Anda di halaman 1dari 12

2.

9 GLASS IONOMER CEMENT

2.9.1 Klasifikasi GIC


- Klasifikasi berdasarkan pengaplikasiannya
o Tipe I : Lutting cements
o Tipe II : Retorative cements
 1 : Restorative esthetic
 2 : Restorative reinforced
o Tipe III : Liner atau base
- Klasifikasi berdasarkan kegunaannya
o Tipe I : Untuk lutting cements
o Tipe II : Untu restorasi
o Tipe III : Liners dan bases
o Tipe IV : Fissure sealants
o Tipe V : Semen ortodontik
o Tipe IV : Core build up

2.9.2 Kelebihan:
- Adhesi: inherent adhesion pada struktur gigi karena ikatan kimiawi
ke email dan dentin melalui pertukaran ion (Gambar 2.1 dan 2.2).
- Biokompatibel: GIC bersifat biokompatibel karena molekul asam
poliakrilat yang berukuran besar mencegah asam dari produksi
respons pulpa.
- Antikariogenik: GIC adalah antikariogenik karena pelepasan
fluoride. Fluoride ini juga dapat diisi ulang dari aplikasi fluoride
topikal.
- Preparasi gigi konservatif: karena sifat adesif, GIC membutuhkan
preparasi gigi minimal.
- Estetik: pencocokan warna yang baik dan tembus pandang membuat
GIC estetik.
- Teknik kurang sensitif: Glass ionomer kurang sensitif terhadap
teknik dibandingkan resin komposit.
- Sedikit shrinkage dan seal marginal yang baik.
- Kelarutan rendah: glass ionomer menunjukkan kelarutan yang lebih
rendah dibandingkan semen lainnya.

Gambar 2.1 Pergantian Ion antara GIC dan struktur gigi yang bertanggung jawab
terhadap adhesi diantara keduanya.

Gambar 2.2 Diagramatik representasi dari GIC ke email dan dentin.

2.9.3 Kekurangan:
- Rapuh dan resistensi fraktur rendah: glass ionomer bersifat rapuh
dan memiliki resistensi fraktur yang rendah jika dibandingkan
dengan restorasi komposit. Mereka memiliki modulus elastisitas
yang rendah.
- Ketahanan aus yang rendah: glass ionomer menunjukkan ketahanan
aus yang rendah jika dibandingkan dengan restorasi komposit.
- Sensitivitas air selama fase setting: glass ionomer sensitif terhadap
kontaminasi kelembaban dan pengeringan segera setelah
penempatan, yang dapat memengaruhi sifat fisik dan estetika. Oleh
karena itu, diperlukan kontrol kelembaban selama manipulasi dan
penempatan.
- Bersifat dasar opak: opasitas semen glass ionomer membuatnya
kurang estetik dibandingkan komposit.
- Radiolusen: glass ionomer konvensional tidak bersifat radiopak.

2.9.4 Sifat GIC


2.9.4.1 Fisik
Semen glass ionomer memiliki kekuatan tekan yang tinggi,
modulus elastisitas yang tinggi tetapi kekuatan fraktur, kekuatan lentur
dan ketahanan aus yang rendah. Semua ini membuat GIC menjadi
material yang keras namun rapuh. Oleh karena itu, sebaiknya tidak
digunakan di area yang membutuhkan daya stres tinggi. Semen cermet
memiliki kekuatan lebih tetapi ketahanan retak tetap rendah. RMGI
memiliki kekuatan lentur dan tarik yang lebih tinggi serta modulus
elastisitas yang lebih rendah jika dibandingkan dengan semen glass
ionomer konvensional. Sifat ini membuat RMGI lebih tahan terhadap
fraktur tetapi ketahanan aus masih belum banyak ditingkatkan.
2.9.4.2 Biokomaptibilitas
Semen glass ionomer bersifat biokompatibel karena:
- Asam poliakrilat yang ada dalam cairan adalah asam lemah.
- Ion hidrogen terdisosiasi yang ada di GIC selanjutnya terikat ke
rantai polimer secara elektrostatis.
- Rantai polimer panjang saling berbelit. Ini mencegah penetrasi
mereka ke dalam tubulus dentin.
Semen glass ionomer tipe I lebih sensitif dibandingkan semen tipe
II, karena:
- Penggunaan campuran bubuk ke cairan yang rendah.
- Luting GIC ditempatkan di atas area permukaan yang luas dari
potongan dentin.
- Seating hasil restorasi dalam tekanan yang selanjutnya
meningkatkan sensitivitas.
- Kebocoran mikro karena kontaminasi kelembaban dini dapat
menyebabkan sensitivitas.
2.9.4.3 Sensitivitas air
Semen glass ionomer konvensional sensitif terhadap kontaminasi
kelembaban selama tahap awal reaksi setting dan pengeringan ketika
semen mulai mengeras (Gambar 2.3).

Gambar 2.3 GIC menunjukkan sensitifitas terhadap penyerapan dan kehilangan air
selama tahap setting awal. Ini dapat memengaruhi sifat fisiknya.

- Jika kontaminasi kelembaban terjadi dalam 24 jam pertama setting,


ion kalsium dan aluminium keluar dari semen yang telah set,
sehingga tercegah dari pembentukan polikarboksilat. Hal ini
menghasilkan pembentukan kapur dan permukaan kasar yang
terkikis dari restorasi dengan kekerasan permukaan yang rendah.
- Jika pengeringan terjadi selama setting awal semen, ini
memperlambat reaksi setting karena air memainkan peran penting
dalam reaksi setting.
- Jika pengeringan terjadi pada tahap selanjutnya, ini mencegah
peningkatan kekuatan semen karena hidrasi hidrogel berbasis silika
dan polikarboksilat tidak dapat terjadi. Hal ini juga dapat
menyebabkan crazing, penurunan estetika dan kerusakan awal pada
semen.
Oleh karena itu, untuk mencegah kontaminasi kelembaban dan
pengeringan semen yang baru ditempatkan, permukaan restorasi harus
ditutup dengan resin bonding viskositas rendah, varnish atau vaseline.
2.9.4.4 Adhesi
Semen glass ionomer merupakan bahan adhesif pada struktur gigi.
Adhesi terjadi karena adanya kelasi antara gugus karboksil semen dan
kalsium pada struktur gigi. Karena email memiliki persentase
kandungan anorganik yang lebih tinggi, maka bonding GIC ke email
lebih kuat dibandingkan dengan dentin. Karena pembersihan smear
layer menghasilkan adhesi yang lebih baik, maka kondisi permukaan
gigi sebelum menempatkan restorasi GIC selalu lebih baik. Conditioner
yang umum digunakan adalah 10 sampai 25% asam poliakrilat yang
dioleskan selama 10 sampai 15 detik.
Conditioning gigi menyebabkan peningkatan bonding karena alasan
berikut:
- Menghilangkan smear layer, sehingga GIC dapat membasahi
permukaan dentin dengan lebih baik.
- Ada ikatan langsung antara gigi dan semen, bukan dengan smear
layer.
- Conditioning membantu dalam pertukaran ion dan meningkatkan
energi permukaan yang meningkatkan bonding.
2.9.4.5 Melepaskan Fluoride
GIC mengandung 10 hingga 23% fluoride yang terletak bebas dalam
matriks. Hal ini dilepaskan dari bubuk glass pada saat pencampuran.
Ketika bubuk dan cairan dicampur, ion fluoride dilepaskan dari bubuk
bersama dengan ion kalsium, aluminium dan natrium untuk membangun
matriks semen yang kemudian memberikan fluoride dari semen yang
telah set. Pelepasan fluoride menunjukkan puncaknya dalam 24 jam
pertama setelah pencampuran. Setelah itu, laju pelepasan fluoride
menurun selama beberapa minggu dan akhirnya stabil pada tingkat yang
konstan dalam 3 sampai 4 bulan.
Di GIC, pelepasan fluoride terjadi dari bagian dalam restorasi ke
permukaannya, lalu masuk ke larutan. Pada tingkat permukaan, fluoride
dari glass ionomer berdifusi ke dalam saliva, sehingga antikariogenisitas
restorasi glass ionomer pada margin berkurang seiring waktu.
Penelitian telah menunjukkan bahwa GIC dapat bertindak sebagai
sistem pelepas fluoride yang dapat diisi ulang. Penerapan fluoride
topikal membantu mengisi ulang glass ionomer dengan fluoride.
Kapasitas glass ionomer untuk mengisi ulang dengan fluoride disebut
efek reservoir. Glass ionomer yang diisi ulang ini melepaskan fluoride
dari reservoir dan bila sudah habis, ia dapat diisi kembali dengan
aplikasi fluoride topikal (Gbr. 2.4).
Gambar 2.4 Diagram menunjukkan efek reservoir glass ionomer: (1) Ion fluoride
terlepas dari GIC ke gigi; (2) Keseimbangan fluoride antara gigi dan restorasi; (3)
Fluoride masuk ke dalam saliva; (4) Gigi dan restorasi kekurangan fluoride; (5)
Aplikasi fluoride topical untuk mengisi kembali semen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pelepasan fluoride


dari glass ionomer:
- Glass ionomer campuran tangan melepaskan lebih sedikit fluoride
dibandingkan glass ionomer campuran mekanis.
- Pada penambahan monomer resin ke komposisinya, pelepasan
fluoride menurun secara signifikan.
- Menutupi restorasi GIC dengan sealant mengurangi pelepasan
fluoride.
2.9.4.6 Estetika
Dalam semen glass ionomer, daya tembus cahaya menjadi lebih
baik selama 24 jam pertama. Semen ini telah menunjukkan stabilitas
warna yang baik. Meskipun semen glass ionomer berwarna seperti gigi
dan tersedia dalam berbagai warna (dibentuk dengan penambahan
pigmen seperti metal oxide, ferric oxide), mereka masih dianggap lebih
rendah daripada komposit.
Glass ionomer dapat dibuat lebih tembus cahaya dengan:
- Mengurangi kandungan fluoride
- Menggunakan translucent glasses
- Menggunakan asam tartarat, asam polimaleat, dll untuk
memperbaiki sifat-sifat semen
- Menambahkan resin dalam RMGI.
2.9.4.7 Adaptasi dan kebocoran margin
Koefisien muai panas semen glass ionomer hampir serupa dengan
gigi. Ini bertanggung jawab atas adaptasi marginal yang baik dari
restorasi glass ionomer.

2.9.4.8 Radiopasitas
Semen glass ionomer konvensional bersifat radiolusen, tetapi metal
modified dan RMGI bersifat radiopak karena adanya garam perak dan
logam berat.

2.9.5 Manipulasi GIC


2.9.5.1 Powder and Liquid
Pencampuran harus dilakukan pada:
- Suhu ruang 21-25 °C
- Dengan kelembaban 40-6-%
- Selama 45-60 detik
- Pada tempat sejuk (tidak si bawah titik embun) dan glass slab kering
atau papper pad
- Dengan bantuan spatula plastik yang rata dan kokoh

Pencampuran harus dilakukan dengan menggunakan rasio bubuk:


cairan seperti yang direkomendasikan oleh produsen. Rasio bubuk
terhadap cairan penting dan bervariasi setiap pabrik. Penurunan rasio
bubuk ke cairan dapat mengakibatkan sifat fisik yang buruk.
Pencampuran GIC dilakukan pada mixing papper pad khusus yang
terdiri dari lembaran kertas berlapis plastik. Lapisan plastic ini
mencegah penyerapan cairan oleh kertas.

Glass slab lebih baik daripada papper pad untuk pencampuran


karena dapat didinginkan untuk memperpanjang waktu kerja jika
diperlukan. Perlu dicatat bahwa slab yang terlalu dingin dapat
menyebabkan penurunan kekuatan tekan semen dan modulus elastisitas.
Tidak perlu mencampurkan semen di area yang luas pada glass slab
karena reaksi setting hanya sedikit eksotermik.

Untuk pencampuran, bagi bubuk semen yang telah dikeluarkan


menjadi dua bagian yang sama banyak. Campur bagian pertama ke
dalam cairan dala 20 detik lalu tambahkan sisa bubuk dan aduk selama
20 detik. Pencampuran harus diselesaikan dalam waktu 40-60 detik
(Gambar 2.5 A dan B). Waktu pengerjaan untuk glass ionomer adalah
60-90 detik.
Gambar 2.5 A dan B: Pencampuran GIC; (A) Bubuk dan cairan GIC untuk
dicampurkan; (B) GIC yang baru dicampur dan siap digunakan untuk restorasi.

Hilangnya kilap pada permukaan semen yang sudah tercampur


menunjukkan berakhirnya waktu kerja dan dimulainya reaksi
pengerasan. Semen harus digunakan sebelum kehilangan kilapnya. Jika
kilapnya hilang, maka semen tidak akan membasahi permukaan gigi dan
menjadi semen non perekat.

2.9.5.2 Manipulasi GIC dalam bentuk kapsul


- Kapsul memiliki rasio P:L yang proporsional
- Pecahkan segel yang memisahkan bubuk dan cairan untuk
pencampuran.
- Pencampuran dilakukan dengan amalgamator.
- Kapsul berisi nozzle agar campuran bisa disuntikkan langsung
- Keuntungan GIC kapsul adalah mudah digunakan dan control P:L
yang sesuai.

2.10 MENJELASKAN DENTIN CONDITIONER DAN VARNISH

2.10.1 Dentin Conditioner


Dentin conditioner adalah formulasi asam poliakrilat 10% sampai
20% yang membersihkan lapisan dentin dan melepaskan smear plug.
Dentin conditioner digunakan untuk prepatasi kimia dari glass ionomer.
Dentin conditioner dioleskan pada preparasi kavitas menggunakan
cotton pallet selama 10-20 detik (sesuai pabrik), kemudian bilas atau
kumur dengan air, kemudian keringkan (tidak terlalu kering) selanjutnya
aplikasikan glass ionomer pada kavitas gigi.

2.10.2 Varnish

Varnish digunakan untuk menutup dan melindungi daerah pulpa –


dentin. Saat Varnis di aplikasikan terdapat lapisan tipis resin yang
berada di permukaan kavitas yang dipreparasi. Lapisan tipis ini
bertindak sebagai membran semi permeable, menutup jalan ke luar
masuk beberapa ion. Sangat penting untuk menjaga penutupan yang
homogen dan kontinu di seluruh permukaan kavitas yang dipreparasi.
Jika lapisan tidak teratur dan porus hasilnya tidak akan memuaskan.

2.10.2.1 Kegunaan

- Untuk menutup tubulus dentin


- Sebagai barrier untuk menjaga gigi dari iritasi kimia
- Untuk mengurangi microleakage di sekitar restorasi

2.10.2.2 Cara Aplikasi


Varnish harus diaplikasikan agar mendapatkan lapisan yang
homogen dan continue di seluruh permukaan kavitas yang di preparasi.
Pengaplikasian ini harus dilakukan dengan brush disposable atau cotton
ball. Oleskan segera setelah penambalan semen glass ionomer dan
secara perlahan dikeringkan untuk pelapis permukaan dan pelindung
terhadap kelembaban atau dehidrasi pada semua jenis glass ionomer.
Catatan: brush disposable atau cotton ball harus tidak menempel dengan
sisa varnish. Disarankan untuk 2 kali aplikasi, untuk mengurangi
kemungkinan porus dan membentuk sebuah lapisan yang continue.

2.10.2.3 Waktu Aplikasi

Setiap aplikasi varnish dibutuhkan jangka waktu 15-20 detik agar


lapisan pertama mengering terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai