Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320854123

BISNIS BERKELANJUTAN: Integrasi Manajemen Lingkungan dalam


Pengelolaan Usaha

Article · June 2012

CITATIONS READS

0 6,173

1 author:

Tajuddin Bantacut
Bogor Agricultural University
71 PUBLICATIONS   153 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Strengthening Social Economic Development on Local Resources and Benefiting Local Community View project

Zero Input Waste Treatment Systems View project

All content following this page was uploaded by Tajuddin Bantacut on 05 November 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Fokus

BISNIS BERKELANJUTAN:
Integrasi Manajemen Lingkungan
dalam Pengelolaan Usaha

Oleh:
Tajuddin Bantacut, Ph.D
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Pertanian IPB
Staf Pengajar Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis IPB
Peneliti dan Konsultan di Bidang Kebijakan Perencanaan dan Teknologi Industri

32 Volume 17 No 1 JUNI 2012 Agrimedia


Pendahuluan Definisi di atas menterjemahkan konsep PB menjadi
lebih terukur. Bioproduksi mewakili kapasitas
Asal Pembangunan Berkelanjutan, Pembangunan ekosistem dalam menghasilkan sumberdaya alam untuk
Berkelanjutan (PB) atau Sustainable Development kegiatan ekonomi manusia. Laju penguraian adalah
telah menjadi pusat perhatian dunia baik dalam bidang ukuran kemampuan ekosistem dalam menetralkan
keilmuan maupun politik selama lebih dari empat pencemaran. Pengertian ini menggarisbawahi
dekade sejak Konferensi Stockholm 1972. Publikasi kedudukan pertimbangan lingkungan (ekologi) dalam
Our Common Future oleh The World Commission menetapkan tingkat dan volume kegiatan manusia.
on Environment and Development tahun 1987 lebih Kegiatan ekonomi hanya dapat dipertahankan melalui
menegaskan perhatian tersebut. Satu diantara banyak pasokan input yang berkesinambungan. Pencemaran
alasan munculnya isu ini adalah semakin mendalamnya dan kerusakan lingkungan akan berpengaruh negatif
kesadaran manusia terhadap keterbatasan sumberdaya terhadap produksi sumberdaya alam yang berakibat
alam untuk memenuhi kebutuhan manusia yang pada gangguan kesinambungan pasokan input bagi
tanpa batas serta terbatasnya kemampuan alam kegiatan ekonomi manusia.
untuk menetralisir efek samping dari semua kegiatan
manusia. Hubungan kedua sistem tersebut sudah berlangsung
sejak awal peradaban manusia. Pada masa awal,
Pencemaran dan kerusakan sumberdaya hubungan terjadi pada tingkat yang sangat harmonis,
memperlihatkan keterbatasan tersebut dan bila manusia adalah bagian terpadu dari ekosistem.
dilampaui akan menyebabkan kerusakan permanen Sumber daya alam melimpah melebihi kebutuhan
(irreparable damages). Oleh karena itu, kedua dan kemampuan manusia untuk memanfaatkannya.
batas tersebut hendaknya dijadikan kriteria untuk Pergeseran terjadi secara bertahap sehingga laju
mengendalikan aktivitas pembangunan (bisnis) yang ekstraksi melebihi laju bioproduksi dan tingkat
secara terus menerus menggunakan sumberdaya dari polusi melampaui kecepatan penguraian di alam.
dan membuang sisa ke lingkungan. Keseimbangan Fakta menunjukkan bahwa kerusakan alam (misal
terjadi di bawah batas ini untuk mempertahankan kepunahan spesies dan penggundulan hutan) dan
kapasitas alam memperbaiki diri secara mandiri. pencemaran (air dan udara) semakin lama semakin
parah. Inilah indikasi bahwa ketidakseimbangan telah
Dari perspektif lingkungan (ekologi), pengertian terjadi dan menuju ke keadaan yang kritis (katastrop).
berkelanjutan telah didefinisikan sebagai
mempertahankan proses mandiri alami
(self-organizing process) yang membentuk
fondasi lingkungan penopang kegiatan hidup
manusia. Hubungan manusia dan lingkungan
harus terjadi sedemikian rupa sehingga tidak
ada yang dirugikan atau dirusak (Norton,
1992:25; Rees, 1988:277). Dalam perspektif
ekosistem, mempertahankan keseimbangan
berarti menjaga situasi sehingga bioproduksi
melalui fotosintesa sangat dekat dengan
laju penguraian pada nilai konstan (Boyden,
1992:23). Dengan demikian batas kegiatan
manusia adalah penggunaan sumberdaya pada
tingkat yang berkelanjutan dan perubahan
lingkungan sementara (reversible environmental
change). Gambar 1 menunjukkan hubungan
kegiatan manusia (sistem ekonomi) dengan
lingkungan.
sumber gambar : mongabay.co.id

Agrimedia Volume 17 No 1 JUNI 2012 33


Fokus

bagi manusia. Dalam batas ini teori James Lovelock


(1979) dapat diterima yakni the mother of the nature
will take care of any changes in this world melalui
pernyataan life maintains conditions suitable for its
own survival (walaupun teori ini telah dibantah sendiri
oleh Lovelock dengan beberapa bukunya dan yang
terakhir terbit 2010). Perusahaan sebagai bagian pokok
dan penggerak dari sistem ekonomi adalah penentu
kunci sukses dari keberlanjutan. Bisnis harus dibangun
berdasarkan prinsip minimisasi limbah, optimalisasi
ekstraksi (sustainable extraction), dan pemeliharaan/
perbaikan lingkungan.

Bisnis sangat bergantung pada alam baik sebagai


pemasok bahan baku maupun sebagai tempat
Gambar 1. Sistem Ekonomi dan Lingkungan pembuangan sisa (limbah). Oleh karena itu, dari
(dimodifikasi dari Tietenberg, 1996:17) perspektif jangka panjang, keberlanjutan bisnis
Dewasa ini, laju ekstraksi semakin cepat dan sudah dalam membentuk keuntungan akan dibatasi oleh
jauh melampaui kapasitas alam untuk memperbaharui. kemampuan alam dalam memberikan fondasi bagi
Demikian juga dengan pembuangan sisa kegiatan bisnis. Artinya, keberlanjutan bisnis akan terjadi
ekonomis ke lingkungan sudah jauh di atas daya jika didukung oleh keberlanjutan ekosistem sebagai
dukung alam. Dua batas maksimum alam sudah penopang sistem produksi. Dalam perspektif inilah
terlampaui maka proses perusakan akan terjadi secara dimensi bisnis tidak dapat dilepaskan dari elemen
cepat (accelerated destruction) sehingga sewaktu- pembangunan berkelanjutan yakni ekonomi, sosial,
waktu dapat menimbulkan “musibah” kemanusiaan dan lingkungan (Gambar 2).
tanpa peringatan dan tanpa diperkirakan. Alam, pada
saatnya, tidak lagi mampu menyediakan input bagi Bertolak dari komponen pembangunan berkelanjutan
ekonomi manusia sehingga kegiatan (ekstraksi) terhenti maka bisnis diawali dengan memilih kegiatan yang
maka terjadilah apa yang disebut
dengan tragedi kemanusiaan yang
oleh Gerrett Hardin (1968) disebut
sebagai Tragedy of The Common.

Manusia tidak dapat menciptakan


alam sehingga sangat bergantung
pada bumi yang sangat terbatas
ini. Namun, manusia diberi
kemampuan untuk memelihara dan
memperbaiki alam (nature cannot
be created, but it can be recovered
naturally). Oleh karena itu sistem
ekonomi harus menyesuaikan diri
dengan keadaan alam yang sudah
rusak melalui pembatasan ekstraksi,
pembuangan sisa dan perbaikan
kerusakan. Jika hal ini dilakukan
maka alam akan memperbaiki diri
dan menyediakan kenyamanan baru foto: valkauts.wordpress.com

34 Volume 17 No 1 JUNI 2012 Agrimedia


Bisnis, terutama yang memanfaatkan sumberdaya
alam, merupakan kegiatan yang banyak berhubungan
dengan lingkungan. Perencanaan bisnis harus
mempertimbangkan aspek lingkungan sejak ide
bisnis itu muncul. Pertanyaan sederhana seperti
apakah bisnis ini merusak lingkungan? Jika Ya, maka
pertanyaaan berikutnya adalah apakah kerusakan
itu permanen? Jika Ya, apakah dapat dihindari baik
melalui perekayasaan, pemilihan teknologi maupun
pembatasan produksi? Jika tidak, maka bisnis seperti
itu tidak akan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Bisnis yang dilaksanakan dengan mengabaikan
pertimbangan lingkungan tidak akan berkelanjutan.
Sebaliknya, bila tetap dilaksanakan meskipun
memberikan keuntungan sesaat tetapi dalam jangka
panjang akan menjadi pengrusak alam dan penyebab
terjadinya malapetaka kemanusiaan.
Gambar 2. Hubungan Komponen Bisnis Bekelanjutan
Demikian juga dengan pengoganisasian harus
bersahabat dengan lingkungan. Pertimbangan sosial
sedemikian rupa sehingga aktivitas bisnis dijalankan
menjadi penting karena bisnis yang menciptakan
sesuai dengan kaidah sederhana pengelolaan
ketimpangan sosial, terutama yang berbasis pada
lingkungan yakni elimination, reduce, reuse, recycle,
sumberdaya alam, akan memperbesar potensi konflik
treat and dispose (ER3TD). Pilihan teknologi, proses,
(ini salah satu pertimbangan diadakannya Social
mesin dan peralatan bahkan jenis dan ukuran kemasan
Corporate Responsibility). Perbedaan terbesar pada
secara ketat menerapkan prinsip ini. Rancangan bisnis
prinsip ini adalah menempatkan keuntungan ekonomi
berupaya meniadakan, mengurangi, dan mendaur ulang
sebagai pertimbangan akhir jika kedua komponen
atau setidak-tidaknya menangani limbah sebelum
lainnya terpenuhi. Inilah yang membedakan bisnis
dibuang (di tempat yang diperbolehkan dan dengan
berkelanjutan jangka panjang dengan bisnis berorientasi
cara yang baik). Demikian juga dengan penggunaan
sesaat. Pola pikir inilah yang akan diuraikan pada bagian
sumberdaya alam diupayakan pada tingkat yang
berikut ini.
sangat efisien. Implementasi rancangan dan proses
bisnis diawasi secara ketat sehingga tidak keluar
Manajemen Lingkungan untuk Bisnis
dari cetak biru berkelanjutan. Azas tersebutlah yang
menjadi penciri dari bisnis masa depan. Pendekatan
Manajemen selalu dimaknai dengan POAC yaitu
kelembagaan berdasarkan azas ini menjadi penekan
Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling.
sehingga manajemen lingkungan mempunyai
POAC diterapkan pada obyek yang jelas misal produksi,
kedudukan yang sama pentingnya dengan bagian yang
sumberdaya manusia, atau keuangan. Berbeda dengan
lainnya (lihat Delmas dan Toffel, 2005).
itu semua maka obyek dari manajemen lingkungan
bukanlah lingkungan itu sendiri. Secara singkat dapat
Dengan mengetengahnya (mainstream) isu lingkungan
disebutkan bahwa manajemen lingkungan bukanlah
maka ruang persaingan bisnis semakin meluas
mengelola lingkungan tetapi mengelola kegiatan
mencakup area non-pasar seperti tanggungjawab
manusia yang terkait dengan lingkungan (environmental
korporasi. Penguatan dayasaing tidak lagi hanya
management is not management of environment, it is
ditentukan oleh persaingan harga, mutu dan
a management of human being economic activities
pengiriman tetapi memadukan ekonomi, politik,
toward enviornment). Dengan demikian, manajemen
hukum dan etika dalam mencermati isu manajerial yang
lingkungan berisi perencanaan, pengorganisasian,
muncul dalam landscape bisnis (Baron, 2010). Bisnis
pelaksanaan dan pengendalian kegiatan manusia dalam
harus bersaing dalam arena pasar dan terlebih pada
memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan.

Agrimedia Volume 17 No 1 JUNI 2012 35


Fokus

arena non-pasar. Dalam perspektif inilah manajemen 4. MLS dapat menangkap pasar baru. Perusahaan akan
lingkungan berperan sangat penting membantu mendapatkan keuntungan melalui pengenalan dan
perusahaan menuju bisnis berkelanjutan yang relatif pemenuhan kriteria produk yang ramah lingkungan
“abadi”. (environmental impact - reducing products). Hal ini
dapat diperoleh dengan pengenalan produk baru
Goldstein (2002) setelah mengkaji secara mendalam atau publikasi proses produksi yang lebih ramah
aspek teoritis dan data empiris, mengajukan lima lingkungan sehingga membentuk hubungan yang
hubungan sebab-akibat antara manajemen lingkungan lebih baik antara perusahaan dan konsumen (lihat
stategik (MLS) dan daya-untung (profitability) yang juga Piasecki, 1995).
akan terjadi jika perusahaan menjalakan pengelolaan 5. MLS mendorong manajemen secara umum
lingkungan dengan baik. Secara garis besar hubungan menjadi lebih baik. Dalam logika yang sederhana,
tersebut dijelaskan sebagai berikut: aspek inilah menjadi payung dari semua bagian
1. Dampak lingkungan adalah petunjuk (clues) untuk saling terkait satu sama lain membentuk daya
terhadap limbah ekonomi. Baik pencemaran saing melalui pengelolaan perusahaan yang lebih
maupun pengurasan sumberdaya dapat dikurangi baik. Namun demikian, jika daya-untung adalah
melalui penggunaan input yang lebih penuh (fully) sebuah fungsi kemampuan terhadap perbaikan
dan efisien. Mengutip pendapat De Simone dan inefisiensi sumberdaya terbuang secara sistematik,
Popoff (1997): “produktivitas sumberdaya adalah lintas-fungsi kapasitas penyelesaian masalah
mengerjakan lebih dengan sedikit” atau doing more melalui integrasi pertimbangan dari perancangan
with less. Mengurangi limbah dan emisi berarti produk hingga produksi dan penjualan, dan
menggunakan input lebih penuh bersamaan dengan efektivitas insentif bagi pekerja yang terlibat dalam
pengurangan pemakaian bahan dan energi - berarti proses, maka praktek MLS yang lebih baik dapat
peningkatan keuntungan. menjadikan perusahaan lebih sempurna dalam
2. MLS mengurangi banyak biaya lainnya, seringkali melaksanakan bisnis secara keseluruhan (lihat juga
biaya tersembunyi. Berhubungan dengan Petts et al., 1998).
konsumen, masyarakat dan ketentuan lingkungan
akan sangat mahal, pengeluaran yang seringkali Hubungan bisnis dan lingkungan yang nyata dapat
dialokasikan melalui analisis akuntansi untuk ditransformasikan menjadi bentuk fungsi laba rugi.
pusat pembiayaan korporasi mengaburkan asal- Perusahaan yang menghemat biaya penanganan
muasalnya. Kajian lapang, perizinan, monitoring, limbah cair akan mencemari air dan lingkungannya.
remediasi, hubungan masyarakat, dan pelatihan Pencemaran ini akan meningkatkan biaya pengolahan
pekerja akan membentuk biaya yang akhirnya air minum dan industri. Akhirnya, perusahaan akan
menghasilkan kinerja lingkungan yang jelek. membayar biaya pengolahan atau pembelian air.
Pengeluaran untuk MLS memperbaiki kinerja MLS memperbaiki hubungan ini sehingga lebih baik
tersebut, mendorong penghematan lebih dari mengeluarkan biaya untuk penanganan limbah cair
yang dapat dilakukan dalam proses atau perubahan
produk yang menetapkan target penghematan.
3. MLS akan mendorong inovasi teknikal. Porter dan
van der Linde (1995) menggarisbawahi bahwa
peraturan lingkungan mendorong inovasi di bidang
industri bahkan ekonomi secara luas. Perusahaan
yang secara sukarela menerapkan baku lingkungan
yang tinggi akan menstimulasi munculnya dan atau
difusi dari cara baru melakukan pekerjaan baik
secara ekonomi lebih efisien dan secara lingkungan
lebih bersahabat (less harmful).

foto : kalimantanpost.com

36
36 Volume
Volume17
17 No
No11JUNI
JUNI2012
2012 Agrimedia
Agrimedia
gambar : www. iso.org

ISO 14001

dari pada membayar biaya lebih untuk pengolahan air mendapatkan pengakuan luas. Pedekatan manajemen
karena akan ada tambahan biaya tidak terduga, biaya dengan struktur yang logis memungkinkan organisasi
tidak langsung dan biaya yang tersembunyi yang secara untuk menetapkan dan menekankan efektifitas
keseluruhan jauh lebih besar. dari prosedur kebijakan dan tujuan lingkungan,
mencapai kesesuaian dengan tujuan tersebut, serta
Sistem Manajemen Lingkungan menunjukkan kesesuaian yang dicapai. Pada akhirnya
diharapkan dapat mendukung perlindungan lingkungan
Semakin dalam dan luasnya kesadaran bisnis terhadap dan menghindari pencemaran sejalan dengan
lingkungan maka dibakukan berbagai pendekatan perkembangan kebutuhan sosial ekonomi.
manajemen lingkungan untuk bisnis yang kemudian
dikenal dengan Environmental Management System Sebagai sebuah sistem, ISO 14001 adalah SML yang
(EMS) atau Sistem Manajemen Lingkungan (SML). dilaksanakan atas insiatif di luar tuntutan (bukan
Sistem ini mencakup kumpulan kebijakan, pengkajian, model perintah atau kendali, motivasi positif, dan
perencanaan dan aksi implementasi internal menjangkau lebih jauh dari sekedar tuntutan
perusahaan (Coglianese dan Nash, 2001). Penerapan peraturan). Pencapaian tujuan dilakukan melalui
SML mempengaruhi satuan organisasi secara pembentukan budaya yakni pembagian tanggungjawab
keseluruhan dan hubungannya dengan lingkungan. dari semua pihak yang terlibat (manajemen, pemilik,
Bentuk yang paling populer adalah ISO 14001 yang pekerja dan pemerintah). Pencapaian satu tujuan akan
diakui sebagai Baku Internasional yang memberikan medapat respon positif dari konsumen dan masyarakat
ketentuan untuk SML dan dilaksanakan melalui luas sehingga mendapatkan keuntungan berupa
Sertifikasi (Peglau, 2005). Pengertian lebih rinci dan kepercayaan, peningkatan volume penjualan, perluasan
petunjuk sederhana terkait dengan SML dapat dilihat pasar dan keuntungan. Hal ini akan mendorong
pada US-EPA (2002a). Sebagai sebuah sistem maka perubahan dan perbaikan yang berkelanjutan yang
penerapannya sangat lentur sehingga berlaku juga akhirnya membawa perusahaan menjadi pembentuk
untuk usaha kecil dan menengah (US-EPA, 2002b). SML keuntungan optimal dan berkelanjutan.
dikembangkan berorientasi pada aplikasi yang mudah
dan sederhana sehingga dapat dipadukan dalam Kemanfaatan yang diperoleh dari penerapan ISO terus
pengambilan keputusan sehari-hari, yakni: berkembang maka perusahaan yang menerapkannya
a. Praktis, dapat digunakan, berguna, bertambah setiap waktu. Pada akhir tahun 2008, total
b. Efektif biaya, sertifikat ISO 14001 yang dikeluarkan seluruh dunia
c. Saling mendukung dengan sistem lainnya, adalah 188.815, naik 22% dibandingkan 2007 dengan
d. Mendorong perbaikan berkelanjutan, dan total hanya 154.572. Sertifikat telah diterbitkan di
e. Meliputi lima komponen utama: penetapan 155 negara dibandingkan 148 tahun sebelumnya. ISO
kebijakan, perencanaan, penerapan dan operasi, 14001:2004 adalah edisi terakhir, versi perbaikan.
pemeriksaan dan aksi perbaikan, dan telaah
manajemen. Manajemen lingkungan yang baik akan memberikan
manfaat bagi perusahan dan masyarakat luas, antara
Penerapan ISO 14001 sebagai sistem manajemen lain: 1) Konsisten dengan nilai mulia perusahaan
mempunyai struktur dan baku yang dikenal secara yakni kepahlawanan, kreatif, dan bersahaja dengan
internasional. Artinya, penerapannya secara benar akan lingkungan, 2) Memperbaiki lingkungan dan

Agrimedia
Agrimedia Volume
Volume17
17 No
No11JUNI
JUNI2012
2012 37
37
Fokus
Fokus

pengelolaan resiko reputasi, 3) Penghematan biaya,


4) Menghemat konsumsi energi dan bahan, 5)
Mengurangi biaya distribusi, 6) Memenuhi harapan
pemangku kepentingan, usaha yang bertanggungjawab,
7) Memastikan kepatuhan terhadap hukum, peraturan,
dan kaidah terkait, 8) Memperbaiki kesan (image)
perusahaan, dan 9) Refleksi komitmen perusahaan
terhadap prinsip global yakni baku pekerja, hak manusia
dan pemberantasan korupsi.

PBB telah menetapkan Prinsip Global Bersama (The foto: merchantcircle.com

UN Global Compact Principles) terkait lingkungan


yaitu (i) bisnis harus dapat menerapkan dan iii. Perhitungan Biaya Penuh atau Full-Cost Accounting
mendukung prinsip preventif terhadap tantangan dan yakni proses pengkajian biaya lingkungan yang
persoalan lingkungan, (ii) mengambil inisiatif untuk terkait dengan produk atau proses yang telah
memperhatikan tanggungjawab lingkungan yang ditentukan. Hal ini berkaitan dengan sejumlah
lebih besar, dan (iii) mendorong pengembangan dan biaya yang terkait dengan perizinan, pelaporan, alat
penyebaran teknologi ramah lingkungan. kendali dan lain sebagainya yang perlu dihitung,
termasuk biaya tidak langsung seperti biaya sosial
Dengan prinsip tersebut maka SML bersifat dinamis yang terkait dengan kenaikan pencemaran akibat
yang secara terus menerus diperbaiki sesuai polutan yang dihasilkan oleh perusahaan.
dengan dinamika masalah, situasi dan peraturan iv. Pengembangan SML formal dengan penerapan
lingkungan. Oleh karena itu setiap perusahaan harus berbagai baku dalam ISO 14001. SML digunakan
mempunyai paling tidak lima elemen inti yaitu: 1) untuk mengintegrasikan isu lingkungan dalam
Komitmen manajemen puncak dan mendefinisikan proses bisnis melalui analisis rinci terhadap semua
tanggungjawab, 2) Identifikasi dampak lingkungan, aktivitas yang berdampak lingkungan, dan
3) Mengkomunikasikan kebijakan lingkungan, 4) v. Sistem Penapisan atau Screening Systems yang
Menetapkan tujuan dan program/rencana lingkungan, memilah semua alternatif proses dan produk
dan 5) Audit dan telaah secara berkala. menurut potensi dampak lingkungan sehingga
dapat ditetapkan tata cara pelaksanaannya.
Integrasi SML dalam Manajemen Perusahaan
Yang, et al. (2011) membuktikan bahwa upaya
Banyak langkah maju yang dilakukan oleh perusahaan pengurangan limbah dan aktivitas yang tidak
untuk meningkatkan pemaduan aspek dan memberikan nilai tambah (lean manufacturing/
pertimbangan lingkungan ke dalam proses bisnis LM) menghasilkan dampak yang sangat besar bagi
perusahaan. Berbagai program dikembangkan yang perbaikan kinerja perusahaan. Praktek LM dan
dapat dikelompokkan menjadi katagori berikut: manajemen lingkungan adalah sangat berbeda namun
i. Rancangan Untuk Lingkungan atau Design for keduanya mempunyai dampak secara berbeda pula
Environment yaitu suatu proses dimana isu terhadap kinerja bisnis. Dari perspektif manajerial,
lingkungan (demikian juga dengan kriteria LM dan Manajemen lingkungan bersinergi pada fokus
perancangan lainnya seperti kinerja dan biaya) yang sama yakni pengurangan limbah dan perbaikan
diperhatikan selama proses perancangan. efisiensi. Namun, LM secara sendiri tidak tidak akan
ii. Kelebihan Produk atau Product Stewardship sebagai memperbaiki kinerja manajemen lingkungan karena
komponen dari kepedulian tanggungjawab. Hal kemungkinan adanya konflik antara tujuan keduanya.
ini mencakup hubungan dengan konsumen dan Fokus LM pada proses internal dan pengurangan limbah
pemasok tentang isu lingkungan dari penggunaan untuk meningkatkan efisiensi harus menjadi fokus
produk. manajemen lingkungan. Hal ini mengisyaratkan bahwa
manajemen lingkungan dapat bersinergi dengan upaya

38
38 Volume 17
Volume 17 No
No 11 JUNI
JUNI 2012
2012 Agrimedia
peningkatan efisiensi. Oleh karena itu integrasi SML nilai: pengadaan, manufaktur, produksi, operasi,
dalam manajemen perusahaan secara keseluruhan pemasaran dan distribusi. Perusahaan memastikan
adalah keniscayaan. mematuhi semua peraturan terkait lingkungan. Melalui
CSR bangun kedekatan emosional dengan masyarakat
Pemahaman kinerja manajemen lingkungan sangat sekitar dan masyarakat yang lain yang mempunyai
kritikal karena perbedaan bahkan perdebatan masih ketertarikan tertentu di bidang lingkungan.
berlangsung antara tujuan ekonomi dan lingkungan
(Montabon et al., 2007). Berbagai kajian menemukan Perusahaan mengawali semua kegiatannya
bahwa kedua dampak negatif dan positif dari praktek dengan perencanaan yang komprehensif dengan
manajemen lingkungan dalam dua cara: (1) dampak visi keberlanjutan yang tegas melibatkan semua
langsung paraktek manajemen lingkungan terhadap pemangku kepentingan di dalam maupun di luar
pasar dan kinerja keuangan negatif, tetapi (2) perusahaan. Dengan pendekatan ini, perusahaan
penerapan manajemen lingkungan mempengaruhi memastikan bahwa semua pertimbangan ekonomi,
secara positif kinerja lingkungan yang kemudian sosial dan lingkungan diperhatikan dengan seksama
berpengaruh positif terhadap pasar dan kinerja sebagai basis pengembangan bisnis (Gambar 3). BB
keuangan. Oleh karena itu, dalam jangka pendek memperluas produk dan jasa melalui ketertarikan yang
manajemen lingkungan fokus pada menetapkan secara luas dan mendalam dalam koridor ekonomi, sosial
spesifik dan pencapaian kinerja lingkungan seperti dan linkungan. Pandangan yang menyatakan bahwa
pengurangan bahan pencemar, peningkatan pemakaian penggunaan dimensi PB mempersempit bisnis harus
bahan atau bagian yang lebih ramah lingkungan, dihilangkan melalui visi dan wawasan bisnis jangka
pencatatan keselamatan lingkungan, dan efektivitas panjang yang lebih luas dan menjanjikan.
biaya dari bahan dan bagian yang ramah lingkungan.

Bisnis Berkelanjutan

Bertolak dari pengertian PB yakni pembangunan yang


membentuk pertumbuhan ekonomi dan sosial dengan
tetap mempertahankan, menjaga dan memperbaiki
lingkungan maka dapat dibangun pengertian bisnis
berkelanjutan (BB). Tujuan bisnis adalah mencapai
keuntungan ekonomi secara optimal melalui
pelaksanaan bisnis yang bersahabat dengan sosial
dan lingkungan. Setiap perusahaan harus meyakini
dan menerapkan akuntabilitas terhadap dampak yang
ditimbulkannya mulai dari pencemaran lingkungan,
perubahan iklim, kesehatan masyarakat, dan hak
manusia. Pertimbangan ini tidak hanya sebagai bentuk
tanggungjawab tetapi lebih dari itu menjadi bagian dari
strategi bisnis inti.

Uraian di atas mengarahkan bahwa perusahaan


mengadopsi strategi bisnis berkelanjutan sebagai
upaya untuk menciptakan peluang pasar, pengurangan
biaya, serta minimisasi limbah dan resiko protes
kolega. Prinsip ER3TD di atas harus diikuti sedemikian
rupa sehingga mampu mengkapitalisasi pertumbuhan
permintaan produk dan jasa “hijau” dan “perdagangan
adil”. Peniadaan limbah diupayakan sepanjang rantai
foto: peluangusahadarilae.blogspot.com

Agrimedia Volume 17 No 1 JUNI 2012 39


39
Fokus

dapat menyampaikan semua strategi berkelanjutan


serta pada saat yang sama menangkap dan
melibatkan ekspektasi publik dan pemangku
kepentingan.
4. Dampak perusahan menjangkau jauh di luar
kantor: setiap produk dan jasa mempunyai cerita.
Sebelumnya, orang hanya tertarik pada harga, tapi
kini setiap perusahaan harus mengetahui secara
rinci tentang sejarah hidup produk yang dijual,
tidak cukup sekedar tahu tetapi harus memahami.
Artinya, perusahaan harus mengetahui secara
rinci tentang bagaimana produk dirancang, bahan
yang digunakan dan asal usulnya, produksinya,
Gambar 3. Pertimbangan dan Dimensi Bisnis penjualannya, penggunaannya oleh konsumen
Berkelanjutan dan perlakuan setelah digunakan, dan kemudian
bagaimana menjadi produk lainnya yang seterusnya
menjadi sejarah dari produk baru.
Weybrecht (2010) mengajukan Sepuluh Tren 5. Mengetahui dengan persis para pemasok: sebagai
dalam bisnis berkelanjutan. Tren ini dapat menjadi bagian dari upaya pengembangan bisnis yang
pertimbangan dalam pengembangan bisnis lebih berkelanjutan, perusahaan perlu mengetahui
berkelanjutan yang uraian secara ringkas adalah : dan berkunjung ke semua pemasoknya. Hal ini
1. Pemahaman yang lebih mendalam tentang arti untuk memastikan bahwa semua pemasok sejalan
bisnis berkelanjutan: praktek sederhana sudah dengan, atau mengetahui atau bahkan menghindari
mulai dijalankan yakni menempatkan wadah upaya pengembangan bisnis berkelanjutan dari
(bin) daur ulang dan mencetak pada dua dua sisi perusahaan. Demikian seterusnya sampai pada
kertas dalam semua kegiatan perkantoran. Hal ini pemasok dari pemasok perusahaan. Akhirnya,
mencerminkan dunia bisnis, terlepas dari ukuran perusahaan mengetahui bagaimana membantu
perusahaan, telah menjadikan pertimbangan para pemasok untuk membantu perusahaan
lingkungan sebagai bagian penting dari mengembangkan bisnis lebih berkelanjutan.
perusahaan. 6. Jurang pemisah semakin besar, dapat berarti
2. Pekerja adalah senjata rahasia: strategi baik atau buruk: perbedaan antara pemimpin
berkelanjutan tidak terhitung caranya, misal (leaders) dalam berkelanjutan dan pencundang
yang sangat sederhana adalah perusahaan dapat semakin jelas. Mereka yang lebih dahulu berpikir
memanfaatkan seseorang menuliskan, mencetak, dan memulai dengan menggunakan upaya, dana
dan menempelkan visi lingkungan perusahaan di dan energi telah memperoleh kemanfaatan dan
kaca jendela. Pekerja adalah kekuatan perusahaan, keunggulan dari bisnis berkelanjutan. Sebaliknya,
beri mereka strategi dan tujuan agar mereka mereka yang datang belakangan harus mengejar
bersemangat serta cara melaksanakannya. dengan membangun pemikiran inovatif. Jika tidak
Pekerja tahu apa yang harus mereka lakukan, maka jurang semakin lebar dan akan semakin
tahu produknya melebihi siapapun juga sehingga tertinggal dan tenggelam.
peluang yang terbesar untuk menerapkan bisnis 7. Semakin terbuka untuk mengembangkan
berkelanjutan terletak pada pundak mereka. keberlanjutan: semakin banyak perusahaan yang
3. Berbicara dengan bukan kepada pelanggan: bisnis bekerjasama dengan pesaing, industri lain, LSM,
dewasa ini telah mengkomunikasikan komitmen, dan pemerintah. Di sisi lain tuntutan transparansi
prinsip dan praktek berkelanjutan kepada semua semakin besar sehingga wajah bisnis berkelanjutan
pemangku kepentingan melalui web, laporan semakin terbuka. Bisnis harus dilakukan dengan
tahunan, dan paparan. Perusahaan secara terus keterbukaan.
menerus membangun komunikasi dua arah agar

40 Volume 17 No 1 JUNI 2012 Agrimedia


8. Kasus bisnis jauh lebih luas dari yang diketahui: pemikiran bahwa persaingan bisinis masa depan
keberlanjutan bukanlah sesuatu yang dapat tidak hanya terletak pada pesaingan harga, kualitas
diubah-ubah atau dijalankan dan diberhentikan dan pengahantaran tetapi masuk pada sejauhmana
sebagaimana kuantifikasi keuntungan. Banyak perusahaan peduli dan punya nilai lingkungan.
perusahaan mencari dan menjalankan strategi
yang berbeda mulai dari pekerja dan pelanggan Bisnis berkelanjutan telah menjadi pilihan bersama
kemudian kepada pemasok. Proses ini harus terjadi masyarakat dunia karenanya telah dikembangkan
secara berkesinambungan yang kemudian akan banyak pendekatan manajemen lingkungan
berkembang dan meluas dengan sendirinya. perusahaan dan sistem manajemen lingkungan yang
9. Rekrut pekerja baru untuk membawa perusahan disertifikasi. ISO 14001 adalah salah satu diantaranya.
lebih berkelanjutan: perusahan mencari pekerja Perusahaan yang disertifikasi telah mendapat
baru yang tidak hanya mempunyai pengetahuan kemanfaatan karenanya jumlahnya terus bertambah.
bisnis yang kuat, tetapi perhatian dan pengetahuan
tentang keberlanjutan. Disinilah, pendidikan Pendidikan menengah dan tinggi dituntut untuk
menengah dan tinggi, termasuk bidang studi melahirkan pekerja dan pemimpin perusahaan yang
manajemen harus mengajarkan atau membekali tahu dan paham bisnis berkelanjutan. Sekolah dan
siswa dan mahasiswa dengan visi dan cara pandang Perguruan Tinggi harus memasukkan pengajaran
berkelanjutan. lingkungan terutama manajemen lingkungan ke dalam
10. Bersenanglah dengan keberlanjutan: melalui bagian dari kurikulum. Dengan demikian akan lahir
banyak cara, keberlanjutan adalah tentang pelaku dan pengelola bisnis yang peduli akan lingkungan
inovasi. Sejalan dengan pengalaman perusahaan dan penyelamat masa depan umat manusia.
mengembangkan keberlanjutan, maka perusahaan
senantiasa bergembira dengan keberlanjutan yang
diperoleh yang mendorong menjadi lebih inovatif, REFERENSI
kreatif, dan tidak takut melakukan percobaan
(eksperimental). Baron, D. 2000. Business and its Environment, 3rd
edition. Upper Saddle River, Prentice Hall, NJ.
Boyden, S. 1992. Biohistory: The Interplay Between
Penutup Human Society and the Biosphere (Past and
Present). Man and The Biosphere Series Volume
Bisnis berkelanjutan berawal dari pengertian 8. UNESCO and The Parthenon Publishing Group,
pembangunan berkelanjutan yang bersumber dari Paris.
pemahaman dan keyakinan masyarakat bahwa alam Coglianese, C., dan J. Nash (eds.) 2001. Regulating from
ini sangat terbatas. Jika batas alam dilampaui maka the Inside: Can Environmental Management
manusia berada dalam bahaya tragedi kemanusiaan Systems Achieve Policy Goals? Resources for the
yang sangat mengerikan. Perusahaan yang menjalankan Future. Washington, DC.
bisnis adalah salah satu penentu keberhasilan Delmas, M. A. and M. W. Toffel. 2005. Institutional
manusia untuk menyelamatkan lingkungan dalam Pressure and Environmental Management,
memperpanjang kemampuan alam untuk menopang April Version. Institute for Social, Behavioral,
bisnis melalui pasokan sumberdaya dan menetralkan and Economic Research-ISBER Publications Year
sisa kegiatan ekonomi. 2005 Paper 05. University of California, Santa
Barbara.
Pelaksanaan prinsip bisnis berkelanjutan akan Montabon, F., R. Sroufe and R. Narasimhan. 2007.
memberikan banyak keuntungan jauh melampaui An examination of corporate reporting,
imajinasi manusia. Oleh karena itu, prinsip environmental management practices and
tersebut telah diterima dan dilaksanakan oleh firm performance. Journal of Operations
banyak perusahaan sebagai sebuah strategi untuk Management. 25(5), pp. 998–1014.
mengembangkan bisnis. Hal ini didasari dengan

Agrimedia Volume 17 No 1 JUNI 2012 41


Fokus

Weybrecht, G. 2010. Top 10 trends in sustainable US-APA. 2002a. Environmental Management System;
business. Environment Forum Global: Your business advantages. Office of Policy,
Environmental Challenges. Diunduh dari http:// Economics, and Innovation — EPA 240-F-02-002
blogs.reuters.com/environment/2010/04/28/ — July 2002. Washington, DC.
top-10-trends-in-sustainable-business [5 juni US-EPA. 2002b. Practical Guide to Environmental
2012] Management for Small Business. Small Business
Nicole, D., I. Henriques, dan P. Sadorsky. 2008. Do Division. Washington, DC.
Environmental Management Systems Improve World Commission on Environment and Development.
Business Performance in an International 1987. Our Common Future. Oxford University
Setting? Journal of International Management. Press, New York.
14(4), pp. 364-376. Yang, M.G., P. Hong and S.B. Modi, 2011. Impact of lean
Norton, B.G. 1992. A new paradigm for environmental manufacturing and environmental management
management in Costanza, R., B.G. Norton, and on business performance: An empirical study
B.D. Haskell (eds.). Ecosystem Health: New Goals of manufacturing firms. Int. J. Production
For Environmental Management. Inland Press, Economics. 129, pp. 251–261.
Washington, D.C.
DeSimone, L. dan F. Popoff. 1997. Eco-efficiency: the
business link to sustainable development. MIT
Press, Cambridge, MA
Goldstein, D. 2002. Theoretical perspectives on
strategic environmental management. Journal of
Evolutionary Economics. 12, pp. 495–524.
Hardin, G. 1968. The Tragedy of the Commons, Science,
162(1968), pp. 1243-1248
Lovelock, J. 1979. A New Look at Live on Earth, Oxford
University Press. Oxford.
Lovelock, J. 2010. The Vanishing Face of GAIA: A final
warning. Basic Book, New York.
Peglau, R. 2005. ISO 14001 Certification of the World.
Federal Environmental Agency, Berlin.
Petts, J., A. Herd, dan M. O’Heocha. 1998.
Environmental responsiveness, individuals and
organizational learning: SME experience. Journal
of Environmental Planning and Management.
41(6), pp. 711–730.
Piasecki, B. 1995. Corporate Environmental Strategy.
Wiley, New York.
Porter, M. dan C. van der Linde. 1995. Toward a new
conception of the environment-competitiveness
relationship. Journal of Economic Perspectives.
9(4), pp. 97–118.
Rees, W.E. 1988. A role for environemental impact
assessment in achieving sustainable
development. Environmental Impact Assessment
Review. 8, pp. 273-291.
Tietenberg, T. 1996. Environmental and Natural
Resources Economics 4th Edition. Harper Collins
College Publisher, New York.
foto: blog.ulayat.or.id

42 Volume 17 No 1 JUNI 2012 Agrimedia


View publication stats

Anda mungkin juga menyukai