Anda di halaman 1dari 4

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan : 31
Mata Pelatihan : Nasionalisme
Widyaiswara : Drs. Suyono, M.Pd.
Nama Peserta : Diajeng Tyas Pinru Phytanza
Nomor Presensi : 16
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Pusdiklat Pegawai Kemendikbud

A. Pokok Pikiran
Nasionalisme merupakan implementasi rasa cinta dan bangga sebagai warga negara Indonesia
terhadap bangsa dan negaranya dengan tetap menghormati dan menghargai bangsa lain. Nasionalisme
sebagai seorang ASN harus memahami dan memiliki kesadaran untuk mengimplementasikan nilai-nilai
nasionalisme. Nilai dasar Nasionalisme mengharuskan ASN untuk lebih mengedepankan kepentingan
Nasional daripada kepentingan pribadi atau kelompok. Semangat Nasionalisme yang tinggi dari ASN
dalam menjalankan tupoksinya selalu berorientasi pada nilai-nilai luhur Pancasila sebagai Way of life
bangsa Indonesia. Nilai-Nilai Luhur Pancasila sebagaimana yang terdapat dalam dalm setiap Sila haruslah
menjadi pola perilaku Setiap ASN untuk menghargai keaneka ragaman suku,budaya dan agama
sebagaimana dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam memberikan pelayanan ASN yang
professional.
Nilai dasar nasionalisme sebagai ASN yang menerapkan Pancasila sebagai dasar dalam
menjalankan tugasnya dibagi menjadi lima sesuai dengan jumlah sila dari Pancasila.
1. Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai religious, toleran, transparan, etos kerja, tanggung jawab,
amanah, dan percaya diri.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang rasa, persamaan derajat,
saling menghormati, tidak diskriminatif.
3. Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban, menjaga ketertiban,
mengutamakan kepentinngan public, dan gotong royong.
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
memiliki nilai musyawarah mufakat, kekeluargaan, menghargai pendapat, dan bijaksana.
5. Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap adil, tidak serakah, tolong
menolong, kerja keras, dan sederhana.
Sebagai ASN, nasionalisme diaktualisasikan sesuai dengan fungsi dan tugas antara lain pada ranah
berikut:
1. Kebijakan public
Sebagai ASN, kita harus memiliki nilai kepublikan yang memiliki orientasi pada kepentingan public,
menempatkan kepentingan public, bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya serta kepentingan
nasional diatas kepentingan sectoral atau golongan.
2. Pelayanan public
Sebagai ASN kita harus memiliki integritas tinggi dalam melayani yang disesuaikan dengan kode etink
ASN. Bersikap adil, tidak diskriminatid, professional dan berintegritas dalam memberkan pelayanan
kepada masyarakat. Selain itu ASN harus menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak
korupsi, transparan, akuntabel, dan memiliki kinerja yang memuaskan public.
3. Sebagai Perekat dan Pemersatu bangsa
Sebagai ASN kita harus memiliki rasa nasionalisme yang kuat, memiliki kesadaran yang tinggi untuk
menjaga kedaulatan negara dan pemersatu bangsa serta mengupayakan sutuasi yang damai di seluruh
Indonesia dan terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tokoh

Mbah Moen merupakan Pondok Pesantren Al Anwar di


Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Ia adalah tokoh kenamaan
Nahdlatul Ulama. Selain itu, Mbah Moen juga dikenal sebagai
salah satu sesepuh PPP. Selain ahli di bidang ilmu fiqih, KH
Maimun Zubair juga dikenal sebagai sosok yang gigih dalam
mengkampanyekan nasionalisme dan cinta tanah air.
Penekanan NKRI dengan ideologi Pancasila juga kerap
didengungkan Mbah Moen dalam setiap kesempatan.
emajemukan Indonesia tidak bisa disikapi dengan pemikiran
sempit dan fanatisme, pandangan yang menganggap di luar
kelompoknya adalah salah. Dalam menguraikan peristiwa dan
fakta sejarah, KH Maimun Zubair banyak memberikan
sejumlah perspektif, misalnya terkait dengan kekhalifahan Islam. Menurutnya, saat ini khilafah sudah
tidak ada dan telah digantikan oleh nasionalisme. Meski sejarah kekhalifahan pernah mencapai masa
kejayaannya, tetapi sejarah harus dikontekstualisasikan. Artinya harus menyesuaikan dengan kondisi
saat ini. Lebih lanjut, dalam berbagai acara menyangkut kebangsaan, KH Maimun Zubair sering
dijumpai di dalamnya. Berepapa bukti nasionalisme K.H. Maimoen Zubar yaitu Pertama, beliau
mendidik ribuan santri dalam jangka waktu yang panjang sebagai kader-kader dan tokoh agama dan
bangsa di berbagai pelosok Nusantara. Santri-santri Pondok Pesantren Al Anwar tampil sebagai tokoh
masyarakat dan bangsa yang memberikan kontribusinya di tengah masyarakat di berbagai bidang,
khususnya bidang pendidikan dan pembinaan moral. Peran di balik layar ini menjadi pondasi kiprah
kemasyarakatan dan kebangsaan yang abadi sampai hari kiamat. Hubungan kiai-santri tidak hanya di
dunia, tapi abadi sampai akhirat. Kedua, beliau terjun langsung dalam pembangunan bangsa sebagai
aktivis partai politik. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menjadi partai pilihan KH Maimun Zubair
dalam menyalurkan aspirasi politiknya. PPP sejak dulu menjadi pelabuhan politik para kiai, khususnya
sebelum Berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). KH Maimun Zubair konsisten berada di partai
ini sampai akhir hayatnya. Ketiga, dalam perkembangan Pesantrennya, KH Maimun Zubair
mendirikan pesantren yang di dalamnya ada lembaga pendidikan formal, mulai tsanawiyah, aliyah dan
bahkan sampai Perguruan Tinggi. Ini menunjukkan wawasan nasionalisme yang kokoh dan mantap
dalam rangka kaderisasi pemimpin bangsa di jalur struktural dan formal. Keempat, beliau mendorong
putra-putrinya aktif dalam politik sebagai instrumen mengabdi kepada bangsa dalam rangka
membumikan program-program kebangsaan dan kemasyarakatan yang manfaatnya langsung bisa
dirasakan grassroots. Tampilnya KH Taj Yasin Maimun sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah tidak
lepas dari visi besar KH Maimun Zubair dalam membangun bangsa ini seutuhnya, lahir-batin, jiwa
Dan raga. Kelima, beliau tampil sebagai ulama yang mendamaikan konflik politik tingkat nasional.
Semua orang diterima secara legowo tanpa ada yang direndahkan. Dalam konteks Pilpres 2019
kemarin, Jokowi dan Prabowo diterima dengan baik. Beliau merekatkan hubungan dan menyejukkan
semua pihak sehingga potensi konflik vertikal dan horizontal bisa dieliminir sedini mungkin.

B. Penerapan
Penerapan Nasionalisme dalam mata kuliah Augmentative and Alternative Communication (AAC)
Adapun nilai-nilai nasionalisme yang dapat diimplementasikan dari mata kuliah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengamalan sila pertama yaitu dengan berdoa pada setiap memulai perkuliahan, mahasiswa diberikan
arahan bagaimana membangun etos kerja, disiplin dan memiliki tenggang rasa.
2. Pengamalan sila kedua ditunjukkan dengan menyediakan juru Bahasa isyarat untuk memudahkan
pembelajaran bagi mahasiswa yang mengalami gangguan pendengaran
3. Pengamalan sila ketiga dilakukan dengan penguatan rasa bangga dan cinta tanah air yang bisa
ditunjukkan oleh mahasiswa melalui penggunaan software-software atau teknologi komunikasi yang
dibuat oleh bangsa Indonesia
4. Pengamalan sila ke empat ditunjukkan dengan selalu mengingatkan mahasiswa untuk berkoordinasi
dalam menyelesaikan tugas kelompok
5. Pengamalan sila kelima dapat ditunjukkan dengan memberikan tugas yang sesuai dengan kompetensi
masing-masing mahasiswa.
Tugas Individual
Analisis film “Guru teladan”
Deskripsikan nilai-nilai Nasionalisme yang diaktualisasikan oleh tokoh!
No. Nama Tokoh Nilai Penjelasan
1 Pak Satya Saling Terlihat ketika beliau berdiskusi dengan
menghormati masyarakat, beliau tidak menyela ataupun
mematahkan pendapat orang lain. Selain itu
terlihat pula ketika beliau menemui pak Bupati,
beliau tidak menyela pembicaraan.
Cinta tanah air Walaupun gaji pas-pasan dan banyak tantangan
Dan rela berkorban dan hambatan dalam mengajar, namun beliau
menolak tawaran untuk mengajar di negeri Jiran,
beliau lebih memilih untuk tetap mencerdaskan
anak bangsa
Mengutamakan Dengan mencari solusi permasalahan yang ada
kepentingan publik di desanya
Gotong royong, Terlihat dalam aktivitas beliau dalam membuat
kerja keras bendungan bersama masyarakat
Musyawarah Terlihat ketika beliau berada dalam forum
mufakat dan diskusi dengan masyarakat.
menghargai
pendapat
Sederhana Terlihat dari kondisi kehidupan pak Satya
beserta keluarganya sehari-hari
2 Teman pak satya Jujur dan percaya Diwujudkan dalam adegan ketika beliau
yang menemui bupati diri menyampaikan pendapatnya didepan pak Bupati
terkait sekolah yang telah diperbaiki
3 Pak Bayu Saling Terlihat ketika beliau berada dalam forum
menghormati, diskusi dengan masyarakat.
musyawarah
mufakat,
menghargai
pendapat

Ketentuan:
1. Berisi konsep konsep/informasi penting yang telah dipelajari dalam modul
2. Berisi hasil pengayaan dan penguatan melalui pencarian profil/biografi singkat tokoh, best practices,
contoh kasus/peristiwa yang dapat diperoleh dari bahan bahan secara online/atau cetak (difoto).
3. Ditulis minimal 1 (satu) halaman dan maksimal 3 (tiga) halaman
4. Dikumpulkan dalam bentuk file pdf

Ukuran kertas : A4
Margin : Atas (2 cm); Bawah (2 cm); Kiri (2 cm); Kanan (2 cm)
Huruf : Times New Roman (11pt)
Spasi : 1.15pt

Anda mungkin juga menyukai