Anda di halaman 1dari 26

Ketoasidosis Diabetikum

Kelompok 2
Muhammad Dimas W. P (19216107)
Nayla Yusrotul Zahra (19216114)
Novitasari (19216120)
Nuraeni Putri (19216123)
Nur Nazla Muffidah (19216133)
Nurul Rezaini (19216125)
Pifi Muftika (19216130)
Ria Amelia (19216148)
Safrani (19216156)
Yogi Prayoga (19216209)
Definisi
Keto-asidosis Diabetik (KAD) merupakan salah satu
komplikasi akibat diabetes melitus akibat defisiensi (absolut
ataupun relative) hormone insulin dan bila tidak mendapat
pengobatan segera akan menyebabkan kematian.

Ketoasidosis Diabetikum adalah gangguan metabolik


akut yang secara primer ditandai dengan peningkatan badan
keton dalam sirkulasi yang berlanjut menjadi ketoasidosis
berat dengan hiperglikemia tidak terkontrol akibat
defisiensi insulin.
Etiologi Ketoasidosis Diabetikum
Menurut Soewondo yang dikutip oleh
Gotera dan Budiyasa (2010),

Terdapat sekitar 20% pasien KAD yang baru


diketahui menderita DM untuk pertama kalinya.
Pada pasien KAD yang sudah diketahui DM
sebelumnya, 80% dapat dikenali adanya factor
pencetus, sementara 20% lainnya tidak diketahu
factor pencetusnya.
Etiologi Ketoasidosis Diabetikum
Faktor pencetus tersering dari KAD adalah infeksi, dan
01 diperkirakan sebagai pencetus lebih dari 50% kasus KAD. Pada
infeksi akan terjadi peningkatan sekresi kortisol dan glukagon
sehinggaterjadi peningkatan kadar guladarah yang bermakna.

02 Faktor lainnya adalah cerebrovascular accident, alcohol abuse,


pankreatitis,infark jantung,trauma, pheochromocytoma.

Faktor yang memunculkan kelalaian penggunaan insulin pada


03 pasien muda diantaranya ketakutan untuk peningkatan berat
badan dengan perbaikan kontrol metabolik, ketakutan terjadinya
hipoglikemia,dan stres akibat penyakit kronik.
Manifestasi Klinis Ketoasidosis Diabetikum

○ Napas yang cepat dan dalam ○ Berat badan turun


(napas kussmaul)
Menurut ○ Capek, lemah
Suszanne ○ Napas bau keton atau aseton
(2015), (seperti harumnya buah atau ○ Bingung, mengantuk
keluhan dan sweet, fruity smell)
gejala KAD ○ Kesadaran menurun sampai
timbul akibat ○ Nafsu makan turun koma.
adanya keton
○ Mual, muntah ○ Di samping itu, sebelumnya
yang
meningkat ada tanda-tanda hiperglikemia,
○ Demam yaitu rasa haus, banyak
dalam darah,
kencing, capek, lemah, luka
antara lain :
○ Nyeri perut sulit sembuh, dan lain-lain.
Tanda – tanda hiperglikemia :

Rasa lelah
Nafsu makan bertambah
Rasa haus berlebihan
Penglihatan kabur
Kulit kering
Sering kencing
Luka yang sukar sembuh
Berat badan menurun
Pemeriksaan Penunjang Ketoasidosis Diabetikum
Pemeriksaan laboratorium yang penting dan mudah untuk segera
dilakukan setelah dilakukannya anamnesis dari pemeriksaan fisik
adalah pemeriksaan kadar glukosa darah dengan glucose sticks dan
pemeriksaan urin dengan menggunakan urine strip untuk melihat
secara kualitatif jumlah glukosa,keton,nitratdan leukosit dalamurin.

Menururt Tjokroprawiro, dkk yang dikutip oleh Panji (2016), kriteria diagnosis untuk
Ketoasidosis Diabetikum adalah sebagai berikut :
Klinis : Poliura, polidipsia, mual dan atau muntah, pernafasan kussmaul
(dalam hal frekuensi), lemah, dehidrasi, hipotensi sampai syok,
kesadaran terganggu sampai koma.
Darah : Hiperglikemia lebih dari 300 mg/dl (biasanya melebihi 500 mg/dl).
Bikarbonat kurang dari 20 mEq/l (dan Ph < 7,35)
Urine : Glukosuria dan Ketonuria
Penatalaksanaan Ketoasidosis Diabetikum
Berikut
• Terapi beberapa hal
Penatalaksanaan Cairan • Natrium • Bikarbonat yang harus
KAD bersifat • Terapi • Kalium • Fosfat diperhatikan
multifaktorial Insulin pada
sehingga
penatalaksa
memerlukan
naan KAD.
pendekatan
terstruktur oleh
dokter danpara Terapi
medis yang • Magnesium Penatalaksaan Pencegahan
bertugas. • Hiperkloremi terhadap terhadap
kasi dosis Infeksi yang Deep Vein
selama terapi Menyertai Thrombosis
(DVT)
Pencegahan Ketoasidosis Diabetikum
• Menjamin agar • Menghindari
Dua faktor yang jangan sampai puasa
paling berperan terjadi defisiensi berkepanjanga
insulin (tidak • Mencegah
dalam timbulnya menghentikan dehidrasi
KAD adalah pemberian • Mengobati infeksi
terapi insulin insulin, secara adekuat
managemen • Melakukan
yang tidak insulin yang tepat pemantauan
adekuat dan di saat sakit) kadar gula
infeksi. • Menghindari darah/keton
stress secara mandiri.
Komplikasi Dari Ketoasidosis Diabetikum
Berdasarkan penelitian dari liza dan mentari,
komplikasi dari ketoasidosis diabetkum adalah :

1. Sepsis 3. Ginjal diabetic ( 5. Syaraf ( Neuropati 7. Hipoglikemia


Nefropati Diabetik ) Diabetik )
2. Urosepsis 4. Kebutaan ( Retinopati 6. Kelainan 8. Hipertensi
Diabetik ) Jantung
Asuhan Keperawatan Ketoasidosis
Diabetikum
Pengkajian
.

• Tanggal Praktek : 12 April 2019

• Tanggal Pengkajian : 12 April 2019/ pukul : 11.00 wib

• No. MR : 0157512

• Nama pasien : Ny. P

• Diagnos Medis : KAD


Pengkajian Primer.
• Airway (A) : Jalan nafas klien tidak paten, sekret (+), warna sekret putih kekuningan, gurgling (+) Masalah : bersihan jalan nafas
tidak efektif

• Breathing (B) : klien sesak, RR 76x/menit, SPO2 68%, cuping hidung (+), ronchi (+/+), otot bantu pernafasan (+), nafas cepat dan
dangkal, tidak krepitasi saat palpasi, perkusi hipersonor. Masalah : pola nafas tidak efektif

• Circulation (C) : - TD : 140/112 mmHg - HR : 138 x / menit - S : 36,5º C - Akral teraba dingin - CRT : > 3 detik Klienterpasang IVFD
terpasang NaCl 0.9% 60cc /jam, drip insulin 50 unit dalam 50cc nacl 0,9% dosis 0,5cc /jam via infus pumps

• Disability (D) : - GCS 8, E : 1 M : 5 , V :2

- Kesadaran somnolen

- Pupil isokor ( +/+,2/2 )

• Eksposure ( E ) : Tidak ada luka dan tidak ada jejas.

• Folley Cateter (F) : Klien terpasang kateter nomor 16, tidak ada perdarahan Jumlah urin : 60cc/2 jam terakhir saat pengkajian
Warna urin : kuning Masalah : Resiko kekurangan volume cairan

• Gastric Tube (G) : Klien terpasang NGT 16, residu warna hijau bening ±30cc

• Heart monitor (H) : Gambaran EKG Sinus Tachikardia


Pengkajian Sekunder
Kepala : Inspeksi / palpasi : Pada saat dilakukan Hidung Dan Sinus :
pemeriksaan fisik didapatkankulit kepala cukup bersih, • Inspeksi : pada saat dilakukan inspeksi pada
rambut bewarna mulai memutih, distribusi merata, tidak ada pemeriksaan hidung ditemukan, hidung simetris kiri
lesi dan kanan, tidak ada polip, nafas cuping hidung
Mata : • Pembengkakan : Tidak ada ditemukan
• Fungsi penglihatan : Pada saat pengkajian tidak pembengkakan pada area hidung klien
didapatkan data dikarenakan klien mengalami penurunan • Pendarahan : Tidak ada ditemukan perdarahan pada
kesadaran. hidung klien
• Palpebra : normal Mulut dan Tenggorokan:
• Ukuran pupil : isokor (2/2) • Inspeksi : pada pemeriksaan fisik didapatkan bibir
• Konjungtiva : an anemis Sclera : an ikterik klien Kering , tidak ada sianosis
• Edema palpebral : tidak edema • Keadaan gigi : keadaan gigi klien kuning, cukup
Telinga : bersih, gigi tidak lengkap dan terdapat caries gigi
• Fungsi pendengaran : Keluarga klien mengatakan, fungsi pada sela-sela gigi
pendengaran klien baik. • Keadaan membran mukosa: membran mukosa klien
• Fungsi keseimbangan : Tidak bisa dilakukan kering
• Keluhan : Pada saat pengkajian didapatkan klien
mengalami gangguan kesulitan menelan
dikarenakan oleh penurunan kesadaran
• Turgor : Tidak Elastis
Pengkajian Sekunder
Leher : Kardiovaskuler
• Inspeksi / palpasi: Pada saat pengkajian • Palpasi : tidak teraba ictus kordis
didapatkantidak ada pembesarankelenjartiroid, • Perkusi jantung: Pekak
tidak ada jaringan parut, bentuk simetris antara • Auskultasi jantung: S1 & S2 (LubDub)
kiri dan kanan.
• Hasil Rontgen Thoraks : Pada saat
Paru-paru
• Inspeksi : Pada saat inspeksipemeriksaanfisik pengkajian, hasil rontgen thorak belum
didapatkanhasil simetris antara dada kanan dan didapatkan, karena masih menunggu
kiri, frekuensi : 46x/menit, pola napas cepat dan hasil untuk dibaca.
dangkal, klien sesak, tampak menggunakanotot • Gambaran EKG : Sinus Tachikardi
bantu pernapasan.
• Palpasi : pergerakan dinding dada tidak simetris,
tidak ada jejas ataupunretraksi dinding dada.
• Perkusi paru : lapang paru terdengar hipersonor
• Auskultasi paru : irama tidak teratur, ronchi (+/+)
• Pola ventilator : VCV
Pengkajian Sekunder
Sirkulasi :
• Frekuensi nadi : 138 x / menit • Frekuensi BAB : Belum pernah BAB selama di RS
• Tekanan darah : 140/112 mmHg • Frekuensi BAK : Klien menggunakan Kateter nomor
• RR : 76x/menit 16 ( dengan Volume : 60cc/2 jam )
• SPO2 : 68% • Penggunaan kateter: Klien terpasang kateter
• MAP : 121 mmHg nomor 16
• Suhu tubuh : 36,5ºC • Hematuria : Tidak ditemukan
• Suhu ekstremitas : Akral teraba dingin • Keluhan BAK : tidak ada masalah
• Sianosis : Bibir pucat • Masalah keperawatan : resiko kekurangan volume
• Turgor : Tidak Elastis cairan
Abdomen : Ekstremitas :
• Inspeksi : Pada saat pengkajian ditemukan data perut • Inspeksi : Terpasang infuse 2 jalur di tangan kanan
simetris kiri dan kanan dan kiri
• Auskultasi : Bising usus 17x/menit • Masa otot : Masa otot klien menurun
• Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada saat dilakukan • Kekakuan : Tidak bisa dilakukan, klien mengalami
palpasi dikarenakan klien mengalami penurunan penurunan kesadaran
kesadaran • Kejang : Tidak ada kejang pada saat pengkajian
• Perkusi : Timpani
• Jenis diet : MC diabetasol 6x1500 kkal
Data Demografi
Nama Lengkap : Ny.P Keluarga Terdekat Yang Dapat Dihubungi

Tempat/ Tgl Lahir : Klaten/20-07-1949 Nama : Ny.S

Agama : Islam Pendidikan : SD

Suku Bangsa : Jawa Pekerjaan : IRT

Pendidikan : SD tidak tamat Alamat : Jl. Palembang Unit 12 Rimbo Ulu

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl.Sabang Kelurahan


Sido Rukun Rimbo Ulu

Sumber Informasi : List Klien, Perawat


ruangan, dan keluargaklien
Status Kesehatan
Alasan kunjungan/keluhan utama
Ny. P masuk RSUD H.Hanafie Muara Bungo melalui IGD rujukan dari RSU Setia Budi Rimbo
Bujang pada tanggal 12 april 2019 jam 07.49 wib, dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari yang lalu
disertai batuk berdahak, nyeri ulu hati mual dan muntah sejak 2 hari yang lalu. BAB dan BAK dalam
batas normal.

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 12 April 2019 diruang ICU jam 10.30 wib, klien sesak
hebat, nafas cepat dan dangkal, klien gelisah, akral dingin, kesadaran samnolen, GCS 8 , muka pucat
keringat dingin, CRT > 3 detik, keadaan umum jelek, suhu 36.5˚c, TD 140/112 mmHg, nadi 138 x/menit, RR
46 x/menit, GDS 316 mg/dl, IVFD terpasang NaCl 0.9% 60cc /jam, drip insulin 50 unit dalam 50cc nacl
0,9% dosis 0,5cc /jam via syringe pump, drip furosemide 100 mg dalam 100cc nacl 0,9% habis dalam 12
jam dengan tetesan 8,3cc /jam via infus pump, terpasang NRM10 liter/menit, SpO2 68%,

Diagnose medik: KAD dengan penurunan kesadaran


Status Kesehatan
Riwayat Kesehatan Nam a Dosis Jadw al keterangan

Yang Lalu obat pem berian

Catopril 12,5 06.00 w ib Setelah


Klien memiliki penyakit hipertensi sejak mg/ 24 makan
± 2 tahun yang lalu, Riwayat DM tidak jam
terkontrol ± 2 tahun lalu, keluarga klien Piroxica 10mg / 08.00 dan Setelah

mengatakan klien sering kontrol ke pelayanan m 12 jam 20.00 w ib makan


kesehatan terdekat.

Alergi : klien tidak memiliki riwayat Ibuprof 500mg 08.00,16.00 Setelah

alergi obat, makanan dan cuaca serta tidak en / 8 jam dan 00.00 makan

memiliki riwayat merokok, kopi dan minuman w ib

beralkohol
B 1 tab / 12.00 w ib Setelah
Obat-obat yang sering digunakan : Kom ple 24 jam makan
ks
Status Kesehatan
• Pola nutrisi :
Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Sebelum sakit, BB klien 54kg TB 149 cm, klien makan 1-2x sehari, klien menyukai semua jenis makanan, nafsu makan dalam 6
bulan terakhir berkurang, tidak terjadi penurunan BB yang drastis.

Saat sakit, BB klien 52kg TB 149 cm, frekuensi makan 6x200cc, jenis makanan MC (susu/diabetasol). Jumlah cairan masuk :
1500cc /24 jam

• Pola eliminasi :

Sebelum sakit, frekuensi BAB 1x sehari, waktu tidak menentu, war na kuning, konsistensi lembek, frekuensi BAK 6-7x/hari, tidak
ada kesulitan BAB dan BAK.

Saat sakit, BAB belum ada, klien terpasang kateter no 16, Jumlah cairan keluar : 2100cc/ 24 jam IWL : 520cc.

• Pola Tidur Dan Istirahat :

Sebelum sakit, klien tidur 5-7jam, waktu siang dan malam, tidak ada kesulitan.

Saat sakit klien tidur 4-5 jam, klien tidur siang dan malam, klien sering terbangun karena sesak.
Status Kesehatan
• Pola Aktivitas Dan Latihan : Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Kegiatan dalam pekerjaan : keluarga klien mengatakan Ny.P hanya mengerjakan pekerjaan dirumah,
keluarga klien mengatakan Ny.P tidakpernah melakukan olahraga, keluargaklien mengatakan
kegiatan klien diwaktu luang yaitu berkumpul bersama keluarga. Keluarga klien mengatakan keluhan
klien dalam beraktivitas yang sering dirasakan klien yaitu sakit pinggang setelah beraktivitas, dan
mudah lelah.
• Pola Bekerja :
Jenis pekerjaan : Klien bekerja sebagai IRT
• Riwayat Keluarga
Berdasarkan dari genogram diatas diketahui dari anggota keluarga klien terdapat satu anggota
keluarga (nenekklien) dengan riwayat penyakit yaitu hipertensi.
Data Laboratorium Hematologi
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Hemoglobin 12,2 gr/dl 13-18

Leukosit 13.900 sel/mm³ 5.000-10.000

Hematokrit 40 % 40-48

Trombosit 341.000 /mm³ 150.000-400.000

LED 1 jam 15 mm/jam

Hitung jenis 0/0/0/93/3/4 %


Data Laboratorium Kimia Darah
Pem eriksaan Hasil Satuan Nilai Norm al

Gula Darah Sew aktu 316 mg/dl < 180

Ureum 33 mg/dl 10-50


Kreatinin 1,0 mg/dl 0,6 – 1,1

SGOT 71 U/L < 38


SGPT 40 U/L < 34
Natrium 150 mg/dl 135 – 150

Kalium 4,0 mg/dl 3,5 – 5,5

Klorida 108 mg/dl 76 – 102

Benda keton Negatif (-)


Diagnosa Keperawatan
Hari I
● Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
peningkatan secret
● Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
hiperventilasi
● Kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kegagalan
mekanismeregulasi
Hari II
● Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
peningkatan secret
● Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
hiperventilasi
● Penurunan curah jantungberhubungan dengan perubahan
preload
Nama : Ny.P Ruangan : ICU
No. MR : 0157512 Tanggal : 12 April 2019
Hari :1
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan sekret
Jum”at, 08.00-10.20
Observasi
● memonitor posisi selang ETT, terutama setelah mengubah posisi
● memonitor teanan balon ETT setiap 4- 8 jam
● memonitor kulit m area stoma trakeostomi
Terapeutik
● mengurangi tekanan balon secara periodic aip shift
● memberikan pre-oksigenasi 100% ama 30 detik(3-6 kali ventlas) sebelum dan setelah penghisapan
● memberikan volume pre-oksigensi (bagging atau ventilasi mekanik) 1,5 kali volume tidal
● melakukan penghisapan lender kurang dari 15 detikjika diperlukan
● mengganti fiksasi ETT setiap 24 jam
● mengubah posisi ETT secara bergntiansetiap24 jam
● melakukan perawatan mulut 8. melakukan perawatan stoma
● Kolaborasi intubsi jika berbentuk mucus plug yang tidakdapat diakukan penghisapan
S: -
O : • Pengembangan dinding dada simtris • Ronchi +/+ • Selang ETT terfiksasi dengan baikdibibir sebelah kanan •
Suction di selang ETT dan suction melalui hidung dan mulut • Sekret +, warna putih kekuningan • Pasien posisi
netral • Fisioterapi dada + A : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi P : Lanjutkan Intervensi
Resources
Smeltzer, Suszanne, C. 2015. Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Vol 3. Jakarta: EGC.

Andi Miarta, dkk. 2019. Tatalaksana Pasien Ketoasidosis Diabetikum yang Disertai
Syok Sepsis. Anestesia dan Critical Care. Vol 37(3). Hal 91-94

Christopher Suwita, dkk. 2018. Herpes Zoster Sebagai Pencetus Ketoasidosis


Diabetikum (KAD). Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. Vol 5(4).

Wira gotera dan Dewa Budiyasa. 2010. Penatalaksanaan Ketoasidosis Diabetik


(KAD). Jurnal Penyakit Dalam. Vol 11(2). Hal 127

dr. I Putu Agus Surya Panji, Sp.An. KIC. 2016. Ketoasidosis Diabetikum. Laporan
Kasus. FK Unud/RSUP Sanglah.
10
Thanks
Do You Have Any
Questions?
JUNI

Anda mungkin juga menyukai