilakukan penyewaan secara pribadi,
sehingga hasil yang didapat juga milik pribadi.

c. Kerjasama Franchise
Apotek K24 adalah jaringan apotek waralaba nasional yang
menyediakan kebutuhan obat-obatan, baik obat bebas maupun obat resep,
dan alat kesehatan. Apotek K24 didirikan oleh dr. Gideon Hartono. Apotek
K24 yang dikelola oleh PT. K24 Indonesia membuka gerai pertamanya di
Jalan Magelang, Yogyakarta pada 24 Oktober 2002. Apotek K24 hadir
dengan 5 (lima) jaminan pasti yaitu, komplit 24 jam, pagi siang malam dan
hari libur harga tetap sama, hanya menjual obat asli (obat yang benar
diproduksi oleh perusahaan yang memiliki izin pemerintah), layanan
kosnsultasi apoteker gratis, dan tersedia layanan antar. Dalam waktu 15
tahun ini, Apotek K24 telah hadir lebih dari 500 gerai yang tersebar di 122
kota/kabupaten dan 24 provinsi di Indonesia
Untuk menjalin kerja sama franchise dengan Apotek K24 Indonesia
dapat dilakukan dengan 3 langkah mudah yaitu presentasi waralaba online
dengan zoom atau google meet yang lebih fleksibel dan efisien, survey
online disertai dukungan data visual yang dibutuhkan dari calon franchise
dan MoU serta perjanjian waralaba online yang cukup diakses melalui
website. Sedangkan untuk investasi yang dibutuhkan mulai dari Rp 1 M
dengan luasan 40-60 m2. Paket investasi ini meliputi stok obat awal, papan
nama gerai, eksterior, interior, mebel, system dan software IT, modal kerja 3
bulan, investasi gerai, biaya pelatihan awal dan masih banyak lagi.
Kemudian biaya yang harus dibayarkan oleh penerima waralaba kepada
K24 yaitu biaya awal (biaya awal waralaba dan jasa manajemen pra
operasional) sebesar 120 juta untuk masa waralaba 6 tahun dan biaya
bulanan (Royaltii Fee) sebesar 1,5% dari omset per bulan.
Dalam perjalanannya, Apotek K24 selalu berusaha untuk mencetak
prestasi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia.
Hal ini dibuktikan dengan diraihnya puluhan penghargaan dari berbagai
institusi seperti MURI (Museum Rekor Indonesia), AFI (Asosiasi Franchise

43
Indonesia), ISMBEA (Indonesian Small Medium Business Entrepreneur
Award), dan lain sebagainya. Di antaranya adalah penghargaan sebagai
Apotek jaringan pertama di Indonesia yang buka 24 jam non-stop setiap hari
(2005), Apotek asli Indonesia yang pertama kali diwaralabakan (2005),
Pembukaan gerai apotek secara serentak dengan jumlah terbanyak (2008),
Top of Mind (2010, 2015, dan 2017), Indonesia Franchise. Award (2011
dan 2016), Franchise and Business Opportunity Market Leader (2011),
Indonesia Middle Class Customers Choise (2012), Indonesia Brand
Champion (2012), Corporate Image Award (2013), Indonesia Original
Brand (2013), Top Brand (2013 dan 2016), Franchiseand Business
Opportunity Fastest Growing (2014), Most Reputable Brand (2014),
Franchise and Business Opportunity Pioneer Brand (2015), Indonesia
Digital Popular Brand Award (2015 dan 2016), Indonesia Franchise
Marketing Award (2015), Waralaba Utama Indonesia (2016), Digital
Marketing Award (2016), dan Indonesia WOW Brand (2016). PT. K24
Indonesia terus melakukan inovasi, sehingga di awal 2016, Apotek K-24
memperkenalkan K24Klik.com, apotek online pertama di Indonesia yang
melayani pembelian dan pengantaran obat 24 jam non stop. Layanan ini
dapat diakses melalui website atau unduh aplikasi di Play Store maupun
App Store. Apotek K24, Sobat Sehat Kita-Kita.
Sejak akhir tahun 2016, Apotek K-24 bekerjasama dengan Medi-Call.
Bentuk kerjasama antara Medi-Call dengan Apotek K-24 adalah penebusan
obat resep. Setiap pasien Medi-Call yang mendapatkan resep obat dari
dokter, secara langsung dapat menebus resep melalui aplikasi K24. Selain
itu Apotek K24 juga menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Cikini.
Setiap pasien yang membawa resep dari RS Cikini mendapatkan diskon.

4.4 Peranan Apoteker Apotek K-24 Raden Saleh


Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang dilakukan di Apotek K-24
Raden Saleh berjalan dengan baik yang dilakukanoleh Apoteker, juga Asisten
Apoteker pada saat penyerahan obat. Informasi yang diberikan berupa cara

44
penggunaan obat, dosis obat, efek samping umum yang mungkin terjadi, interaksi
obatnya dan hal- hal lainnya yang perlu diperhatikan pasien.
Peran Apoteker di apotek ini untuk terlibat langsung dalam komunikasi dan
pemberian pelayanan informasi. Upaya Pengobatan Diri Sendiri (UPDS) yang
dibimbing oleh Apoteker sehingga Apoteker tidak hanya aktif melayani pasien
dalam menyediakan produk obat, tetapi juga disertai dengan informasi dan
penjelasan yang cukup tentang obat yang diterima. UPDS merupakan salah satu
bentuk swamedikasi dimana Apoteker berwenang memberikan obat keras yang
termasuk golongan OWA dengan pertimbangan tertentu, misalnya pasien sudah
pernah memakai obat sebelumnya atau pasien memakai obat tersebut untuk waktu
yang lama.
Apoteker Pengelola Apotek di Apotek K-24 Raden Saleh sudah
melaksanakan tugasnya sebagai manajer, retailer dan profesional dengan baik.
Sebagai manajer Apoteker K24 Raden Saleh mampu mengatur, membimbing dan
mengarahkan para pegawainya untuk bekerja dengan baik dan bertanggung jawab
sehingga tercipta suatu lingkungan kerja yang menyenangkan dan terorganisir,
dapat membagi jadwal kerja atau shift dengan adil sehingga tidak terjadi
kesenjangan antara pegawai.
Sebagai retailer Apoteker K-24 Raden Saleh mampu mengidentifikasi
barang-barang yang menjadi kebutuhan konsumen, mampu menetapkan harga
yang kompetitif, mampu mengajarkan bagaimana up selling produk yang tentunya
sesuai dengan indikasi keluhan atau penyakit pasien, mampu mempromosikan
pelayanan yang dimiliki Apotek dan terampil dalam menyusun atau menata
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dengan baik.
Sebagai profesional, Apoteker K-24 Raden Saleh mampu memberikan
solusi atas masalah atau keluhan pasien dengan memberikan edukasi dan
konseling sehingga pasien paham dan mengerti dalam menggunakan obatnya,
mampu menjadi contoh bagi para pegawainya karena kedisiplinan dan tanggung
jawab serta mampu bekerjasama dengan baik dengan para pegawai sehingga
terbentuk satu tim yang solid serta sangat bertanggung jawab untuk memajukan
dan mengembangkan Apotek K-24 Raden Saleh untuk menjadi Apotek yang
diminati masyarakat.

45
Resep- resep di Apotek K-24 Raden Saleh disimpan selama 3 tahun
berdasarkan bulan dan tahun. Hal ini dikarenakan Apotek K-24 Raden Saleh tidak
mempunyai ruang arsip yang cukup besar untuk menyimpan arsip selama 5 tahun.
Untuk obat–obat yang akan Expired Date dilakukan pereturan barang.

46
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
a. Dapat mengetahui peranan apoteker di apotek khususnya di apotek K-
24 Raden Saleh Cikini.
b. Dapat mengetahui dan mempelajari baik secara langsung maupun tidak
langsung kegiatan teknis dan non teknis kepelayanan kefarmasian
diapotek K-24 Raden Saleh Cikini.
c. Memperoleh keterampilan dalam melatih diri sebagai seorang calon
apoteker untuk bisa terjun langsung ke masyarakat dan berinteraksi
dalam memberikan pelayanan kefarmasian di apotek.
d. Dapat membandingkan antara teori yang di dapat selama perkuliahan
dengan praktek kerja profesi apoteker yang di lakukan diapotek K-24
Raden Saleh Cikini.

5.2 SARAN
a. Papan reklame Apotek K-24 Raden Saleh sebaiknya dilengkapi dengan
tanda panah dan disertai keterangan jarak apotek.
b. Papan nama Apoteker Penanggung Jawab Apotek sebaiknya dipasang
ditempat yang mudah terlihat.
c. Mengingat apotek K-24 Raden Saleh sudah berdiri sejak tahun 2002,
apotek K-24 Raden Saleh sebaiknya mendata Riwayat pemusnahan atau
pengarsipan resep dengan baik.
d. Bisa lebih melengkapi lagi pengadaan obat agar dapat memenuhi
kebutuhan pasien/konsumen.
e. Sebaiknya bagian kasir atau pelayanan memberitahukan kepada pasien
mengenai jumlah diskon yang diberikan apabila membeli obat dalam
harga tertentu.
f. Alangkah lebih baik jika aktivitas peracikan obat dibuat terlihat oleh
pasien, agar pasien tahu bahwa petugas melakukan tugasnya dengan
baik dan benar.

47
g. Pemberian KIE kepada pasien harus lebih ditingkatkan lagi dan tidak
hanya sekedar memberitahukan tujuan dan cara pengobatan. Apoteker juga
harus memberitahukan terapi non farmakologi yang dapat dilakukan
pasien, serta hal penting lainnya terkait obat seperti efek samping, waktu
kadaluarsa (obat racikan), dan cara penyimpanan obat.
h. Untuk pelayanan sudah memuaskan, tetapi alangkah lebih baik
meningkatkan nilai keramahtamahan dalam melayani pasien.
i. Agar menyediakan lebih lengkap stok obat, karena ada beberapa pasien
pulang karena tidak ada obat yang akan dibeli.

48
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/ Menkes/SK/IX/2004, 2004


Menteri Kesehatan RI. Permenkes RI No. 889 tahun 2011 tentang
Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI 2011.
Menteri Kesehatan RI. Permenkes RI No. 73 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
2016.
Menteri Kesehatan RI. Permenkes RI No. 9 tahun 2017 tentang Apotek. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI 2017.
Pemerintah RI. Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 tahun 1997 Tentang
Psikoropika. Jakarta: Pemerintah RI 2017.
Pemerintah RI. Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009
TentangNarkotika. Jakarta: Pemerintah RI 2009.
Pemerintah RI. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009
TentangKesehatan. Jakarta: Pemerintah RI 2009.
Pemerintah RI. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009
TentangPerubahan Narkotika. Jakarta: Pemerintah RI 2009.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 73 tahun 2016 tentang Standar
PelayananKefarmasian di Apotek
Undang-Undang Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 tentang kesehatan. Lembaran Negara RI Tahun 2009. Sekretariat
Negara Jakarta.
Umar, Muhammad. Manajemen Apotek Praktis cetakan ketiga. Jakarta: Wira
Putra Kencana; 2009.

49
Lampiran 1. Logo Apotek K-24

Lampiran 2. Lokasi dan Bangunan Apotek K-24

50
Lampiran 3. Tata Ruang Apotek K-24 Raden Saleh

51
Lampiran 4. Stuktur Organisasi Apotek K-24

Pemilik Sarana Apotek


(PSA)

Apoteker Pengelola Apotek


(APA)

Apoteker Pendamping
(APING)

Bagian Keuangan

Tenaga Kerja Kefarmasian / Kasir Bagian Umum


Asisten Apoteker (AA)

Lampiran 5. Etiket K-24 Raden Saleh


Etiket Obat Dalam (Putih)

52
Etiket Obat Luar (Biru)

Lampiran 6. Plastik Klip Obat K-24 Raden Saleh

53
Lampiran 7. Surat Pesanan Apotek K-24 Raden Saleh

Lampiran 8. Kartu Stok Barang Apotek K-24 Raden Saleh

54
Lampiran 9. Kwitansi Apotek K-24 Raden Saleh

Lampiran 10. Copy Resep Apotek K-24 Raden Saleh

55
Lampiran 11. Surat Pesanan Narkotika Apotek K-24 Raden Saleh

Lampiran 12. Surat Pesanan Psikotropik Apotek K-24 Raden Saleh

56
Lampiran 13. Surat Pesanan Prekursor Apotek K-24 Raden Saleh

57
Lampiran 14. Kemasan Puyer Apotek K-24 Raden Saleh

Lampiran 15. Bagian Dalam Apotek K-24 Raden Saleh


(Bagian Pelayanan Resep melalui Online atau Telpon)

58
(Bagian Ruang Racik)

(Bagian Obat-Obatan, Disusun Secara Farmakologi dan Sesuai Abjad)


(Lemari Obat Mata)

59
(Lemari Suplemen, Multivitamin dan Susu)

(Lemari Narkotika)

60
(Lemari Psikotropika)

(Lemari Obat-Obat Tertentu)

61
(Lemari Infus dan ALKES)

62

Anda mungkin juga menyukai