Anda di halaman 1dari 87

MAKALAH PLENO

TENTANG:
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN STROKE HAEMORARGIK

DISUSUN OLEH:
Eaxceljulyanputri

SEMESTER V

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HARAPAN IBU JAMBI
TA. 2020/2021

PLENO
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN STROKE HAEMORARGIK

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 1
KATA PENGANTAR

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 2
Puji dan syukur kehadhirat Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk dapat menulis dan menyelesaikan makalah pleno tentang “Asuhan Keperawatan
Klien Dengan Stroke Haemorargik” sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Tim Dosen
Penanggung Jawab Blok Sistem Neuro Behaviour yang di koordinatori oleh Ns. Nofrida Saswati,
S.Kep.

Makalah Pleno ini dapat kami sajikan berkat kerjasama yang baik dari rekan-rekan
sekelompok dan juga dari semua tim yang tergabung dalam blok Neurobehaviour yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan serta masukan pada kegiatan tutorial serta dukungan dari
semua pihak yang merupakan sumber referensi tersusunnya makalah pleno ini.

Kami selaku kelompok I (satu) mengharapkan agar makalah ini dapat diselesaikan
dengan hasil yang memuaskan dan ditempuh dengan daya upaya semaksimal mungkin. Namun
tidak mustahil masih terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari segi penulisan, penyajian,
maupun penyampaian. Oleh karena itu, kritik, saran serta komentar yang bersifat membangun
yang disertai dengan arahan dan bimbingan sangat kami harapkan sebagai bahan masukan dan
evaluasi demi kesempurnaan pembuatan makalah di masa yang akan datang.

Akhirnya, semoga makalah pleno ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.
Amin.

Jambi, 29 november

Kelompok I

DAFTAR ISI

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 3
HALAMAN JUDUL.........................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................4

BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................6
A. Latar belakang............................................................................................6
B. Rumusan masalah.......................................................................................7
C. Tujuan ........................................................................................................7
1. Tujuan Umum........................................................................................7
2. Tujuan Khusus.......................................................................................7
D. Manfaat......................................................................................................8`
1. Manfaat Bagi Mahasiswa.......................................................................8
2. Manfaat Bagi Akademik........................................................................8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................9


A. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Neurobehaviour........................................9
B. Definisi.......................................................................................................26
C. Etiolagi.......................................................................................................28
D. Faktor Risiko..............................................................................................30
E. Patofisiologi................................................................................................31
F. Gambaran Klinis.........................................................................................34
G. Penatalaksanaan Medis..............................................................................34
H. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................37
J. Komplikasi..................................................................................................40
K. Konteks Legal-Etik Dalam Keperawatan..................................................41
L. Evidance Based Nursing.............................................................................42
M. Asuhan Keperawatan Teoritis...................................................................42
1. Pengkajian...........................................................................................42
2. Diagnosa Keperawatan........................................................................51
3. Rencana Asuhan Keperawatan............................................................53

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 4
BAB III. TINJAUAN KASUS...................................................................................69
A. Kasus Pemicu Stroke Haemorargik ......................................................... 69
B. Asuhan Keperawatan................................................................................. 69
1. Pengkajian......................................................................................... 69
2. Analisa Data...................................................................................... 72
3. Diagnosa Keperawatan..................................................................... 74
4. Rencana Asuhan Keperawatan.......................................................... 76
5. Implementasi Asuhan Keperawatan.................................................. 82
6. Evaluasi Asuhan Keperawatan.......................................................... 85

BAB IV. PENUTUP...................................................................................................87


A. Kesimpulan................................................................................................87
B. Kritik dan saran..........................................................................................87

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................88

BAB I
PENDAHULUAN

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 5
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu
keluarga manyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan
manusia.
Pelayanan keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan serta
pemeliharaan kesehatan khususnya pada klien dengan Autis.
(Gaffar, 2000:1).
Kompleksitas dari sistem persyarafan manusia memberikan manifestasi asuhan
kepada klien dengan penyakit atau gangguan sistem persyarafan. Dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien dengan penyakit atau gangguan sistem persyarafan dibutuhkan
pengetahuan mengenai neuroanatomi, neurofisiologi, dan patofisiologi sebagai dasar
pengembangan pemberian asuhan keperawatan.
(Arif Muttaqin, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Persyarafan, 2008)
Kasus stroke di seluruh dunia diperkirakan mencapai 50 juta jiwa, dan 9 juta di
antaranya menderita kecacatan berat. Yang lebih memprihatinkan lagi 10 persen di antara
mereka yang terserang stroke mengalami kematian. Tingginya angka kejadian stroke bukan
hanya di negara maju saja, tapi juga menyerang negara berkembang seperti Indonesia karena
perubahan tingkah laku dan pola hidup masyarakat. Keadaan rawan stroke di Indonesia terus
meningkat menjadi 10 kali atau 15 kali atau yang pasti jauh lebih besar dibandingkan masa-
masa sebelumnya.
Pencegahan merupakan bagian yang paling mudah dan paling murah dari
pengetahuan kita, tetapi pencegahan seringkali terabaikan, khususnya di negara-negara
berkembang. Oleh karena itu, kita harus menggalakkan gaya hidup sehat, menggunakan obat-
obatan yang tepat, baik untuk pencegahan primer dan sekunder. Bukan hanya itu, kita juga
harus mendidik profesional di bidang kesehatan di semua level melalui bahasa umum, dan
kesempatan untuk belajar dalam suasana praktek klinis.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari kenyataan yang telah di utarakan diatas, maka rumusan masalah yang
penulis buat adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari sistem neurobehaviour?
2. Apa definisi dari Stroke Haemorargik?
3. Apa yang menyebabkan terjadinya Stroke Haemorargik?
4. Bagaimana patofisiologi terjadinya Stroke Haemorargik?
5. Bagaimana gambaran klinis dari Stroke Haemorargik?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis dari Stroke Haemorargik?
7. Pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan terhadap penderita dengan Stroke
Haemorargik?
8. Komplikasi seperti apa yang mungkin muncul sebagai akibat dari Stroke Haemorargik?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan yang meliputi Analisa Data, Diagnosa Keperawatan,
Rencana Asuhan Keperawatan, Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan terhadap
penderita Stroke Haemorargik?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Stroke Haemorargik.

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami pengkajian dalam asuhan keperawatan dengan Stroke
Haemorargik.
b. Mahasiswa mampu mengelompokkan data sesuai dengan tanda dan gejala pada
Stroke Haemorargik.
c. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan dalam asuhan keperawatan
dengan Stroke Haemorargik.
d. Mahasiswa mampu membuat perencanaan dalam asuhan keperawatan Stroke
Haemorargik.
e. Mahasiswa mampu melakukan intervensi/tindakan keperawatan dalam rangka

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 7
penerapan asuhan keperawatan dengan Stroke Haemorargik.
f. Mahasiswa mampu mengevaluasi terhadap intervensi yang telah dilakukan dalam
asuhan keperawatan dengan Stroke Haemorargik.

D. Manfaat
1. Manfaat bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa mendapatkan pemahaman tentang konsep Penyakit Stroke Haemorargik.
b. Mahasiswa mendapatkan pemahaman tentang asuhan keperawatan pada
Penyakit Stroke Haemorargik.

2. Manfaat bagi Akademik


a. Akademik mendapatkan tambahan referensi untuk melengkapi bahan
pembelajaran.
b. Akademik mendapatkan dorongan untuk memotivasi mahasiswa tentang
Stroke Haemorargik melalui proses belajar dan praktik dilapangan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 8
A. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Neurobehaviour (Persyarafan)
1. Jaringan Syaraf
Sistem persyarafan terdiri atas sel syaraf (neuron) dan sel penyokong (neuroglia
dan sel schwann). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu
sama lain sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.
a. Neuron
Susunan syaraf pusat manusia terdiri atas sekitar 1oo miliar neuron. Neuron
adalah suatu sel syaraf dan merupakan unit anatomi dan fungsional sistem
persyarafan.

1) Struktur Neuron
Neuron-neuron dapat mempunyai berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda;
salah satunya adalah tipe neuron multipolar yang merupakan jenis yang paling

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 9
terdapat di dalam sistem syaraf pusat.

2) Badan Sel
Secara relatif badan sel lebih besar dan mengelilingi nukleus yang di
dalamnya terdapat nukleolus. Di sekelilingnya terdapat perikarion yang berisi
neurofilamen yang berkelompok yang disebut neurofibril. Di luarnya
terhubungkan dengan dendrit dan akson yang memberikan dukungan terhadap
proses-proses fisiologis.

3) Dendrit
Dendrit adalah tonjolan yang menghantarkan informasi menuju badan sel.
Merupakan bagian yang menjulur keluar dari badan sel dan menjalar ke segala
arah. Khususnya di korteks cerebri dan crebellum, dendrit mempunyai
tonjolan-tonjolan kecil bulat, yang disebut tonjolan dendrit. Neuron tertentu
juga mempunyai akson fibrosayang panjang yang berasal dari daerah yang
agak tebal di baan sel, yaitu akson hilok (bukit akson).
4) Akson
Tonjolan tunggal dan panjang yang menghantarkan informasi keluar dari
badan sel disebut akson.
Dendrit dan akson secara kolektif sering disebut sebagai serabut syaraf
atau tonjolan syaraf. Kemampuan untuk menerima, menyampaikan, dan
meneruskan pesan-pesan neural disebabkan sifat khusus membran sel neuron
yang mudah dirangsang dan dapat menghantarkan pesan elektrokimia.

5) Klasifikasi Struktur Neuron


Klasifikasi struktur neuron berdasarkan pada hubungan antara dendrit, badan
sel, dan akson mencukupi:

a) Neuron Tanpa Akson


Secara srtuktur lebih kecil dan tidak mempunyai akson. Neuron ini
berlokasi di otak dan beberapa organ perasa khusus.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 10
b) Neuron Bipolar
Ukuran dari neuron bipolar lebih kecil dibandingkan dengan neuron
unipolar dan multipolar. Neuron bipolar sangan jarang ada, tetapi mereka
ada dalam organ perasa khusus, neuron ini menyiarkan ulang informasi
tentang penglihatan, penciuman, dan pendengaran dari sel-sel yang peka
terhadap rangsang ke neuron-neuron lainnya.

c) Neuron Unipolar
Di dalam suatu neuron unipolar, dendrit dan akson melakukan proses
secara berlanjut. Dalam suatu neuron, segmen awal dari cabang dendrit
membawa aksi potensial dan neuron ini memiliki akson. Beberapa neuron
sensorik dari syaraf tepi merupakan neuron unipolar dan sinaps neuron
berakhir di sistem syaraf pusat (SSP).

d) neuron Multipolar
Neuron multipolar lebih banyak memiliki dendrit dan dengan satu akson.
Neuron ini merupakan tipe neuron yang sebagian besar berada di Sistem
Syaraf Pusat (SSP). Contoh tipe neuron ini adalah seluruh neuron motorik
yang mengendalikan otot rangka.

6) Klasifikasi Fungsional
Neuron-neuron juga dikategorikan berdasarkan kelompok fungsionalnya,
yang meliputi:
a) Neuron sensorik
Neuron sensorik berasal dari devisi aferen dari Sistem Syaraf Tepi
(SST). Neuron ini membawa informasi dari reseptor pesan sensorik untuk
dibawa ke Sistem Syaraf Pusat (SSP).
Neuron sensorik merupakan neuron unipolar atau disebut juga
dengan serabut aferen yang menghubungkan antara reseptor sensorik dan
batang otak atau otak. Neuron ini mengumpulkan informasi dengan

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 11
memperhatikan lingkungan dalam dan lingkungan luar tubuh. Tubuh
manusia memiliki sekitar 10 juta neuron sensorik. Neuron sensorik
somatis melakukan pengawasan diluar tubuh dan neuron sensorik viseral
memonitor kondisi di luar tubuh.
Reseptor sensorik yang lebih spesifik meliputi:
i) Eksteroseptor
Menyediakan informasi tentang kondisi lingkungan luar dan
informasi yang di dapat dari sentuhan, suhu, sensasi, tekanan, dan
informasi yang di dapat dari indera seperti penglihatan,
pendengaran, penciuman, dan peraba.

ii) Proprioseptor
Memonitor keadaan posisi dan pergerakan otot rangka dan sendi.

iii) Interoseptor
Memonitor kondisi sistem pencernaan, pernafasan, kardiovaskular,
perkemihan, reproduksi, serta beberapa sensasi peraba dan rasa
nyeri.

b) Neuron motorik
Neuron motorik atau neuron eferen membawa instruksi-instruksi dari SSP
menuju efektor perifer. Neuron motorik akan menstimulasi atau
memodifikasiaktivitas dari jaringan-jaringan perifer, organ, atau sistem
organ. Tubuh manusia memiliki sekitar 500.000 neuron motorik. Akson-
akson pembawa pesan dari SSP yang disebut dengan serabut eferen, terdiri
dari Sistem Syaraf Somati (SSS) dan Sistem Syaraf Otonom (SSO).

c) Interneuron
Interneuron atau neuron asosiasiberada diantara neuron sensorik dan
motorik. Interneuron terdapat diseluruh otak dan batang otak. Tubuh

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 12
manusia memiliki 20 juta interneuron dan berespons untuk
mendistribusikan setiap informasi dari neuron sensorik dan
mengkoordinasikan aktivitas motorik.

b. Neuroglia
Neuroglia adalah sel penyokong untuk neuron-neuron SSP, sedangkan sel
schwann menjalankan fungsi tersebut dapa SST. Neuroglia menyusun 40% volume
otak dan medula spinalis. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron
dengan perbandingan sekitar sepuluh banding satu (10:1). Ada 4 sel neuroglia yang
berhasil diidentifikasi, yaitu:
1) Mikroglia
Sekitar 5% dari sel-sel glia di SSP adalah mikroglia. Mikroglia mempunyai
sifat fagosit; bila jaringan syaraf rusak, maka sel-sel ini bertugas untuk mencerna
sisa-sisa jaringan yang rusak. Sel jenis ini ditemukan diseluruh SSP dan dianggap
berperan penting dalam proses melawan infeksi.

2) Ependimal
Ependimal berperan dalam produksi cairan serebrospinal (CSS). Ependimal
adalah neuroglia yang membatasi sistem ventrikel SSP. Sel-sel inilah yang
merupakan epitel dari pleksus koroideus ventrikel otak.

3) Astroglia
Astroglia atau astrosit (astro-bintang) merupakan sel glia terbesar. Fungsi
astrosit antara lain:
a) Sebagai barier dalam otak
Kandungan dalam sirkulasi tidak bisa bebas masuk ke dalam cairan
interstisial dari SSP. Jaringan neural harus terisolasi dari sirkulasi umum
karena hormon dan beberapa kimia darah akan menghambat fungsi dari
neuron. Sel-sel indotelial dari kapiler-kapiler SSP akan melakukan pertukaran
kimia antara sirkulasi darah dan cairan interstisial. Sel-sel ini disebut dengan
barier darah-otak. Barier ini terisolasi dari sirkulasi umum.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 13
b) Memperbaiki kerusakan jaringan neuron
Didalam SSP, kerusakan dari jaringan neuron akan meusak fisiologis
dari neuron.

c) Menjaga perubahan interstisial

4) Oligodendroglia
Oligodendroglia atau oligodendrosit seperti astrosit memiliki silinder
sitoplasma yang panjang dan merupakan sel glia yang bertanggung jawab
menghasilkan mielin dalam SSP. Setiap oligodendroglia mengelilingi beberapa
neuron dan membran plasmanya membungkus tonjolan neuron sehingga
membentuk selubung mielin. Mielin pada SST dibentuk oleh sel-sel schwann.

c. Sel Schwann
Sel schwann membentuk mielin maupun neurolema syaraf tepi. Membran
plasma sel schwann secara konsentris mengelilingi tonjolan neuron SST.
Mielin
Mielin merupakan suatu kompleks protein lemak berwarna putih yang
mengisolasi tonjolan syaraf. Mielin menghalangi aliran ion natrium dan kalium
melintasi membran nueral dengan hampir sempurna. Selubung mielin tidak kontinue
disepanjang tonjolan syaraf, dan terdapat celah-celah yang tidak memiliki mielin,
yang disebut nodus ranvier.

d. Transmisi Sinaps
Neuron menyalurkan sinyal-sinyal syaraf keseluruh tubuh. Kejadian listrik ini
yang kita kenal dengan impuls syaraf. Impuls syaraf bersifat listrik di sepanjang
neuron dan bersifat kimia diantara neuron.
1) Sinaps listrik
Sinaps-sinaps listrik terletak disistem syaraf pusat pusat (SSP) dan sistem
syaraf tepi (SST), tetapi sinaps-sinaps tersebut jarang ada. Sinaps ini sering ada di

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 14
pusat otak, termasuk di verstibular nuklei, dan juga ditemukan di mata dan sedikit
di ganglia SSP.

2) Sinaps kimia
Situasi dari sinaps kimia jauh lebih dinamis dibandingkan dengan sinaps
listrik, karena sel-sel tidak berpasangan.

e. Neurotransmiter
Neurotransmiter merupakan zat kimia yang disisntesis dalam neuron dan
disimpan dalam gelembung sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskandari
akson terminal melalui eksositosisdan juga direabsorbsi untung daur ulang.
Neurotransmiter merupakan cara komunikasi antarneuron. Seiap neuron
melepaskan satu transmiter. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitas
sel neuron, sehingga dengan bantuan zat-zat kimia ini, neuron dapat lebih mudah
dalam menyalurkan impuls, tergantung dari jenis neuron dan transmiter tersebut
(Ganong, 1999).

2. Otak
Otak merupakan organ yang paling mengagumkan dari seluruh organ. Kita
mengetahiu bahwa seluruh angan-angan, keinginan dan nafsu, perencanaan dan ingatan
merupakan hasil akhir dari otak.
Otak manusia berisi hampir 98% jaringan syaraf tubuh atau sekitar 10 miliar
neuron yang menjadi kompleks secara kesatuan fungsional. Kisaran berat otak sekitar 1,4
kg dan mempunyai volume sekitar 1200 cc (71 in.3).
(Simon dan Schuster, 1998).
Otak lebih kompleks daripada batang otak. Otak manusia kra-kira merupakan 2%
dari berat badan orang dewasa. Otak menerima 15% dari curah jantung, memerlukan
sekitar 20% pemakaian oksigen tubuh dan sekitar 400 kilokalori energi setiap harinya.
(Price, 1995).

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 15
a. Pelindung Otak
1) Pia Mater
Langsung berhubungan dengan otak dan jaringan spinal, dan mengikuti kontur
struktur eksternal otak dan jaringan spinal. Pia mater merupakan lapisan
vaskular, tempat pembuluh-pembuluh darah berjalan menuju struktur dalam
SSP untuk memberi nutrisi pada jaringan syaraf. Pia mater meluas pada
bagian bawah medulla spinalis, berakhir kira-kira setinggi bagian bawah L1.

2) Arachniod
Arachnoid merupakan suatu membran fibrosa yang tipis, halus, dan avaskular.
Arachnoid meliputi otak dan medulla spinalis, tetapi tidak mengikuti kontur
luar sepeti pia mater.

3) Dura Mater

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 16
Dura mater merupakan suatu jaringan liat, tidak elastis, dan mirip kulit sapi,
yang terdiri atas lapisan-lapisan luar yang disebut duraendosteal dan bagian
dalam yang disebut dura meningeal. Lapisan endosteal membentuk bagian
dalam periosteum tengkorak dan berlanjut sebagai periosteum yang
membatasi kanalis vertebralis medulla spinalis.

b. Cairan Cerebrospinal
Dalam setiap ventrikel terdapat struktur sekresi khusus yang dinamakan pleksus
koroideus. Pleksus koroideus inilah yang menyekresi CSS yang jernih dan tak
berwarna, yang merupakan bantal cairan pelindung disekitar SSP. CSS terdiri dari
air, elektrolit, gas oksigen, karbondioksida yang terlarut, glukosa, beberapa
leukosit (terutama limposit), dan sedikit protein.
(Price, 1995).
Fungsi CSS antara lain:
1) Sebagai alas atau bantalan dari struktur neuron
2) Sebagai penyangga dari otak.
3) Transpotasi nutrisi, pesan kimia, dan produk sisa.

c. Ventrikel
Ventrikel merupakan rangkaian dari empat rongga dalam otak yang saling
berhubungan dan dibatasi oleh ependimal. Ventrikel ketiga terdapat dalam
diencepalon. Ventrikel keempat dalam pons dan medulla oblongata. Ventrike
lateral mempunyai hubungan dengan ventrikel ketiga melalui sepasang foramen-
interventrikularis (foramen monro).
Ventrikel ketiga dan keempat dihubungkan melalui suatu saluran sempit
didalam otak tengah yang dinamakan akueduktus silvius.
Pada ventrikel keempat terdapat tiga lubang sepasang foramen luschka dilateral
dan satu foramen magendie di medialis, yang berlanjut keruang subarachnoid otak
dan medulla spinalis.
(Simon, 2003).
d. Suplai darah

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 17
1) Arteri karotis
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteri karotis komunis kira-
kira setinggi kartilago tiroid.

2) Arteri Cerebri
Arteri serebri anterior memberi supli darah pada struktur-struktur seperti
nukleus kaudatus dan putamen basal ganglia, bagian-bagian kapsula interna
dan korpus kallosum, serta bagian-bagian (terutama medial) lobus frontalis
dan parietalis serebri, termasuk korteks somestetik dan korteks motorik. Bila
arteri serebri anterior mengalami sumbatan pada cabang utamanya, maka akan
terjadi hemiplegia kontralateral yang lebih berat dibagian kaki dibandingkan
bagian tangan.

3) Drainase Vena Otak


Aliran vena batang otak dan serebellum berjalan paralel dengan distribusi
pembuluh arterinya. Sebagian besar drainase vena serebrum adalah melalui
vena-vena dalam, yang mengalirkan darah kepleksus vena superfisialis dan
kesinus-sinus dura mater. Akhirnya, sinus-sinus ini mengalirkan darah ke
vena jugularis interna pada dasar tengkorak dan bersatu dengan sirkulasi
umum.

e. Cerebrum
Area atau wilayah terbesar dari otak adalah serebrum. Serebrum terdiri dari
hemisfer kanan dan kiri yang dibagi oleh suatu lekuk atau celah dalam yang
disebut fisura longitudinalis mayor. Bagian luar hemisfer serebri terdiri atas
substansia grisea yang disebut sebagai korteks serebri, terletak diatas substansia
alba yang merupakan bagian dalamhemisfer dan disebur pusat medulla. Kedua
hemisfer saling dihubungkan oleh suatu pita serabut lebar yang disebut korpus
kalosum.

f. Corteks Cerebri

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 18
1) Lobus Frontalis
Lobus frontalis adalah area dari korteks serebrum yang terletak didepan
sulkus sentralis dan didasar sulkus lateralis. Bagian ini mengandung daerah-
daerah motorik dan pramotorik.
Daerah broca terletak dilobus frontalis dan mengendalikan ekspresi bicara.
Banyak area asosiasi dilobus frontalis menerima informasi dari seluruh otak
dan menggabungkan i formasi-informasi tersebut menjadi pikiran, rencana,
dan perilaku.

2) Lobus Parietalis
Lobus parietalis adalah daerah korteks yang terletak dibelakang sulkus
sentralis, didasar fisura lateralis, dan meluas kebelakang menuju fisura
parieto-oksipitalis. Lobus ini merupakan daerah sensorik primer otak untuk
sensasi peraba dan pendengaran.

3) Lobus Oksipitalis
Lobus oksipitalis adalah lobus posterior korteks serebrum. Lobus ini terletak
disebelah posterior dari lobus parietalis dan didasar fisura parieto-oksipitalis,
yang memisahkannya dari serebellum. Lobus ini adalah pusat asosiasi visual
utama. Lobus ini menerima informasi yang berasal dari retina mata.

4) Lobus Temporalis
Lobus temporal mencakup bagian korteks cerebrum yang berjalan kebawah
dari fisura lateralis dan kesebelah posterior dari fisura parieto-oksipitalis.
Lobus temporalis adalah area asosiasi primer untuk informasi auditorik dan
mencakup area Wernicke tempat interpretasi bahasa. Lobus ini juga terlihat
dalam interpretasi bau dan penyimpanan ingatan.

Gambar keempat lobus.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 19
g. Cerebellum
Cerebellum terletak di dalam fossa kranii posterior dan ditutupi oleh dura mater
yang menyerupai atap tenda, yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian
posterior serebrum.
Fungsi utama serebellum adalah:
1) Mengatur otot-otot postural tubuh.
2) Melakukan program akan gerakan-gerakan pada keadaan sadar dan bawah
sadar.

3. Batang Otak
a. Pons
Pons berbentuk jembatan serabut-serabut yang menghubungkan kedua
hemisfer serebellum, serta menghubungkan mesencepalon disebelah atas dengan
medulla oblongata dibawah. Pons merupakan mata rantai penghubung yang penting
pada jaras kortikosereberalis yang menyatukan hemisfer serebri dan serebellum.
Bagian bawah pons berperan dalam pengaturan pernafasan. Nukleus syaraf V, VI,
dan VII terdapat disini.

b. Meduls Oblongata

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 20
Medulla oblingata merupakan pusat refleks yang penting untuk jantung,
vasokonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur, dan
muntah.

4. Mesencefalon
Mesencepalon (otak tengah) merupakan bagian pendek dari batang otak yang
letaknya diatas pons. Secara fisiologis mesencepalon mempunyai peran yang penting
dalam pengaturan respons-respon tubuh.

5. Diencefalon
a. Talamus
Talamus terdiri atas 2 struktur ovoid yang besar, masing-masing mempunyai
kompleks nukleus yang saling berhubungan dengan korteks serebri homolateral,
serebellum, dan dengan berbagai kompleks nuklear subkortikal seperti yang ada
dihipotalamus, formasi retikularis batang otak, basal ganglia, dan mungkin juga
substansia nigra. Talamus merupakan stasiun transmiter yang penting dalam otak dan
juga merupakan pengintegrasi subkortikal yang penting.

b. Hipotalamus
Hipotalamus terletak dibawah talamus. Hipotalamus berkaitan dengan
pengaturan rangsangan dari sistem susunan syaraf otonom perifer yang menyertai
ekspresi tingkah laku dan emosi.
Fungsi dari hipotalamus adalah:
1) Pengendalian secara tidak sadar dari kontraksi otot-otot skeletal.
2) Pengendalian fungsi otonom.
3) Koordinasi aktivitas sistem pesyarafan dan endokrin.
4) Sekresi hormon.
5) Menghasilkan dorongan emosi dan perilaku.
6) Koordinasi antara fungsi otonom dan volunter.
7) Mengatur suhu tubuh.
c. Subtalamus

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 21
Subtalamus merupakan nukleus ekstrapiramidal diencepalonyang penting.
Subtalamus mempunyai hubungan dengan nukleus ruber, substansia nigra, dan globus
palidus dari ganglia basalis. Fungsinya belum jelas diketahui, tetapi lesi pada
subtalamus dapat menimbulkan diskinesia dramatis yang disebut hemibalismus.

d. Epitalamus
Epitalamus berbentuk pita sempit jaringan syaraf yang membentuk atap
diencepalon. Struktur utama daerah ini adalah nukleus habenular dan komisura,
komisura posterior, striae medularis, dan epifisis.

6. Syaraf Kranial

Ringkasan fungsi syaraf kranial

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 22
Syaraf Kranial Kompone Fungsi
n
I Olfaktorius Sensorik Penghidu (penciuman)
II optikus Sensorik Penglihatan
III okulomotorius Motorik Mengangkat kelopak mata atas
Konstriksi pupil
Sebagian besar gerakan ekstraokular
IV koklearis Motorik Gerakan mata kebawah dan kedalam
V trigeminus Motorik Otot temporalis dan maseter (menutup
rahang dan menngunyah) gerakan rahang
kelateral.
sensorik  Kulit wajah, duapertiga depan kulit
kepala; mukosa mata; mukosa hidung
dan rongga mulut, lidah dan gigi.
 Refleks kornea atas refleks mengedip,
komponen sensorik dibawa oleh
syaraf kranial V, respons motorik
melalui syaraf kranial VII
VI abdusens Motorik Deviasi mata kelateral
VII Fasialis Motorik  Otot-otot ekspresi wajah termasuk
otot dahi, sekeliling mata serta mulut.
 Lakrimasi serta salivasi
VIII cabang Sensorik Keseimbangan
vestibularis
vestibulokoklearis
. Sensorik Pendengaran
Cabang koklearis
IX glosofaringeus Motorik Faring: menelan, refleks muntah
Parotis: salivasi
Sensorik Faring, lidah posterior, termasuk rasa
pahit
X Vagus Motorik Faring, laring : menelan, refleks muntah,
fonasi, visera abdomen.
Sensorik Faring, laring: refleks muntah; visera

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 23
leher, thoraks dan abdomen
XI Asesorius Motorik Otot sternokleidomastoideus dan bagian
atas dari otot trapezius: pergerakan kepala
dan bahu.
XII Hipoglosus Motorik Pergerakan lidah

7. Sistem Limbik
Istilah limbik (limbus) berarti “batas” atau “tepi”. Sistem limbik mencakup
nukleus dan terusan batas traktus antara cerebri dan diencepalon yang mengelilingi
korpus kalosum. Sistem ini merupakan suatu pengelompokkan fungional bukan
pengelompokkan anatomis yang terdiri atas komponen serebrum, diencepalon, dan
mensencepalon.
Secara fungsional sistem limbik berkaitan dengan:
a. suatu pendirian atau renspons emosional yang mengarahkan pada tingkah laku
individu.
b. Suatu renspons sadar terhadap lingkungan.
c. Memberdayakan fungsi intelektual dan korteks serebri secara tidak sadar dan
memfungsikan batang otak secara anatomis untuk merenpons keadaan.
d. Memfasilitasi penyimpanan suatu menori dan menggali kembali simpanan memori
yang diperlukan.
e. Merespons suatu pengalaman dan ekspresi suasana hati, terutama reaksi takut, marah,
dan emosi yang berhubungan dengan perilaku seksual

8. Syaraf Spinal
Syaraf spinal pada manusia dewasa memiliki panjang sekitar 45 cm dan lebar 14
mm. Pada bagian permukaan dorsal dari syaraf spinal, terdapat alur yang dangkal secara
longitudinal dibagian medial posterior berupa sulkus dan bagian yang dalam dianterior
berupa fisura.

9. syaraf Otonom
a. Sistem Syaraf Otonom Simpatis

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 24
1) Ganglia kolateral
Visera abdominopelvis menerima inervasi simpatis melalui serabut
preganglion yang menerobos rantai simpatis tanpa sinaps. Serabut ini dimulai
dari neuron-nuron preganglion didalam segmen-segmen bawah torakal dan
segmen-segmen atas lumbal. Serabut ini menjalar pada dinding rongga dad dan
abdomen serta mengatur keadaan didalam rongga dada dan abdomen secara
otonom.

2) Medula adrenal
Medula adrenal dipengaruho oleh ganglion simpatis sinaps serabut
preganglionik pada sel-sel neuroendokrin khusus berfungsi untuk melepaskan
neurotransmitter epinefrin dan norepinefrin kedalam sirkulasi umum.

3) Fungsi sistem syaraf otonom simpatis


Fungsi unik sistem syaraf otonom sispatis adalah sistem ini siap siaga
untuk membantu proses kedaruratan. Dibawah keadaan stress baik yang
disebabkan oleh fisik maupun emosional dapat menyebabkan peningkatan yang
cepat pada impuls simpatis. Tubuh mempersiapkan untuk respons “fight or
fligt” jika ada ancaman.

b. Sistem Syaraf Otonom Parasimpatis


Fungsi sistem parasimpatis sebagai pengontrol dominan untuk kebanyakan
efektor viseral dalam waktu lama.
Selama keadaan diam, kondisi tanpa stress, impuls dari serabut-serabut
parasimpatis (kolenergik) menonjol. Serabut-serabut sistem parasimpatis terletak
didua lokasi, satu dibatang otak san satu lagi disegmen spinal dibawah L 2. Karena
lokasi serabut-serabut tersebut, sistem parasimpatis bihubungkan sebagai daerah
kraniosakral, bila dibedakan dari daerah torakolumbal (simpatis) dari sistem syaraf
otonom. Parasimpatis kranial muncul dari otak tengah dan medulla oblongata.
(Arif Muttaqin, 2008:3-45).

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 25
B. Definisi
Stroke haemorargik merupakan perdarahan serebri dan mungkin perdaarahan
subaraknoid.disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu.
Biasanya kejadiannya saat melekukan aktifitas atau saat aktif,namun bisa juga terjadi saat
istirahat. Kesadaran klien umumnya menurun.
Stroke hemorargik adalah disfungsi neurologis fokal yang akut dan disebabkan oleh
perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma
kapitis,disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri,vena,dan kapiler.
(djoenaidi widjaja et.al,1994).
Perdarahan otak dibagi dua,yaitu:
1. Perdarahan Intraserebri (PSI)
Pecahnya pembuluh darah(mikroaneurisma)terutama karena hipertensi mengakibatkan
darah masuk kedalam jaringan otak,membentuk massa yang menekan jaringan otak dan
menimbulkan edema otak. Peningkatan TIK yang terjadi cepat,dapat mengakibatkan
kematian mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intraserebri yang disebabkan
hipertensi sering dijumpai di daerah putamaen,thalamus,pons,dan serebullum.

2. Perdarahan Subarachnoid (PSA)


Perdarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVN. Aneurisma yang
pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi Willisi dan cabang-cabangnya yang
terdapat diluar parenkim otak. Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang subaraknoid
menyaebabkan TIK meningkat mendadak,meregangnya struktur peka nyeri,dan
vasospasme pembuluh darah serebri yang berakibat disfungsi otak global (nyeri
kepala,penurunan kesadaran) maupun fokal (hemivarise,gangguan hemisensorik,afasia
dan lainnya).
Pecahnya arteri dan keluarnya darah ke ruang subaraknoid mengakibatkan
terjadinya peningkatanTIK yang mendadak,meregangnya struktur peka nyeri,sehingga
timbul nyeri kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kuduk dan
tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatan TIK yang mendadak juga
mengakibatkan perdarahan subhialoidnpada retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan
subaraknoid dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh darah serebri. Vasospasme ini

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 26
sering kali terjadi tiga sampai lima hari setelah timbulnya perdarahan,mencapai
puncaknya hari kelima sampai dengan kesembilan ,dan dapat menghilang setelah
mimggu kedua sampai dengan kelima. Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi
antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan dilepaskan kedalam cairan serebrospinal
dengan pembuluh arteri di ruang subaraknoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan
disfungsi otak global(nyeri kepala,penurunan kesadaran) maupun vocal (hemiparise,
gangguan hemisensorik, avasia dan lainnya).
Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat terpenuhi. Energi
yang dihasilkan didalam sel saraf hamper seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak
mempunyai cadangan O2 sehingga jika ada kerusakan atau kekurangan alian darah otak
walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan
glukosa sebagai bahan baker metabolisme otak tidak boleh kurang dari 20 mg % karena
akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25% dari seluruh kebutuhan
glukosa tubuh,sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70% akan terjadi gejala
disfungsi serebri. Pada saat otak hipoksia,tubuh berusaha memenuhi O2 melalui proses
metabolic anaerob,yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah otak.
(Arif Muttaqin, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persyarafan,
2008:237-238).

C. Etiologi
Beberapa keadaan yang dapat mengakibatkan stroke adalah:
1. Trombosis Serebri
Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan kongesti di
sekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun
tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan
iskemi serebri. Tanda dan gejala neurologist sering kali memburuk dalam 48 jam setelah
terjadinya trombosis. Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan trombosis
otak:
a. Atherosklerosis
Aterosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 27
atau elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi aterosklerosis bermacam-
macam. Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme berikut: lumen arteri
menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah,oklusi mendadak
pembuluh darah karena terjadi trombosis,merupakan tempat terbentuknya
thrombus,kemudian melepaskan kepingan trombus (embolus)dan dinding arteri
menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan.

b. Hiperkoagulasi pada Polisitemia


Darah bertambah kental,peningkatan viskositas/hematokrit meningkat dapat
melambatkan aliran darah serebri.

c. Arteritis (radang pada arteri)

2. Emboli
Emboli serebri merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah,lemak
dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari trombus di jantung yang terlepas dan
menyumbat system arteri serebri. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul
kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan di bawah ini dapat menimbulkan emboli
katup-katup jantung yang rusak akibat penyakit jantung reumatik,infark
miokardium,fibrilasi,dan keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan
ventrikel sehingga darah membentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama
sekali mengeluarkan embolus-embolus kecil. Endokarditis bakteri dan non bakteri
menyebabkan terbentuknya gumpalan-gumpalan pada endokardium.

3. Hemoragik
Pedarahan intracranial atau intraserebri meliputi perdarahan di dalam ruang subaraknoid
atau di dalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena aterosklerosis dan
hipertensi. Pecahnya pembuluh darah otak menyembabkan perembesan darah kedalam
parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan,pergeseran,dan pemisahan jaringan
otak yang berdekatan,sehingga otak akan membengkak,jaringan otak tertekan sehingga

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 28
terjadi infark otak,edema dan mungkin herniasi otak. Penyebab perdarahan otak yang
paling umum terjadi:
a. Aneurisma berry, biasanya defek congenital.
b. Aneurisma fussiformis dari aterosklerosis.
c. Aneurisma mikotik dari vaskulitis nekrose dan emboli sepsis.
d. Malformasi aterio vena,terjadi hubungan kesambingan pembuluh darah
arteri,sehingga darah arteri langsung masuk vena.
e. Ruptur arteriol serebri,akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi
pembuluh darah.

4. Hipoksia Umum
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah:
a. Hipertensi yang parah
b. Henti jantung paru
c. Curah jantung turun akibat aritmia

5. Hipoksia Lokal
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah:
a. Spasme arteri serebri yang disertai perdarahan subaraknoid
b. Vasokonstriksi arteri otak di sertai sakit kepala migren.
(Arif Muttaqin, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persyarafan, 2008:
235-236).

D. Faktor Risiko
Yang merupakan faktor risiko terjadinya stroke ini adalah:
1. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor risiko utama. Pengendalian hipertensi adalah kunci untuk
mencegah stroke. Hipertensi dapat disebabkan oleh aterosklerosis atau sebaliknya proses

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 29
ini dapat mengganggu aliran darah serebral.

2. Penyakit kardiovaskuler-embolisme serebri berasal dari jantung, seperti:


a. Penyakit arteri koronaria
b. Gagal jantung kongestif
c. Hipertrofi ventrikel kiri
d. Abnormalitas irama (khususnya fibrilasi atrium)
e. Penyakit jantung kongestif

3. Kolesterol tinggi
Kolesterol tubuh yang tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis dan terbentuknya
embolus dari lemak.

4. Obesitas
Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol sehingga dapat
mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah,salah satunya pembuluh darah otak.

5. Peningkatan hematokrit meningkatkan resiko infark serebri

6. Diabetes Mellitus (DM)


Penderita DM berpotensi mengalami stroke karena yaitu terjadinya peningkatan
viskositas darah sehinngga memperlambat aliran darah khususnya serebral dan adanya
kelainan microvaskuler sehingga berdampak juga terhadap kelainan yang terjadi pada
pembuluh drah serebral.

7. Kontrasepsi Oral
(khususnya disertai hipertensi,merokok,dan kadar estrogen tinggi).

8. Merokok

9. Penyalahgunaan Obat (khususnya kokain)

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 30
10. Penggunaan Alkohol
11. Policitemia
Pada polocitemia viskositas darah meningkat dan aliran darah menjadi lambat ssehingga
perfusi otak menurun.
(Arif Muttaqin, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persyarafan,
2008:236-237).

E. Patofisiologi
Infark serebri adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya
infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan
adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang
tersumbat.
Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat )pada gangguan lokal
(trombus,emboli,perdarahan,dan spasme vaskular)atau karena gangguan umum (hipoksia
karena gangguan paru dan jantung ). Aterosklerosis sering kali merupakan faktor penting
untuk otak,trombus dapat berasal dari plak aterosklerosis,atau darah dapat beku pada area
yang stenosis,tempat aliran darah akan lambat atau terjadi turbelensi. Trombus dapat pecah
dari dinding pembuluh darah dan terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. Trombus
mengakibatkan :
1. Iskemia jaringan otak pada area yang disuplai oleh pembuluh darah yang
bersangkutan.
2. Edema dan kongesti di sekitar area
Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar dari area infark itu sendiri.
Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah beberapa hari.
Dengan berkurangnya edema klien mulai menunjukkan perbaikan.
Karena trombosis biasanya tidak fatal,jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi
pada pembuluh darah serebri oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti
trombosis. Jika terjadi infeksi sepsis akan meluas pada dinding pembuluh darah,maka akan
terjadi abses atau ensefalitis,atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang
tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini menyebabkan

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 31
perdarahan serebri,jika aneurisma pecah atau ruptur.
Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan hipertensi
pembuluh darah. Perdarahan intra serebri yang sangat luas akan menyebabkan kematian
diibandingkan dari keseluruhan penyakit serebrovaskuler,karena perdarahan yang luas
terjadi destruksi massa otak,peningkatan tekanan intrakranial dan yang lebih berat dapat
menyebabkan herniasi otak pada falks serebri atau lewat foramen mágnum.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak,hemisfer otak,dan perdarahan
batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak. Perembesan darah ke
ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus,talamus,dan
pons.
Jika sirkulasi serebri terhambat,dapat berkembang anoksia serebri. Perubahan
disebabkan oleh anoksia serebri dapat reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan
irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebri dapat terjadi oleh karena
gangguan yang bervariasi salah satunya henti jantung. Selain kerusakan parenkim
otak,akibat volum perdarahan yang relatif banyak akan mengakibatkan peningkatan tekanan
intra kranial dan menyebabkan menurunnya tekanan perfusi otak serta terganggunya
drainase otak.
(Arif Muttaqin, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persyarafan,
2008:240-242).
Elemen-elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat
menurunnya tekanan perfusi,menyebabkan neuron-neuron di daerah yang terkena darah dan
sekitarnya tertekan lagi.jumlah darah yang keluar menentukan prognosis.apabila volume
darah lebih dari 60cc maka resiko kematian sebesar 93% pada perdarahan dalam dan
71%pada perdarahan lobar. Sedangkan bila terjadi perdarahan serebral dengan volume
antara 30-60 cc diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 75% tetapi volume darah 5 cc
dan terdapat di pons sudah berakibat fatal. (jusuf misbach,1999).

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 32
F. Gambaran Klinis
Gambaran klinis yang sering terlihat pada klien dengan stroke ini adalah:
1. Mendadak
2. Terjadi saat aktivitas
3. Nyeri kepala
4. Kejang
5. Muntah
6. Kesadaran menurun

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 33
7. Koma/kesadaran menurun
8. Kaku kuduk
9. Edema pupil
10. Perdarahan retina
11. Bradikardia

G. Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksanaan untuk mengobati keadaan akut.
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan factor-faktor kritis sebagai berikut :
a. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan cara:
1) Mempertahankan saluran nafas yang paten, yaitu sering lakukan
pengisapan lendir, oksigenasi,kalau perlu lakukan trakeostomi,membantu
pernafasan.
2) Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi klien, termasuk usaha
memperbaiki hipootensi dan hipertensi
b. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung
c. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan menggunakan kateter.
d. Menempatkan klien dalam posisi yang tepat,harus dilakukan secepat mungkin.posisi
klien harus diubah tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.

2. Protokol penatalaksanaan stroke haemorargik.


a. Singkirkan kemungkinan koagulopan: pastikan hasil massa protrombin dan massa
tromboplastin partial adalah normal. Jika massa protrombin memanjang,berikan
plasma beku segar (FFP)4-8 unit intravena setiap 4 jam dan vitamin k 15 mg
intravena bolus. Kemudian 3 kali sehari 15 mg subkutan sampai massa protrombin
normal. Koreksi antikoagulasi heparin dengan protamin sulfat 10-15 mg lambat
bolus (1 mg mengoreksi 100 unit heparin).
b. Kendalikan hipertensi. Berlawanan dengan infark serebri akut,pendekatan
pengendalian tekanan darah yang lebih agresif dilakukan pada pasien dengan
perdarahan intraserebral akut, karena tekanan yang tinggi dapat menyebabkan
perburukan edema serta meningkatkan kemungkinan perdarahan ulang. Tekanan

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 34
darah sistolik > 180 mmhg harus diturunkan sampai 150-180 mmHg dengan
labetalol (20 mg intravena dalam 2 menit; ulangi 40-80 mg intravena dalam interval
10 menit sampai tekanan yang diinginkan,kemudian infus 2 mg/ menit (120
ml/jam)dan dititrasi atau penghambat ACE (misalnya ; kaptropril 12,5-25 mg , 2-3
kali sehari) atau antagonis kalsium ( misalnya nifedipin oral 4 kali 10 mg).
c. Pertimbangan konsultasi bedah saraf bila : perdarahan serebelum diameter lebih dari
3 cm atau volum > 50 ml untuk dekompresi atau pemasangan pintasan ventrikulo-
peritoneal bila ada hidrosefalus obstruktif akut atau kliping aneurisma.
d. Pertimbangan angiografi untuk menyingkirkan aneurisma atau malformasi
arteriovenosa. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada pasien usia muda < 50 tahun
yang hipertensi bila tersedia fasilitas.
e. Berikan manitol 20% (1 kg/kg BB,intravena dalam 20-30 menit ) untuk pasien
dengan koma dalam atau tanda-tanda TIK yang meninggi atau ancaman herniasi.
Steroid tidak terbukti efektif pada pada perdarahan intraserebral. Steroid hanya
dipakai pada kondisi ancaman herniasi trantentorial. Hiperventilasi dapat dilakukan
untuk membantu menurunkan TIK.
f. Pertimbangkan fenitoin(20-30 mg/kgBB intravena,kecepatan maximal 50 mg/menit;
atau per oral)paada pasien dengan perdarahan luas dan derajat kesadaran menurun.
Umumnya, antikonvulsan henya diberikan apabila aktivitas kejang. Namun terapi
profilaksis beralasan jika kondisi pasien cukup kritis dan membutuhkan intubasi,
terapi TIK meningkat atau pembedahan.
g. Pertimbangkan terapi hipervolemik dan nimodipin untuk mencegah vasospasme bila
secara klinis,fungsi lumbal atu CT scan menunjukkan perdarahan subarachnoid akut
primer.
h. Perdarahan intraserebral
1) Obati penyebabnya
2) Turunkan tekanan intrakranial
3) Berikan neuroprotektor
4) Tindakan bedah,dengan pertimbangan usia dan skala koma Glasgow (>4),hanya
dilakukan dengan pasien dengan:
a) perdarahan serebellum dengan diameter >3cm (kraniotomi dekompresi).

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 35
b) Hidrosefalus akut akibat perdarahan intraventrikel atau serebellum (VP
shunting)
c) Perdarahan lobar di atas 60 cc dengan tanda-tanda peninggian tekanan
intrakranial akut dan ancaman herniasi
i. Tekanan intrakranial yang meninggi pada pasien stroke dapat diturunkan dengan
salah satu cara /gabungan berikut ini :
1) Manitol bolus,1 gram /kg BB dalam 20-30 menit kemudian dilanjutkan dengan
dosis 0,25-0,5 g/kg BB setiap 6 jam sampai maksimal 48 jam. Target
osmolaritas =300-320 mosmol/liter.
2) Gliserol 50% oral, 0,25-1 g/kg setiap 4-6 jam atau gliserol 10% intra vena, 10
ml/ kg BB dalam 3-4 jam (untuk edema serebri ringan-sedang).
3) Furosemid 1 mg/kg BB intravena.
4) intubasi dan hiperventilasi terkontrol dengan oksigen hiperbarik sampai pCO2 =
29-35 mmHg.
5) steroid tidak diberikan secara rutin dan masih kontroversial.
6) Tindakan kraniotomi dekompresif.

j. Perdarahan subaraknoid
1) Nimodipin dapat diberikan untuk mencegah vasospasme pada perdarahan
subaraknoid primer akut.
2) Tindakan operasi dapat dilakukan pada perdarahan subaraknoid stadium I dan II
akibat pecahnya aneurisma sakular Berry ( clipping) dan adanya komplikasi
hidrosepalus obstruktif (VP shunting).
(kapita selekta kedokteran,jilid 2, 2000:22)

3. Pengobatan Konservasif.
a. vasodilator meningkatkan aliran darah serebri (ADS) secara percobaan,tetapi
maknanya pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
b. dapat diberikan hiistamin,aminophilin,asetazolamid,papaverin intra arterial.
c. Medikasi antitrombosit dapat diresepkan karena trombosit memainkan peran sangat
penting dalam pembentukan trombus dan embolisasi. Antiagregasi trombosis seperti

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 36
yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
d. Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya
trombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam sistem kardiovaskuler.
(Askep klien dengan gangguan sistem persarafan. Arif muttaqin,2008:252)

4. Pengobatan Pembedahan.
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebri dengan :
a. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis,yaitu dengan membuka
arteri karotis di leher.
b. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling
dirasakan oleh klien TIA.
c. Evaluasi pembekuan darah dilakukan pada stroke akut.
d. Ligasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.
(askep klien dengan gangguan sistem persarafan. Arif muttaqin,2008 ;253)

H. Penatalaksanaan Diet
Penatalaksanaan diet stroke antara lain sebagai berikut:
1. Untuk menu sehari-hari usahakan memilih makanan yang beragam, bergizi, berimbang,
dan aman bagi tubuh. Jadi dalam mengkonsumsi makanan ,hendaknya pasien memilih
yang cukup mengandung zat gizi,beragam(ada nasi atau penggantinya,lauk pauk hewani
dan nabati sayur dan buah),aman ( pilih makanan bersih dan hindari mengkonsumsi
makanan yang mengandung banyak bahan tambahan dan sebaiknya jangan makan terlalu
berlebihan (sangat kenyang)
2. Untuk lauk pauk hewani, sebaiknya pilih daging atau ikan Yang tidak banyak
mengandung lemak (kolesterol). Demikian juga, penggunaan minyak goreng nabati(pilih
minyak goreng nabati yang rendah lemak atau kolesterol) dan mentega (yang tidak
mengandung lemak trans). Hindari mengkonsumsi produk laut lain yang tercemar logam
berat (Pb, Hg, atau Cu). Tidak dianjurkan mengkonsumsi daging sapi dan ayam yang
berlemak, jeroan (otak, hati, usus, jantung dan sebagainya), susu, keju, eskrim, produk
protein hewani yang diawetkan (daging asap, ham, dendeng, margarin, mentega, santan
kental, krim, dan produk gorengan).

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 37
3. Kurangi penggunaan garam yang berlebihan termasuk mengurangi konsumsi makanan
yang diawetkan dengan bahan natrium benzoat. Uasahakan konsumsi garam dapur
maksimal 1,5 sendok teh/hari (setara dengan 5 gr garam dapur)
4. Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung banyak serat(dalam sayur/buah). Sayur
atau buah yang bisa dikonsumsi, antara lain : bayam,kacang-kacangan(kacang
kedelai,kacang hijau,kacang merah dan sebagainya), jamur,bawang,dan avokad.
5. konsumsi air minum yang aman dalam jumlah yang cukup(sekitar 6-8 gelas sehari).
Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan.
6. pilihlah makanan yang cukup mengandung vitamin B,vitamin c, dan vitamin E.

Selain mengatur makanan yang dikonsumsi, dianjurkan pula mengurangi/


menghindari rokok atau minuman beralkohol seoptimal mungkin. Untuk mencegah agar
stroke tidak terulang,manajemen untuk mengatasi stress juga harus melakukan agar streessor
bisa dikurangi meski tidak bisa dihilangkankan sama sekali.

I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang diperlukan dalam membantu menegakkan diagnosis
klien stroke meliputi:
1. Angiografi Cerebri
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan
arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurima
atau malformasi vaskuler.

2. Lumbal Pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan
adanya hemorargik pada subaraknoid atau perdarahan pada intrakranial. Peningkatan

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 38
jumlah protein menunjukkan adanya proses inflamasi. Hasil pemeriksaan likuor yang
merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang masif,sedangkan perdarahan yang kecil
biasanya warna likuor masih normal (xantokorom) sewaktu hari- hari pertama.

3. CT Scan
Memperlihatkan secara spesifik letak edema,posisi hematoma,adanya jaringan otak yang
infark atau iskemia,serta posisinya secara pasti. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan
hiperdens fokal,kadang-kadang masuk ke ventrikel,atau menyebar ke permukaan otak.

4. Magnetik Imaging Resonance (MRI)


Dengan menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi serta besar/luas
terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan area yang mengalami
lesi dan infark akibat dari hemoragik.

5. USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem karotis)

6. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yangtimbul dan dampak dari jaringan
yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
7. Sinar X Tengkorak
Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berlawanan dari massa
yaang luas,klasifikasi karotis interna terdapat pada trombosis cerebral.

J. Komplikasi
1. Hipoksia serebral
Hipoksia serebral diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah adekuat ke otak.
Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke jaringan.
Pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta hematokrit pada
tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 39
2. Perubahan alira darah serebral
Perubahan aliran darah serebral bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan
integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intravena). Harus menjamin
penurunan viskositas dan memperbaiki aliran darah cerebral. Hipertensi atau hipotensi
eksterm perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada aliran darah serebral dan
potensi meluasnya area cedera.

3. Embolisme
Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium atau dapat
berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak
dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral. Disritmia dapat mengakibatkan curah
jantung tidak konsisten dan penghentikan trombus lokal. Selain itu,disritmia dapat
menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki.

4. Hidrosefalus
Menandakan adanya ketidakseimbangan antara pembentukan dan reabsorbsi dari cairan
serebrospinal.

5. Disritmia
Batang otak mempengaruhi frekwensi jantung,sehingga adanya iritasi kimia dapat
mengakibatkan ketidakteraturan ritme jantung.

6. Pneumonia
Akibat gangguan pada pergerakan menelan, mobilitas dan pengembangan paru, serta
batuk yang parah estela serangan stroke terjadi peradangan di dalam rongga dada.

7. Kerusakan integritas kulit (dekubitus)


Karena penderita stroke mengalami kelemahan fisik dan kelumpuhan serta kehilangsn
perasaanya.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 40
8. Problem kejiwaan
Penderita sering mengalami depresi dan rendah diri.

K. Konteks Legal-Etik Dalam Keperawatan


Praktik keperawatan dipengaruhi oleh hukum, terutama yang berhubungan
dengan hak pasien dan kualitas asuhan. Pengetahuan tentang hukum meningkatkan
kebebasan baik bagi perawat maupun pasien.
1. Peran legal perawat
Perawat memiliki hak dan tanggung jawab dalam tiga peran legal : perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan, perawat sebagai pekerja, dan perawat sebagai warga
negara. Perawat mungkin mengalami konflik kepentingan antara hak dan tanggung
jawab ini. Penilaian keperawatan professional memerlukan pemeriksaan yang teliti
dalam konteks asuhan keperawatan, kemungkinan konsekuensi tindakan keperawatan
dan alternatiyang mungkin dilakukan perawat.
Adapun prinsip legal pasien :
a. Veracity
b. Autonomy
c. Justice
d. Beneficience
e. Avoiding Killing
2. Pertimbangan Etik
Semua perawat harus mennganalisis keyakinan mereka tentang hospitalisasi sukarela
dan paksaan serta terapi masyarakat bagi pasien. Perawat , pasien, keluarga dan warga
negara perlu memikirkan isu seperti nilai komitmen, tujuan hospitalisasi, alternatif
masyarakat dan kualitas hidup.
Hak-hak seorang pasien :
a. Hak untuk berkomunikasi dengan orang di luar rumah sakit.
b. Hak terhadap barang pribadi.
c. Hak menjalankan keinginan.
d. Hak terhadap habeas corpus.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 41
e. Hak untuk pemeriksaan psikiatri yang mandiri.
f. Hak untuk privasi (kerahasiaan).
g. Hak persetujuan tindakan (informed consent).
h. Hak pengobatan.

L. Evidance Based Nursing Practice


1. Terapi hypotermi dapat meningkatkan reperfusi pada pasien akut iskemik
stroke.
(http://www.clevenland.org,2007)
2. Telah dilakukan penelitian pada pasien stroke yang menjalani terapi akupuntur
hasil yang telah diperoleh pada pasien yang menjalankan terapi ini
menunjukkan perawatan diri lebih baik dan menurunkan ketergantungan pasien
(www.medicalacupunture.org,2006).
3. Hasil penelitian ditemukan terjadinya stroke infark berdarah setelah pemberian
warfarin adalah 10 % tiap tahun, dan kematian akibat infrak berdarah akibat
penggunaan wafarin ini sekitar 1 % tiap tahun.
(www.strokecenter.com,2006).
4. Penelitian ini adalah 28 penderita pasca strok berusia 30-60 tahun dengan
diagnosis hemiparesis pasca strok Subyek dibagi menjadi 2 kelompok,
kelompok I diberikan terapi latihan ekstensi resistif dan kelompok II diberikan
terapi latihan ekstensi balistik. Terapi latihan diberikan 3 kali seminggu selama
2 minggu oleh peneliti. Hasilnya terapi latihan ekstensi resistif dan terapi
latihan ekstensi balistik sama baiknya dalam meningkatkan fungsi ekstensi otot
ekstensor digitorum tangan paresis, lingkup gerak sendi dan kemampuan
menggenggam penderita pasca stroke.
(http://digilib.litbang.depkes.go.id,2001)

M. Asuhan Keperawatan Teoritis


1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan stroke meliputi anamnesis riwayat penyakit,pemeriksaan
fisik,pemeriksaan diagnostik,dan pengkajian psikososial.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 42
a. Anamnesis
Identitas klien meliputi nama,usia, (kebanyakan terjadi pada usia tua),jenis
kelamin,pendidikan,alamat,pekerjaan,agama,suku bangsa,tanggal dan jam masuk
rumah sakit,nomor register,dan diagnosis medis.
Keluhan utama yang sering manjadi alasan klien untik meminta bantuan
kesehatan adalah kelemahan anggota gerak sebelah badan,bicara pelo,tidak dapat
berkomunikasi,dan penurunan tingkat kesadaran.
1) Riwayat Penyakit Saat Ini
Serangan stroke hemorargik sering kali berlangsung sangat mendadak
pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri
kepala,mual,muntah,bahkan kejang,sampai tidak sadar selain gejala
kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
Adanya penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran dalam hal
perubahan di dalam intrakranial. Keluhan perubahan perilaku juga umum
terjadi. Sesuai perkembangan penyakit,dapat terjadi letargi,tidak responsif,dan
koma.

2) Riwayat Penyakit Dahulu


Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya,diabetes mellitus,
penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrsepsi oral yang lama,
penggunaan obat antikoagulan ,aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, dan
kegemukan. Pengkajian obat-obat yang sering digunakan klien, seperti
pemakaian obat-obat antihipertensi, antillipidemia, penghambat beta, dan
lainnya. Adanya riwayat merokok, penggunaan alkohol dan penggunaan obat
kontrasepsi oral. Pengkajian riwayat ini dapat mendukung pengkajian dari
riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih
lanjut dan untuk memberikan tindakan selanjutnya.

3) Riwayat Penyakit Keluarga


Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi,diabetes mellitus atau
adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 43
b. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Pengkajian psikologis klien stroke meliputi beberapa dimensi yang
memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status
emosi,kognitif, dan perilaku klien. Pengkajian mekanisme koping yang digunakan
klien juga penting untuk menilai respons emosi klien terhadap penyakit yang di
deritanya dan perubahan paran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respons
atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga maupun
dalam masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul pada klien,yaitu timbul
ketakutan atau kecacatan,rasa cemas,rasa ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas secara optimal,dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan citra
tubuh).
Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesukaran
untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep diri yang
didapatkan,klien merasa tidak berdaya,tidak ada harapan,mudah marah,tidak
kooperatif. Pola penanggulanganstress,klien biasanya mengalami kesukaran untuk
memecahkan masalah karena gangguan proses berpikir dan kesulitan
berkomunikasi. Pola tata nilai dan kepercayaan,klien biasanya jarang melakukan
ibadah spiritual karena tingkah laku yang tidak stabil,kelemahan atau kelumpuhan
pada salah satu sisi tubuh.
Karena klien harus menjalani rawat inap maka apakah keadaan ini memberi
dampak pada status ekonomi klien ,karena biaya perawatan dan pengobatan
memerlukan dana yang tidak sedikit. Stroke memang suatu penyakit yang sangat
mahal. Biaya untuk pemeriksaan,pengobatan,dan perawatan dapat mengacaukan
keuangan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat memengaruhi stabilitas emosi
dan pikiran klien dan keluarga. Perawat juga memasukkan pengkajian terhadap
fungsi neurologis dengan dampak gangguan neurologis yang akan terjadi pada gaya
hidup individu. Perspektif keperawatan dalam mengkaji terdiri atas dua
masalah,yaitu keterbatasan yang diakibatkan oleh defisit neurologis dalam
hubungannya dengan peran sosial klien dan rencana pelayanan yang akan
mendukung adaptasi pada gangguan neurologis di dalam sistem dukungan individu.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 44
c. Pemeriksaan Fisik
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-keluhan
klien,pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajiaan
anamnesis. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan per sistem (B1-B6) dengan fokus
pemeriksaan B3 (Brain) yang terarah dan di hubungkan dengan keluhan-keluhan
dari klien.
1) Keadaan Umum
Umumnya mengalami penurunan kesadaran. Suara bicara kadang mengalami
gangguan,yaitu sukar dimengerti,kadang tidak bisa bicara,dan tanda-tanda vital:
tekanan darah meningkat,denyut nadi bervariasi.
a) B1 (Breathing)
Inspeksi didapatkan klien batuk,peningkatan produksi sputum,sesak
napas,penggunaan otot bantu napas,dan peningkatan frekuensi pernapasan.
Auskultasi bunyi napas tambahan seperti ronkhi pada klien dengan
peningkatan produksi sekret dan kemampuan batuk yang menurun yamg
sering didapatkan pada klien stroke dengan penurunan tingkat kesadadaran
koma.
Pada klien dengan tingkat kesadaran compos mentis pada
pengkajian inspeksi pernapasan tidak ada kelainan. Palpasi thoraks
didapatkan taktil premitus seimbang kanan dan kiri. Auskultasi tidak
didapatkan bunyi napas tambahan.

b) B2 (Blood)
Pengkajian dalam sistem kardiovaskuler didapatkan renjatan
(syok)hipovelemik yang sering terjadi pada klien stroke. TD biasanya
terjadi peningkatan dan bisa terdapat adanya hipertensi masif TD > 200
mmHG.

c) B3 (Brain)
Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologis bergantung pada lokasi

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 45
lesi (penbuluh darah mana yang tersumbat),ukuran area yang perfusinya
tidak adekuat,dan aliran darah kolateral (sekunder atau asesori). Lesi otak
yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya.pengkajian B3 merupakan
pemeriksaan terfokus dan lebih lengkap dibandingkan pengkajian pada
sistem lainnya.

2) Tingkat Kesadaran
Kualitas kesadaran klien merupakan parameter yang paling mendasar
dan paling penting yanng membutuhkan pengkajian. Tengkat kesadaran klien
dan respons terhadap lingkungan adalah indikator paling sensitif untuk
mendeteksi disfungsi sistem persarafan. Beberapa sistem digunakan untuk
membuat peringkat perubahan dalam kewaspadaan dan kesadaran.
Pada keadaan lanjut ,tingkat kesadaran klien stroke biasanya berkisar
pada tingkat letargi ,stupor,dan semikomatosa. Apabila klien sudah mengalami
koma maka penilaian GCS sangat penting untuk menilai tingkat kesadaran klien
dan bahan evaluasi untuk pemberian asuhan.

3) Fungsi Serebri
a) Status Mental
Observasi penampilan klien dan tingkah lakunya , nilai gaya bicara kilen ,
observasi ekspresi wajah , dan aktivitas motorik dimana pada klien stroke
tahap lanjut biasanya status mental klien mengalami perubahan.

b) Fungsi Intelektual
Didapatkan penurunan dalam ingatan dan memoro baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Penurunan kemampuan berhitung dan kalkulasi.
Pada beberapa kasus klen mengalami kerusakan otak,yaitu kesukaran untuk
mangenal persamaan dan perbedaan yang tidak begitu nyata.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 46
c) Kemampuan Bahasa
Penurunan kemampuan bahasa tergantung dari daerah lesi yang
memengaruhi fungsi daru serebri. Lesi pada daerah hemisfer yang dominan
pada bagian posterior dari girus temporalis superior (area wernicke)
didapatkan disfasia reseptif,yaitu klien tidak dapat memahami bahasa lisan
atau bahasa tertulis. Sedangkan lesi pada bagian pesterior dari girus
frontalis inferior (area Broca) didapatkan disfagia eksprensif di mana klien
dapat mengerti,tetapi tidak dapat menjawab dengan tepat dan bicaranya
tidak lancar. Disatria (kesulitan berbicara) ditunjukkan dengan bicara yang
sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang beranggung jawab
untuk menghasilkan bicara. Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan
tindakan yang dipelajari sebelumnya) seperti terlihat ketika klien
mengambil sisir dan berusaha untuk menyisir rambutnya.

d) Lobus Frontal
Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis didapatkan bila kerusakan
telah terjadi pada lobus frontal kapasitas,memori, atau fungsi intelektual
kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak. Disfungsi ini dapat ditunjukkan
dalam lapang perhatian terbatas,kesulitan dalam pemahaman,lupa, dan
kurang motivasi,yang menyebabkan klien ini menghadapi masalah frustasi
dalam program rehabilitasi mereka. Depresi umum terjadi dan mungkin
diperberat oleh respons alamiah klien terhadap penyakit katastrofik ini.
Masalah psikologis lain juga umum terjadi dan dimanifestasikan oleh
labilitas emosional,bermusuhan,frustasi,dendam,dan kurang kerja sama.

e) Hemisfer
Stroke hemisfer kanan menyebabkan hemiparese sebelah kiri
tubuh,penilaian buruk,dan mempunyai kerentanan terhadap sisi kolateral
sehingga kemungkinan terjatuh ke sisi yang berlawanan tersebut. Stroke
pada hemisfer kiri mengalami hemiparese kanan,perilaku lambat dan sangat

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 47
hati-hati,kelainan lapang pandang sebelah kanan,disfagia global,afasia dan
medah frustasi.

4) Pemeriksaan Syaraf Kranial


Saraf I. Biasanya pada klien stroke tidak ada kelainan pada fungsi penciuman.
Saraf II. Disfungsi persepsi visual karena gangguan jaras sensorik primer di
antara mata dan korteks visual. Gangguan hubungan visual-spasial
(mendapatkan hubungan dua atau lebih objek dalam area spasial) sering terlihat
pada klien dengan hemiplegia kiri. Klien mungkin tidak dapat memakai pakaian
tanpa bantuan karena ketudakmampuan untuk mencocokkan pakaian ke bagian
tubuh.
Saraf III,IV,VI. Apabila akibat stroke mengakibatkan paralisis seisi otot-otot
okularis di dapatkan penurunan kemampuan gerakan konjugat unilateral di sisi
yang sakit.
Saraf V. Pada beberapa keadaan stroke menyebabkan paralisis saraf
trigeminus,didapatkan penurunan kamampuan koordinasi gerakan mengunyah.
Penyimpangan rahang bawah ke sisi ipsilateral dan kelumpuhan sesisi otot-otot
pterigoideus internus dan eksternus.
Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal,wajah asimetris,otot wajah
tertarik ke bagian sisi yang sehat.
Saraf VIII. Tidak ditemukannya adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.
Saraf IX dan X. Kemampuan menelan kurang baik,kesukaran membuka
mulut.
Saraf XI. Tidak ada atrofi otot steernokloidomastoideus dan trapezius.
Saraf XII. Lidah simetris ,terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi. Indra
pengecapan normal.

5) Sistem Motorik
Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan
kontrol volunter terhadap gerakan motorik. Karena neuron motor atas
melintas,gangguan kontrol motor volunter pada salah satu sisi tubuh dapat

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 48
menunjukkan kerusakan pada neuron motor atas pada sisi yang berlawanan dari
otak.
a) Inspeksi umum ,didapatkan hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi)
karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan
salah satu sisi tubuh adalah tanda yang lain.
b) Fasikulasi didapatkan pada otot-otot ekstremitas.
c) Tonus otot didapatkan meningkat.
d) Kekuatan otot, pada penilaian dengan menggunakan nilai kekuatan otot
pada sisi yang sakit didapatkan nilai 0.
e) Keseimbangan dan koordinasi,mengalami gangguan karena hemiparese dan
hemiplegia.

d. Pemeriksaan Refleks
Pemeriksaan refleks dalam, pengetukan pada tendon, ligamentum, atau
periosteum derajat refleks pada respons normal.
Pemeriksaan refleks patologis,pada fase akut refleks fisiologis sisi yang
lumpuh akan menghilang. Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul
kembali didahului dengan refleks patologis.

1) Gerakan Involunter
Tidak ditemukannya adanya tremor,Tic (kontraksi saraf berulang),dan distonia.
Pada keadaan tertentu ,klien biasanya mengalami kejang umum,terutama pada
anak dengan stroke disertai peningkatan suhu tubuh yang tinggi.kejang
berhubungan dengan sekunder akibat area fokal kortikal yang peka.

2) Sistem Sensorik
Dapat terjadi hemihipestesi. Persepsi adalah ketidakmampuan untuk
menginterprestasikan sensasi. Disfungsi persepsi visual karena gangguan jaras
sensorik primer diantara mata dan korteks visual. Gangguan hubungan visual
spasial (mendapatkan hubungan dua atau lebih objek dalam area spasial )

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 49
serinng terlihat pada klien dengan hekiplegia kiri. Klien mungkin tidak dapat
memakai pakaian tanpa bantuan karena ketidakmampuan untuk mencocokkan
pakaian ke bawah tubuh.
Kehilangan sensorik karena stroke dapat berupa kerusakan sentuhan
ringan atau mungkin lebih berat,dengan kehilangan proprioseptif (kemampuan
untuk merasakan posisi gerakan dan bagian tubuh )serta kesulitan dalam
menginterprestasikan stimuli visual,taktil,dan auditorius.

a) B4 (Bladder)
Setelah stoke klien mungkin mengalami inkontinensia urine sementara
karena konfusi,ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan,dan
ketidakmampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan kontrol
motorik dan postural.kadang-kadang kontrol sfingter urinarius eksternal
hilang atau berkurang. Selama periode ini,dilakukan keteterisasi intermiten
dengan teknik steril. Inkontinensia urine yang berlanjut menunjukkan
kerusakan neurologis luas.

b) B5 (Bowel)
Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan,nafsu makan
menurun,mual,dan muntah pada fase akut. Mual sampai muntah
dihubungkan dengan peningkatan produksi asam lambung sehingga
menimbulkan masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi.pola defekasi biasanya
terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus. Adanya inkontinensia
alvi yang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis luas.

c) B6 (Bone)
Stroke adalah penyakit neuron atas dan mengakibatkan kehilangan kontrol
volunter terhadap gerakan motorik.karena neuron motor atas
melintas,gangguan kontrol motor volunter pada salah satu sisi tubuh dapat
menunjukkan kerusakan pada neuron motor atas pada sisi yang berlawanan
dari otak. Disfungsi motor paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 50
salah satu sisi ) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis,
atau kelemahan salah satu sisi tubuh adalah tanda yang lain. Pada kulit, jika
klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika kekurangan cairan
maka turgor kulit akan jelek. Di samping itu perlu juga dikaji tanda-tanda
dekubitus,terutama pada daerah yang menonjol karena klien stroke
mengalami masalah mobilitis fisik. Adanya kesukaran untuk beraktivitas
karena kelemahan,kehilangan sensorik,atau paralisis/hemiplegia,mudah
lelah menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan istirahat.
(Arif Muttaqin, Askep keperawatan gangguan persarafan,2008:248 )

2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko peningkatan TIK berhubungan dengan peningkatan volume
intrakranial,penekanan jaringan otak,dan edema serebri.
b. Perubahan perfusi jaringan otak berhubungan dengan perdarahan intraserebri,oklusi
otak, vasospasme dan edema otak.
c. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi sekret,
kemampuan batuk menurun,penurunan mobilitas fisik sekunder, perubahan tingkat
kesadaran.
d. Hambatan mobillitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia, kelemahan
neuromaskular pada ekstremitas.
e. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan penurunan luas lapang pandang.
Penurunan sensasi rasa (panas, dingin).
f. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama.
g. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromaskular,menurunnya
kekuatan dan kesadaran,kehilangan kontrol /koordinasi otot.
h. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan efek dari kerusakan pada area
bicara pada hemisfer otak,kehilanga kontrol tonus otot fasial atau oral ,dan
kelemahan secara umum.
i. Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
kelemahan otot dalam mengunyah dan menelan.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 51
j. Ketakutan berhubungan dengan parahnya kondisi.
k. Perubahan konsep diri berhubungan dengan perubahan persepsi.
l. Resiko ketidakpatuhan penatalaksanaan regime pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi,perubahan status kognitif.
m. Gangguan persepsi sensorik berhubungan dengan penurunan sensorik,penurunan
penglihatan.
n. Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) berhubungan dengan imobilisasi asupan cairan
yang tidak adekuat.
o. Gangguan eliminasi urine (inkontinensia uri) berhubungan dengan lesi pada neuron
motor atas
p. Resiko infeksi berhubungan dengan sistem pertahanan primer (cedera pada jaringan
paru, penurunan aktifitas silia ) malnutrisi tindakan infasif.
q. Resiko penurunan pelaksanaan ibadah spiritual berhubungan dengan kelemahan
neuromuskular pada ekstremitas.
r. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perubahan status sosial,ekonomi,
dan harapan hidup.
s. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan psikososial, perubahan
persepsi kognitif, perubahan aktual dalam struktur dan fungsi, perubahan
penerimaan respons verbal dan non verbal,penilaian negatif terhadap
tubuh,ketidakberdayaan dan merasa tidak ada harapan, berfokus pada penampilan,
kekuatan, dan fungsi masa lalu, kehilangan atau perubahan dalam pekerjaan, tidak
dapat menyentuh atau melihat bagian-bagian tubuh.
t. Kecemasan berhubungan dengan ancaman ,kondisi sakit dan perubahan kesehatan.

3. Rencana Asuhan Keperawatan Teoritis


a. Diagnosa Keperawatan 1
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3 x 24 jam diharapakan
tidak terjadi peningkatan TIK pada klien.

2) Kriteria Hasil

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 52
a) Klien tidak gelisah
b) Klien tidak mengeluh nyeri kepala
c) Klien tidak mengeluh mual dan muntah
d) Terjadi peningkatan pada Tingkat kesadaran
e) Tidak terdapat papiledema.
f) TTV dalam batas normal

3) Intervensi
Mandiri
a) Kaji faktor penyebab dari situasi/keadaan individu/penyebab
koma/penurunan perfusi jaringan dan kemungkinan penyebab peningkatan
TIK.
Rasional:
Deteksi dini untuk memprioritaskan intervensi,mengkaji status neurologis /
tanda-tanda kegagalan untuk menentukan perawatan kegawatan atau
tindakan pembedahan
b) Memonitor TTV tiap 4 jam
Rasional:
Suatu keadaan normal bila sirkulasi serebri terpelihara dengan
baik,penurunan dari otoregulator kebanyakan merupakan tanda penurunan
difusi lokal vaskularisasi darah serebri. Dengan peningkatan tekanan darah
(diastolik),maka di barengi dengan peningkatan tekanan darah intrakranial.
Adanya peningkatan tekanan darah,bradikardi,distritmia,dispnea
merupakan tanda terjadinya peningkatan TIK.
c) Evaluasi pupil
Rasional:
Reaksi pupil dan pergerakan kembali dari bola mata merupakan tanda dari
gangguan saraf jika batang otak terkoyak. Keseimbangan saraf antara
simpatis dan parasimpatis merupakan respons reflek saraf kranial.

d) Monitor temperatur dan pengaturan suhu lingkungan

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 53
Rasional:
Panas merupakan refleks dari hipotalamus. Peningkatan kebutuhan
metabolisme an O2 akan menunjang peningkatan TIK.
e) Pertahankan kepala atau leher pada posisi netral, usahakan dengan sedikit
bantal. Hindari penggunaan bantal yang tinggi pada kepala.
Rasional:
Perubahan kepala pada satu sisi dapat menimbulkan penekanan pada vena
jugularis dan menghambat aliran darah otak (menghambat drainase pada
vena serebri) sehingga dapat meningkatkan TIK.
f) Berikan periode istirahat antara tindakan perawatan dan batasi lamanya
prosedur.
Rasional:
Tindakan yang terus menerus dapat meningkatkan TIK oleh efek
rangsangan komulatif.
g) Kurangi rangsangan ekstra dan berikan rasa nyaman seperti masase
punggung, lingkungan yang tenang, sentuhan yang ramah, dan suasana/
pembicaraan yang tidak gaduh.
Rasional:
Memberikan suasana yang tenang (colming effect) dapat mengurangi
respons psikologis dan memberikan istirahat untuk mempertahankan TIK
yang rendah.
h) Cegah dan hindari terjadinya valsava manuver
Rasional:
Mengurangi tekanan intrakranial an intraabdominal sehingga
menghindarkan peningkatan TIK
i) Bantu klien jika batuk, muntah.
Rasional:
Aktivitas ini dapat meningkatkan intratorak atau tekanan dalam torak dan
tekanan dalam abdomen dimana aktivitas ini dapat meningkatkan TIK.
j) Kaji peningkatan istirahat dan tingkah laku pada pagi hari
Tingkah nonverbal ini dapat merupakan indikasi penignkatan tekanan

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 54
intrakranial atau memberikan refleks nyeri diman klien tidak mampu
mengungkapkan keluhan secara verbal, nyeri yang tidak menurun dapat
meningkatkan TIK.
k) Palpasi pada pembesaran/pelebaran bladder, pertahankan drainase urine
secara paten jika digunakan dan juga monitor terdapatnya konstipasi.
Rasional:
Dapat meningkatkan respons otomatis yang potensial menaikkan TIK
l) Berikan penjelasan kepada klien (jika sadar) dan keluarga tentang sebab-
akibat TIK meningkat.
Rasional:
Meningkatkan kerjasama dalam menigkatkan perawatan klien dan
menguangi kecemasan.
m) Observasi tingkat kesadaran dengan GCS.
Rasional:
Perubahan kesadaran menunjukkan peningkatan TIK dan berguna
menentukan lokasi dan perkembangan penyakit.

Kolaborasi
a) Pemberian O2 sesuai indikasi
Rasional:
Mengurangi hipoksemia ,dimana dapat meningkatkan vasodilatasi serebri
dan volume darah dan menaikkan TIK.
b) Berikan cairan intravena sesuai dengan yang di indikasikan.
Rasional:
Pemberian cairan mungkin diinginkan untuk menurunkan edema
serebri,peniingkatan minimum pada pembuluh darah,tekanan darah dan
TIK.
c) Berikan steroid seperti dexametason,metil prednisolon.
Rasional:
Untuk menurunkan implamasi (radang) dan mengurangi edema jaringn.
d) Beri obat osmotik diuretik seperti manitol, furosid.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 55
e) Rasional:
Diuretik mungkin digunakan pada fase akut untuk mengalirkan air dari sel-
sel otak, dan mengurangi edema serebri dan TIK.
f) Beri analgesik narkotik seperti kodein
Rasional:
Mungkin diindikasikan untuk mengurangi nyeri dan obat ini berefek negatif
pada TIK tetapi dapat digunakan dengan tujuan untuk mencegah da
menurunkan sensasi nyeri.
g) Berikan sedatif seperti diazepam, benadril
Rasional:
Mungkin digunakan untuk mengontrol kurangnya istirahat dan agitasi.
h) Berikan antipiretik seperti aseteminofen
Rasional:
Mengurangi/mengontrol hari dan pada metabolisme serebri/oksigen yang
diinginkan.
i) Antihipertensi
Rasional:
Digunakan pada hipertensi kronis, karena manajemen secara berlebihan
akan meningkatkan perluasan kerusakan jaringan.
j) Vasodilator perifer seperti siklandilat, paprevin, isokssuprin
Rasional:
Digunakan untuk meningkatkan sirkulasi kolateral atau menurunkan
vasopasme.
k) Berikan antibioik seperti aminocaproat (amicar)
Rasional:
Digunakan pada kasus hemoragik, untuk mencegah lisis bekuan daah dan
perdarahan kembali.
l) Monitor hasil laboratorium sesuai dengan indikasi seperti protrombin, LED
Rasional:
Membantu memberikan informasi tentang efektivitas pemberian obat.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 56
b. Diagnosa Keperawatan 2
Perubahan perfusi jaringan otak berhubungan dengan perdarahan intraserebri,oklusi
otak, vasospasme dan edema otak.

1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan dalam waktu 2 x 24 jam
perfusi jaringan otak akan tercapai secara optimal.

2) Kriteria Hasil
a) Tidak ada keluhan nyeri kepala
b) Klien tidak gelisah
c) Klien tidak mual dan kejang
d) Terjadi peningkatan pada tingkat kesadaran
e) Pupil isokor
f) Reflek cahaya positif
g) TTV normal

3) Intervensi
Mandiri
a) Baringkan klien (tirah baring )total dengan posisi tidur telentang tanpa
bantal
Rasional:
Perubahan padaTIK akan dapat menyebabkan resiko terjadinya herniasi
otak
b) Monitor tanda- tanda status neurologis dengan GCS
Rasional:
Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjut
c) Monitor tanda-tanda vital
Rasional:
Pada keadaan normal otoregulasi mempertahankan keadaan tekanan darah
sistemik berubah secara fluktuasi. Kegagalan otoreguler akan menyebabkan

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 57
kerusakan vaskuler serebri yang dapat dimanifestasikan dengan
peningkatan sistolik diikuti oleh penurunan tekanan diastolik,sedangkan
peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan infeksi
d) Monitor asupan dan pengeluaran.
Rasional:
Hipertermi dapat menyebabkan peningkatan IWL dan meningkatkan resiko
dehidrasi terutama pada klien yang tidak sadar,mual yang menurunkan
asupan per oral.
e) Bantu klien untuk membatasi muntah,batuk. Anjurkan klien untuk
mengeluarkan napas apabila bergerak atau berbalik dari tempat tidur.
Rasioanal:
Aktivitas ini dapat meningkatkan TIK dan intraabdomen. Mengeluarkan
napas sewaktu bergerak atau mengubah posisi dapat melindungi diri dari
efek valsava.
f) Anjurkan klien untuk menghindari batuk dan mengejan berlebihan.
Rasional:
Batuk dan mengejan dapat meningkatkan TIK dan potensi terjadi
perdarahan ulang.
g) Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengujung.
Rasional:
Rangsangan aktivitas yang meningkat dapat meningkatkan kenaikan TIK.
Istirahat total dan ketenangan mungkin diperlukan untuk pencegahan
terhadap perdarahan dalam kasus stroke hemorargik lainnya.

Kolaborasi
a) Berikan cairan per infus dengan perhatian ketat.
Rasional:
Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler dan TIK,retrisi cairan ,dan
cairan dapat menurunkan edema serebri.
b) Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen.
Rasional:

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 58
Adanya kemungkinan asidosis desertai dengan pelepasan oksigen pada
tingkat sel dapat menyebabkan terjadinya iskemia serebri.
c) Berikan terapi sesuai instruksi dokter seperti steroid, aminofen, dan
antibiotik.
Rasional:
Tujuan terapi adalah: menurukan permeabilitas kapiler,menurunkan edema
serebri,menurunkan metabolik/konsumsi sel dan kejang.

c. Diagnosa Keperawatan 3
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi
sekret,kemampuan batuk menurun,penurunan mobilitas fisik sekunder, perubahan
tingkat kesadaran
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan dalam waktu 2x24 jam
klien mampu meningkatkan dan mempertahankan keefektifan jalan napas agar
tetap bersih dan mencegah aspirasi.

2) Kriteria Hasil
a) Bunyi napas terdengar bersih
b) Ronchi tidak terdengar
c) Selang trakea bebas sumbatan
d) Menunjukkan batuk yang efektif
e) Tidak ada lagi sumbatan secret di saluran napas
f) RR dalam batas normal

3) Intervensi
Mandiri
a) kaji keadaan jalan napas
Rasional:
Obstruksi mungkin dapat disebabkan oleh akumulasi sekret,sisa cairan
muskus,perdarahan,bronkospasme,dan/atau posisi dari trakeastomi yang

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 59
berubah.
b) Evaluasi pergerakan dada dan auskultasi suara napas pada kedua paru
(bilateral).
Rasional:
Pergerakan dada yang simetris dengan suara napas yang keluar dari paru-
paru menandakan jalan napas tidak terganggu. Saluran napas bagian bawah
tersumbat dapat terjadi pada pneumonia/ateletaksis akan menimbulkan
perubahan suara napas seperti ronchi atau mengi.
c) Anjurkan klien mengenai teknik batuk selama pengisapan ,seperti waktu
bernapas panjang,batuk kyat,bersin jira ada indikasi.
Rasional:
Batuk yang efektif dapat mengeluarkan sek.ret dari saluran napas.
d) Atur/ubah posisi secara teratur (tiap 2 jam)
Rasional:
Mengatur pengeluaran secret dan ventilasi segmen paru-paru,mengurangi
resiko atelektasis.
e) Berikan minum hangat jika keadaan memungkinkan
Rasional:
Membantu pengenceran secret,mempermudah pengeluaran secret.
f) Jelaskan kepada klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa
terdapat penumpukan secret di saluran pernapasan.
Rasional:
Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan
klien terhadap rencana terapeutik.
g) Ajarkan klien metode yang tepat untuk mengontrol batuk.
Rasional:
Batuk yang tidak terkontrol adalah melalahkan da tidak
efektif,menyebabkan frustasi.
h) Latih napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
Rasional:
Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 60
i) Lakukan pernapasan diafragma.
Rasional:
Pernapasan diafragma menurunkan frekuensi napas dan meningkatkan
ventilasi alveolar.
j) Tahan napas selama 3-5 detik kemudian secara perlahan-lahan,keluarkan
sebanyak mungkin melalui mulut.
Rasional:
Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah pengeluaran
sekresi sekret.
k) Lakukan napas kedua, tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2
batuk pendek dan kuat.
Rasional:
Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan uapaya batuk klien.
l) Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.
Rasional:
Sekresi kental sulit diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan
mukus,yang mengarah pada atelektasis.
m) Ajarkan kilen tindakan untuk menurunkan viskositas
sekresi:mempertahankan hidrasi yang adekuat ; meningkatkan masukan
caiaran 1000-1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.
Rasional:
Untuk menghindari pengentalan dari sekret atau mosa pada saluran napas
bagian atas.
n) Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.
Rasional:
Higiene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah
bau mulut
o) Lakukan fisioterapi dada sesuai indikasi seperti postural drainase,perkusi.

Rasional:
Mengatur ventilasi segmen paru-paru dan pengeluaran sekret.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 61
Kolaborasi
Pemberiaan obat bronkodilator sesuai indikasi seoerti aminofilin, meta-
proterenol sulfat (alupen),adoetarin hidrochlorida (bronkosol).
Rasional:
Mengatur ventilasi dan melepaskan sekret karena relaksasi otot/bronkospasme

d. Diagnosa Keperawatan 4
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia
neuromuskular pada extremitas.
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan di harapkan dalam waktu 2 x 24 jam
klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya

2) Kriteria Hasil
a) Klien dapat ikut serta dalam program latihan
b) Tidak terjadi kontraktur sendi
c) Meningkatkannya kekuatan otot
d) Kien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas

Intervensi
Mandiri
a) Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan.
Kaji secara teratur fungsi motorik.
Rasional:
Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas
b) Ubah posisi klien tiap 2 jam.
Rasional:
Menurunkan resiko terjadinya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang
jelek pada daerah yang tertekan.
c) Ajarkan klien utuk melakukan latihan gerak pada extremitas yang tidak

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 62
sakit.
Rasional:
Gerakan aktif memberikan massa,tonus kekuatan otot,serta memperbaiki
fungsi jantung dan pernafasan.
d) Lakukan gerak fasif pada extremitas yag sakit.
Rasional:
Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih
untuk digerakkan
e) Pertahankan sendi 90” terhadap papan kaki.
Rasional:
Telapak kaki dalam posisi 90 dapat mencegah footdrop
f) Inspeksi kulit bagian distal setiap hari. Panta kulit dan membran mukosa
terhadap iritasi, kemerahan atau lecet-lecet.
Rasional:
Deteksi dini adanya gangguan sirkulasi dan hilangnya sensasi resiko tinggi
kerusakan integritas kulit kemungkinan komplikasi imobilisasi
g) Bantu klien melakukan latihan ROM, perawatan diri sesuai toleransi
Rasional:
Untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai kemampuan

Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
Rasional:
Peningkatan kemampuan dalam mobilisasi ektremitas dapat ditingkatkan
dengan latihan fisik dari tiem fisioterapis

e. Diagnosa Keperawatan 5
Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskular, menurunnya
kekuatan dan kesaran, kehilangan kontrol/ koordinasi otot
1) Tujuan
Stelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan dalam waktu 3x 24 jam

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 63
terjadi peningkatan perilaku dalam perawatan diri.

2) Kriteria Hasil
b) Klien dapat menunjukkan perubahan gaya hidup untuk kebutuhan meawat
diri.
c) Klien mampu melakukan aktivitas peerawatan diri sesuai dengan tingkat
kemampuan
d) Mengidentifikasi interpersonal / masyarakat yang dapat membantu

3) Intervensi
Mandiri
a) Kaji kemampuan dan tingkat penurunan dalam skala 0 – 4 untuk
melakukan ADL.
Rasional:
Membantu Dalam mengantisipasi dan merencanakan pertemuan kebutuhan
individual
b) Hindari apa yang tidak dapat dilakukan klien dan bantu bila perlu.
Rasinal:
Bagi klien dalam keadaan cemas dan tergantung hal ini dilakukan untuk
mencegah frustasi dan harga diri klien.
c) Rencanakan tindakan untuk defisit penglihatan seperti tempatkan makanan
dan peralatan dalam satu tempat, dekatkan tempat tidur ke dinding.
Rasional:
Klien akan mampu melihat dan memakan makanan, akan mampu melihat
keluar masuknya orang ke ruangan.
d) Kaji kemampuan komunikasi untuk BAK. Kemampuan menggunakan
urinal pispot. Antarkan kekamar mandi bila kondisi memungkinkan.
Rasional:
Kemampuan berkomunikasi dengan perawat dapat menimbulkan masalah
pengosongan kandung kemih oleh karena masalah neorogenik.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 64
Kolaborasi
a) Kemampuan berkomunikasi dengan perawat dapat menimbulkan masalah
pengosongan kandung kemih oleh karena masalah neorogenik.
Rasional:
Pertolongan utama terhadap fungsi usus/defekasi
b) Konsultasikan ke dokter terapi okupasi.
Rasional:
Untuk mengembangkan terapi dan melengkapi kebutuhan khusus

f. Diagnosa Keperawatan 6
Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
kelemahan otot dalam mengunyah dan menelan.
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan dalam waktu 3 x 24 jam
kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.

2) Kriteria Hasil
a) Turgor baik
b) Asupan dapat masuk sesuai kebutuhan
c) Terdapat kemampuan menelan
d) BB meningkat 1 kg
e) Hb dan albumin dalam batas normal

3) Intervensi
Mandiri
a) Observasi tekstur, turgor kulit
Rasional:
Mengetahui status nuturisi klien.
b) Lakukan oral higiene.
Rasional:
Kebersihan mulut merangsang nafsu makan.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 65
c) Tentukan kemampuan kien dalam mengunyah, menelan, dan refleks batuk.
Rasional:
Untuk menetapkan jenis makanan yang akan diberikan pada klien.
d) Letakkan posisi kepala lebih tinggi pada waktu, selama, dan sesudah
makan.
Rasional:
Untuk klien lebih mudah untuk menelan karena gaya gravitasi.
e) Letakkan makanan pada daerah mulut yang tidak terganggu.
Rasional:
Memberikan simulasi sensorik ( termasuk rasa kecap ) yang dapat
mencetuskan usaha untuk menelan dan meningkatkan intake nutrisi.
f) Mulailah untuk memberikan makan per oral setengah cair, makan lunak
ketika klien dapat menelan air.
Rasional:
Makan lunak / cairan kental mudah untuk mengendalikannya didalam
mulut, menurunkan terjadinya aspirasi.

Kolaborasi
Kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan cairan melalui IV atau
makanan melalui selang
Rasional:
Mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti dan juga makanan
jika klien tidak mampu untuk memasukkan segala sesuatu melalui mulut.

g. Diagnosa Keperawatan 7
Gangguan eliminasi alvi ( konstifasi ) berhubungan dengan imobilisasi, asupan
cairan yang tidak adekuat.
1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan dalam waktu 2 x 24 jam
pemenuhan eliminasi alvi terpenuhi.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 66
2) Kriteria Hasil
a) Klien dapat terdefekasi secara spontan dan lancar tanpa menggunakan obat,
b) Konsistensi feses lembek berbentuk,
c) Tidak teraba massa pada kolon ( scibala ),
d) Bising usus dalam batas normal ( 15 – 30 x per menit )

3) Intervensi
Mandiri
a) Auskultasi pada bising usus.
Rasional:
Bising usus menandakan sifat aktivitas peristaltik.
b) Anjurkan pada klien untuk makan makanan yang mengandung serat.
Rasional:
Diet seimbang tinggi kandungan serat merangsang peristalti dan eliminasi
regular
c) Bila klien mampu minum berikan asupan cairan yang cukup ( 2 liter per
hari ) jika tidak ada kontraindikasi
Rasional:
Masukkan cairan adekuat membantu mempertahankan konsistensi feses
yang sesuai pada usus dan membantu eliminasi regular.
d) Lakukan mobilisasi sesuai dengan keadaan klien.
Aktifitas fisik regular membantu eliminasi dengan memperbaiki tonus otot
abdomen dan merangsang dan membantu merangsang nafsu makan dan
feristaltik.

Kolaborasi
Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian pelunak feses ( laksatif,
supositoria, enema )
Rasional:
Pelunak feses meningkatkan efisiensi pembahasan air usus, yang melunakkan
massa feses dan membantu eliminasi.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 67
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Kasus Pemicu Stroke Haemorargik


Ny. J 55 tahun, agama Islam. Alamat jalan tarmizi kadir No. 82 Thehok jambi. Ny J di bawa
oleh keluarga ke ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mataher Jambi pada tanggal
8 maret 2010. Menurut keterangan keluarga klien mengalami kejang-kejang secara tiba-tiba
dan tidak sadarkan diri,menurut keterangan keluarga klien menderita Hipertensi sejak 5 tahun
yang lalu dengan tekanan darah lebih dari 180/120 mmHg, dan mengalami penyakit jantung.
Menurut keluarga klien ,klien tiba-tiba jatuh pingsan pada saat beraktivitas (cuci pakaian ).
Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan GCS 6, TD 200/100 mmHg , N : Tachikardia , akral
teraba dingin.

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Klien

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 68
1) Nama Klien : Ny. J
2) Usia : 55 Tahun
3) Agama : Islam
4) Alamat : Jalan Tarmidzi Kadir No. 82 Thehok Jambi.

b. Tanggal Masuk Rumah Sakit


Ny. J masuk ke RSUD Raden Mattaher Jambi pada tanggal 8 maret 2010 dan dibawa
ke IGD

c. Alasan masuk rumah sakit :


Keluarga klien mengatakan klen tiba-tiba jatuh pingsan pada saat beraktivitas (cuci
pakaian)

d. Riwayat kesehatan saat ini


Klien mengalami kejang-kejang secara tiba-tiba dan tidak sadarkan diri
e. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengalami Riwayat Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan mengalami penyakit
jantung.

f. Riwayat kesehatan keluarga


Dari keterangan keluarga tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang
sama seperti Ny. J

g. Data-data yang relevan


Data yang relevan sesuai dengan kasus Stroke Haemorargik diatas adalah :
1) Berdasarkan pemeriksaan fisik
a) Tanda-tanda vital
 RR : 31 kali/menit
 Suhu : 370 C
 Nadi : 94 kali/menit (tachycardia)
 TD : 200/100 mmHg

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 69
b) Edema pupil
c) Konjungtiva anemis
d) Bibir klien tampak anemis
e) Kulit tampak kering
f) Muntah dan nyeri kepala
g) Cafilari Revil Time > 4 detik
h) Penurunan tingkat kesadaran dengan GCS 6.
i) Kesadaran klien soporo coma (stupor)
j) Alat gerak pada tubuh sebelah kiri klien lemah
k) Terjadi penurunan kekuatan otot
l) Edema pada ekstremitas sinistra

2) Berdasarkan pemeriksaan penunjang


a) Pemeriksaan CT Scan terdapat perdarahan di ruang subaraknoid.
b) Pemeriksaan lumbal fungsi: Cairan Serebro Spinal
tekanan : meningkat
warna : merah
c) Hb : 9,0 gr

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 70
1. Analisa Data
Nama Klien : Ny. J
Usia : 55 Tahun

No Data Etiologi Problem


1. DS : keluarga klien mengatakan klien Perdarahan intra Perubahan perfusi
tiba-tiba jatuh pingsan saat serebri jaringan otak
beraktivitas (cuci pakaian )

DO :
 TD : 200/100 mmHg
 RR :31 kali permenit
 Nadi : 94 kali permenit
(Tachicardia)
 Penurunan tingkat kesadaran
dengan GCS 6

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 71
 Kesadaran klien soporo coma
(stupor)
 Edema pupil
 Konjungtiva anemis
 kulit tampak kering
 bibir klien tampak sianosis
 Cafilari Revil Time > 4 detik
 Hb 9,0 gr
 pemeriksaan CT Scan terdapat
pembengkakan di ruang
subaraknoid.
 pemeriksaan lumbal fungsi:
cairan serebro spinal
tekanan : meningkat
warna : merah
2. DS : - Hemiparese Hambatan
DO: mobilitas fisik
 GCS 6 (soporo coma)
 Kelemahan pada tubuh sebelah
kiri
 Kekuatan otot lemah
 Edema pada ekstremitas sinistra

3. DS: - Kelemahan otot Resiko


DO : dalam mengunyah ketidakseimbangan
Dari data yang diperoleh hal-hal yang dan menelan nutrisi kurang dari
dapat mempengaruhi nutrisi peroral: kebutuhan tubuh
 Penurunan tingkat kesadaran
dengan GCS 6.
 Kesadaran klien soporo coma
(stupor)

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 72
 Konjungtiva anemis

2. Diagnosa Keperawatan
Nama Klien : Ny. J
Usia : 55 Tahun

No Tanggal Diagnosa keperawatan


ditegakkan
1. 8 maret 2010 DS : keluarga klien mengatakan klien tiba-tiba jatuh
pingsan saat beraktivitas (cuci pakaian )

DO :
 TD : 200/100 mmHg
 RR :31 kali permenit
 Nadi : 94 kali permenit (Tachicardia)
 Penurunan tingkat kesadaran dengan GCS 6
 Kesadaran klien soporo coma (stupor)
 Edema pupil
 Konjungtiva anemis

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 73
 kulit tampak kering
 bibir klien tampak sianosis
 Cafilari Revil Time > 4 detik
 Hb 9,0 gr
 pemeriksaan CT Scan terdapat pembengkakan di
ruang subaraknoid.
 pemeriksaan lumbal fungsi: cairan serebro spinal
tekanan : meningkat
warna : merah

2. 8 maret 2010 DS : -
DO:
 GCS 6 (soporo coma)
 Kelemahan pada tubuh sebelah kiri
 Kekuatan otot lemah
 Edema pada ekstremitas sinistra

3. 8 maret 2010 DS: -


DO :
Dari data yang diperoleh hal-hal yang dapat
mempengaruhi nutrisi peroral:
 Penurunan tingkat kesadaran dengan GCS 6.
 Kesadaran klien soporo coma (stupor)
 Konjungtiva anemis

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 74
3. Rencana Asuhan Keperawatan
Nama Klien : Ny. J
Usia : 55 Tahun

N Diagnosa Perencanaan
Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
o Keperawatan
1 Diagnosa 1 Dalam waktu 24 jam 1. Baringkan klien (tirah baring ) Perubahan pada
Perubahan perfusi jaringan otak total dengan posisi tidur menyebabkan resik
perfusi dapat tercapai secara telentang tanpa bantal otak
jaringan otak optimal
berhubungan .Kriteria hasil: 2. Monitor tanda- tanda status Dapat mengurangi
dengan Tidak ada keluhan neurologis dengan GCS lanjut
perdarahan nyeri kepala
intraserebri Klien tidak mual dan 3. Monitor tanda-tanda vital Pada keadaan
kejang mempertahankan k
GCS 4,5,6 sistemik berubah
Pupil isokor Kegagalan otoregu
TTV normal kerusakan vaskule

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 75
Hb normal dimanifestasikan
sistolik diikuti ole
diastolik,sedangkan
dapat menggambark

4.Monitor asupan dan Hipertermi da


pengeluaran. peningkatan IWL
resiko dehidrasi ter
tidak sadar,mual
asupan per oral.

5.Ciptakan lingkungan yang Rangsangan aktiv


tenang dan batasi pengujung. dapat meningkatk
Istirahat total dan
diperlukan untuk
perdarahan dala
hemorargik lainnya

Kolaborasi
6.Berikan cairan per infus Meminimalkan fl
dengan perhatian ketat. vaskuler dan TIK,re
dapat menurunkan

7.Monitor AGD bila diperlukan Adanya kemungki


pemberian oksigen. dengan pelepasan o
dapat menyebabka
serebri.

8.Berikan terapi sesuai instruksi Tujuan terapi


dokter seperti; permeabilitas kapil

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 76
 steroid serebri,menurunkan
 aminofel sel dan kejang.

 antibiotik

2 Diagnosa 2 Dalam waktu 2 x 24 1.Kaji mobilitas yang ada dan Mengetahui tingk
Hambatan jam klien mampu observasi terhadap peningkatan dalam melakukan a
mobilitas fisik melaksanakan aktivitas kerusakan .Kaji secara teratur
berhubungan fisik sesuai dengan fungsi motorik
dengan kemampuannya
hemiparese. Kriteria hasil : 2.Ubah posisi klien tiap 2 jam Menurunkan resik
Meningkatnya jaringan akibat sirk
kekuatan otot. pada daerah yang te
Klien menunjukkan
tindakan untuk 3.Lakukan gerak fasif pada Otot volunter akan
meningkatkan extremitas yag sakit kekuatannya bila
mobilitas digerakkan

4.Pertahankan sendi 90” terhadap Telapak kaki dal


papan kaki mencegah footdrop

5.Inspeksi kulit bagian distal Deteksi dini adany


setiap hari. Panta kulit dan dan hilangnya s
membran mukosa terhadap kerusakan integrita
iritasi, kemerahan atau lecet-lecet komplikasi imobilis
Kolaborasi
6. Kolaborasi ahli Peningkatan
dengan k

fisioterapi untuk latihan fisik mobilisasi ektremi


klien dengan latihan fisik

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 77
3 Resiko Tujuan : Mandiri:
ketidakseimba Setelah dilakukan
ngan nutrisi keperawatan dalam 1. Observasi tekstur dan Berguna untuk me
kurang dari waktu 5x24 jam turgor kulit. klien.
kebutuhan diharapkan risiko
tubuh terhadap perubahan 2. Lakukan oral higiene Kebersihan mulu
berhubungan nutrisi kurang dari makan.
dengan kebutuhan tubuh dapat
kelemahan dicegah/diatasi dengan 3. Observasi asupan dan Untuk mengetahui
otot dalam kriteria hasil: pengeluaran. klien.
mengunyah  Terjadi peningkatan
dan menelan asupan 4. Auskultasi bising usus, Fungsi gastrointes
makanan/nutrisi per amati penurunan atau kerusakan otak. Bi
oral. hiperaktivitas bising usus. respons pemberi
 Terjadi peningkatan terjadinya komplika
pada tingkat
kesadaran. 5. Stimulasi bibir untuk Membantu dalam
menutup dan membuka sensorik dan m
mulut secara manual muskular.
dengan menekan ringan
diatas bibir/ dibawah
dagu jika dibutuhkan.

6. Berikan makan dengan Klien dapat


perlahan pada lingkungan mekanisme makan
yang tenang. dari luar.

7. Mulailah untuk Makanan lunak at


mmeberikan makan per dikendalikan di
oral setengah cair dan menurunkan terjadi

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 78
makanan lunak ketika
klien dapat menelan air.

8. Anjurkan klien Menguatkan otot f


menggunakan sedotan serta menurunka
saat minum. tersedak.

9. Anjurkan klien untuk Dapat meningkatk


berpartisipasi dalam dalam otak yang
program latihan/kegiatan. makan.
Kolaborasi:

Kolaborasi dengan tim dokter Mungkin diperluka


untuk memberikan cairan melalui cairan pengganti d
IV atau makanan melalui selang. klien tidak mamp
segala sesuatu mela

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage 79
4. Implementasi
Nama klien : Ny. J
Usia : 55 Tahun

No Hari/Tgl Diagnosa Catatan Keperawatan Paraf


Keperawatan
1. Diagnosa 1 membaringkan klien (tirah baring )total
dengan posisi tidur telentang tanpa bantal

2.Memonitor tanda- tanda status


neurologis dengan GCS

3.memonitor tanda-tanda vital

4.Memonitor asupan dan pengeluaran.

5.Menciptakan lingkungan yang tenang


dan batasi pengujung.

Kolaborasi
6.Memberikan cairan per infus dengan
perhatian ketat.

7.Memonitor AGD bila diperlukan


pemberian oksigen.
8.Memberikan terapi sesuai instruksi
dokter seperti;
 steroid
 aminofel
 antibiotik

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage
80
2. Diagnosa 2 Mengkaji mobilitas yang ada dan observasi
terhadap peningkatan kerusakan .Kaji
secara teratur fungsi motorik

2.Mengubah posisi klien tiap 2 jam


3.Melakukan gerak fasif pada extremitas
yag sakit
4.Mempertahankan sendi 90” terhadap
papan kaki
5. Menginspeksi kulit bagian distal setiap
hari. Panta kulit dan membran mukosa
terhadap iritasi, kemerahan atau lecet-lecet
Kolaborasi
6. Berkolaborasi dengan ahli fisioterapi
untuk latihan fisik klien

3. Diagnosa 3 1. Mengobservasi tekstur dan turgor


kulit.
2. Melakukan oral higiene
3. Mengbservasi asupan dan
pengeluaran.
4. Mengauskultasi bising usus, amati
penurunan atau hiperaktivitas bising
usus.
5. Mengstimulasi bibir untuk menutup
dan membuka mulut secara manual
dengan menekan ringan diatas bibir/
dibawah dagu jika dibutuhkan.
6. Memberikan makan dengan perlahan
pada lingkungan yang tenang.
7. Memulai untuk mmeberikan makan
per oral setengah cair dan makanan
lunak ketika klien dapat menelan air.
Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage
81
8. Menganjurkan klien menggunakan
sedotan saat minum.
9. Menganjurkan klien untuk
berpartisipasi dalam program
latihan/kegiatan.

Kolaborasi:

Berkolaborasi dengan tim dokter untuk


memberikan cairan melalui IV atau
makanan melalui selang.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage
82
6. Evaluasi
Nama Pasien : Ny. J
Umur : 55 Tahun

N Hari/TGL Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf


O Keperawatan (SOPA)
1. 9 Maret 2010 Diagnosa 1 S :-

O:
 TD : 180/90mmHg
 RR : 28 kali/menit
 Nadi : 84 kali/menit
 Peningkatan tingkat kesadaran
dengan GCS 7
 Kesadaran klien somnolen
 Bibir masih tampak sianosis
 Edema pupil berkurang
 Konjungtiva masih tampak
anemis
 kulit tampak kering
 Hb : 10 gr

A: masalah keperawatan gangguan


perfusi jaringan otak teratasi sebagian

P: Intervensi 1-8 dilanjutkan

2. 9 Maret 2010 Diagnosa 2 S:-

O:
 Peningkatan tingkat kesadaran
dengan GCS 7
 Kesadaran klien somnolen
 Kelemahan pada tubuh sebelah
Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage
83
kiri
 Ekstremitas sinistra klien
masih tampak edema.

A: Masalah keperawatan hambatan


mobilitas fisik belum teratasi

P : Intervensi 1-6 dilanjutkan

3. 9 Maret 2010 Diagnosa 3 S: -

O : ada sedikit peningkatan asupan


makanan/nutrisi peroral.

A : masalah keperawatan resiko tinggi


perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum teratasi

P: intervensi 1-8 dilanjutkan

BAB IV
PENUTUP
Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage
84
A. Kesimpulan
Ny.J Usia 55 Tahun, Agama Islam. Alamat Jalan Tarmizi Kadir no.82 Thehok Jambi.
Masuk Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi pada tanggal 8 Maret 2010 dan dibawa ke
ruang IGD. Ny.J dibawa ke Rumah Sakit oleh Keluarganya dengan keluhan klien tiba-
tiba jatuh pingsan pada saat beraktivitas (cuci pakaian)
Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh data: TD 200/100 mmHg, suhu
37o C, nadi takikardi, respiratory rate 31 kali/menit. Penurunan tingkat kesadaran dengan
GCS 6 (stupor). Edema pupil,kulit tampak kering. Dari hasil
pemeriksaan CT Scan terdapat pembengkakan di ruang subaraknoid
pemeriksaan lumbal fungsi
tekanan : meningkat
warna : merah
Hb : 9,0 gr
Klien memiliki riwayat hipertensi dan penyakit jantung 5 tahun yang lalu dengan TD
180/90 mmHg.
Setelah dibuat pengkajian dan asuhan keperawatan terhadap kasus stroke
haemorargik yang diderita oleh Ny.J ini, maka masalah keperawatan yang dapat diangkat
adalah gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan perdarahan intraserebri,
hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparise, dan resiko ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan otot dalam
mengunyah dan menelan.

B. Saran
Setelah mempelajari dan memahami secara lebih dalam tentang konsep dan gambaran
umum serta asuhan keperawatan dari Penyakit Stroke Haemorargik diharapkan mahasiswa
mampu mengapresiasikan apa yang telah dipelajari dan diperolehnya dengan menerapkannya
langsung melalui praktik di lapangan terhadap pasien dengan Penyakit Stroke Haemorargik
dalam rangka memberikan Asuhan keperawatan yang kompetitif dan terarah sehingga dapat
memberikan manfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Namun, semua itu tidak akan berjalan sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya
didikan dan bimbingan dari para pembimbing, baik pembimbing akademik maupun

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage
85
pembimbing dari lapangan. Dorongan dan motivasi sangat diharapkan oleh setiap
mahasiswa. Baik itu yang bersifat moril maupun materil, sehingga mahasiswa dapat
menjalankan tugasnya dengan penuh tanggungjawab sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage
86
Brunner and sudarth, 2002 .Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Ed. 8, Vol.3,
Jakarta: EGC.

Doenges, Marilynn E., dkk., 2001. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Ed. 3, Jakarta: EGC.

Fadilah, Haris, 15 Mei 2006. Rawan Stroke Di Indonesia Meningkat10 Persen.


Diakses pada tanggal 10 April 2010 (www.strokecenter.com,2006).

Mansjoer, Arief, dkk., 2008. Kapita Selekta Kedokteran, Ed. 3, Jilid 2, Jakarta:
Media Eusculapius

Muttaqin, Arif, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Jakarta: salemba Medika.

Price, Sylvia A, 2005. Patofisiologi. Ed. 6, Vol. 2. Jakarta : EGC.

Sudoyo, Aru W., dkk., 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, Ed. IV.
Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FK UI.

Makalah Pleno Stroke Haemorargik Kelompok 1 Semester IVB PSIK STIKES HI JambiPage
87

Anda mungkin juga menyukai