Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa SMA Pada Materi Prolin
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa SMA Pada Materi Prolin
Dosen Pengampu ;
Dedi Nurjamil, M.Pd.
Oleh ;
Sam Sam Mubarok
NPM. 182151008
1. Menantang pikiran
2. Tidak otomatis diketahui cara penyelesaiannya (non-rutin)
3. Bergantung pada individu yang dihadapinya
1. Memahami masalah
Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa tidak
akan mampu menyelesaiakan masalah tersebut dengan benar.
2. Membuat rancangan pemecahan masalah
Kemampuan pada merencanakan penyelesaian ini sangat tergantung pada
pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah. Pada umumnya,
semakin bervariasi pengalaman mereka, ada kecenderungan siswa lebih
kreatif dalam menyusun rencana penyelesaian suatu masalah.
3. Melaksanakan rancangan pemecahan masalah
Siswa menyelesaikan masalah sesuai dengan langkah langkah yang telah
direncanakan
4. Memeriksa hasil kembali
Pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan dari
fase penyelesaian ketiga. Dengan cara seperti ini maka berbagai kesalahan
yang tidak perlu dapat terkoreksi kembali sehingga siswa dapat sampai
pada jawaban akhir yang benar sesuai dengan masalah yang diberikan.
SILABUS
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Pembelajaran
Kompetensi
3.2 Menjelaskan 3.2.1 Mengidentifikasi Program Linear Mengamati dan mengidentifikasi fakta pada
Program Linier dan pengertian program Pengertian program linear dan metode penyelesaian
metode linear Program masalah kontekstual
penyelesaiannya 3.2.2 Menerapkan Sistem Linear Mengumpulkan dan mengolah informasi nuntuk
dengan Pertidaksamaan Linear Sistem membuat kesimpulan, serta menggunakan
menggunakan dua variabel dalam pertidaksamaa prosedur untuk menyelesaikan masalah
masalah kontekstual menyelesaikan soal n Linear Dua kontekstual yang berkaitan dengan program
4.2 Menyelesaikan program linear Variabel linear dua variabel
masalah kontekstual 3.2.3 Menentukan nilai Nilai Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
yang berkaitan optimum fungsi objektif Optimum program linear
dengan program 4.2.1 Menyelesaikan masalah Fungsi Menyajikan penyelesaian masalah yang
linear kontekstual dalam Objektif berkaitan dengan program linear
kehidupan sehari hari Penerapan
yang berkaitan dengan Program
program linear Linear
Tabel 2
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis pada Materi
Program Linear
Indikator Kemampuan Contoh Soal Program Linear
Pemecahan Masalah
Matematis
Mengidentifikasi unsur-unsur Biaya produksi sebuah sandal jenis A
yang diketahui, yang ditanyakan adalah Rp 20.000,00 perbuah, sedangkan
dan kecukupan unsur yang biaya satu buah produksi sandal jenis B
diperlukan adalah adalah Rp 30.000,00. Seorang
pengusaha akan membuat sandal jenis A
dengan jumlah tidak kurang dari 40 buah.
Sedangkan sandal jenis B yang akan
diproduksi minimal adalah 50 buah. Jumlah
maksimal produksi kedua sandal tersebut
adalah 100 buah. Cukupkah informasi
diatas untuk menentukan biaya minimum
yang dikeluarkan untuk melakukan
produksi kedua jenis sandal? Jika cukup
selesaikanlah masalah tersebut, jika tidak
cukup lengkapi kemudia selesaikan.
Merumuskan masalah Untuk membuat donat A dibutuhkan 200
matematika atau menyusun gram tepung dan 25 gram mentega.
model matematika Sedangkan untuk donat B diperlukan 100
gram tepung dan 50 gram mentega. Tepung
yang tersedia hanya 4 Kg dan mentega
hanya 1,2 Kg. jika harga donat A adalah Rp
400.000 dan donat B Rp 500.000. buatlah
model matematikanya.
Menerapkan strategi untuk Tentukan nilai maksimum dari
menyelesaikan berbagai masalah dengan syarat :
Indikator Kemampuan Contoh Soal Program Linear
Pemecahan Masalah
Matematis
Menjelaskan atau Luas daerah parker 1.760 . Luas rata rata
menginterprestasikan hasil untuk mobil kecil 4 dan mobil besar 20
permasalahan asal . Daya tamping maksimum hanya 200
kendaraan. Biaya parkir mobil kecil Rp
1000/jam dan mobil besar Rp 2000/jam.
Jika dalam satu jam terisi penuh dan tidak
ada kendaraan yang pergi dan dating, maka
pendapatan maksimum tempat parkir itu
adalah Rp 260.000. apakah pendapatan
maksimum tempat parkir tersebut sudah
benar? Buktikan jawabanmu
Menggunakan matematika secara Seorang penjahit membuat dua jenis celana
bermakna yang akan dijual. Jenis 1 memerlukan 2m
kain katun dan 4m kain sutra. Jenis 2
memerlukan 5m kain katun dan 3m kain
sutra. Bahan kain katun yang tersedia 70m
dan kain sutra 84m. laba celana jenis 1 Rp
25000/ unit dan laba celana jenis 2 Rp
50000/ unit. Selesaikan permasalahan
tersebut dengan metode grafik
B. Gaya Belajar
Nasution (2003:94) mengatakan gaya belajar adalah cara yang konsisten
yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau
informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan soal pada proses
pembelajaran. dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa gaya belajar
merupakan kebiasaan siswa dalam memproses bagaimana menyerap
informasi, pengalaman, serta kebiasaan siswa dalam memperlakukan
pengalaman yang dimilikinya. Jika siswa akrab dengan gaya belajarnya
sendiri, maka siswa dapat mengambil langkah-langkah penting untuk
membantu diri siswa belajar lebih cepat dan lebih mudah, sehingga hal ini
akan mendukung pula terhadap apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran.
Menurut Karim (2014) menyatakan bahwa gaya belajar merupakan cara
seseorang untuk menyerap, mengatur dan mengolah bahan informasi atau
bahan pelajaran. Berdasarkan asumsi tersebut seperti yang kita ketahui bahwa
setiap peserta didik memiliki cara tertentu atau karakteristik yang berbeda-
beda khususnya dalam cara mereka memperoleh informasi dalam
pembelajaran yang sedang berlangsung yang disebut dengan gaya belajar.
Gaya belajar itu menjadi ciri khas yang dimiliki setiap peserta didik dalam
memberikan respon terhadap pembelajaran yang diterimanya. Setiap orang
memiliki kecenderungan pada satu modalitas. Guru juga memiliki
kecenderungan modalitas mengajar yang sama dengan gaya belajarnya.
Seorang peserta didik secara harfiah akan mudah menyerap informasi sesuai
dengan gaya belajarnya. Ada peserta didik yang lebih mudah mempelajari
sesuatu dengan cara melihat. Ada juga yang lebih mudah mempelajari sesuatu
dengan mendengar dan ada juga peserta didik yang lebih mudah mempelajari
sesuatu dengan melakukan. Sehingga guru dapat mempelajari gaya belajar
yang dimiliki peserta didiknya untuk memperoleh suatu kegiatan belajar
mengajar yang optimal.
Menurut Fleming dan Mills (1992), gaya belajar merupakan
kecenderungan peserta didik untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam
belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu
pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas atau sekolah
maupun tuntutan dari mata pelajaran. Berdasarkan asumsi tersebut gaya
belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor ilmiah (pembawaan) dan faktor
lingkungan. Jadi ada hal tertentu yang tidak dapat diubah dalam diri
seseorang bahkan dengan latihan sekalipun. Tetapi ada juga hal-hal yang
dapat dilatihkan dan disesuaikan dengan lingkungan yang terkadang justru
tidak dapat diubah. Mengenali gaya belajar sendiri, belum tentu membuat
peserta didik menjadi lebih pandai. Suatu hal yang harus diketahui bahwa
setiap manusia memiliki cara menyerap dan mengolah informasi yang
diterimanya denga cara yang berbeda-beda. Akan tetapi dengan mengenali
gaya belajar, peserta didik akan dapat menentukan cara belajar yang lebih
efektif. Peserta didik dapat tahu bagaimana memanfaatkan kemampuan
belajar secara maksimal, sehingga hasil belajar yang diperolehnya dapat
optimal.
Menurut Gunawan (2006) mengemukakan bahwa gaya belajar adalah cara
yang lebih disukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan
mengerti suatu informasi. Berdasarkan asumsi tersebut tidak hanya cara yang
lebih disukai oleh peserta didik. Jikalau guru dalam mendesain proses
pembelajaran menggunakan contoh dalam kehidupan sehari-hari atau dengan
alat peraga langsung untuk penyampaian informasi ke peserta didik sesuai
dengan materi ajar yang sedang berlangsung. Peserta didik hanya diberikan
contoh, tanpa diberi penjelasan yang terperinci atau bekerja sama dalam
menemukan suatu informasi dalam materi pembelajaran. Sehingga desain
belajar ini hanya cocok untuk peserta didik yang memiliki gaya belajar visual
saja atau mendapatkan informasi hanya dengan melihat. Padahal dalam satu
kelas tersebut pastinya banyak peserta didik yang memiliki gaya belajar
lainnya, seperti peserta didik bergaya belajar dalam mendengar maupun
dalam suatu gaya belajar yang kinestetik. Sehingga dalam hal gaya belajarpun
selain yang disukai oleh peserta didik tentunya berdasarkan desai proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Menurut Yusirno gaya belajar adalah sesuatu yang penting agar proses
belajar bisa menyenangkan dan hasilnya pun memuaskan. Gaya belajar
merupakan kunci sukses untuk mengembangkan kinerja dalam belajar, ini
bisa diterapkan dalam teknik memperoleh pengetahuan atau informasi secara
individu atau dalam dunia kerja sekalipun.
Menurut Chatib mengatakan gaya belajar adalah cara informasi masuk
kedalam otak melalui indra yang dimiliki. Pada saat informasi akan ditangkap
oleh indra, maka bagaimana informasi tersebut disampaikan berpengaruh
pada kecepatan otak menangkap informasi dan kekuatan otak menyimpan
informasi tersebut dalam ingatan atau memori.
Dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah suatu cara siswa itu sendiri
yang biasa dilakukan seorang siswa dalam menyerap informasi yang
diperoleh dari proses pembelajaran melalui indra yang dimilikinya. Siswa
menggunakan gaya belajarnya dengan maksimal dan rasa nyaman yang
dimilikinya maka ia akan memperoleh tujuan dari pembelajaran dengan
maksimal juga.
DePorter dan Hernacki (2009) menjelaskan bahwa angka kecerdasan dan
penyelesaian masalah siswa berbeda beda. Sangat penting seorang guru
mengenali gaya belajar yang dimiliki oleh setiap siswa. Oleh karena itu guru
perlu tahu bagaimana sebenarnya jalan atau proses matematika itu bisa
dipahami atau dikuasai oleh siswa. Dengan mengetahui gaya belajar siswa
akan sangat membantu guru dalam proses pembelajaran. Guru dapat
membantu siswa dalam memaksimalkan penyelesaian permasalahan
matematikadan mendorong siswa untuk mengkontruksi pengetahuan dibenak
mereka berdasarkan gaya belajarnya sendiri agar berpengaruh terhadap
berpikir logis, analisis, dan kreatifitas siswa. Sedangkan menurut Bachtiar
dalam Ardiansyah (2017:5) taraf kecerdasan dan pemecahan masalah salah
satunya disebabkan oleh adanya perbedaan gaya belajar yang dimiliki oleh
setiap siswa.
Gaya belajar mengacu kepada cara belajar yang lebih disukai pembelajar.
Umumnya, dianggap bahwa gaya belajarb seseorang berasal dari kepribadian,
termasuk kemampuan kognitif dan psikologis latar belakang kehidupan, serta
pengalaman pendidikan. Keanekaragaman gaya belajar siswa perlu diketahui
pada awal diterima pada suatu lembaga pendidikan yang akan dia jalani.
Macam Macam Gaya belajar
1. Gaya belajar visual
Menurut Shoimatul Ula gaya belajar visual adalah belajar melalui
melihat, memandangi, mengamati, dan sejenisnya. Lebih tepatnya, gaya
belajar visual adalah belajar dengan melihat sesuatu, baik berupa gambar
atau diagram, pertunjukan, peragaan atau video. Siswa lebih menyukai
belajar ataupun menerima informasi dengan melihat atau membaca.
Setelah melihat atau membaca, orang-orang ini akan lebih mudah dan
cepat dalam mencerna serta mengolah informasi baru yang diterima.
Mereka bahkan lebih suka membaca disbanding mencerna informasi
dengan mendengarnya langsung.
Menurut Rusman gaya belajar visual adalah gaya belajar dimana
gagasan, konsep, data dan informasi lainnya dikemas dalam bentuk
gambar. siswa dengan gaya belajar visual memiliki keterkaitan yang
tinggi terhadap pembelajaran yang menyajikan gambar-gambar dimana
dia dapat melihat secara langsung. Gaya belajar seperti ini lebih
mengedepankan alat indra mata untuk menangkap informasi yang
disajikan.
Menurut Yusirno gaya belajar visual ini lebih menekankan pada
kontak mata. Untuk mendapatkan informasi siswa harus melihat dengan
apa yang dipelajarinya. Siswa yang memiliki gaya belajar visual ini perlu
memperhatikan pelajaran saat guru menjelaskan atau membaca buku.
Dapat disimpulkan bahwa gaya belajar visual merupakan cara siswa
menyerap informasi dengan mudah dari proses pembelajaran melalui
indera penglihatan dengan cara melihat secara langsungseperti gambar,
diagram, warna-warna, dan lain-lain.
Indikator gaya belajar visual
Menurut Mohammad Thobroni dan Arif Mustafa ciri-ciri gaya belajar
visual yaitu :
a) Bicara agak cepat
b) Mementingkan penampilan dalam berpakaian atau presentasi
c) Tidak mudah terganggu oleh keributan
d) Mengingat yang dilihat dari pada yang didengar
e) Lebih suka membaca dari pada dibicarakan
f) Pembaca cepat dan tekun
g) Sering mengetahui apa yang dikatakan, tetapi tidak pandai memilih
kata-kata
h) Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
i) Lebih suka music dari pada seni
j) Mempunyai masalah untuk mengingat intruksi verbal kecuali jika
ditulis, dan sering minta bantuan orang lain untuk mengulanginya.
Jawaban
No. Indikator Pertanyaan Kadang-
Sering Jarang
kadang
1 Gaya belajar visual
Apakah Anda dapat memahami
a Belajar dengan cara visual
penjelasan dari guru secara langsung?
Apakah Anda dapat mengingat materi
Mengerti baik mengenai posisi,
b dengan melihat penjelasan guru di
bentuk, angka dan warna
depan kelas?
Apakah Anda merapikan seragam
c Rapi dan teratur
setiap saat?
Tidak terganggu dengan Apakah Anda tetap dapat belajar
d
keributan meskipun suasana kelas ramai?
Apakah Anda mudah lupa jika guru
e Sulit menerima intruksi verbal hanya menjelaskan materi sekali saja
dan tidak diulangi lagi?
Sub Total
x2 x1 x0
Total
2 Gaya belajar auditorial
Apakah Anda dapat memahami materi
a Belajar dengan cara mendengar hanya dengan mendengar penjelasan
guru saja?
Jawaban
No. Indikator Pertanyaan Kadang-
Sering Jarang
kadang
Apakah Anda senang jika belajar
b Baik dalam aktivitas lisan
sambil diskusi?
Memiliki kepekaan terhadap Apakah Anda belajar sambil
c
musik mendengarkan musik?
Apakah Anda tidak dapat
Mudah terganggu dengan
d berkonsentrasi belajar jika suasana
keributan
ramai?
Apakah Anda merasa malas jika
e Lemah dalam aktivitas visual
disuruh mencatat materi?
Sub Total
x2 x1 x0
Total
3 Gaya belajar kinestetik
Apakah Anda senang jika melakukan
a Belajar dengan aktivitas fisik
praktik?
Peka terhadap ekspresi dan Apakah Anda senang menghafalkan
b
bahasa tubuh materi sambil berjalan?
Berorientasi pada fisik dan Apakah Anda menggunakan jari
c
banyak bergerak sebagai penunjuk saat membaca?
Suka coba-coba dan kurang Apakah Anda suka mengerjakan soal-
d
rapi soal tanpa disuruh terlebih dahulu?
e Lemah dalam aktivitas verbal Apakah Anda berbicara dengan lambat?
Sub Total
x2 x1 x0
Total
C. Keterkaitan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dengan Gaya
Belajar
Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan
seseorang untuk menyelesaikan masalah matematis berdasarkan data dan
informasi yang diketahui dengan menggunakan konsep matematika yang telah
dimilikinya. Siswa terlatih dengan pemecahan masalah akan terampil dalam
menyeleksi informasi yang relevan, menganalisis, dan mengevaluasi hasilnya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah adalah dengan menciptakan suasana belajar yang cocok
dengan jenis gaya belajar siswa (Visual, Auditorial, ataupun Kinestetik),
sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Pada
dasarnya setiap siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Dari hal
tersebut, akan berdampak pada keragaman siswa dalam kemampuan
pemecahana masalah matematisnya. Dalam hal inilah guru harus memahami
siswanya dalam penyampaian materi pembelajaran. dengan memperhatikan
perbedaan gaya belajar, siswa kemungkinan akan mampu meningkatkan
konsentrasi, sehingga kecenderungannya kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa akan meningkat. Taraf kecerdasan dan pemecahan masalah
salah satunya disebabkan oleh adanya perbedaan gaya belajar yang dimiliki
oleh setiap siswa.