Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan : 16
Mata Pelatihan : Akuntabilitas
Nama Peserta : Muhammad Isra Andria
Kelompok :3
NDH : 22
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : BPSDMD Provinsi Kalimantan Selatan

1. Pokok Pikiran
1.1. Pengertian
Akuntabilitas menurut Simbolon (2006) adalah kewajiban untuk menyampaikan pertanggung
jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan
kolektif atau organisasi kepada pihak yang dimiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan
atau pertanggungjawaban. yang menjadi amanahnya. Menurut Sedarmayanti (2003) akuntabilitas
adalah sebagai berikut: “Akuntabilitas adalah suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggung
jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara
periodik”.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai
publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara
kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi.
b) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam
politik praktis.
c) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam menyelenggarakan pemerintahan dan
pelayanan publik.
d) Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara
pemerintah.
1.2. Aspek-aspek Akuntabilitas
a) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan.
b) Akuntabilitas berorientasi pada hasil.
c) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan.
d) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi.
e) Akuntabilitas memperbaiki kinerja.
1.3. Pentingnya Akuntabilitas
ASN perlu menjdi pelayan masyarakat dengan mengenalkan nilai-nilai akuntabilitas untuk
membentuk sikap, dan perilaku ASN dengan mengedepankan kepentingan publik, imparsial, dan
berintegritas. Akuntabilitas publik memiliki 3 fungsi utama (Boven, 2007), yaitu:
a) Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran dekokrasi).
b) Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional).
c) Untuk mengingkatkan efesiensi dan efektivitas (peran belajar).
1.4. Tingkatan Akuntabilitas
a) Akuntabilitas Personal.
b) Akuntabilitas Individu.
c) Akuntabilitas Kelompok.
d) Akuntabilitas Organisasi.
e) Akuntabilitas Stakeholder.
1.5. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Akuntabel
a) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari bawah dimana pemimpin memainkan peranan yang penting
dalam menciptakan lingkungannya.
b) Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah mendoronf komunikasi yang lebih besar dan kerjasama
antara kelompok internal dan eksternal.
c) Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi
semua hukum yang berlaku.
d) Tanggung Jawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responbilitas perseorangan memberikan kewajiban bahwa ada suatu
konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk
bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.
e) Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Ketidakadilan haris dihindari karena dapat
menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi
tidak optimal.
f) Konsistensi
Evertson (2011) mengatakan bahwa konsistensi adalah mempertahankan ekspektasi yang sama
terhadap sebuah perilaku dalam kegiatan tertentu yang dilakukan sepanjang waktu.
g) Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan melahirkan
akuntabilitas.
h) Keseimbangan
i) Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya keseimbangan
antara akuntabilitas dan kewenangan, seta harapan dan kapabilitas.
j) Kejelasan
1.6. Profil Tokoh
Penulis akan membahas profil Basuki Hadimuljono sebagai teladan terkait penerapan nilai
akuntabilitas di kalangan pejabat pemerintah. Basuki Hadimuljono lahir di Surakarta pada 5 November
1954. Ia menempuh Pendidikan S-1 di Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Selanjutnya, ia memilih
untuk meniti karier sebagai PNS di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Di
Kementerian PUPR, Basuki sempat menduduki beberapa jabatan seperti menjadi Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum periode pada 2005 hingga 2007, Inspektur
Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum periode 2007 hingga 2013, dan Direktur Jenderal Penataan
Ruang Kementerian Pekerjaan Umum pada 2013 hingga 2014. Setelah mengabdi 31 tahun lebih, ia
diminta presiden terpilih Joko Widodo untuk menjadi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
RI dalam Kabinet Kerja 2014-2019. Ia menjadi orang pertama yang menduduki kementerian baru yang
sebelumnya bernama Kementerian Pekerjaan Umum.
Penghargaan yang pernah didapat oleh beliau antara lain:
• Pegawai Teladan Departemen Pekerjaan Umum, 1995
• Satyalancana Karya
• Satya X 2001
• Satyalancana Karya Satya XX 2003
• Satyalancana Pembangunan, 2003
• Satyalancana Wirakarya, 2005
• Satyalancana Kesejahteraan Sosial Pasca Tsunami NAD, 2005
• Satyalancana Karya Satya XXX, 2014
Hal yang dapat diteladani dari beliau antara lain:
• Menjadi Menteri dari kalangan birokrat bukan sebuah hal yang mustahil bagi ASN
• Menjadi Menteri andalan Presiden Joko Widodo untuk melaksanakan program pembangunan
infrastruktur
• Dipercaya menjadi Menteri hingga 2 kali di Kementerian yang paling banyak mendapat tugas dan
pengelolaan anggaran terbesar pada TA 2018 mencapai 107 Triliun
• Berhasil merampungkan banyak proyek infrastruktur antara lain pembangunan jalan tol Trans Jawa
dan Trans Sumatera, serta jalan Trans Sulawesi dan Trans Papua tanpa terlibat KKN
• Mampu menjalankan tugasnya dengan tanggung jawab dan mempunyai target yang jelas.
• Sebagai bentuk pelayan publik yang transparan beliau mendorong perencanaan dan penganggaran
berbasis elektronik.
• Beliau berhasil membangun 860.015 hektar Jaringan irigasi baru dan merehabilitasi lebih dari
1.000.000 hektar jaringan irigasi
• Kementeriannya berhasil memfasilitasi pembangunan jalan tol Trans Jawa yang menghubungkan
ujung barat hingga timur Pulau Jawa. Rinciannya, 132,2 km tol baru pada tahun 2015, kemudian 44
km tol baru pada tahun 2016, dan 156,6 km tol baru pada tahun 2017, serta 110,3 km tol baru hingga
2018.
• Beliau juga sudah menyelesaikan 4 jembatan bentang panjang yakni Jembatan Merah Putih,
jembatan Pak Kasih Tayan, Jembatan Petuk, dan Jembatan Sigandul. Ia juga membangun 4 flyover
di Brebes dan flyover Antapani, Bandung dengan teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan
(CMP)
• Di bidang perumahan berhasil menyelesaikan pembangunan SPAM Regional Umbulan (2017),
Renovasi dan pembangunan 33 venue di DKI Jakarta, Sumatera Selatan dan Jawa Barat unutk Asian
Games, Pembangunan 44.893 unit Rusun di seluruh Indonesia, Pembangunan Perpustakaan Apung
di Tambak Lorok Semarang, Jateng, Pembangunan 473.165 unit Rumah Swadaya, dan
Pembangunan 22.358 unit Rumah Khusus.
Banyaknya bukti konkrit beliau yang telah penulis sebutkan di atas bahwa beliau telah
melaksanakan nilai Akuntabilitas di Kementerian PUPR dengan banyaknya pembangunan yang
beliau lakukan selama menjabat sebagai Menteri PUPR dari 2014-Sekarang dan tidak pernah ada
pemberitaan bahwa beliau melakukan KKN.

2. Penerapan
Dalam keseharian mengemban tugas sebagai Ahli Pertama- Pengelola Pengadaan Barang Jasa,
penulis melaksanakan nilai Akuntabilitas dengan cermat dan teliti ketika menyeleksi penyedia jasa yang
mengikuti seleksi/tender pemerintah. Lebih dari itu juga berpegang teguh kepada peraturan perundang-
undangan terkait pedoman pengadaan barang/jasa pemerintah, melakukan pencatatan arsip berupa dokumen
fisik dan digital, melaksanakan pedoman sistem pengawasan check and balances sesuai peraturan perundang-
undangan, menjunjung tinggip prinsip sanggah yang ada pada aturan pengadaan barang/jasa dimana peserta
seleksi/tender dapat mengajukan keberatan apabila ada keputusan dari kelompok kerja pemilihan/pejabat
pengadaan salah dalam mengambil suatu keputusan yang sifatnya merugikan peserta. Unit kerja dimana
penulis bekerja saat ini juga melaksanakan SOP dengan pengawasan dari Lembaga Vertikal (LKPP). Sistem
pengadaan barang jasa juga sudah berpedoman 100% secara elektronik sehingga meminimalisir terjadinya
KKN pada proses pengadaan barang/jasa.

Referensi Profil Tokoh


https://kompaspedia.kompas.id/baca/profil/tokoh/basuki-hadimuljono
https://id.wikipedia.org/wiki/Basuki_Hadimuljono

Anda mungkin juga menyukai