1988: 9). Menurut pengertian ini, kurikulum adalah suatu “arena pertandingan “
“garis finis” berupa diploma, ijazah atau gelar kesarjanaan. (Zais, 1976: 6-7).
pelajaran tertentu yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkatan tertentu.
Pandangan ini antara lain dapat ditemukan dalam kamus Webster’s New
collage, as one leading to a degree” (Webster’s 1954:648). Senada dengan itu ada
juga yang mengemukakan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang
peserta didik.
karena hanya membatasi pengelaman peserta didik dalam proses belajar mengajar
intelektual, padahal aspek lain masih banyak yang perlu dikembangkan bagi
peserta didik.
dalam mendefinisikan kurikulum. Pendapat ini, intinya bahwa kurikulum ini tidak
hanya terbatas dalam mata pelajaran yang diajarkan di ruang kelas saja. Tetapi
disediakan sekolah untuk peserta didik, baik di dalam maupun di luar kelas.
curriculum is the total effort of the school to bring about desired outcomes in
school and in out school situation. In short, the curriculum is the school’s
program for leaners.” (Saylor, 1964:4). Definisi ini jelas lebih luas daripada
sekadar meliputi mata pelajaran. Menurut definisi ini, kurikulum adalah segala
usaha sekolah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu kurikulum tidak
hanya mengenai situasi di dalam sekolah, akan tetapi juga di luar sekolah.
2
which pupils have under the direction of the school, whether in the classroom or
Selain dari itu ada juga yang mendefinisikan kurikulum itu, dengan
pengertian yang luas, seperti yang diungkapkan oleh Alice Miel dalam bukunya
pengetahuan, dan sikap orang-orang yang meladeni dan diladeni sekolah, yakni
anak didik, masyarakat, para pendidik dan personalia, “ (Miel, 1946:10). Jadi,
menurut ini kurikulum itu meliputi segala pengalaman dan pengaruh yang
dalam maupun di luar sekolah dengan maksud untuk mencapai tujuan pendidikan.
3
B. Prinsip Umum Dasar Kurikulum Pendidikan Islam
berlaku dalam lembaga pendidikan, harus berdasar pada agama dan akhlak
Islam.
juga dengan alam sekitar baik fisik maupun sosial di mana para pelajar itu
4
masyarakat, tautan zaman dan tempat di mana murid itu berada. (as-
1. Mementingkan tujuan agama dan akhlak dalam berbagai hal, seperti tujuan
1979: 489-519).
ilmu bahasa dan agama, ilmu kealaman (natural), dan sebagian ilmu yang
membantu ilmu-ilmu ini, seperti: sejarah, geografi, sastra, syair, nahwu dan
5
balaghah,filsafat dan logika. Kurikulum pendidikan Islam bersifat fungsional,
dan mulia, sanggup member dan membina masyarakat itu, mendorong dan
Islam yang telah di kemukakan pada bab VI di atas dapatlah dirumuskan sesuai
dengan acuan yang telah diuraikan dalam tujuan pendidikan. Berdasarkan hal
3. Aspek jasmani
4. Aspek kamasyarakatan
5. Aspek kejiwaan
6. Aspek keindahan
7. Aspek keterampilan
6
Pendidikan Islam bertujuan mengajak manusia untuk mengenal Allah swt.
akidah dan syariahb adalah sebagian yang pokok dalam pendidikan Islam.
Seterusnya uraian tentang materi pokok berkenaan dengan aspek akhlak al-
karimah. Pendidikan Islam bertujuan untuk membina akhlak mulia. Dalam hal ini
erat kaitannya dengan menumbuhkan sifat-sifat terpuji pada diri seseorang dan
akhlak yang baik dan menjauhi akhlak tercela. Selanjutnya pula senantiasa
terbiasa melakukan akhlak yang baik dan menjauhi sifat tercela. Erat juga
mengetahui hak dan kewajibannya dalam hubungannya dengan orang lain. Al-
Islam.
dalam Islam. Islam sangat banyak menganjurkan umatnya lewat al-Qur’an dan
Ilmu pengetahuan yang dianjurkan untuk digalakkan dalam Islam itu tidak
hanya ilmu yang berkenaan dengan ketuhanan saja, akan tetapi juga ilmu
7
sebagai khalifah Allah di atas Bumi, sesuai dengan firman Allah swt dalam Q.S
jasmani dan rohani. Oleh karena itu, Islam menganjurkan untuk memelihara
dengan baik kedua unsur tersebut. Unsur jasmani dipelihara sesuai dengan
kebutuhan yang bersifat jasmani, seperti: makan, minum, olahraga, istirahat, dan
jasmani.
makhluk individu dan sosial. Dalam hal ini, manusia hendaklah mengenal
hubungannya dengan dirinya sendiri dan hubungannya dengan orang lain. Orang
lain itu, boleh saja keluarga, tetangga ataupun masyarakat luas. Maka susunlah
8
5. Materi yang Berkenaan dengan Aspek Kejiwaan
Inti dari pendidikan kejiwaan itu adalah mendidik supaya peserta didik
memiliki jiwa yang sehat terhindar dari segala gangguan kejiwaan dan terhindar
Kaitan antara pendidikan dan kesehatan mental ini sangat erat. Banyak
penelitian yang dilakukan terhadap pasien yang menderita gangguan dan penyakit
jiwa, dan terhadap orang-orang yang tidak merasakan kebahagian hidup. Terbukti
untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri yang bertujuan untuk mencapai
Pendidikan ini berusaha menanamkan rasa indah dalam diri manusia yang
akan membawa manusia lebih menghayati kebesaran dan keindahan Allah Maha
Pencipta. Disusunlah materi pelajaran kesenian pada setiap tingakatan jenjang dan
jalur pendidikan.
(Keterampilan)
9
Dengan demikian lembaga pendidikan Islam seharusnya merancang jenis-
disusun supaya dapat mencapai tujuan pendidikan Islam. Bila sesuatu tujuan
pendidikan telah diketahui, maka upaya berikutnya ialah merumuskan dengan apa
dicapai tujuan tersebut. Jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan pendidikan
dahulu ditetapkan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Dasar pikiran yang
seperti ini telah digunakan oleh” Konferensi Dunia kedua tentang pendidikan
Islam.
pembangian ilmu atas dua jenis: perennial knowledge, dan acquired knowledge.
two categories: (a) perennial “knowledge devided from the Qur’an and
10
as consistency wich shari’ah as the source of values is maintained (First
Atas dasar itu disusunlah subjek pelajaran yang meliputi kedua pembagian
yang dikemukakan oleh pemikir dan sufi Islam. Antropologi sejauh yang
lain.
11
1. Tingkat dasar: pada tingkat ini materi pelajaran yang ditanamkan pada
seperti: berbuat baik kepada teman, tetangga, dan lainnya, taat kepada
kebaikan.
e. Geografi
f. Matematika
g. Bahasa Arab
c. Sejarah Islam
e. Matematika
f. Ilmu Kealaman
12
g. Geografi
kebudayaan mereka.
3. Tingkat Uniersitas: kurikulum pada tingkat ketiga ini harus diletakkan atas
sebagai berikut.
masyarakat Islam
knowledge.
sedangkan yang lainnya: seni Islam dan arsitektur atau salah satu
ekonomi, sosiologi.
13
Hasil konferensi dunia kedua tentang pendidikan Islam, telah memperinci
subjek pelajaran yang diajarkan pada tingkat dasar, menengah dan universitas.
Penyusunan subjek mata pelajaran ini bertolak dari ilmu-ilmu abadi (perenial
ilmu pengetahuan. Dalam penyusunan ini telah terlihat bahwa aspek ilmu yang
dikembangkan tidak tertumpu pada satu bagian ilmu saja, tetapi telah berupaya
untuk menyeimbangkan antara dua jenis ilmu itu. Keseimbangan antara dua jenis
pengetahuan yang mengenai fisikal, dan teknikal, atau fard kifayah; sedangkan
keadaan spritualnya sebagaimana terkandung dalam istilah roh, nafs, qalb,dan aql
lebih tepatnya berhubungan dengan ilmu inti atau fardhu ‘ain. (Wan Daud,
1983:274)
pengembangan ilmu. Ilmu itu dibagi kepada dua bagian yaitu ilmu fard ‘ain dan
fard kifayah. Ilmu yang tergolong fard ‘ain adalah ilmu-ilmu agama yaitu : Al-
bahasa: Bahasa Arab tata bahasanya, leksikografi, dan sastra. Adapun fardu
masyarakat Muslim akan bertanggung jawab jika tidak ada seorang pun dari
14
akibatnya ilmu fard kifayah itu adalah : ilmu kemanusian, ilmu alam, ilmu
ilmu di atas. Hal ini dapat dipahami bahwa pengetahuan itu sendiri sebagai sifat
Tuhan yang tidak terbatas. Jika ilmu fard ‘ain itu berkembang dan dinamis maka
begitu juga ilmu fard kifayah yang juga akan berkembang sesuai dengan
untuk itu. Dengan kurikulum tersebut akan di raih tujuan pendidikan dan akan
yang dicita-citakan atau gambaran sosok manusia yang ingin dibentuk, maka
aspek kurikulum pendidikan Islam yang tujuh jenis (berkenaan dengan aspek
Ketuhanan dan akhlak, aspek akal dan ilmu pengetahuan, aspek jasmani, aspek
15
Asy-Syaibani, mengomentari pentingnya kurikulum, mengatakan bahwa
kurikulum pendidikan sebagai alat untuk mendidik generasi muda dengan baik
tanggung jawab terhadap diri, keluarga dan masyarakat, bangsa dan Negara (Asy-
Syaibani, 1975:476).
16
BAB II
dapat disusun berdasarkan jangka waktu tertentu yaitu jangka panjang, jangkah
menengah dan jangka pendek, menurut luas jangkuannya itu perencanaan makro
yang paling utama adalah harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat
sasaran.
pencapaian tujuan.1
1
Ulbert Sialalahi, Asas-asas Manajemen, (Bandung : Mandar Maju 1992) , h. 135-136.
17
penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan
dan efektif.
3. Perencanaan adalah penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan di
2
Abdul Madjid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, (Bandung : Remaja Rosdakarya), h. 16.
3
Bintoro Tjokroamidjodjo, Perencanaan Pengembangan, (Jakarta: Gunung Agung,
1982), h. 12.
18
1. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah suatu proses
Dari dua pengertian di atas dalam suatu perencanaan terdapat 5 hal pokok sebagai
berikut:
tujuan
mencapai tujuan.
4. Penetapan jangka waktu ke dalam program yang kongkrit dan nyata serta
mudah di aplikasikan.
proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan
pengajaran khususnya antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa dan
19
kata lain, pengajaran adalah suatu cara bagaimana memberikan pengalaman
sebagai berikut: Perencanaan pembelajaran dalam arti yang luas adalah suatu
dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien sesuai dengan tuntutan
pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan
dalam sutau alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu.
4
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 6.
5
Abdul Madjid, op.cit. h, 17.
20
Menurut Abdul Madjid konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang, yaitu: sebagai teknologi, sebagai sebuah disiplin,
menggerakkan pembelajaran.
fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit
dari standar kompetensi dasar serta materi pokok pelajaran yang telah ditetapkan
21
Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses, merupakan cara
waktu ke waktu dalam suatu proses yang dilaksanakan secara terencana dan
pemberian pengalaman balajar dan kecakapan hidup, indikator, dan hasil belajar
22
Dalam menyusun suatu perencanaan pengajaran terdapat beberapa
yaitu: arah atau tujuan, evaluasi, isi dan urutan materi pelajaran, metode dan
hambatan-hambatan.7
adalah masalah arah atau tujuan pengajaran. Masalah yang sering terjadi dalam
penentuan arah atau tujuan pengajaran adalah : rumusan masalah yang dibuat oleh
guru terlalu luas dan tidak operasional, sehingga sulit diukur dan diobservasi yang
berakibat tujuan pengajaran tidak dipahami oleh siswa. Karena tidak dipahami
oleh siswa, siswa lebih banyak mencoba menduga-duga tujuan yang hendak
2. Masalah Evaluasi
evaluasi tidak dikenal oleh siswa yang berakibat evaluasi yang dilaksanakan tidak
adil, dan memuaskan para siswa. permasalahan lain adalah rumusan instrumen
dibuat secara sembarang kurang atau tidak memenuhi syarat validitas, serta
tingkat reliabilitas yang rendah. Masalah lain berkaitan dengan evaluasi adalah
instrumen penilaian dalam bentuk tes kurang merata, dan tingkat daya pembeda
7
Oemar Hamalik, Opcit, h. 15-16
23
soal yang kurang baik yaitu tidak dapat membedakan mana siswa yang pintar dan
penyajiannya secara runtun, logis dan sistematis. Masalah lainnya adalah materi
pelajaran yang disajikan tidak serasi dan tidak teroorganisasi dengan baik.
pelajaran oleh guru berbeda dengan apa yang diharapkan siswa. penyebab
4. Masalah Metode
kurang atau tidak tepat sasaran dalam pemiliah metode yang digunakan, bersifat
menonton dan tidak sesuai dengan tujuan strategi, model serta pendekatan
5. Hamabatan-Hambatan
24
C. Langkah-langkah Menyusun Perencanaan Pembelajaran
Dalam pendidikan misi dan tujuan pengajaran mengacu kepada misi dan
tujuan kurikuler, tujuan pengajaran atau intruksional yang terdiri dari tujuan
terhadap lingkungan situasi dan kondisi yang dihadapi suatu lembaga atau
organisasi. Analisis SWOT didasarkan pada suatu asumsi bahwa suatu program
peluang dan kekuatan yang dimiliki terhadap lembaga. Analisis SWOT bila
yang direncanakan.
8
Ulbert Sialalahi, op.cit, h. 142-144.
25
Peluang adalah situasi penting yang sangat menguntungkan dalam
negeri atau swasta, kondisi makro dan mikro ekonomi, kebijakan pemerintah
tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia serta standar lulusan guru dan
madrasah bisa datang dari pesaing baru, kebijakan pemerintah, kondisi makro
serta mikro ekonomi yang sulit dan kesadaran yang rendah dari masyarakat
dianalisa dengan baik akan membuat semakin tangguh, kreatif, dan inovatif, guru
Kekuatan bertumpuh pada sumber daya yang dimiliki baik sumber daya
kependidikan yang berkualitas serta didukung oleh input siswa yang baik dan
yang berkaitan dengan sumber daya manusia dengan kualits dan kapabilitasnya,
26
sumber daya material yang terbatas baik kualitas maupun kuantitasnya, sumber
daya keuangan yang terbatas, serta kecintaan dan loyalitasyang kurang baik guru,
Setelah analisis SWOT maka, kepala sekolah dan guru dalam membuat
langkah yang terbaik yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran
pengajaran (tujuan, bahan, metode, alat, sumber serta evaluasi). Agar dapat
meliputi 2 dimensi yaitu dimensi rencana dan dimensi proses yang nyata. Dimensi
27
7. Mengembangkan rencana operasional
segi:
menjadi:
umum, global dan tidak terperinci. Makin panjang jangka waktu makin banyak
dalam kurun waktu antara 4-7 tahun. Perencanaan jangka menengah merupakan
28
Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan dengan kurun waktu
antara 1-3 tahun, dan merupakan penjabaran dari rencana jangka menengah.
Perencanaan jangka menengah bersifat rutin dan siklus dan dikerjakan secara
berurutan.
a. Perencanaan makro
pendidikan nasional?; 3) jenis dan jenjang lembaga pendidikan apa yang dapat
apa yang dapat dibuat dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional?; 5) progaram-program apa saja yang perlu dilihat untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional?; 6) sumber daya apa saja yang diperlukan untuk tercapainya
pendidikan nasional.
b. Perencanaan mikro
terbatas, hanya untuk satu institusi. Perencanaan ini lebih rinci, kongkrit dan
29
a. Perencanaan strategis, merupakan rencana yang berkaitan dengan
pimpinan yang kadang kurang didukung oleh data statistik tetapi lebih
diukur.
lebih menitik beratkan pada perencanaan jangka pendek , perencanaan mikro serta
perencanaan opersional.
30
Menurut Banghart dan Trull dalam Hartono bahwa terdapat beberapa
perencanaan.10
1. Signifikansi
9
Harjanto, op.cit., h. 3-4
10
Ibid, h. 4-6
31
Tingkat signifikansi merupakan tingkat kekuatan atau pengaruh serta
2. Feasibilitas
3. Relevansi
dan mendetail serta tercapai tujuan spesifik secara optimal sesuai waktu yang
telah di tetapkan.
4. Kepastian
ketidakpastian.
5. Ketelitian
32
pengambilan keputusan dari alternatif yang terbaik dan efektif serta efisien untuk
dilaksanakan.
6. Adaptalibitas
7. Waktu
pengajaran yang dibuat harus dapat memprediksi masa depan berdasarkan validasi
dan reliabilitas analisis yang dipakai, serta kapan untuk menilai kebutuhan
8. Monitoring
9. Isi perencanaan
33
c. Tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi,
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur
murid.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
34
Di samping memiliki manfaat, perencanaan pengajaran juga memiliki arti
yang sangat penting. Menurut Udin Syaefuddin Sa’ud dan Abi Syamsuddin
sedini mungkin.
tentang cara terbaik (the beest altrnatif) atau kesempatan untuk memilih
usahanya.
5. Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar
temasuk pendidikan.12
12
Udin Syaefuddin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu
Pendekatan Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosdakarya 2000).
35
BAB III
semua upaya yang digunakan dalam upaya mendidik. Bagian ini, dalam
pedagogik sering disebut metode. Kata “metode” di sini diartikan secara luas.
36
Karena mengajar adalah salah satu bentuk upaya mendidik, maka metode yang
cara mengajar, tidak terlalu banyak dibahas oleh para ahli. Sebabnya, mungkin
metode mengajar lebih jelas, lebih tegas, objektif, bahkan universal, sedangkan
metode mendidik selain mengajar lebih subjektif, kurang jelas, kurang tegas, lebih
seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, sosiodrama dan bermain peran,
pemberian tugas dan resitasi. Anda dapat mempelajari metode-metode ini dalam
banyak buku dalam bahasa Indonesia. Metode itu banyak sekali dan akan
tersebut. Sekarang itu metode-metode itu jumlahnya lebih dari 16. Metode-
metode mengajar ini disebut metode umum. Disebut metode umum karena
Pengajaran.
memperkaya teori tentang metode pendidikan islami. Oleh karena itu, metode-
metode tersebut tidak akan dibahas dalam bahan ajar ini. Yang perlu dibahas di
37
sini adalah pelaksanaan mengajar itu sendiri, dan yang kedua adalah berbagai
peribadi Muslim.
apa saja yang digunakan dalam mengajar? Ya, kita jawab metode ceramah, tanya
jawab, diskusi, dan sebagainya. Akan tetapi, ternyata jawaban itu tidak dapat
salah satu aspeksaja dalam suatu sistem mengajar. Yang dapat membantu
1. Oleh tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada jam pelajaran itu.
38
Bila tidak ada, maka metode diganti dengan metode lain yang tidak perlu
menggunakan alat.
4. Oleh jumlah murid. Bila muridnya banyak, katakanlah 100 orang dalam
satu kelas, maka metode ceramah lebih baik daripada mtode diskusi. Jalan
A B C D
Instructional Entering Instructional Performance
Objectives Behavior procedure assessment
(lesson plan) adalah menentukan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada
menyimpang dari tujuan pendidikan yang lebih luas yang disebut tujuan
dari tujuan pendidikan yang hendak dicapai oleh sidang studi atau tujuan
39
kurikuler (TK). Selanjutnya, tujuan kurikuler harus sejalan dengan tujuan yang
hendak dicapai oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan, yang ini harus
bersangkutan, yang ini disebut tujuan institusional (TI). Tujuan institusional ini
pada umunya, yaitu manusia yang baik. Urutan taksonomi tujuan tersebut dapat
TPU
TPN
TI
TK
TIU
TK
Tujuan pendidikan pada tingkat pertama sama untuk semua orang dan
semua negara, yaitu manusia yang baik. Tujuan pendidikan islami telah
memunyai sifat islami, menjadi manusia yang baik menurut Islam. Tujuan
40
kurikuler adalah tujuan yang hendak dicapai oleh bidang studi, imi dibagi ke
dalam tujuan yang bersifat umum (TIU). Terakhir, TIU itu dijabarkan ke dalam
tujuan yang khusus dan operasional yang disebut tujuan intruksional khusus
(TIK). Intruksi di sini berarti pengajaran. Jadi, tujuan pada tingkat terakhir
tujuan itu jelas, ciri tujuan yang jelas adalah mudah diukur atau mudah dievaluasi
dengan istilah “standar” yang berasal dari BSNP yang sama saja maknanya.
Masalah yang muncul di sini adalah tidak semua tujuan pendidikan agama
bidang studi umum juga banyak yang tidak dapat dirumuskan secara operasional.
Untuk tujuan seperti ini boleh saja dibuat rumusan yang tidak dioperasional. Jadi,
TIK) sudah tidak digunakan lagi tatkala revisi ini dibuat. Sekarang tujuan-tujuan
Tatkala revisi dilakukan model, perumusan tujuan seperti di atas tidak lagi
digunakan. Yang digunakan ialah standar kompetensi untuk setiap jenis dan
41
Sekalipun demikian logika yang digunakan sama saja dengan model taksonomi
(TPU-TPN-TI-TK-TIU-TIK) di atas.
dapat diganti dengan istilah dalam bahasa Indonesia. Entering behavior adalah
umum serta kondisi kesiapan kemampuan belajarnya. Oleh karena itu, tes awal
behavior adalah “kita tidak boleh mengajari orang yang belum kita kenali”.
Siapa murid itu, bagaimana latar belakang kehidupannya, keadaan fisik dan
Teori-teori tentang entering behavior cukup banyak dan juga cukup rumit,
sebagiannya dapat dilihat dalam Ahmad Tafsir (1990:55-60). Bila guru sudah
mengajar. Inilah bagian mengajar yang paling penting, paling sulit, dan paling
rumit. Keberhasilan mengajar banyak sekali ditentukan oleh bagian ini. Untuk
ada tiga yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Teori Bloom ini dapat diterima
dan dapat digunakan dalam pendidikan islami. Sekalipun afektif Bloom ini belum
42
mencukupi untuk pendidikan agama Islam. Kognitif dan psikomotorik dari Bloom
mendasar tentang keterampilan adalah respons otot yang terjadi secara otomatis.
Oleh karena itu, latihan keterampilan haruslah berupa latihan otot untuk
menguasai gerak tertentu secara otomatis. Gerak itu kadang-kadang amat rumit,
Pada mulanya keterampilan itu tidak secara sadar otomatis, tetapi karena
dilatih terus, gerakan itu dikuasai secara otomatis. Urutan latihan keterampilan
itulah yang menjadi persoalan pembelajaran, urutan itu kita sebut langkah-langkah
mengajar.
ahli pengajaran bahasa. Pembelajaran konsep dan prinsip memunyai banyak teori
43
Ketiga, pembinaan afektif. Teori bagian ini ternyata kurang berkembang.
Dalam hal ini ia amat berbeda bila dibandingkan dengan pengajaran keterampilan,
di sini sulit adalah tes akhir (post-test). Ini adalah tes yang dilakukan setiap selesai
mengajar atau setiap kita selesai mengajarkan satu unit bahan pembelajaran.
umum tidak terlalu rumit permasalahannya. Tidak terlalu rumit karena teori-
teorinya mungkin 100 persen dapat kita ambil dari Barat, teori-teori pembelajaran
Barat kita gunakan begitu saja. Untuk pembelajaran Barat kita gunakan begitu
pembinaan psikomotorik dan kognitif juga tidak terlalu rumit segi perancangan
al-Qur’an. Untuk pembelajaran konsep seperti apa iman itu” “apa puasa itu” dan
sejenisnya dapat kita ikuti langkah pembelajaran kognitif yang sudah ada. Dalam
pengajaran kognitif memang ada sedikit revisi dari teori Barat tatkala kita
doktrin.
44
Yang lebih rumit adalah pembinaan afektif. Dalam pendidikan islami ada
keterampilan, kognitif, dan afektif. Nah, bagian afektif inilah yang amat rumit. Ini
metodologi untuk mendidik rasa beragama saya ambilkan dari buku al-Nahlawi
mampu menggugah puluhan ribu Muslimin untuk membuka hati umat manusia
berikut:
4. Metode keteladanan
5. Metode pembiasaan
tersebut. Metode-metode itu agaknya ada yang belum dikenali oleh buku-buku
45
Barat. Persoalan kita adalah bagaimana menanamkan rasa iman, rasa cinta kepada
Allah, rasa nikmatnya beribadah (salat, puasa, dan lain-lain), rasa hormat pada
kedua orang tua, dan sebagainya. Hal ini agaknya sulit ditempuh dengan cara
pendekatan empiris atau logis. Di sini kita mencoba mencari alternatif yang
Di sini kita mendidik bukan melalui akal, melainkan langsung masuk ke dalam
pepujian, dengan contoh tingkah laku, dan sebagainya. Dan kelihatannya merasa
Hiwar (dialog) ialah percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih
mengenai suatu topik, dan dengan sengaja diarahkan kepada satu tujuan yang
dikehendaki (dalam hal ini oleh guru). Dalam percakapan itu bahan pembicaraan
tidak dibatasi; dapat digunakan berbagai konsep sain, filsafat, seni, wahyu dan
kadang tidak ada kesimpulan karena salah satu pihak tidak puas terhadap
pendapat pihak lain. Yang mana pun ditemukan, hasilnya dari segi pendidikan
bagi dirinya. Hiwar mempunyai dampak yang dalam bagi pembicara dan juga
bagi pendengar pembicara itu. Itu disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut.
46
Pertama, dialog itu berlangsung secara dinamis karena dua pihak terlibat
pikiran pihak lain. Kebenaran atau kesalahan masing-masing dapat diketahui dan
direspons saat itu juga, dan selanjutnya pembicaraan berjalan terus. Topik-topik
baru sering kali ditemukan dalam pembicaraan seperti itu. Cara kerja metode ini
sebenarnya sama dengan diskusi bebas, tetapi ada orang (di sini guru) yang
dengan sengaja menggiring pembicaraan ke arah tujuan tertentu. Ini sama dengan
ingin tahu kesimpulannya. Ini biasanya diikuti dengan dengan penuh perhatian,
kesimpulannya.
Islam, maka cara berdialog, sikap orang yang terlibat itu akan mempengaruhi
b. hiwar washfi,
47
c. hiwar qishashi (percakapan tentang sesuatu melalui kisah),
e. hiwar nabawi.
Dalam setiap hiwar, jalan dialog harus disusun sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai. Tujuan-tujuan itu tidak selalu langsung kepada pembinaan rasa,
rasa yang membentuk sikap daan tingkah laku yang sesuai dengan sikap itu. Bila
dalam buku ini metode-metode diuraikan agak panjang lebar, hal itu disebabkan
oleh beberapa hal. Pertama, karena metode-metode dari barat sudah umum
dikenal dan sudah banyak sekali buku dalam bahasa Indonesia yang
tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Kedua, metode-metode ini digali dari
sumber Islam, yaitu al-Quran dan hadits Nabi. Mungkin saja metode ini dapat
menambah metode-metode dari Barat. Yang jelas, ada beberapa tujuan pendidikan
dalam Islam yang tidak dapa dicapai hanya dengan menggunakan metode
mengajar dari Barat itu. Metode dari al-Quran dan hadis ini mungkin dapat
Hiwar khitabi atau ta’abbudi merupakan dialog yang diambil dari dialog
antara Tuhan dan hamba-Nya ini menjadi petunjuk bahwa pengajaran seperti itu
dapat kita gunakan; dengan kata lain, metode dialog merupakan metode
48
pun dapat menggunakan dialog dalam pengajaran. Ada hadis yang diriwayatkan
Kedua hadis di atas merupakan dalil bagi adanya hiwar ta’abbudi, yaitu
dialog tentang pengabdian kepada Tuhan. Tasbih, tahmid, takbir, dan ta’awwudz
yang diucapkan Nabi kepada Tuhan jelas merupakan suatu munajat kepada Allah,
kalbu.
49
d. Menanamkan rasa bangga karena dipanggil oleh Tuhan, “Hai, orang-orang
yang beriman”.
Dalam hiwar khitabi ini dialog dimulai dari satu pihak, yaitu si pembicara,
Adapun hiwar washfi adalah dialog antara Tuhan dengan malaikat atau
makhaluk gaib lainnya. Dalam surat al-shaffat ayat 20-30 ada dialog antara
Dan mereka berkata, “Aduhai, celaka kita, “Inilah hari pembalasan, inilah
mereka itu bersama teman-teman mereka ... dan tunjukkanlah kepada mereka
jalan ke nareka.”
gambaran yang hidup tentang kondisi psikis ahli neraka ahli surga. Dengan
seolah-olah dirasakan oleh pembaca atau pendengar dialog itu; pendengar itu
seolah terlibat dalam dialog itu, lantas ada pemihakan. Kemudian ada pertanyaan,
“Di pihak mana aku?” Hiwar washfi seolah-olah juga mengingatkan pendengar
50
dialog itu, “Jangan kalian terjerumus seperti mereka itu, “Dialog juga terjadi
antara ahli surga, seperti dialog yang terdapat dalam surat al-Shaffat ayat 50-57.
rangkaian ceritanya sangat jelas, merupakan bagian dari uslub kisah dalam al-
langsung, yang sekarang disebut sandiwara, hiwar ini tidak dimaksudkan sebagai
sandiwara. Sebagai contoh ialah kisah Syu’aib dan kaumnya dalam surat Hud.
Sepuluh ayat pertama dari surat ini merupakan hiwar (dialog), kemudian Allah
mengakhiri kisah ini dengan dua ayat yang menerangkan akibat yang diterima
oleh kaum Nabi Syu’aib. Mari lihat terjemahan sebagian dari (surat Hud ayat 84-
95):
meninggalkan apa yang disembah oleh ketua kami atau melarang kami berbuat
apa yang kami kehendaki tentang harta kami?” Syu’aib berkata-kata, “Hai,
kaumku . . .”(dan seterusnya). Dan tatkala datang azab kami, kami selamatkan
Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersamanya . . . dan orang-orang zalim itu
51
Hiwar seperti ini banyak terdapat dalam al-Quran . Hiwar ini dapat
mempunyai pengaruh kejiwaan pada pendengarnya. Hal itu disebabkan oleh hal-
tidak memihak kepada orang zalim; alasan orang zalim itu lemah.
b. Hiwar ini membawakan alasan yang kuat yaitu alasan yang datang dari
Nabi dan dari Tuhan; alasan itu mengalahkan alasan orang zalim.
persoalan yang didialogkan sehingga terjalin kisah panjang yang kuat alur
ceritanya.
Dengan hiwar ini para pelajar yang diajak berdialog diharapkan memihak
dan tidak pula keliru, dan tidaklah yang diucapkannya itu menurut kemauan
hawa nafsunya. Ucapannya itu adalah wahyu yang diberikan kepadanya yang
Dan lanjutkan ke ayat 10-18 surat al-Najm. Dalam ayat-ayat itu Allah
menetapkan hujjah (alasan) yang ditujukan kepada orang musyrik. Orang musyrik
yang dibawa Muhammad dan kekuatan alasan orang musyrik. Orang musyrik itu
52
(orang musyrik) menganggap al-Lata dan al-Uzza, dan Manat yang ketiga
Memang terasa bahwa alasan Muhammad lebih kuat daripada alasan orang
yang mengingkarinya. Kemudian, bila diteruskan kepada ayat 21-23 surat al-
Najm itu, akan jelas kelihatan kekacauan pikiran orang musyrik itu. Kemudian
Allah menunjukkan tingkat pemikiran mereka itu; pikiran mereka itu tidak
saja dan mengikuti kehendak hawa nafsu mereka, padahal petunjuk dari Tuhan
telah datang.
sebelumnya.
b. Hiwar jadali, dengan alasan yang kuat, mendidik orang menolak kebatilan
Hiwar nabawi adalah hiwar yang digunakan oleh Nabi dalam mendidik
53
laki-laki, lalu duduk di hadapannya seraya berkata, Wahai, Rasulullah, apakah
Metode ini menarik perhatian para sahabat karena sering sekali Jibril
datang kepada Muhammad bertanya. Setelah Jibril itu pergi, Rasul mengatakan
bahwa itu adalah Jibril, datang untuk mengajari mereka. Memang, ayat 101 surat
al-Maidah melarang orang bertanya, yaitu tentang hal-hal yang bila ditanyakan
akan menyusahkan. Oleh karena itu, datanglah Jibril untuk menjelaskan bolehnya
Dari uraian itu kita mengetahui bahwa metode hiwar adalah metode
bidang studi), kisah sebagai metode pendidikan amat penting. Dikatakan amat
makna itu akan menimbulkan kesan dalam hati pembaca atau pendengar
tersebut.
b. Kisah Qurani dan Nabawi dapat menyentuh hati manusia karena kisah itu
54
pendengar dapat ikut menghayati atau merasakan isi kisah itu, seolah-olah
misalnya. Inilah salah satu keistimewaan kisah Qurani, tidak sama dengan
kisah-kisah yang ditulis orang sekarang yang isinya banyak ikut mengotori
hati pembacanya.
kesimpulan kisah;
secara emosional.
Kisah Qurani bukanlah hanya semata kisah atau semata-mata karya seni
yang indah; ia juga suatu cara Tuhan mendidik umat agar beriman kepada-Nya.
swt.
menjelaskan bahwa kaum mukmin adalah umat yang satu, dan Allah
55
d. Kisah-kisah itu bertujuan menguatkan keimanan kaum Muslimin,
permusuhan abadi itu lewat kisah akan tampak lebih hidup dan jelas.
Ditinjau dari dampak pedagogis, kisah Nabawi tidak berbeda dari kisah
Qurani di atas. Akan tetapi, bila ditinjau secara mendalam, ternyata kisah Nabawi
berisi rincian yang lebih khusus seperti menjelaskan pentingnya keikhlasan dalam
Nabawi kebanyakan merupakan rincian yang lebih khusus dari ajaran Islam.
api . . .
seperti laba-laba yang membuat rumah; padahal rumah yang paling lemah
Cara seperti itu dapat juga digunakan oleh guru dalam mengajar.
Pengungkapannya tentu saja sama dengan metode kisah, yaitu dengan berceramah
atau membaca teks. Kebaikan metode ini antara lain adalah sebagai berikut:
56
a. Mempermudah siswa memahami konsep yang abstrak; ini terjadi karena
sekali, disentuh dengan lidi pun dapat rusak. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh
Muslim, Nabi mengumpamakan “harga” dunia ini dengan anak kambing yang
pasar. Ada seekor anak kambing bertelinga kecil yang sudah mati, lalu
diangkatnya telinga anak kambing itu seraya berkata, “ Siapa di antara kalian yang
ingin memiliki anak kambing ini dengan membayar satu dirham?” Orang-orang
menjawab, “Kami tidak sudi membeli anak kambing itu dengan membayar
sesuatu. Apa manfaatnya bagi kami? “Dia bertanya lagi, “Atau barangkali kalian
ingin memilikinya secara gratis? “Mereka menjawab, ‘Demi Allah, sekali pun
anak kambing itu masih hidup, kami tak ingin memilikinya karena cacat pada
telinganya, apalagi sudah mati. ‘Maka Rasul saw bersabda, “Demi Allah,
sesungguhnya bagi Allah dunia ini lebih hina daripada anak kambing ini bagi
kalian.”
menafsirkan kata dlaraba dalam surat al-Baqarah: 26, “penggunaan kata dlaraba
57
c. Merupakan pendidikan agar bila menggunakan perumpamaan haruslah
malah pengertiannya kabur atau hilang sama sekali. Perumpamaan dalam al-
harus ditebak sendiri oleh pendengar atau pembaca: Allah tahu manusia dapat
menebaknya.
untuk berbuat amal baik dan menjauhi kejahatan. Jelas hal ini amat penting dalam
pendidikan islami.
4. Metode keteladanan
Kita mungkin saja dapat menyusun sistem pendidikan yang lengkap, tetapi
semua itu masih memerlukan realisasi, dan realisasi itu dilaksanakan oleh
Pedoman itu memang diperlukan karena pendidik tidak dapat bertindak secara
alamiah saja agar tindakan pendidikan dapat dilakukan lebih efektif dan lebih
ahli pendidikan, baik dari Barat maupun dari Timur. Dasarnya adalah karena
secara psikologis anak memang senang meniru; tidak saja yang baik, yang jelek
pun ditirunya.
58
Sifat anak didik itu diakui dalam Islam. Umat meneladani Nabi; Nabi
meneladani al-Quran. Aisyah pernah berkata bahwab akhlak Rasul Allah itu
adalah al-Quran.
Pribadi Rasul itu adalah interpretasi al-Quran secara nyata. Tidak hanya
contoh tentang cara berkehidupan islami. Contoh-contoh dari Rasul itu kadang-
kadang amat asing bagi manusia ketika itu. Contohnya, Allah menyuruh Rasul-
Nya mengawini bekas istri Zaid; Zaid itu anak angkat Rasul. Ini ganjil bagi orang
Arab ketika itu. Dengan Allah memberikan teladan secara praktis yang berisi
ajaran bahwa anak angkat bukanlah anak kandung; bekas istri anak angkat boleh
dikawini. Maka tatkala Zaid telah menceraikan istrinya, Kami kawinkan kamu
dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi mukmin untuk mengawini bekas istri
Banyak contoh yang diberikan oleh Nabi yang menjelaskan bahwa orang
(dalam hal ini terutama guru) jangan hanya berbicara, tetapi juga harus
memegang komando; dia juga ikut perang, menggali parit perlindungan. Dia juga
Dari uraian di atas, apa yang dapat kita ambil bagi perkembangan teori
pendidikan islami? Ada beberapa konsep yang dapat dipetik dari sana.
teladan itu adalah guru, kepala sekolah, dan semua aparat sekolah. Dalam
59
para da’i. Konsep ini jelas diajarkan oleh Rasul saw. seperti diuraikan di
atas.
boleh mengambil tokoh yang diteladani selain Rasul Allah swt. Sebab,
yang dikehendaki Tuhan karena Rasul itu adalah penafsiran ajaran Tuhan.
dalam hidupnya; ini adalah sifat pembawaan. Taqlidi (meniru) adalah salah satu
sifat pembawaan manusia. Peneladanan itu ada dua macam, yaitu sengaja dan
baik, mengerjakan shalat yang benar Nabi berkata, “Shalatlah kamu sebagaimana
shalatku” (Bukhari).
keteladanan itu sama saja pentingnya. Keteladanan yang tidak disengaja dilakukan
secara idak formal; yang disengaja dilakukan secara formal. Keteladanan yang
5. Metode pembiasaan
yang dibiasakan itu adalah sesuatu yang diamalkan. Oleh karena itu, uraian
60
tentang pembiasaan selalu menjadi satu dengan uraian tentang perlunya
mengucapkan salam, itu telah dapat diartikan sebagai usaha membiasakan. Bila
murid masuk kelas tidak mengucapkan salam, maka guru mengingatkan agar bila
masuk ruangan hendaklah mengucapkan salam, ini juga salah satu cara
membiasakan.
Lihatlah pembiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah, perhatikanlah orang tua kita
bahkan “sepagi mungkin”. Orang yang biasa bersih akan memiliki sikap bersih;
ajaibnya, ia juga bersih hatinya, bersih juga pikirannya. Karena melihat inilah
salah satu upaya pendidikan yang baik dalam pembentukan manusia dewasa.
Ajaibnya lagi, pembiasaan tidak hanya perlu bagi anak-anak yang masih
kecil. Tidak hanya perlu di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Di perguruan
pendidikan yang jitu, tetapi, sayangnya, kita tidak mampu menjelaskan mengapa
Ternyata pembiasaan tidak hanya mengenai yang batini, tetapi juga lahiri. Orang
yang biasa memegang stir mobil, lebih baik menyetir ketimbang orang yang
61
menguasai teorinya, tetapi jarang membawa mobil. Pepatah mengatakan, “Alah
bisa karena biasa,” berarti bahwa orang yang telah terbiasa dapat mengalahkan
cara ini tidak mendidik siswa untuk menyadari dengan analisis apa yang
sangat baik digunakan karena yang kita biasakan biasanya adalah yang benar, kita
tidak boleh membiasakan anak-anak kita melakukan atau berperilaku yang buruk.
Ini perlu disadari oleh guru sebab perilaku guru yang berulang-ulang, sekalipun
dengan do’a yang sama. Akibatnya, dia hafal benar do’a itu, dan sahabatnya yang
kata itu mempunyai perbedaan dari segi makna. Ibrah dan i’tibar adalah suatu
62
mengakuinya (1989:390). Adapun mau’izah adalah nasihat yang lembut yang
diterima oleh hati dengan cara menjelaskan pahala atau ancamannya (h.403).
sesuai dengan objek ‘ibrah itu sendiri. Pengambilan ‘ibrah dari kisah hanya akan
dapat dicapai oleh orang yang berpikir dengan akal dan hatinya seperti firman
Allah berikut:
orang-orang yang mempunyai akal. Isi al-Quran itu bukanlah ceria yang dibuat-
sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang yang beriman.(Yusuf: 111)
Esensi ibrah dalam kisah ini adalah bahwa Allah berkuasa menyelamatkan
raja Mesir setelah dijual sebagai hamba (budak). Kisah ini menjelaskan kekuasaan
Tuhan. Allah mengatakan bahwa ‘ibrah (pelajaran) dari kisah ini hanya dapat
dipahami oleh orang yang disebut ulul al-bab, yaitu orang yang berpikir dan
berzikir.
agar pelajaran dapat mengambilnya dari kisah-kisah dalam al-Quran, sebab kisah-
kisah itu bukan sekadar sejarah, melainkan sengaja diceritakan Tuhan karena ada
63
Rasyid Ridla, tatkala menafsirkan surat al-Baqarah:232, menyimpulkan
bahwa mau’izah adalahh nasihat dengan cara menyentuh kalbu (lihat al-Nahlawi,
1989:403). Kata wa’z itu dapat berarti bermacam-macam. Pertama berarti nasihat,
yaitu sajian bahasan tentang kebenaran dengan maksud mengajak orang dinasihati
untuk mengamalkannya. Nasihat yang baik itu harus lepas dari kepentingan-
kepentingan dirinya secara bendawi dan duniawi. Ia harus ikhlas karena semata-
Dan aku benar-benar tidak membantu upah kepada kalian atas ajakan
itu; upahku ada dari Allah Rabb semesta alam (Al-Syu’ara: 109, 127, 145, 164,
180).
Ayat ini diulang lima kali, hanya dalam surat ini, untuk menegaskan
lebih “mujarab” dalam tanggapan pendengarnya. Nasihat yang tidak ikhlas tidak
akan diterima oleh pendengar. Nasihat yang tidak ikhlas itu seolah-olah masuk
dari telinga kiri, keluar dari telinga kanan. Entah mengapa begitu; amat sulit
dijelaskan.
sehingga orang yang dinasehati tergerak untuk mengikuti nasihat itu. Sekarang
kedua pengertian ini harus digabungkan: nasihat itu harus ikhlas dan disampaikan
64
bahwa orang yang menasihati itu memang mempunyai keprihatinan yang dalam
cara menyentuh kalbu. Itu tidak mudah. Akan tetapi, dengan keikhlasan dan
bahwa orang yang menasihati itu memang mempunyai keprihatinan yang dalam
cara menyentuh kalbu. Itu tidak mudah akan tetapi, dengan keikhlasan dan
membuat hati kami bergetar, dan karenanya mata kami mengeluarkan air mata.
1989:410).
a. Yang memberi nasihat merasa terlibat dalam isi nasihat itu, jadi ia serius
dinasihati.
65
c. Yang menasihati harus ikhlas, artinya lepas dari kepentingan pribadi
secara duniawi.
menggunakan bahasa yang menyentuh hati. Akan etapi, itu tidak mudah, Secara
operasional, nasihat akan dirasakan menggetarkan hati bila dilakukan dengan cara
disertai bujukan. Tarhib adalah ancaman karena dosa yang dilakukan. Targhib
bertujuan agar orang yang mematuhi aturan Allah. Tarhib demikian juga. Akan
Metode ini didasarkan atas fitra (sifatb kejiwaan) manusia, yaitu sifat
kesengsaraan.
Targhib dan tarhib dalam pendidikan islami berbeda dari metode ganjaran
penting.
66
sesuatu yang duniawi. Targhib dan tarhib itu mengandung aspek iman,
metode hukuman dan ganjaran karena materi targhib dan tarhib sudah ada
dalam al-Qurab dan hadis Nabi, sedangkan hukuman dan ganjaran dalam
c. Targhib dan tarhib lebih universal, dapat digunakan kepada siapa saja dan
d. Di pihak lain, targhib dan tarhib lebih lemah daripada hukuman dan
ganjaran karena hukuman dan ganjaran lebih nyata dan langsung waktu itu
yang pada dasarnya diambil dari buku al-Nahlawi yang berjudul prinsip-prinsip
pendidikan lain.
keagamaan pada segi psikomotor dan kognitif sekarang ini di Indonesia tidak
67
menghadapi masalah yang gawat. Metode-metode pengajaran yang digunakan
oleh orang Barat pada dasarnya dapat digunakan oleh guru-guru di sekolah islami
pendidikan agama Islam yang berupa pendidikan rasa iman, metode-metode yang
merupakan hambatan yang utama; salah satu rintangan yang utama adalah
misalnya), masalah metode ini selalu muncul, dan selalu pula tidak dapat
diselesaikan. Bahkan pada permulaan bab ini saya mengatakan bahwa pendidikan
agama islam, terutama di sekolah umum, nyaris dapat disebut gagal karena guru
tetap saja tidak terselesaikan. Tetap saja banyak murid berpengetahuan agama
yang tinggi, tetapi belum juga beragama dengan benar, masih malas shalat,
ketujuh metode di atas tadi, moga-moga masalah pembinaan afektif itu mulai
penelitian yang saya lakukan selama kira-kira sepuluh tahun terakhir ini.
8. Metode pepujian
68
Di kompleks pesantren tradisional, jika menjelang subuh, Anda biasanya
akan mendengar dari pengeras suara anak-anak atau orang dewasa mengucapkan
macam, semuanya enak didengar. Sayup suara itu, mengetuk sampai ke hulu hati.
Ditarik selimut, tetapi suara itu semakin menyusup ke jantung hati. Ada ucapan
salawat kepada Nabi yang tercinta, ada pepujian untuk Allah, ada do’a yang
Apakah pepujian dan beduk itu suatu pekerjaan bid’ah saya kurang tahu.
Yang saya ketahui, pepujian dan suara beduk itu menyusup ke dalam kalbu,
secara tidak sadar , tangan ini telah melemparkan selimut, kaki melangkah untuk
subuh pula hati ini diketuk. Ditambah dengan azan yang indah mengalun, tidak
sadar kerongkongan mulai serak, tak diketahui mengapa mata ini basah. Saya
yakin, itulah saat-saat Allah mulai bersemayam di dalam kalbu; itulah waktu-
waktu ketika iman mulai bersemayam di hati. Ingat, semuanya tidak masuk
tradisional, ya, kira-kira dua atau tiga malam saja. Rasakan jangan pikirkan.
Apabilaayat yang dibaca itu dipilih yang menggetarkan hati, dibacakan dengan
69
suara dan lagu yang indah. prosesnya sama saja dengan pepujian salawat tadi.
rupanya,”jalan” menuju hati memang berbeda dari “jalan” menuju otak. Suara-
suara itu ternyata semakin jauh semakin merasuk jantung, sayup-sayup, tetapi
untuk tetap tidur. rupanya, pepujian dan ayat-ayat itu mempunyai semacam
getaran gaib yang tidak dapat dilukiskandengan kata-kata. karena ia adalah rasa,
biasanya to the point, langsung azan, dan sebentar kemudian salat subuh. Lalu
bubar. Orang koa memang rasional; pepujian itu mengganggu orang sekitar. Lebih
banyak karena besok tugas semakin berat. Orang kota menggunakan perhitungan
Kehidupan kita, tanpa kita sadari, sudah diatur oleh waktu, yang sebenarnya diatur
oleh uang. Tanpa kita sadari, kita telah terpengaruh oleh budaya barat, yaitu
budaya rasional budaya kerja keras, dan budaya perasingan. Budaya ini tidak
shalat sekalipun.
mengerti jalan ijtihad seperti ini. Tanpa disadari pula, gerakan pemikiran modern
ini telah menguras sebagian metode pendidikan rasa beragama, rasa iman.
70
Akhirnya, agama hanya berjalan di badan dan di otak, tetapi kurang atau tidak
mengeluarkan air mata tatkala nama Allah disebut. Dan bila datang cobaan, orang
akan mudah frustasi. Agama kota agaknya lebih rasional, agama desa mungkin
lebih berpusat di hati. Barangkali perlu diingat lagi firman Tuhan dalam surah al-
Hujurat ayat14 yang mengatakan bahwa iman itu di hati, bukan di kepala. Dengan
uraian ini saya mengimbau para ahli pendidikan islami untuk memperhatikan,
9. Metode wirid
bermacam-macam. Biasanya dibaca tatkala selesai shalat. Ada juga doa berupa
zikir, yang juga dibaca berulang-ulang dalam jumlah tertentu. Contoh lafal wirid
adalah lafal Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar, selain itu ada wirid yang
menggunakan lafal la ilaha illallah. Wirid yang diambil dari al-asmaulhusna juga
orang tetap tinggal di masjid. Mereka tidak pulang ke rumah. Mereka wiridan
sambil menunggu salat isya. Tidak jarang anak-anak pun ikut wiridan.
Dalam wiridan ada juga doa-doa yang khas lafal doa. Lafal wirid
sebenarnya doa juga, tetapi tidak khas lafal doa. Dalam wirid ada juga pepujian,
bahkan seluruhnya dapat juga diartikan pepujian, tetapi tidak dilakukan seperti
pepujian yang disebut sebelum ini. Jadi, setelah magrib itu yang dilakukan adalah
wirid, dalam arti pepujian dan doa. Keseluruhan ini sering juga disebut zikir.
71
Biasanya wirid dilakukan juga setelah subuh, yang kadang-kadang selesai
Mungkin ada orang yang kurang menyadari bahwa wirid itu mempunyai
implikasi pedagogis. Memang, ini sulit dijelaskan. Akan tetapi, mereka yang
sering mengalaminya dapat memahami dan merasakan adanya pengaruh wirid itu
pada pelakunya, suatu pengaruh yang memperkuat rasa iman, memantapkan rasa
beragama.
sama dengan pepujian tadi; menghamburkan waktu, bahkan beberapa jenis wirid
dianggap bid’ah. Sayangnya, pepujian dan wirid digusur, tetapi tidak dicarikan
kering; agama dihayati dengan kepala dan badan, tetapi idak terasa di hati. Begitu
syahadat, dan salawat, yaitu sekadar yang wajib-wajibya. Do’anya pun pendek-
kadang memang doanya dalam bahasa Indonesia. Sama sekali khotbah itu tidak
menyentuh rasa; yang disentuh hanya kepala. Khotbah sekarang telah kehilangan
rasa; lezatnya khotbah telah punah. Orang mungkin lupa bahwa ada aspek
pendidikan rasa beragama dalam khotbah; itu bukan dalam isi khotbah, melainkan
72
Pepujian hilang, wirid dengan berbagai variannya, khotbah pun, yang
sebenarnya cukup efektif, juga hilang segi pendidikan rasanya. Akibatnya adalah
orang beragama, tetapi tidak mempunyai rasa beragama. Orang akhirnya tidak
mampu menikmati agama. Agama selalu dirasakan sebagai perintah yang harus.
Agama selalu merupakan beban, bukan kesenangan. Orang salat terpaksa, bukan
karena lezat. Yang dilakukan orang hanya yang wajib-wajibnya, yang sunnah
ditinggalkan karena tidak ada lagi rasa nikmat beribadah. Begitulah kira-kira
agama sekarang, terutama di kota yang modern. tak pelak lagi, ini merupakan
pelan-pelan dari agama. Orang akan mudah sekali melakukan pelanggaran aturan
Tuhan. Inti agama adalah iman, iman itu di hati; kaidah ini perlu benar menjadi
terpenting adalah proses yang kita lakukan agar orang yang dididik itu berhasil
menjadi manusia. Menjadi manusia itulah tujuan pendidikan yang paling utama.
itu untuk mengisi lapangan kerja. Dari segi inilah orang kebanyakan menilai
pendidikan kita (nasional) kurang berhasil karena dianggap tidak atau kurang
mampu menghasilkan lulusan siap pakai; pendidikan kita tidak sesuai dengan
73
kebutuhan lapangan kerja. Mungkin ada orang beranggapan inilah masalah utama
pendidikan kita.
Cara berpikir kita seperti ini adalah cara berpikir pragmatis. Dalam hal ini
yang langsung terampil bekerja. Dari sini orang akan menyimpulkan bila lulusan
yang dihasilkan kurang sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia maka
siap pakai sehingga dianggap sebagai masalah besar? Apakah tidak terlihat bahwa
lulusan pendidikan kita juga sanggup berbohong, sanggup merampas hak orang
lain, tega korupsi, senang mengambil jalan pintas yang illegal, selalu ingin benar
sendiri, kurang mampu menghargai pendapat orang lain, kurang peka terhadap
pada pengalaman sejarah manusia. Bila manusia tidak dididik, dapat saja
berkembang menjadi makhluk yang lebih jahat daripada binatang. Kita harus
74
jasmani, kecerdasan dan kepandaian intelektual serta keterampilan kerja. Itu
memang penting tetapi yang lebih penting adalah menyiapkan lulusan menjadi
manusia yang baik, manusia yang berkemanusiaan yang tinggi. Untuk itu kita
harus mengetahui dengan jelas apanya pada manusia itu yang paling utama harus
Manusia adalah makhluk Allah karena itu hanya Allah lah yang
Allah menciptakan kamu dari tanah, ...namun kemudian kalian ragu. Kata Allah
kami ciptakan manusia dari intisari tanah, kemudian Kami jadikan Ia mani yang
tersimpan dalam wadah yang kokoh, kemudian Kami jadikan mani itu segumpal
darah, kemudian darah itu menjadi segumpal daging, lantas gumpalan daging itu
Kami ciptakan menjadi tulang, tulang itu Kami balut dengan daging, kemudian
Kami jadikan ia menjadi makhluk yang lain; Maha suci Allah, Pencipta Yang
Baik (al-Mukminun:12-14).
Berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an di atas itu tahulah kita bahwa manusia itu
dicipta oleh Allah; bahan manusia pada awalnya adalah tanah. Proses penciptaan
selanjutnya tersebut dalam al-Qur’an surat al- Sajadah ayat 7-9: Yang telah
jadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, tetapi sedikit sekali di
75
Sampai di sini kita telah mengetahui bahwa manusia itu terdiri atas dua
unsur yaitu unsur materi yaitu tanah atau sari tanah dan unsur ruh yang immateri
yang ditiupkan Allah. Pengerian inilah yang dibakukan dalam bahasa Indonesia
itu memiliki dua daya yaitu daya berpikir yang berpusat di kepala dan daya rasa
yang terdapat di dada. Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan adanya daya
pikir, antara lain di dalam surah al-Baqarah ayat 164: Sesungguhnya pada
kejadian langit dan bumi, pada pergantian malam dan siang, pada kapal yang
berlayar di lautan yang membawa manfaat bagi manusia, pada air yang
diturunkan dari langit dan dengan itu Ia hidupkan bumi setelah matinya, pada
binatang yang Ia sebarkan di atasnya, dan pada perkisaran angin dan awan yang
terkendali antara langit dan bumi, pada semua itu terdapat tanda-tanda bagi
orang yang menggunakan akal. Tanda-tanda itu mesti dipikirkan dan pemikiran
Ayat berikut adalah sebagian dari ayat al-Qur’an yang menjelaskan adanya
rasa yang terdapat di dalam dada: Sesungguhnya al- Qur’an diturunkan oleh
Tuhan alam semesta, dibawa turun oleh ruh suci ke dalam hatimu, agar kamu
cinta pada iman dan menjadikannya indah dalam hatimu (al-Hujarat:7). Sungguh,
bukan mata yang buta melainkan hati yang ada di dalam dada (al-Hajj:46).
jelaslah bahwa manusia itu tersusun atas unsur jasmani (materi) dan ruhani
76
(immateri); dan diketahui pula bahwa ruhani itu terdiri atas akal (berpikir) dan
hati (yang merasa). Jadi, ada tiga unsur manusia yaitu jasmani, akal, dan rasa.
Al-Syaibani menyebutnya: jasmani, akal, dan ruhani; jadi bagi al-Syaibani rasa itu
ruhani. Tiga unsur inilah (jasmani, akal, rasa atau ruhani) inilah kekuatan yang
membangun manusia.
Daya jasmani bila dididik dengan benar akan menghasilkan jasmani yang
sehat serta kuat ; akal bila dididik dengan benar akan menghasilkan akal yang
cerdas serta pandai; rasa atau hati (qalb) bila dididik dengan benar akan
menghasilkan hati yang peka. Perkembangan yang harmonis ketiga unsur ini
Dalam kajian lebih lanjut ditemukan bahwa antara ketiga unsur itu
ternyata hati atau rasa yang merupakan unsur terpenting pada manusia. Ini
diketahui antara lain dari salah satu sabda rasul saw. yang mengatakan bahwa di
dalam diri manusia itu ada segumpal daging, bila daging itu baik maka baiklah
keseluruhan manusia itu dan bila daging itu jahat maka jahatlah keseluruhan
adalah kalbu, tempat atau pusat rasa yang ada pada manusia dan merupakan pusat
kendali manusia. Jadi, jika kita bertanya apa yang paling penting pada manusia
maka jawabnya adalah hatinya. Hati itulah pengendali manusia. Dari sini dapat
pula kita mengetahui bahwa tugas utama pendidikan memperkuat hati itu agar ia
mampu mengendalikan manusia agar menjadi manusia yang baik. Karena itu
77
Pada umumnya pendidikan sekarang ini kurang atau tidak memperhatikan
pembinaan kalbu, yang menjadi perhatian utama adalah pembinaan jasmani dan
akal, bahkan dipersempit lagi menjadi mendidik murid agar mampu merebut
lapangan kerja. Lihatlah: tujuan dan tugas pendidikan sudah sangat sempit. Ini
berbahaya.
Pendidikan segi jasmani telah berjalan dengan baik. Untuk itu ada mata
pelajaran olahraga dan kesehatan. Hasilnya lulusan sehat serta kuat. Apakah hasil
Untuk aspek akal disediakan banyak sekali mata pelajaran, antara lain
logika, matematika, fisika, biologi, sosiologi,. Tetapi apakah akal yang cerdas
Mestinya dalam pembinaan jasmani agar sehat serta kuat itu guru
menghubungkan alam ini dengan Tuhan sebagai Pencipta dan Penjaganya. Teori-
78
setengah bukan. Karena itu pendidikan haruslah mengutamakan pembinaan hati
atau kalbu.
Supaya hati itu berkembang menjadi hati yang baik, hati itu harus berisi
kebaikan. Tuhan adalah kebaikan tertinggi. Karena itu, agar hati itu baik hati itu
harus berisi Tuhan. Harusnya isi hatinya itu hanya Tuhan, atau Tuhan menjadi
raja di hati itu. Bila Tuhan telah bersemayam di hati dan ia menjadi raja di situ,
maka hati akan menjadi hati yang baik. Hati yang seperti itulah yang akan mampu
mengendalikan manusia sehingga manusia yang memiliki hati itu akan menjadi
manusia yang baik. Orang yang hatinya berisi Tuhan dan Tuhan menjadi raja di
Iman tidak bertempat di badan atau jasmani, tidak pula di pikiran atau
akal. Iman itu di hati. Berkata orang-orang Arab pegunungan, kami telah
belum masuk ke dalam hati kalian (al-Hujurat: 14). Rupa-rupanya iman orang
Arab pegunungan itu baru berada di lidah atau di kepala mereka, belum masuk ke
Iman itu di hati; ini dapat dipahami, karena hati adalah pusat kendali manusia,
hati adalah inti sari manusia. Bila manusia telah beriman itu berarti Tuhan telah
berada di dalam hati manusia itu, maka keseluruhan orang itu akan dikendalikan
dikendalikan Tuhan. Bila konsep di atas telah dipahami maka tidak ada
79
Bila hati telah dipenuhi iman, artinya, bila Tuhan telah bertahta di hati,
maka isi hati itu hanyalah Tuhan, dengan sendirinya ingatan orang itu hanya
Tuhan dan tidak pernah lepas dari ingat pada Tuhan. Orang itu mungkin saja suatu
ketika memikirkan uang, kedudukan, atau lainnya, tetapi itu semua tidak pernah
lepas dari Tuhan. Keadaan inilah yang disebut dzikir (zikir), yaitu dzikrullah. Jadi
Zikir adalah suatu kondisi tatkala orang ingat pada Tuhan. Iman yang
tinggi adalah bila selalu ingat pada tuhan. Menjaga kondisi selalu zikir
diperintahkan Tuhan dalam surat Ali ‘Imran ayat191: ... yaitu orang-orang yang
Ayat itu menegaskan bahwa zikir itu harus terus-menerus, dalam semua
keadaan, baik keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring. Dalam al-Qur’an surat
al-Ju’ah ayat 10 ditegaskan bahwa orang beriman itu harus zikir sebanyak-
dalam surat al-Ahzab ayat 41 ada juga perintah agar dzikrullah sebanyak-
banyaknya.
banyaknya. Bila banyak ingat kepada Allah maka diharapkan lama kelamaan kita
tidak sanggup lagi terlepas dari Allah. Memang berbahaya bila kita sebentar saja
lupa kepada Allah. bila lupa kepada Allah sebentar saja maka setan segera
80
Dari uraian di atas kita tahu bahwa upaya pendidikan yang paling utama
adalah penanaman iman; proses penanaman iman itu dilakukan dengan cara
menjadikan hati dalam kondisi selalu zikir. Persoalan pelik adalah bagaimana cara
Untuk mencapai kondisi dzikrullah terus menerus atau iman penuh, kita
rumus umum yang dapat dioperasikan menjadi: Jauhi dosa besar, tinggalkan dosa
Mari kita lihat persoalan ini lebih rinci. Pertama, shalat. Di dalam surat
Jadi , shalat merupakan salah satu cara dzikrullah. Shalat wajib yang lima itu bila
shalat). Sisa waktu sehari semalam masih ada 23 jam diisi dengan apa? Waktu itu
harus diisi dengan kegiatan dzikrullah selain shalat. Kedua , zakat. Ini hanya
sekali setahun , itu pun jika memiliki harta sampai nishab. Ketiga, puasa. Ini
hanya sebulan dalam setahun, sisanya masih ada 11 bulan. Bila ditambah puasa
sunnat Senin dan Kamis toh masih ada sisa 5 hari setiap minggu. Sisa itu akan
diisi apa? Keempat, hajji. Ini hanya sekali seumur hidup. Jadi, bilaperintah wajib
sudah diamalkan semua maka sisa waktu masih cukup banyak. Sisa inilah yang
masih harus diisi dengan dzikrullah. Mengapa? Karena kita harus selalu dalam
keadaan dzikrullah.
Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah
81
sesungguhnya syari’at Islam sudah biasa ku lakukan, beritahu aku sesuatu yang
tadi, waktu yang lowong hendaklah diisi dengan dzikrullah dalam bentuk
hadis nabi saw yang lain yang menyatakan bahwa ucapan dzikrullah yang paling
waktu yang tersedia itu hanya sedikit sekali. Karena itu datanglah anjuran dari
Allah agar orang yang telah mulai beriman kepada Allah mengisi sisa waktu yang
panjang itu dengan dzikrullahs seperti tersebut dalam surah al-Jum’ah ayat 10, al-
Ahzab ayat 35, dan 41. Di dalam surat al-Nisa ayat 103 Allah memerintahkan bila
selesai shalat maka zikirlah kepada Allah bai dalam keadaan duduk, berdiri, atau
sedang berbaring. Jadi, di luar shalat kita harus selalu zikir. Gunanya adalah
Di dalam al-Qur’an surat al Qaf ayat 4,39, di dalam surat Rum ayat 17-18,
dijelaskan bahwa zikir itu boleh dilakukan dalam bentuk membaca tasbih. Di
dalam surat al-Kahfi ayat 28, surat al-A’raf ayat 205, Allah mencela orang yang
bicara banyak tanpa dzikrullah akan menyebabkan hati menjadi hati yang keras,
orang yang hatinya keras itu adalah orang yang jauh dari Allah.
82
Perlu diketahui bahwa yang selalu berusaha supaya kita lupa dzikrullah
adalah setan. Ini disebut dalam surat al-Mujadallah ayat 19: Setan menguasai
mereka,lalu setan itu menjadikan mereka orang yang lupa mengingat Allah. Di
dalam surat al-Munafiqun ayat 9 dikatakan bahwa harta benda dan anak-anak juga
dapat menyebabkan kita lalai mengingat Allah.: Hai orang-orang yang beriman
Mujadalah:19, al-Zumar:22.
pendidikan kurang berhasil dalam menanamkan iman, padahal iman itu adalah
pengendali manusia;
2) Hati harus dibina dengan cara menanamkan iman di hati itu, caranya adalah
dengan menempatkan Tuhan di hati itu sampai Tuhan itu menjadi raja di hati
itu;
3) Iman yang sempurna adalah bila seseorang selalu dalam keadaan dzikrullah;
yang wajib, sisa waktu sepenuhnya diisi dengan mengamalkan yang sunnat,
sisanya lagi diisi dengan menyebut –nyebut nama Allah dengan lidah dan
83
BAB IV
kalam), walaupun dalam hal-hal tertentu term-term tersebut memiliki makna yang
tarbiyah, akan tetapi, terdapat kalimat yang senada dengan term tersebut, seperti
kata al-rab, rabayani, nurrabbi, ribbiyun, dan rabbani. Dari bentuk ini kemudian
mu’jam al-Lughowy (kamus bahasa) kata al-tarbiyah memiliki tiga akar kata
dasar (lbn Madzur, tt.: 94-96) yang semuanya memiliki arti yang hampir sama,
yaitu.
berkembang (nama) pengerian ini didasarkan pada konteks ayat Qs. al-
84
Akan tetapi apabila kata al-tarbiyah dikaitkan dengan bentuk madhi-nya
rabbayani (QS al-Isra [17] ayat 24), dan bentuk mudlari-nya nurrabi (QS al-
Syu’ara [26] ayat 18) maka kalima tersebut memiliki makna, mengasuh,
dalam haditsNabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Ibn
Abbas, digunakan istilah rabbaniyyin dan rabbani. ”Jadilah kamu para pendidik
yang penyantun, ahli fiqh dan berilmu pengetahuan, dan dikatakan predikat
proses transformasi ilmu pengetahuan mulai dari tingkat dasar sampai menuju
tingkat selanjutnya yang lebih tinggi. Proses Rabbani menurut hadits di atas
bermula dari proses pengenalan, hafalan dan ingatan yang belum menjangkau
proses selanjutnya yakni pemahaman dan penalaran. Akan tetapi sebaliknya, jika
transformasi ilmu pengetahuan dan sikap pada anak didik yang mempunyai
terwujud ketakwaan, budi pekerti dan pribadi yang luhur (Muhaimin dan Mujib,
1993:130).
pembinaan dan pengembangan jasmani peserta didik agar dapat dijadikan sebagai
85
sarana bagi pengembangan jiwa. kedua, tarbiyat diniyat tazkiyat, yaitu pembinaan
Sedangkan kata al-talim merupakan bentuk atau bagian kecil dari al-
berpikir, yang sifatnya mengacu pada domain kognitif. Terdapat beberapa pemikir
transmisi ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa ada batasan dan ketentuan
tertentu. Hal ini berdasarkan pada firman Allah Q.S al-Baqarah [2] ayat 23
tentang ‘allama (pengajaran) Allah kepada Nabi Adam, sedang proses tersebut
(penyucian) diri manusia dari segala kotoran dan menjadikan diri manusia itu
berada dalam satu kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-hikmahi serta
mempelajari segala apa yang bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya.
(Muhaimin, 2004:132).
86
Bentuk ketiga adalah, al-ta’dib. Istilah al-ta’dib menurut Naquib al-Attas
merupakan bentuk yang paling cocok untuk dipergunakan sebagai istilah dalam
pendidikan Islam, hal ini karena konsep inilah yang diajarakan Nabi pada
orang baik, dan baik yang dimaksud di sini adalah addab dalam artian
Nabi Muhammad yang oleh kebanyakan sarjana Muslim disebut sebagai manusia
yang sempurna.
kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam
dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Allah di dalam tatanan Wujud dan
87
Pada awalnya term adab ini mempunyai pengertian yang sangat luas dan
mendalam. Akan tetapi kemudian digunakan dalam konteks yang sangat terbatas,
seperti untuk menunjuk kepada sesuatu yang merujuk kepada kajian kesusastraan
dan etika profesional dan kemasyarakatan. Al-Attas berpendapat, bahwa ide yang
dikandung dalam term ini sudah diislamisasikan dari konteks yang dikenal masa
tataran semantiknya.
Ghazali sebagaimana dilansir oleh Bahreisi (1981: 74) dengan istilahnya riyadlatu
al-Ghazali dalam mendidik anak-anak lebih menekankan pada domain afektif dan
apabila anak kecil sudah terbiasa untuk berbuat sesuatu yang positif, masa remaja
atau mudah lebih mudah membentuk kepribadian yang shaleh, dan secara
Akan tetapi sebaliknya, jika sejak kecil terbiasa melakukan hal-hal yang
naif, di hari tuanya anak tersebut akan sulit membiasakan aktifitas baik walaupun
Itu lah beberapa definisi tentang ta’lim, tarrbiyah, ta’dib dan riyadlah yang yang
88
yang lain dikatakan oleh Ramayulis (2004:3) bahwa pendidikan agama Islam
bahagia, mencintai tanah air, dan tegap jasmaninya, sempurnah budi pekertinya
menurut ukuran agama Islam. Dari pengertian tersebut sangat jelas bahwa
pendidikan Agama Islam adalah suatu proses educative yang mengarah kepada
adalah, suatu usaha sadar untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
Definisi pendidikan agama Islam secara lebih rinci dan jelas, tertera dalam
kurikulum pendidikan agama Islam ialah sebagai upaya sadar dan terencana
Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan
89
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan
pelajaran dan atau latihan yang dilakukan secara terencana dan sadar atas
b. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti
pengajaran dan atau latihan secara sadar terhadap peserta didikya untuk
(Muhaimin, 2002:76).
90
hidup umat beragama dan memperlemah persatuan dan kesatuan nasional.
ukhuwah Islamiyah dalam arti luas, yaitu ukhuwah fi al-ubudiyah, ukhuwah fi al-
Dalam konteks masyarakat indonesia, yang sangat heterogen dan pluralis, baik
dalam agama, ras, etnis, tradisi, budaya dan sebagainya, yang sangat rentan
terhadap munculnya perpecahan dan konflik –konflik sosial. Oleh karena itu
beberapa landasan. Majid (2004:132) mengatakan, paling tidak ada tiga landasan
dasar dan menengah. Ketiga landasan tersebut adalah, (1) landasan yuridis
Landasan yuridis maksudnya ialah landasan yang berkaitan dengan dasar dan
tersebut terdiriatas tiga macam: (a) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara
pancasila, sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. (b) Dasar struktural atau
konstitusional, yaitu UU Dasar 45, dalam bab XI pasal 29 ayat 1 yang berbunyi,
91
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal
pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya oleh pendidik yang
seagama.”
dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram,
sehingga memerlukan suatu pegangan hidup. Pegangan hidup itu yang dinamakan
dengan agama.
islam.Menurut ajaran islam pendidikan agama adalah perintah Allah swt., dan
Quran dan al-Hadits. Dalam al-Quran terdapat banyak ayat yang menunjukan
jalan Tuhan-mu dengan hikmah, dan pelajaran yang baik, sesungguhnya Tuhan-
mu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya,
An-Nahl ayat 125). Dan firman Allah swt “ Dan hendaklah diantara kamu ada
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang mungkar.” (QS. Ali- Imran ayat 104).
Kedua ayat ini terkait dengan metode atau cara-cara yang digunakan
dalam pendidikan Islam. Sementara itu, Islam mengajarkan secara umum bahwa
92
materi pendidikan agama Islam mencakup tiga hal utama, pertama, berkaitan
suatu sistem norma ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan
aspek akhlak, yang mencakup akhlak manusia terhadap khaliknya dan manusia
93
Dari kedelapan ayat tersebut, menurut Nurwadjah (2007) dapat
ayat12, 13 dan 16. dalam ayat tersebut pada intinya menekankan tentang
keimanan kepada Allah swt. Dan hal tersebut juga mencakup keimanan kepada
malaikat, kitab-kitab-Nya, para Nabi, hari kiamat, qada dan qadar Allah.
Sementara yang termasuk pada aspek syaari’ah adalah, termasuk dalam ayat
14, 15 dan 17. dalam ayat ersebut mencakup tentang ibadah secara khusus dan
ibadah secara umum, yang mencakup tentang hubungan baik dengan sesama
manusia, juga tata aturan hubungan manusia dengan benda-benda alam (harta
benda). Adapun yang termasuk pada aspek akhlak, termaktub dalam ayat 14, 15,
18, dan 19. dalam ayat tersebut pada intinya juga mencakup tentang akhlak, baik
akhlak manusia dengan khaliq-Nya, dan juga akhlak manusia dengan sesama
manusia.
Selain itu, Islam juga mengajarkan agar peserta didik dibekali dengan
rohani peserta didik. Hal ini agar mereka memiliki kehidupan yang layak
Tujuan pendidikan agama Islam adalah sesuatu yang ingin dicapai setelah
94
Terdapat beberapa pendapat mengenai tujuan pendidikan agama Islam ini.
(agama) Islam itu adalah terbentuknya manusia yang berakhlak mulia (akhlak al-
tujuan pendidikan agama Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah
mengatakan, bahwa tujuan itu adalah untuk semua manusia. Jadi menurut agama
dalam al-Quran. Tujuan hidup manusia itu adalah beribadah kepada Allah. Ibadah
yang dimaksud ialah ibadah dalam arti yang luas (ghair mahdlah), bukan hanya
hanya sebatas menunaikan shalat, zakat, puasa ramadhan dan haji ke baitullah,
95
Akan tetapi ibadah yang dimaksud ialah mencakup semua hal, amal,
mencakup jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang
yang disndarkan kepada Allah. Dalam kerangka inilah maka tujuan pendidikan
sebagaimana yang dimaksud itu, agar ia menjadi hamba Allah yang bertaqwa
(Tafsir, 2004:47). Sehingga pada akhirnya apabila ia mati dalam keadaan Islam
pengalaman peserta didik tenang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah swt,
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih
pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah yang di lalui dan di alami oleh
siswa dimulai dari tahap kognisi, yaitu pengetahuan dan pemahaman siswa
terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam, untuk
96
nilai agama ke dalam diri siswa dalam arti meyakini dan menghayatinya. Melalui
tahapan afeksi tersebut diharapkan dapat tumbuh dalam diri siswa dan tergerak
untuk mengamalkan dan mentaati ajaran Islam (tahapan psikomotorik) yang telah
agama Islam akan membimbing dan memperoleh sumber daya manusia dengan
yang memadai. Pendidikan Islam memfasilitasi manusia untuk belajar dan berlatih
sebagai manusia yang kompeten, yang profilnya digambarkan Allah sebagai sosok
ulil albab, sebagai manusia muslim yang paripurna, yaitu manusia yang beriman,
berilmu, dan beramal saleh sesuai dengan tuntunan ajaran Islam, seperti terungkap
dalam al-Quran berikut: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.
97
Berdasarkan ayat tersebut tampak jelas sasaran dan tujuan pendidikan
Islam, yaitu menjadikan manusia yang ulil albab, suka berdzikir dan berfikir,
beramal di manapun ia berada, berdoa dan tawadhu terhadap Allah sehingga tidak
ada rasa sombong dan pembangkangan yang berarti. Lebih jauh profil insan ulil
albab ini menggambarkan sosok manusia yang kompeten, yaitu seorang yang
dan berperan dalam membangun SDM yang kompeten dan berakhlak mulia.
Pendidikan agama Islam harus diberikan sejak dini, mulai dari usia kanak-
kanak, remaja bahkan sampai dewasa. Dalam Islam dikenal dengan istilah
akan lepas dari pendidikan, karena setiap langkah hidup manusia hakikatnya
mengamalkannya dalam kehidupan. Pada anak usia dini, Islam harus dijadikan
generasi Islam yang berkualitas. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
harus terhapuskan kesan ajaran Islam eksklusif, kejam, dan kesan-kesan negatif
lainnya, hal tersebut sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahpahaman yang
98
dan menyesatkan yang menimbulkan friksi, yang mengguncang keutuhan Islam
sebagai agama yang sempurna. Berkaitan dengan hal itu peran dan fungsi PAI
karena melalui PAI diharapkan muncul generasi muda Islam yang kaaffah.
Mulia
baik di Barat maupun Timur sebenarnya berakar pada konsep pendidikan Islam.
Konsep pendidikan umum dan pendidikan Islam sama-sama terikat oleh nilai-nilai
universal sebagai ikatan nilai Ilahi yang bersifat mutlak, demikian juga pendidikan
dalam pendidikan umum, tidak hanya berdasarkan baik dan buruk menurut
manusia, tapi baik dan buruk itu harus mencapai sandar ukuran niali-nilai
ketuhanan yang digariskan oleh Tuhan semesta alam, yaitu nilai-nilai spiritual
yang digariskan oleh al-Quran dan al-Hadis. Oleh karena itu, apabila pada saat ini
konsep-konsep pendidikan Islam seperti yang digunakan oleh PAI, berarti salah
(alfurqon), antara konsep yang benar dengan yang salah. Konsep-konsep dasar
pendidikan yang digunakan dalam PAI, dapat dijadikan acuan baik dalam
orientasi, pendekatan, metoda, dan strategi, karena yang dituju dalam pendidikan
99
yang memancarkan cahaya imani yang diwujudkan dalam amal yang ilmiah
sosok manusia yang diunggulkan dapat dirumuskan berdasarkan firman Allah swt,
ayat 11).
Dari surat tersebut dapat ditafsirkan bahwa orang yang diunggulkan Allah
swt, adalah seorang mukmin yang berilmu, sehingga semua amal solehnya
didasarkan atas ilmu yang dimilikinya. Oleh karena itu ada kata-kata bijaksana
yaitu: amal yang ilmiah atau ilmu yang amaliah. Seorang mukmin yang berilmu
juga digambarkan Allah swt sebagai sosok ulil albab (QS. Ali-Imran 3:190), yang
profilnya dirumuskan dalam al-Quran yaitu orang yang: “Selalu mengingat Allah
seraya berkata: Ya Robbana tiada Engkau ciptakan ini dengan sia-sia (maka ia
hindarkanlah kami dari azab neraka (dengan tetap berpegang pada “tali Allah”)
dalam kehidupan, sebagai amalnya (motorik/skill) dengan akhlak mulia (nilai dan
100
memiliki pribadi yang integral, yaitu integrasi antara iman, ilmu, dan amal, yang
dalam agama Kristen disebut dengan Istilah iman, ilmu dan pelayanan.
untuk membangun pendidikan Islam bermutu sehingga lahirlah sumber daya yang
kompeten dan berakhlak mulia, Hal itu menunjukkan adanya furqon (pembeda),
bagi penyelenggaraan pendidikan yang benar dengan yang salah. (Team Ness,
2008: 6-11).
dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tulis.
Kemampuan bahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat
penting dalam membantu memahami sumber ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan
hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta
didik.
101
Meskipun beegitu, pada tingkat pendidikan dasar (elemantary) di titikberatkan
(kitabah).
satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam
102
a. Menyimak. Memahami wacana lisan dalam bentuk paparan atau dialog
madrasah.
maupun madrasah.
paparan atau dialog tentang perkenalan dan hal-hal yang ada dilingkungan
kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif
maupun secara tertulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap
bahasa Arab tersebut sanga penting dalam membantu dan memahami sumber
ajaran Islam yaitu al-Quran dan Hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang
berkenaan dengan Islam bagi peserta didik. Mata pelajaran bahasa Arab memiliki
103
a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik
(kitabah).
satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam
tema-tema yang berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog
dikembangkan mencakup:
sekitar kita.
104
tentang identitas diri, rumah, keluarga, menanyakan alamat, jam, aktivitas
kita.
kemampuan, serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif
maupun secara tertulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap
bahasa Arab tersebut sanga penting dalam membantu dan memahami sumber
105
ajaran Islam yaitu al-Quran dan Hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang
berikut:
(kitabah).
satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam
106
Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah terdiri atas
bahan yang berupa wacana lisan dan tulisan brbentuk paparan atau dialog tentang
umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, wawasan Islam, hari-hari besar Islam dan
dikembangkan mencakup:
107
G. Metode Pembelajaran Bahasa Arab
metode pembelajaran bahasa Arab terbagi menjadi empat macam, yakni (1)
metode pembelajaran yang paling klasik, oleh karena itu dinaamai juga dengan
metode taqlidiyah. Tetapi walau dikatakan sebagai metode klasik, metode ini
menggunakan metode ini, ada dua hal yang diuntungkan, pertama, dengan
bahasa asing, tapi paling tidak mereka dapat berbahasa asing secara pasif.
108
Sebagai sebuah metode pembelajaran bahasa Arab, metode qawaid
diantaranya:
yang dimaksud.
d) Setiap guru yang mengajar masuk pada analisis sintaksis dan meminta para
b) Terlalu banyak menggunakan bahasa ibu, sedangkan bahasa asing (Arab) yang
2. Metode Langsung
metode qawaid waarjamah. Metode langsung atau dinamakan juga direct method,
109
yaitu cara menyajikan pelajaran bahasa Arab (asing), dimana guru langsung
menggunakann bahasa Ibu (bahasa anak didik sedikitpun). Jika ada kalimat-
Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran bahasa asing tidak
sama halnya dengan mengajar ilmu pasti, dimana siswa dituntut untuk dapat
dengan lancar. Tetapi dalam pengajaran bahasa asing (termasuk bahasa Arab)
Sekalipun kata atau kalimat tersebut masih asing dan tidak difahami.
halnya dengan seorang ibu yang mengajarkan bahasa kepada anak-anaknya yang
dan anak menurutinya walaupun ia belum mengerti apa yang diucapkannya itu.
Menurut para ahli bahasa, metode ini sangat utama dan lebih baik dalam
mengajarkan bahasa (asing) kepada siswa, karena dengan metode ini siswa dapat
bahasa ibu (lingkungannya). Walaupun pada mulanya terasa sangat sulit, namun
110
Secara umum, metode langsung ini memiliki beberapa ciri atau
struktur kaliamat;
b) Gramatika diajarkan hanya sepintas saja (bersifat sambil lalu), dan siswa tidak
baik alat peraga langsung maupun tidak langsung (benda tiruan), atau dengan
Dan jika ada yang menggunakannya maka diberikan sanksi atau hukuman.
al-kalam), hal ini berdasarkan pada prinsip bahwa esensi utama bahasa adalah
berbicara.
c) Tidak memberikan tempat kepada bahasa ibu dalam pengajaran bahasa Asing.
111
d) Mengaitkan antara kata-kata yang diajarkan dengan objek-objek yang ditunjuk
diharapkan.
kalimat asing, dialog, nyanyian dan yang lainnya untuk memantapkan dalam
berbahasa.
diantaranya yaitu:
kata-kata kalimat dalam bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya, apalagi
menyenangkan;
dan kalimat yang sederhana, yang dapat dimengerti siswa dalam kehidupan
asing, sehingga jika sudah merasa tertarik maka pelajaran tidak dianggap sulit;
112
d) Siswa memperoleh pengalaman langsung dan praktis, meskipun pada awalnya
Selain dari beberapa kelebihan yang dimilikinya, metode langsung ini juga
diantaranya:
yakni mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Hal ini bahasa siswa pada
113
awalnya hendaknya dilatih kemampuan mendengar, kemudian mereka
pola.
e) Para siswa yang belajar sangat membutuhkan belajar bahasa asing, bukan
tentang bahasa asing. Ini berarti bahwa mereka perlu latihan pengucapannya.
analisis kebahasaannya.
perlu digunakan.
tidak terlepas dari berbagai kritik, sebagai bentuk dari kekurangan metode
114
a) Keterampilan berbicara bukan satu-satunya dalam berbahasa. Karena beribu-
ribu buku ditulis dengan tanpa melalui fase berbicara sebelum menulis. Buku-
berurutan.
perasaan orang tua dan keluarganya. Anak tersebut memiliki keperluan yang
dan kepentingan seperti pada anak-anak. Demikian juga dengan guru, mereka
memiliki kepentingan yang sama seperti orang tua, apalagi mereka dapat
mungkin dapat tercapai, tetapi pemerolehan tersebut akan lebih cepat jika
115
f) Memang betul bahwa setiap bahasa memiliki karakteristik tersendiri yang
berbeda dengan bahasa yang lainnya. Namun perlu diakui bahwa setiap bahasa
juga memiliki beberapa persamaan, sehingga akan sangat bermanfaat jika kita
dapat dilakukan, hal ini dapat menghemat energy dan waktu bagi guru dan
h) Tidak benar pula bahwa sebaik-baik guru dalam pengajaran bahasa asing
4. Metode Elektik
sebagai respon atas ketiga metode di atas. dinamakan elektik method, karena
kombinasi pengajaran.
116
pengertian-pengertian tertentu. melalui metode ini siswa banyak diberikan latihan-
b) Tidak ada satu metode pun yang sempurna, sebagaimana halnya tidak ada
satu metode pun yang salah total. Setiap metode memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
c) Pandangan bahwa suatu metode dapat melengkapi suatu metode lainnya lebih
bertentangan.
d) Tidak ada satu metodepun yang relevan untuk semua tujuan, semua siswa,
e) Prinsip utama dalam belajar adalah berpusat pada siswa (student centered) dan
kebutuhan siswa.
117
f) Seorang guru hendaklah merasa bebas dalam memilih sesuatu metode
pembelajaran yang akan digunakan sesuai dengan kondisi siswa, dan tidak
118
BAB V
barang dan jasa pelayanan di luar sistem pendidikan sudah lama dilakukan.
Bahkan dalam dunia industri manufaktur dan jasa pelayanan telah ditetapkan
berbagai standar kualifikasi internasional sebagai acuan produk atau jasa yang
dihasilkan, misalnya ISO 9000 atau ISO 9002. Jika suatu produk atau jasa tersebut
dapat ditetapkan secara global. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas produk atau
jasa tersebu telah memenuhi standar kebutuhan costomer atau clients secara
global sehingga produk dan jasa tersebut dapat dipakai siapa saja di seluruh dunia.
Dan secara logis orang akan memilih suatu produk atau jasa pelayanan yang
guru. sesuai dengan kepentingan masa depan guru, maka jawaban yang paling
ideal adalah “ya”. Kita akan sepakat bahwa guru adalah salah satu bentuk jasa
Walaupun selama ini, kita secara formal sudah mengklaim jabatan guru
sebagai suatu jabatan profesional, tetapi secara realita, masih perlu klarifikasi
119
karena itu, standar guru profesional merupakan sebuah kebutuhan mendasar yang
sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Hal ini tercermin dalam undang-undang
bahwa: “ Standar nasional terdiri atas isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
Standar yang dimaksud dalam hal ini adalah suau kriteria yang telah
suatu profesi menetapkan siapa yang boleh atau tidak boleh masuk ke dalam
Secara konseptual, standar juga dapat berfungsi sebagai alat untuk menjamin
kemampuan yang harus dipenuhi oleh calon sebelum masuk ke dalam profesi
yang bersangkutan.
penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
120
dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.
baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika. Dalam arti
tindakan itu benar ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan, efisien, efektif, dan
memiliki daya tarik dilihat dari sudut teknologi; serta baik ditinjau dari sudut etika
kemukakan, antara lain bahwa setiap orang dapat menjadi guru asalkan telah
121
mengalami jenjang pendidikan tertentu dengan sedikit pengalaman belajar (lihat:
Oemar Hamalik, 1991: 5). Pertanyaan sinis tersebut, patut direnungkan dan
kemudian diyakini maknanya oleh para guru sendiri lebih-lebih oleh para calon
guru (mahasiswa IKIP, FIP, FKIP/STKIP, dan Fakultas Tarbiyah lainnya) yang
kelak setelah lulus akan memangku jabatan tersebut. Untuk dapat menjawab
tentu sangat erat hubungannya dengan pengetahuan tentang maksud kata profesi
itu sendiri. Pemakaian kata profesi secara semantik sangat konotatif. Artinya, bisa
pendidikan atau keguruan. Oleh karena itu, sah saja untuk pemakaian yang
secara etimologis dirujuk dari perkataan Inggris “Profession” yang berarti jabatan
atau pekerjaan yang tetap dan teratur untuk memperoleh nafkah yang menuntut
mental daripada yang bersifat manual work (lihat: Sardiman A.M., 1986: [3]).
122
Kedua definisi tersebut, tampak selaras dengan definisi yang terangkum
involving mental rather than manual work, as teaching, engineering, writing, ect.
Jadi, ada tiga hal untuk menentukan sesuatu yang bisa dikatakan sebagai
jabatan atau pekerjaan. Kedua, melalui proses pendidikan atau latihan khusus.
Ketiga, aktivitasnya lebih menekankan pada aspek mental bukan kerja manual
diterangkan terlebih dahulu bahwa guru dalam sistem pendidikan modern yang
bersifat moralitas sebagai sumber spiritual bagi anak didik. Penekanan pada
prinsip tersebut.
guru sebagai suatu profesi sebagaimana dirumuskan oleh Moh. Uzer (1992: 3)
sebagai berikut:
Guru sebagai suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan
123
beserta disiplin ilmu yang terkait lainnya, yang perlu dibina dan dikembangkan
Untuk lebih jelasnya tentang maksud profesi dari definisi di atas, dapat
kemahiran yang dimiliki seseorang dalam suatu bidang ilmu atau pekerjaan (lihat:
Penjelasan KBBI, 1991: 11). Profesi guru membutuhkan kemahiran dalam dua
melaksanakan tugas secara efisien (lihat: Penjelasan Abdullah Fajar, 1991: 79).
berproses, baik dari visi praktik sehingga untuk meningkatkan kemampuan ilmiah
124
Keempat, aspek pembinaan dan pengembangan. Keahlian dalam bidang
pendidikan dan pengajaran, tentu diperoleh melalui suatu proses pembinaan dan
sekolah atau perguruan tinggi) atau melalui jenjang pendidikan nonformal seperi
pendidikan prajabatan (yang biasa dilakukan atau diberikan kepada calon guru).
adalah jabatan atau pekerjaan sebagai guru yang menuntut pendidikan atau latihan
yang harus dipelajari secara sengaja, terencana, dan kemudian diaplikasikan untuk
perbaikan orang lain. Kesimpulan ini senada dengan pandangan Ace Suryadi dan
Wiana Mulyana (1993: 15) yang mengatakan bahwa “pekerjaan yang bersifat
profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara
khusus telah dipersiapkan untuk itu, bukan pekerjaan yang dilakukan oleh
sembarang orang.
2. Kriteria
profesi, memiliki kriteria-kriteria tertentu yang perlu dipenuhi, baik dari segi
telah dijelaskan pada definisi memuat tiga ciri utama. Namun, batasan itu
125
dilengkapi dengan kriteria yang membatasi mekanisme operasional sebagai
ukuran profesionalisasinya.
profesi berdasarkan ukuran dasar itu, tetapi dalam realitas operasionalnya belum
kriteria suatu pekerjaan atau jabatan dapat memperoleh status atau pengakuan
sebagai suatu profesi, harus memenuhi tiga kategori pokok yang dapat dijabarkan
sebagai berikut.
teori yang luas, meliputi penguasaan terhadap pengetahuan umum yang luas
memiliki otonomi jabatan, mempunyai kode etik jabatan, dan karya bakti
seumur hidup.
persyaratan kerja yang sehat dan mempunyai jaminan hidup yang layak.
126
Profesi keguruan layak disebut juga profesi, memang suatu keharusan
baik dari visi teoretis konseptual maupun praktik kontekstual berdasarkan standar
1986: 132), bahwa profesi di bidang pendidikan atau keguruan, harus telah
profesional.
IKIP Bandung (dalam Oemar Hamalik, 1991: 40-42), kriteria profesional guru
keterampilan.
cacat tubuh yang bisa menimbulkan ejekan/cemoohan atau rasa kasihan dari anak
didik.
mampu menghayati GBHN , mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih
sayang kepada anak didik, berbudi pekerti yang luhur, berjiwa kreatif dapat
127
dan tanggung jawab yang besar atas tugasnya, mampu mengembangkan
humor.
proses mengajar belajar, mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan
3. Syarat
syarat-syarat itu guru dapat diprediksi layak dan potensial untuk melaksanakan
128
dan mengembangkan pekerjaannya ke tingkat optimal yang sesuai dengan kriteria
(special education).
129
c) Syarat sociability, yaitu syarat-syarat yang berhubungan dengan
seseorang menjadi guru berupa surat keputusan (SK) dari instansi yang
berwenang.
4. Kualifikasi
berhubungan dengan orientasi profesi yang perlu pula diakui sebagai tanggung
besar dalam tiga tingkatan, yaitu: “Capable personal, tingkatan inovator, dan
memiliki pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan sikap yang lebih mantap dan
atau keguruan yang memiliki komitmen terhadap perubahan dan reformasi. Guru
130
terhadap pembaruan dan sekaligus merupakan penyebar ide pembaruan yang
efektif.
keguruan yang mantap dan luas perspektifnya. Guru harus mampu dan mau
yaitu dalam tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab tersebut
profesi tersebut.
ditinjau dari dua aspek, yaitu: (1) profil kompetensi, berkaitan dengan sejumlah
aspek kompetensi yang seharusnya ada pada diri guru, (2) spektrum kemampuan,
Menurut Muhaimin & Abdul Mujib (1993:172) guru Agama Islam profesional
131
4. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penilitian pendidikan
Allah Swt dan sebagai warga negara Indonesia, serta cendekia dan mampu
mengembangkannya.
sekolah/madrasah.
sekolah/madrasah.
(Depag RI:1998).
132
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 bahwa standar kompetensi guru
pembelajaran;
1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
tindakan reflektif;
133
4) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan
diri.
3) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa;
3) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
dapat dibagi menjadi tiga bidang, yakni: (a) kompetensi bidang kognitif; (b)
134
menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta
terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya,
mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi kepada sesama teman profesinya,
kompetensi di atas tidak berdiri sendiri, ketiganya saling berhubungan dan saling
educator is to examine the level of teaching that is engaging the learner. There
and competencies. Hal ini menunjukkan bahwa tantangan pertama bagi pendidik
135
untuk menguji tingkat pengajaran yang melibatkan siswa pada dasarnya ada tiga,
yaitu: pertama, pengajaran; yang berisi fakta dan konsep artinya belajar untuk
diperjelas oleh Quisumbing dalam siklus belajar dan pengajaran sebagai berikut.
APNIEVE, 2005:29)
Cognitive Level KNOWING about
one self and other: one’s awork and
vocation and those of other’s, one’s
personal and work-related values
(facts, information, etc.)
136
Tahap satu, cognitif level-knowing berisikan kemampuan untuk mengenali
dan mengingat baik diri sendiri maupun orang lain dalam suatu pekerjaan
mengungkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan yang
dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan. Pengetahuan yang
mendalam.
hasil refleksi akhirnya ditegaskan dalam dimensi afektif. Cakuoan afektif dalm
lingkup kecil/pendek, ditempuh melalui tiga proses, yaitu proses pilihan (choosen)
nilai.
Tahap empat, Active Level, konsep nilai yang akhirnya dinilai untuk
137
dalm sebuah tim, tanpa konflik kekerasan dan sebagainya baik di tempat kerja
arti harus dilakukan secara benar. Dan itu hanya mungkin dilakukan oleh orang
yang ahli. Rasulullah saw, mengatakan bahwa “bila suatu urusan dikerjakan oleh
secara terbatas dan dapat juga diartikan secara luas. Bila seorang guru mengajar
tidak disertai dengan keahliannya, maka yang ‘hancur’ adalah murinya. Ini dalam
pengertian yang terbatas. Murid-murid itu kelak mempunyai murid lagi; murid-
murid kelak berkarya; kedua-duanya dilakukan dengan tidak benar (karena telah
karena mengajarkan pengetahuan yang bisa saja tidak benar. Dan, ini kehancuran
sejak kecil dikenal sebagi seorang yang berbudi luhur, berkepribadian unggul
sehingga dijuluki al-amin. Beliau dikenal sebagai seorang yang sangat peduli
138
terhadap masalah sosial, memiliki semangat dan ketajaman dalam membaca,
mempertahankan dan mengembangkan kualitas iman dan takwa untuk diri dan
umatnya; mampu bekerja dengan baik (amal saleh); mampu berjuang bekerjasama
Menurut Imam Al-Ghazali (t.t., hlm 55-58), bahwa kode etik dan tugas-
tugas guru adalah sebagai berikut: (1) Kasih sayang kepada peserta didik dan
kompeten untuk menyandangnya, dan jangan memberi ilmu yang samar (al-‘Urn
al-Khafy) sebelum tuntas ilmu yang jelas (al-ilm al-jaly); (4) hendaknya
mencegah peserta didik dari akhlak yang jelek (sedapat mungkin) dengan cara
sindiran dan tidak tunjuk hidung; (5) guru yang memegang bidang studi tertentu
menyajikan pelajaran pada peserta didik sesuai dengan taraf kemampuan mereka;
(7) dalam menghadapi peserta didik yang kurang mampu, sebaiknya diberi ilmu-
ilmu yang global dan tidak perlu menyajikan detailnya; (8) guru hendaknyya
139
mengamalkan ilmunya, dan jangan sampai ucapannya bertentangan dengan
perbuatannya.
sifat guru muslim adalah sebagai berikut: (1) hendaknya tujuan, tingkah laku dan
pola pikir guru bersifat Rabbani (Q.S. Ali-Imran: 79); (2) ikhlas, yakni bermaksud
dalam mengajarkan berbagai ilmu kepada peserta didik; (4) jujur dalam
pertama-tama kepada dirinya sendiri karena kalau ilmu dan amal sejalan, maka
perbuatannya; (5) senantiasa membekali diri dengan ilmu dan bersedia mengkaji
metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan situasi belajar-
mengajar; (7) mampu mengelola peserta didik, tegas dalam bertindak, dan
dan pola berpikir peserta didik, memahami problem kehidupan modern dan
bagaimana cara Islam mengatasi dan menghadapinya; dan (10) bersikap adil di
sifat-sifat yang harus dimiliki oleh guru adalah: (1) bersikap zuhud, dan mengajar
140
hanya karena mencari keridaan Allah ; (2) bersih atau suci, dalam arti bersih
jasmani dan anggota badannya, jauh dari dosa, suci jiwanya, bebas dari dosa
besar, riya’, hasad, permusuhan, perselisihan dan sifat-sifat tercela lainnya; (3)
ikhlas dalam bekerja, dalam arti mengamalkan apa yang diucapkan, selaras antara
perbuatan dan ucapan, tidak merasa malu untuk mengatakan “saya tidak tahu, jika
ia tidak tahu”, merasa butuh untuk menambah ilmu, dan tidak segan-segan untuk
menggali ilmu dari peserta didiknya; (4) pemaaf, yakni pemaaf terhadap peserta
didik, mampu menahan diri, menahan amarah, lapang dada, sabar dan tidak
mudah marah karena sebab-sebab sepele; (5) menjaga harga diri dan kehormatan;
(6) mencintai peserta didik sebagaimana cintanya kepada anak sendiri dan
memahami tabiat, minat, kebiasaan, perasaan, dan kemampuan peserta didik; dan
‘inda Ibn Taimiyah” (1986, hlm. 177-179), bahwa kode etik guru atau pendidik
adalah (1) saling menolong atas kebajikan dan takwa; (2) menjadi teladan bagi
peserta didik dalam kebenaran, dan berusaha memelihara akhlak dan nilai-nilai
Islam; (3) berusaha keras untuk menyebarkan ilmunya dan tidak menganggap
sifat guru adalah (1) dalam setiap tindakan mengajar harus bertujuan untuk
mencari keridaan Allah; (2) menerapkan ilmunya dalam bentuk perbuatan; (3)
141
amanah dalam mentransformasikan ilmu; (4) menguasai dan mendalami bidang
ilmunya; (5) mempunyai kemampuan mengajar; (6) bersikap lemah lembut dan
kasih sayang terhadap peserta didik; dan (7) memahami tabiat, kemampuan dan
Dari kelima pendapat para ulama tersebut, dapat dipahami bahwa ada
beberapa kemampuan dan perilaku yang perlu dimiliki oleh guru, yang sekaligus
kependidikannya dapat berhasil secara optimal. Profil tersebut pada intinya terkait
dengan aspek personal dan profesional dari guru. Aspek personal menyangkut
pribadi guru itu sendiri, yang menurut pendapat para ulama tersebut di atas selalu
ditempatkan pada posisi yang utama. Aspek personal ini diharapkan dapat
memancar dalam dimensi sosialnya, dalam hubungan dengan guru dengan peserta
peran profesi dari guru, dalam arti ia memiliki kualifikasi profesional sebagai
Atas dasar itulah, maka asumsi yang melandasi keberhasilan GPAI dapat
GPAI ajaran Islam sebagai kriteria utama sehingga segala masalah perilaku
142
kependidikannya dihadapi, dipertimbangkan, dipecahkan, dan didudukkan dalam
perspektif Islam.
sendiri; (2) peneladanan pribadi Rasulullah; (3) bersikap objektif; (4) bersikap
luwes dan bijaksana dalam menghadapi peserta didik; (5) bersedia mengamalkan
dan pola pikirnya bersifat Rabbani; (2) bersikap ikhlas; (3) bersikap sabar; (4)
bersifat jujur; dan (5) bersikap adil. Menurut Athiyah al-Abrosyi mencakup: (1)
bersikap zuhud, dalam arti mengajar hanya mencari keridaan Allah; (2) bersih dan
suci dirinya dari dosa besar, riya, hasad, permusuhan dan perselisihan atau sifat
tercela lainnya; (3) ikhlas dalam bekerja; (4) pemaaf; (5) menjaga harga diri dan
Menurut Ibnu Taimiyah yang dianalisis oleh Majid Irsan Al-Kilani mencakup :
(1) saling menolong atas kebajikan dan takwa; (2) mampu menjadi teladan bagi
bersikap amanah; (4) bersikap lemah lembut dan kasih sayang terhadap peserta
didik.
143
mencakup: (1) menyajikan pelajaran sesuai dengan taraf kemampuan peserta
didik; dan (2) terhadap peserta didik yang kurang mampu, sebaiknya diberi ilmu-
ilmu yang global dan tidak detail. Menurut Abdurrahman Al-Nahlawy mencakup:
mampu mengelola peserta didik dengan baik; (4) memahami kondisi psikis dari
peserta didik; (5) peka dan tanggap terhadap kondisi dan perkembangan baru.
minat, kebiasaan, perasaan dan kemampuan peserta; (2) penguasaan bidang yang
dianalisis oleh Majid ‘Irsan Al-Kilani mencakup: (1) bekerja keras dalam
keterampilan. Hal ini didasarkan pada Hadis Rasulullah yang menyebut guru
sebagai rabbaniyin.
144
Nabi saw. berkata: “Jadilah kamu para pendidik yang penyantun, ahli fiqih,
kepada rabb dengan menambahkan alif dan nun dan bermakna tarbiyyat.
Rabbaniyyin adalah mereka yang mendidik murid-murid dari mulai ilmu yang
kecil/mudah sebelum yang sulit. Selain itu, juga pandai, beramal, dan melakukan
Makna tarbiyat menurut Sa’ad dalm Rosidin (2003: 51) adalah upaya
kesehatan dan kejiwaan. Hal ini didukung oleh aqil (2003: 50) bahwa tarbiyah
adalah proses menyeluruh yang dilakukan terhadap manusia dalam hal ini murid
yang mencakup: jiwa dan raganya, akal dan perasaannya, perilaku dan
kepribadiannya, sikap dan pemahamannya, cara hidup dan cara berpikirnya. Yang
peneliti garis bawahi dari hadis di atas adalah, pertama kata fuqaha-ahli ilmu
sangat jelas bahwa yang dimaksud ilmu pengetahuan adalah ilmu fiqh/ilmu
agama.
Para ahli bahasa memberikan arti pada kata ‘alima dengan beberapa arti.
Arti-arti itu dapat dilihat dalam penggunaannya di kalangan orang arab, Misalnya,
sya’ara (mengetahui, merasa). Begitu juga dengan kata a’lama yang bentuk
145
masdarnya al-‘ilam yang mengandung makna sama dengan kata ta’liim yang
yaitu sopan santun yang dalam bahasa Arab bermakna husnul akhlak wa fi’lu
(budi pekerti yang baik dan perilaku terpuji (Rosidin, 2003: 16). Hal ini
menunjukkan bahwa seorang guru harus mempunyai perilaku yang baik-sikap dan
sopan santun yang di dasarkan pada nilai-nilai agama atau dengan kata lain
berakhlak mulia. Hal ini diperkuat lagi dengan sabda Rasulullah pada hadis lain
sempurna orang mukmin imannya adalah yang lebih baik akhlaknya (H.R.
Turmudzi).
Ketiga, kata bisigari al-ilmi qabla kibaarihi dengan makna dari yang
“Bagi segala sesuatu itu ada metodenya, dan metode masuk surga adalah
ilmu.” (H.R.Dailami).
“Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka merugilah
dia, dan barang siapa yang hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka
celakalah dia.”
146
a. Pertama, kompetensi bidang pengetahuan, artinya kemampuan bidang
diampu.
pembelajaran.
terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya, yaitu
sebagai berikut.
1) Menampilkan sikap yang sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan
kebudayaan.
dibinanya.
147
4) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi terhadap
profesinya.
pembelajaran).
tindakan reflektif.
148
BAB VI
di antaranya adalah: (a) penetapan standar kemampuan siswa dan warga belajar
serta pengaturan kurikulum nasional dan penilaian hasil belajar secara nasional
A. Jenis-jenis Kompetensi
keterampilan hidup yang seharusnya dimiliki. Hasil belajar dari kompetensi lintas
rumpun pelajaran.
149
kebiasaan berpikir dan bertindak yang seharusnya dicapai setelah siswa
kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa menyelesaikan suatu aspek atau
150
a) Memiliki keyakinan, mempunyai hak, menjalankan kewajiban dan berperilaku
sesuai dengan agama yang dianutnya, serta menyadari bahwa setiap orang
orang lain.
numerik dan spasial, serta mampu mencari dan menyusun pola, struktur, dan
hubungan.
e) Memahami dan menghargai dunia fisik, makhluk hidup, dan teknologi, dan
global.
karya artistik, budaya, dan intelektual serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk
151
h) Menunjukkan kemampuan berpikir konsekuen, berpikir lateral, berpikir kritis,
kemungkinan.
Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Allah swt.),
berakhlak mulia (berbudi pekerti luhur) yang tercermin dalam kehidupan pribadi,
beriman dan bertakwa kepada Allah swt., berakhlak mulia (berbudi pekerti luhur)
sesama manusia, dan alam sekitar; mampu membaca dan memahami Al-Quran;
mampu beribadah dan bermuamalah dengan baik dan benar; serta mampu
yang harus dikuasai siswa selama menempuh pendidikan di SD. Kemampuan ini
152
pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada
kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang
a) Beriman kepada Allah swt, dan lima rukun iman yang lain dengan
mengartikannya.
c) Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariat
Khulafaur Rasyidin.
S
I Hafal surat-surat Beriman dan Berperilaku Mengerti tata cara
pendek pilihan mengenal enam hidup bersih
thaharah/ bersuci
(al-Fatihah, al- rukun iman. jujur dan kasih
Ikhlas, al- Beriman dan sayang.
Kautsar) mengenal dua Berperilaku
kalimat syahadat dermawan dan
153
rajin
bertatakrama
dalam kehidupan
sehari-hari
II Hafal surat al- Beriman kepada Terbiasa Berwudhu dengan
Ashr. Hafal Allah dan mengenal berperilaku
benar. Hafal bacaan
surat an-Nasr Asmaul-Husna rendah hati dan
dan melakukan
dan an-Naas sederhana.
Terbiasa gerakan shalat.
berperilaku
Melakukan shalat
dengan sifat-sifat
dengan benar.
terpuji.
III Membaca dan _ Berperilaku dan Mampu
menulis al- bersikap percaya
melaksanakan
Quran diri, tekun dan
shalat fardhu
permulaan. tidak boros.
Hafal surat-surat dengan benar.
pendek
(lanjutan)
sebelum shalat
dengan benar.
154
V Membaca dan Beriman kepada Meneladani Melakukan puasa.
menghafal surat kitab suci dan ketabahan Nabi
al-Ma’un, al-Fill mengenal nama- Ayub AS.
dan al-Quraisy namanya. Beriman Berperilaku
kepada Rasul-rasul disiplin dan
Allah swt. tolong
menolong.
VI Membaca dan Beriman kepada Berperilaku Mampu
hafal dengan Hari Akhir. tanggung jawab
melaksanakan zakat
fasih dan Beriman kepada dan meneladani
fitrah. Mampu
memahami surat Qadha dan Qadar Nabi Musa AS.
al-Fatihah, al- Meneladani melaksanakan zikir
Ikhlas dan al- sikap menolong
dan do’a setelah
Ashr. Nabi Isa AS dan
shalat.
senang
melakukan
silaturahim.
a. Taman Kanak-kanak
b. Sekolah Dasar
155
c) Terbiasa berperilaku dengan sifat terpuji, menghindari sifat-sifat tercela, dan
bacaannya.
terbiasa mengamalkannya.
kehidupan sehari-hari
156
hikmahnya serta direfleksikan dalam sikap, perilaku, dan akhlak peserta didik
hari.
dan belajar sepanjang hayat yang dilakukan dan harus dicapai oleh peserta didik
menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan agama yang dianutnya
orang lain.
157
c) Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep, teknik-teknik, pola,
historis.
masyarakat beradab.
158
Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Allah swt.),
berakhlak mulia (berbudi pekerti luhur) yang tercermin dalam kehidupan pribadi,
beriman dan bertaqwa kepada Allah swt, berakhlak mulia (berbudi pekerti luhur)
sesama manusia, dan alam sekitar, mampu membaca dan memahami al-Quran,
mamou beribadah dan bermuamalah dengan baik dan benar, serta mampu
yang harus dikuasai siswa selama menempu pendidikan di SMP. Kemampuan ini
kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang
a. Beriman kepada Allah swt dan enam rukun iman yang lain dengan
mengetahui fungsi serta refleksi dalam sikap, perilaku, dan akhlak peserta
159
b. Dapat membaca al-Quran surat-surat pilihan sesuai dengan tajwidnya,
c. Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syari’at
Rasyidin.
dasar tiap kelas yang tercantum dalam standar nasional juga dikelompokkan ke
dalam lima unsur pokok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP seperti
Al-Quran
1. Membaca, mengartikan dan menyalin
2. Menerapkan hukum bacaan alif lam syamsiyah dan alif lam qamariyah, nun
3. Menerapkan bacaan qalqalah, tafhim dan tarqiq huruf lam dan ro’ serta mad.
3. Beriman kepada kitab-kitab Allah swt dan memahami arti beriman kepada-Nya.
4. Beriman kepada Rasul-rasul Allah swt dan memahami arti beriman kepada-
Nya.
160
6. Beriman kepada qadha dan qadar Allah swt dan memahami arti beriman
kepada-Nya.
Akhlak
1. Berperilaku dengan sifat-sifat terpuji
3. Bertatakrama
Ibadah/Fiqh
1. Melakukan thaharah
7. Melakukan puasa
8. Melakukan zakat
Tarikh
1. Memahami keadaan masyarakat Makkah sebelum dan sesudah datang Islam
161
4. Kompetensi Persatuan Jenjang Pendidikan
a. Taman Kanak-kanak
b. Sekolah Dasar
d) Mengenal rukun Islam dan mampu melaksanakan beribadah salat, puasa, zakat
bacaannya.
terbiasa mengamalkannya.
162
e) Memahami dan mampu mengambil manfaat dan hikmah perkembangan Islam
kehidupan sehari-hari.
Nya, hari kiamat, dan qadha-qadar dengan mengetahui fungsi dan hikmahnya
serta terefleksikan dalam sikap, perilaku, dan akhlak peserta didik pada
hari.
menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan agama yang dianutnya.
163
b) Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan
orang lain.
historis.
masyarakat beradab.
Siswa beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Allah swt.),
berakhlak mulia (berbudi pekerti luhur) yang tercermin dalam kehidupan pribadi,
164
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, memahami, menghayati, dan
Dengan landasan al-Quran dan Sunnah Nabi saw,. siswa beriman dan
bertakwa kepada Allah swt., berakhlak mulia (berbudi pekerti luhur) yang
manusia, dan alam sekitar; mampu membaca dan memahami Al-Quran; mampu
beribadah dan bermuamalah dengan baik dan benar; serta mampu menjaga
Umum/ Madrasah Aliyah. Kemampuan ini berorientasi pada perilaku afektif dan
a) Beriman kepada Allah swt dan enam rukun iman yang lain dengan
165
b) Dapat membaca, menulis, dan memahami ayat al-Quran serta mengetahui
sehari-hari.
c) Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syari’at
dasar tiap kelas yang tercantum dalam Standar Nasional juga dikelompokkan
kedalam lima unsur pokok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMU/Aliyah,
yaitu: (1) Al-Quran, (2) keimanan, (3) akhlak, (4) fiqh/Ibadah, dan (5) tarikh.
Al-Quran
1. Membaca al-Quran dengan fasih (tadarus) (dilaksanakan pada setiap awal jam
2. Membaca dan faham ayat-ayat tentang manusia dan tugasnya sebagai makhluk
166
menerapkannya dalam perilaku sehari-hari.
hari.
Keimanan
1. Beriman kepada Allah swt dan menghayati sifat-sifatnya.
3. Beriman kepada Kitab-kitab Allah swt dan memahami fungsinya serta mampu
4. Beriman kepada Rasul-rasul Allah swt dan memahami fungsinya serta mampu
5. Beriman kepada hari akhir dan memahami fungsinya serta mampu menerapkan
167
6. Beriman kepada qadha dan qadar Allah swt dan memahami fungsinya serta
3. Bertatakrama.
Fiqh/Ibadah
1. Memahami sumber-sumber hukum Islam dan pembagiannya.
hari.
hari.
4. Memahami hukum Islam tentang zakat secara lebih mendalam dan hikmahnya
perilaku sehari-hari.
7. Memahami hukum Islam tentang jual beli dan mampu menerapkannya dalam
perilaku sehari-hari.
perilaku sehari-hari.
168
mempraktekannya.
11. Memahami hukum Islam tentang jinayah dan hudud dan mampu menghindari
13. Memahami hukum Islam tentang pernikahan dan hikmahnya serta mampu
a. Taman Kanak-kanak
169
d) Mulai mengenal ibadah
b. Sekolah Dasar
d) Mengenal rukun Islam dan mampu melaksanakan beribadah salat, puasa, zakat
bacaannya.
terbiasa mengamalkannya.
170
a) Mampu membaca dengan mengetahui hukum bacaannya, menulis, dan
kehidupan sehari-hari.
Nya, hari kiamat, dan qadha-qadar dengan mengetahui fungsi dan hikmahnya
serta terefleksi dalam sikap, perilaku, dan akhlak peserta didik pada dimensi
kehidupan sehari-hari.
hari.
Indikator Hasil Belajar dapat dilihat pada lampiran diakhir buku ini.
171
BAB VII
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
172
(student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendek kata metode adalah cara
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata, agar tujuan yang telah disusun tersebut
tercapai secara optimal. Dengan pengertian ini berarti, metode digunakan untuk
173
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu
strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah, metode tanya jawab atau
Istilah lain yang juga memiliki makna yang hampir sama dengan strategi
dimaknai sebagai, titik tolak atau sudut pandang kita terhadap suatu proses
suatu proses yang sifatnya masih bersifat umu. Oleh karenanya, strategi atau
Selain istilah strategi, metode dan pendekatan, terdapat satu istilah lagi
ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan
teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan
metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula,
174
dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada
kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif.
Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor
banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang
tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih
banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai
bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari
kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat). Maka dengan demikian teknik dan
guru juga dapat menetapkan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode.
B. Metode Pembelajaran
175
Menurut bahasa, istilah metode secara sering diartikan cara. Dalam bahasa
Arab metode ini dikenal dengan istilah thoriqahi yang berarti langkah-langkah
155). Akan tetapi menurut Tafsir (1996: 8) istilah metode ini jika dipahami dari
asal kata method (bahasa Inggris) mempunyai pengertian yang lebih khusus, yakni
cara yang tepat dan cepat dalam mengerjakan sesuatu. Ungkapan cara yang
paling tepat dan cepat ini membedakan dengan istilah way (bahasa Inggris) yang
berarti cara juga. Karena secara etimologis metode diartikan sebagai cara yang
paling tepat dan cepat, maka menurut tafsir (1996: 9) ukuran kerja suatu metode
harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah. Oleh karena itu suatu metode
pembelajaran adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam mengajarkan materi
pelajaran kepada peserta didik. Selanjutnya, kata tepat dan cepoat ini yang
sering diungkapkan dengan istilah efektif dan efisien. Maka metode pembelajaran
dipahami sebagai carayang paling efektif dan efisien dalam mengajarkan materi
sebagai cara atau jalan yang haruss di lalui untuk mencapai tujuan. Al-Abrasyi
(tt,: 267) mendefinisikan metode sebagai jalan yang kita ikuti untuk memberi
176
faham kepada murid-murid segala macam pelajaran, dalam segala macam mata
Sementara itu Tafsir (2004: 131) mendefinisikan metode pendidikan ialah semua
cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Oleh karena itu kata metode disini
peserta didik, sehubungan dengan kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru.
Atau dengan kata lain, terciptalah suatu hubungan atau interaksi edukatif. Proses
interaksi ini akan banyak berjalan, apabila peserta didiknya banyak terlibat aktif.
Oleh karena itu, dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau
disusun dalam kegiatan nyata, agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
177
optimal, ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
dikatakan Drajat (2001: 118) adalah sebagai berikut: (1) prinsip individualitas, (2)
prinsip kebebasan, (3) lingkungan, (4) globalisasi, (5) pusat-pusat minat, (6)
madrasah.
a. Metode Ceramah
178
Metode ceramah merupakan cara menyajikan pelajaran melalui penuturan
secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Cara mengajar
dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik kuliah, yakni cara mengajar
dengan menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok
persoalan serta masalah secara lisan (verbal). Dengan demikian, dapat dipahami
bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru
tetapi walau termasuk dalam kategori metode klasik (lama), sampai saat ini
metode ceramah sering digunakan guru atau instruktur dalam pengajaran di kelas.
Hal ini selain disebabkan beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor
kebiasaan dari guru atau pun siswa. Guru biasanya belum merasa puas apabila
dalam pengajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka
akan “merasa” belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran
melalui ceramah. Sehingga ada anggapan jika guru yang berceramah berarti ada
proses pembelajaran, tidak ada guru berarti tidak ada belajar. Metode ceramah
bersifat ekspositori. Dalam metode ceramah ini, siswa lebih tidak banyak
berperan, mereka hanya lihat, duduk dan mendengarkan, serta percaya apa yang
179
Walaupun metode ini dianggap metode yang tradisional dan kuno, akan tetapi
peralatan yang lengkap hal itu tentu berbeda dengan metode lain, seperti
suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
peserta didik.
3) Ceramah dapat meyajikan materi pelajaran yang luas dalam waktu yang relatif
Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu
ceramah.
6) Metode ceramah dapat digunakan bagi jumlah siswa atau peserta didik yang
180
7) Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak
dilakukan.
8) Dengan demikian, metode ceramah akan sangat mudah bagi guru dalam
rumit.
Tetapi bukan berarti metode ini tidak memiliki kelemahan. Diantara beberapa
1) Materi yang dikuasai siswa sangat terbatas pada materi yang dikuasai guru
saja. Kelemahan ini yang paling dominan, sebab materi yang diberikan guru
siswa pun akan tergantung pada apa yang disampaikan guru itu.
verbalisme.
3) Metode ceramah jika dilakukan oleh guru yang kurang memiliki kemampuan
retorika yang baik, akan menimbulkan kebosanan dan kejenuhan pada siswa,
membosankan.
4) Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah
181
5) Metode ceramah akan membawa pada nuansa pembelajaran yang lebih pasif,
berhasil, maka menurut Wina Sanjaya (2006) ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dan dilakukan guru dalam menggunakan metode ini dalam proses
a) Tahap persiapan
Dalam tahap poersiapan ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan
diantaranya adalah:
adalah proses yang terencana dan memiliki arahan dan tujuan yang jelas.
Oleh karena itu, merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah awal
yang harus dilakukan guru. Rumusan tujuan yang jelas dan konkret akan
(2) Menentukan pokok-pokok materi dan sub pokok materi yang akan
182
itu, guru harus mempersiapkan pokok-pokok materi yang akan
(3) Agar tidak menguras tenaga yang banyak, ada baiknya jika dipersiapkan
alat bantu untuk mendukung pelaksanaan metode ini. Alat bantu dalam
persepsi dari siswa. Alat bantu tersebut dapat berupa ilustrasi dalam
b) Tahap pelaksanaan
sebagai berikut:
oleh langkah ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam
tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, guru perlu mengemukakan terlebih
dahulu tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. Oleh karena tujuan
183
menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan
mental agar siswa mampu dan dapat menerima materi pembelajaran. Lngkah ini
pada dasarnya adalah untuk menciptakan kondisi agar materi pelajaran itu mulai
dengan cara lisan (ceramah). Dalam menyajikan materi pembelajaran guru harus
menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada meteri pembelajaran yang sedang
disampaikan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan hal-hal berikut:
(a) Senantiasa menjaga “kontak mata” dengan peserta didik. Apa yang dimaksud
dengan kontak mata? kontak mata adalah suatu isyarat dari guru agar siswa
mata dapat juga berarti sebuah komunikasi bahasa tubuh, dan penghargaan
dari guru kepada siswa. Karena siswa yang selalu mendapatkan “pandangan”
(baca: perhatian) dari guru akan merasa dihargai dan diperhatikan. Maka
dengan demikian usahakan walaupun guru harus menulis di papan tulis kontak
lebih interaktif dan komunikatif, lebih mudah terima dan dicerna oleh peserta
didik dan (sesekali guru dapat) menyelingi dengan senda gurau yang
184
mendidik. Oleh karena itu, sebaiknya guru menggunakan istilah-istilah
populer yang biasa digunakan oleh peserta didik sesuai dengan usia dan
ditangkap oleh siswa. Lalu, tanggapilah respons yang diberikan oleh siswa
dengan segera. Maksudnya\, sekecil apa pun respons yang diberikan oleh
siswa guru harus cepat-cepat menanggapinya. Apabila respons siswa itu tepat,
semangat dan motivasi peserta didik untuk belajar. Diantara cara yang dapat
digunakan untuk menjaga agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan adalah
dengan cara guru menunjukkan sikap yang bersahabat dan akrab, tidak
185
Langkah terakhir adalah menutup ceramah, hal ini dilakukan agar materi
pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak terulang kembali.
mengakhiri ceramah, agar materi pembelajaran tidak mudah dilupakan oleh siswa,
(a) Bimbing dan arahkan siswa untuk berlatih menarik kesimpulan dari ceramah
(b) Berikan kepada mereka tugas rumah yang berisi perintah untuk merangkum isi
materi ceramah.
b. Metode Diskusi
perhatian yang lebih khusus, karena dengan metode diskusi dapat merangsang
siswa berpikir atau mengeluarkan pendapat sendiri. Oleh karena itu, tujuan utama
Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode
diskusi dalam proses pembelajaran. Hal ini biasanya muncul dari adanya
186
anggapan bahwa diskusi, pertama, merupakan metode yang sulit diprediksi
hasilnya, oleh karena interaksi antara siswa muncul secara spontan, sehingga
hasil dan arah diskusi sulit ditentukan. Kedua, diskusi memerlukan waktu yang
tuntas. Akan tetapi, sebenarnya anggapan ini, tidak perlu muncul dan tidak perlu
dirisaukan oleh guru. Karena, dengan perencanaan dan persiapan yang matang
Metode diskusi bukan hanya percakapan atau debat biasa saja, akan tetapi
diskusi timbul karena adanya permasalahan yang memerlukan jawaban dan jalan
keluarnya dari masalah tersebut, atau terdapat berbagai jawaban yang perlu di
pertama, guru harus berusaha semaksimal mungkin agar siswa turut aktif dan
berperan dalam diskusi tersebut. Kedua, berlaku bijaksana dalam mengatur dan
mengarahkan diskusi, agar berjalan dengan lancar dan aman. Ketiga, memberikan
dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh
guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan, yang mengatur jalannya diskusi
adalah guru itu sendiri. Sedangkan diskusi kelompok kecil, siswa dibagi dalam
beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 3 sampai dengan 5 orang siswa.
187
Pelaksanaannya dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa
yang merangsag dan menyenangkan . Metode diskusi akan lebih aktif dan
peserta didik untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
3) Karena dalam metode diskusi ini peserta didik memiliki kesempatan untuk
(lisan)
4) Metode diskusi juga bisa melatih peserta didik untuk menghargai pendapat
188
diskusi dalam merupakan dinamika yang pasti terjadi. Karena bukan diskusi
jika tidak ada perbedaan. Dengan demikian, peserta didik akan terlatih untuk
6) Dalam diskusi biasanya dipimpin oleh seorang ketua kelompok diskusi, maka
atas, metode diskusi juga memiliki beberapa kelemahan jika diterapkan dalam
berikut:
1) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh siswa yang memiliki
tidak merata;
4) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang
189
Agar pelaksanaan diskusi berhasil dengan efektif, maka lakukan tahapan-
a) Langkah persiapan
berikut diantaranya:
(1) Terlebih dahulu rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan
pembelajaran yang ingin mesti dipahami oleh setiap peserta didik sebagai
(2) Tentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan dengan tujuan yang ingin
(3) Tetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah bisa didapatkan dari isi
190
(4) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan
b) Pelaksanaan diskusi
kelancaran diskusi.
(3) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan.
(4) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk
kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting,
tidak fokus.
c) Menutup diskusi
191
(1) Membuat pokok-pokok kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
(2) Melakukan riview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dan seluruh
c. Metode Demonstrasi
Drajat, 2001: 296). Dalam pengertian lain dikatakan bahwa metode demonstrasi
situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan (Sanjaya,
2006: 152).
sesuatu kepada siswa tentang bagaimana cara melakukannya. Sebagai contoh, cara
menyuruh salah seorang siswa untuk mempraktekannya, dan siswa yang lainnya
melihatnya.
pelajaran kepada siswa secara lebih konkret dan mudah difahami, ketimbang
192
demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan
tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi dengan
“nyata”.
pembelajarannya.
193
Selain memiliki beberapa kelebihan sebagaimana telah disebutkan di atas,
sebagai berikut:
waktu yang panjang untuk melakukan persiapan yang matang, karena tanpa
ketidakefektifan.
2) Memerlukan biaya yang banyak dan mahal bila dibandingkan dengan metode
yang memadai.
pembelajaran siswa.
mengakhiri demonstrasi.
a) Tahapan Persiapan
berikut:
194
(1) Tahap pertama, guru merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
menghindari kegagalan.
(3) Sebelum dilakukan di depan siswa. Lebih baik dilakukan terlebih dahulu
uji coba demonstrasi. Uji coba ini mencakup durasi waktu, segala
(a) Terlebih dahulu aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
(b) Terlebih dahulu guru mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh
(c) Kemukakan juga tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya
pelaksanaan demonstrasi;
(d) Perintahkan juga kepada siswa untuk memberikan komentar, kritik atau
mereka sendiri.
195
(2) Langkah pelaksanaan demonstrasi
(b) Ciptakan suasana yang menyenangkan (enjoy) dan hindarilah suasana yang
(c) Yakinkan bahwa seluruh siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan cara
(d) Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dan proses demonstrasi itu.
tersebut telah dapat memahami atau belum. Selain memberikan tugas yang
relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya
d. Metode Simulasi
Secara etimologis, kata simulasi berasal dan kata simulate yang artinya
196
cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk
semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang
bagaimana cara melakukan jual beli yang memenuhi kriteria syar’i maka dapat
dapat dilakukan dengan cara melakukan manasik hai dan lain sebagainya.
1) Dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang
diberi kesempatan untuk memainkan peran yang sesuai dengan topik yang
disimulasikan;
197
(b) Kelemahan-kelemahan Metode Simulasi
kelemahan, di antaranya:
1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai
3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa
Menurut W. Sanjaya (2006: 158) metode simulasi terdiri dari beberapa jenis
1) Sosiodrama
peenghayatan yang lebih mendalam, akan hal-hal yang telah dilakukan oleh para
tokoh tersebut, serta mengambil pelajaran dari apa yang diperankannya itu.
2) Psikodrama
198
digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik
3) Role playing
Role playing atau bermain peran adalah metode pengajaran sebagai bagian
masa mendatang.
para Nabi, para Sahabat, dan kisah-kisah para pahlawan pembela tanah air.
pemerannya.
a) Persiapan simulasi
(1) Guru terlebih dahulu menentukan topik atau masalah serta tujuan yang
hendak dicapai.
(2) Guru terlebih dahulu memberikan gambaran masalah dalam situasi yang
akan disimulasikan.
(3) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang
199
(4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya
b) Pelaksanaan simulasi
(4) Hentikan simulasi pada saat-saat puncak. Hal itu untuk mendorong peserta
c) Mengakhiri simulasi
(1) Lakukan diskusi kecil tentang jalannya simulasi. Apakah telah sesuai
(3) Berikan respon positif terhadap siswa yang melakukan simulasi dengan
bagus;
e. Metode Proyek
kutip dari Drajat (2001: 310). Metode ini juga dinamakan metode pengajaran unit.
Cara demikian adalah teknik yang modern, karena siswa tidak dapat begitu
200
metode ini adalah untuk melatih siswa agar berpikir secara ilmiah, logis dan
sistematis.
Pusat kegiatan metode ini terletak pada siswa dan guru berfungsi sebagai
masing, maka dapat pula siswa secara individual dalam hal-hal tertentu
rasa kebimbangan, bingung dan lain-lain. Masalah itu lalu dikaji sehingga akan
atau ingin mengetahui hakikat sesuatu, tentu akan mendorong pikirannya untuk
2) Menyusun Hipotesis
201
Hipotesis merupakan dugaan sementara atau jawaban sementara. Dugaan
atau terkaan terhadap jawaban dan sesuatu masalah adalah langkah untuk
menyelesaikan masalah, tidak perlu takut berbuat salah, mungkin dugaan benar
dan mungkin juga salah. Mungkin sebagian benar tapi hipotesis/dugaan itu akan
didapat melalui berbagai jalan, seperti langsung bertanya, melalui penelitian dan
buku-buku, mengadakan wawancara dan lain-lain. Akan tetapi data itu pun harus
yang benar.
Data yang kita dapatkan belum tentu benar, atau sejauh mana data itu
sesuai dengan kepentingan masalah yang sedang kita hadapi, karena itu data itu
perlu dianalisis/diteliti.
Namun apabila data yang kita dapat belum cukup mendukung hipotesis
kita, maka harus mencari data lain lagi dengan menambah berbagai informasi.
4) Memberikan Kesimpulan
202
Pada tingkat ini pelapor masih punya kesempatan untuk
sudah kita simpulkan tersebut. Contoh metode proyek ini ialah, di halaman
daun pohon pepaya ini pada musim hujan menjadi kuning. Guru bertanya:
Semua kemungkinan boleh dijalankan. Yang penting masalah itu dibahas atas
203
BAB VIII
belajar yang lebih besar kepada siswa hanya mungkin dapat diterapkan manakala
seharusnya apabila diberikan pendidikan dan pengajaran sekolah oleh guru yang
dari sebuah proses latihan dari lembaga pendidikan yang kompeten serta ditambah
204
dengan pendidikan dan pelatihan lanjutan sesetelah menyelesaikan studi di
profesional dan mana guru yang tidak profesional. Sulit dikatakan sebgal seorang
pendidikan dari Stanford University dan Sydney Universiti seperti dikutif Wina
1. Establishit, set
3. Achieving closure
5. Providing feedback
7. Control of participation
205
12. The use of higher order questions
17. Lecturing
18. Precuing
keterampilan dasar yang dianggap sangat penting dan dapat menunjang kegiatan
Closure)
Mernbuka pelajaran atau set induction adalah usaha dan kegiatan yang
dilakukan oleh guru untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar siap secara
mental untuk memusatkan perhatian pada pengalaman belajar yang akan disajikan
yang dipersyaratkan.
206
Secara khusus tujuan membuka pelajaran adalah untuk:
pembelajaran.
207
b. Menjelaskan urutan atau tahapan-tahapan pengajaran, sehingga peserta
psikomotor.
telah dimiliki siswa dengan materi atau pengalaman belajaran yang akan
2. Menutup Pelajaran
208
2. Mengkonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok agar
lebih lanjut.
menguasai materi pelajaran bagi yang belum tuntas belajar serta sebagai bahan
misalnya ada siswa yang selalu mengganggu suasana belajar dengan melontarkan
kata-kata yang dapat mengganggu perhatian seluruh siswa; atau berkata “huuuuu”
keterampilan mengelola kelas bagi seorang guru untuk mengatasi gangguan yang
terjadi di kelas dalam rangka mengembalikan situasi kelas dalam keadaan normal
209
sipapun yang menerjunkan dirinya ke dalam dunia pendidikan terutama guru.
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan
itu sendiri akar katanya adalah “kelola”, ditambah awal “pe” dan akhiran “an”.
Istilah lain dari kata pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata
yang artinya dari bahasa Inggris, yaitu “management”, yang berarti tatalaksanaan,
secara bersama-sama, dengan bimbingan dan pengajaran dari guru. Pengertian ini
jelas meninjaunya dari segi anak didik, karena dalam pengertian tersebut ada frase
yang mengemukakan pengertian kelas dari segi anak didik. Lebih mendalam
umum mengenai kelas, yaitu kelompok siswa yang pada waktu yang sama
pembelajaran.
210
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Djain tujuan pengelolaan
kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera
1. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti
karena tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan tidak dapat melakukan tugas
2. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap
diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat
pengelolaan kelas. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain pendekatan
yang dapat dilakukan untuk mengelola kelas meliputi: (1) Pendekatan kekuasaan,
(2) Pendekatan ancaman, (3) Pendekatan kebebasan, (4) Pendekatan resep, (5)
a. Pendekatan Kekuasaan
211
Pendekatan kekusaan yang dimaksdudkan di sini adalah bagaimana
anggotanya. Begitu juga dengan kegiatan belajar di sekolah atau di kelas, terdapat
norma-norma yang harus ditaati dan dipatuhi khususnya oleh siswa. Dan pihak
yang diberikan otoritas untuk menegakkan disiplin kelas dalah guru. Dengan
b. Pendekatan Ancaman
pembelajaran.
c. Pendekatan Kebebasan
aktivitas apapun yang dia inginkan termasuk siswa dalam proses pembelajaran.
siswa agar mereka tidak merasa rileks dan merasa rileks dalam mengikuti kegitan
pembelajaran di kelas.
d. Pendekatan Resep
kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk dapat menyelesaikan program
212
harus dilakukan dalam pembelajaran diuraikan secara rinci dan diharapkan siswa
e. Pendekatan pengajaran
mencegah dan menghentikan tingkah laku siswa yang kurang baik. Peranan guru
baik.
untuk mengubah tingkah laku anak didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
bisa menjadi bisa dan dari belum kepada menghayati nilai-nilai serta dari belum
menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif
dalam kelas baik antara guru dengan siswa hubungan antar siswa dengan siswa.
Suasana emosional dan hubungan sosial yang positif, artinya, ada hubungan
timbal balik yang baik dan positif antara guru dengan siswa, atau antara siswa
sebagai suatu sistem sosial, di mana proses kelompok merupakan yang paling
213
utama. Peranan guru adalah mengusahakan agar perkembangan dan pelaksanaan
berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan
berjalan efektif dan efisien. Dalam hal ini guru memilih dan menggabungkan
mengajar. Guru yang hangat dan penuh keakraban dengan anak didik selalu
tugasnya debai guru dengan sebaik-baiknya, hal ini akan berhasil dalam
b. Tantangan
214
Tantangan dapat diberikan kepada siswa dengan menggunakan kata-kata,
tindakan, cara kerja atau bahan-bahan dalam rangka meningkatkan gairah anak
yang menyimpang. Tantangan juga, akan dapat menarik perhatian anak didik
c. Bervariasi
Variasi dalam penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar
guru, pola interaksi antara guru dan siswa akan dapat mengurangi munculnya
Apalagi bila penggunaannya bervariasi disesuaikan serta situasi dan kondisi yang
dibutuhkan. Dengan variasi seperti yang telah disebutkan di atas merupakan kunci
d. Keluwesan
gangguan seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas,
sebagainya.
mengarahkan siswa berpikir dan berbuat kepada hal-hal yang dan menghindari
pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negatif. Penekanan tersebut
215
dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, serta kesadaran guru
mengajar.
Disiplin belajar siswa dan disiplin kelas menjadi tujuan dari pengelolaan
kelas. Dan guru mengupayakan agar siswa dapat mengembangkan disiplin diri
sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk
melaksanakan disiplin diri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai
pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Dan menjadi tuntutan kepada
guru untuk selalu berdisiplin dalam segala hal bila ingin mendidiknya ikut
menjadi dua bagian, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
a. Sikap Tanggap
Guru harus bersikap tanggap terhadap segala aktivitas belajar dan kegiatan
siswa di kelas:
216
1) Memandang secara seksama ke seluruh sudut ruangan dan kepada seluruh
3) Memberi pernyataan positif terhadap perilaku siswa baik dan positif serta
siswa.
b. Membagi Perhatian
kelompok atau subkelompok yang terdiri dari tiga sampai empat orang. Untuk itu
1) Memberi tanda
2) Pertanggungan jawab
217
3) Pengarahan dan petunjuk yang jelas
4) Penghentian
5) Penguatan
6) Kelancaran (Smoothnees)
a. Bertele-tele (Overdivelling)
Optimal
dan tanggapan yang sesuai, akan tetapi belum juga berhasil sebaiknya guru
meminta bantuan kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa untuk
membantu mengatasinya.
218
3) Mengurangi perilaku buruk dengan hukuman
cara:
D. Keterampilan Bertanya
suasana kelas lebih dinamis walaupun pertanyaan yang diajukan hanya sekedar
219
pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir. Model dan
metode pembelajaran apa pun yang digunakan seorang guru, bertanya merupakan
kegiatan yang selalu merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Menurut Nina
Sanjaya Pertanyaan yang baik, memiliki dampak yang positif terhadap siswa, di
antaranya :
pembelajaran.
c) Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa, serta menuntun, siswa untuk
menemukan jawaban.
maka setiap guru harus memiliki keterampilan ini, untuk menjamin kualitas
Untuk dapat menghasilkan pertnyaan yang baik dan modal, diterima dan
dicerna untuk kemudian diberikan jawaban oleh beberapa dasar yang harus
menjawab pertanyaan.
220
c) Pertanyaan terfokus pada suatu masalah.
f) Berikan stimulus dan respon yang ramah agar siswa tergerak untuk mau
dan benar
2. Jenis-jenis Pertanyaan
Contoh:
tidak menghendaki jawaban dan siswa, akan tetapi guru sendiri yang
Contoh:
221
Mengapa cita-cita mendirikan negara berdasrakan syaraiat Islam di
Contoh :
umat Islam
golongan ?
Contoh :
ibadah?
222
b. Pertanyaan dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan bisa terdiri
Contoh:
kesimpulan.”
Contoh:
maimumah?
223
Contoh lainnya:
Contoh:
coba kamu hitung berapa besar zakat emas 200 gram, bila di bayar
konsep dasar.
Contoh:
Coba Anda uraikan mengapa pada saat mendung bulan purnama tidak
muncul?
Contoh:
224
Kita telah mempelajari tentang masuk dan berkembangnya Islam di
kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai sesuatu kasus yang terjadi.
Contoh:
perkembangan siswa.
2) Pemberian tuntunan
Apabila guru menemukan siswa yang tidak atau belum tepat menjawab,
maka beri kesempatan dan tuntunan kepada siswa untuk menemukan untuk dapat
225
Yang dimaksud dengan kehangatan dan keantusiasan adalah cara guru
kekeluargaan, tidak terkesan tegang dengan tidak mencibir, memelototi siswa atau
Guru harus sabar menunggu siswa untuk menemukan jawaban yang sesuai
tidak mampu menjawab, karena pada dasarnvya siswa akan dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan bila diberikan waktu dan kesempatan yang cukup.
menemukan dari siapa yang mendapat kesempatan untuk menjawab, dan siapa
Cordoba serta apa akibatnya dari kehancuran kerjaan Islam di Cordoba. Bagi
226
Adapun keterampilan bertanya tingkat lanjutan meliputi:
seterusnya. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan mental berpikir siswa.
Guru dalam mengajukan pertanyaan harus secara beruntun mulai dari yang
paling mudah kepada yang sedang dan yang paling sukar. Atau mulai dari konkret
kepada yang abstrak. Mulai dari indikator kepada variabel baru kepada teori. Atau
digunakan apabila jawaban yang diberikan siswa masih belum sempurna atau
kurang tepat. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk melacak
a) Klarifikasi
siswa masih rancu atau belum sempurna dimana siswa diharapkan memperbaiki
227
(1) Apakah kamu bisa mengemukakan kembali jawaban yang kamu
(2) Apakah kamu bisa menjawab dengan kalimat yang lebih singkat\
menggunakan argumen yang tepat atas jawaban yang telah diberikan sebelumnya.
Misalkan:
(1) Apakah kamu dapat memberikan alasan yang tepat untuk menunjang
(2) Bukti apa yang dapat kemukakan untuk mendukung jawaban yang
kamu berikan?
c) Meminta contoh
jelas dalam hal ini guru dapat memberikan pertanyaan lanjutan dengan meminta
contoh sebagai ilustrasi atas jawaban yang telah diberikan sebelumnya. Misalnya:
228
G : Apa yang menyebabkan terjaclinva pembangkangan pembayaran
S : Kaum yang tidak mau membayar zakat ingin kaya. G: Apa hubungan
bersama atas jawaban yang telah diberikan oleh satu atau beberapa orang siswa.
Misalnya:
jawaban yang diberikan oleh siswa masih sangat sederhana. Adapun pertanyaan
pembelajran dengan cara antara lain: (1) pertanyaan hendaknya ditujukan dan di
jawab oleh seorang siswa, akan tetapi seluruh siswa diberi kesempatan singkat
229
berdekatan; (2) guru hendaknya menghindari sebagai sentral dalam jawaban, atas
pertanyaan. Siswa, apabila ada pertanyaan yang diajukan siswa, guru tidak
menerapakan nilai dan sikap perlu dijelaskan, dan agar siswa terampil
berkomunikasi secara lisan yang bersifat kelompok maupun antar personal yaitu
antara guru dengan seluruh siswa atau terkadang antara seorang guru dengan
1. Prinsip-prinsip Menjelaskan
berikut:
materi pelajaran.
230
d. Menguraikan materi pokok disertai dengan fakta dan data serta
pembelajaran.
a. Tipe generalisasi
hal yang umum (definisi, kesimpulan) kemudian diuraikan kepada hal- hal yang
Berdasrkan defenisi atau kesimpulan tersebut guru mencari data empirik dan bila
231
perlu didukung data statistik untuk mendukung kebenaran suatu definisi dan
kesimpulan.
Tipe ini adalah keterampilan menjelaskan suatu tujuan dan fungsi dari
suatu definisi atau pernyataan. Deegan demikian siswa dapat mengetahui apa
maksud yang terkandung dari suatu pernyataan yang telah diberikan seorang guru.
c. Tipe serial
a. Perencanaan
yang harus diperhatikan berkaitan dengan isi pesan (materi standar) sebgai
berikut:
(1) buatlah garis besar materi atau pesan yang akan disampaikan
(2) susunlah garis besar materi tersebut secara berurutan logis dan sistematis
perkembangan siswa.
232
(3) Bila diperlukan siapkan alat peraga dan sumber belajar yang dibutuhkan untuk
memberikan contoh dan ilustrasi yang sesuai dengan garis besar yang akan
disampaikan.
b. Penyajian
Dalam menyajikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dihindari
yaitu:
(1) Menggunakan bahasa. Indonesia yang baik dan benar, dan baru
diperlukan.
(2) Bahasa yang diucapkan harus bisa di dengar oleh seluruh siswa, tidak
(3) Gunakan variasi intonasi suara sesuai dengan materi yang dijelaskan
(4) Berilah definisi yang tepat terhadap istilah baru atau katakata serapan
yang diberikan.
233
(8) Gunakan pola miduktif atau pola deduktif dalam menjelaskan sesuai
dengan kebutuhan.
(9) Berikan ikstisar dan pengulangan serta kesimpulan pada saat akan
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah ditangkap oleh siswa. Dan
(1) pementingan negatif. tidak begitu banyak, tidak juga, tidak sering, tidak
seberapa.
b. Pengunaan contoh-contoh
234
Pemberian contoh dapat dilakukan dengan membandingkan, membedakan,
1) kata: pertama, kedua, ketiga, dasarnya, pentingnya, yang penting terutama dan
sebagainya.
2) kelompok kata atau potongan kalimat: butir yang pertama, yang perlu
diketahui, jangan lupa hal ini, perhatikan konsep ini, ingatlah hal ini dengan
d. Umpan balik
mencari umpan balik. Untuk mencari umpan balik dpat dilakukan dengan
1. Pengertian
Dalam kegiatan proses belajar mengajar suatu saat baik guru dan terutama
siswa akan merasakan kejenuhan atau kebosanan. Kejenuhan atau kebosanan yang
satu metode pembelajaran saja, tidak digunakannya alat peraga dalam proses
235
Bila terjadi kebosanan dalam proses pembelajaran di kelas maka
Bila hal ini terjadi guru harus mengadakan variasi dalam mengajar. Variasi
dalam mengajar adalah salah satu keterampilan guru dalam proses interaksi
belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi tingkat kebosanan belajar siswa,
penggunan alat dan media pembelajaran serta variasi dalam pola interaksi belajar
mengajar. Maka proses pembelajaran yang efektif dan efisien bisa diwujudkan
perhatian, minat serta motivasi belajar siswa. Namun bila diuraikan lebih lanjut
siswa.
236
d) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima
Terdapat tiga komponen utama dalam variasi mengajar yaitu variasi gaya
mengajar, variasi penggunaan alat dan media pembelajaran serta variasi dalam
6) perubahan posisi guru dari depan ke belakang atau dari kiri ke kanan
1) Penggunaan alat, media dan sumber belajar yang dapat didilihat (grafik,
237
2) Penggunaan alat, media dan sumber belajar yang didengar (suara radio,
3) Penggunaan alat, media dan sumber belajar yang dapat dilihat dan
boneka)
5) Penggunaan alat, media dan sumber belajar yang dapat didengar, dilihat,
Beberapa pola interaksi antara guru dan siswa itu digambarkan pada
1) interaksi satu arah yaitu interkasi antara guru dan siswa, dimana guru
menenpatkan diri sebagai pusat interaksi terhadap seluruh siswa. Dan bila
S S S
238
S S S
guru dengan siswa dan siswa dengan guru dan juga interaksi antar siswa
S S S
Pola interaksi antar guru dan siswa di atas dapat dilakuka ia dengan cara-
cara:
tidak langsung)
kebermaknaan)
kelompok besar)
pelajaran)
1. Pengertian
merupakan bagian dari upaya modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku
239
siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa
atas perbuatan atau responsnya terhadap stimulus yang diberikan guru sebagai
yang diberikan guru, maka siswa akan terbiasa untuk memberikan respons yang
dianggap perlu setiap kali muncul stimulus dari guru serta berusaha menghindari
respons yang dianggap tidak perlu dan tidak bermanfaat. Dengan demikian fungsi
adalah:
2. Jenis-jenis penguatan
Secara umum jenis-jenis penguatan yang biasa diberikan oleh guru terdri
a. Penguatan Verbal
yang diucapkan oleh guru baik kata-kata pujian dan penghargaan atau kata-kata
koreksi. Dengan kata-kata yang diucapkan dan diberikan oleh guru itu siswa akan
240
merasa tersanjung dan berbesar hati serta merasakan aktualisasi dirinya diakui
oleh guru dan teman-temannya, sehingga ia akan merasa puas dan terdorong
untuk lebili aktif dan produktif dalam belajar. Misalnya ketika guru mengajukan
sebuah pertanyaan kemudian dijawab siswa dengan tepat maka guru memberikan
pujian kepada memuji siswa tersebut dengan mengatakan: “Seratus buat kamu..!”
atau “Sangat tepat jawabaninu” “Wah ... cerdas kamu”, dan lain sebagainya.
Demikian juga ketika guru mendapat jawaban siswa yang kurang sempurna, guru
atau “Seratus kurang tiga puluh...”, dan lain sebagainya Ungkapan-ungkapan yang
diberikan guru untuk menunjukkan kepada siswa bahwa jawaban yang diberikan
b. Penguatan Non-Verbal
melalui acungan jempol tanda atau anggukan kepala tanda setuju, gerakan telapak
tangan ke kiri dan ke kanan serta gelengan kepala tanda tidak setuju,
setelah siswa memberikan respons, yang baik. Penguatan kepada siswa oleh guru
241
3. Prinsip-prinsip memberikan penguatan
c) Hindati respon yang bersifat negatif terhadap respon dan tingkah laku siswa.
penguatan nonverbal.
242
BAB X
Pendidikan, kegiatan pembelajaran termasuk salah satu komponen yang harus ada,
selain kurikulum dan hasil belajar, penilaian berbasis kelas, dan pengelolaan
memberikan motivasi kepada siswa untuk menggunakan potensi dan otoritas yang
tidak hanya menjadi tanggung siswa, tetapi guru ikut bertanggung jawab dalam
243
kegiatan pembelajaran guru harus memperhatikan beberapa prinsip kegiatan
Setiap peserta didik pada dasarnya berbeda, dan telah ada dalam dirinya
(experience), dan cara belajar (learning style) yang berbeda antara siswa yang satu
dengn peserta didik lainnya. Begitu juga kemampauan peserta didik dalam
belajar, peserta didik tertentu lebih mudah belajar dengan mendengar dan
membaca, peserta didik lain dengan cara menulis dan mebuat ringkasan, peserta
didik lain dengan melihat, dan yang lain dengan cara melakukan melakukan
belajar secara langsung. Oleh karena itu, guru harus mengorganisasikan kegiatan
pembelajaran, kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar, media dan
harus mendorong siswa agar dapat mengembangkan potensi, bakat serta minat
oleh peserta didik dari sumber belajar dalam hal ini guru. Akibatnya pembelajaran
pengetahuan dan pemahaman terhadap informasi dan atau pengalaman. Dan pada
244
dasarnya proses membangun pengetahuan dan pemahaman dapat dilakukan
sendiri oleh peserta dengan persepsi, pikiran (entering behavior) serta perasaan
siswa.
guru lebih banyak berperan membimbing siswa dalam belajar serta menempatkan
diri sebapi fasilitator pembelajaran dengan menempatkan peserta didik yang harus
aktivitas. Aktivitas peserta didik dalam belajar akan sangat ideal bila dilakukan
dalam kegiatan nyata yang melibatkan dirinya, terutama untuk mencari dan
menemukan serta mempraktekkannya sendiri. Dengan cara ini, siswa tidak akan
menemukan serta mempraktekkan sendiri akan tertanam dalam hati sanubari dan
pikirannya peserta didik karena ia belajar secara aktif dengan cara melakukan.
sholat dan praketek ibadah lainya akan efektif dan berkesan bagi peserta didik
245
bila dipraktekkan secara langsung ketimbang dengan mengharuskan peserta didik
sesungguhnya, kalau tidak mungkin dibuat situasi buatan dan bila tidak
interaksi dengan orang lain seperti antar siswa, antara siswa dengan guru, dan
siswa dengan masyarakat. Dengan interaksi yang intensif peserta didik akan
dengan orang lain, misalnya dengan diskusi, sosiodrama, belajar secara kelompok
dan sebagainya.
terjadinya proses sosialisasi pada diri peserta didik masing-masing, dimana siswa
246
Siswa terlahir dengan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah
bertuhan. Rasa ingin tahu dan imajinasi yang dimiliki siswa rnerupakan modal
dasar untuk bersikap peka, kritis, mandiri, dan kreatif Sedangkan fitrah berTuhan
merupakan cikal bakal manusia untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan.
mengembangkan dan memperhatikan rasa ingin tahu dan imajinasi peserta didik
serta diarahkan pada pengesahan rasa keagamaan sesuai dengan tingkatan usia
peserta didik.
seseorang harus belajar rnelalui pendidikan dan pengajaran. Salah satu tolak ukur
pembelajaran perlu diciptakan situasi yang menantang kepada peserta didik untuk
247
didik diharapkan juga memperoleh keterampilan pemecahan masalah secara
membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk distribusi frekwensi, grafik
percoabaan.
dalam pola pikir, daya imajinasi, fantasi (pengandaian) dan hasil karyanya.
Karena itu, kegiatan pembelajaran perlu dipilih dan dirancang agar memberi
sudah ada. Secara lebih luas kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki
seseorang dalam menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang
248
ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Ciri-ciri pembelajaran yang mendorong
kereativitas seseorang sebagai berikut: timbul dorongan rasa ingin tabu yang
berani mengambil resiko untuk membuat kesalahan atau untuk dikritik oleh orang
lain, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, mempunyai rasa humor, ingin
Teknologi
yang telah diproduksi manusia. dapat dimanfaatkan oleh manusia pada umumnya
serta siswa pada khsusnya, siswa perlu mengenal dan mampu menggunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi sejak dini, serta tidak gagap terhadap perkembangan
sumber belajar dan media pembelajaran yang menggunakan teknologi. Siswa juga
dirahkan untuk mengenal dan mampu menggunakan multi media yang dapat
digunakan dalam materi pembelajaran. Salah satu cara yaitu dapat digunakan agar
teknologi, misalnya membuat laporan tentang materi tertentu dari televisi, radio,
249
atau bahkan internet. Atau mempresentasikan tugas yang telah dengan
fokus.
nilai-nilai sosial kemasyarakatan, patriotisme dan semangat cinta tanah air yang
dapat membekali siswa agar menjadi warga masyarakat dan negara yang
kesadaran dalam diri siswa akan kemajemukan bangsa, iklim keragaman latar
geografis, budaya, sosial, adat istiadat, agama, sumber daya alam dan sumber
daya manusia.
guru misalnya dengan membuat banyak contoh yang terkait ajaran-ajaran atau
Menurut ajaran Islam, menuntut ilmu diwajibkan bagi setiap muslin mulai
250
mengenali dirinya sendiri, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang
dimilikinya serta mensvukun atas segala rahmat, nikmat serta karunia yang telah
untuk senantiasa belajar dan terus belajar, baik secara formal di sekolah maupun
dan teknologi, yang menuntut manusia untuk belajar dan terus belajar agar dapat
sehat, kerjasama dan solidaritas perlu dikembangkan oleh guru dalam kegiatan
dan dikerjakan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai indikator
251
pelajaran yang memerlukan prasarat tertentu serta pendekatan dan penyajian
secara spiral (mudah ke sukar, konkret ke abstrak serta dekat ke jauh). Pemberian
pengalaman belajar kepada siswa mengacu kepada empat pilar pendidikan yang
to know), belajar untuk rnelakukan (learning to do), belajar untuk menjadi diri
live together).
menentukan tingkat pencapaian keberhasilan belajar peserta didikk, hal ini dapat
dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli pendidikan
252
Sumber : Sheaf, Peter (1989) How to develop and Present Satff
Training Courses, London: Kogan Page Ltd. (Dalam Depdiknas,
2003: Kegiatan Belajar Mengalar Yang Efekti)
materi pelajaran/komptensi dasar mencapai 10 % dari apa yang dibaca, 20% dari
apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan
didengar, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan
ceramah, maka siswa hanya akan mengingat hanya 20 % saja karena siswa hanya
aktif yaitu dengan meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya,
maka siswa telah melakukan kegiatan belajar dan mengingat apa yang dipelajari
sebesar 90 %.
“Apa yang barus diperbuat oleh peserta didik ?” jika tingkat ini tidak
bila tidak mungkin mengajukan kedua pertanyaan di atas akhirnya, dengan sangat
terpaksa, guru merencanakan, “Apa yang harus didengarkan atau dibaca siswa?”
1. Pengalaman Mental
253
Pengalaman mental dalam kegiatan pembelajaran adalah pengalaman
2. Pengalaman fisik
yang berhubungan dengan aktivitas fisik atau panca indera dalam menggali
karyawisata, pembuatan buku harian dan berbagai kegiatan praktis lainnya yang
3. Pengalaman sosial
dengan orang lain (guru, siswa lainnya, sumber belajar manusia). Bentuk-bentuk
kegiatan pengalaman belajar sosial yang dapat dilakukan antara lain: melakukan
wawancara dengan para tokoh, sosiodrama atau bermain peran, berdiskusi, kerja
bakti, mengadakan bazar dan pameran, melakukan jual beli, pengumpulan dana
untuk korban bencana alam atau mengikuti kegiatan arisan. Kegiatan pengalaman
belajar ini akan lebih efektif apabila setiap siswa diberi kesempatan untuk
254
pertanyaan, memberikan jawaban, memberikan komentar atau mendemostrasikan
sesuatu.
situasi nyata, situasi buatan, audio visual, visualisasi verbal, dan audio visual.
a. Situasi Nyata
dengan cara siswa terlibat secara langsung atau peserta didik bertindak sebagai
daging qurban sampai pada distribusi daging qurban. Dalam situasi nyata seperti
ini siswa bisa ikut terlibat langsung dalam menguliti dan memotong-motong
b. Situasi Buatan
melakukan kegiatan simulasi yaitu situasi buatan yang secara sengaja dirancang
untuk mempraktekkan kegiatan haji maka dapat dibuat situasi buatan dengan
bertawaf, bukit Sofa dan Marwah untuk bersa’i dan pembuatan zumroh untuk
melontar.
c. Audio-visual
255
Pemberian pengalaman belajar audio-visual dalam kegiatan pembelajaran
adalah menyajikan situasi buatan yang ditayangkan dalam bentuk film dua
dimensi atau tiga dimensi. Penayangan film ini harus mampu merangsang
pengalaman dan imajinasi anak. Seperti dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam materi akhlak berkaitan dengan kisah-kisah teladan yang terdapat dalam al-
Qur'an maupun kisah-kisah para nabi dan kisah-kisah para sahabat Rasulullah
Saw.
d. Visualisasi Verbal
cara membaca buku teks, buku sumber belajar, ensiklopedi, lembar kegiatan/kerja
siswa, membaca chart, grafik dan tabel. Dalam beberapa buku sumber belajar
penyajian materi pelajaran tidak hanya dalam bentuk teks bacaan saja akan tetapi
sering dibantu dengan ilustrasi gambar, grafik atau tabel yang diharapkan dapat
e. Audio Verbal
dan hanya efektif dalam kurun waktu antara 15 - 25 menit. Karenanya dalam
kegiatan audio verbal guru harus pandai menyelingi dengan kegiatan yang
mendorong siswa untuk lihat, raba, bau dan rasa. Agar audio verbal menarik bagi
siswa, maka materi yang disampaikan harus bersifat konstekstual dan aktual.
256
Banyak pengalaman belajar yang mungkin dipilih untuk dijadikan
Agama Islam antara lain: membaca Al-Qur'an, Murotal, sholawat atau nasid,
pola tulisan artikel, serta kegiatan lainnya yang relevan dengan tujuan
pendidikan adalah pemberian kecakapan hidup (life skill) kepada siswa. Life skill
betujuan untuk:
manusiawi peserta didik yang akan memegang peran penting di masa yang akan
datang.
257
2. Memberi pelung kepada lembaga pelaksana pendidikan agar dapat
daya pendidikan yang ada di masyarakat sesuai dengan prinsip pendidikan terbuka
kehidupan, baik sebagai makhluk individu yang mandiri, makhluk sosial yang
Tuhan.
keterampailan hidup seperti: disiplin, jujur, amanah, cerdas, sehat dan bugar,
sama dengan orang lain, serta berani mengambil keputusan dan sebagainya.
(general life skil) dan kecakapan khusus (specific life skill). Kecakapan hidup
258
life skill) dibagi menjadi: (a) kecakapan personal yang terdiri dari: kesadaran dan
kecakapan berpikir, (b) Kecakapan hidup sosial yang terdiri dari kecakapan
1. Kesadaran diri
dengan kemampauan melihat potensi dan keberadaan diri sebgai mahkluk Tuhan,
(a) kesadaran sebagai makhluk Tuhan, (b) sadar akan potensi diri (fisik dan
psikologik), (c) sadar sebagai makhluk sosial dan (d) sadar sebagai makluk
lingkungan
2. Kecakapan berpikir
Yang termasuk kecakapan berpikir meliputi; (a) Mengali informasi, (b) mengolah
informasi, (c) menyelesaikan masalah secara kreatif dan arif, serta mengambil
3. Kecakapan komunikasi
meramu pesan yang akan disampaikan, (b) keterampilan menggunakan alat atau
259
bahwa informasi atau pesan yang disampaikan penting dan berharga. Dalam
menyampaikan pesan atau informasi bisa dilakukan melalui komuniksi lisan atau
4. Kecakapan bekerjasama
untuk dapat bekerjasama dan diterima oleh orang lain baik dalam kelompok kecil
maupun dalam kelompok besar serta ikut berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
instrumnental skill).
penelitian.
sumber daya, (c) bekerjasama dengan orang lain, (d) memanfaatkan informasi,
(e) mengelola sistem, (f) berwirausaha, (g) kecakapan kejuruan, (h) memilih
260
E. Mengelola Pembelajaran Secara Efektif
dengan cara melakukan seleksi terhadap penggunaan alat-alat yang tepat terhadap
problema dan situasi kelas. Pengelolaan kelas atau tempat belajar meliputi
pengelolaan bebapa alat/benda serta obyek yang terdapt di dalam kelas atau ruang
belajar seperti: meja dan kursi baik guru maupun murid, pajangan yang
merupakan hasil karya siswa, perabot sekolah, serta sumber belajar yang terdapat
yaitu kemudahan siswa untuk menjangkau alat atau sumber belajar yang tersedia;
(2) Mobilitas: yaitu memudahkan baik siswa maupun guru untuk bergerak dari
satu bagian ke bagian lain dalam kelas; (3) Interaksi: yaitu, memudahkan terjadi
interaksi dalam proses pembelajaran antara guru dan siswa maupun antar siswa,
(4) Variasi kerja siswa: yaitu memungkinkan siswa untuk dapat bekerja secara
Tradisional yaitu secara berjejer dan berbaris, serta formasi auditorium. Formasi
lainya yang dapat digunakan disesuaikan dengan tujuan dan strategi pembelajaran
261
b. Pengelolaan alat-alat pengajaran
pembelajaran di kelas perlu diatur dan tata dengan prinsip-prinsip, design interior
papan tulis/white bord, kapur tulis atau spidol bord market, dan papan presensi
siswa.
Berkaitan dengan keindahan dan kebersihan kelas alat atau benda yang
harus ditata dengan baik meliputi: 1) hiasan dinding (gambar presiden dan wakil
kata mutiara, kaligrafi; 2) penempatan lemari buku atau lemari alat peraga; 3)
hindari guru merokok di dalam kelas. Untuk pengaturan cahaya: cahaya yang
masuk harus cukup, dan bila diperlukan lampu listrik, gunakan dengan kekuatan
watt yang dibutuhkan untuk ruangan kecil atau ruangan besar, dan arah cahaya
e. Pajangan Kolas
Pajangan kelas hasil karya siswa harus dipilih secara selektif disesuiakan
262
2. Pengelolaan Peserta Didik
Untuk pengelolan siswa secara bekelompok, ada beberapa dasar yang dapat
Ada tiga hal utama yang harus dilakukan guru dalam pengelolaan kegiatan
baik pada saat kegiatan membuka pelajaran atau ketika proses pembelajaran
263
Umpan balik merupakan respon atau reaksi yang dilakukan guru atas
perilaku yang dilakukan oleh siswa. Umpan balik diberikan guru terhadap peserta
kerja atau ketika peserta didik melakukan kesalahan. Umpan balik yang diberikan
guru jangan sampai memvonis peserta didik seperti “salah”, “betul”, “bukan, atau
bertindak lebih baik lagi, seperti: ketika siswa mengemukakan pendapat yang
kurang tepat, guru memberi umpan balik “mengapa kamu berpendapat begitu”.
“dapatkah kamu jelaskan mengapa kamu berpikir demikian”, atau ketika peserta
masuk akal, akan tetapi kita tanyakan dulu bagaimana pendapat temanmu yang
lain.
penilaian yang tidak hanya meliputi satu aspek domain saja tetapi meliputi ketiga
merangsang unjuk kerja adalah penilaian yang tidak hanya dilakukan secara
khusus dalam waktu yang khusus dan terlepas dari materi pembelajaran, akan
tetapi penilaian yang dilakukan adalah penilaian yang dilakukan secara terus
264
tulis, penilaian produk, penilaian unjuk kerja, maupun penilaian portofolio dengan
jenis tagihan yang beragam dan terlampir dalam pengembangan silabus dan
sistem penilaian yang dipersiapkan dan dibuat guru pada awal tahun pelajaran
Pengelolaan isi atau materi pelajaran yang dilakukan oleh guru harus
disiapkan dan direncanakan dalam silabus dan sitem penilaian yang dibuat oleh
guru. Darn silabus yang dibuat oleh guru akan tergambar jenis dan satuan
kecakapan hidip, skenario pembelajaran, penilaian serta somber, alas dan media
semua aspek sudah dibuat dan terpericni guru tinggal melaksanakannnya, akan
tetapi setelah penyempurnaan pada tahun 2006 yang dikenal dengan Kurikulum
tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan tingkat satuan pendidikan silabus
harus dikembangkan sendiri oleh daerah atau sekolah dan terutama guru dan
265
Sumber belajar adalah sumber-sumber yang dapat dipergunakan secara
belajar yang tersedia di madrasah atau di sekitar madrasab, baik sumber belajar
resources) maupun sumber belajar yang tersedia secara alami dan tinggal
manunsia (human learning resources) dan sumber belajar non manusia (non
sumber belajar antara lain: sumber daya manusia yaitu guru, kepala sekolah dan
tenaga kependidikan. Sedangkan secara fisik yang dapat dijadikan sebagai sumber
belajar di sekolah adalah perpustakaan, laboratorium, serta media cetak dan media
elektronik. Sumber belajar lainnya adalah iklim fisik dan psikologis yang ada di
sekolah.
lingkungan keagamaan merupakan sumber yang sangat kaya untuk sumber belajar
266
BAB XI
upaya “pergerakan” yang terns diperjuangkan oleh para aktivis pendidikan yang
keterbatasan diri menuju pada afirmasi penus atas kemanusiaan (Koesoema A.,
2010: 40) Bahkan pengaruh humanisme dalam pendidikan sangat kuat di zaman
ruang yang lebih luas terlutama dalam kehidupan publik (Tjaya, 2008: 36).
transformasi pengetahuan saja, tetapi lebih dari itu, proses belajar merupakan
267
bagian dari mengembangkan nilainilai kemanusiaan. Model pendidikan ini
pada pengkonstruksian interaksi edukatif antara guru dan peserta didik yang lebih
1. Paradigma Behaviorisme
268
Paradigma behaviorisme berpendapat bahwa: Pertama, perilaku peserl
didik itu terbentuk oleh pengaruh orang dewasa terutama orang tua (lit guru.
Dalam psikologi pendidikan berpendapat ini mirip dengan alit-it empirisme John
Lock yang berpendapat bahwa anak yang baru lahir ini bagaikan kertas putih
stimulus, sehingga akan dapat melahirkan respon positif dan aktif dari peserta
permintaan guru atau aturan) karena mengharapkan atau karena respon adanya
hadiah, sebaliknya maka menghindari perbuatan negatif karena takut atau sebagai
bentuk respon untuk menghindari hukuman. Guru yang baik adalah yang banyak
memberikan hadiah baik berupa materi atau non materi seperti pujian, sanjungan;
have” daripada “to be”, yakni, yang terpenting guru sudah memberikan stimulus
2. Paradigma Rasionalisme
269
menentukan keberhasilan peserta didik kelak; dan Ketiga, Tujuan pendidikan
yang utama adalah mengembangkan intelektual atau aspek kognitif peserta didik
3. Paradigma Humanisme
intelektual (IQ) semata, tetapi juga kecerdasan emosional (EQ) dan spiritual (SQ).
yang pasif dan yang hanya mampu mereaksi atau merespon faktor eksternal. la
memiliki potensi bawaan yang penting. Karena itu pendidikan bukan membentuk
peserta didik sesuai dengan keinginan guru, orang tua atau masyarakat, melainkan
pembentukan kepribadian dan self concept. Kepribadian dan self concept itulah
justru menekankan “to be” dan aktualisasi diri. Biarlah peserta didik menjadi
270
pembelajaran harus terpusat pada diri peserta didik (student centered learning).
Peserta didiklah yang aktif, yang mengalami dan yang paling merasakan adanya
penekanannya pada core kurikulum, bahwa kurikulum yang baik adalah nilai-nilai
tradisi dan kebudayaan yan terbaik yang telah teruji dalam sejarah dan pendidikan
masayarakat yang ideal sebagaimana diidealkan oleh orang dewasa niscaya tidak
boleh berspekulasi dengan cara memberikan nilai-nilai lain yang belum teruji
dalam sejarah.
hari esok pasti akan megalan perubahan. Pendidikan bukan upaya untuk
mengawetkan apa yang ada dalam masyarakat yang dilakukan oleh orang-orang
menciptakan masyarakat yang lebih baik dengan cara menguasai kurikulum yang
271
diberikan guru, lebih dari itu pendidikan harus mampu membuat peserta didik
haus akan ilmu pengetahuan dan partisipasi intelektual sepenuhnya dari Para
kenyataan yang ada atau masalah-masalah yang dihadapi masa kini dan
kenyataan hidup yang senantiasa mengalami perubahan. Karena itu kata Elmo
Roper: “Hanya pikiran yang sabar dan berisi, hanya pikiran yang tidak berhenti
fragmentasi. Parsialisasi atau fragmentasi itu terutama terjadi dalam tiga hal:
hakekat manusia (peserta didik dan tujuan pendidikan), kurikulum dan ilmu
dan tujuan pendidikan. Peserta didik tidak dipandang sebagai sosok manusia yang
berbagai unsur komponen yang berdiri sendiri. Cara Pandang terhadap komponen
kepribadian anakpun tidak sempurna dan tidak adil. Akal dipandang sebagai
“raja” dalam struktur kepribadian peserta didik. Akibat cara Pandang ini proses
sebagai penjejalan pengetahuan ke dalam otak peserta didik. Paulo Freire (1984)
dalam hal ini menyebutnya sebagai “pengajaran gaya bank” (banking system
272
urusan ruhani menjadi kapling pendidikan agama dan budi pekerti, urusan jasmani
menjadi kapling guru olah raga dan urusan emosi menjadi kapling guru kesenian.
Akibat cara Pandang dan perlakuan yang parsial dan tidak adil terhadap
barn, tetapi penghayatan terhadap isi buku itu kosong, kepekaan, kepedualian dan
akhlaqnya kurang terpuji, kepada kedua orang tua kurang menghormati dan
seterusnya. Fenomena yang paling tampak adalah adanya krisis multi dimensi
bangsa Indonesia yang parah dan berkepanjangan, yang ternyata biangnya adalah
kurikulum sebagaimana yang ads dalam silabi dan buku paket. Guru merasa sudah
selesai tugasnya apabila telah mengajarkan atau menyampaikan isi silabi itu
273
peserta didik lebih dominan sebagai bentuk interaksi transaksional dari pada
interaksi edukatif.
terpisah dan tidak memiliki keterkaitan: ilmu agama-ilmu umum, ilmu sosial dan
juga terjadi antara pemilik kaplingkapling tersebut. Siswa jurusan eksakta merasa
lebih superior dibanding dengan lainnya baik sosial, dan humaniora maupun
agama. Anak eksakta perilakunya lebih “dingin” dibanding dengan anak sosial
dan seterusnya.
maupun peserta didik. Artinya, perlu adanya upaya yang mengangkat potensi
Untuk menjadi anak yang shaleh, tidak cukup hanya mengetahui kaidah-kaidah
agama semata, melainkan diperlukan manusia yang oleh Howard Gardner (1977)
274
IQ), kecerdasan ruhani (spiritual quotien atau SQ), kecerdasan nafsani (emotional
quotien atau EQ), dan kecerdasan jasmani (adversity quotien atau AQ). Di mans
hatinya dibiarkan merana menjadi hati yang sakit (qalbun maridh) dan
275
spiritualitas, sehingga akan membentuk aqidah yang kuat (qawwatul
aqidah) dalam diri peserta didik itu. Hal ini relevan dengan wahyu Al-Qur'an
yang pertama kali turun yaitu Surat al-Alaq ayat 1-5, yang intinya adalah
terhadap hakekat diri dan lingkungan dengan kaca mats spiritualitas (iqro,
bismi rabbika ...bacalah dengan nama Tuhan...). Untuk membentuk anak yang
shaleh, perlu dikembangkan Paradigma spiritualisasi dalam diri peserta didik agar
membangun kekuatan ilmu (quwwatul ilmi) dan rumah ilmu (bait alilmi) dalam
kecerdasan spiritual (SQ) dan kecerdasan emosi (EQ), sehingga dengan berilmu
pengetahuan peserta didik tidak hanya mampu perfikir tetapi juga berdzikir. Ulul
albab yang secara harfiah berarn orang yang mempunyai akal pikiran, tidak hanya
cerdas dan berkualitas dalam berpikir, tetapi banyak dan fungsional dalam
harus budi pekertinya, sehingga semakin bertambah ilmunya kokoh imannya dan
semakin banyak amalnya. Sebaiknya apabila ilmu itu hanya berhenti pada urusan
276
akal, seakan akal itu tidak ada hubungannya dengan nafsani dan ruhani peserta
didik, maka ilmu yang ads dalam diri anak itu akan hanya berfungsi sebagai
shalehnya.
masyarakat dan hukum yang berlaku (hukum positif), tetapi lahir dari akal dan
pikiran yang jernih (aqlus salim), hati yang jernih (qalbun salim) dan hati yang
suci dari dosa (qolbun munib) serta jiwa (ruh) yang tenang dalam pangkuan ilahi
Membangun akhlak yang mulia memerlukan proses yang kompleks dan harus
ibadah tidak terbatas pengabdian kepada Tuhan, tetapi juga engabdian kepada
Sehingga waladun shaleh adalah gambaran manusia ideal satu manusia yang
277
memiliki kecerdasan spiritual (spiritual quotient). Kecerdasan spiritual inilah yang
(emotional quotien, EQ), kecerdasan spiritual (spiritual quotient, SQ) maka Zohar
(tan Marsha, Merupakan fundasi yang diperlukan bagi keefektifan dua kecerdasan
yang lain, “SQ is the necessary foundation for the functioning of both IQ and EQ.
pencahayaan Godspot (ruh) terhadap kalbu, akal dan nafsu atau jasad jelas akan
pendidikan, hal ini akan mampu membentuk peserta didik yang memiliki
Ary Ginanjar Agustian (2003: 219) dengan sangat baik ketika menggambarkan
278
Sebaliknya orientasi materialisme berperan memisahkan dan membelenggu
279
cabang Ilmu memiliki objek formal yang sangat spesifik dan. otonom.
Perkembangan ilmu yang menurut Kuhn terjadi secara revolusi itu merupakan
sunnatullah dan karenanya tidak ada yang salah dan perlu dicemaskan. Yang
diperlukan adalah cara mensikapi agar perkembangan ilmu itu tetap membawa
rahmat bagi umat manusia. Caranya tidak dengan melakukan semacam. Islamisasi
meliputi cara pandang subjek tentang hakekat sumber ilmu dan kegunaan ilmu.
Pada hakekatnya, semua ilmu bersumber dari ilmu Allah dan dengan rahmat Allah
adalah Allah karena dia adalah Dzat Yang Maha Mengetahui. Allah menciptakan
semesta termasuk di dalamnya manusia sebagai ayat kauniyah (ayat tercipta) dan
wahyu (Al-Qur'an dan al-Hadits) sebagai ayat Qauliyah (ayat yang terucap).
dari sumber yang sama yaitu Allah Yang Maha Esa, mengemban misi yaitu
rahmatan fil 'alam in dan bermuara pada tujuan yang sama yaitu ridla Allah.
280
Lalu bagaimana hubungan antara kedua ayat Tuhan itu, yaitu ayat-ayat
kauniyah dan ayat-ayat qauliyah? Al-Qur'an bukan kitab suci yang hanya
semata. Al-Qur'an adalah kitab tentang kehidupan yang berbicara tentang Tuhan,
manusia, slam raya, penciptaan dan keselamatan. Kesalahan yang paling fatal dan
yang mengakibatkan munculnya dikotomi antara ilmu umum dan ilmu agama,
karena kesalahan dalam memahami Islam itu sendiri. Islam difahami seakan-akan
terbatas pada masalah-masalah seperti: aqidah, syari'ah dan akhlak atau tauhid,
Allah Yang Maha Esa adalah asal atau sumber dari segala apapim dalam
bukan merupakan versus atau lawan, melainkan sebagai pasangan. Demikian pula
antara agama dan ilmu pengetahuan adalah pasangan. sebagai pasangan, memang
berilinu pengetahuan akan membentuk orang menjadi shaleh atau hikmah yaitu
281
kedalaman spiritual, keagungan akhlak, keluasan ilmu dan kematangan
professional.
mencetak dari raw input yang biasa menjadi output yang berkualitas. Iasi berarti
inilah yang seharusnya menjadi ukuran (parameter) efektif atau tidaknya proses
pembelajaran. Apabila suatti sekolah menerima input yang meliputi peserta didik,
guru, fisik dan fasilitas yang biasa akan tetapi output dan outcome-nya ternyata
tidak kalah baik akademik dan non akademik dengan sekolah yang input nya
yang efektif.
Di samping kualitas akademik output dan outcome-nya, ada hal lain yang
paling mahal dan paling tinggi nilainya. Apa yang disebutkan paling akhir
(akhlakul karimah) inilah yang sesungguhnya ukuran paling utama dari sebuah
1. Keteladanan
282
Setiap tenaga didik (guru dan karyawan) di lembaga pendidikan harus
Dengan ketiga hal tersebut, guru akan mampu menjadi model dan mampu
guru agama. Artinya tugas untuk menanamkan nilai-nilai etis religius bukan
hanya tugas guru bidang studi keagamaan saja, melainkan tugas Semua orang di
sebagai guru agama. Semua orang yang ada di sekolah seperti satpam dan
pengelola kantin harus dapat memberi contoh kepada peserta didik. Semua
diminta berpuasa pada bukan Ramadhan dan menjalankan shalat fardu ain. Guru
dianjurkan untuk tidak merokok, dan bagi yang belum bisa meninggalkannya,
seharusnya sekolah menyediakan tempat khusus yang aman dan tidak terlihat oleh
prestasi guru dan karyawan yang secara cermat mampu digunakan untuk pedoman
Semua orang dalam komunitas sekolah harus mampu menjadi teladan bagi
peserta didik. Bahkan peserta didik yang senior juga harus mampu menjadi
283
peserta didik kelas tiga dan dua merupakan teladanan yang nyata dan memiliki
total, tidak hanya dalam hal yang bersifat normatif saja seperti ketekunan dalam
juga hal-hal yang melekat pada tugas pokok atau tugas utamanya.
paling awal dan pulang paling akhir, terdepan dalam menjalankan kewajiban dan
seorang guru adalah apabila ia menjadi guru yang berprestasi, dan guru teladan.
Yaitu guru yang menguasai materi, metodologi dan terampil dalam mengajar yang
(budaya), watak, dan kepribadian. Pada awalnya terasa sulit dan perlu perjuangan
atau lebih tepatnya disebut jihad. Tetapi setelah terbentuk dan dirasakan
sekolah yang berhasil, ya harus mau repot. Dilihat sepintas lalu saya sepertinya
tampak santai dan tidak ada masalah. 1).m memang itu yang tampak di
permukaan. Tetapi sesungguhnya saya sangat repot (sibuk) dan banyak hal yang
284
harus dipecahkan. Tetapi semua im alhamdulillah dapat terselesaikan dengan
lancar-lancar saja dan mudah. Tetapi satu hal yang saya pesankan, kalau hendak
menjadikan sekolah itu menjadi maju, kepala sekolah harus mau repot, harus
ya harus dierami.
bukan persoalan mudah. Diperlukan niat yang kuat dan mantap, arah yang
terfokus, rasa cinta yang tinggi dan sikap tulus dan istiqomah. Sikap-sikap inilah
sehari rata-rata sekitar sepuluh jam berada di sekolah dimulai pukul 06.00 sampai
pukul 17.00. Lebih lanjut kepala sekolah itu mengatakan: “Banyak prang ingin
sukses menjadi pemimpin pendidikan, tetapi sedikit yang mau repot, yang mau
bersusah payah dan yang mau berkorban. Kalau tidak mau repot, tidak mau
bersusah payah dan tidak mau berkorban, ya jangan berharap berhasil. Sebenarnya
kalau semua itu (kerepotan, bersusah payah dan pengorbanan) kalau dinikmati
Kepala sekolah juga harus mau dan rela berkorban. Karena inti
dan mengikuti ide-ide kita kalau kita tidak mau berkorban untuk mereka. Ayam
saja akan mau mendekat dan akhirnya dapat kita pegang apabila kita beri jagung
285
tidak mau berkorban dan hanya mau mengambil keuntungan saja, bukanlah
guru harus rela berkorban. Dan jiwa pengorbanan inilah yang ditanamkan di
singkat mampu melakukan perubahan dengan sangat cepat. Dengan semangat rela
berkorban guru dapat merelakan uangnya untuk membeli bahan ajar (buku,
majalah, dan bahan ajar lainnya), rela mengorbankan waktu malamnya untuk
didik dan sekolahnya, sabar ketika menghadapi perilaku peserta didik yang kurang
Inilah guru yang berjiwa besar, yang keteladanannya sangat membekas dalam
jiwa peserta didiknya, guru yang benar-benar dapat “digugu” dan ditiru, seorang
pahlawan tanpa tanda jasa tetapi sungguh sangatbesar jasanya. Guru yang dapat
diteladani hakikatnya adalah guru para peserta didiknya sepanjang hayat mereka,
bahkan lebih dari itu yaitu sepanjang masa karena keteladanannya mereka
guru dalam mendidik peserta didiknya. Contoh dan keteladanan lebih bermakna
dari seribu perintah dan larangan. Syair Arab mengatakan: “qawul ul-hal afshah
min lisani al-maqal” (keteladanan lebih fasih dari pada perkataan). Dengan
286
pelajarannya. Inilah implementasi etika religius dalam proses pembelajaran yang
sungguh mampu menggerakkan pikiran, emosi dan nurani peserta didik meraih
keberhasilan. Implementasi etika religius itu harus dimulai dari yang paling
climate tercermin baik secara fisik, sosial maupun kultural. Secara fisik
lingkungan sekolah yang sangat bersih, asri dan dilengkapi dengan masjid yang
bersih, dan nyaman. Di Masjid inilah kegiatan shalat (shalat wajib dan shalat
sunah) dan kegiatan keagamaan lain dilakukan. Di masjid ini Pula pembelajaran
Tuhan, diri sendiri dan lingkungan (sosial dan alam) di tanamkan. Para peserta
dalamnya. Di samping itu, ruangan kelas juga tampak indah dan ekspresif. Peserta
didik diberi kebebasan untuk mengatur dan menghias kelasnya sehingga suasana
inter dan antar peserta didik, guru, karyawan dan kepala sekolah. Diawali dengan
menyalami dan mendoakan para peserta didiknya yang datang paling awal sampai
bel pembelajaran dimulai. Setelah itu kepala sekolah berkehling untuk memantau
287
masingmasing kelas, unit-unit dan lingkungan sekolahnya dan dilanjutkan dengan
shalat duha di Masjid. Setelah jam 08.00 kepala sekolah baru dapat duduk di
kursinya. Ini adalah contoh sebuah bentuk kepedulian. Sebab, untuk dapat
didiknya, kepala seharusnya datang ke sekolah paling awal dan pulang paling
sekolah, para guru, dan peserta didik. Mereka memakai busana yang sopan yang
memenuhi syarat menutup aurat, indah dan modis baik model, bahan maupun
warna. Hal ini sangat penting untuk membangun citra (image building),
(institution building. Dalam hal pakaian, perlu dipertimbangkan dengan baik agar
Para guru dan peserta didik tidak merasa canggung, ragu atau merasa dipaksa
mengenakan busana. Mereka harus bersyukur dan bangga, percaya diri dan bisa
menikmati. Hal ini penting karena orang yang merasa tertekan, rendah diri dan
merasa ada yang asing dalam dirinya tidak akan mampu mengembangkan
komunitas sekolah tercermin pada suasana familiar antara satu dengan lainnya,
Apabila ada warga sekolah baik guru, karyawan maupun peserta didik yang
288
Ukhuwah merupakan kunci keberhasilan sekolah. Ukhuwah dikembangkan bukan
hanya pada hubungan individual, tetapi yang lebih penting adalah antar komponen
sekolah. Misalnya ukhuwah antar guru mata pelajaran yang sama, ukhuwah antar
wali kelas, ukhuwah antar pimpinan dan akhirnya akhuwah oleh dan untuk semua.
Religiositas bukan hanya aspek fisik dan hubungan sosial yang tampak
tetapi juga yang terpenting adalah yang tidak tampak, yang batin, yang latent yang
ada dalam hati sanubari masing-masing individu. Mereka adalah satu hati, satu
jiwa dan satu napas yaitu hati, jiwa dan napas pendidikan. Mereka saling
Sekolah (OSIS), intern dan antar unit dalam bidang minat dan bakat. Belajar
kelompok sangat membantu tampilnya peserta didik dalam berbagai event lomba
Masjid adalah media yang efektif untuk berkomunikasi dialogic . antar sesama
289
tegur saga. Kepala sekolah harus terjwi langsung memberikan kuliah tujuh menit
manusia: fitrah. Setup peserta didik dilahirkan menurut fitrahnya, yaitti memiliki
akal, nafsu Uasad), hati dan ruh. Konsep inilah yang sekarang lantas
Konsep-konsep itu antara lain: tilawah, ta'lim, tarbiyah, tadib, tazkiyah dan
kepedulian dan kasih sayang secara pribadi, tadib terkait dengan pengembangan
berikut ini:
290
Gambar tersebut menunjukkan spiritualisasi metode pembelajaran ng
dalam konteks tulisan ini merupakan entitas substantif untuk (likonstruksi dalam
hakiki adalah Allah, guru adalah penyalur hikmah dan berkah dari Allah kepada
peserta didik. Tujuannya adalah agar peserta didik mengenal dan bertaqwa kepada
Allah, dan mengenal fitrahnya sendiri. Pendidikan adalah suatu bentuk bantuan
291
didik yang memiliki 1)emikiran jauh ke depan, kreatif dan inovatif. Sedangkan
outputnya adalah anak yang memiliki sikap ilmiah, ulul albab dan mujtahid.
berupa ilmu pengetahuan maupun teknologi. Outcome dari pendidikan akal (IQ)
dan zikir yang didasari rasa iman pada gilirannya akan melahirkan kecerdasan
spiritual inilah yang memberikan kekuatan kepada guru dan peserta didik untuk
juga di luar kelas, bukan hanya oleh guru tetapi juga oleh Para expert. Di sebuah
sebagai “Parent Day” Yaitu suatti hari dimana yang mengajar bukan guru
yang efektif karena menurut pengakuan beberapa peserta didik kepada penulis
benar-benar dapat ilmu baru yang disampaikan secara menarik oleh orang-orang
292
salah satu bentuk implementasi program Community Based School. Para wali
murid dan juga anggota masyarakat yang lain sebenarnya banyak yang memiliki
positif dari berbagai pihak seperti peserta didik, masyarakat, Dinas Pendidikan
dan pemerhati pendidikan. Peserta didik sebagai subjek yang secara langsung
ketika seorang ahli bedah saraf menjelaskan tentang sistem kerja saraf manusia
penjelasan yang lengkap dan mendalam. Di samping itu, banyak peserta didik
yang lantas memiliki imajinasi untuk menjadi dokter. Begitu juga dalam bidang-
kepedulian dan empati dalam hubungan interpersonal antara guru dengan peserta
didik, sesama guru dan sesama peserta didik. Implementasi metode tarbiyah
atau guru mata pelajaran, melainkan seorang bapak atau ibu yang memiliki
kepedulian dan hubungan interpersonal yang baik dengan Para peserta didiknya.
293
Metode tadib digunakan untuk membangkitkan “raksasa tidur”, kalbu
(EQ) dalam dirt peserta didik. Tadib lebih berfungsi pada pendidikan nilai dan
pengembangan iman dan taqwa. Dalam pendidikan kalbu ini, sasarannya adalah
terbentuknya peserta didik yang memiliki komitmen moral dan etika. Sedangkan
out put-nya adalah anak yang memiliki karakter, integritas dan menjadi mujaddid.
Mujaddid adalah orang yang memiliki komitmen moral dan etis dan rasa
Abdul Jalil (2004) mengatakan: “Banyak orang pintar tetapi tidak menjadi
jabatannya.
rapt, berdedikasi tinggi, bertutur kata dan berperilaku sopan, disiplin, rajin
beribadah dan tidak merokok. Intinya, komunitas sekolah terutama kepala sekolah
pendidikan Jiwa sasarannya adalah terbentuknya jiwa yang suci, jernih (bening)
dan damai (bahagia). Sedang output-nya adalah terbentuknya jiwa yang tenang
(nafs al-mutmainnah), ulul arham dan tazkiyah. Ulul arham adalah orang yang
manifestasi perasaan yang mendalam akan kasih sayang Tuhan terhadap semua
294
hamba-Nya. Tazkiyah adalah tindakan yang senantiasa mensucikan jiwanya dari
pahala dan dosa yang telah dilakukan disertai dengan perenungan, zikir,
istighosah, khotmul Qur'an dan lain sebagainya, Penerapan metode tazkiyah ini
dilakukan antara lain dengan membentuk jamaah zikir. jamaah ini dapat
melakukan kegiatannya setiap dua minggu sekali dengan melibatkan ibu-ibu wali
murid.
fisik, psikomotorik dan kesehatan fisik. Sasaran (goal) dari tadlrib adalah
terbentuknya anaknya yang mampu bekerja keras, pejuang yang ulet, tangguh dan
dayanya untuk mencapai tujuan tertentu dengan kekuatan, kecepatan dan hasil
maksimal.
dan lebih bervariasi yang tidak mungkin semua dikemukakan di sini secara detail.
Akan tetapi pesan yang hendak dikemukakan di sini, adalah bahwa pemakaian
metode pembelajaran tersebut adalah suatu bentuk “mission screed” yaitu sebagai
penyalur hikmah, penebar rahmat Tuhan kepada peserta didik agar menjadi anak
295
terbentuknya anak yang shaleh. Metode pembelajaran dikatakan mengemban misi
suci karena metode sama pentingnya dengan substansi dan tujuan pembelajaran
itu sendiri. Dalam kaidah fiq'h dikatakan: al-amru bi alsyai-i amru bi wasailihi
sesuatu itu).
dan tanggung jawab yang luar biasa besarnya dalam membangun peradaban umat.
Di lembaga pendidikan Islam para ulil albab, ahlul dzikr dan ulama melakukan
masyarakat, bangsa dan seluruh umat manusia. Atas dasar itulah barangkali
komunitas sekolah diberi gelar oleh masyarakat sebagai masyarakat terpelajar dan
orang, kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh sejauhmana bangsa itu membangun
khususnya perguruan tinggi. Yang menjadi persoalan dan sekaligus yang menjadi
obsesi kita bersama adalah bagaimana agar umat ini dapat membangun perguruan
296
tinggi yang berkualitas, strategi dan kiat-kiat apa yang mesti ditempuh sehingga
persoalan-persoalan apa yang menjadi ganjalan sehingga umat yang besar dan
perguruan tinggi dalam jumlah yang tidak sedikit dan dengan kualitas yang dapat
diandalkan.
pekerjaan besar, profesional dan penuh risiko; terutama apabila dilihat dari segi
perguruan tinggi itu sendiri. Karena itu pa pengelolanya tidak saja dituntut
wawasan keilmuan, kepemimpina manajemen dan masa depan yang tangguh dan
kesungguhan dan komitmen pada persoalan-persoalan aktual umat. Hal ini juga
bentuk bahwa untuk mengelola sebuah perguruan tinggi Islam tidak dapat
pragmatic dan jangka pendek, atau sekedar berdakwah demi “syiar” Islam.
tersebar di seluruh tanah air tampaknya harus dimulai dari hal-hal yang sangat
mendasar mulai membangun idiil sampai wawasan dunia Perguruan Tinggi serta
297
misalnya: visi dan misi serta pesan Perguruan Tinggi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan toknologi meliputi keyakinan dan nilai dasar sebuah Perguruan
Tinggi.
Sampai saat ini masih banyak di kalangan umat ini yang beranggpan
bahwa kehadirannya di muka bumi adalah dalam rangka mengabdi kepada Tuhan,
dalam arti yang sempit yaitu menyembah secara ritual. Sedangkan persepsinya
makna bahwa setiap kehadiran manusia di muka bumi baik secara individu
konstribusi bagi terciptanya tata kehidupan dunia yang makmur, dinamis dan
harmoni sehingga setiap manusia dan bahkan juga binatang atau makhluk-
makhluk lain merasa aman dan nyaman di dalamnya. Karena itu tidak dapat hidup
dengan tegar dan memimpin ide di dunia di kehadiran mereka memang dipahami
ataufardu kifayah. Yang disebut ulama hanyalah mereka yang ahli di bidang
agama, sedangkan selain itu disebut cendekiawan. Karena itu yang disebut
“pewaris” para Nabi dan yang harus dihormati Itiga para ulama atau kyai ini.
298
Persepsi dikotomis ini berakibat pada lahirnya berbagai model pendidikan, mulai
dari yang berbentuk pondok pesantren, sistem madrasah, dan sistem persekolahan.
sebenarnya sudah besar, akan tetapi perilaku dalam belajar pada umumnya tidak
efektif dan tidak strategis. pemahaman terhadap ilmu masih bersifat dikotomis
dan semacamnya dari muka dan dari belakang, mengkaji dan memperdebatkan
masalah khilafiyah baik dalam fiq'h dan teologi, menghafal Al-Qur'an dan Hadits
Seandainya semangat belajar Siang malam dan memakan waktu puluhan tahun
ilmuwan, birokrat, teknokrat, ekonom yang tangguh, dan bidang-bidang lain yang
mempunyai pisisi strategis akan dimotori oleh orang-orang Islam dan diwarnai
299
Pemahaman tentang ilmu yang dikotomis dan cara pandang “sebelah
mata” terhadap sains dan ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu keras atau dalam bahasa
agamanya disebut ayat-ayat kauniyah terbukti telah menjadikan umat ini tidak
dalam pengertian yang sangat terbatas seperti: Tarbiyah, Ushuluddin, Syariah dan
didasarkan pada nilai-nilai etik Islam dan sebagai perwujudan keimanan, lepai
ilmunya kurang solid. Kalau umat ini begilit bersemangat ketika mengatakan
bahwa Islam itu adalah agama wahyu terakhir yang sempurna (kosmopolitan) dan
(siyasah), kedokteran (thib), psikologi (ilmu an nafs) dan lain sebagainya, yang
digali dari Al-Qur'an dan Sunah. Sementara itu Muhammadiyah yang menggebu-
gebu menggelorakan semangat kembali kepada Al-Qur'an dan Sunah juga tidak
jelas realisasinya.
terfokus pada ilmu-ilmu keagamaan ini telah mewarnai pola pikir dan sikap umat
300
dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi. Misalnya, umat ini lebih “pas” kalau
Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) misalnya,
samping telah banyak perguruan sejenis yang gulung tikar atau berjalan terseok-
seok, tetapi masih tetap juga didirikan. Bahkan ironisnya disebuah distrik atau
perguruan serupa di suatu daerah yang sama pula. Demikian juga sebaliknya.
Pernyataan ini terbukti di wilayah Jawa timur, dan barangkali juga di daerah-
atau hampir sama. Karena itu dapat disimpulkan secara sederhana, kalau hendak
saja salah satu dari milik Muhammadiyah atau NU terus dikalikan dua.
sekian puluh PT melebihi milik pemerintah, sekian ribu SD dan MI dan belasan
ribu sekolah menengah. Kabar ini sebenarnya cukup inengembirakan tetapi kalau
antaranya telah mati sekian tahun lalu tetapi masih tetap dalam perhitungan.
301
Apa yang tampak dari perguruan tinggi Islam sebagaimana digambarkan
tersebut pada dasarnya adalah cermin dari manusiamanusia yang ada di dalamnya.
pembangunan kualitas umat dalam sekala yang lebih besar, atau bahkan cermin
dari tidak adanya idealisme dan cita-cita masa depan. Kalau orang sudah
sendiri. Bukan faktor politik dan bahkan sebenarnya bukan faktor dana dan tenaga
ahli. Sumber daya umat Islam itu cukup besar dan potensial, tapi belum terkelola
dengan baik.
profesional tetapi dalam banyak hal tidak rasional. Karena itu jalan masih panjang
dan berliku, sementara bekal dan energi sangat terbatas untuk menempuh jarak
mengejar ketinggalan. Kalau yang dikenal sampai saat ini ada lima tahap dalam
pembangunan perguruan tinggi yaitu: 1). Konsolidasi idiil dan strukturil; 2).
masyarakat; dan 5). Aktualisasi diri, maka hanya ada beberapa perguruan tinggi
302
Islam saja yang sudah beranjak dari pembangunan fisik menuju pembangunan
pada tahap konsolidasi, dan inipun berjalan sangat lambat. Hanya sebagian kecil
nyaman, dosen-dosen tetapnya telah dan sedang menempuh pendidikan pasca dan
purna sarjana di dalam dan di luar negeri, mahasiswanya sebagian besar dari strata
Dilihat dari segi sejarah, umat Islam sebenarnya pernah memimpin dalam
Walaupun belum dapat terwujud karena berbagai persoalan baik internal maupun
mempunyai dampak positif bagi upaya mendirikan perguruan tinggi Islam. Dalam
303
dengan dinamika tuntutan masyarakat dan percaturan dunia perguruan tinggi pada
umumnya. Ketertinggalan itu sebenarnya juga dirasakan tetapi mengapa iqra' dan
daya gerak antisipatif umat terhadap dinamika zaman ini begitu lemah? Mengapa
relatif singkat, antara lima sampai delapan tahun, setelah melakukan gerakan-
kelulusannya cepat, berada di kota yang strategic dan karena kualitasnya memadai
kualitas perguruan tinggi Islam. Apa yang dikemukakan disini hanya sebuah
alternatif hasil ijtihadi, sehingga tidak ada alasan untuk dijadikan sebuah model
304
strateginya disebabkan perbedaan “style” pengelola dan kondisi objektif
pembangunan yang ditempuh. Karena itu faktor kecerdasan dan daya asosiasi
yang tinggi tetap merupakan faktor utama dalam menemukan model dan gaya
perwuju dan dari Rencana Induk pengembangan (RIP) baik jangka panjang 20-25
Tahun yang akan datang, maupun jangka menengah 5 tahunan maupun rencana
menyusun RIP atau university plan yang dapat dijadikan kerangka acuan dalam
persoalan dan tantangan serta trend perguruan tinggi masa depan. Kalau orang-
sebagaimana yang dilakukan oleh pemerintah ketika pada awal tahun 70-an
Selandia Baru, dalam proyek Penilaian Nasional Pendidikan (PPNP). RIP sebagai
manajemen dan kualitas kerjanya baik sering kali pencapaian target lebih cepat
305
3. Tahap Kosolidasi
Tahap konsolidasi ini adalah menata dan membangun niat, yaitu menata
Karena itu niat tidak sama dengan angan-angan melainkan sebuah manifestasi
idialisme.
Konsolidasi ini meliputi bidang idiil, strukturil dan personil Bidang idiil,
yaitu berupa pembangunan, wawasan dan cita-cita besal dan berdimensi jauh
kedepan, membangun kesepakatan terpadu dan kebulatan tekat yang searah akan
hakikat, persoalan dan tujuan perguruan tinggi yang diembannya. Ini sangat
tinggi sebagai lembaga ilmiah harus betul-betul ditempatkan pada posisi yang
perguruan tinggi Islam adalah manajemen bergaya ormas, sehingga jalannya serba
tidak rasional. Tidak adanya idialisme dan cita-cita masa depan menyebabkan
tidak adanya kegelisahan, serba lamban dan merasa tidak ada tantangan,
306
swasta pada umumnya, baik yang berafiliasi ke Departemen Pendidikan Nasional
perguruan tinggi Islam juga mempunyai struktur yang khas sesuai dengan
diarahkan kepada efesiensi dan efektifitas yang sesuai dengan kondisi dan
menambah beban moril maupun material. Kebijakan ini misalnya bisa dilakukan
tugas tertentu pada bidang lain yang lebih fungsional. Cara ini boleh jadi agak
menyimpang dari ketentuan yang ada, dan mungkin juga ada pihak-pihak tertentu
memang ada. Karena itu kebijakan ini perlu dilakukan dengan arif, strategis dan
ada hidup ini yang tanpa risiko, hanya saja seorang manajer dapat melakukan
dengan risiko paling kecil. Bagi seorang manajer tidak ada kamus takut
ini biasanya berupa pembinaan etos, disiplin dan kualitas kerja, mutasi,
307
penyegaran serta rekruitmen tenaga tetap. Langkah ini dilakukan sejalan dengan
prakteknya seringkali lebih sulit dari pada konsolidasi dua bidang sebelumnya
beragam.
tersebut bagi PTS terutama yang sedang tumbuh merupakan suatu tolak ukur
anggaran. Kalau tahun lalu tidak mempunyai saldo atau bahkan deficit misalnya,
diupayakan tahun ini mempunyai saldo, dan tahun depan ditargetkan menjalani
pada bidang-bidang yang dinilai strategis dan produktif untuk masa datang,
308
sedangkan untuk keperluan konsumtif seremonial seperti refresing, berbagai
bentuk selamatan atau tasyakuran dan peresmian yang memakan biaya harus
perpecahan. Komlok dapat diibaratkan sebagai “kangker ganas” atau virus HIV
sarana fisik dan fasilitas serta peningkatan status. Pembangunan fisik misalnya di
samping secara langsung dapat dilihat secara rill, juga merupakan prasyarat bagi
menciptakan suasana kampus dan belajar yang nyaman dan kondusif bagi
imbalan jasa yang inernuaskan. Selanjutnya antarkan mereka sampai pada tingkat
sarjana yang bermasa depan yang cakap di bidangnya dengan standar kompetensi
309
scorang sarjana, bukan sekedar lulus kuliah atau mendapat ijazah kesarjanaan.
Kebijakan ini merupakan langkah yang paling strategis dan niungkin juga paling
jejaknya. Hal ini sangat penting karena bagi PTS yang survivalnya sangat
pembangunan fisik ini. Karena itu pemanfaatan jasa Bank dan mengupayakan
mahasiswa dan cara-cara lain yang profit dan rasional. Intinya, untuk
meningkatkan dari kondisi 4 fisik dan fasilitas yang ada, diupayakan usaha terus-
menerus dengan berbagai cara dan jangan merasa lelah. Sebab hanya dengan niat
baik yang diwujudkan dengan karya nyata dan dapat dirasakan oleh semua pihak,
perguruan tinggi yang sebenarnya. Sebab dug tahap sebelumnya (konsolidasi dan
310
pembangunan fisik) hakikatnya merupakan tahap persiapan walaupun kebanyakan
admosphare), bukan sebagai kumpulan para sarjana dan calon-calon sarjana yang
bagi para dosen dan mahasiswa. Hal ini tentunya memerlukan waktu panjang dan
biaya cukup besar tetapi hasilnya tidak dapat dilihat secara langsung sebagaimana
itu yang harus pertama kali digerakkan adalah kesiapan, cita-cila dan keseriusan
para dosennya tentang wawasan keilmuan dan perguruan tinggi masa depan.
Dan inilah sebenarnya yang perlu perhatian serius dan penanganan yang sungguh-
luar negeri adalah sebuah keharusan, tetapi yang lebih penting adalah sejauh mana
311
mereka dapat berpikir secara bebas, terbuka dan berani melakukan kajian-kajian
kritis dan inovatif melalui budaya membaca, meneliti, seminar, simposium dan
menulis. Disamping itu kemampuan berbahasa Inggris dan memiliki wawasan dan
pengalaman internasional juga sangat diperlukan dalam era globalisasi seperti era
sekarang ini.
besar, akan tetapi yang seringkali menjadi kendala bagi perguruan tinggi yang
sedang tumbuh adalah faktor bahasa asing terutama Inggis dan Arab serta
tertentu pemakai lulusan sudah cukup jeli dalam memilih perguruan tinggi yang
sumber daya manusia. Apakah sama orang yang mengetahui dengan yang tidak
mengetahui” (al-Our'an).
pusat perubahan, pusat pembaharuan dan kontrol sosial. Perguruan tinggi sebagai
312
komunitas intelektual dapat memerankan tanggungjawabnya dengan tampil ke
dan umat manusia, sehingga sebagian besar hidup dan profesinya dicurahkan
dengan melakukan gerakan pembebasan terhadap segala kondisi dan situasi yang
tidak manusiawi. Dengan kata lain, tugas insan akademis adalah sangat mulia,
almamater seperti UGM, ITB, dan UI untuk perguruan tinggi dalam negeri, dan
Perguruan tinggi sebagai komunitas ahlul zikr dan para resi bukan saja kareria
mengetahui realitas sosial dan perkembangan mutakhir diri, dewasa ini, tetapi
313
masa datang dengan cermat dan perhitungan rasional (bahasa Jawa: weruh sak
tinggi.
pengakuan dan aktualisasi diri ini, harga atau citra seorang dosen ditentukan oleh
telah menulis sekian buku dan dijadikan rujukan ilmiah, tulisan-tulisannya dimuat
314
BAB XI
dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan 13. Evaluasi pendidikan
Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di
terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak peserta didik untuk
di antara peserta didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga yang lemah diberi
14
Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981),
h. 139.
15
Muhammad Athiyah al-Abrasyi, Ruh al-Tarbiyah wa al-Ta’lim, (Saudi Arabiyah: Dar
al-Ahya’, tt.), h. 362.
315
Fungsi evaluasi adalah membantu peserta didik agar ia dapat mengubah
samping itu, fungsi evaluasi juga dapat membantu seorang pendidik dalam
empat kemampuan peserta didik, yaitu: (1) sikap dan pengalaman terhadap
hubungan pribadinya dengan Tuhannya; (2) sikap dan pengalaman terhadap arti
hubungan dirinya dengan masyarakat; (3) sikap dan pengalaman terhadap arti
hubungan kehidupannya dengan alam sekitarnya; dan (4) sikap dan pendangannya
terhadap diri sendiri selaku hamba Allah, anggota masyarakat, serta selaku
keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt., yang tertuang dalam bentuk
16
Oemar Hamalik, Op.cit., h. 106-107.
17
Arifin HM, Ilmu Pendidikan Islam; Suatu Tinjuan Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1991), h. 239-240.
316
3. Bagaimana ia berusaha mengelola dan memelihara serta menyesuaikan
Kalau dilihat lebih jauh, ciri-ciri khusus bagi evaluasi pendidikan modern
aspek perkembangan anak, baik fisik, intelek, emosi, sosial, spiritual, serta
interpretasi dan tidak lagi terhadap informasi yang terpisah-pisah, skill, maupun
disebarkan.
18
Ismed Syarif dan Ramdono, Komponen Evaluasi dalam Pengajaran Suatu Sistem,
(Jakarta: R, Pengetahuan, 1984), h. 15.
317
proses evaluasi. Firman Allah swt, : “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-
kali tidak dapat mencapai keridaan Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang
dapat mencapainya” (AS. Al-Hajj:37). “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya
Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan dia
Sesungguhnya Allah tidak mengevaluasi pada bentuk dan rupa, postur tubuh, serta
harta kamu, tetapi Allah mengevaluasi pada hati dan amal perbuatanmu” (H.R.
Thabrani).
Evaluasi tak hanya dilakukan setahun sekali, atau per semester, tetapi
memerhatikan keadaan peserta didiknya, hingga peserta didik tersebut tamat dari
karena dengan berpegangan dengan prinsip ini, keputusan yang diambil oleh
seseorang menjadi valid dan stabil (QS. Fushshilat: 30), serta menghasilkan suatu
318
Prinsip yang melihat semua aspek; meliputi kepribadian, ketajaman
hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab, dan
teman-temannya. Hal itu diasumsikan bahwa tidak semua peserta didik menguasai
beberapa pengetahuan atau keterampilan secara utuh. Dalam kondisi inilah maka
setiap individu yang berprestasi dapat menerima hadiah, sekalipun pada beberapa
3. Prinsip Objektivitas
dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Allah swt.
tangannya.” Demikian pula hanya dengan Umar bin Khattab yang mencambuk
anaknya karena berbuat zina. Prinsip ini dapat diterapkan bila penyelenggara
pendidikan sifat-sifat utama, misalnya sifat sidiq (benar atau jujur), ikhlas,
319
1. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai
wahyu yang telah diimplikasikan oleh Rasulullah saw, pada umatnya (QS.
4. Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dari pelajaran yang telah
(QS. al-Baqarah:31).
Evaluasi pendidikan Islam dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu evaluasi
terhadap diri sendiri (self-evaluation) dan terhadap kegiatan orang lain (peserta
didik)20.
19
Arifin HM, Op.cit., h. 242.
20
Baca Syahminan Zai ni dan Muhaimin, Belajar Sebagai Sarana Pengembangan Fitrah
Manusia, (Jakarta: Kalam Mulia, 1991), h. 59-64).
320
Seorang muslim, termasuk peserta didik, yang sadar dan baik adalah
mereka yang sering melakukan evaluasi diri dengan cara muhasabah dengan
kekurangan dan kelemahan yang perlu dibenahi. Evaluasi terhadap diri sendiri
karena yang mengetahui perilaku individu adalah individu itu sendiri. Firman
Allah swt., dalam QS. adz-Dzariyat ayat 21: “Dan (juga) pada dirimu sendiri.
Maka apakah kamu tiada memerhatikan? “Kelemahan evaluasi diri sendiri adalah
perbaikan peningkatan diri, sebab ia ingin terlihat sukses, tanpa cacat, dan ingin di
depan.
dirimu sebelum dirimu dievaluasi oleh orang lain). Dengan begitu, individu
dituntut waspada dalam melakukan suatu tindakan, karena semua tindakan itu
tidak terlepas dari evaluasi dari Allah swt., (QS. al-Baqarah: 115) serta dua
Malaikat sebagai supervisornya, yaitu Raqib dan Atid (QS. Qaf: 18).
Evaluasi terhadap perilaku orang lain harus disertai dengan amr ma’ruf
dan nahi munkar (mengejar yang baik dan mencegah yang mungkar). Tujuannya
adalah memperbaiki tindakan orang lain, bukan untuk mencari aib atau kelemahan
seseorang. Dengan niatan ini maka evaluasi pendidikan Islam dapat terlaksana
(QS. al-Ashr: 3). Dengan dorongan hawa nafsu dan bisikan setan, individu
321
terkadang melakukan kesalahan dan perilaku yang buruk. Ia tidak merasakan
bahwa tindakannya itu merugikan dikemudian hari. Dalam kondisi ini, perlu ada
evaluasi dari orang lain, agar ia dapat kembali ke fitrah aslinya yang cenderung
baik. Evaluasi dari orang lain cenderung objektif, karena tidak dipengaruhi hasrat
primitifnya.
satuan bahan pelajaran pada suatu bidang studi tertentu. Jenis ini
kelemahan (QS. an-Nisa’: 28) dan pada mulanya tidak mengetahui apa-apa
atau akhir tahun, untuk menentukan jenjang berikutnya (perhatikan QS. al-
322
3. Evaluasi penetapan (placement). Evaluasi yang dilakukan sebelum anak
diselidiki, sehingga tidak hanya mencakup satu bidang saja. Soal-soal tes
21
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1990), h.
268-270.
22
Nasution, Dedaktik Asas-asas mengajari, (Bandung: Jemmars, 1982), h. 167-170.
323
Sifat-sifat evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam adalah
sebagai berikut: (1) kuantitatif, yaitu hasil evaluasi yang diberikan skor atau nilai
dalam bentuk angka, misalnya 50, 79, dan 100; (2) kualitatif, yang hasil evaluasi
diberikan dalam bentuk pernyataan verbal, misalnya memuaskan, baik, cukup dan
Islam adalah: (1) tes tertulis (written test); (2) tes lisan (oral test); dan (3)
Teknik yang dapat digunakan dalam evaluasi pendidikan Islam adalah: (1)
teknik tes, yaitu teknik yang digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik,
meliputi pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil belajar, serta bakat khusus
dan intelegensinya. “Teknik ini terdiri atas: (a) uraian (essay test), baik uraian
bebas (free test) maupun uraian terbatas (limited essay); (b) objektif tes, dalam
(matching), isian (complation) dan jawaban singkat (short answer); dan (c) bentuk
tes lain, seperti bentuk ikhtisar, laporan, dan bentuk khusus dalam pelajaran
bahasa; (2) non tes, yaitu teknik yang digunakan untuk menilai karakteristik
lainnya, misalnya minat, sikap, dan kepribadian siswa. Teknik ini meliputi
DAFTAR PUSTAKA
23
Zuhairini, dkk., Op.cit., h. 158-160.
324
Dualay Haidar Putra, Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat, Jakarta,
Kencana, 2014.
Majdid Mujib dan Mudzakkir Jusuf, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kencana
Prenada Media Group, 2008.
325