Anda di halaman 1dari 10

Bab 12: KALIMAT EFEKTIF

MATERI Kalimat Efektif

TUJUAN Mahasiswa memahami dan mampu menyusun kalimat dengan


PEMBELAJARAN mengikuti syarat kalimat efektif.

PRASYARAT Pengetahuan umum tentang bahasa Indonesia.

PEMBELAJARAN

URGENSI MATERI Dengan memahami ciri, jenis dan syarat paragraf yang baik, mahasiswa
mampu menyusun paragraf yang baik.

KOHERENSI MATERI Materi ini merupakan kelanjutan dari materi-materi sebelumnya


seperti ruang lingkup karya ilmiah, metode berpikir ilmiah, dan
parafrase/kutipan, dan sebagai transisi menuju kemampuan dalam
penyusunan paragraf yang baik pada karya tulis ilmiah.

AKTIVITAS
PEMBELAJARAN

1 Bukalah mata kuliah Bahasa Indonesia di akun elearn Anda


2 Unduh dan cermati ragam pembelajaran yang ada

3 Simaklah penjelasan dosen Anda dengan saksama


4 Ikutilah seluruh aktivitas/diskusi/kuis yang dipandu oleh dosen

5 Refleksikan pemahaman Anda terhadap materi tersebut sesuai dengan


indikator dan rubrik penilaian yang ada:

Saya merasa memahami seluruh materi


dan penjelasan yang telah diberikan.
Saya merasa memahami sebagian besar
REFLEKSI
materi dan penjelasan yang telah
(berilah tanda diberikan.
‘V’ di salah satu
Saya merasa memahami sebagian kecil
kolom paling materi dan penjelasan yang telah
kanan)
diberikan.
Saya merasa tidak memahami meteri dan
penjelasan yang telah diberikan.
INDIKAT0R

1 Mampu memahami bagian-bagian kalimat dan fungsinya.


2 Mampu memahami pola dasar kalimat dalam bahasa lndonesia.

3 Mampu memahami keefektifan kalimat keilmuan baik dari sisi penulis


juga sisi pembaca.

4 Mampu menyusun kalimat efektif dengan mengikuti karakter


gramatikal, logis, lengkap, sejajar, hemat, dan cara penekanan kalimat
yang benar.

1. PENGANTAR

Peristiwa salah sangka, salah tafsir atau penyimpangan pemaknaan pesan dapat terjadi ketika
karya tulis ilmiah kita menyimpang dari aturan kalimat afektif. Berdasarkan kegelisahan tersebut
sangatlah penting bagi penulis untuk memahami syarat-syarat kalimat efektif. Sebelum kita masuk pada
pemahaman kalimat efektif marilah kita pahami tentang definisi kalimat.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menjelaskan kalimat adalah sebagai: 1) kesatuan ujar
yang mengungkapkan suatu konsep pikiran atau perasaan, 2) perkataan, 3) satuan bahasa yang secara
relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri dari
klausa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016). Sementara itu
dengan sederhana Gufron dkk. mendefinisikan kalimat adalah sekelompok kata yang bersistem yang
memiliki makna yang lengkap dan sempurna. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!) (Gufron, et al., 2016).
Sejalan dengan pemahaman tersebut, Sneddon (1996: 318) menyatakan sebagai berikut.

A sentence is a construction which is grammatically complete; it can stand alone as a complete


utterance (although it may be closely linked to what has gone before). A sentence expresses a
statement, question, command or exclamation. In writing a sentence begins with a capital letter
and ends with a full stop, question mark or exclamation mark.
Kalimat yang baik harus memenuhi persyaratan gramatikal. Artinya kalimat harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, yaitu (1) bagian-bagian penting yang harus ada dalam suatu
kalimat, (2) aturan-aturan berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), (3) cara
memilih kata yang tepat dalam kalimat. Kelengkapan bagian kalimat sangat menentukan kejelasannya.
Setidak-tidaknya sebuah kalimat harus memiliki subjek dan predikat (Gufron, et al., 2016).

2. BAGIAN-BAGIAN KALIMAT

Bagian kalimat dibedakan atas dua kelompok: bagian inti dan bagian noninti. Bagian inti adalah
bagian yang tidak bisa dihilangkan, jika dihilangkan pemaknaan akan rusak atau kehilangan gagasan.
Bagian inti dalam kalimat meliputi: subjek, predikat,objek, dan pelengkap. Bagian noninti jika
dihilangkan, makna kalimat masih dapat dipahami. Bagian noninti adalah keterangan. Berikut ciri-ciri
bagian kalimat.

a. Subjek

Subjek adalah pelaku atau peran yang melakukan pekerjaan atau perbuatan (Parera, 2007).
Subjek juga didefinisikan sebagai sesuatu yang berdiri sendiri dan sesuatu tentangnya akan diberitakan.
Subjek diterangkan oleh predikat. Subjek dapat diidentifikasi sebagai berikut.

1) Subjek menjadi pokok pembicaraan.


2) Subjek berkategori nomina (kata benda), frasa nominal, atau pengganti nomina.
3) Subjek tidak diawali preposisi.
4) Subjek tidak berupa kata ganti tanya.

b. Predikat

Predikat adalah unsur klausa yang selalu ada dan merupakan pusat klausa karena memiliki
hubungan dengan unsur-unsur lainnya, yaitu subjek, objek, dan keterangan (Ramlan, 1993). Predikat
adalah bagian dari kalimat yang menerangkan atau membicarakan sesuatu yang berdiri sendiri, yaitu
subjek (Kridalaksana, 2008). Predikat dapat diidentifikasi sebagai berikut.

1) Predikat membicarakan subjek, artinya predikat memberikan penjelasan terhadap subjek.


2) Predikat berkategori nomina (kata benda), verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat), numeralia
(kata bilangan), dan frasa preposisional.
c. Objek
Objek adalah konstituen kalimat yang dituntut kehadirannya oleh predikat yang berupa verba
trasitif pada kalimat aktif (Gufron, et al., 2016). Pedapat lain mengatakan “objek adalah bagian dari
verba yang menjadi predikat dalam kalimat itu” (Chaer, 2011). Ciri-ciri objek sebagai berikut.

1) Objek berkategori nomina atau pengganti nomina.


2) Objek mengikuti verba aktif transitif secara langsung tanpa diawali preposisi.
3) Objek dalam kalimat aktif transitif dapat berubah menjadi subjek jika dipasifkan.

d. Pelengkap
Pelengkap atau komplemen memiliki kemiripan dengan objek, sama-sama mengikuti predikat
(Alwi). Pelengkap adalah bagian dari predikat verbal yang menjadikan predikat itu lengkap (Chaer,
2011). Pembeda objek dan pelengkap dapat diidentifikasi berdasarkan ciri-ciri dan contohnya di bawah
ini.

1) Pelengkap berkategori nomina. Contoh: Adikku berdagang pensil.


2) Pelengkap berkategori verba. Contoh: Siswa itu sedang belajar menari.
3) Pelengkap berkategori adjektiva. Contoh: Wanita itu berdandan cantik.
4) Pelengkap berkategori numeralia. Contoh: Saudaranya berjumlah lima.
5) Pelengkap berkategori frasa preposisional. Contoh: Semua orang suka pada keadalian.

e. Keterangan
Keterangan adalah bagian bukan inti kalimat, sehingga dapat dihilangkan dan letaknya bisa di
awal, tengah, atau akhir (Gufron, et al., 2016). Contohnya ada di bawah ini.
1) Hari Minggu Toni bermain bola.
2) Toni bermain bola hari Minggu.
3) Toni hari Minggu bermain bola.
3. POLA DASAR KALIMAT

Kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat
(P). kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Dengan kata
yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan kalimat dengan frasa.
Kalimat dapat berbentuk sederhana atau kompleks.
Kalimat dasar bahasa Indonesia memiliki pola sebagai berikut.
a. KB + KK : Mahasiswa berdiskusi.
b. KB + KS : Dosen itu ramah.
c. KB + KBil : Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
d. KB + (KD + KB) : Tinggalnya di Palembang.
e. KB1 + KK + KB2 : Mereka menonton film.
f. KB1 + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan.
g. KB1 + KB2 : Rustam peneliti.

4. KALIMAT KEILMUAN

Kalimat keilmuan adalah kalimat yang digunakan dalam karya-karya keilmuan. Kalimat keilmuan
berbentuk kalimat efektif. Kalimat yang efektif dan benar adalah kalimat dengan penggunaan jumlah
kata yang sedikit dapat diungkapkan gagasan yang padat dan tepat tanpa terjadinya pelanggaran
terhadap kaidah setiap unsur dan aspek bahasa. Adapun keefektifan kalimat keilmuan, menurut
Suwignyo dan Anang (2008), dapat diukur dari dua sisi, yaitu dari sisi penulis dan dari sisi pembaca. Dari
sisi penulis, kalimat dikatakan efektif apabila kalimat yang digunakan dapat mengakomodasi gagasan
keilmuan penulis secara tepat dan akurat. Dari sisi pembaca,kalimat dikatakan efektif apabila pesan
kalimat ditafsikan sama persis dengan yang dimaksudkan penulisnya (Suwignyo & Anang, 2008).
Paragraf di bawah ini dikutip dari tugas artikel ilmiah mahasiswa semester genap tahun
2019/2020. Silakan Anda perhatikan!
“Dampak pemanasan global, yaitu berupa kenaikan muka laut dengan kecepatan 2-8
mm/tahun yang tampaknya lambat dan tidak berarti, akan tetapi dalam 100 tahun mendatang
kenaikan muka laut tersebut mampu untuk menggenangi kawasan pesisir P. Jawa yang
memiliki morfologi pantai yang landai dan bersudut lereng kecil.”

Keilmiahan kalimat-kalimat pada paragraf di atas sudah dapat dirasakan, namun penyusuanan
kalimat-kalimatnya dapat diefektifkan lagi sehingga informasinya menjadi padat dan tepat tanpa
terjadinya pelanggaran terhadap kaidah setiap unsur dan aspek bahasa. Bandingkan dengan paragraf
ini!
Pemanasan global berdampak pada kenaikan permukaan laut dengan kecepatan 2─8
mm pertahun. Kenaikan tersebut terlihat lambat dan tidak berarti, namun dalam 100 tahun
kedepan kenaikan permukaan laut tersebut akan menggenangi kawasan pesisir Pulau Jawa
yang memiliki morfologi pantai yang landai dan bersudut lereng kecil.

Efektivitas kalimat dapat ditekankan dengan memposisikan subjek atau objek kalimat
dengan letak yang strategis sehingga kalimat memiliki kesatuan dan kelangkapan. Kita juga harus
ingat bahwa kalimat yang efektif harus memperhatikan ejaan yang benar.

5. CIRI KALIMAT EFEKTIF


Kalimat dikatakan efektif apabila memiliki ciri sebagai berikut (Suwignyo & Anang, 2008).

a. Gramatikal
Sebuah kalimat dapat disebut memiliki ciri gramatikal apabila kalimat tersebut disusun mengikuti kaidah
bahasa Indonesia yang berlaku (Suwignyo & Anang, 2008).

Mereka pada ngambil bagiannya. (salah, karena kata pada ngambil menyimpang dari kaidah, tercampur
logika bahasa daerah)

Mereka semua mengambil bagiannya. (benar)

b. Logis
Kalimat dikatakan logis apabila jalan pikiran, atau gagasan keilmuan yang dinyatakan dalam kalimat
dapat diterima kebenarannya (Suwignyo & Anang, 2008).

Masalah perencanaan makalah ini mau saya jelaskan. (salah, karena logikanya tidak terukur)

Masalah perencanaan makalah ini akan saya jelaskan pada pertemuan yang akan datang. (benar)

c. Lengkap
Dalam kalimat keilmuan diperlukan penggunaan unsur-unsur wajib, yakni
penggunaan subjek, predikat, objek dan keterangan secara jelas dan fungsional (Suwignyo & Anang,
2008).

Contoh:

Bank-bank di Indonesia sudah mulai berani meminjami para pengusaha kecil. (salah, sebab tidak
berobjek).

Bank-bank di Indonesia sudah mulai berani meminjami para pengusaha kecil uang. (benar, sebab
memiliki objek uang)
d. Sejajar

Kesejajaran kalimat artinya kesamaan atau keserasian unsur kebahasaan, misalnya bentukan kata, atau
pola struktur yang digunakan dalam suatu kalimat. Gagasan atau informasi keilmuan yang sama
hendaknya dinyatakan dalam bentukan kata atau pola struktur unsur kalimat yang sama, sepadan atau
sejajar (Suwignyo & Anang, 2008).

Contoh:

Sangat disayangkan bahwa sampai saat ini pimpinan lembaga penelitian belum merekomendasi usulan
penelitian ini. (S)

Sangat disayangkan bahwa sampai saat ini usulan penelitian ini belum direkomendasi oleh pimpinan
lembaga penelitian. (B)

e. Hemat

Kalimat dikatakan hemat apabila seluruh unsur yang digunakan dalam kalimat misalnya, kata, istilah
atau frasa benar-benar mendukung gagasan keilmuan penulisnya. Oleh sebab itu penggunaan kata,
istilah, dan frasa secara mubazir, boros, atau berlebihan dihindari (Suwignyo dan Anang, 2008: 39).

Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan ketika seseorang hendak menulis kalimat efektif.

1) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek. Contoh:

a) Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

b) Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.

Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.

a) Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

b) Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

2) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada


hiponimi kata. Contoh:

a) Ia memakai baju warna merah.

b) Di mana engkau menangkap burung pipit itu?

Kalimat itu dapat diubah menjadi

a) Ia memakai baju merah. (kata ―warna‖ dapat dihilangkan karena mubazir)

b) Di mana engkau menangkap pipit itu? (kata ―burung‖ dapat dihilangkan karena
mubazir)
3) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh:

a) Dia hanya membawa badannya saja.

b) Sejak dari pagi dia bermenung.

Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi

a) Dia hanya membawa badannya.

b) Sejak pagi dia bermenung.

4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Misalnya:

Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang

Bentuk baku : para tamu, tamu-tamu, beberapa orang, orang-orang

f. Penekanan yang Benar

Gagasan/informasi keilmuan yang dipentingkan penulis perlu diberi penekanan. Hal itu
dilakukan oleh penulis agar informasi yang dinyatakan memperoleh perhatian pembaca (Suwignyo &
Anang, 2008).

Cara penekanan kalimat:


a. Meletakkan unsur yang ditekankan di awal pernyataan.
b. Membubuhi partikel pementing, yakni lah, kah, dan pun.

5. RANGKUMAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menciptakan gagasan-gagasan
pada pikiran pembaca atau pendengar seperti pikiran yang dimaksudkan oleh penulis atau pembicara.
Sebuah kalimat tergolong efektif jika memiliki ciri-ciri yaitu: gramatikal, logis, lengkap, sejajar, hemat,
dan menggunakan penekanan yang benar.
6. AKTIVITAS
Petunjuk: Periksalah lalu perbaikilah kalimat dalam paragraf di bawah ini sehingga menjadi paragraf
tersebut berkalimat efektif!

a) Dengan ini, tujuan kami adalah melakukan penelitian ini untuk mengenai
penggunaan dan pemilihan warna dalam video musik. Kedepannya kami dan pembaca
mampu mengerti penggunaan warna yang tepat dalam konten atau media yang akan di
buat.

b) Dimana faktanya kaum Tionghoa tidak semuanya memiliki kehidupan yang


sedemikian mewah, namun pandangan umum yang ada menjadikan kaum Tionghoa
dipojokkan karena kesenjangan ekonomi.

c) Bagi bisnis fashion kualitas, mode, harga dan tren sangat sensitif. Oleh karena itu,
dibutuhkan kreatifitas dan strategi yang baik dalam melayani semua kebutuhan pasar
terutama pada bagian merchandising. Salah satu strategi atau metode yang dapat
digunakan ialah metode sensori.

d) Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui warna-warna tren
tahun ini disertai dengan alasan mengapa warna-warna tersebut menjadi tren.
Karakteristik warna dan pengaruh warna-warna tersebut dalam dunia mode juga akan
dibahas di dalam karya ilmiah ini. Semua mode ini dilihat dari perkembangan dunia mode
di musim panas dan musim semi tahun 2019.

e) Menurut Tuanakotta (2010:196) menjelaskan bahwa occupational fraud dalam


bentuk fraud tree memiliki tiga bagian yaitu, manipulasi laporan keuangan (fraudulent
statement), penyalah gunaan kepemilikan (asset misappropriation), juga penggelapan
(corruption).
Bibliography
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud RI., 2016. KBBI Daring. [Online]
Available at: https://kbbi.kemdikbud.go.id/ [Accessed 20 Juli 2020].

Ghufron, S., Marzuqi, I. & Abdullah, Z., 2016. Kompeten Berbahasa Indonesia. Surabaya: Appi-Bastra.

Kridalaksana, H., 2008. Kamus Lingistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Parera, J. D., 2007. Morfologi Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Sneddon, J. S., 2003. The Indonesia Languange. Australia: UNSW Press.


Ramlan, M., 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa lndonesia. Yogyakarta: Andi
Offset.

Suwignyo, H. & Anang, S., 2008. Bahasa Indonesia Keilmuan. Malang: UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai