MAKALAH ELEKTIF Arteri Ulcer
MAKALAH ELEKTIF Arteri Ulcer
Oleh :
Kelompok 5
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Ulcer” disusun untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Wound Care. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada Pembimbing Mata Kuliah Wound Care
serta pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu karena Beliau banyak
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar.............................................................................................i
Daftar isi .......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................ 3
1.4.1 Manfaat Mahasiswa ..................................................................................3
1.4.2 Manfaat Perawat ....................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................4
2.1 Konsep Ulkus Diabetikum ...........................................................................4
2.1.1 Definisi Ulkus Diabetikum........................................................................4
2.1.2 Klasifikasi Ulkus Diabetikum ...................................................................5
2.1.3 Etiologi Ulkus Diabetikum .......................................................................6
2.1.4 Patofisiologi Ulkus Diabetikum ................................................................6
2.1.5 Manifestasi Klinis Ulkus Diabetikum .......................................................9
2.1.6 Pentalaksanaan Ulkus Diabetikum ............................................................9
2.2 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Ulkus Diabetikum .......10
2.2.1 Pengkajian Keperawatan ...........................................................................10
2.2.2 Diagnosis Keperawatan ............................................................................11
2.2.3 Intervensi Keperawatan ............................................................................11
BAB 3 PENUTUP ............................................................................................. 16
3.1 Simpulan ...................................................................................................... 16
3.2 saran ............................................................................................................. 16
SOP Manajemen Ulteri Ulcer
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. Bentuk dari luka
sangat berbeda tergantung penyebabnya, ada yang terbuka dan tertutup.
Salah satu contoh luka terbuka adalah insisi dimana terdapat robekan linier
pada kulit dan jaringan di bawahnya. Salah satu contoh luka tertutup
adalah hematoma dimana pembuluh darah yang pecah menyebabkan
berkumpulnya darah di bawah kulit.
Berdasarkan latar belakang diatas perlu dilakukan penelitian guna
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Ibu dalam
melakukan pemeriksaan lanjutan pasca deteksi dini IVA di Puskesmas
Menur Surabaya.
2
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Makalah ini bermanfaat untuk memberikan informasi tentang kejadian
arteri ulcer, yaitu meliputi: definisi, etiologi, kalsifikasi, patofisiologi,
tanda dan gejala, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, komplikasi,
dan asuham keperawatan pada management arteri ulcer.
1.4.2 Praktis
1. Bagi Peneliti
Mampu sebagai media penerapan ilmu tentang keperawatan wound care
yang telah diperoleh dalam perkuliahan dan dapat mengetahui konsep
management arteri ulcer sampai dengan asuhan keperawatan pada pasien diabetes
mellitus dengan arteri ulcer
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan
dan informasi bagi masyarakat mengenai penyakit diabetes mellitus dengan arteri
ulcer dan mengetahui cara pengobatan yang tepat.
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai masukan dalam rangka pengembangan ilmu dan sebagai bahan
referensi yang berguna bagi profesi keperawatan khususnya dalam ilmu
pengetahuan wound care management perawatan luka penyakit arteri ulcer.
4. Bagi Profesi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi tenaga kesehatan
untuk terus mempromosikan atau memberikan informasi serta memberikan
pendidikan kesehatan serta menggencarkan program penunjang tentang penyakit
arteri ulcer pada penyakit diabetes mellitus.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1.2 Mekanisme Arteri Ulkus
2.1.3 Etiologi
Arterial ulcer biasa juga disebut ischemic ulcer merupakan luka pada
kaki yang disebabkan oleh tidak adekuatnya perfusi pada kaki. Hal ini
disebabkan oleh sumbatan partial atau total arteri yang menyuplai darah ke
ekstermitas inferior. Penyakit paling umum yaitu arteriosclerosis dimana
dinding arteri menjadi menebal, biasa juga disertai
dengan atherosclerosis dimana terjadi pembentukan plak pada lapisan
terdalam dari pembuluh darah.
Penderita diabetes, seperti orang tanpa diabetes, kemungkinan akan
menderita penyakit atherosklerosis pada arteri besar dan sedang, misalnya
pada aortailiaca, dan femoropoplitea. Secara keseluruhan, penderita
diabetes mempunyai kemungkinan besar menderita atherosklerosis, terjadi
penebalan membran basalis kapiler, hialinosis arteriolar, dan proliferasi
endotel.
Peningkatan viskositas darah yang terjadi pada pasien diabetes timbul
berawal pada kekakuan membran sel darah merah sejalan dengan
peningkatan aggregasi eritrosit, Karena sel darah merah bentuknya harus
lentur ketika melewati kapiler, kekakuan pada membran sel darah merah
dapat menyebabkan hambatan aliran dan kerusakan pada endotelial.
Arterial ulser disebabkan oleh penurunan suplai darah ke bagian distal atau
area ektremitas bawah.
1. Paling sering, ulkus arterial berkembang setelah cedera ringan yang
lambat untuk sembuh karena suplai darah yang buruk ke luka.
2. Pada penyakit arterial berat, kematian sel spontan dapat
menyebabkan kerusakan kulit tanpa cedera yang memuncak.
5
3. Alternatif lain, endapan kolesterol yang melapisi dinding pembuluh
darah dapat pecah dan tersangkut di pembuluh yang lebih kecil di
hilir, menyebabkan penyumbatan aliran tiba-tiba dan lengkap; proses
ini disebut oklusi embolik.
2.1.4 Patofisiologi
1. Full-thickness
2. Tampilan menekan keluar
3. Tepi luka halus
4. Tidak ada perubahan pada ukuran luka selama lebih dari 2 minggu
5. Warna luka biasa hitam
6. Sangat nyeri apalagi jika kaki ditinggikan
7. Terletak terutama di kaki lateral, tetapi dapat terjadi di mana saja
pada tungkai bawah atau kaki
8. Ekstremitas bawah dingin
9. Kulitpucat, mengkilap, kencang, dan tipis
10. Periwound kulit pucat
11. Pertumbuhan rambut pada tungkai bawah minimal/ tidak ada
6
12. Drainase minimal
13. Dasar luka mengandung jaringan granulasi merah terang
14. Mungkin akibat dari penyakit arteri perifer
1. Insufisiensi vaskular
2. Diabetes Mellitus dengan kontrol glikemik yang buruk
3. Mobilitas sendi terbatas
4. Alas kaki tidak memadai
5. Kelainan struktural kaki.
6. Retinopati
7. Penyakit ginjal
8. Riwayat ulkus
9. Peningkatan usia diatas 45 tahun
7
pergelangan kaki dan lengan. Jika rasio kedua nilai ini <0,9,
penyakit arteri mungkin. Nilai ≤ 0,5 menunjukkan penyakit berat.
4. Oksimetri transkutan, ini adalah pengukuran kandungan oksigen
kulit di sekitar luka. Pengukuran <40 mmHg menunjukkan
insufisiensi vaskular dan <20 mmHg menunjukkan insufisiensi
berat
8
Kaki normal dan berdenyut
9
memperlambat penyembuhan luka, kondisi medis umum lainnya, keadaan
sosial pasien dan lingkungan yang optimum untuk perawatan. Pada
pengkajian mungkin ditemukan nyeri saat berjalan dan hilang saat
istirahat, hal ini dikenal sebagai intermittent claudication. Nyeri juga bisa
terjadi di malam hari ketika pasien berbaring dan hilang bila kaki
ditinggikan. Riwayat kesehatan masa lalu perlu dikaji adanya peripheral
vascular disease atau arterial surgery. Riwayat merokok juga perlu untuk
diperhatikan.
Kaki mungkin teraba dingin saat palpasi, dan nampak mengkilap
serta bulu-bulu kaki mungkin berkurang sampai menghilang. Kaki nampak
pucat bila ditinggikan dan kemerahan/kebiruan bila direndahkan. Nadi
dorsal pedis mungkin menurun bahkan menghilang. Apabila terjadi
ischemic maka pemeriksaan ABPI dibawah 0.9. Bila pasien telah terkena
intermittent claudication maka nilai ABPI antara 0.5-0.9. Adanya nyeri
saat istirahat dengan nilai ABPI dibawah 0.5 menunjukkan adanya critical
ischemia sehingga pasien perlu dirujuk ke bedah vascular.
2.2.2 Diagnosis keperawatan
1. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan gangguan sirkulasi
akibat adanya obstruksi pembuluh darah.
2. Nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan perubahan bentuk
salah satu anggota tubuh
10
gangguan 1. Denyut nadi dapat meningkatkan dan
sirkulasi akibat perifer teraba kuat aliran darah: tinggikan melancarkan
adanya dan reguler kaki sedikit lebih aliran darah
obstruksi 2. Warna kulit rendah dari jantung sehingga tidak
pembuluh disekitar luka tidak (posisi elevasi pada terjadi
darah. pucat/sianosis waktu istirahat), oedema.
3. Kulit sekitar luka hindari penyilangan 3. Kolesterol
teraba hangat kaki, hindari tinggi dapat
4. Oedem tidak penggunaan bantal di mempercepat
terjadi dan luka tidak belakang lutut dan terjadinya
bertambah parah sebagainya, hindari arterosklerosis
5. Sensorik dan balutan ketat ,merokok
motorik membaik 3. Ajarkan tentang dapat
modifikasi faktor- menyebabkan
faktor resiko berupa: terjadinya
hindari diet tinggi vasokontriksi
kolesterol, teknik pembuluh
relaksasi, darah,
menghentikan relaksasi untuk
kebiasaan merokok, mengurangi
dan penggunaan obat efek stres.
vasokontriksi. 4. Pemberian
4. Kolaborasi vasodilator
dengan tim kesehatan akan
lain dalam pemberian meningkatkan
vasodilator, dilatasi
pemeriksaan gula pembuluh
darah secara rutin dan darah sehingga
terapi oksigen. perfusi
jaringan dapat
diperbaiki,
sedangkan
11
pemeriksaan
gula darah
secara rutin
dapat
mengetahui
perkembangan
dan keadaan
pasien, terapi
oksigen untuk
memperbaiki
oksigenisasi
daerah
ulkus/gangren
2. Nyeri TJ :Setelah 1. Kaji tingkat, 1. untuk
berhubungan dilakukan tindakan frekuensi, dan reaksi mengetahui
dengan agen keperawatan selama nyeri yang dialami berapa berat
cidera biologis 4 x 24 jam rasa nyeri pasien. nyeri yang
hilang/berkurang 2. Jelaskan pada dialami
KH : pasien tentang sebab- pasien.
a. Penderita secara sebab timbulnya nyeri. 2. pemahaman
verbal mengatakan 3. Ciptakan pasien
nyeri berkurang atau lingkungan yang tentang
hilang. tenang. penyebab
b. Penderita dapat 4. Ajarkan teknik nyeri yang
melakukan metode distraksi dan relaksasi. terjadi akan
atau tindakan untuk 5. Atur posisi pasien mengurangi
mengatasi nyeri. senyaman mungkin ketegangan
c. Elspresi wajah sesuai keinginan pasien dan
klien rileks. pasien. memudahkan
d. Tidak ada 6. Lakukan massage pasien untuk
keringat dingin, saat rawat luka . diajak
tanda vital dalam 7. Kolaborasi bekerjasama
batas normal.(S : 36 dengan dokter untuk dalam
12
– 37,50 C, N: 60 – pemberian analgesik.
melakukan
80 x /menit, T :
tindakan.
120/80mmHg, RR :
3. Rangsang
18 – 20 x /menit ).
yang
berlebihan
dari
lingkungan
akan
memperberat
rasa nyeri.
4. Teknik
distraksi dan
relaksasi
dapat
mengurangi
rasa nyeri
yang
dirasakan
pasien.
7. Obat-obat
analgesik
dapat
membantu
mengurangi
nyeri pasien
Hambatan TJ: Pasien dapat 1. Kaji dan 1. Untuk
mobilitas fisik mencapai tingkat identifikasi tingkat mengetahui
berhubungan kemampuan kekuatan otot pada derajat kekuatan
dengan aktivitas yang kaki pasien. otot-otot kaki
perubahan optimal. 2. Beri penjelasan pasien.
bentuk salah KH: tentang pentingnya 2. Pasien
satu anggota 1. Pergerakan melakukan aktivitas mengerti
13
tubuh. paien bertambah untuk menjaga kadar pentingnya
luas. gula darah dalam aktivitas
2. Pasien dapat keadaan normal. sehingga dapat
melaksanakan 3. Anjurkan pasien kooperatif
aktivitas sesuai untuk dalam tindakan
dengan menggerakkan/mengan keperawatan.
kemampuan (duduk, gkat ekstrimitas bawah 3. Untuk
berdiri, berjalan). sesui kemampuan. melatih otot –
3. Rasa nyeri 4. Bantu pasien otot kaki
berkurang. dalam memenuhi sehingg
4. Pasien dapat kebutuhannya. berfungsi
memenuhi 5. Kerja sama dengan baik.
kebutuhan sendiri dengan tim kesehatan 4. Agar
secara bertahap lain : dokter kebutuhan
sesuai dengan ( pemberian pasien tetap
kemampuan. analgesik ) dan tenaga dapat terpenuhi.
fisioterapi. 5. Analgesik
dapat membantu
mengurangi rasa
nyeri, fisioterapi
untuk melatih
pasien
melakukan
aktivitas secara
bertahap dan
benar.
14
2.3 Manejemen Ulserasi Arteri
dilakukan dengan adanya iskemia karena aliran darah tidak cukup untuk
menyembuhkan luka yang baru. Luka tanpa aliran arteri yang memadai
pada luka.
a) Manajemen Pencegahan.
15
5. Tinggikan sisi kepala tempat tidur.
6. Gunakan celana yang bisa menyerap keringat.
b) Manajenen Debridement.
16
20. Balutan yang dianjurkan; Cotton tulle gras, hydrogel,
hydrocolloid, calcium alginate, atau foam dressing.
Bila pasien mengalami nyeri hebat, pain control merupakan esensi
utama dalam manajemen arterial ulcer. Pasien sebaiknya dianjurkan
berhenti merokok. Latihan ringan pada tungkai bisa mendukung
pembentukan collateral pembuluh darah sehingga bisa meningkatkan
perfusi jaringan. Tungkai juga dipertahankan tetap hangat sebab dingin
dapat menstimulasi nyeri.
Tujuan utama manajemen arterial ulcer adalah melepaskan jaringan
nekrotik dan mencegah infeksi (dealey). Pemilihan balutan yang tepat
bergantung pada penampakan luka, jumlah eksudat dan posisi ulcer. Yang
perlu diperhatikan bahwa apapun balutan yang digunakan harus dipastikan
bahwa balutan tersebut tidak mengganggu aliran darah, oleh karena itu
penggunaan terapi kompressi (compression bandage) sebaiknya tidak
digunakan.
BAB 3
PENUTUP
17
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sidenreng.com/2010/01/penyakit-arteri-tungkai-dan-lengan
18
Carville. Wound Care Manual 3rd ed.St. Osborne Park: Silver Chain
Foundation;1998.
Bryant: Acute & Chronic Wounds, Current Management Concepts 3rd ed.St.
Louis: Mosby;2007.
Saputra, Debby K.A. 2016. Panduan Klinis Manajemen Luka. EGC :
Jakarta
Amy Dendale, Medical Student, University of Auckland, New Zealand.
DermNet NZ Editor in Chief: A/Prof Amanda Oakley, Dermatologist, Hamilton,
New Zealand. December 2016.
http://www.woundsource.com/patientcondition/arterial-ulcers
19