Laporan Prak - Farmasi Klinik 1,2
Laporan Prak - Farmasi Klinik 1,2
Nama Penyusun
Ratna Ismoyo Wati 19484067 (2D)
D3 Farmasi
A. TUJUAN PRAKTIKUM
mahasiswa memiliki kemampuan melakukan pelayanan obat-obat diare kemampuan
melakukan pelayanan obat-obat diare dengan pemberian informasi obat yang lengkap dan
benar, disertai dengan pemberian edukasi pada pasien.
B. DASAR TEORI
Diare adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan frekuensi dan penurunan
konsistensi feses dibandingkan dengan kondisi usus normal ( kondisi usus normal ). Diare
dapat menyebabkan dehidrasi. Terdapat tiga derajat dehidrasi yaitu : diare tanpa dehidrasi,
diare dengan dehidrasi ringan dan diare dengan dehidrasi berat dan diare dengan dehidrasi
berat. Diare dibagi menjadi menjadi 3 yaitu diare akut jika kejadian diare kurang dari 14 hari,
diare persisten jika persisten jika kejadian diare kejadian diare lebih dari 14 hari, 14 hari, dan
diare dan diare kronis jika kronis jika kejadian diare berlangsung lebih dari 30 hari. Pada
umumnya diare akut disebabkan oleh infeksi bakte bkan oleh infeksi bakteri atau virus.
Bakteri penyebab diare (Vibrio cholerae) mengeluarkan toksin yang menyebabkan
penghambatan reabsorbsi NaCl dan air dan meningkatkan aktivitas peristaltik usus. Infeksi
oleh bakteri atau virus menyebabkan terjadinya inflamasi yang ditandai dengan meningkatnya
sekresi air.
Penggunaan beberapa obat seperti H2-receptor blocker blocker, golongan PPI ( proton
pump inhibitor inhibitor ), Misoprostol, Digoksin dan Digitalis, golongan NSAID, Digitalis,
golongan NSAID, antibiotik (Klindamisin, antibiotik (Klindamisin, Tetrasiklin, dan
Tetrasiklin,dan beberapa antibiotik spektru beberapa antibiotik spektrum luas), golongan m
luas),golongan ACEI, Methyldopa dan ACEI, Methyldopa dan penggunaan penggunaan
laksatif yang berlebihan dapat menyebabk menyebabkan diare.
Tujuan terapi diare adalah mengatur pola makan, mencegah gangguan keseimbangan air,
elektrolit dan asam basa, mengatasi gejala, mengobati [enyebab diare dan mengatasi penyakit
yang menyebabkan diare (Wells B.G. et all , 2015). Terapi diare dikelompokkan menjadi :
antimotilitas, adsorbent, antisekretori, antibiotik, enzim, dan probiotik ( antibiotik,enzim, dan
probiotik.
Menurut Depkes terdapat lima langkah tuntaskan diare yaitu berikan berikan oralit, obat
Zinc, berikan berikan ASI/makana ASI/makanan agar gizi tetap tercukupi selama diare,
berikan antibiotik sesuai indikasi, berikan nasihat terkait pemberian oralit danpenanganan
diare.
D. HASIL PRAKTIKUM
a. Kasus 1
1. Rincian pasien, penyakit dan resep
a) Data Pasien :
- Nama : An. S
- Tanggal lahir : 05 – 03 – 2019
- Jenis kelamin : Perempuan
- Alamat : Gondomanan, Kraton
- Diagnosa medis: Gastroenteritis + Vomiting
- BB saat ini: 9kg, BB sebelum sakit: 9,5kg TB = 63cm LK=46cm LLA =
15cm, BBI= (1,3x2)+8=10,6Kg
b) Riwayat penyakit :
- BAB ± 3× sehari Encer,
- Muntah 2x,
- Makan dan minum susu menurun,
- Badannya panas dan pada tanggal 20 Maret 2021 periksa di puskesmas
diberi obat diare tidak ada perubahan.
c) Terapi /obat yang diterima :
R/ Cotrimoxazol Fls 1
S.2.dd. cth 1
R/ Oralit No. X
S. 1 bungkus setelah BAB
R/ Vometa tab No X
S. 3 dd 1,5 mg
R/ Paracetamol Syr fls 1
S.3 dd 125 mg
2. Perhitungan dosis
1. Cotrimoxazol
Dosis 6bulan – 6 tahun = 5ml (1 sendok teh ) (MIMS 297)
DL pemberian = 2 kali sehari
= 2 x 5ml
= 10ml/ hari
Pemberian pada resep = 2 x 5ml ( 1 sendok teh )
= 10ml/hari
Usia anak memenuhi dosis lazim pemberian yang sudah tertera
2. Oralit
Dosis 1th – 5th = 3 bungkus di 3 jam pertama , 1 bungkus setelah
BAB
Pemberian pada resep = 1 bungkus setelah BAB
Pemberian oralit diberikan agar anak tidak dehidrasi ( sebagai pengganti
cairan dalam tubuh sehingga dosis menyesuaikan aturan di kemasan )
3. Vometa tab
Dosis sekali = 0,2mg – 0,4mg/kg (MIMS 24)
= 0,2mg – 0,4mg x 9kg
= 1,8 mg – 3,6 mg
Dosis perhari 4-8 jam = 1,8 mg – 3,6mg x 3 – 6 kali
= (5,4 mg - 10,8 mg) hingga (10,8mg – 21,6mg)
Pemberian dalam resep = 1,5mg x 3
= 4,5mg/ hari
Pemberian resep dosis kurang dari perhitungan dosis yang telah dihitung.
Pemberian vometa dikarenakan si anak mengalami mual muntah,sehingga
menyebabkan nafsu makan anak berkurang.
4. Paracetamol syr
Dosis 2th – 5th sekali = 1- 2 sendok teh (5ml) (MIMS 170)
= 120 mg – 250 mg /5ml hingga 240mg – 500mg
Dosis sehari 3-4 kali
= 120 mg – 250 mg /5ml hingga 240mg – 500mg x 3-4
= (360mg – 750mg hingga 480mg – 1000mg) sampai (720mg – 960mg
hingga 1500mg – 2000mg )
Pemberian dalam resep sekali = 125 mg ( memasuki range dosis lazim)
Pemberian dalam resep sehari = 3 x 125 mg
= 375 mg (memasuki range dosis lazim)
Pemilihan obat syr paracetamol yang akan diberikan dengan kandungan dosis
250mg/5ml sehingga untuk pemberian nanti menjadi 2,5ml dalam setiap
pemberian.
3. Perhitungan harga
(harga HNA+PPN diperoleh dari ISO/MIMS dengan margin 1,3
tuslah racikan 2000/R dan non racikan 1000/R)
1. Cotrimoxazol
HNA = Rp. 5346 (ISO hal 161)
HJA = ( 5346 x 1,1 ) x 1,3 (margin HJA resep)
= 7644,78 ~ 7700
R/ = 7700 + 1000(Tuslah)
= Rp 8700
2. Oralit
HNA = Rp. 413/sachet
HJA = ( 413 x 1,1 ) x 1,3 (margin HJA resep)
= 590,59 ~ 600/sachet
R/ = (600 x 10 sachet) + 1000 (tuslah)
= 6000 + 1000
= Rp. 7000
3. Vometa tab
HNA = Rp. 167.500/box (MIMS 24)
HJA = (167.500/50 tab) x 1,1 x 1,3 (margin HJA resep)
= 3350/tab x 1,1 x 1,3
= 4790,5 ~ 4800/tab
R/ = (4800 x 10 tab) + 2000 (tuslah)
= 48000+ 2000
= Rp. 51000
4. Paracetamol syr
HNA = Rp.3500
HJA = (3500 x 1,1) x 1,3 (margin HJA resep)
= 5005 ~ 5000
R/ = Rp.5000/fls
b. Kasus 2 :
1. Rincian pasien, penyakit dan resep
a) Data Pasien :
- Nama : Nn. R
- Tanggal lahir : 05 – 01 – 2000
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Alamat : Gondomanan, Kraton
- Diagnosa medis: Diare
- BB saat ini : 49kg
b) Riwayat penyakit :
- Pasien mengatakan BAB encer 3 sehari sejak tadi pagi
- Pasien mengatakan lemas
- Pasien mengatakan kurang nafsu makan dan minum
- Bibir kering, turgor kulit menurun
c) Terapi /obat yang diterima :
R/ Cotrimoxazol 480 No. XII
S. 2 dd 2
R/ Loperamide No. X
S. 3 dd 1
R/ Paracetamol No. XV
S. 3 dd 1
R/ Vitamin B Kompleks No. XV
S. 2 dd 1
2. Perhitungan dosis
1. Cotrimoxazole
1 tablet = 480 mg (MIMS 296)
Dosis untuk dewasa = 2 tablet (960mg) / sekali
DL pemberian = 2 kali sehari
= 2 x 960 mg
= 1920 mg/ hari
Pemberian pada resep = 2 x 960mg (2tab)
= 1920mg/hari
Pemeberian cotrimoxazole untuk mebunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri
yang menyebabka penyakit yang terkait.
Dosis pemberian memenuhi atau sesuai dengan anjuran MIMS dan perhitungan.
2. Loperamide tab
1 tablet = 2mg (MIMS 28)
Dosis untuk dewasa = 2mg – 4mg (sekali) penggunaan 1- 2 kali sehari
= (2mg- 4mg ) hingga ( 4mg – 8mg ) /hari
= maksimal 16mg/ hari
Pemberian resep = 3 x 2mg
= 6mg (kurang dari 16mg/hari)
Pemberian loperamid untuk mengatasi diare yang berlebih pada pasien.
Loperamide dapat memperlambat gerakan saluran pencernaan, sehingga usus
punya lebih banyak waktu untuk menyerap cairan dan nutrisi dari makanan yang
dikonsumsi.
3. Paracetamol tab
1 tab = 500mg (MIMS 167)
Dosis untuk dewasa = 500mg – 1000mg penggunaan 3 – 4 kali
sehari = (1500mg – 2000mg ) hingga (3000mg – 4000mg)
= maksimal 4000mg.
Pemberian resep = 3 x 500mg
= 1500mg ( kurang dari 4000mg sehari )
Pemberian paracetamol diberikan karena untuk meredakan nyeri perut pasca diare
atau sewaktu waktu demam saat kondisi tersebut.
4. Vit B komplex
1 tab = 150mg/tab (KF)
Dosis = 1 tab ( 150mg ) / sekali
= 1- 2tab ( 150mg – 300mg )/ sehari
Pemberian resep = 2 x 150mg
= 300mg ( sesuai dosis yang dianjurkan )
Pemberian vit b komplek membantu penderita diare dari rasa lemas sehingga akan
sedikit membantu tenaga penderita. Selain itu dapat untuk meningkatkan nafsu
makan pasien agar segera pulih.
3. Perhitungan harga
(harga HNA+PPN diperoleh dari ISO/MIMS dengan margin 1,3 tuslah racikan
2000/R dan non racikan 1000/R)
1. Cotrimoxazole
HNA = Rp. 10.247/box(ISO hal 161)
HJA = (10.247x 1,1 ) x 1,3 (margin HJA resep)
= 14.653,21 ~ 14.700/box
= 14.700/100 tab
= 147/tab
R/ = 147/tab x 12 tab+ 1000(Tuslah)
= Rp 2764 ~ 2800
2. Loperamide
HNA = Rp.24.168/box (ISO 28)
HJA = (24.168 x 1,1 ) x 1,3 (margin HJA resep)
= 34.560,24 ~ 34.600/box
= 34.600/100 tab
= 346/tab
R/ = 346/tab x 10 tab + 1000 (Tuslah)
= Rp.4460 ~ 4500
3. Paracetamol tab
HNA = Rp. 25000/box (MIMS 169)
HJA = ( 25000/100 tab ) x 1,1 x 1,3 (margin HJA resep)
= 357,5/ tab ~ 360/tab
R/ = 360/tab x 15 tab + 1000(tuslah)
= Rp. 5400
4. Vit B kompleks
HNA = Rp. 16.500/box (kf)
HJA = (16500/100 tab) x 1,1 x 1,3 (margin HJA resep)
= 235,95/tab ~ 240/tab
R/ = 240/tab x 15 tab + 1000(tuslah)
= Rp. 4600
Pada kasus kedua menurut riwayat pasien yaitu mengatakan bab encer 3 kali sehari
sejak tadi pagi, pasien mengatakan lemas, pasien mengatakan kurang nafsu makan dan
minum, bibir kering, turgor kulit menurun. Serta didiagnosis mengalami diare, sehingga
diberikan obat terapi yaitu Cotrimoxazole diberikan 2 kali 2 tablet setiap 12 jam sekali harus
habis sesudah makan. Pemberian cotrimoxazole bekerja dengan cara menghambat dua tahap
sintesis asam folat dan protein yang sangat esensial untuk mikroorganisme. Trimethoprim
sendiri adalah bakterisida (membunuh bakteri) sedangkan Sulfamethoxazole adalah
bakteriostatik (menghentikan perkembangbiakan bakteri). Sehingga pemberian
cotrimoxazole ini dapat membantu untuk membunuh dan menghambat bakteri yang
menyebabkan penyakit tersebut. Selain pemberian antibiotik ,pemberian obat diare yaitu
loperamide yang digunakan untuk mengatasi diare. Obat ini bekerja dengan cara
memperlambat gerakan saluran pencernaan, sehingga usus punya lebih banyak waktu untuk
menyerap cairan dan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi. Sehingga pemberian ini dapat
membantu mengurangi frekuensi BAB pasien. Loperamide diberikan sehari 3 kali 1 tablet
disusul 1 tablet setiap BAB. Dalam kasus ini paracetamol juga diberikan karena untuk
mengurangi rasa nyeri akibat diare serta sewaktu waktu pasien mengalami demam. Obat ini
diberikan sehari 3 kali 1 tablet sesudah makan atau saat merasa nyeri dan demam. Karena
pasien mengalami lemas, bibir kering dan dehidarasi pemberian B komplek berperan dalam
proses metabolisme karbohidrat dan protein dalam tubuh dalam menghasilkan energi
sehingga pasien memiliki tenaga serta nafsu makan juga bertamabah. Dari kasus ini pasien
akan segera pulih apabila ditunjang dengan makan makanan yang sehat dan bergizi seperti
buah dan sayur, banyak minum air putih, dan menjaga pola hidup yang baik seperti mencuci
tangan sebelum makan, tidak makan sembarangan, olahraga secara teratur, istirahat yang
cukup serta menjaga kebersihan lingkungan.
F. KESIMPULAN
Pada kasus pertama dan kedua memiliki salah satu gejala yang sama yaitu mengalami
diare akan tetapi pemberian obat dan swamedikasi berbeda. Karena sebab dari
gejala/keluhan diare itu tadi dari setiap kasus berbeda.
1. Kasus pertama pemberian Cotrimoxazole sirup anak karena mengandung antibiotik
kombinasi yaitu Trimethoprim bakterisida (membunuh bakteri) dan
Sulfamethoxazole adalah bakteriostatik (menghentikan perkembangbiakan bakteri).
Sehingga pemberian cotrimoxazole ini dapat membantu untuk membunuh dan
menghambat bakteri yang menyebabkan penyakit tersebut. Selain antibiotik Oralit
juga diberikan agar pasien tidak dehidrasi, pemberian Vometa digunakan untuk
mengurangi rasa mual muntah pada pasien, serta pemberian Paracetamol untuk
mengatasi demam dan nyeri. Obat tersebut merupkan terapi obat yang digunakan
untuk kasus ini ,yang mana obat ini telah disesuaikan dengan riwayat pasien yang
diderita. Dan jika dalam waktu 3 hari tidak sembuh atau bertambah parah sebaiknya
konsultasi dengan dokter
2. Kasus kedua pemberian Cotrimoxazole tab antibiotik kombinasi yaitu Trimethoprim
bakterisida (membunuh bakteri) dan Sulfamethoxazole adalah bakteriostatik
(menghentikan perkembangbiakan bakteri). Selain antibiotik, obat diare yaitu
Loperamide HCl juga diberikan untuk mengatasi frekuensi BAB yang berlebih,
pemberian Paracetamol tab untuk mengatasi nyeri perut saat diare serta mengatasi
jika terjadinya demam saat kondisi ini, pemberian vit B komplek untuk membantu
memulihkan tenaga pasien serta dapat membantu menambah nafsu makan. Obat
tersebut merupkan terapi obat yang digunakan untuk kasus ini ,yang mana obat ini
telah disesuaikan dengan riwayat pasien yang diderita. Dan jika dalam waktu 3 hari
tidak sembuh atau bertambah parah sebaiknya konsultasi dengan dokter.
3. Kedua kasus sama sama menggunakan antibiotik Cotrimoxazole, karena ke dua kasus
mengalami diare akibat infeksi bakteri. Namun memiliki gejala dan keluhan yang
berbeda.
4. Dari kedua kasus tersebut pasien akan segera pulih apabila ditunjang dengan makan
makanan yang sehat dan bergizi seperti buah dan sayur, banyak minum air putih, dan
menjaga pola hidup yang baik seperti mencuci tangan sebelum makan, tidak makan
sembarangan, olahraga secara teratur, istirahat yang cukup serta menjaga kebersihan
lingkungan.
G. DAFTAR PUSTAKA