Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

RUANG ICU

Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu
untuk di kembangkan di Indonesia yang bertujuan memberikan asuhan bagi pasien
dengan penyakit berat yang potensial reversibel, memberikan asuhan pada pasien
yang memerlukan pbservasi ketat dengan atau tanpa pengobatan yang tidak dapat
diberikan diruang perawatan umum memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien
dengan potensial atau adanya kerusakan organ umumnya paru mengurangi kesakitan
dan kematian yang dapat dihindari pada pasien-pasien dengan penyakit kritis (Adam
& Osbone, 1997)

1. Pengertian
Adalah suatu tempat atau unit tersendiri di dalam Rumah Sakit yang memiliki staf
khusus, peralatan khusus ditujukan untuk menanggulangi pasien gawat karena
penyakit, trauma atau komplikasi penyakit lain.

2. Staf Khusus
adalah dokter dan perawat yang terlatih, berpengalaman dalam Intensive
Care (Perawatan dan terapi Intensif) dan yangmampu memberikan pelayanan 24
jam.

3. Peralatan Khusus ICU


adalah alat–alat pemantauan, alat untuk menopang fungsi vital, alat untuk prosedur
diagnostic dan alat Emergency lainnya

4. Tujuan Pengelolaan di ICU


 Melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya kematian atau cacat

 Mencegah terjadinya penyulit


 Menerima rujukan dari level yang lebih rendah & melakukan rujukan ke level
yang lebih tinggi

5.Macam – macam ICU


Menurut fungsi ICU dibagi menjadi beberapa unsur yaitu :
a. ICU Khusus
Dimana dirawat pasien payah dan akut dari satu jenis penyakit
Contoh :

- ICCU (Intensive Coronary Care Unit) yaitu pasien dirawat dengan gangguan
pembuluh darah Coroner.

- Respiratory Unit Pasien dirawat yang mengalami gangguan pernafasan

- Renal Unit dimana pasien yang dirawat dengan gagal ginjal.

b. ICU Umum
Dimana dirawat pasien yang sakit payah akut di semua bagian RS menurut umur ICU
anak & neonatus dipisahkan dengan ICU dewasa

6. Klasifikasi Pelayanan ICU


a. ICU Primer
b. ICU Sekunder
c. ICU Tersier

a. ICU Primer
 Mampu memberikan pengelolaan resusitasi segera, tunjangan, kardio respirasi
jangka pendek
 Memantau dan mencegah penyulit pasien dan bedah yang berisik
 Ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana selama beberapa jam

 Ruangan dekat dengan kamar bedah

 Kebijakan / criteria pasien masuk, keluar dan rujukan

 Kepala : dokter spesialis anestesi

 Dokter jaga 24 jam, mampu RJP

 Konsultan dapat dihubungi dan dipanggil setiap saat

 Jumlah perawat cukup dan sebagian besar terlatih

 Pemeriksaan Laborat : Hb, Hct, Elektrolit,GD, Trombosit

 Kemudahan Rontgen dan Fisioterapi

b. ICU Sekunder
- Memberikan pelayanan ICU umum yang mampu mendukung kedokteran umum,
bedah, trauma, bedah syaraf, vaskuler dsb.

- Tunjangan ventilasi mekanik lebih lama.

- Ruangan khusus dekat kamar bedah

- Kebijakan dan kriteria pasien masuk, keluar dan rujukan

- Kepala intensivis, bila tidak ada SpAn.

- Dokter jaga 24 jam mampu RJP ( A,B,C,D,E,F )

- Ratio pasien : perawat = 1 : 1 untuk pasien dengan ventilator,RT dan 2 : 1 untuk


pasien lainnya.

- 50% perawat bersertifikat ICU dan pengalaman kerja minimal 3 tahun di ICU

- Mampu melakukan pemantauan invasife

- Lab, Ro, fisioterapi selama 24 jam


c. ICU Tersier
 Memberikan pelayanan ICU tertinggi termasuk dukungan hidup multi sistem
( ventilasi mekanik , kardiovaskuler, renal ) dalam jangka waktu tak terbatas
 Ruangan khusus
 Kebijakan/ indikasi masuk, keluar dan rujukan
 Kepala : intensivis
 Dokter jaga 24 jam, mampu RJP (A,B,C D,E,F )
 Ratio pasien : perawat = 1:1 untuk pasien dengan ventilator, RT dan 2 : 1 untuk
pasien lainnya.
 75% perawat bersertifikat ICU atau minimal pengalaman kerja di ICU 3 tahun
 Mampu melakukan pemantauan / terapi non invasive maupun invasive.
 Laborat, Ro, Fisioterapi selama 24 jam
 Mempunyai pendidikan medik dan perawat
 Memiliki prosedur pelaporan resmi dan pengkajian Memiliki
staf administrasi, rekam medik dan tenaga lain

7. Syarat - syarat Ruang ICU


- Letaknya di sentral RS dan dekat dengan kamar bedah serta kamar pulih sadar
(Recovery Room)
- Suhu ruangan diusahakan 22-25 C, nyaman , energi tidak banyak keluar.
- Ruangan tertutup & tidak terkontaminasi dari luar
- Merupakan ruangan aseptic & ruangan antiseptic dengan dibatasi kaca- kaca.
- Kapasitas tempat tidur dilengkapi alat-alat khusus
- Tempat tidur harus yang beroda dan dapat diubah dengan segala posisi.
- Petugas maupun pengunjung memakai pakaian khusus bila memasuki ruangan
isolasi
- Tempat dokter & perawat harus sedemikian rupa sehingga mudah untuk
mengobservasi pasien

8. Ketenagaan
Tenaga medis
Tenaga perawat yang terlatih
Tenaga Laboratorium
Tenaga non perawat : pembantu perawat , cleaning servis
Teknisi

9. Sarana & Prasarana yang harus ada di ICU


 Lokasi : satu komplek dengan kamar bedah & Recovery Room
 RS dengan jumlah pasien lebih 100 orang sedangkan untuk R.ICU antara 1-2
% dari jumlah pasien secara keseluruhan.
Bangunan : terisolasi dilengkapi dengan : pasienmonitor, alat komunikasi, ventilator,
AC, pipaair, exhousefan untuk mengeluarkan udara, lantai mudah dibersihkan, keras
dan rata, tempat cuci tangan yang dapat dibuka dengan siku & tangan, v pengering
setelah cuci tangan
 R.Dokter & R. Perawat
 R.Tempat buang kotoran
 R. tempat penyimpanan barang & obat
 R. tunggu keluarga pasien
 R. pencucian alat Dapur
 Pengering setelah cuci tangan R.Dokter & R. Perawat
 R.Tempat buang kotoran
 R. tempat penyimpanan barang & obat
 Sumber air Sumber listrik cadangan/ generator, emergency lamp Sumber O2 sentral
Suction sentral Almari alat tenun & obat, instrument dan alat kesehatanAlmari
pendingin (kulkas)Laborat kecil

 Alat –alat penunjang a.l.: Ventilator, Nabulaizer, Jacksion Reese, Monitor ECG,
tensimeter mobile, Resusitato, Defibrilator, Termometer electric dan manual,Infus
pump, Syring pump,O2 transport, CVP, Standart infuse, Trolly Emergency,Papan
resusitasi,Matras anti decubitus, ICU kid, Alat SPO2, Suction continous pump dll.

9. Indikasi Masuk ICU


a. Prioritas 1
Penyakit atau gangguan akut pada organ vital yang memerlukan terapi intensif
dan agresif.
 Gangguan atau gagal nafas akut

 Gangguan atau gagal sirkulasi

 Gangguan atau gagal susunan syaraf

 Gangguan atau gagal ginjal

b. Prioritas 2
•Pementauan atau observasi intensif secara ekslusif atas keadaan-keadaan yang dapat
menimbulkan ancaman gangguan pada sistem organ vital
Misal :
 Observasi intensif pasca bedah operasi : post trepanasi, post open heart, post
laparatomy dengan komplikasi,dll.

 Observasi intensif pasca henti jantung dalam keadaan stabil

 Observasi pada pasca bedah dengan penyakit jantung.

c. Prioritas 3
Pasien dalam keadaan sakit kritis dan tidak stabil yang mempunyai harapan kecil
untuk penyembuhan (prognosa jelek). Pasien kelompok ini mugkin memerlukan
terapi intensif untuk mengatasi penyakit akutnya, tetapi tidak dilakukan tindakan
invasife Intubasi atau Resusitasi Kardio Pulmoner
NB : Px. prioritas 1 harus didahulukan dari pada prioritas 2 dan 3

10. Indikasi Keluar ICU


 Penyakit atau keadaan pasien telah membaik dan cukup stabil.

 Terapi dan perawatan intensif tidak memberi hasil pada pasien.

 Dan pada saat itu pasien tidak menggunakan ventilator.Pasien mengalami


mati batang otak.

 Pasien mengalami stadium akhir (ARDS stadium akhir)

 Pasien/keluarga menolak dirawat lebih lanjut di ICU (pl.paksa)

 Pasien/keluarga memerlukan terapi yang lebih gawat mau masuk ICU


dan tempat penuh.

Prioritas pasien keluar dari ICU


1. Prioritas I dipindah apabila pasien tidak membutuhkan perawatan
intensif lagi, terapi mengalami kegagalan, prognosa jangka pendek buruk
sedikit kemungkinan bila perawatan intensif dilanjutkan misalnya : pasien
yang mengalami tiga atau lebih gagal sistem organ yang tidak berespon
terhadap pengelolaan agresif.
2. Prioritas II pasien dipindah apabila hasil pemantuan intensif
menunjukkan bahwa perawatanintensif tidak dibuthkan dan pemantauan
intensif selanjutnya tidak diperlukan lagi
3. Prioritas III tidak ada lagi kebutuhan untuk terapi intensive jika
diketahui kemungkinan untuk pulih kembali sangat kecil dan keuntungan
terapi hanya sedikit manfaatnya misal : pasien dengan penyakit lanjut
penyakit paru kronis, liver terminal, metastase carsinoma
9. Tugas Perawat ICU
1. Identifikasi masalah
2. Observasi 24 jam

 Kardio vaskuler : peredaran darah, nadi, EKG, perfusi periver, CVP

 Respirasi : menghitung pernafasan , setting ventilator,


menginterprestasikan hasil BGA, keluhan dan pemeriksaan fisik dan foto thorax.

 Ginjal : jumlah urine tiap jam, jumlah urine selama 24 jam

 Pencernaan : pemeriksaan fisik, cairan lambung, intake oral, muntah , diare

 Tanda infeksi : peningkatan suhu tubuh/penurunan (hipotermi), pemeriksaan


kultuur, berapa lama antibiotic diberikan

 Nutrisi klien : enteral, parenteral

 Mencatat hasil lab yang abnormal.

 Posisi ETT dikontrol setiap saat dan pengawasan secara kontinyu


seluruh proses perawatan

 Menghitung intake / output (balance cairan)

- Selain hal itu peran perawat juga :


ØCaring Role
ØTherapeutic Role

- Dalam penanganan pasien gawat diperlukan 3 kesiapan :


ØSiap Mental
ØSiap pengetahuan dan ketrampilan
ØSiap alat dan obat

- Urutan prioritas penanganan kegawatan didasarkan pada 6B yaitu :


 B-1 Breath - Sistem pernafasan

 B-2 Bleed - Sistem peredaran darah


 B-3 Brain - Sistem syaraf pusat

 B-4 Blader - Sistem urogenital

 B-5 Bowel -Sistem pencernaan

 B-6 Bone - Sistem tulang dan persendian

9. Pasien Kritis
Fisiologis tidak stabil dan memerlukan monitoring serta terapi intensif.
- Ruang Lingkup Keperawatan Intensive :
•a. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit akut yang mengancam nyawa
dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari
•b. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekalipun melakukan
pelaksanaan spesifik pemenuhan kebutuhan dasar
•c. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang
ditimbulkan oleh :
 Penyakit

 Kondisi pasien yang memburuk karena pengobatan atau terapi

 Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang tergantung pada fungsi alat
/ mesin dan orang lain
10. Standar minimum pelayanan ICU :
a. Resusitasi jantung paru.
b. Pengelolaan jalan nafas
c. Terapi oksigen
d. Pemantauan EKG, pulse Oksimetri kontinyu
e. Pemberian nutrisi enteral dan parental
f. Pemeriksaan Laboratorium dengan cepat
g. Pelaksanaan terapi tertitrasi
h. Memberi tunjangan fungsi Vital selama transportasi
i. Melakukan fisioterapi
LAPORAN PENDAHULUAN INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

Program Profesi Ners Stase Keperawatan Kritis dan Gawat Darurat

Oleh:
FANNY MAULIDA RAHMAH (0432950920010)

JURUSAN KEPERAWATAN S-1


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
TAHUN 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai