Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR JAWABAN

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)


UNIVERSITAS GADJAH MADA SEMESTER GENAP TA 2020/2021
FAKULTAS HUKUM NAMA: Nabila Rizkita Putri Sutrisno
PROGRAM STUDI SARJANA HUKUM NIM: 20/455081/HK/22328
NO. UJIAN: 23
TANGGAL: 30 / 06 / 2021
MATA KULIAH: Hukum Internasional
KELAS: B
DOSEN: Prof. Dr. Marsudi Triatmodjo, S.H., LLM.

Lembar Jawaban Ujian ini dikirim melalui SIMASTER atau Email (sesuai instruksi) dengan for
mat Word doc.

JAWABAN:

1. -
2. Di antara perjanjian internasional multilateral yang mengikat bagi Indonesia adalah “The
Geneva Convention for the amelioration of the condition of the wounded, sick and shipwr
ecked members of the armed forces at sea, 1949”, “the United Nations Convention on the
Law of the Sea 1982”, dan “the Vienna Convention on Diplomatic Relations 1961”. Sala
h satu cara negara untuk mengikatkan diri pada perjanjian internasional adalah ratifikasi,
yang sudah sering didengar. Akan tetapi, dikenal cara-cara lain untuk negara mengikatka
n diri pada perjanjian internasional, di antaranya dengan aksesi.
Pertanyaan:
a. Apakah yang dimaksud dengan aksesi? Jelaskan perbedaan (jika ada) kekuatan m
engikat antara perjanjian yang diratifikasi dan perjanjian yang diaksesi!
Berdasarkan pasal 2 ayat (1)b Vienna Convention on the Law of Treaties dinyatak
an bahwa "ratification, acceptance, approval, and accession mean in each case the in
ternational act so named whereby a State establishes on the international plane its co
nsent to be bound by a treaty". Sehingga dapat disimpulkan bahwa aksesi adalah suat
u tindakan dari suatu negara untuk mengikatkan diri pada suatu Perjaniian Internasion
al. Yang membedakan aksesi dengan ratifikasi adalah bahwa aksesi diberikan oleh su
atu negara yang tidak ikut serta dalam perundingan untuk membentuk perjaniian terse
but.1 Secara politis aksesi ini lebih diartikan sebagai pihak yang ikut serta tetapi

1
Anthony Aust, 210, Handbook of International Law second edition, Cambridge University Press, Cambridge.
bukan pihak yang membuat perjanjian.2 Selain itu, keistimewaan dari aksesi adalah ha
l itu hanya bisa dilakukan pada perianjian-perianjian multilateral. Dari segi prosedur,
memang terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara ratifikasi dengan aksesi. M
eski begitu tidak ada perbedaan mengenai kekuatan mengikat Ratifikasi dengan Akse
si. Keduanya setara, kecuali jika perjanjian menyatakan sebaliknya.3

b. Apakah semua perjanjian internasional dapat diaksesi oleh negara manapun? Jelas
kan jawaban anda!
Pada dasarnya negara manapun bisa melakukan aksesi terhadap perjanjian interna
sional, kecuali apabila negara lain dalam perjaniian internasional tersebut tidak meny
etujuinya, atau perjaniian internasional tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan
nya aksesi.4 Apabila dalam suatu perjanjian internasional terdapat klausula yang mela
rang adanya aksesi, maka negara manapun juga tidak dapat melakukan aksesi terhada
p perjaniian tersebut. Ataupun jika perjanjian tersebut bersifat bilateral, maka aksesi b
isa dilakukan. Meski begitu, perjanjian bilateral dapat berubah menjadi perjanjian mul
tilateral sehingga negara lain dapat mengaksesi perjanjian tersebut, dengan catatan, te
rdapat klausula yang mengatur diperbolehkannya negara lain untuk mengaksesi peria
njian tersebut. Oleh karena itu, perjanjian internasional dapat diaksesi oleh negara ma
napun, selama tidak ada ketentuan yang menyatakan sebaliknya.

c. Apakah di antara perjanjian-perjanjian internasional yang disebut di atas ada yang


mengikat karena Indonesia melakukan aksesi?
Indonesia tidak turut menandatangai naskah perjanjian dan juga tidak turut
berunding dalam “the Geneva Convention for the Amelioration of the Condition of the W
ounded, Sick and Shipwrecked Members of the Armed Forces at Sea, 1949”, namun
Indonesia menyatakan terikat pada konvensi tersebut. Hal ini berarti, Indonesia telah
melakukan aksesi untuk mengikatkan diri.
Selanjutnya, berdasarkan data yang ada di United Nations Treaty Collection,

2
Setyowati, D., Hudi, N., & Yustitianingtyas, L. (2017). Tinjauan Yuridis Peraturan Perundang-Undangan Sebagai
Ratifikasi Perjanjian Internasional. Perspektif Hukum. 16(2), 202-220
3
Putusan Mahkamah Agung Nomor 1518 B/PK/PJK/2017 Tanggal 15 Agustus 2017.
4
Aust, A. (2013). Modern treaty law and practice. Cambridge University Press.
Indonesia melakukan aksesi terhadap "the Vienna Convention on Diplomatic Relations,
1961" pada tanggal 4 Juni tahun 1982, sehingga mengikat bagi rakyat Indonesia.5
Dan terhadap “United Nations Convention on the Law of the Sea 1982” atau
Konvensi Hukum Laut PBB tahun 1982, Indonesia melakukan ratifikasi pada tahun
1985.6 Sebelum meratifikasi Konvensi Hukum Laut PBB tahun 1982, Indonesia telah
memiliki aturan yang mengatur sebagian kecil Hukum Laut di Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.7

3. Jamal Khashoggi, seorang jurnalis ternama Arab Saudi yang bertempat tinggal di AS, ber
niat mengurus persyaratan perkawinannya dengan tunangannya, seorang warga negara Tu
rki, di Istanbul, Turki. Jamal Khashoggi pun masuk ke kantor konsulat Arab Saudi di Ista
nbul Turki, di mana kemudian ia dibunuh secara kejam. Curiga akan keselamatan Khasho
ggi, polisi Turki berniat menyelidiki kantor konsulat Arab Saudi, namun sempat tertunda
beberapa saat karena Arab Saudi tidak memberikan izin polisi Turki memasuki kantor ko
nsulat tersebut. Pihak Turki kemudian menyatakan bahwa Khashoggi dibunuh secara keja
m di dalam kantor konsulat oleh pihak Arab Saudi.
Pertanyaan:
a. Apakah Jamal Khashoggi memperoleh perlindungan hukum internasional di saat
berada di kantor konsulat negaranya sendiri? Jelaskan beserta dasar hukumnya!
Pada dasarnya, Jamal Khashoggi memiliki hak atas perlindungan hukum internasi
onal dengan adanya Pasal 6 ayat (1) ICCPR yang menyatakan bahwa, “Setiap manusia be
rhak atas hak untuk hidup yang melekat pada dirinya. Hak ini wajib dilindungi oleh huku
m. Tidak seorangpun dapat dirampas hak hidupnya secara sewenang-wenang.”8Digunaka
nnya ICCPR juga saya nilai tepat karena baik Turki telah meratifikasinya.9 Meski begitu,
5
“United Nations Treaty Collection: Treaty Reference Guide”, http://untreaty.un.org/English/guide.asp - ratificatio
n
6
Ida Kurnia, “Penerapan UNCLOS 1982 dalam Ketentuan Perundang-Udangan Nasional, Khususnya Zona Ekonom
i Eksklusif Indonesia”, Jurnal Hukum Prioris, Vol. 2 No.1, September 2008, hlm. 42,
https://media.neliti.com/media/publications/82083-ID-penerapan-unclos-1982-dalam-ketentuan-pe.pdf
7
Ibid.
8
UN General Assembly, International Covenant on Civil and Political Rights, Art 6 (1), 16 December 1966, United
Nations.
9
Greenleaf, G. (2017). Global data privacy laws 2017: 120 national data privacy laws, including Indonesia and Turk
ey. Including Indonesia and Turkey (January 30, 2017), 145, 10-13.
perlu diingat bahwa yurisdiksi ekstraterritorial diakui dalam dunia internasional dan kare
na kasus tersebut terjadi di kantor konsulat pihak Arab Saudi, maka Jamal Khashoggi tida
k dapat memperoleh perlindungan hukum internasional. 10 Oleh karena itu, yang berhak
menerapkan yurisdiksi adalah Arab Saudi.

b. Apa yang dapat dilakukan oleh Turki dalam kasus ini?


Jika menghendaki, Turki sebetulnya dapat membawa kasus ini ke ICC. Turki dap
at melakukan investigasi terhadap kasus ini karena secara nyata kasus ini terjadi di negara
Turki, walaupun tentunya tidak akan mudah karena akan dihalangi oleh Arab Saudi. Nam
un menurut saya Turki memiliki kewenanga jika merujuk kembali ke Pasal 6 ayat (1) Perj
anjian ICCPR yang mewajibkan setiap negara untuk melindungi nyawa seseorang.11

4. Pemerintah Indonesia menyatakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua sebag


ai teroris. Sebagian pihak berpendapat bahwa keputusan Pemerintah Indonesia berpotensi
menambah daftar pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Berdasarkan catatan Amnesty
International Indonesia, setidaknya ada 47 kasus dugaan pembunuhan di luar hukum yang
dilakukan oleh aparat keamanan sejak Februari 2018 hingga Desember 2020. Dari 47 kas
us tersebut, tercatat sekitar 80 orang menjadi korban (Kompas.com, 29/4/2021).
Pertanyaan :
a. Dapatkah peristiwa yang terjadi di Papua tersebut dikatakan telah terjadi konflik b
ersenjata non-internasional? Jelaskan jawab Saudara!
Peristiwa tersebut dapat dikatakan sebagai konflik bersenjata non-internasional, k
arena konflik bersenjata non internasional pada dasarnya merupakan konflik bersenjata y
ang terjadi dalam wilayah suatu negara antara angkatan bersenjata pemerintah dengan kel
ompok bersenjata opisisi atau antara kelompok bersenjata satu sama lain.12 Dalam kasus i

10
Ian Brownlie, 1990, Principles of Public International Law, Cetakan ke-4, Clarendon Press; Oxford University Pr
ess, Oxford England; New York
11
Goel, M., Subramanian, S., Bhatia, U., & Mishra, U. (2020). Murder of Jamal Khashoggi: An International Law
Perspective.
12
Riau, J. I. H. Penerapan Hukum Hak Asasi Manusia Pada Situasi Konflik Bersenjata. Jurnal Ilmu Hukum Riau, 4
(1), 9088.
ni, konflik bersenjata terjadi di wilayah Indonesia antara aparat keamanan dengan KKB.
Hal ini juga sesuai dengan Pasal 3 Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol Tambahan II tahu
n 197713 yang dapat diberlakukan apabila rumusan-rumusan yang terdapat dalam Pasal 1
ayat (1) tersebut terpenuhi, yaitu:
a. Konflik tersebut terjadi dalam wilayah Pihak Peserta Agung;
b. Telah terjadi pertempuran antara Angkatan Perang negara itu dengan kekuatan ber
senjata pemberontak/pembangkang;
c. Kekuatan bersenjata pemberontak berada di bawah komandan yang bertanggung j
awab;14
d. Telah menguasai sebagian wilayah negara tersebut, sehingga memungkinkan mer
eka melaksanakan operasi militer secara berlanjut;
e. Mereka mampu melaksanakan Protokol ini.
Dapat kita ketahui bahwa kasus ini memenuhi poin a hingga e Pasal 1 ayat (1),
. Lebih lanjut meski pasal 3 Konvensi Jenewa tidak memberikan definisi yang pas
ti, namun yurisprudensi ICTY15 telah menginterpretasikan konflik bersenjata non internas
ional sebagai peristiwa intensitas permusuhan bersenjata yang cukup tinggi dan kelompo
k bersenjata memiliki struktur serta organisasi yang baik sehingga dapat dikatakan sebaga
i konflik bersenjata non-internasional. Oleh karena itu kasus KKB Papua dapat dikategori
kan sebagai konflik bersenjata non-internasional.

b. Sejauh mana hukum humaniter internasional dan hukum Hak Asasi Manusia Inter
nasional bersinggungan atau bahkan berbenturan dalam kasus ini?
Dalam hukum humaniter internasional, korban konflik bersenjata non-internasion
al terutama warga sipil juga memiliki hak yang sama untuk dilindungi dan mendapatkan
bantuan kemanusiaan seperti halnya konflik bersenjata internasional.16 Persinggungan ant
ara hukum humaniter dan hak asasi manusia berada dalam kasus ini karena hak asasi man
usia juga memberikan setiap manusia hak hidup yang harus dihormati oleh semua pihak d
13
ICot, R. C. (2008). How is the Term" Armed Conflict" Defined in International Humanitarian Law?.
14
Honandar, Y.M. (2017). Perlindungan Hukum Terhadap Orang Sipil Dalam Konflik Bersenjata Non-Internasional
(Non- International Armed Conflict). Lex Privatum, 5.
15
Banjarani, D. R., Tahar, A. M., & Aini, D. C. (2017). Studi Perbandingan Kelembagaan dan Yurisdiksi Internation
al Criminal Tribunal for the Former Yugoslavia (ICTY) dan the International Criminal Tribunal for Rwanda (ICTR)
dengan International Criminal Court (ICC). Cepalo, 1(1), 41-56
16
Ibid.
alam konflik.17 Baik dari kacamata hukum humaniter internasional maupun hak asasi man
usia, kita bisa melihat adanya pelanggaran, seperti yang tercermin pada catatan Amnesty
Indonesia.18

c. Siapa sajakah yang bertanggungjawab melindungi masyarakat yang rentan dalam


konflik tersebut?
Yang bertanggung jawab untuk melindungi masyarakat rentan dalam konflik terse
but tentunya adalah negara. Hal ini dikarenakan negara dianggap telah melakukan pelang
garan HAM berat jika negara membiarkan terjadinya tindak kejahatan internasional atau j
ustru melalui aparat-aparatnya melakukan tindakan kejahatan internasional (international
crimes) atau kejahatan serius ataupun jika negara tersebut gagal atau tidak mau menuntut
pertanggungjawaban dari para aparat negara pelaku tindak kejahatan tersebut.19 Hal ini ju
ga diatur dalam draft artikel yang dibentuk oleh International Law Commision (ILC).20

5. -

6. Awal tahun 2021, junta militer di Myanmar melakukan kudeta terhadap pemerintah yang
sebelumnya terpilih secara demokratis. Kekuasaan saat ini berada di bawah militer Tatma
daw, dan keadaan di Myamar kacau karena mayoritas rakyat menolak kekuasaan Tatmad
aw. Korban rakyat berjatuhan karena kekerasan bersenjata oleh junta militer tersebut. AS
EAN, sebagai organisasi internasional di wilayah Asia Tenggara, berusaha menjadi penen
gah konflik ini (Tempo, 6/3/2021).
Pertanyaan:
a. Jelaskan mengapa ASEAN harus ikut turun tangan dalam konflik ini!
Karena dalam Pasal 1 ASEAN Charter dinyatakan bahwa tujuan dari ASEAN
adalah “to maintain and enhance peace, security and stability in the region” serta “to
ensure that the peoples and Member States of ASEAN live in peace with the world at
large in a just, democratic and harmonious environment” yang mencerminkan komitmen

17
Fleck, D. (Ed.). (2021). The handbook of international humanitarian law. Oxford University Press.
18
Amnesty Indonesia. (2018). “Sudah, Kasi Dia Tinggal Mati” Pembunuhan dan Impunitas Di Papua. Jakarta.
19
Purwanti, M. (2016). Kewajiban dan tanggung jawab negara dalam pemenuhan Hak Asasi Manusia. Kementerian
Hukum dan HAM, 2011-2015.
20
Wallace, R. (2002). International law: Rebecca Wallace. (4th ed.). Sweet & Maxwell.
ASEAN untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional di regional Asia Tengga
ra, termasuk di Myanmar. Maka ASEAN harus turun tangan agar konflik ini segera tunta
s dan ASEAN dapat melanjutkan penegakkan nilai-nilai perdamaian.21

b. Apa saja yang mungkin dapat dilakukan oleh ASEAN untuk memfasilitasi penyel
esaian konflik ini?
Memang dalam pasal 1 ASEAN dijelaskan bahwa telah menjadi tanggung jawab
ASEAN untuk menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah Asia Tenggara. Meski begitu,
tanggung jawab sekaligus kewenangan ini bukannya tanpa limitasi. Limitasi ini ada di Pi
agam ASEAN Pasal 2 ayat (e) menyebutkan bahwa “Negara ASEAN tidak akan melakuk
an intervensi terhadap masalah domestik suatu negara”. Hal ini dikarenakan, Piagam AS
EAN selain memproyeksikan keamanan dan stabilitas di Asia Tenggara, namun ASEAN
juga mengatur mengenai prinsip kesetaraan, dimana semua negara berada dalam posisi ya
ng setara, sehingga tidak ada negara yang berhak menentukan secara sepihak mengenai k
ehidupan demokrasi di suatu negara telah terlaksana dengan baik atau tidak. Sehingga
jalan intervensi adalah pilihan terakhir yang bisa dilakukan ASEAN untuk memfasilitasi
penyelesaian konflik di Myanmar. Instead, ASEAN dapat menfasilitasi konflik ini
melalui dialog-dialog internasional dengan negara-negara ASSEAN sebagai upaya
pemulihan kembali pemerintahan Myanmar.22

c. Sejauh mana peran Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap upay


a penyelesaian sengketa damai oleh ASEAN ini?
Peran Dewan Keamanan PBB terhadap penyelesaian sengketa lazimnya hanya berupa
nasihat dan rekomendasi. Sejauh ini permasalahan Myanmar memang telah menarik perh
atian khusus para Dewan Keamanan PBB. Dewan Keamanan PBB telah menyatakan men
gutuk keras tindakan kekerasan terhadap aksi damai demonstran, termasuk perempuan da
n anak-anak. Mereka juga menyerukan agar orang-orang yang ditahan segera dibebaskan.
23
Namun, hingga sekarang ini, kudeta yang dilakukan oleh Militer Myanmar terhadap Pe
21
Tay, S. S. (2008). The ASEAN Charter: between national sovereignty and the region's constitutional moment. Syb
il, 12, 151.
22
Kusumo, Ayub Torry Satriyo, and Kukuh Tejomurti. ”Alternatif Atas Pemberlakuan Hukum Humaniter Internasio
nal Dalam Konflik Bersenjata Melawan Islamic State of Iraq and Syria”. Yustisia Jurnal Hukum 4 (3). 2015
23
Kyodo/Kontan.co.id, Dewan Keamanan PBB meminta militer Myanmar Setop Lakukan Kekerasan, https://interna
merintah Myanmar belum dinyatakan sebagai kejahatan kemanusiaan oleh PBB. Sehingg
a, permintaan permohonan intervensi untuk menyelesaikan kudeta Myanmar oleh salah s
atu perwakilannya kepada PBB, merupakan suatu perbuatan yang harus dipertimbangkan
terlebih dahulu oleh DK PBB.

sional.kontan.co.id/news/dewan-keamanan-pbb-meminta-militer-myanmar-setop-lakukan-kekerasan, (accessed 30 J
uli 2021)

Anda mungkin juga menyukai