Toaz - Info Hidrodinamika Kolom Pelat PR - Dikonversi
Toaz - Info Hidrodinamika Kolom Pelat PR - Dikonversi
DISUSUN OLEH :
Kelompok III
KELAS A
2.1 Alat-Alat
1. Satu set alat sieve tray tower
2. Gelas ukur 100 ml
3. Stopwatch
2.3 Bahan-Bahan
1. Etanol
2. Aquades
1.2.5 Foaming
Secara definisi foaming adalah melarutnya fasa gas ke dalam fasa padat
atau cairan. Secara teknis diindustri migas foaming merujuk pada timbulnya buih
pada fasa cairan,bisa di crude oil, di produced water, di glycol maupun di senyawa
amin.
Foaming terjadi bila ada agitasi yang menyebabkan fasa gas tadi masuk ke fasa
liquid (kita bicara di industri migas), dan foaming akan semakin banyak terbentuk
bila ada zat yang disebut foamer,umumnya berupa surfactant. Ciri2 terbentuknya
foaming,kalau di glycol unit dan di amine unit, biasanya terjadi penambahan
make up chemicalnya, lalu produk yg dihasilkan offspec,misalnya gas menjadi
kurang kering (untuk glycol unit) atau gas masih bersifat asam (untuk amine unit).
Kadang terjadi juga masalah di pompa karena foaming yang terbentuk bisa
merusak pompa. Generic MDEA adalah MDEA teknis,belum dicampurkan bahan
kimia lain, puritynya diatas 99 % (Budiman, 2014).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
70
68
66
64
Suhu (0C)
62
60
58
56
0.5 0.6 0.70.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3
Pada Gambar 3.1 diperoleh hubungan antara laju boil-up terhadap suhu
yaitu berbanding lurus, dimana semakin tinggi suhu maka semakin besar nilai laju
boil-up yang diperoleh. Laju boil- up diperoleh dari variasi power input yang
digunakan yaitu 0,75 kW, 1,00 kW dan 1,25 kW dengan suhu 60ºC, 65ºC, 68 ºC
menghasilkan laju boil-up secara berturut-turut 0,54 L/jam, 0,96 L/jam dan 1,26
L/jam, kemudian laju boil-up terhadap pressure drop juga berbanding lurus.
Hubungan antara laju boil-up terhadap pressure drop dapat dilihat pada
Gambar 3.2. dibawah ini.
105
100
95
85
80
0.50.60.70.80.911.11.21.3
Laju Boil-up (L/Jam)
Gambar 3.2 Grafik hubungan laju boil-up terhadap pressure drop.
Pada Gambar 3.2 diperoleh hubungan antara laju boil-up dengan pressure
drop yaitu berbanding lurus, dimana semakin besar laju boil-up semakin tinggi
pula pressure drop yang diperoleh. Variasi laju boil-up sebesar 0,54 L/jam, 0,96
L/jam, dan 1,26 L/jam sehingga nilai pressure drop didapat yaitu 88 cmH2O, 95
cmH2O, dan 102 cmH2O. Tekanan yang diperlukan diadakan pada reboiler yang
membangkitkan uap pada tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi penurunan
tekanan di dalam kolom dan kondensor, penurunan tekanan per pelat diperiksa
untuk memastikan bahwa pelat bekerja dengan semestinya. Penurunan tekanan
yang melintas pada pelat dapat dibagi atas dua bagian yaitu, diakibatkan adanya
rugi gesekan pada lubang dan karena zat cair yang terperangkap di atas pelat (Mc
Cabe, 1989).
Pada percobaan ini, saat kondisi normal, kecepatan uap cukup tinggi
sehingga membentuk campuran zat cair dan uap yang membuih (foaming) yang
mempunyai luas permukaan yang besar untuk dimanfaatkan untuk perpindahan
massa, tinggi buih mungkin sampai beberapa kali tinggi zat cair sebenarnya yang
terdapat di atas pelat. Pada percobaan, semakin besar power input yang diiberikan
maka foaming yang terjadi semakin banyak juga, hal ini dikarenakan semakin
banyaknya kontak intim dengan arus zat cair yang mengalir kebawah dengan uap
yang mengalir naik (Tim Penyusun, 2017).
Setiap variasi laju boil-up terdapat tingkat foaming yang berbeda-beda. Dalam
memperhatikan tingkat foaming dapat dilakukan secara visual. Pada laju boil-up
0,54 L/jam tingkat foaming (gelembung) yang terbentuk sedikit, hanya disekitar
permukaan saja dan berada pada bagian sebelah kiri. Kemudian pada laju boil-up
0,96 L/jam menghasilkan gelembung yang sedang yang berada pada bagian
sebelah kanan dan tinggi gelembung hanya mencapai setengah bagian dari
tinggi masing-masing tingkat pelat. Pada laju boil-up 1,26 L/jam menghasilkan
gelembung yang sedang pula pada bagian sebelah kanan tetapi tidak mengalami
floading. Pada laju boil-up 1,26 L/jam tidak menghasilkan gelembung yang
banyak dikarenakan suhu yang diperoleh hanya 68 ºC, tidak mencapai titik didih
etanol yaitu 78 ºC, dimana tetap terjadi foaming tapi tidak sampai pada titik didih.
Pencapaian suhu yang hanya 68 ºC disebabkan oleh adanya pengaruh waktu yang
terlalu lama dalam menunggu keadaan suhu mencapai konstan.
LAPORAN SEMENTARA
HIDRODINAMIKA KOLOM PELAT
Pekanbaru, 17 April
2017
Praktikan, Asisten
LAMPIRAN A
LEMBAR PERHITUNGAN
Tabel A. Hasil Percobaan
Pressure drop
Power Suhu Laju boil-up Tingkat foaming pada
overall
(kW) (°C) (L/jam) pelat
(cmH2O)
0,75 60 0,54 88 Gelembung sedikit
= 0,54 L/jam
= 0,96 L/jam
105 ml 1L 60 menit
¿ 5 menit ×1000 ml× 1 jam
= 1,26 L/jam
DAFTAR PUSTAKA
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
antara lain:
1. Semakin besar power input yang diberikan maka suhu yang diperoleh akan
semakin besar pula, sehingga laju boil-up akan meningkat kemudian
foaming (buih) yang dihasilkan akan semakin banyak dan nilai pressure
drop akan semakin besar pula.
2. Power input yang paling rendah yaitu 0,75 kW didapat laju boil-up sebesar
0,54 L/jam dengan pressure drop 88 cmH2O serta tingkat foaming pada
pelat hanya sedikit, sedangkan pada power input yang paling tinggi yaitu
1,24 kW didapat laju boil-up sebesar 1,26 L/jam dengan pressure drop 102
cmH2O serta tingkat foaming pada pelat sedang.
4.2 Saran
Abstrak
Kata kunci: foaming, hidrodinamika kolom pelat, laju boil-up, pressure drop,
suhu
LAMPIRAN B
DOKUMENTASI
Gelembung