Corporate Governance
Dosen Pengampu : Alifatur Rohmah, M.M
Disusun oleh :
Segala puji syukur kehadirat Allah ﷻ, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Penulisan makalah ini tidak lepas dari dorongan dan bantuan beberapa pihak, oleh
karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Alifatur Rohmah, M.M. selaku dosen pengampu mata kuliah Islamic Corporate
Governance.
2. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan dan memberi restu.
3. Teman-teman tercinta yang telah memberikan inspirasi.
Dalam penulisan makalah ini tidak mustahil lepas dari kekurangan dan kesalahan,
oleh karena itu kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga Allah ﷻmembalas kebaikan semua pihak yang telah membantu
penulisan makalah ini. Aamiin.
Penulis
2
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
Latar Belakang..................................................................................................................................4
Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
Tujuan...............................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Pengertian corporate governance...............................................................................................5
B. Sejarah Corporate Governance..................................................................................................5
C. Sejarah Corporate Governance di Indonesia..............................................................................6
D. Pengertian Islamic Corporate Governance.................................................................................7
E. Prinsip-Prinsip Corporate Governance Islamic..........................................................................8
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................13
3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Awal mula adanya perhatian terhadap teori perusahaan pada saat pasca perang dunia 1
sekitar tahun 1930-an. Beberapa karya yang menjadi dasar pada teori perusahaan adalah buku
yang berjudul The modern corporation and private property, New york: the macmillan
company, yang ditulis oleh Adolf A. Barle dan Gardiner C. Mean tahun 1933 dan artikel
yang berjudul the nature of the firm, dalam juenal economica, edisi IV, tahun 1937.
Setelahnya banyak sekali karya-karya yang berisi analisis berfokus pada perusahaan.
Corporate Governance bermula ketika Indonesia mengalami krisis finansial pada tahun 1997.
Rumusan Masalah
Tujuan
4
BAB II PEMBAHASAN
Awal mula adanya perhatian terhadap teori perusahaan pada saat pasca perang
dunia 1 sekitar tahun 1930-an. Beberapa karya yang menjadi dasar pada teori
perusahaan adalah buku yang berjudul The modern corporation and private property,
New york: the macmillan company, yang ditulis oleh Adolf A. Barle dan Gardiner C.
Mean tahun 1933 dan artikel yang berjudul the nature of the firm, dalam juenal
1
http://eprints.polsri.ac.id/4801/3/BAB%20II.pdf (diakses pada 1 Maret 2021, pukul 10.00)
5
economica, edisi IV, tahun 1937. Setelahnya banyak sekali karya-karya yang berisi
analisis berfokus pada perusahaan.
Seperti karya Edith Penrose dari Inggris tahun 1959, berjudul the theory of the
growth of the firm. Selain itu, ada juga karya yang berkontribusi besar terhadap teori
perusahaan yaitu karya Michael C. Jensen dan William H. Mackling dengan judul
artikel theory of firm: managerial behavior, agency costs amd ownership
structure.yang dimuat dalam Journal of Financial Economics. 3(4), hlm. 305-360,
1976. Artikel tersebut dianggap telah mengungkapkan kebenaran tentang organisasi
perusahaan adalah entitas yang tak (perlu) dijelaskan (organisasi tak perlu dipahami
lebih jauh karena keberadaan organisasi tersebut diterima apa adanya). Serta
menekankan bahwa didalam organisasi perusahaan terjadi dinamika dan mekanisme
yang harus dipahami dengan mendalam.
Artikel yang membahas tentang teori ekonomi klasik adalah karya Armen A.
Alchian dan Harold Damsetz dengan judul Production, Information Costs, and
Economic Organization dalam jurnal The American Economic Review, vol 62, no 5,
hlm. 777-795, tahun 1972. Dengan asumsi pokok perusahaan adalah unit ekomoni
yang berorientasi pada kelebihan ongkos penyedia informasi.
2
A. Prasetyantoko, Corporate Governace: pendekatan institusional, Jakarta: Gramedia pustaka utama, 2008,
hlm 12-15
6
mengalami depresiasi sebesar 80% dan beberapa perusahaan keuangan kususnya
perbankan sekarat. Lalu datanglah bantuan dari The International Monetary Funds
(IMF) tapi dengan beberapa syarat, salah satunya dengan memperbaiki sistem
corporate governance.
5
Sodiq Ahmad, Implementasi Islamic Corporate Governance (ICG), The International Journal of Applied
Business, 2017, Vol. 1 No. 2, hlm. 34
7
yang sama seperti tata kelola perusahaan konvensional, namun dalam kode moral
berbasis agama islam. Model ICG dapat diusulkan dengan mendamaikan tujuan
hokum syariah dengan model stakeholder dari corporate governance. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa Islamic Corporate Governance merupakan turunan
konsep dari good corporate governance dan mempunyai tujuan yang sama dengan
corporate governance konvensional. Tetapi yang membedakan adalah bahwa Islamic
Corporate Governance dilandasi dengan hukum-hukum islam.
Corporate Governance tidak hanya berkaitan dengan struktur tetapi juga
dengan mekanisme corporate governance. Mekanisme yang membedakan antara
perusahaan konvensional dan syariah adalah pada mekanisme pengambilan
keputusan. Pengambilan keputusan dalam perusahaan syariah didasarkan pada hokum
islam yaitu Al-Qurán dan Sunnah Rasulullah saw, sedangkan perusahaan dengan
corporate governance konvensional lebih menekankan kesesuaian dengan undang-
undang dan peraturan pemerintah.6
Prinsip-prinsip dalam corporate governance konvensinal sebenarnya telah
tercakup dalam prinsip-prinsip Islamic Corporate Governance. Seperti yang kita
ketahui bahwa dalam corporate governance konvensional memiliki beberapa prinsip
antara lain, transparasi, responsibility, akuntabilitas, dan fairness. Transparasi
merujuk pada shiddiq, akuntabilitas merujuk pada shiddiq dan amanah, responsibility
merujuk pada amanah, tabligh, dan fatanah, fairness merujuk pada shiddiq dan
amanah.
Hal yang perlu digaris bawahi adalah meskipun prinsip-prinsip corporate
governance konvensional tercakup dalam prinsip-prinsip Islamic Corporate
Governance bukan berarti keduanya adalah hal yang sama. Karena dasar hokum yang
digunakan berbeda maka pelaksanaan dan aplikasinyapun akan berbeda. Berdasarkan
perbandingan prinsip-prinsip tersebut, prinsip-prinsip yang digunakan dalam Islamic
Corporate Governance lebih lengkap apabila dibandingkan dengan Corporate
Governance Konvensional.
6
Ibid. 35
8
dengan empat sifat wajib yaitu shiddiq, amanah, tabligh, dan fatanah. Ke empat sifat
wajib Rasul tersebut menjadi sifat kepemimpinan dalam islam (Arief, 2014).7 Karena
itu pula, empat sifat wajib Rasul tersebut dijabarkan dalam aplikasi Islamic Corporate
Governance yang didasarkan pada hukum Al-Qurán dan Hadist. Prinsip-prinsip
corporate governance dalam islam meliputi:
1. Shiddiq
Shiddiq berarti jujur artinya apa yang disampaikan adalah keadaan yang
sebenarnya. Orang dengan karakteristik seperti ini merasa bahwa Allah selalu ada
untuk mengawasi perilakunya, sehingga ia takut untuk melakukan dusta.
Kejujuran merupakan salah satu pilar utama dalam corporate governance secara
islam. Beberapa dasar hukum tentang tentang sifat shiddiq ini adalah:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar”. (QS AI-Taubah:9:119)
Selain itu dalam sebuah hadist hadis Rasulullah Saw bersabda:
‘’Hendaklah kalian jujur (benar) karena kejujuran mengantarkan kepada
kebaikan. Dan kebaikan akan mengantarkan ke dalam surga. Seseorang yang
selalu berusaha untuk jujur akan di catat oleh Allah sebagai orang jujur. Dan
jauhilah oleh kamu sekalian dusta (kidzib), karena dusta itu akan mengantarkan
kepada kejahatan. Dan kejahatan akan mengantarkan ke dalam neraka. Seseorang
yang selalu berdusta akan dicatat oleh Allah sebagai pendusta’’ (HR AI-Bukhori)
Corporate governance dalam islam menekankan kejujuran dalam ucapan dan
tindakan yang merupakan satu kesatuan. Tidak ada lagi korupsi apabila sifat
shiddiq ini dimiliki dan di aplikasikan. Perusahaan akan berkembang lebih baik
karena bisnis menjadi bersih, fair, tidak ada penipuan serta kezaliman.
2. Amanah
Amanah berarti dapat di percaya, tidak ingkar janji dan bertanggungjawab.
Apa yang telah disepakati akan di tunaikan dengan sabaik-baiknya.8 Sikap ini
memberikan kepercayaan dari pihak eksternal dan internal perusahaan.
Kepercayaan pihak lain terhadap perusahaan memberikan implikasi seperti
investasi, pembiayaan, dan reputasi. Dasar hukum sifat amanah yang digunakan
7
Endraswati Hikmah, Konsep Awal Islamic Corporate Governance, Jurnal Muqtasid, 2015, Vol. 6 No. 2, hlm. 93
8
Ibid. 94
9
dalam corporate governance secara islam adalah: ‘’Dan orang-orang yang
memelihara amanat-amanat dan jani-janjinya’’ (QS AI-Mu’minun:23:8).
Selain itu, Allah Swt, berfirman:
‘’Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan
pengajaran sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat”. (QS An-Nisa 58)
Amanah berarti pula menjaga komitmen. Menciptakan komitmen lebih mudah
daripada memeliharanya. Karena komitmen membutuhkan niat tulus dan
integritas serta loyalitas. Sikap amanah akan mendatangkan rezeki karena
stakeholder menjadi percaya pada perusahaan.
3. Tabligh
Tabligh berarti menyampaikan.9 Hal ini berarti menyampaiakan kebenaran.
Kalau dahulu Rasul menyampaikan wahyu Allah swt, maka sekarang umat
muslim wajib pula menyampaiakn kebenaran. Allah swt memerintahkan
menegakkan yang makruf dan mencegah yang munkar serta berlaku bijaksana
pada kedua urusan tersebut. Hal ini tercantum dalam QS Ali Imran (110) dan QS
An Nahl (90). Allah swt berfirman:’’kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah.’’ (QS Ali Imran: 110)
10
Ibrahim:14:4).
4. Fatanah
Fatanah berarti cerdas.10 Penelitian-penelitian tentang corporate governance
yang dikaitkan dengan kecerdasan atau kompetisi dapat dilihat dari prestasi kerja,
pengalaman, pendidikan, masa kerja, dan pelatihan yang diikuti. Perusahaan
membutuhkan orang yang cerdas sebagai SDM-nya. Dengan kecerdasan yang
dimiliki, maka permasalahan-permasalahan akan teratasi, sehingga kinerja dan
nilai perusahaan akan meningkat.
Pada masa rasul, kecerdasan diperlukan untuk menyampaikan wahyu Allah
swt kepada umatnya. Tidak semua umat menerima apa yang diajarkan dan
disampaiakan rasul. Karena itulah, diperlukan kecerdasan untuk menghadapi
kaum tersebut. Hal ini tercantum dalam QS Al An’am (83) yang artinya:’’Dan
itulah hujah kami yang kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi
kaumnya’’.
Kecerdasan yang diberikan Allah kepada swt umatnya harus dimanfaatkan
untuk kesejahteraan bersama. Allah swt tidak menyukai kaum yang malas dan
tidak mau berpikir dengan menggunakan akalnya.
Allah swt berfirman:
‘’Dan dialah tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-
gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan
berpasang-pasangan. Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan.’’ (QS Al-Rad:13:3)
Sifat fatanah akan mendukung ketiga sifat lain dalam Islamic Corporate
Governance. Karena dengan sifat fatanah, maka pemimpin akan menjadi
bijaksana, terbuka wawasan berfikirnya, mampu menghadapi perubahan jaman,
mampu menggunakan peluang untuk kemajuan perusahaan, mampu menghadapi
tantangan, memperbaiki kelemahan dan mempertahankan kelebihan yang dimiliki
perusahaan. Kecerdasan yang di maksud meliputi kecerdasan intelektual dan
spiritual.
10
Ibid. 96
11
Daftar Pustaka
Ahmad Sodiq, Implementasi Islamic Corporate Governance (ICG), The International Journal
of Applied Business, 2017, Vol. 1 No. 2,
Hikmah Endraswati, Konsep Awal Islamic Corporate Governance, Jurnal Muqtasid, 2015,
Vol. 6 No. 2
http://eprints.polsri.ac.id/4801/3/BAB%20II.pdf (diakses pada 1 Maret 2021, pukul 10.00)
Kamal Miko, Konsep Corporate Governance di Indonesia: Kajian atas Kode Corporate
Governance, 2011. 10(2)
Prasetyantoko A., Corporate Governace: pendekatan institusional, Jakarta: Gramedia pustaka
utama, 2008, lm 12-15
12