Anda di halaman 1dari 18

PERKEMBANGAN KOTA DAN

KEBERADAAN BANDARA DI KOTA


BALIKPAPAN

4.1 Pola Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Balikpapan

4.1.1 Elemen Pembangun dan pembentuk struktur Kota Balikpapan


Suatu wilayah perkotaan tentunya terbentuk dari adanya elemen-
elemen yang memiliki pengaruh terhadap terbentuknya kota tersebut. Elemen-
|1 elemen tersebut menurut Doxiadis (1968) dalam Surachman (2012) adalah
alam, manusia, masyarakat, ruang atau shells, dan jaringan. Sehingga, masing-
masing elemen memiliki peran masing-masing dalam pembentukan perkotaan.
Kota Balikpapan, jika dilihat dari teori Doxiadis, telah memenuhi
elemen-elemen yang ada. Kota ini memiliki ketinggian 0-100 mdpl dengan
kondisi topografi 85 % berbukit dan 15 % bertopografi datar yang terletak di
wilayah sekitar pantai. Hal ini tentunya menjadikan wilayah yang berada di
pinggir pantai terbentuk menjadi wilayah yang menjadi pusat perekonomian
kota Balikpapan dimana di sekitar wilayah ini terdapat sumur minyak Mathilda
sehingga menjadi pusat industri minyak dan gas bumi, sementara wilayah yang
memiliki topografi berbukit (sebagian besar berada di bagian utara kota)
didominasi oleh adanya wilayah konservasi alam. Terbentuknya kota
Balikpapan juga dipengaruhi oleh elemen kedua yang dikemukakan oleh
Doxiadis, yaitu manusia, dimana pertumbuhan penduduk Balikpapan yang
meningkat setiap tahunnya terjadi bersamaan dengan pertumbuhan ruang
terbangun yang ada di kota Balikpapan. Hal ini menyebabkan kepadatan
penduduk di kota Balikpapan, baik netto maupun bruto, juga meningkat di tiap
tahunnya. Selain itu, perkembangan kota Balikpapan dengan melihat elemen
manusianya juga dapat dilihat dari mulai berkurangnya pekerja lokal yang
bekerja di sektor pertanian seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Hal-hal di atas, secara tidak langsung juga memperlihatkan perkembangan
elemen shells pada kota Balikpapan yang terus meningkat.
Kota Balikpapan juga terbentuk oleh adanya elemen masyarakat yang
dalam hal ini dapat dilihat dari kondisi sosial dan adat yang ada di kota
Balikpapan. Awalnya kota ini merupakan tempat tinggal bagi suk-suku yang ada
diantaranya suku Pasar Balik, suku Bugis, dan suku Dayak. Seiring
berkemangnya kota Balikpapan, terutama saat ditemukannya sumur minyak
pertama di kota ini, kebiasaan-kebiasaan asal yang ada di kota ini mulai hilang
seperti kepercayaan animisme, yang telah terganti dengan agama terutama
agama Islam, bersamaan dengan datangnya para pendatang. Akibatnya banyak
orang suku Paser Balik yang menyebar ke wilayah lain seperti yang telah
dijelaskan. Selain itu, kebiasaan adat yang ada seperti upacara ritual Belian, yang

Kelompok 3 Morfologi Kota Kelas A 2020


PERKEMBANGAN KOTA DAN
KEBERADAAN BANDARA DI KOTA
BALIKPAPAN

di dalamnya terdapat ritual poting lidah, sudah mulai punah dikarenakan sudah
tidak sesuai dengan agama yang mereka anut sekarang. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan Doxiadis (1968) dalam Surachman (2012) dimana
semakin besar ukuran suatu kota maka pengaruh kebiasaan asal akan tergeser
|2 dengan kebiasaan baru yang masuk. Untuk elemen jaringan sendiri, kota ini
mengalami perkembangan yang awalnya hanya berbasis pada jaringan
trasnportasi laut, seiring tumbuhnya kota, muali memiliki jaringan trasnportasi
darat yang memadai terutama ketika mulai adanya bandar udara dan yang
terakhir adalah adanya jalan tol pertama di kota ini.
Keseluruhan perkotaan cenderung dibagi menurut tiga fungsi atau
elemen pembentuk utama: perumahan, kegiatan tetap, dan sirkulasi. kegiatan
tetap meliputi pertokoan, bangunan umum dan komersial, universitas, rumah
sakit, dan sekolah menurut Rossi (1982). Fungsi dari aktivitas tetap ini yaitu
sebagai fungsi-fungsi yang bersifat public dan melayani kota. Fungsi aktivitas
tetap juga merupakan elemen primer kota. Rossi (1982) juga mengungkapkan
bahwa transformasi dari elemen-elemen yang membentuk suatu struktur kota
seraya membedakan tentang elemen primer dalam suatu area kota yang
cenderung bertahan dan menjadi monument di tengah kompleksitas
perkembangan suatu kota serta hubungan antara elemen primer tersebut
dengan elemen lain yang juga membentuk struktur kota
Elemen pembentuk struktur ruang di Kota Balikpapan sendiri dapat
dilihat mulai dari permukiman dan perumahannya yang berkembang pesat
membentuk struktur ruang Kota Balikpapan tersebut bersama bangunan-
bangunan yang menjadi tempat beraktivitas seperti bangunan publik, sekolahan,
bangunan komersial, rumah sakit memberikan tujuan serta kehidupan dalam
kota yang menjadi penunjang kegiatan atau aktivitas kehidupan bagi masyarakat
Kota Balikpapan. Kedua elemen tersebut di sambungkan oleh elemen sirkulasi
seperti transportasi berupa jalanan yang terbentang jauh bahkan menyatukan ke
wilayah luar kota lain. Tanpa salah satu elemen ini, sebuah kota tidak dapat
dibilang kota karena tidak memenuhi elemen standar pembentuk struktur
ruang. Ketiga elemen pembentuk struktur ruang ini saling melengkapi sehingga
dapat berkembang pesat dan dapat di temukan di seluruh penjuru Kota
Balikpapan hingga membentuk struktur ruang Kota Balikpapan yang dapat kita
lihat sekarang.

Kelompok 3 Morfologi Kota Kelas A 2020


PERKEMBANGAN KOTA DAN
KEBERADAAN BANDARA DI KOTA
BALIKPAPAN

4.1.2 Bentuk Morfologi Kota Balikpapan


Kota Balikpapan yang disebelah selatan dan timurnya berbatasan
langsung dengan perairan diantaranya adalah selat Makassar secara umum
memiliki bentuk morfologi seperti kipas. Hal ini terlihat bahwa kota ini memiliki
|3 pertumbuhan yang tinggi menuju arah utara kota. Pertumbuhan tersebut dapat
dilihat dari bertambahnya lahan terbangun yang ada di kota Balikpapan dari
tahun ke tahun.
Pada tahun 1984 wilayah terbangun di kota Balikpapan hanya
ditemukan di bagian barat daya kota. Pertumbuhan tersebut terus bertambah
menuju arah timur laut kota Balikpapan dikarenakan pada arah-arah lain seperti
barat, selatan, dan timur kota ini merupakan wilayah perairan. Perkembangan
tersebut terus berlanjut hingga pada tahun 2020 lahan terbangun di kota
Balikpapan telah melebar di wilayah yang pada awalnya didominasi oleh lahan
vegetasi. Jumlah lahan terbangun bertambah sangat signifikan menjadi semakin
padat. Lahan terbangun kebanyakan merupakan kawasan permukiman dan
terdapat beberapa industri. Area terbuka hijau dan lahan kosong menjadi
semakin berkurang dan didominasi oleh lahan terbangun. Hal ini diiringi oleh
meningkatnya jumlah penduduk di Kota Balikpapan. Semakin padat oleh lahan
terbangun yang dulu pada tahun 1984 masih banyak vegetasi atau lahan kosong,

Gambar 47 Bentuk morfologi kota Balikpapan yang berbentuk kipas


berdasarkan interpretasi citra Google Satelite 1984, 1997, 2013, dan 2020
(Hasil Analisis, 2020)

Kelompok 3 Morfologi Kota Kelas A 2020


PERKEMBANGAN KOTA DAN
KEBERADAAN BANDARA DI KOTA
BALIKPAPAN

sekarang sudah banyak bangunan-bangunan sehingga semakin terlihat padat


bangunan-bangunannya.
Jika dilihat dari perkembangan kota Balikpapan, seperti pada gambar
citra kota Balikpapan di atas, kota ini awalnya tumbuh dari bagian selatan
|4 wilayahnya. Selain itu, pada sejarah perkembangan kota, juga disebutkan bahwa
kota Balikpapan mulai tumbuh dengan pesat sejak ditemukannya sumur minyak
Mathilda yang terletak di wilayah selatan kota ini. Selain, itu pertumbuhan kota
Balikpapan juga semakin pesat saat mulai datangnya pendatang-pendatang baru
yang menempati wilayah Klandasan dan wilayah sekitarnya yang merupakan
asal dari sebagian besar penduduk kota Balikpapan seperti yang telah dijelaskan
pada bab sebelumnya. Perkembangan kota Balikpapan yang tumbuh ke arah
timur laut dan keberadaan hambatan perairan di wilayah timur, selatan, dan
barat inilah yang membuat bentuk morfologi kota Balikpapan memiliki model
kipas. Meskipun demikian, dikarenakan topografi kota Balikpapan cenderung
berbukit, bentuk ini tidak sepenuhnya rata pada seluruh wilayah di kota
Balikpapan.
4.1.3 Faktor-faktor Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kota
Balikpapan
Jika melihat dari beberapa bentuk morfologi kota, maka dapat dilihat
bahwa perkembangan suatu kota dipengaruhi oleh berbagai faktor. Branch
(1995) dalam Kurniawati (2010) menyebutkan bahwa perkembangan suatu kota
dipengaruhi oleh faktor internal kota tersebut yang terdiri dari faktor geografis
kota, faktor tapak terutama topografinya, faktor fungsi kota, faktor sejarah dan
kebudayaan, dan faktor unsur-unsur umum misalnya jaringan jalan, energi, dan
lain-lain. Masing-masing faktor internal memiliki peran dalam pembentukan
suatu perkotaan.
a. Faktor Geografis
Faktor geografis dapat dilihat dari letak Kota Balikpapan. Kota
Balikpapan berada di Provinsi Kalimantan Timur yang merupakan provinsi
terluas di Indonesia setelah Papua. Kota Balikpapan memiliki luas wilayah
yang mencapai 843,48 km², dengan luas daratan sebesar 503,30 km² dan luas
perairan sebesar 340,18 km². Lokasi Kota Balikpapan berbatasan langsung
dengan Kabupaten Kutai Kartanegara pada bagian utara, Kabupaten
Penajam Paser Utara pada Bagian Barat, serta Selat Makassar pada bagian
Selatan dan Timur. Keberadaan kota Balikpapan yang berada di jalur selat
Makassar inilah yang menjadikan kota ini ramai dikunjungi sejak zaman

Kelompok 3 Morfologi Kota Kelas A 2020


PERKEMBANGAN KOTA DAN
KEBERADAAN BANDARA DI KOTA
BALIKPAPAN

kolonial yang mulai pada saat itu ditemukan sumur minyak pertama
sehingga kota ini mendapat julukan “Kota Minyak”. Banyaknya pendatang
tersebut, seiring berjalannya waktu, pada akhirnya menyebabkan
kepadataan bangunan maupun kepadatan penduduk di kota Balikpapan
|5 terus bertambah di setiap tahunnya.
b. Faktor Tapak
Kota Balikpapan memiliki wilayah yang berbukit-bukit dengan
sedikit daerah landai di sekitar aliran sungai dan pesisir pantai.
Berdasarkan ketinggiannya dari permukaan laut, wilayah Kota Balikpapan
terdiri dari: 0-10 m = 25,4 % 10-20 m = 13,7 % Lebih dari 20 m = 60,9 %.
Pada bagian barat, didominasi oleh vegetasi berupa perbukitan maupun
hutan, sedangkan di tengah dan selatan dipadati oleh lahan terbangun
berupa perumahan, industri, perdagangan, dan kantor-kantor. Untuk daerah
di sekitar sungai banyak dibangun permukiman penduduk dan untuk di
daerah pesisir dibangun pelabuhan. Selain itu letak Kota Balikpapan
berbatasan langsung dengan laut sehingga terdapat pelabuhan. Daerah yang
memiliki ketinggian diatas 20m merupakan kawasan vegetasi karena
berupa perbukitan.
c. Faktor Fungsi Kota
Terbentuknya Kota Balikpapan oleh faktor fungsi kota dapat dilihat
dari fungsinya sebagai tempat tinggal, tempat kerja, dan transportasi.
Pertumbuhan kota Balikpapan disebabkan karena semakin banyaknya
pendatang yang masuk. Para pendatang datang ke Kota Balikpapan sebagian
besar bertujuan untuk bekerja. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa
industri tempat pengeborang minyak di Kota Balikpapan. Banyaknya
industri yang ada di Kota Balikpapan membuat bertambahnya lapangan
usaha. Dengan meningkatnya pendatang sebagai tenaga kerja, maka
dibutuhkan tempat tinggal. Semakin bertambahnya waktu, semakin luas
kawasan permukiman di Kota Balikpapan sebagai kebutuhan tempat
tinggal. Selain itu, dapat dilihat dari transportasi yang mana di Kota
Balikpapan terdapat beberapa moda transportasi seperti darat, udara,
maupun laut. Karena Kota Balikpapan memiliki bandara dan pelabuhan,
maka tidak hanya transportasi beroda yang tersedia, melainkan terdapat
transportasi pesawat dan kapal untuk menunjang kebutuhan masyarakat
Kota Balikpapan.
d. Faktor Sejarah dan Budaya

Kelompok 3 Morfologi Kota Kelas A 2020


PERKEMBANGAN KOTA DAN
KEBERADAAN BANDARA DI KOTA
BALIKPAPAN

Suku asli dari Kota Balikpapan adalah suku Paser Balik yang
keberadaannya saat ini sudah jarang ditemukan. Hal tersebut dikarenakan
banyaknya masyarakat pendatang baru sehingga suku asli Kota Balikpapan
mulai tersingkirkan dan menjadi minoritas. Budaya, bahasa dan cara hidup
|6 suku Paser Balik menghilang digantikan dengan masyarakat yang memiliki
pola hidup modern atau sudah terpengaruh dari luar daerah.
Kota Balikpapan dikenal akan sumber daya alam minyak bumi yang
melimpah. Apabila melihat sejarah, perkembangan Kota Balikpapan ini
sangat dipengaruhi oleh keberadaan sumur pengeboran minyak pertama di
Balikpapan yaitu sumur Mathilda. Semenjak ditemukannya minyak bumi di
Balikpapan, hal tersebut menarik para pendatang dari Tiongkok, Jawa, India,
dan para pendatang mayoritas berkerja di suatu perusahaan kilang minyak
di kota ini. Selain itu para pekerja dan pedagang dari Bugis, Minahasa,
Banjar, Sunda, dan suku lainnya ikut melanjutkan aktivitasnya di Kota
Balikpapan. Dengan banyaknya pendatang ke Kota Balikpapan maka
kebutuhan akan permukiman dan sarana prasarananya ikut berkembang.
Kota ini mengalami pertumbuhan yang cukup pesat pada saat para
insinyur menemukan cadangan minyak di Sanga Sanga. Dari sinilah para
perusahan datang untuk mengolah minyak dari cadangan minyak yang ada
di kota Balikpapan. Balikpapan, dipilih untuk menjadi tempat
pengembangan dan industri serta kegiatan pengilangan, pengumpulan
minyak mentah dan industri turunan minyak bumi yang lain (Susanto,
2011). Oleh karena itu, maka bertambahlah pendatang dalam jumlah besar
untuk menjadi tenaga kerja. Untuk mendukung hal ini, Belanda, pada
masanya, melengkapi kota Balikpapan dengan beberapa sarana prasarana
pendukung seperti jaringan jalan, permukiman, gedung-gedung,
perkantoran, dan bandara.
e. Faktor Unsur-unsur Umum
Terbentuknya Kota Balikpapan oleh faktor unsur-unsur umum dapat
dilihat dari jaringan jalan dan energi. Untuk jaringan jalan, Kota Balikpapan
memilki fungsi jalan arteri, kolektor, lokal dan sisanya adalah jalan lain.
Jalan arteri inilah yang menghubungkan Kota Balikpapan dengan Kabupaten
Kutai Kartanegara. Nama jalan arteri yang ada di Kota Balikpapan yakni Jl.
Mulawarman, Jl. Jendral Sudirman, Jl. Marsma Iswahyudi, Jl. Ahmad Yani, Jl.
Ir. Soekarno-Hatta, dan Jl. Balikpapan-Samarinda. Jalan arteri ini
menghubungkan pusat kota Balikpapan langsung ke Bandara Sepinggan,

Kelompok 3 Morfologi Kota Kelas A 2020


PERKEMBANGAN KOTA DAN
KEBERADAAN BANDARA DI KOTA
BALIKPAPAN

Balikpapan. Selain itu, terdapat juga jalan kolektor di Kota Balikpapan. Jalan
kolektor yang berada di Kota Balikpapan adalah Jl. Jendral Sudirman dan Jl.
Yos Sudarso. Selain itu, terdapat banyak jalan lokal yang berada di Kota
Balikpapan. Kota Balikpapan juga memiliki jalan tol baru, yakni Jalan Tol
|7 Balikpapan-Samarinda yang dapat menghubungkan Kota Balikpapan
dengan Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kota Balikpapan memiliki bandara yang merupakan bandara
internasional. Adanya bandara dapat mempermudah akses keluar masuk
penduduk Kota Balikpapan maupun penduduk luar Kota Balikpapan.
Sehingga banyak penduduk dari luar Kota Balikpapan yang datang ke Kota
Balikpapan untuk menggunakan transportasi pesawat terbang di bandara.
Dengan adanya bandara, dapat meningkatkan perekonomian dan
pembangunan di Kota Balikpapan.
4.1.4 Model dan Bentuk Struktur Kota Balikpapan
Kota Balikpapan memiliki satu Pusat Pelayanan Kota dan 2 sub pusat
pelayanan kota yang terdapat di kota tersebut. Pusat pelayanan di Kota
Balikpapan sendiri berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat pelayanan
utama yang dapat memenuhi kebutuhan penghuni dan pengunjung Kota
Balikpapan, dan Sub Pusat Pelayanan yang berfungsi sama memberikan
pelayanan kepada sebagian penghuni dan pengunjung kota namun dengan
hirarki lebih rendah seperti skala dan fungsinya yang lebih kecil. Pusat
Pelayanan Kota Balikpapan berada di Kecamatan Balikpapan Kota dan Sub Pusat
Pelayanan Kota yang berada di Kelurahan Karang Joang Kecamatan Balikpapan
Utara dan Kelurahan Teritip Kecamatan Balikpapan Timur. Kemunculnya suatu
pusat pelayanan baru dan pusat pelayanan utamanya mulai berubah menjadi
pusat yang kompleks yang memiliki jangkauan yang lebih luas dan fungsi awal
dari pusat pelayanan utama ini diambil alih oleh pusat pelayanan baru yang

Kecamatan
Kecamatan Balikpapan Timur
Balikpapan Utara

Kecamatan
Balikpapan Kota
Kelompok 3 Morfologi Kota Kelas A 2020
Gambar 48 Model struktur ruang kota Balikpapan yang bersifat
polisentris dan berbentuk multiple nuclei berdasarkan interpretasi
PERKEMBANGAN KOTA DAN
KEBERADAAN BANDARA DI KOTA
BALIKPAPAN

muncul di Kota Balikpapan atau disebut Sub Pusat Pelayanan kota. Dari data
tersebut dapat ditentukan Model Struktur Ruang Kota Balikpapan adalah Kota
Polisentris atau kota dengan lebih dari satu Pusat Pelayanan Kota. Melihat dari
keberadaan satu pusat pelayanan dan dua sub pusat pelayanan, kota Balikpapan
|8 dapat digolongkan ke dalam kelompok kota yang memiliki bentuk multiple
nuclei. Hal ini dikarenakan kota bentuk ini memiliki ciri yaitu adanya satu inti
(CBD) kemudian menjadi semakin kompleks yang disebabkan munculnya pusat-
pusat baru di wilayah tersebut yang di sekelilingnya terdapat kelompok tata
guna lahan yang berhubungan secara fungsional.
4.1.5 Bentuk Pola Ruang dan Model Kota Balikpapan
Kota Balikpapan memiliki berbagai macam pola perkembangan kota di
bagian-bagian kotanya. Secara umum bentuk pola ruang di kota Balikpapan
adalah bentuk linier dan bentuk ini terdapat di sebagian besar wilayahnya. Hal
ini dikarenakan wilayah-wilayah di kota Balikpapan tumbuh di sekitar jalan-
jalan utama kota dimana pada jalan-jalan tersebut terdapat jalan-jalan dengan
hirarki yang lebih kecil untuk menjangkau masing-masing lokasi di kota
Balikpapan. Meskipun demikian, terdapat beberapa wilayah di kota Balikpapan
yang memiliki bentuk pola ruang yang lain. Bentuk–bentuk tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut :

No Pola Peta Citra Keterangan


.
1. Radial Terdapat pola radial
Menerus menerus di perbatasan
Kelurahan Muara Rapak,
Karang Rejo dan
Kelurahan Mekar Sari.
Dapat dilihat bahwa pola
jalan membentuk pola
radial menerus yang
memiliki 4 cabang jalan.
2. Radial Terdapat pola radial tidak
Tidak merata pada Kelurahan
Merata Sepinggan. Pertumbuhan
tidak tersebar merata
dikarenakan terdapat

Kelompok 3 Morfologi Kota Kelas A 2020


PERKEMBANGAN KOTA DAN
KEBERADAAN BANDARA DI KOTA
BALIKPAPAN

waduk sepinggan yang


menghambat
pertumbuhan.

|9

3. Grid Iron Terdapat pola grid di


Menerus Kelurahan Gunung
Bahagia pada jalan Punai
dan Kutilang. Wilayah
tersebut merupakan
lahan permukiman. Dapat
dilihat bahwa pola jalan
tersebut membentuk pola
grid iron menerus.
4. Linier Pada Kelurahan
Menerus Klandasan Ilir pola jalan
membentuk linier
menerus dimana terletak
pada jalan Jendral
Sudirman. Terdapat
jaringan jalan lain yang
perkembangannya
mengikuti jaringan jalan
utama (jalan Jendral
Sudirman).
Tabel 1 Bentuk-bentuk pola ruang yang ada di kota Balikpapan

Bentuk pola jalan di kota Balikpapan juga terdapat perbedaan di beberapa


wilayahnya. Pola jalan terbesar yang mendominasi di kota Balikpapan adalah
pola Irrengular System. Hal tersebut dikarenakan kondisi topografi di kota
Balikpapan yang tidak sepenuhnya rata sehingga pola jalan dibangun dengan
menyesuaikan topografi yang ada. Pola jalan lain yang ada di kota Balikpapan
adalag pola grid. Pola ini, pada kota Balikpapan, biasanya dapat dijumpai di
wilayah yang memiliki topografi yang rata dan biasanya merupakan wilayah
permukiman.

Kelompok 3 Morfologi Kota Kelas A 2020


PERKEMBANGAN KOTA DAN
KEBERADAAN BANDARA DI KOTA
BALIKPAPAN

| 10

Gambar 49 Pola jalan yang ada di kota Balikpapan, pola grid dan irrengular system (Google
Satelite, 2020)
Kota Balikpapan juga merupakan kota dengan model Stellar or Radial Plans. Hal
ini dibuktikan dengan adanya satu pusat kota dengan dua sub pusat di Kota
Balikpapan tentu terdapat jalur utama yang menghubungkan antara pusat kota
dengan sub pusat kota sehingga perkembangan sarana transportasi dan
telekomunikasi berperan penting dalam membentuk kota tersebut. bentuk
tersebut hanya tercipta pada bagian utara kota Balikpapan disebabkan pada
bagian lainnya terdapat hambatan berupa perairan.

Gambar 50 Model kota Balikpapan yang berbentuk Stellar or radial plans


berdasarkan citra google satelit 2020 (Hasil analisis, 2020)

Kelompok 3 Morfologi Kota Kelas A 2020


Gambar 51 Perkembangan lahan terbangun kota Balikpapan tahun 1984, 1997, 2013, dan 2020 (Citra Google Satelit)
4.2 Pola Pertumbuhan dan Perkembangan Kawasan Sekitar Bandara SAMS Sepinggan

Balikpapan

4.2.1 Elemen Pembangun dan pembentuk struktur Kawasan Sekitar Bandar Udara
SAMS Sepinggan Balikpapan
Seiring berkembangnya waktu, kegiatan ekonomi, aktivitas, dan jumlah
penduduk juga ikut berkembang dan bertambah di Kota Balikpapan, khususnya
di sekitar Bandar Udara Sepinggan. Lahan-lahan yang pada awalnya hanya
dibangun untuk memenuhi keperluan penduduk asli wilayah tersebut semakin
lama semakin berkembang karena pengaruh bandar udara yang semakin
berpotensi meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan penduduk sekitar.
Kawasan yang berada di sekitar bandara SAMS Sepinggan ini tentunya juga
dibentuk oleh elemen-elemen pembentuk perkotaan atau wilayah yang kurang
lebih memiliki ciri yang sama elemen-elemen pembentuk kota Balikpapan
sendiri. Jika dilihat lebih spesifik, elemen-elemen pembentuk suatu wilayah
yanga ada di kawasan sekitar bandar udara SAMS Sepinggan adalah sebagai
berikut :
a. Alam
Pada Kawasan Bandara Sepinggan, Kota Balikpapan masih terdapat
hutan maupun ruang terbuka hijau pada bagian utara dan juga terdapat
Selat Makassar di bagian selatan Kawasan Bandara. Selain itu, lahan yang
berada di sekitar bandar udara ini juga cenderung rata dikarenakan
lokasinya yang berada di wilayah pesisir kota Balikpapan.
b. Manusia dan Masyarakat
Terdapat penduduk yang beraktivitas dan melakukan kegiatan
keseharian baik di perairan Selat Makassar ataupun di sekitar Kawasan
Bandara Sepinggan, Kota Balikpapan.
c. Ruang (Shells)
Pada Kawasan Bandara sudah terdapat permukiman penduduk, tempat
layanan umum seperti rumah sakit, sekolah, dan juga kantor kantor
pelayanan lain. Selain itu terdapat juga pusat perbelanjaan seperti mall
dan juga pasar, kemudian di Kawasan Bandara juga sudah terdapat
beberapa industri.
d. Jaringan
Pada Kawasan Bandara Sepinggan sudah terdapat jaringan jalan yang
menghubungkan bandara ke tempat - tempat lain terutama menuju
pusat kota Balikpapan sehingga memudahkan masyarakat dalam
beraktivitas, seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Selain itu, seperti halnya kota Balikpapan sendiri, struktur ruang di
kawasan sekitar bandar udara SAMS Sepinggan juga dibentuk berdasarkan
beberapa elemen. Elemen housing pada wilayah ini dapat dilihat dari adanya
permukiman di wilayah sekitar bandara seperti Perumahan Patra Land
Residence, Perumahan Kartini Residence, Hotel Zurich, dan lain-lain. Elemen
fixed activities juga dapat dilihat bahwa selain sebagai pusat aktivitas arus keluar
masuk kota Balikpapan, wilayah ini juga terdapat berbagai pusat kegiatan lain
yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan penduduk sekitar. Sementara pada
elemen transportasi sendiri, seperti yang telah dijelaskan, terdapat jalur utama
yang mengubungkan keberadaan bandara dan kawasan di sekitarnya terhadap
pusat-pusat aktivitas di wilayah lain kota Balikpapan.
4.2.2 Bentuk Morfologi Kawasan Sekitar Bandar Udara SAMS Sepinggan Balikpapan
Kawasan sekitar bandara berbentuk empat persegi panjang cenderung
memanjang, mengikuti jalur transportasi, dan tidak memungkinkan untuk
melebar karena berbatasan langsung dengan perairan, yakni Selat Makassar dan
juga pada sisi yang lain terdapat lapangan golf dan RTH lain yang sudah ada
sejak lama. Meskipun demikian terjadi perubahan penggunaan lahan menjadi
lahan terbangun yang cukup besar di sekitar bandara dari tahun 2003 hingga
tahun 2020 tetapi tidak merubah bentuk morfologi asli di kawasan sekitar

Gambar 52 Bentuk morfologi kawasan sekitar bandara Sepinggan berdasarakan


interpretasi citra google satelit 2003, 2009, dan 2020 (Hasil analisis, 2020)
bandara.
Berdasarkan peta time series citra satelit kawasan sekitar Bandar
Udara Sepinggan dan sekitarnya dari tahun 2003-2020, dapat disimpulkan
bahwa kawasan bandar udara mengalami pertumbuhan secara horizontal pada
vegetasi yang kemudian dijadikan lahan terbangun berupa permukiman
penduduk serta kondisi fisik bandar udara. Lahan vegetasi yang digunakan juga
berkurang cukup signifikan sejak tahun 2003 walaupun masih terdapat sisa-sisa
vegetasi di tahun 2020. Selain itu, Bandar Udara Sepinggan juga mengalami
perubahan fisik yakni pada perubahan landasan pacu serta perluasan terminal
bandara yang dapat dilihat dari atap terminal bandara pada tahun 2009, 2014,
dan 2020. Sementara untuk lahan terdekat dari bandara telah dibangun sejak
tahun 2003. Pertumbuhan tersebut juga disebabkan karena kebutuhan akan
lahan permukiman yang semakin lama semakin banyak, sehingga lahan yang
awalnya ruang terbuka hijau seperti hutan, namun sekarang berubah menjadi
lahan permukiman dan untuk fasilitas penunjang. 
4.2.3 Faktor-faktor Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Kawasan Sekitar Bandar Udara Sepinggan Balikpapan
Terdapat faktor-faktor atau penyebab yang memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan kawasan Bandar Udara Sepinggan, yakni:
a. Faktor Geografis dan Tapak
Bandara Sepinggan terletak di Jl. Marsma. R. Iswahyudi, Kelurahan
Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, dengan letak
astronomis di 116° 53' 39'' BT dan 1° 16' 5'' LS dan berada di ketinggian 4 m
di atas permukaan laut. Bandar udara ini juga berbatasan langsung dengan
Selat Makassar, berjarak kurang lebih 13 km dari Kota Balikpapan dan dapat
ditempuh dengan kendaraan sekitar 20-30 menit.
b. Faktor Fungsi Kota
Pada sekitar Bandara Sepinggan terdapat tempat perbelanjaan,
permukiman, kantor, sekolah, dan juga perusahaan yang membuat sistem
aktivitas dan juga tempat bertemunya banyak orang dan juga melakukan
kegiatan. Karena kepadatan tersebut, membuat para penduduk di sekitar
Bandara Sepinggan melakukan aktivitas sosial, terlebih lagi pada tempat
perbelanjaan, kantor, fasilitas pelayanan publik, sekolah dan juga rumah
sakit, dimana tempat tempat tersebut merupakan tempat untuk penduduk
beraktivitas sehari - harinya.
c. Faktor Sejarah
Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan
telah direnovasi dua kali selama 1991 sampai 1997. Fase pertama dimulai
pada tahun 1991 dan berakhir pada tahun 1994, untuk merenovasi taxiway,
terminal penumpang dan kargo dan juga memperpanjang landasan pacu.
Pada tahun 1995, Pemerintah Indonesia mengumumkan Bandar Udara
Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan sebagai bandara
kelima di Indonesia yang melayani embarkasi haji untuk wilayah
Kalimantan yang terdiri dari Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
dan Kalimantan Selatan. Fase kedua renovasi terjadi pada tahun 1996 untuk
merenovasi hanggar, depot bahan bakar, dan gedung administrasi. Fase
kedua selesai dan bandara akhirnya mulai era baru operasionalnya dengan
bangunan dan fasilitas baru pada tahun 1997.
d. Faktor Unsur-Unsur Umum
Bandar Udara Sepinggan Balikpapan dilintasi oleh jalan arteri primer yang
dapat menghubungkan Kota Balikpapan dengan Kota Samarinda dan
Kabupaten Kutai Kartanegara.
4.2.4 Model dan Bentuk Struktur Kota Balikpapan
Struktur ruang di kawasan Bandar Udara Sepinggan berjenis Sektoral
dengan diasumsikan Bandar Udara Sepinggan merupakan inti atau CBD.
Pertumbuhan tata guna lahan lainnya di kawasan ini ditandai dengan adanya
sektor permukiman di sebelah utara bandara, sektor industri di sebelah timur
bandara, dan sektor perdagangan dan jasa di sebelah barat bandara yang
menyebar ke arah luar dan masih berhubungan dengan zona bandar udara.
Sementara itu, model Struktur Ruang kawasan Bandar Udara Sepinggan adalah

Gambar 53 Penggambaran model dan bentuk struktur ruang kawasan sekitar


bandara Sepinggan berdasarkan citra google satelit 2020 (Hasil analisis, 2020)
Mono Centric City. Karena hanya terdapat satu CBD yaitu kawasan sekitar
Bandara Sepinggan itu sendiri dimana di kawasan tersebut terdapat pusat
perdagangan dan jasa yang juga merupakan salah satu pusat pelayanan di kota
Balikpapan sendiri. Selain itu, di Kecamatan Balikpapan Selatan, yang
merupakan kecamatan tempat bandar udara berada, memiliki kepadatan
penduduk (3.433 jiwa/km2) yang tidak terlalu padat apabila dibandingkan
dengan kecamatan lain di Kota Balikpapan.
4.2.5 Bentuk Pola Ruang dan Model Kawasan Sekitar Bandar Udara SAMS Sepinggan
Balikpapan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan melalui citra satelit,
dapat diketahui bahwa pola perkembangan wilayah di sekitar Bandar Udara
Sepinggan, Kota Balikpapan adalah Pola Linier Menerus dengan pusat perkotaan
yang lebih kecil dan tumbuh di kanan-kiri pusat perkotaan utamanya, dimana
pertumbuhan perkotaan mengikuti jalan utama. Selain itu, hal yang
menyebabkan perkembangan kawasan di sekitar bandara itu cenderung linier
karena topografi Pulau Kalimantan yang cenderung datar sehingga
memudahkan penduduk dalam beraktivitas serta melakukan kegiatan ekonomi.
Hal ini juga terbukti dengan semakin bertumbuhnya permukiman di sepanjang
Jl. Jendral Sudirman - Jl. Marsma R. Iswahyudi.

Gambar 54 Bentuk pola ruang kawasan sekitar bandara Sepinggan berdasarkan


citra google satelit 2003, 2009, dan 2020 (Hasil analisis, 2020)
Model bentuk kota di sekitar kawasan Bandar Udara Sepinggan adalah
Bealded Linier Plans. Karena kota tumbuh mengikuti jalan utama dan terdapat
bangunan komersial beserta permukiman di sepanjang jalan tersebut. Selain itu
karena letak bandara yang berbatasan langsung dengan Selat Makasar, sehingga
pertumbuhan kota hanya mengikuti Jl. Marsma. R. Iswahyudi, Kelurahan

Gambar 55 Model bentuk kawasan sekitar bandara Sepinggan berdasarkan


interpretasi citra google satelit 2020 (Hasil analisis, 2020)
Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan. Hal ini juga dapat
dilihat dari adanya dua pusat pelayanan di kanan dan kiri pusat kegiatan
bandara yaitu perdagangan dan jasa juga industri dengan asumsi bahwa pusat
kegiatan bandara merupakan pusat pelayanan utama yaitu trasnportasi udara.
Pola jalan di kawasan sekitar Bandar Udara Sepinggan Balikpapan
berbentuk Irregular System, karena bentuknya yang sedikit berkelok di
sepanjang jalan arteri. Pola jalan inilah yang ditemukan di wilayah yang paling
dekat dengan badara. Selain itu, di kawasan bandara terdapat wilayah
permukiman yang menggunakan pola jalan Grid System yang membentuk blok
siku-siku. Pola jalan ini, seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan pola
jalan kota Balikpapan, biasanya terdapat pada permukiman terutama
permukiman yang direncanakan.
4.2.6 Pengaruh Keberadaan Bandara di Kota Balikpapan Terhadap Bentuk Morfologi
Kota
Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahuin bahwa kota Balikpapan
memiliki bentuk morfologi yang cenderung tetap dari tahun ke tahun. Bahkan,
setelah adanya keberadaan bandara, morfologi kota Balikpapan tetap memeliki
pertumbuhan ke arah tumur laut kota yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
telah dijelaskan. Konsentrasi tertinggi kegiatan juga tetap berada di wilayah
selatan kota yang pada wilayah inilah kota Balikpapan mulai tumbuh terutama
sejak ditemukannya sumur minya Mathilda. Meskipun demikian, jika diamati
dengan wilayah yang lebih kecil, yaitu kawasan di sekitar bandara, terdapat
bentuk morfologi kota yang berbeda dengan bentuk umum morfologi kota
Balikpapan. Hal ini tentunya disebabkan kawasan di sekitar bandara hanya
memiliki satu
Gambar 56 jalur
Pola utama
jalan untuk
grid dan menujusystem
irrengular pusat kota dan terdapat
di kawasan sekitar hambatan
bandara
Sepinggan
perairan berdasarkan
dan interpretasi
tata guna lahan lain dicitra
keduagoogle satelit 2020 (Hasil
sisi pertumbuhan analisis,
kawasan 2020)
di sekitar
jalan utama tersebut.
Keberadaan bandara di kota Balikpapan lebih memiliki pengaruh pada
peningkatan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk bruto maupun netto
yang ada. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, terjadi
peningkatan kepadatan penduduk bruto maupun netto yang bersamaan dengan
perkembangan lahan terbangun kota Balikpapan ke arah timur laut yang terjadi
setiap tahunnya. Selain itu, banyaknya pendatang yang masuk tersebut,
dikarenakan perkembangan bandara yang selalu meningkat, banyak kebiasaan
sosial budaya asli yang mulai tergeser bersamaan dengan masuknya pendatang
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai