Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara anatomi-fisiologi, system pencernaan manusia memiliki beberapa fungsi. Fungsi yang pertama adalah untuk menerima
nutrient. Proses ini dimulai dari mulut sampai dengan lambung- yang merupakan alat penerima makanan yang paling
besar(reservoir).fungsi pencernaan yang kedua adalah untuk menghancurkan nutrient kedalam bentuk molekul dengan ukuran
yang cukup kecil agar dapat mencpai dan memasuki aliran darah. Dengan demikian, molekul tersebut dapat dengan mudah
dikirim keseluruh jaringan. Fungsi pencernaan yang ketiga adalah untuk membuang sisa makanan yang tidak dapat dicerna
melalui anus.

Setiap orang pasti makan. Akan tetapi, jika ditanya apa tujuan mereka untuk makan, jawabannya pasti akan berbeda satu sama
lain. Pada hakikatnya, bahab makanan yang dikomsumsi manusia mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk pertumbuhan, perbaikan
atau pergantian sel, dan jaringan tubuh, serta akan memberi tenaga atau energy yang diperlukan dalam aktivitas dan sebagai
perlindungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Konsep dan Prinsip Kebutuhan Nutrisi

2. Defisiensi Kebutuhan Nutrisi

3. Asuhan Serta Diagosis Konsep dan Prinsip Kebutuhan Nutrisi

1.3 Tujuan

1. Sebagai Media Pembelajaran

4. Mahasiswa dapat mengerti tentang konsep dan prinsip kebutuhan nutrisi.

2. Pelengkap Tugas
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep dan Prinsip Kebutuhan Nutrisi

Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Oleh karenannya, manusia memerlukan asupan makanan
guna memperoleh zat-zat penting yang dikenal dengan istilah nutrisi tersebut. Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makana
atau bahan-bahan dari linkungan hidupnya serta menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta
mengeluarkan sisanya. Jumlah dari seluruh interaksi antara organism dan makanan yang di komsumsinya ( Cristian dan Greger,
1995).

1. Body Mass Index (BMI)

Merupakn ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam
tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) obesitas.

2. Ideal Body Weight ( IBW)

Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Bera badan ideal adalah jumlah tinggi badan
sentimeter dikurangi 100 dan dikurangi 10 0/0 dari jumlah itu.

2.1.1 Pengertian Nutrisi

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam
tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-
zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
(Tarwoto & Wartonah, 2006).

Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam katagori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Air adalah
komponen tubuh vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energi, tetapi
penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam basa. (Potter dan Perry, 2005).

Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihaa jaringan tubuh, mengatur prosesproses dalam tubuh, sebagai sumber
enaga, serta untuk melidungi tubuh dari serangga penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi (Suitor dan Hunter, 1980).

Dalam konsep dasar nutrisi kita mengenal sebuah istilah yang disebut dengan nutrient.nutrien adalah sejenis zat kimia organic
atau anorganik yang terdapat dalam makanan dan dibuthkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Nutrient mempunyai tiga
fungsi utama, yaitu sebagai berikut.

1. Menyediakan energy untuk proses dan pergerakan tubuh

2. Menyediakan struktur material untuk jaringan tubuh seperti tulang dan otot.

3. Mengatur proses tubuh.

2.1.2 Komponen Zat Gizi

Zat gizi merupakan unsur yang penting dari nutrisi mengingat zat gizi tersebut dapat memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi,
kebutuhan nutrisi tidak akan berfungsi secara optimal apabila tidak mengandung beberapa zat gizi yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, demikian juga zat gizi yang cukup pada kebutuhan nutrisi akan memberikan nilai yang optimal. Menurut
Berhman (1996)Ada beberapa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada nutrisi bayi dan anak yang jumlahnya sangat berbeda
untuk setiap umur. Secara umum zat gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan makro dan golongan mikro:untuk zat gizi
golongan makro terdiri dari kalori dan H2O (air), untuk kalori berasal dari karbohidrat, protein dan lemak H₂O( air) sedangkan
kelompok zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral. (Hidayat, 2006).

1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap gram karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat
terutama diperoleh dari tumbuhan, kecuali laktosa (gula susu). Karbohidrat diklasifikasikan menurut unit atau sakarida.
Monosakarida, seperti glukosa (dekstrosa) atau fruktosa tidak dapat dipecah menjadi unit gula yang lebih dasar. Disakarida
seperti sukrosa, laktosa, dan maltose dibentuk dari banyak unit gula. Mereka tidak dapat dilarutkan dalam air dan dicerna untuk
beragam tingkatan. (Potter & Perry, 2006).
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah disetiap makanan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah
yang cukup sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada maka dapat menyebabkan terjadi kelaparan dana
berat badan menurun demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang
tinggi dapat menyebabkan terjadi peningkatan berat badan (obesitas). Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup
maka dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa, tepung, dan sayu-sayuran. (Hidayat, 2006).

2. Lemak

Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E, K yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya
lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada
kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai
panjang seperti pada daging sapi, kambing dan lainnya (Hidayat, 2006). Dengan demikian, lemak dapat digolongkan menjadi :

1. Lemak dalam tubuh, yaitu lipoprotein (trigliserida, fosfolipid dan kolesterol) yang bergabung dengan protein dihasilkan
dihati dan mukosa usus untuk mengangkut lemak yang tidak larut. Jenis yang terdapat di dalam tubuh adalah HDL (High Dencity
Lipoprotein), LDL (Low Dencity Lipoprotein), VLDL (Very Low Dencity Lipoprotein), dan glikolipid (merupakan senyawa lipid yaitu
gliserol dan asam lemak bergabung dengan karbohidrat, fosfat, dan atau nitrogen.

2. Lemak yang terdapat dalam bahan pangan dan dapat digunakan oleh tubuh manusia yaitu:

a. Trigliserida banyak ditemukan pada hewani maupun nabati.

b. Asam lemak jenuh (Saturated Fathy Acid-SAFA) yaitu lemak yang tidak dapat mengikat hidrogen lagi, seperti asam
palmiat, asam stearat yang banyak ditemukan pada lemak hewani, keju, mentega, minyak kelapa dan coklat.

c. Asam lemak tidak jenuh ditemukan pada minyak kacang tanah.

d. Fosfolipid ditemukan pada pangan nabati maupun hewani.

e. Kolesterol ditemukan dalam jaringan hewan seperti telur, daging, lemak susu. (Yuniastuti, 2008).

3. Protein

Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasmasel, selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang
cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini
terdiri dari 24 asam amino diantaranya 9 asam amino esensial diantaranya thrionin, valin, leusin, isoleusin, lisin, triftofan,
penilalanin, metionin dan histidin, selebihnya asam amino non esensial. Jumlah protein dalam tubuh tersebut harus tersedia
dalam jumlah yang cukup apabila jumlahnya berlebih atau tinggi dapat memperburuk insufisiensi ginjal demikian juga apabila
jumlahnya kurang maka dapat menyebabkan kelemahan, edema, dapat kwhashiokor apabila kekurangan protein saja tetapi jika
kekurangan protein dan kalori menyebabkan marasmus (Pudjiadi, 2001).
4. Air

Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan
lemak (lean body mass).Tergantung jumlah lemak yang terdapat dalam tubuh, proporsi air ini berbeda antar orang.Pada orang
gemuk, perbandingan antara air dan lemak sekitar 50% berbanding 50%. Pada pria normal, perbandingannya antara 60%
berbanding 16%.Pada orang kurus perbandingan tersebut adalah 67% dengan 7%.Pada bayi perbandingan tersebut sangat
mencolok, yaitu 78% dan 0%. Dengan perkataan lain jumlah air yang terdapat dalam tubuh manusia adalah :

1. Sekitar 80% dari berat badan (untuk bayi dengan low birth weight).

2. Sekitar 70-75% dari berat badan (untuk bayi neonatus).

3. Sekitar 65% dari berat badan (untuk anak).

4. Sekitar 55-60% dari berat badan (untuk dewasa) .

Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:

1. Pelarut dan alat angkut

Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta
bahan-bahan lain yang diperlukan tubuh seperti oksigen, dan hormon-hormon.

2. Katalisator

Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologi dalam sel, termasuk di dalam saluran cerna.Air diperlukan pula
untuk memecah atau menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk-bentuk yang lebih sederhana.

3. Pelumas

Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh.

4. Fasilitator Pertumbuhan

Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan.Dalam hal ini air berperan sebagai zat pembangun.

5. Pengatur Suhu

Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan dalam mendistribusikan panas dalam tubuh.

6. Peredam benturan

Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang dan dalam kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan.
Kebutuhan air sehari dinyatakan sebagai proporsi terhadap jumlah energi yang dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan
rata-rata. Untuk orang dewasa dibutuhkan sebanyak 1,0-1,5 mlk/kkal, sedangkan untuk bayi 1,5ml/kkal (Yuniasatuti. 2008).

5. Vitamin

Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mempertahankan organisme, vitamin yang dibutuhkan antara lain:

a. Vitamin A (Retinol) yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup yang mempunyai pengaruh dalam kemampuan fungsi
mata serta pertumbuhan tulang dan gigi dan dalam pembentukan maturasi epitel, vitamin ini dapat diperoleh dari hati, minyak
ikan, susu, kuning telur, margarin, tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran dan buah-buahan.

b. Vitami B kompleks (Thiamin) yang merupakan vitamin yang larut dalam air akan tetapi tidak larut dalam lemak, yang
dapat menyebabkan penyakit beri-beri, kelelahan, anoreksia, konstipasi, nyeri kepala, insomnia, takikardi, edema, asam piruvat
dalam darah akan meningkat apabila tersedia dalam jumlah yang kurang, kebutuhan vitamin ini dapat diperoleh dari dalam hati,
daging, susu.

c. Vitamin B2 (Riboflavin) merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air, vitamin ini harus tersedia dalam jumlah yang
cukup, apabila kurang dapat menyebabkan fotophobia, penglihatan kabur, gagal dalam pertumbuhan. Vitamin ini dapat
diperoleh di dalam susu, keju, hati, daging, telur, ikan, sayur-sayuran hijau dan padi.

d. Vitamin B12 (Sianokobalamin) merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air. Pada vitamin ini sangat baik untuk
maturasi sel darah merah dalam sumsum tulang, pengaruh kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia dan vitamin ini
dapat diperoleh dari daging organ, ikan, telur, susu, dan keju.

e. Vitamin C (Asam ascorbat) merupakan vitamin yang larut dalam air yang mudah dioksidasi dan dipercepat oleh panas
atau cahaya, kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan lamanya proses penyembuhan luka, vitamin ini dapat tersedia dalam
tomat, buah semangka, kubis, sayur-sayuran hijau.

f. Vitamin D merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak dan akan stabil dalam suasana panas, vitamin ini berguna
dalam pengatur penyerapan dan pengendapan kalsium dan fosfor dengan mempengaruhi permeabilitas membran usus,
mengatur kadar alkali fosfatase serum, kekurangan vitamin ini akan menyebabkan pertumbuhan jelak dan osteomalasia. Jika
anak-anak kekurangan vitamin D, erupsi/keluarnya gigi dapat menjadi terhambat. Selain itu, kekurangan vitamin D juga bisa
menghambat pembentukan lapisan dentin. Hubungan antara vitamin D dengan karies gigi dijelaskan dalam penelitian di USA
dan Kanada memberikan kesimpulan yang sama. Prevalensi dari karies lebih banyak terdapat di negara-negara bagian utara
dibandingkan dengan negara-negara tropis. Ini disebabkan sedikitnya sinar matahari dan mengakibatkan sintesa vitamin D di
kulit berkurang, pengikisan menyebabkan kerusakan pada gigi anak-anak. Dalam hal ini vitamin D akan berfungsi pada waktu
absorbsi dan metabolisme kalsium dalam pembentukan tulang gigi.
g. Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan tidak stabil terhadap sinar ultraviolet yang dapat berfungsi
dalam meminimalkan oksidasi karoten, vitamin A dan asam linoleat serta menstabilkan membran apabla terjadi kekurangan
dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah pada bayi prematur dan akan menyebabkan kehilangan keutuhan saraf. Vitamin
E dapat diperoleh dari minyak, biji-bijian dan kacang-kacangan.

h. Vitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang dapat berfungsi sebagai pembentukan protombin, faktor
koagulasi II, VII, IX, X yang harus tersedia dalam tubuh yang cukup apabila terjadi kekurangan dapat menyebabkan perdarahan
dan metabolisme tulang yang tidak stabil, vitamin ini tersedia dalam sayuran berdaun hijau, daging dan hati. (Pudjiadi, 2001).

Kekurangan vitamin dalam tubuh lambat laun akan menampakkan gejala-gejala berupa terhentinya pertumbuhan dan gangguan
kesehatan. Gejala ini tergantung pada jenis vitamin yang mengalami kekurangan beberapa macam vitamin secara bersamaan.

Kelebihan vitamin terutama golongan vitamin larut lemak, dapat membahayakan tubuh.Hal ini disebabkan oleh vitamin
ditimbun dalam jaringan.Sebagai contoh kelebihan vitamin A dan D yang disebabkan oleh pemberian dosis tinggi secara terus
menerus atau dalam jangka waktu lama. Untuk vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) tidak terlalu membahayakan
karena kelebihannya dibuang melalui ginjal. (Rahayu Widodo, 2009).

6. Mineral

Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro yang terdiri dari kalsium, klorida, chromium, kobalt,
tembaga, flourin, iodium, besi, magnesium,mangan,fosfor, kalium, natriun, sulfur, dan seng. Semuanya harus tersedia dalam
jumlah yang cukup (Hidayat, 2006).

Kalsium merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur tulang dan gigi, kontraksi otot, iritabilitas syaraf, koagulasi
darah, kerja jantung, dan produksi susu. Kalsium ini akan diekskresi 70% dalam tinja, 10% dalam urine, 15-25% tertahan dan
tergantung dalam kecepatan pertumbuhan. Kadar kalsium ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup karena apabila terjadi
kekurangan menyebabkan mineralisasi tulang dan gigi jelek, osteomalasia, osteoporosis, rakhitis, dan gangguan pertumbuhan.
Tersedianya kalsium ini dapat diperoleh dari susu, keju, sayuran hijau, kerang , dan lain-lain (Hidayat, 2006).

Klorida sangat berguna dalam pengaturan tekanan osmotik, keseimbangan asam dan basa, yang tersedia dalam garam, daging,
susu, dan telur. Golongan mineral lainnya seperti chromium ini berguna untuk glikemia dan metabolisme dalam insulin yang
tersedia dalam ragi, tembaga yang berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan hemoglobin, penyerapan besi dan
lain-lain.Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia dan osteoporosis. Apabila zat besi berlebih dapat menyebabkan sirosis
dan gastritis, hemolisis, tersedianya tembaga terdapat dalam hati, daging, ikan, padi, dan kacang-kacangan.

Flour merupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan struktur gigi dan tulang yang apabila tersedia dalam jumlah yang
kurang menyebabkan caries gigi. Sumber dari flour ini terdapat pada air, makanan laut, tumbuh-tumbuhan. Mineral lain adalah
yodium yang merupakan unsurtiroksin dan triiodotironin yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup apabila kurang dapat
menyebabkan gondok, mineral tersebut terdapat dalam garam. Besi merupakan mineral yang merupakan struktur dari
hemoglobin untuk pengangkutan karbondioksida (CO2) dan oksigen(O2)dan kekurangan besi menyebabkan anemia, zat besi
tersebut tersedia dalam hati, daging, kuning telur, sayuran hijau, padi dan tumbuh-tumbuhan.

Magnesium berguna dalam aktivasi enzim pada metabolisme karbohidrat dan sangat penting dalam proses metabolisme apabila
terjadi kekurangan menyebabkan malabsorbsi yang menyebabkan hipokalsemia atau hipokalemia, magnesium dapat diperoleh
dalam biji-bijian, kacang-kacangan, daging dan susu. Mangan mineral yang berfungsi dalam aktivitas enzim yang terdapat dalam
kacang-kacangan, padi, biji-bijian dan sayuran hijau.

Fosfor merupakan unsur pokok dalam pertumbuhan tulang dan gigi, kekurangan dapat menyebabkan kelemahan otot, fosfor
tersebut dapat diperoleh dari susu, kuning telur, kacang-kacangan, padi-padian, dan lain-lain. Kalium berfungsi dalam kontraksi
otot dan hantaran impuls syaraf, keseimbangan cairan, pengaturan irama jantung.Kalium ini dapat diperoleh dari semua
makanan. Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotik, pengaturan keseimbangan asam dan basa, keseimbangan
cairan. Kekurangan ini dapat menyebabkan kram otot, nausea, dehidrasi, hipotensi, natrium ini dapat diperoleh dari garam,
susu, telur, tepung dan lain-lain. Sulfur merupakan unsur pokok dalam protein seluler yang membantu proses metabolisme
jaringan syaraf, sulfur ini dapat diperoleh dari makanan protein yang mengandung 1%, dan seng merupakan unsur pokok dari
beberapa enzim karboniok anhidrase yang penting dalam pertukaran karbondioksida (CO₂) yang tersedia dalam daging, padi-
padian, kacang-kacangan dan keju. (Solihin Pudjiadi, 2001).

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi

Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi yaitu :

1. Ukuran Tubuh. Merupakan peubah utama dalam menentukan pengeluaran energi seseorang. Tubuh yang besar
memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih besar.

2. Jenis Kelamin. Laki-laki dan perempuan dengan tinggi, berat, dan umur yang sama mempunyai komposisi tubuh yang
berbeda. Perempuan memiliki banyak jaringan lemak dan lebih sedikit otot daripada laki-laki.

3. Umur. Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua. Waktu lahir akan meningkat kebutuhan nutrisi
hingga umur dua tahun dan akan berangsur menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja (Almatsier, 2001).

2.2 Defisiensi Nutrisi

1. Hipoglikemia

Hipoglikemia merupakan masalah kesehatan yang disebabkan karena rendahnya dula darah dalam darah, yaitu dibawah 70
mg/dL. Penyakit ini dapat terjadi oleh semua kalangan baik anak-anak, remaja ataupun orang tua. Selain akibat kekurangan
nutrisi karbohidrat, hipoglikemia juga disebabkan karena gagal ginjal, penggunaan suntikan insulin yang berlebihan, infeksi dan
lainnya. Gejala awal dari penyakit ini adalah kulit basah, cepat marah, sering berkeringat, detak jantung cepat dan juga sering
lapar.

2. Kwasiorkor

Yang kedua adalah kwasiorkor. Kwasiorkor merupakan penyakit yang masuk ke dalam kategori penyakit kekurangan kalori dan
protein (KKP/PEM). Ciri-ciri seseorang yang mengalami penyakit ini adalah rambut rontok, badan lemas, kulit keriput, kurus, raut
muka seperti orang tua meskipun umur masih muda dan wajah tampak sembab dan bulat. Sedangkan gejala awal dari penyakit
ini adalah berat badan yang semakin menurun, anemia, pembengkakan, infeksi diaere, perut besar dan lainnya.

3. Maramus

Akibat kekurangan karbohidrat selanjutnya adalah mengalami maramus. Maramus merupakan gangguan kesehatan yang pada
umumnya terjadi pada anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun. Penyebab dari maramus sendiri antara lain lahir premature,
kekurangan vitamin, penyakit bawaan, kelaparan kronis dan masih banyak lagi. Untuk mencegah penyakit ini, hal yang harus
dilakukan adalah mengonsumsi makanan bergizi, melakukan diet seimbang dan mengonsumsi air bersih

4. Maramus-kwasiorkor

Penyakit ini merupakan campuran dari penyakit maramus dan kwasiorkor yang ditandai dengan adanya wasting dan edema
pitting bilateral. Penyakit ini dapat dimasukkan ke dalam kategori penyakit yang sangat kekurangan nutrisi. Penyebab dari
penyakit ini adalah karena kurangnya asupan karbohidrat dan protein, gangguan hati dan gangguan penyerapan protein.
Seseorang yang mengalami penyakit ini biasanya memiliki ciri-ciri seperti menurunnya kadar protein dalam darah, otot
melemah, apatis, kulit kering dan kusam serta edema.

5. Penyakit Jantung (Butuh HDL-Lemak Baik)

Merupakan penyakit yang timbul akibat terhentinya aliran darah menuju ke jantung yang mengakibatkan sebagian sel jantung
mati. Ini merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia

6. Penyakit Stroke (Butuh HDL – Lemak Baik)

Merupakan penyakit yang disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah di otak.

7. Leukimia (Lemak membantu keseimbangan sel darah)

Merupakan sejenis penyakit yang disebabkan karena adanya produksi sel darah putih yang abnormal sehingga mengganggu
produksi sel-sel darah merah dan thrombosit. Penyakit ini menyerang bagian sumsum tulang belakang pada tubuh manusia.
8. Kanker payudara (Lemak membantu keseimbangan hormon)

Merupakan sejenis kanker yang umumnya terjadi pada wanita, dimana kanker ini menyerang bagian payudara. Kanker ini terjadi
akibat sel-sel dalam tubuh mengalami pertumbuhan yang tidak normal dan tidak terkendali.

9. Cachexia

Penyakit cachexia merupakan penyakit yang menyerang seseorang akibat kekurangan protein. Menurut American Journal of
Clinical Nutrition, penyakit ini dapat menyebabkan penurunan berat badan, penyakit kanker, gagal ginjal, penyakit menular
AIDS, bahkan kematian apabila tidak ditangani dengan baik.

10. Gagal Hati

Gagal hati adalah merupakan penyakit yang menyebabkan kerusakan dan kehilangan fungsi hati akibat ketidakmampuan sel hati
untuk beregenerasi. Hal ini juga menjadi penyakit akibat kekurangan protein. Karena menimbulkan hal yang membahayakan,
maka kondisi ini sangat memerlukan penanganan medis.

11. Apati

Definisi dari apati yaitu suatu kondisi yang menyebabkan emosi menjadi tumpul. Efek penyakit akibat kekurangan protein ini,
bisa mempengaruhi tingkah laku dan fungsi kognitif. Biasanya, apati sering disertai dengan depresi. Namun, kedua hal ini
berbeda. Jika depresi berupa gangguan emosi, maka apati berupa gangguan motivasi.

12. Edema

Penyakit edema ini merupakan nama lain dari retensi air, yakni penyakit kekurangan protein yang paling sering diderita manusia.
Jika darah yang mengalir pada tubuh tidak memiliki protein yang cukup, maka seseorang bisa mengalami gejala tekanan darah
rendah sehingga gampang pusing, lemas dan malas beraktifitas.

Akibatnya, genre darah yang tidak mengandung protein dapat membentuk jaringan pada sekitar pembuluh darah yang mirip
dengan gumpalan air. Jaringan inilah yang biasa disebut dengan edema.

13. Rambut Rontok

Rambut yang rontok secara tidak normal bisa terjadi akibat tubuh kekurangan protein. Ketika ratusan helai rambut mengalami
kerontokan tiap harinya, maka ini merupakan tanda bahwa seseorang sedang mengalami penyakit rambut rontok. Hal ini tentu
saja tidak bisa dianggap sepele, sebab lama-kelamaan dapat membuat kepala menjadi botak, bahkan sulit untuk tumbuh
kembali.

14. Gangguan Otak


Otak merupakan pusat saraf manusia agar dapat berpikir serta mampu menggerakkan tubuh. Jika seseorang kekurangan
protein, maka kecepatan berpikir orang tersebut akan menjadi rendah bahkan sehingga bisa mengakibatkan gangguan yang
parah atau fatal. Misalnya saja seperti berkurangnya kecepatan motorik, mudah stres atau depresi, dan lainnya.

15. Kelelahan

Tubuh yang sering mengalami kelelahan merupakan salah satu tanda bahwa seseorang kekurangan protein. Jika protein ini tidak
cukup untuk tubuh, maka jaringan otot yang mengalami kelelahan bisa rusak sehingga tidak dapat melakukan regenerasi.

16. Ginjal

Kelebihan protein pada tubuh, dapat menyebabkan seseorang mengalami gagal ginjal. Sebab, mengkonsumsi protein yang
berlebih, maka akan membuat ginjal terpaksa bekerja lebih ekstra untuk membuang semua kelebihan nitrogen pada tubuh dan
akhirnya membuat seseorang mengalami gagal ginjal.

17. Asma Dan Alergi

Ketikadehidrasi, tubuhmembatasikeluarmasuknyaudara demi menjagakadar air dalamtubuh. Namundampaknya,


tubuhsemakinrentanterhadapgangguankecildariluar, sepertiasmadanalergi. Jikahaltersebuttakinginterjadi, janganmalasminum
air putih.

2.3 Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

a. Pengukuran Antropometrik

Metode pengukuran ini meliputi ukuran dan proporsi tubuh manusia. Pengukuran antropometrik terdiri atas tinggi badan, berat
badan, tebal lipatan kulit, dan lingkaran tubuh di beberapa area seperti kepala, dada, dan lengan. Tujuan pengukuran ini adalah
mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status nutrisi serta ketersediaan energy tubuh.

1. Tinggi badan

Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi
dilakukan dalam posisi berbaring.

2. Berat badan
Alat ukur yang lazim digunakan untuk mengukur berat badan adalah timbangan manual, meskipn ada pula alat ukur yang
menggunakan system digital elektrik. Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengukur berat badan adalah sebagai berikut.

1. Alat serta skala alat ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang

2. Pasien ditimbang tanpa alas kaki

3. Pakaian diusahakan tidak tebal dan relative sma beratnya setiap kali menimbang.

4. Waktu (jam) penimbangan relatif sama , misalnya sebelum dan sesudah makan.

3. Tebal Lipatan kulit

Pengukuran tebal lipatan kulit bertujuan untuk menentukan persentase lemak pada tubuh. Pengukuran ini mencerminkan massa
otot, jumlah lemak di jaringan subkutan, dan status kalori.

4. Lingkar Tubuh

Umumnya, area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini adalah kepala, dada, dan otot bagian tengah lengan atas.

b. Pengkuran Fisik

Pengukuran tinggi dan berat badan harus diperoleh ketika pasien masuk rumah sakit atau lingkungan pelayanan kesehatan
apapun. Apabila memungkinkan, pasien harus ditimbang pada waktu yang sama setiap hari, pada skala sama dan dengan
pakaian atau linen yang sama. Perubahan berat badan terakhir harus didokumentasikan (Potter dan Perry, 2005).

c. Tes Laboratorium dan Biokimia

Tidak satupun tes laboratorium atau biokimia adalah diagnostik untuk malnutrisi. Tes-tes dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
keseimbangan cairan dan fungsi hati, fungsi ginjal dan adanya penyakit. Tes laboratorium biasanya digunakan untuk
mempelajari status nutrisi termaksud ukuran protein plasmaseperti albumin, transferin, retinol yang mengikat protein, total
kapasitas ikatan zat besi dan hemoglobin (Potter dan Perry, 2005)

d. Riwayat Diet dan Kesehatan

Selain riwayat keperawatan yang umum, perawat memperoleh riwayat khusus diet yang lebih untuk mengkaji kebutuhan nutrisi
aktual atau potensial. Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan cairan dan makanan pasien. Sebaliknya informasi pilihan,
alergi masalah dan area yang berhubungan lainnya seperti kemampuan pasien untuk memperoleh makanan (Potter dan Perry,
2005).
Tambahan bagi perawat untuk mengkaji adalah pengumpulan faktor-faktor yang mempengaruhi pola diet pasien dan status
nutrisi. Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Status Kesehatan. Status kesehatan pasien berhubungan dengan nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat.
Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat. Dan dukungan nutrisi adalah bagian
esensial penyembuhan setiap penanganan medis (Potter dan Perry, 2005).

2. Kultur dan Agama. Pola kultural, etnik, agama dan batasan mengenai makanan harus diperhitungkan. Makanan dan diet
tertentu harus diberikan apabila sesuai (Potter dan Perry, 2005).

3. Status Sosioekonomi. Biaya makanan tidak tetap dan belanja bervariasi tergantung pada uang yang tersedia (Potter dan
Perry, 2005).

4. Pilihan Pribadi. Kesukaan atau ketidaksukaan pribadi mungkin berpengaruh terhadap diet. Makanan yang berhubungan
dengan kenangan yang menyenangkan cenderung menjadi makanan favorit. Makanan yang berhubungan dengan kenangan
yang tidak menyenangkan cenderung untuk dihindari. Makanan mewah dapat digunakan sebagai simbol status. Pilihan individu
harus dipertimbangkan ketika merencanakan diet terapeutik. (Potter dan Perry, 2005).

5. Faktor Psikologis. Motivasi individu untuk makanan yang seimbang danpersepsi individu tentang diet merupakan
pengaruh yang kuat. Makanan yang mempunyai nilai simbolik yang utama bagi banyak orang (misalnya susu menyimbolkan
kelemahan dan daging menyimbolkan kekuatan).

6. Alkohol dan obat-obatan.Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan memberikan konstribusi pada defisiensi nutrisi
karena mungkin dibelanjakan alkohol daripada makanan dan alkohol menggantikan bagian makanan dan menekan nafsu makan.
Alkohol juga memperngaruhi gastrointestinal. Obat-obatan berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan
yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan
dan mengurangi absospsi zat gizi didalam intostin (Potter dan Perry, 2005).

7. Observasi Klinis. Observasi klinis dapat menjadi aspek terpenting pengkajian nutrisi. Tanda-tandaklinis dari status gizi
pasien terlihat pada tabel berikut :

Tanda-Tanda Klinis Dari Status Gizi Pasien

No Bagian Tubuh Tanda-Tanda untuk Bagian Tubuh Tanda-Tanda untuk Bagian Tubuh Tanda-Tanda untuk

1. Penampilan
umum Sadar, responive Lesu, apatis, kakeksia,

penampilan kakeksia

2. Berat badan Berat badan normal untuk

tinggi badan, usia dan

bentuk tubuh Penampilan obesitas atau

kurus (perhatian khusus

untuk kurus)

3. Postur Postur tegak, lengan dan

tungkai lurus Bahu kendur, dada cekung, punggung bungkuk

4. Otot Otot berkembang baik, kuat tonus bagus, beberapa

lemak ada dibawah kulit Penampilan lemah, tonus

buruk, tonus tidak berkembang nyeri, edema, tidak mampu berjalan dengan baik

5. Kontrol sistem

saraf Rentang perhatian baik,

kurang iritabilitas atau

kelelahan, refleks normal,

kestabilan psikologis Kurang perhatian, iritabilitas, bingung, tangan dan kaki terasa terbakar dan kesemutan, kelemahan dan
nyeri otot, penurunan atau kehilangan refleks lutut dan tumit
6. Fungsi

gastrointestinal Nafsu makan dan pencernaan baik, eleminasi teratur normal, tidak ada organ atau massa yang teraba

Anoreksia, tidak mampu

mencerna, konstipasi atau diare, pembesaran hati atau limpa

7. Fungsi

kardiovaskuler Laju denyut dan irama

denyut jantung normal, tidak ada murmur, tekanan

darah normal untuk usianya. Laju denyut jantung cepat, pembersaran jantung dan irama jantung tidak normal, tekanan darah
meningkat.

8. Vitalitas umum Ketahanan bertenaga,

kebiasaan tidur baik,

penampilan kuat Mudah lelah, kurang

energi, mudah tertidur,

penampilan capek dan

apatis

9. Rambut Bersinar, penampilan

berkilat, kuat, helai rambut

tidak mudah dicabut, kulit

kepala sehat Rambut berserabut, kusam, kusut, kering, tipis dan kasar, penampilan depigmentasi, helai rambut mudah
terlepas
10. Kulit (umum) Kulit halus dan sedikit

lembab dengan warna baik Kasar, kering, bersisik,

pucat, berpigmen,

berpenampilan iritasi,

lebam, kehilangan lemak

pada subkutan

11. Wajah dan

leher Warna merata halus, merah muda, penampilan sehat, tidak ada bengkak Penampilan berminyak,

diskolarasi, bersisik,

bengkak, kulit gelap dipipi dan bawah mata, tidak halus dan kasar pada kulitsekitar hidung dan mulut.

12. Bibir Halus, warna baik,

penampilan lembab (tidak

pecah atau bengkak) Penampilan kering dan

bersisik, bengkak, kemerahan dan bengkak

(keilosisi) lesi angular pada sudut mulut.

13. Mulut dan

membran

mukosa Membran mukosa didalam

rongga mulut berwarna


merah muda sampai

kemerahan

Membran mukosa mulut

yang lembut dan bengkak.

14. Gusi Warna merah muda, penampilan sehat dan

merah, tidak bengkak dan

berdarah Gusi bengkak dan mudah berdarah, gusi tertarik kebelakang.

15. Lidah Warna merah muda ataukemerahan gelap baik, tidak bengkak, halus, terdapat papilla dipermukaan, tidak ada
lesi Penampilan bengkak, kasar, warna magenta seperti daging (glositis), papilla hiperemia dan hipertropi, papilla attrofi

16. Mata Mata terang jernih,

penampilan bersinar, tidak ada luka disudut membran, bulu mata lembab dan sehat dengan warna merah muda, pembuluh
darah terlihat atau tidak ada benjolan pada jaringan atau skelra, tidak ada lingkar kelelahan dibawah mata. Membran mata
pucat

(konjungtiva pucat),

membran kemerahan

(injeksi konjungtiva),

kering, tanda-tanda infeksi,

bintik-bintik kemerahan,

fisura pada sudut kelopak

mata (angulat

palpebretik),kekeringan
membran mata

(konjungtiva serosis),

penampilan buram dari

kornea (korneal sirosis),

kornea lunak

(keratomalasia).

17. Leher (kelenjar) Tidak ada pembesaran kelenjar Pembesaran tiroid

18. Kuku Penampilan keras, merah

muda Bentuk kuku seperti sendok (koilonishia), mudah patah dan berpunggung

19. Kaki, tungkai Tidak ada nyeri, lemah atau bengkak, warna baik. Edema, nyeri betis, Kesemutan lemah.

20. Kerangka Tidak ada malformasi Kaki bengkok, lutut

menyatu, deformitas dada pada diafragma, scapula dan rusuk.

B. Penetapan Diagnosis Keperawatan

Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA), diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi
menjadi tiga yaitu :

1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

2. Ketidakseimbangan nutrisi : Lebih dari kebutuhan tubuh

3. Ketidakseimbangan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh.

4. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan nutrisi


5. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh

a. Jika Menggunakan NOC/NIC

Diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi, jika menggunakan NOC/NIC sebagai berikut.

1. Keidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

NOC

Status nutrisi : asupan makanan dan minuman

Kriteria Hasil :

a. Asupan makanan per oral yang adekuat

b. Asupan NGT adekuat

c. Asupan cairan per oral adekuat

d. Asupan cairan yang adekuat

e. Asupan TPN adekuat

NIC

Nutrition Therapy

a. Monitor asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi klien setiap hari.

b. Tentukan berapa jumlah kalori dan tipe zat gizi yang dibutuhkan dengan berkolaborasi dengan ahli gizi.

c. Dorong peningkatan asupan kalori, zat besi, protein dan vitamin C.

d. Beri makanan lewat oral, bila memungkinkan.

e. Kaji kebutuhan klien akan pemasangan NGT.

f. Lepas NGT bila klien sudah bisa makan lewat oral

2. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

NOC
Status nutrisi : asupan nutrient

Kriteria hasil

Klien mendapatkan asupan yang normal dari kalori, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, zat besi, dan kalsium.

NIC

Nutritional Management

a. Diskusikan dengan pasien tentang kebiasaan dan budaya serta factor hereditas yang memengaruhi berat badan

b. Diskusikan risiko kelebihan berat badan

c. Kaji berat badan ideal klien

d. Kaji persentase normal lemak tubuh klien

e. Beri motivasi kepada klien untuk menurunkan berat badan

f. Timbangan berat badan setiap hari.

g. Buat rencana untuk menurunkan berat badan klien

h. Buat rencana olahraga untuk klien

i. Ajari klien untuk diet sesuai dengan kebutuhan nutrisinya.

3. Risiko ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

NOC

Kontrol berat badan, dengan kriteria hasil pasien mampu :

a. Memonitor berat badan

b. Mempertahankan asupan kalori harian secara optimal

c. Menyeimbangkan antara olahraga dengan asupan kalori

d. Mempertahankan berat badan yang optimal

NIC
Kaji kebutuhan kalori dna tipe nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan klien, bekerja sama dengan ahli gizi.

a. Patikan asupan kalori klien sesuai dengan tipe tubuh dan gaya hidup

b. Sesuaikan diet dengan gaya hidup klien.

c. Ajari klien untuk membuat catatan intake makanan setiap hari.

d. Berat badan klien pada angka yang tepat

C. Perencanaan dan Implementasi

Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah nutrisi bisa merujuk pada intervensi yang diterapkan secara umum pada
klien dengan gangguan pemenuhan nutrisi. Akan tetapi, pada kasus – kasus tertentu, penerapan diagnosis tersebut tentulah
harus disesuaikan dengan kasus yang dihadapi. Secara umum, perencanaan dan implementasi untuk diagnosis di atas adalah
sebagai berikut.

1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan:

a. Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan pada mulut, mual, muntah;

b. Penurunan absorpsi nutrisi;

c. Muntah, anoreksia, gangguan digesti;

d. Depresi, stress, isolasi sosial.

2. Intervensi Umum

Mandiri

a. Jelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan cairan yang adekuat.

b. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis makanan yang sesuai bagi klien.

c. Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan.

d. Anjurkan klien untuk istirahat sebelum makan.

e. Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.


f. Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan hindari mengonsumsi cairan satu jam
sebelum dan sesudah makan.

g. Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan mulut yang baik.

h. Atur agar porsi makanan tinggi kalori dan tinggi protein disajikan saat klien biasanya merasa paling lapar.

i. Lakukan langkah – langkah untuk meningkatkan nafsu makan.

1. Tentukan makanan kesukaan klien dan atur agar makanan tersebut tersaji apabila memungkinkan.

2. Hilangkan baud an pemandangan yang tidak sedap dari area makan.

3. Control rasa nyeri dan mual sebelum makan.

4. Anjurkan orang terdekat klien untuk membawa makanan yang diperbolehkan dari rumah apabila memungkinkan.

5. Ciptakan lingkungan yang santai saat makan.

j. Beri klien daftar materi nutrisi diet yang terdiri atas sebagai berikut

1. Asupan tinggi karbohidrat kompleks dan serat.

2. Pengurangan asupan gula, garam, kolestrol, lemak total, dan lemak jenuh

3. Penggunaan alkohol hanya dalam jumlah sedang.

4. Asupan kalori yang sesuai untuk mempertahankan berat badan ideal’

Kolaborasi

Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian nutrisi secara enteral dan parenteral.

a. Enteral

Ketika pemberian makanan melalui oral tidak memungkinkan (missal pada penderita kanker kepala dan leher, masalah usus,
luka bakar berat, dan sebagainya),maka pemberian nutrisi enteral merupakan suatu pilihan. Pada kondisi ini, makanan dapat
diberikan secara langsung ke dalam sistem pencernaan melalui selang (missal slang nasogastrik)

b. Nutrisi Parenteral Total (TPN)


TPN adalah suatu terapi kompleks yang dilakukan untuk memenuhi keperluan nutrisi pasien melalui rute intravena. Larutan yang
digunakan dalam terapi ini adalah larutan hiperosmolar (konsentrasi tinggi). Pemberian terapi nutrisi parenteral total bertujuan
untuk memberikan kalori dalam jumlah besar yang terdiri atas protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.

Bahan makanan tersebut diberikan melalui pembuluh vena sentral yang memiliki aliran darah yang cepat, seperti vena subklavia,
vena jugularis, atau pembuluh vena besar lainnya. Terapi ini hanya digunakan apabila asupan makanan secara enteral tidak
memadai atau merupakan kontraindikasi. TPN tidak diberikan pada pasien yang pencernaannya dapat berfungsi selama 7 – 10
hari, pasien yang masih dapat mencerna makanan dengan baik, dan pada pasien yang mengalami stress atau trauma. Terapi ini
juga tidak dianjurkan untuk pasien dengan tumor yang telah bermetastasis.(grant, 1988).

Rasional

a. Nutrisi berperan menyediakan sumber energy, membangun jaringan, dan mengatur proses metabolisme tubuh.

b. Dengan berkonsultasi, kita dapat menentukan metode diet yang memenuhi asupan kalori dan nutrisi yang optimal.

c. Factor – factor seperti nyeri, kelemahan, penggunaan analgesic, dan imobilitas dapat menyebabkan anoreksia. Dengan
mengidentifikasi penyebab dari anoreksia, kita bisa melakukan intervensi untuk menghilangkan atau meminimalkannya.

d. Kondisi yang lemah lebih lanjut dapat menurunkan keinginan dan kemampuan klien anoreksia untuk makan.

e. Distribusi total asupan kalori yang merata sepanjang hari membantu mencegah distensi lambung sehingga selera makan
mungkin akan meningkat.

f. Pembatasan asupan cairan saat makan membantu mencegah distensi lambung.

g. Kebersihan mulut yang kurang menyebabkan baud an rasa yang tidak sedap yang dapat mengurangi nafsu makan.

h. Menyediakan makanan tinggi – kalori dan tinggi – protein pada saat klien merasa paling lapar, meningkatkan
kemungkinan klien untuk mengonsumsi kalori dan protein yang adekuat.

i. Perencanaan diet berfokus pada upaya mencegah kelebihan nutrisi. Mengurangi konsumsi lemak, garam, dan gula dapat
menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, penyakit kanker tertentu, dan hipertensi.

3. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan:

a. Perubahan pada indra pengecap dan pencium.

b. Medikasi (kortikosteroid, antihistamin, estrogen),

c. Risiko peningkatan berat badan sebesar 12,5 – 15 kg selama kehamilan,


d. Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolik.

Intervensi Umum

a. Kaji adanya factor penyebab peningkatan berat badan, seperti penurunan indra pembau dan perasa, pengaruh medikasi,
atau riwayat penambahan berat badan lebih dari 15 kg selama kehamilan.

b. Jelaskan pengaruh penurunan indra perasa dan pembau pada persepsi kenyang setelah makan. Anjurkan klien untuk
mengevaluasi asupan berdasarkan penghitungan jumlah kalori, bukan perasaan kenyang.

c. Jelaskan rasional peningkatan selera makan akibat penggunaan obat-obatan tertentu.

d. Diskusikan tentang asupan nutrisi dan peningkatan berat badan selama kehamilan.

e. Tingkatan kesadaran klien mengenai berbagai tindakan yang bisa menyebabkan oeningkatan asupan makanan.

f. Ajarkan Teknik-teknik modifikasi perilaku untuk mengurangi asupan kalori.

g. Instruksikan klien untuk memperbanyak aktivitas guna membakar kalori.

Rencana Tindakan

a. Monitor perubahan factor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi dan status kebutuhan nutrisi

b. Kurangi factor yang mempengaruhi perubahan nutrisi

c. Ajarkan untuk merencanakan makanan

d. Kaji tanda vital dan bising usus

e. Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin.

f. Berikan promosi kesehatan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.

Tindakan pada ganngguan kesulitan makan secara umum dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Atur posisi seperti duduk tegak 60-90 derahat pada kursi atau ditepi tempat tidur.

b. Pertahankan posisi selama 10-15 menit.

c. Fleksikan kepala ke depan pada garis tengah tubuh 45 derajat untuk mempertahankan kepatenan esophagus

d. Mulai dari jumlah yang kecil


e. Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari makanan yang pedas atau asam, makanan berserat, dan rendam makana
kering agar lunak.

D. EVALUASI

1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengana danya kemampuan dalam makan serta perubahan nafsu makan
apabila terjadi kurang dari kebutuhan.

2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan kelebihan berat badan.

3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan oleh adanya proses pencernaan makanan yang
adekuat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Oleh karenannya, manusia memerlukan asupan makanan
guna memperoleh zat-zat penting yang dikenal dengan istilah nutrisi tersebut. Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makana
atau bahan-bahan dari linkungan hidupnya serta menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta
mengeluarkan sisanya. Jumlah dari seluruh interaksi antara organism dan makanan yang di komsumsinya.

3.2 Saran

Dalam penyusun makalah ini sangat jauh dari penyempurnaan maka saran,kritikal,idea dari mahasiswa atau mahasiswi yang
bersifat menambah dan membangun maka penulis sangat mengharapkan demi penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Wahid dkk.2015. Ilmu keperawatan Dasar. Jakarta : Salemba Medika

Moore, M.C. 1997. Terapi Diet Edisi 2. Jakarta : Hipocrates

Serington. G. 1981. Ilmu Pangan Pengantar, Ilmu pangan Nutrisi dan mikrobiologi. Yogyakarta : Gadjah Mada university

Anda mungkin juga menyukai