Jsasi2010 16 4 3 Salmon
Jsasi2010 16 4 3 Salmon
16
Jurnal Sasi Vol. 16 No. 4 Bulan Oktober – Desember 2010
ABSTRACT
menurut undang-undang (wetmatig) atau tersebut tidak mempunyai arti apa-apa. Oleh
tepat secara fungsional (efektif) atau sebab itu eksistensi pengadilan administrasi
berfungsi secara efisien. Sedangkan negara (PTUN) sesuatu yang wajib, dengan
Sjachran Basah (1985 : 25) secara maksud selain sebagai sarana kontrol yuridis
gamblang mengemukakan bahwa tujuan terhadap pelaksana administrasi negara juga
pengadilan administrasi negara (PTUN) sebagai suatu bentuk atau wadah
ialah memberikan pengayoman hukum dan perlindungan hukum bagi masyarakat karena
kepastian hukum, tidak hanya untuk rakyat dari segi kedudukan hukumnya berada pada
semata-mata melainkan juga bagi posisi yang lemah.
administrasi negara dalam arti menjaga dan Berkenaan dengan konsep
memelihara keseimbangan kepentingan perlindungan hukum bagi masyarakat di
masyarakat dengan kepentingan individu. Indonesia, sesungguhnya beranjak dari
Untuk administasi negara akan terjaga makna Pancasila yang berarti kekeluargaan
ketertiban, ketentraman dan keamanan atau gotong royong, menurut Philipus M.
dalam melaksanakan tugas-tugasnya demi Hadjon (1993 : 85-89) asas berdasarkan jiwa
terwujudnya pemerintahan yang kuat bersih kekeluargaan ini dapat disebut pula sebagai
dan berwibawa dalam negara hukum asas kerukunan. Asas kerukunan tersebut
berdasarkan Pancasila. melandasi hubungan antara pemerintah
Dengan demikian lembaga dengan rakyat, serta antara organ kekuasaan
pengadilan administrasi negara (PTUN) negara yang satu dengan lainnya yang
adalah sebagai salah satu badan peradilan melahirkan hubungan fungsional
yang melaksanakan kekuasaan kehakiman, proporsional antara kekuasaan-kekuasaan
merupakan kekuasaan yang merdeka yang negara.
berada di bawah Mahkamah Agung dalam Atas dasar keserasian hubungan
rangka menyelenggarakan peradilan guna berdasarkan asas kerukunan, maka sedapat
menegakkan hukum dan keadilan. mungkin penyelesaian sengketa dilakukan
Penegakan hukum dan keadilan ini melalui cara musyawarah dan peradilan
merupakan bagian dari perlindungan hukum merupakan sarana terakhir. Hal itu karena
bagi rakyat atas perbuatan hukum publik musyawarah sebagai cerminan perlindungan
oleh pejabat administrasi negara yang hukum preventif berupa pemberian
melanggar hukum. kesempatan kepada rakyat untuk
Berdasarkan hal tersebut, maka mengajukan keberatan atau pendapatnya
peradilan administrasi negara (PTUN) sebelum pemerintah memberikan keputusan
diadakan dalam rangka memberikan yang definitif. Musyawarah sangat besar
perlindungan (berdasarkan keadilan, artinya ditinjau dari perbuatan pemerintahan
kebenaran dan ketertiban dan kepastian yang didasarkan pada kebebasan bertindak
hukum) kepada rakyat pencari keadilan karena pemerintah akan terdorong untuk
(justiciabelen) yang merasa dirinya mengambil sikap hati-hati, sehingga
dirugikan akibat suatu perbuatan hukum sengketa yang kemungkinan dapat terjadi
publik oleh pejabat administrasi negara, dapat dicegah.
melalui pemeriksaan, pemutusan dan Sengketa yang dimaksud adalah
penyelesaian sengketa dalam bidang berdasarkan Pasal 1 butir 4 UU No.5 Tahun
administrasi negara. 1986 Jo UU No. 9 Tahun 2004, yang
Dengan demikian, dapat dikatakan menyebutkan bahwa :
bahwa meskipun segala bentuk tindakan “ Sengketa tata usaha negara (sengketa
pejabat administrasi negara telah diatur administrasi negara) adalah sengketa
dalam norma-norma hukum administrasi yang timbul dalam bidang tata usaha
negara akan tetapi bila tidak ada lembaga negara (administrasi negara) antara orang
penegak hukum dari hukum administrasi atau badan hukum perdata dengan badan
negara itu sendiri, maka norma-norma atau pejabat tata usaha negara (pejabat
H.Salmon, eksistensi Peradilan Tata Usaha Negara…………. 20
Jurnal Sasi Vol. 16 No. 4 Bulan Oktober – Desember 2010
minggu atau lebih, padahal seandainya para negara, yaitu apabila hakim pengadilan
pihak siap segalanya bisa saja dalam satu administrasi negara (PTUN) tidak dapat
minggu dua atau tiga acara persidangan menemukan peraturan dalam undang-
sekaligus. Bila para pihak yang bersengketa undang, maka ia harus mengambil
ada itikad baik mematuhi asas cepat dan keputusan berdasarkan hukum tidak tertulis
sederhana dalam persidangan, tidak akan yang dalam hukum administrasi negara
ada lagi alasan bersengketa melalui dikenal dengan asas-asas umum
peradilan administrasi negara (PTUN) pemerintahan yang baik. Asas-asas ini
terlalu lama, apalagi semenjak adanya menurut penulis bisa ditemukan dalam
pembatasan Kasasi terhadap sengketa Pancasila, UUD 1945, dan kebiasaan dalam
administrasi negara berupa keputusan pemerintahan (konvensi).
pejabat daerah yang jangkauan Adanya perlindungan hukum bagi
keputusannya belaku di wilayah daerah yang masyarakat terhadap perbuatan hukum
bersangkutan sesuai Pasal 45 A ayat (2) publik pejabat administrasi yang melanggar
Huruf C UU No. 5 Tahun 2004 tentang hukum dikaitkan dengan keberadaan
Mahkamah Agung. Berdasarkan pengadilan administrasi negara (PTUN)
permasalahan tersebut menurut penulis, sebagai lembaga penegak hukum dan
perlu dibuat suatu klausul tertentu dalam keadilan, menurut hemat penulis keadaan
suatu ketentuan hukum acara (dalam revisi seperti ini sebagai wujud dari suatu
UU No. 5 Tahun 1986 Jo UU No. 9 Tahun pemerintahan yang baik dan berwibawa.
2004 nantinya) yang memberi kewenangan Penyelenggaraan pemerintahan yang baik
hakim untuk melanjutkan jalannya secara teoritis dikenal dengan apa yang
persidangan apabila menurutnya salah satu disebut good governance. Menurut Adnan
pihak/ para pihak dianggap memperlambat Buyung Nasution (1998), konsep good
jalannya proses persidangan, dengan governance mengacu pada pengelolaan
demikian untuk kelancaran/ cepatnya sistem pemerintahan yang menempatkan
penyelesaian perkara hakim yang transparansi, kontrol, dan accountability
bersangkutan apabila mengambil sikap/ yang dijadikan sebagai nilai-nilai yang
keputusan berdasarkan asas cepat dan sentral. Dalam implementasi good
sederhana dalam persidangan tidak governance ini hukum harus menjadi dasar,
melanggar hukum acara yang ada. acuan, dan rambu-rambu bagi penerapan
Dengan adanya keterbatasan hukum konsep tersebut. Artinya, perlu suatu upaya
formil peradilan administrasi negara bagaimana rule of law itu sendiri di dalam
(PTUN), tidak berarti pula bahwa para menentukan suatu good governance. Hal
penegak hukum harus mengabaikan atau inipun diakui oleh B. Arief Sidharta
meremehkan kesadaran-hukum mereka (1999), bahwa good governance hanya
sendiri. Hal ini pun berdasarkan suatu teori mungkin terwujud dalam negara hukum
yang mengira dapat hidup tanpa perasaan- yang di dalam penyelenggaraan kehidupan
hukum (rechtsgevoel) tiap-tiap individu bermasyarakat dan negara berlaku supremasi
terutama penegak hukum, tak mungkin akan hukum.
mampu memberi tafsiran yang tepat tentang Sebagaimana sudah banyak
hukum, dan apabila teori serupa itu diketahui, konsep good governance berakar
diterapkan dalam bidang peradilan yang pada suatu gagasan adanya saling
bebas, sering akan menyebabkan diambilnya ketergantungan (interdependence) dan
keputusan-keputusan yang tidak adil, juga interaksi dari bermacam-macam sektor
bertentangan dengan tujuan hukum, sebab kelembagaan di semua level di dalam negara
tujuan hukum adalah pada asasnya terutama lembaga legislatif, eksekutif, dan
menegakkan KEADILAN. yudikatif. Berkenaan dengan kontrol yuridis
Untuk merealisasikan keadilan oleh lembaga yudikatif terhadap lembaga
dalam penegakan hukum administrasi eksekutif pelaksanaan good governance
H.Salmon, eksistensi Peradilan Tata Usaha Negara…………. 24
Jurnal Sasi Vol. 16 No. 4 Bulan Oktober – Desember 2010
diharapkan dapat terealisasi dengan baik. fungsional dari pemerintahan yang efektif
Kontrol yuridis oleh lembaga yudikatif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya
dalam hal pemerintah melaksanakan fungsi untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
administrasi negaranya dilaksanakan oleh Selain itupun beliau memaknai governance
peradilan administrasi negara (PTUN). sebagai institusi yang terdiri dari tiga
Maksudnya adalah peradilan administrasi domain, yaitu state (negara atau
negara (PTUN) menjadi salah satu pemerintahan), private sector (sektor swasta
komponen dalam suatu sistem yang atau dunia usaha), dan society (masyarakat).
menentukan terwujudnya good governance. Dengan demikian ketiga domain ini dalam
Penulis melihat adanya keterkaitan upaya mewujudkan good governance saling
yang erat antara konsep good governance berinteraksi dan terkoordinasi serta dapat
dengan konsep keberadaan pengadilan menjalankan peran dan fungsinya masing-
administrasi negara (PTUN). Keterkaitan ini masing dengan baik.
dapat diketahui dengan memahami prinsip- Beranjak dari ketiga domain
prinsip utama dari good governance itu tersebut, sektor negara atau pemerintah
sendiri dan fungsi utama dari pengadilan dalam arti luas merupakan sektor yang
administrasi negara (PTUN). Meskipun sangat kuat, lain dengan sektor swasta dan
unsur-unsur dari good governance banyak masyarakat yang posisinya lebih lemah
yang masih memberikan kriteria masing- karena segala kebijakan ditentukan oleh
masing, tetapi pada intinya ada lima prinsip sektor negara tersebut. Oleh karena itu,
utama dalam good governance, yaitu sektor swasta dan masyarakat ini mendapat
akuntabilitas (accountability), transparansi perlindungan hukum dari pengadilan
(transparancy), keterbukaan (openess), administrasi negara (PTUN) apabila ada
penegakan hukum (rule of law), dan jaminan perbuatan hukum publik dari pejabat
fairness atau a level playing field (perlakuan administrasi yang merugikan hak-haknya.
yang adil atau perlakuan kesetaraan). Prinsip Perlindungan hukum ini disebutkan dalam
terakhir ini sering disebut dengan Pasal 53 ayat (1) Undang-undang Nomor 9
perlindungan terhadap hak asasi manusia. Tahun 2004 yang menyatakan bahwa :
Apabila konsep good governance “ Orang atau badan hukum perdata yang
disambung-hubungkan dengan konsep merasa kepentingannya dirugikan oleh
supremasi hukum dan konsep pemerintahan suatu keputusan tata usaha negara dapat
yang baik dan bersih dalam hukum mengajukan gugatan tertulis kepada
administrasi negara secara normatif, maka pengadilan yang berwenang yang berisi
akan ditemukan persamaannya dengan agar keputusan tata usaha negara yang
konsep rechtmatigheid van bestuur yang disengketakan itu dinyatakan batal atau
dimaknakan sebagai “asas keabsahan dalam tidak sah, dengan atau tanpa disertai
pemerintahan” atau asas menurut hukum. tuntutan ganti rugi dan/ atau
Jika perbuatan hukum publik oleh pejabat direhabilitasi.”
administrasi itu onrechtmatigheid, maka Berdasarkan ketentuan tersebut,
perbuatan pejabat administrasi tersebut telah terlihat adanya unsur penegakan hukum dan
“melanggar hukum”. perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia
Makna good dalam good governance dalam undang-undang peradilan
disini menurut Sjahruddin Rasul (2000 : administrasi negara (PTUN) ini. Hal ini
121) mengandung dua pengertian; pertama, sesuai dengan prinsip ke-4 dan ke-5 dari
nilai-nilai yang menjunjung tinggi lima prinsip good governance, sedangkan
keinginan/kehendak rakyat dan nilai-nilai prinsip akuntabilitas, transparansi dan
yang dapat meningkatkan kemampuan keterbukaan juga merupakan unsur penting
rakyat dalam pencapaian tujuan (nasional) dalam hal penyelenggaraan pemerintahan.
kemandirian, pembangunan berkelanjutan Menurut Sjahruddin Rasul (2000:
dan keadilan sosial; kedua, aspek-aspek 135-136), akuntabilitas merupakan suatu
H.Salmon, eksistensi Peradilan Tata Usaha Negara…………. 25
Jurnal Sasi Vol. 16 No. 4 Bulan Oktober – Desember 2010