Anda di halaman 1dari 7

PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK ANAK USIA DINI

Sri Wahyuni D.1), Nurhakiki2), Anggraeni Womal3)


1,2,3,)
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Sastra, Universitas Muslim Indonesia
JalanUripSumoharjo KM 5, Makassar
Email: sridarsis@gmail.com

Abstrak: Pendidikan anak usia dini merupakan bentuk pendidikan yang fundamental
dalam kehidupan seorang anak dan pendidikan pada masa ini sangat menentukan
keberlangsungan anak itu sendiri juga bagi suatu bangsa. Pendidikan karakter merupakan
tahapan penting bagi perkembangan seorang anak, bahkan suatu hal yang fundamental bagi
kesuksesan perkembangan pembentukan karakter selanjutnya. Oleh karena itu, seorang
guru tidak boleh mengabaikan kehadiran anak usia dini demi kepentingan masa depan bagi
generasi penerus. Seorang guru dituntut untuk memahami karakteristik anak usia dini, arti
pentingnya belajar bagi anak usia dini, tujuan belajar bagi anak usia dini, dan kegiatan
belajar bagi anak usia dini. Pembentukan karakter anak usia dini bisa dilakukan memalui
kegiatan rutin, kegiatan terprogram, kegiatan spontan, dan keteladanan. Pendidikan
karekater direncanakan secara matang oleh stakeholders, sebagai think-thank, baik para
pakar karakter (akhlak), tokoh masyarakat, kepala sekolah, guru-guru, dan orang tua murid.
Pendidikan karakter ini harus memperhatikan nilai-nilai secara holistik dan universal.
Keberhasilan pendidikan karakter dengan keluaran menghasilkan peserta didik yang
memiliki moral luhur dan dinamis sehingga menghasilkan warga negara yang baik.

Kata kunci: Pendidikan karakter, anak usia dini

PENDAHULUAN sejak munculnya peradaban manusia hingga


Pendidikan karakter merupakan sekarang keluarga paling berpengaruh pada
bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya perkembangan budi pekerti seorang
terdapat suatu tindakan yang mendidik manusia, kemudian keberadaan sekolah
diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. yang memiliki peran penting bagi
Tujuan pendidikan karakter adalah untuk penanaman karakter pada anak, terlebih
membentuk penyempurnaan diri individu untuk AUD harus disetting aturan,
secara terus-menerus dan melatih kebijakan, dan program yang disesuaikan
kemampuan diri demi menuju ke arah dengan tumbuh kembang anak, kebutuhan
hidup yang lebih baik. (Wikipedia) anak, daan permasalahan-permasalahan
Suyanto (2009) mendefinisikan yang dihadapi anak.
pendidikan karakter sebagai cara berpikir Pendidikan anak usia dini (PAUD)
dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap sangat penting dilaksanakan sebagai dasar
individu untuk hidup dan bekerja sama, bagi pembentukan kepribadian manusia
baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, secara utuh, yaitu untuk pembentukan
bangsa, maupun negara. karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria,
Pendidikan karakter adalah tanggung terampil, dn bertakwa kepada Tuhan Yang
jawab bersama antara keluarga, sekolah, Maha Esa. Pendidikan anak usia dini dapat
dan masyarakat. Menurut Ki Hajar dimulai dari rumah atau dalam pendidikan
Dewantara, keluarga adalah pusat keluarga, karena anak mulai berinteraksi
pendidikan yang pertama dan terpenting, dengan orang lain pertama kali terjadi
dalam lingkungan keuarga. Pendidikan moral, karena bukan sekadar mengajarkan
karakter sebaiknya diterapkan sejak anak mana yang benar dan yang salah, tetapi
usia dini karena pada usia dini terbukti lebih dari itu karena pendidikan karakter
sangat menentukan kemampuan anak dalam menanamkan kebiasaan tentang hal yang
mengembangkan potensinya. Sedangkan baik sehingga anak-anak menjadi paham
sekolah adalah suatu lembaga yang tentang mana yang benar dan salah, serta
bertanggung jawab terhadap pembentukan mampu merasakan nilai yang baik dan mau
karakter, karena kontribusi dan peran guru dan mampu melaksanakannya.
disini sanat dominan. Pendidikan sendiri merupakan
Tujuan utama pendidikan adalah terjemahan dari education, yang kata
menghasilkan kepribadian manusia yang dasarnya educate atau bahasa latinya educo.
matang secara intelektual, emosional, dan Educo berarti mengembangkan dari dalam,
spiritual. Sekolah sebagai lemabaga mendidik, melaksanakan hukum kegunaan.
memiliki tanggung jawab moral untuk Sedangkan menurut kamus besar Bahasa
mendidik anak menjadi pintar dan cerdas Indonesia pendidikan adalah proses
sesuai dengan harapan orang tua dan pengubahan sikap dan tata laku seseorang
masyarakat. Peran guru sangat strategis atau kelompok orang dalam usaha
dalam pembentukan pribadi anak karena mendewasakan manusia melalui upaya
tugas guru tidak hanya mengajar tetapi juga pengajaran dan pelatihan, proses, cara,
mendidik. perbuatan mendidik.
Pembentukan perilaku moral anak Jadi, pendidikan dapat diartikan
dilakukan melalui pendidikan dalam sebagai proses pengembangan diri
keluarga, pembelajaran di masyarakat, seseorang melalui upaya pengajaran,
pembibmbingan baik di keluarga maupun bimbingan dan pelatihan sehingga
masyarakat, serta pendisiplinan anak mulai menjadikan sesorang menjadi lebih dewasa.
dari lingkungan keluarga. Pembentukan Dewasa di sini bukan diartikan dari segi
karakter dapat dilakukan melalui fisik, melainkan lebih pada sikap dan tata
pendidikan budi pekerti yaitu melibatkan laku. Sedangkan kata karakter berasal dari
aspek pengetahuan, perasaan, dan tindakan. bahasa Yunani, charassein yang berarti
Pendidikan karakter akan lebih efektif memahat.
apaila melewati tiga tahap tersebut. Dalam kamus Poerwadaminta,
karakter diartikan sebagai tabiat, watak,
PEMBAHASAN sifat-sifat kejiwaan, akhlak dan budi pekerti
Konsep Pendidikan Karakter yang membedakan seseorang dengan orang
Pendidikan karakter terdiri dari dua lain. Sedangkan menurut Kamus Bahasa
kata, yaitu pendidikan dan karakter. Kedua Indonesia karakter diartikan sebagai watak,
kata ini mempunyai makna sendiri-sendiri. tabiat, pembawaan, kebiasaan.
Pendidikan lebih merujuk pada kata kerja, Pendapat lain menyebutkan bahwa
sedangkan karakter lebih pada sifatnya. karakter berarti to mark (menandai) dan
Artinya, melalui proses pendidikan tersebut memfokuskan, bagaimana mengaplikasikan
nantinya dapat dihasilkan sebuah karakter nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
yang baik. tingkah laku. Dalam konteks ini, karakter
Pendidikan karakter mempunyai erat kaitanya dengan personality, atau
makna yang lebuh tinggi dari pendidikan kepribadian sesorang. Adapula yang
mengartikanya sebagai identitas diri bangsa yang bermartabat dalam rangka
seseorang. mencerdaskan kehidupan bangsa. Berkaitan
Karakter adalah sesuatu yang dengan itu, menurut Zubaedi ada beberapa
diperlihatkan dalam pada hati, sehingga fungsi diadakannya pendidikan karakter,
menjadi tanda yang khas, karakter mengacu antara lain:
pada moralitas dalam kehidupan sehari- 1. Pembentukan dan Pengembangan
hari. Karakter bukan merupakan gejala Potensi Pendidikan karakter berfungsi
sesaat, melainkan tindakan yang konsisten membentuk dan mengembangkan
muncul baik secara batiniah dan rohaniah. potensi-potensi peserta didik agar
Karakter semacam ini disebut moral atau berpikiran baik, berhati baik, dan
identitas moral. Karakter mengacu pada berperilaku baik sesuai dengan falsafah
kebiasaan berpikir, berperasaan, bersikap, hidup Pancasila. Oleh karenanya, dalam
berbuat yang member bentuk tekstur dan konteks ini pendidikan harus mampu
motivasi kehidupan seseorang. Karakter memberikan keleluasaan kepada peserta
bersifat jangka panjang dan konstan, didik untuk dapat mengembangkan
berkaitan erat dengan pola tingkah laku, potensi maupun bakat yang dimilikinya
dan kecenderungan pribadi seseorang untuk sesuai dengan norma-norma yang ada.
berbuat sesuatu yang baik. 2. Perbaikan dan Penguatan Pendidikan
Karakter selalu mengacu pada karakter berfungsi memperbaiki
kebaikan yang terdiri dari tiga bagian yaitu karakter peserta didik yang bersifat
menegetahui yang baik, menginginkan yang negatif dan memperkuat peran keluarga,
baik, dan melakukan yang baik. Ketiga satuan pendidikan, masyarakat, dan
kebiasaan ini didasarkan pada personal pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan
yaitu totalitas ide, aspirasi, sikap yang bertanggung jawab dalam
terdapat pada individu dan telah pengembangan potensi manusia atau
mengkristal di dalam pikiran dan tindakan warga negara menuju bangsa yang
(Tan Giok Lie, 2007). berkarakter, maju, mandiri, dan
Menurut Suryantono (2009) ada 9 sejahtera.
pilar karakter yang berasal dar nilai-nilai 3. Penyaring Pendidikan karakter bangsa
luhur universal, yaitu: (1) Karakter cinta berfungsi memilah nilai-nilai budaya
Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, (2) bangsa sendiri dan menyaring nilai-nilai
kemandirian dan tanggungjawab, (3) budaya bangsa lain yang positif untuk
kejujuran/amanah, deplomatis, (4) hormat menjadi karakter manusia dan warga
dan santun, (5) dermawan, suka tolong- negara Indonesia yang bermartabat.
menolong dan gotong-royong/kerjasama,
(6) percaya diri dan pekerja keras, (7) Karakter untuk Anak Usia Dini
kepemimpinan dan keadilan, (8) baik dan Karakter apa saja yang perlu
rendah hati, (9) toleransi, kedamaian, dan dikembangkan dalam diri anak usia dini?
kesatuan. Negara memiliki kepentingan dalam
Selanjutnya, secara umum fungsi menentukan karakter, khususnya yang
pendidikan karakter sesuai dengan fungsi terkait dengan ideologi, nasionalisme,
pendidikan nasional. Pendidikan karakter hukum, dan kewarganegaraan yang dikenal
dimaksudkan untuk mengembangkan sebagai karakter bangsa. Karakter bangsa
kemampuan dan membentuk watak serta
ini dikenalkan sejak anak usia dini dengan Slamet Suyantono (2005)
cara-cara yang sederhana. mengatakan bahawa pendidikan anak usia
Misalnya, anak diajak membuat dini sebagai suatu upaya pembinaan yang
bendera merah putih dari kertas lalu guru ditujukan kepada anak usia dini melalui
bercerita tentang arti bendera negara merah pemberian rangsangan pendidikan untuk
putih. Di samping itu, anak juga dikenalkan membantu pertumbuhan dan perkembangan
dengan nilai-nilai yang bersifat universal jasmani dan rohani agar anak memiliki
yang diterima di seluruh masyarakat kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar
Indonesia bahkan dunia, Seperti hormat, dan kehidupan tahap selanjutnya. Sedang
jujur, murah hati, tekun, memiliki prinsip-prinsip dalm proses belajar antara
integritas, perhatian, toleran, kerjasama, lain : Appropriate yaitu pembelajaran yang
kerja keras, sabar, tanggung jawab, dan disesuaikan dengan tumbuh kembang jiwa
dapat dipercaya. anak, esensi bermain, holistik atau
Kini pendidikan anak usia dini menyeluruh, terpadu atau integrated,
menghadapi banyak nilai yang diusulkan bermakna, long life skill dan fleksibel.
oleh berbagai pihak agar masuk dalam Bagaimana mengembangkan
kurikulum PAUD, seperti aturan lalu lintas, karakter pada anak usia dini?
pendidikan anti korupsi, pendidikan Pengembangan karakter untuk anak
kelautan, pendidikan lingkungan hidup, dan usiadini dilakukan melalui pembiasaan dan
pendidikan pembangunan berkelanjutan. melalui kegiatan inti. Pengenalan melalui
pembiasaan dilakukan melalui kegiatan
Pengembangan Karakter dalam PAUD keseharian, seperti mencuci tangan dan
Pendidikan anak usia dini berdoa sebelum dan sesudah makan,
merupakan bentuk pendidikan yang bercermin dan merias diri, menyisir rambut,
fundamental dalam kehidupan seorang anak dan menata baju, membersihkan dan
dan pendidikan pada masa ini sangat menata kelas sebelum pulang, berkebun,
menentukan keberlangsungan anak itu menanam pohon, dan merawat binatang.
sendiri juga bagi suatu bangsa. Pendidikan Pengenalan melalui kegiatan inti
karakter merupakan tahapan penting bagi dilakukan melalui kegiatan yang
perkembangan seorang anak, bahkan suatu menyenangkan, bermain, simulasi, dan
hal yang fundamental bagi kesuksesan kreasi sesuai capaian perkembangan dan
perkembangan pembentukan karakter tema. Sebagai contoh, tema “Hari
selanjutnya. Oleh karena itu, seorang guru Pahlawan” digunakan untuk
tidak boleh mengabaikan kehadiran anak mengembangkan sifat kepahlawanan anak-
usia dini demi kepentingan masa depan anak. Tema “Hari Kartini” dapat digunakan
bagi generasi penerus. Seorang guru untuk mengembangkan sikap emansipasi
dituntut untuk memahami karakteristik wanita dan semangat kaum wanita untuk
anak usia dini, arti pentingnya belajar bagi sekolah setinggi mungkin. Kenyataannya
anak usia dini, tujuan belajar bagi anak usia masih banyak guru yang mengajarkan
dini, dan kegiatan belajar bagi anak usia karakter dengan cara berbicara dan
dini. Pembentukan karakter anak usia dini mengajak anak berdiskusi. Hamilton (2009)
bias dilakukan memalui kegiatan rutin, menyindir kebiasaan guru yang banyak
kegiatan terprogram, kegiatan spontan, dan bicara dan menyuruh siswa berdiskusi di
keteladanan. dalam pendidikan karakter yang tidak
cocok untuk anak usia dini. Ia mengatakan: hasil baru dari sesuatu yang telah
“Three-to-eight-year-old childrenwill be no dimiliki.
more ready to discusscharacter education f. Mandiri, Sikap dan perilaku yang tidak
after yourteacher-talk. Did they learn mudah tergantung pada oranglain dalam
towalk, to talk, and to feedthemselves by menyelesaikan tugas-tugas.
discussing it withtheir parents? No. In spite g. Demokratis, yaitu cara berpikir,
of that,character education lesson plans bersikap dan bertindak yang menilai
urge the teacher to discuss – and discuss – samahak dan kewajiban dirinya dan
and discuss.” orang lain.
h. Ingin tahu, Sikap dan tindakan yang
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter selalu berupaya untuk mengetahui lebih
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam mendalam dan meluas dari apa yang
pendidikan karakter harus bersumber dari dipelajarinya, dilihat dan didengar.
agama, Pancasila, budaya dan tujuan i. Nilai kebangsaan, yaitu cara berpikir,
pendidikan nasional Indonesia. Berdasarkan bertindak, dan wawasan
keempat sumber nilai itu, teridentifikasi yangmenempatkan kepentingan bangsa
sejumlah nilai untuk pendidikan budaya dan dan negara di atas kepentingan diridan
karakter bangsa sebagai berikut ini. kelompoknya.
a. Religius, yaitu pikiran, perkataan, dan j. Nasionalis, yaitu cara berpikir, bersikap,
tindakan seseorang yang diupayakan dan berbuat yang menunjukkan
selalu berdasarkan pada nilai-nilai kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
ketuhanan dan/atau ajaran agamanya. yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
b. Jujur, yaitu perilaku yang didasarkan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
pada upaya menjadikan dirinya politik bangsanya.
sebagaiorang yang selalu dapat k. Menghargai karya dan prestasi orang
dipercaya dalam perkataan, tindakan, lain, Sikap dan tindakan yang
danpekerjaan, baik terhadap diri dan mendorong dirinya untuk menghasilkan
pihak lain. Toleransi, yaitu sikap dan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
tindakan yang menghargai perbedaan dan mempunyai sikap mengakui dan
agama,suku, etnis, pendapat, sikap, dan menghormati keberhasilan orang lain.
tindakan orang lain yang berbeda l. Bersahabat atau komunikatif, Tindakan
daridirinya. yang memperlihatkan rasa senang
c. Disiplin, yaitu tindakan yang berbicara, bergaul, dan bekerja sama
menunjukkan perilaku tertib dan patuh dengan orang lain.
pada berbagai ketentuan dan peraturan. m. Cinta Damai, Sikap, perkataan, dan
d. Kerja keras, yaitu perilaku yang tindakan yang menyebabkan orang lain
menunjukkan upaya sungguh- merasa senang dan aman atas kehadiran
sungguhdalam mengatasi berbagai dirinya.
hambatan guna menyelesaikan n. Gemar Membaca, Kebiasaan
tugas(belajar/pekerjaan) dengan sebaik- menyediakan waktu untuk membaca
baiknya. berbagai bacaan yang memberikan
e. Kreatif, yaitu berpikir dan melakukan kebajikan bagi dirinya.
sesuatu untuk menghasilkan cara atau o. Peduli Lingkungan, Sikap dan tindakan
yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada `lingkungan alam di pertama membutuhkan bahan ajar yang
sekitarnya, dan mengembangkan upaya- dapat mengajarkan nilai-nilai
upaya untuk memperbaiki kerusakan perkembangan kepribadian kepada peserta
alam yang sudah terjadi. didik. Nilai-nilai perkembangan dalam
p. Peduli sosial, Sikap dan tindakan yang pembelajaran tersebut terkumpul dalam
selalu ingin memberi bantuan pada suatu wadah yang disebut pendidikan
orang lain dan masyarakat yang karakter.
membutuhkan. Selanjutnya, pendidikan karakter
q. Tanggung-jawab, Sikap dan perilaku untuk usia dini disesuaikan dengan
seseorang untuk melaksanakan perkembangan moral pada anak. Menurut
r. tugas dan kewajibannya, yang Piaget (1965), perkembangan moral
seharusnya dia lakukan, terhadap diri meliputi tiga tahap, yaitu (1) premoral, (2)
sendiri, masyarakat, lingkungan moral realism, dan (3) moralrelativism.
(alam,sosial dan budaya), negara dan Sementara, Kolhberg (1989) menyatakan
Tuhan Yang Maha Esa. bahwa perkembangan moral mencakup (1)
preconventional, (2) conventional, dan (3)
Pendidikan Karakter untuk Anak Usia postconventional. Esensi kedua teori
Dini tersebut sama, yaitu pada tahap awal anak
Istilah pendidikan berasal dari kata belum mengenal aturan, moral, etika, dan
paedagogi, dalam bahasa Yunani pae susila. Kemudian, berkembang menjadi
artinya anak dan ego artinya aku individu yang mengenal aturan, moral,
membimbing anak, sedang tugas etika, susila dan bertindak sesuai aturan
pembimbing adalah membimbing anak agar tersebut. Pada akhirnya, moral, aturan, etika
menjadi dewasa. Pendidikan karekater dan susila ada dalam diri setiap anak di
dierencanakan secra matang oleh mana perilaku ditentukan oleh
stakeholders, sebagai think-thank, baik para pertimbangan moral dalam dirinya bukan
pakar karakter (akhlak), tokoh masyarakat, oleh aturan atau oleh keberadaan orang lain;
kepala sekolah, guru-guru, dan orang tua meskipun tidak ada orang lain, ia malu
murid. Pendidikan karakter ini harus melakukan hal-hal yang tidak etis, asusila,
memperhatikan nilai-nilai secara holistik dan amoral.
dan universal. Keberhasilan pendidikan Jadi, untuk anak Kelompok Bermain
karakter dengan keluaran menghasilkan dan TK, perkembangan moral anak
peserta didik yang memiliki moral luhur umumnya pada tahap premoral dan
dan dinamis sehingga menghasilkan warga moralrealism. Pada tahap ini ada banyak
negara yang baik (good ziticen). aturan, etika, dan norma yang anak tidak
Menurut Kemendiknas (dalam tahu dan anak belum bisa memahaminya.
Mansyur, 2016) muatan pendidikan Untuk itu pendidikan karakter di TK baru
karakter di sekolah dimanifestasikan dalam dalam tahap pengenalan dan pembiasaan
pembelajaran menggunakan bahan ajar. berperilaku sesuai norma, etika, dan aturan
Bahan ajar merupakan bahan atau materi yang ada.
pembelajaran yang disusun secara Dalam usaha mentransfer karakter
sistematis yang digunakan guru dan siswa (watak) dapat digunakan pendekatan dan
dalam kegiatan belajar mengajar. Bahan metode pembelajaran yang sesuai dengan
ajar untuk peserta didik tingkat menengah tumbuh kembang jiawa anak. Menurut
Habibah (2007:1) dalam sosialisasi membentuk dan mengembangkan potensi-
pendidikan moral dapat digunakan potensi peserta didik agar berpikiran baik,
pendekatan indoktrinisasi, klasifikasi nilai, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai
keteladanan, dan perilaku guru. Keempat dengan falsafah hidup Pancasila. Oleh
pendekatan tersebut diharapkan sesuai karenanya, dalam konteks ini pendidikan
dengan situasi kondisi serta dilakukan harus mampu memberikan keleluasaan
secara holistik sehingga tidak akan terjadi kepada peserta didik untuk dapat
tumpang tindih. Pendekatan di atas juga mengembangkan potensi maupun bakat
diharapkan guru harus memiliki yang dimilikinya sesuai dengan norma-
kemampuan untuk mengimplementasikan norma yang ada.
psikologi pendidikan sehingga kelas Pendidikan karakter pada anak usia
kondusif untuk pembelajaran moral. dini diberikan merupakan salah satu
artenatif solusi penyelesaian untuk
KESIMPULAN mengantisipasi kenakalan anak, kekerasan
Pendidikan karakter dikatakan terhadap teman, pembalakan. Dengan
berhasil apabila guru memberikan stimulus tersosialisasikan pendidikan karakter
agar anak didik memberi respon sesuai diharapkan peserta didik dapat memahami,
dengan keinginan pendidik dan dengana menganalisis, menjawab masalah-masalah
danya stimulus tersebut mampu yang dihadapi bangsa, dan dapat
merangsang respon anak didik untuk membangun kehidupan budi pekerti luhur
bertindak sesuai dengan yang diharapkan dan moral bangsa secara berkesinam-
oleh pendidik sesuai dengan kondisi belajar bungan, konsisten yag bersumber pada
yang kondusif. nilai-nilai budi pekerti dan karakter bangsa
Pembentukan dan Pengembangan sehingga cita-cita bangsa dan tujuan
Potensi Pendidikan karakter berfungsi nasional pendidikan bisa tercapai.

DAFTAR PUSTAKA
Acetylena, Sita. 2018. Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara.Malang: Madani.
Budi Istanto. 2007. Pentingnya Pendidikan Moral bagi Generasi Penerus. Yogyakarta: FIP
UNY.
Habibah, dkk. 2007. Metode Pengembangan Moral Anak Prasekolah. Makalah.Yogyakarta:
FIP UNY.
http://www.pendidikankarakter.com/membangun-karakter-sejak-pendidikan-anak-usia-dini/
Mansyur, Umar. 2018. Peran Etika Tutur Bahasa Indonesia dalam Pembelajaran di Sekolah.
INA-Rxiv. https:doi.org/10.31227/osf.io/fyr8g
Muhammad, Fadillah & Mualifatu, Lilif. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jurnal
Media Pendidikan.
Sudaryanti. 2018. Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini. Jurnal.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/
Suryanto. 2005. Konsep Dasar Anak Usia Dini . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Susant. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta:
PT Kencana Perdana Media Group.
Mansyur, Umar. 2016. Pemanfaatan Nilai kejujuran dalam Cerpen sebagai Bahan Ajar
Berbasis Pendidikan Karakter. In Mengais Karakter dalam Sastra: HISKI Makassar (pp.
330–339). https://doi.org/10.17605/OSF.IO/Z4T3Y

Anda mungkin juga menyukai