Bab 3.paragraf Dan Kalimat Efektif
Bab 3.paragraf Dan Kalimat Efektif
39
39
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
A. Paragraf
1. Pengertian Paragraf
Istilah paragraf, alinea atau ‘paragraph’ sudah biasa didengar
baik dalam percakapan maupun dalam praktik. Paragraf merupakan
inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan (Keraf, 2004:
69). Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang
didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari
kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas
sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat-kalimat ini saling
bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Perhatikan contoh berikut.
Contoh 1
Secara umum komunikasi antarpribadi dapat didefinisikan
sebagai komunikasi yang berlangsung secara informal antara
40
Paragraf & Kalimat Efektif
a. Kegunaan Paragraf
Kegunaan paragraf yang utama adalah untuk menandai
pembukaan topik baru atau pengembangan lebih lanjut topik
sebelumnya. Perhatikan contoh paragraf berikut.
Contoh 2
Dalam pertarungan matador yang resmi, biasanya ada 6 ekor
banteng yang dibunuh oleh tiga orang laki-laki. Setiap laki-
laki membunuh dua ekor banteng. Banteng-banteng itu harus
memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu: berumur 4-5 tahun,
tidak cacat, dan telah mempunyai tanduk yang runcing dan
bagus. Banteng-banteng ini telah diperiksa oleh dokter hewan
setempat sebelum bertanding. Dokter hewan berhak menolak
banteng yang tidak memenuhi syarat, misalnya masih di bawah
umur, tanduknya masih lemah, ada kelainan mata, atau
penyakit lainnya.
Laki-laki yang bertugas membunuh banteng disebut matador.
Plihan banteng yang akan mereka bunuh tergantung dari
hasil undian. Setiap matador mempunyai tiga candrilla yang
terdiri dari 5 sampai 6 orang yang dibayar dan diperintah oleh
matador. Tiga dari lima orang tersebut menolongnya
41
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
b. Macam-macam Paragraf
Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi
paragraf pembuka, paragraf penghubung (isi), dan paragraf penutup.
42
Paragraf & Kalimat Efektif
43
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
2) Paragraf Penghubung
Masalah yang akan diuraikan terdapat dalam paragraf
penghubung. Paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan
dikemukakan. Oleh karena itu, secara kuantitatif paragraf inilah
yang paling panjang. Hubungan antar paragraf harus terjalin secara
logis dan berkesinambungan.
3) Paragraf Penutup
Paragraf penutup mengakhiri sebuah karangan. Biasanya
paragraf ini berisi kesimpulan dari paragraf penghubung. Dapat
juga paragraf penutup berisi penegasan kembali mengenai hal-hal
yang dianggap penting dalam paragraf penghubung. Seorang penulis
diharapkan dapat mempertimbangkan bentuk penyelesaian dalam
sebuah karangan.
Perhatikan contoh paragraf berikut.
Contoh 5
Kita mengetahui bahwa tanah air kita dihuni oleh ribuan jenis
tumbuhan-tumbuhan yang tersebar di seluruh kepulauan
Indonesia. Di antaranya ada yang sudah dibudidayakan, ada
yang sudah dipergunakan tetapi belum dibudidayakan, dan
ada pula yang belum diketahui manfaatnya. Kita juga
mengetahui adanya kekhawatiran bahwa jumlah persediaan
makanan semakin gawat, berhubung jumlah manusia
bertambah terus, meskipun keleuarga berencana dikatakan
berhasil, bayang-banyang “Malthus” menghantui terus.
Salah satu usaha untuk mencukupi kebutuhan persediaan
pangan yang lebih baik ialah dengan mengusahakan bibit
44
Paragraf & Kalimat Efektif
45
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
46
Paragraf & Kalimat Efektif
2) Kepaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah
kepaduan atau koherensi. Satu paragraf bukanlah merupakan
kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri.
Sebaliknya, sebuah paragraf hendaknya dibangun oleh kalimat-
kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dengan
47
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
48
Paragraf & Kalimat Efektif
49
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
50
Paragraf & Kalimat Efektif
51
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
3) Pengembangan Paragraf
Adapun syarat ketiga yang harus dimiliki oleh sebuah paragraf
yang baik adalah pengembangan. Pengembangan paragraf adalah
penyusunan atau perincian gagasan-gagasan yang membina paragraf
itu. Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama yaitu
pertama, kemampuan memperinci secara maksimal gagasan utama
alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan, dan kedua kemampuan
menurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam urutan yang teratur.
Gagasan utama paragraf hanya menjadi jelas apabila diadakan
perincian yang cermat. Gagasan utama biasanya didukung oleh
tugas topik. Gagasan-gagasan bawahan dapat didukung oleh sebuah
kalimat atau lebih. Ada juga kemungkinan bahwa semua gagasan
bawahan sudah tercakup dalam kalimat topik. Malahan ada dua
gagasan bawahan yang didukung sebuah kalimat saja.
Untuk mengembangkan sebuah paragraf, baik untuk memperinci
gagasan utama, maupun untuk mengurutkan perincian-perincian
itu dengan teratur, dikembangkan bermacam-mcam metode
pengembangan. Metode pengembangan mana yang dipakai
tergantung dari sifat paragraf itu. Dasar pengembangan paragraf
dapat terjadi karena adanya hubungan alamiah, hubungan logis
serta ilustrasi-ilustrasi. Hubungan alamiah didasarkan pada keadaan
yang nyata di alam (urutan kejadian, urutan tempat atau sudut
pandang) sedangkan hubungan logis didasarkan pada tanggapan
penulis atas relasi dari perincian-perincian itu.
52
Paragraf & Kalimat Efektif
Contoh 13
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke
zaman sejalan dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat
manusia. Pada waktu mesin uap sedang jaya-jayanya, ada
traktor yang dijalankan dengan uap. Modelnya kira-kira seperti
mesin giling yang digerakkan oleh uap. Pada waktu tank
sedang menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan
diberi model seperti tank. “Keturunan” traktor model tank
ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor
yang pakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil
perusahaan Caterpillar. Di samping Caterpillar, Ford pun tidak
ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian
lainnya. Jepang tidak mau kalah saing dalam bidang ini.
Produksi Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama
padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari
model-model sebelumnya.
Gagasan utama paragraf di atas adalah “bentuk traktor mengalami
perkembangan dari zaman ke zaman” yang terdapat dalam kalimat
pokok pada awal paragraf. Gagasan utama ini kemudian diperinci
dalam empat gagasan bawahan, yaitu: traktor yang dijalankan dengan
uap, traktor yang pakai roda rantai, traktor buatan Ford, dan traktor
buatan Jepang atau padi traktor. Gagasan bawahan pertama didukug
oleh dua kalimat, gagasan bawahan kedua didukung oleh satu
kalimat. Sebab itu, terasa bahwa gagasan ini juga kurang jelas.
Gagasan bawahan keempat ditunjang oleh dua kalimat.
Demikian pula cara menganalisis paragraf-paragraf lainnya
dengan macam-macam metode pengembangan lain. Hal yang
paling penting adalah menetapkan gagasan utamanya, baru
kemudian dipersoalkan bagaimana perinciannya. Paragraf yang
bersifat deduktif atau induktif lebih mudah dianalisis karena gagasan
utamanya didukung oleh semua kalimat topik. Sebaliknya, paragraf
yang gagasan utamanya didukung oleh semua kalimat (deskriptif
dan naratif) agak lebih sukar karena harus dirumuskan secara
tersendiri dengan memperhatikan isi semua kalimatnya.
Variasi dari klimaks adalah anti klimaks, yaitu penulis mulai dari
suatu gagasan atau tema yang paling tinggi kedudukannya,
kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang
lebih rendah.
53
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
1) Sudut Pandang
Sudut pandang adalah tempat dari mana seorang pengarang
melihat sesuatu. Sudut pandang tidak diartikan sebagai penglihatan
atas sesuatu barang dari atas atau dari bawah, tetapi bagaimana
kita melihat barang itu dengan mengambil suatu posisi tertentu.
Bagaimana seorang menggambarkan isi sebuah ruang? Pertama-
tama ia harus mengambil sebuah posisi tertentu, kemudian secara
perlahan-lahan dan berurutan menggambarkan barang demi barang
yang terdapat dalam ruangan itu, dimulai dari yang paling dekat
berangsur-angsur ke belakang. Oleh sebab itu, urutan semacam ini
disebut juga urutan-ruang.
Perhatikanlah lukisan kalimat di bawah ini.
Contoh 14
Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari
tebing di atas jalan. Medasing menegakkan dirinya sambil
mengawasi ke muka jalan dan iapun berdiri tegak sebagai
pohon di antara pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang
lebih terang dari perkataan itu maju sekalian temannya sejajar
dengan dia.
Di antara daun kayu tampak kepada mereka tebing itu turun
ke bawah; di kakinya tegak pondok, sunyi-mati, tak sedikit
jua pun kentara, bahwa ia melindungi manusia yang hidup,
pandai bergerak dan bersuara. Di bawahnya kedengaran
sebentar-sebentar sapi mendengus dan binantang-binatang
itu pun kelihatan kekabur-kaburan dalam sinar bar yang
kusam. Dari celah-celah dinding pondok keluar cahaya kuning
merah, tetapi tiada beberapa jauh sinar yang halus itu lenyap
dibalut oleh kelam yang maha kuasa. Di sekeliling pondok itu
tertegak pedati, ketiganya sunyi dan sepi pula.
Detail-detail dapat diarahkan kepada segi lain, misalnya pelukisan
secara cermat atas seseorang yang berjalan dari suatu bagian ke
bagian yang lain dari suatu objek yang diselidiki. Selain itu, untuk
melukiskan perbedaan antara dua hal, maka mula-mula hal yang
pertama dilukiskan secermat-cermatnya, kemudian pembicaraan
dialihkan kepada hal yang kedua dengan menggambarkan segi-segi
yang menunjukan perbedaan dengan hal yang pertama. Seperti
halnya dengan menggambarkan suatu hal dengan mepergunakan
sudut pandangan yang biasa, maka dalam membuat pertentangan
54
Paragraf & Kalimat Efektif
55
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
56
Paragraf & Kalimat Efektif
57
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
58
Paragraf & Kalimat Efektif
Contoh 17
Dalam bukunya ‘The World and the West’ Arnold Toynbee
mengemukakan pendapatnya, bahwa hasil teknologi Barat
tidak dengan serta merta dapat ditanamkan ke dalam bumi
Timur, berhubung tehnik itu merupakan hasil dari pada suatu
perkem-bangan yang telah berlangsung berabad-abad
alamnya. Teknik Barat modern merupakan suatu bagian
integral yang tidak dapat dipisahkan dari alam kebudayaan
sekitarnya, sehingga barang siapa ingin mempergunakan hasil
teknik barat, mau tidak mau harus menyesuaikan alam
kebudayaan sendiri dengan alam pikiran dan kebudayaan
Barat Modern.
Dengan sebuah contoh yang kongkrit dan sederhana
pendapat ini dapat kita terangkan sebagai berikut. Sebelas
tahun yang lalu Indonesia mengimpor gerbong-gerbong
kereta api dari Perancis. Rupanya cukup mentereng, dan
sebagian dilengkapi dengan alat-alat airconditioning.
Manakah sekarang gerbong-gerbong itu? Sudah rusak, dalam
keadaan tak terpelihara, patut dipakai pada trayek-trayek
tingkat tinggi 3 saja guna mengangkut anak-anak sekolah dan
kaum petani dari pedusunan ke kota. Siapa yang salah? Para
pemakaikah? Para pegawai PNKA-kah? Mempergunakan hasil
teknik modern menuntut pula dari pihak para penumpang
rasa tanggung jawab terhadap milik negara dan bangsa,
supaya dipelihara dan dipakai dengan rapi dan bersih. Ternyata
publik umum di Indonesia kadang-kadang belum cukup
dewasa dan masak untuk mempergunakan gerbong-gerbong
itu dengan semestinya.(Basis, Agust. 1970)
c) Proses
Sebuah dasar lain yang dapat juga dipergunakan untuk menjaga
agar pengembangan sebuah alinea dapat disusun secara teratur
adalah proses. Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-
tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau
peristiwa.
Dalam menyusun sebuah proses, pertama-tama penulis harus
mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh. Kedua, ia
harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya. Bila
tahap-tahap kejadian ini berlangsung dalam waktu yang berlainan,
59
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
60
Paragraf & Kalimat Efektif
61
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
62
Paragraf & Kalimat Efektif
63
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
64
Paragraf & Kalimat Efektif
65
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
g) Definisi Luas
Definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha
pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap
sebuah istilah atau hal. Di sini kita tidak menghadapi hanya satu
kalimat. (lihat definisi dalam bagian tentang kalimat), tetapi suatu
rangkaian kalimat yang membentuk sebuah alinea. Malahan
kadang-kadang untuk memberi pengertian yang bulat tentang
pengertian itu, satu alinea dianggap belum cukup sehingga
diperlukan rangkaian dari pada alinea-alinea, dan dapat pula
dalam bentuk sebuah buku. Namun, prinsip-prinsip definisi tetap
sama. Di sini kita lebih sering menghadapi sebuah definisi luas
daripada definisi formal biasa, atau definisi dengan menerangkan
etimologi kata atau istilah tersebut.
Perhatikan bagaimana Moh. Said mencoba memberi batasan
tentang Demokrasi Pancasila. Ia memerlukan suatu rangkaian
alinea sebelumnya untuk kemudian dapat sampai kepada
pengertian Demokrasi Pancasila itu.
Contoh 23
Istilah asing demokrasi biasanya diterjemahkan dengan kata
kedaulatan rakyat yang diartikan sebagai pemerintahan oleh
rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi dalam arti ini
hanya menggambarkan satu segi dari pada demokrasi,
sedangkan demokrasi dalam arti yang sebenarnya mempunyai
makna yang lebih luas.
Demokrasi pada hakikatnya berupa suatu mentalitas untuk
membina suatu kehidupan dalam masyarakat; mentalitas
dalam arti cara berpikir, bersikap dan berbuat. Mentalitas
demokrasi mempunyai ciri pokok yang mencita-citakan
keselarasan antara kebebasan (=liberté) serta kesamaan hak
(=egalité) untuk menentukan nasib pribadi (=the right of self
determination) dan rasa tanggung jawab atas kebaikan nasib
bersama atau nasib kolektif sebagai masyarakat
(=fraternité=persaudaraan).
Ketidakselarasan antara kebebasan serta kesamaan hak pribadi
dan tanggung jawab kolektif ini menyebabkan demokrasi
di satu pihak menjurus ke liberalisme, dan di pihak lain
menjurus ke kolektivisme dipaksakan melalui pelbagai bentuk
kediktatoran.
66
Paragraf & Kalimat Efektif
67
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
B. Kalimat Efektif
68
Paragraf & Kalimat Efektif
a. Kesepadanan
Kesepadanan ialah keserasian atau keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat
ini ditentukan oleh adanya kesatuan gagasan yang kompak dan
kepaduan pikiran yang baik.
Pada umumnya dalam sebuah kalimat terdapat satu ide atau
gagasan yang hendak disampaikan, serta komentar atau penjelasan
mengenai ide tersebut. Kedua hal itu perlu ditata dalam kalimat
secara cermat agar informasi dan maksud penulis mencapai
sasarannya. Untuk mencapai maksud itu perlu diperhatikan beberapa
hal karena kesepadanan memiliki beberapa ciri berikut ini.
1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat, tentu saja
membuat kalimat itu tidak efektif. Subjek di dalam sebuah kalimat
merupakan unsur inti atau pokok pembicaraan. Subjek dapat
berupa kata atau kelompok kata. Predikat dalam kalimat adalah
kata yang berfungsi memberitahukan apa, mengapa, atau
bagaimana subjek itu. Perhatikan kalimat berikut ini.
(1) Bangsa Indonesia menginginkan perdamaian dan persahabatan.
(2) Gizi yang baik mempengaruhi pertumbuhan fisik anak.
Pada kalimat (1) kata bangsa Indonesia berfungsi sebagai subjek,
menginginkan sebagai sebagai predikat sedangkan perdamaian
dan persahabatan sebagai objek. Demikian juga pada kalimat (2)
kata gizi yang baik berfungsi sebagai subjek, mempengaruhi
sebagai predikat sedangkan pertumbuhan fisik anak sebagai objek.
Bandingkanlah dengan kalimat-kalimat berikut ini.
(3) Kepada para mahasiswa diharap mendaftarkan diri di
sekretariat.
(4) Di dalam keputusan itu mengandung kebijaksanaan yang
dapat menguntungkan umum.
69
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
70
Paragraf & Kalimat Efektif
71
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
b. Keparalelan/Kesejajaran (Paralelisme)
Kesejajaran (paralelisme) ialah penggunaan bentuk-bentuk
bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama dipakai dalam
susunan serial. Jika sebuah gagasan (ide) dalam suatu kalimat
dinyatakan dengan frasa (kelompok kata), maka gagasan-gagasan
lain yang sederajat juga harus dinyatakan dengan frasa. Jika sebuah
gagasan dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata benda
(misalnya bentuk pe-an, ke-an), maka gagasan lain yang sederajat
harus dinyatakan dengan kata benda juga. Demikian juga halnya
apabila sebuah gagasan dalam suatu kalimat dinyatakan dengan
kata kerja (misalnya bentuk me-kan, di-kan), maka gagasan lainnya
yang sederajat harus dinyatakan dengan jenis kata yang sama.
Kesejajaran (paralelisme) akan membantu memberi kejelasan kalimat
secara keseluruhan. Perhatikan contoh berikut.
(1) Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
(2) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan
pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem
pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
(3) Harga kertas meningkat, upah kerja naik, biaya cetak bertambah,
terpaksa harga buku itu dinaikkan juga.
Kalimat di atas belum menunjukkan kesejajaran bentuk-bentuk
bahasa yang dipergunakannya, sehingga perlu diperbaiki lagi sebagai
berikut. Kalimat (1) tidak ada kesejajaran karena dua bentuk kata
yang mewakili predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu
dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara
menyejajarkan kedua bentuk itu.
(1a)Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
72
Paragraf & Kalimat Efektif
c. Ketegasan
Setiap kalimat memiliki sebuah gagasan (ide) pokok. Inti pikiran
ini biasanya ingin ditekankan atau ditonjolkan oleh penulis atau
pembicara. Seorang pembicara biasanya akan memberi penekanan
pada bagian kalimat tadi. Dalam penulisan yang dimaksud dengan
ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada
ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau ketegasan pada
penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk memberi penekanan dalam
kalimat. Cara-cara ini akan kita bicarakan satu per satu.
a) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal
kalimat).
Contoh:
(1) Kami berharap pada kesempatan lain kita dapat membicarakan
lagi soal ini.
Kalimat di atas menunjukkan bahwa kata yang dipentingkan
adalah kami (berharap), bukan yang lain-lain. Di samping kami
kita dapat memberi penekanan pada kata-kata lainnya: harap,
pada kesempatan lain, kita, soal ini. Kata-kata tersebut dapat
ditempatkan pada awal kalimat, dengan konsekuensi bahwa
kalimat di atas bisa mengalami perubahan strukturnya, asal isinya
tidak berubah.
73
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
(1a)Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi
pada kesempatan lain.
(1b)Pada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan
lagi soal ini.
(1c) Kita dapat membicarakan lagi soal ini pada kesempatan lain
demikian harapan kami.
(1d)Soal ini dapat kita bicarakan pada kesempatan lain, demikian
harapan kami.
b) Membuat urutan kata kerja yang logis.
Urutan yang logis dapat disusun secara kronologis, dengan
penataan urutan yang makin lama makin penting atau dengan
menggambarkan suatu proses. Perhatikan contoh-contoh berikut
ini.
(2) Telekomunikasi cepat-vital dimaksudkan untuk keamaman,
mobilitas pembangunan, dan persatuan.
(3) Kehidupan anak muda itu sulit dan tragis.
c) Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Repetisi adalah pengulangan sebuah kata yang dianggap penting
dalam sebuah kalimat. Sebagai contoh terlihat pada pemakaian
kata yang dipertebal dalam kalimat-kalimat berikut ini.
(4) Harapan kita demikianlah dan demikian pula harapan setiap
pejuang.
(5) Kemajuannya menyangkut kemajuan di segala bidang, kemajuan.
(6) Kesadaran politik, kesadaran bermasyarakat, kesadaran
berekonomi, kesadaran berkebudayaan, dan kesadaran beragama.
d) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
(7) Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
(8) Ia tidak menghendaki perbaikan yang bersifat tambal sulam,
tetapi perbaikan yang menyeluruh di perusahaan itu.
e) Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Dalam bahasa Indonesia partikel berfungsi untuk menonjolkan
sebuah kata atau ide dalam sebuah kalimat. Partikel yang dimaksud
ialah lah, pun, kah.
74
Paragraf & Kalimat Efektif
3. Kehematan
Kehematan ialah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk
lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang menambah kejelasan kalimat.
Penghematan mempunyai arti penghematan terhadap kata yang
memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Adapun upaya penghematan dapat dilakukan dengan cara
berikut ini.
a) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan
pengulangan subjek.
Tanpa sadar, penulis kadang-kadang sering mengulangi subjek
dalam satu kalimat. Pengulangan tersebut tidak membuat kalimat
itu menjadi lebih jelas. Oleh karena itu, pengulangan bagian
kalimat yang demikian tidak diperlukan. Perhatikan contoh-contoh
kalimat berikut ini!
(1) Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu
dengan pemimpin perusahaan itu.
(2) Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai
memasuki ruangan.
Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi:
(1a)Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu
dengan pemimpin perusahaan itu.
(2a)Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui mempelai
memasuki ruangan.
b) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan
pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Dalam bahasa ada kata yang merupakan bawahan makna kata
atau ungkapan yang lebih tinggi. Di dalam makna kata tersebut
terkandung makna dasar kelompok makna kata yang
bersangkutan. Kata merah sudah mengandung makna kelompok
warna. Kata Desember sudah bermakna bulan. Perhatikan contoh
berikut ini.
75
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
(3) Laju inflasi bulan lalu 0,7 %, sedangkan bulan ini naik ke atas
menjadi 1,5 %.
(4) Bulan Maret tahun ini Presiden Megawati akan mengadakan
perjalanan muhibah ke beberapa negara tetangga antara lain
Malaysia.
(5) Mereka turun ke bawah melalui tangga samping rumah.
Kata “ke atas” sudah mengandung makna ‘naik”, “ke bawah” juga
sudah bermakna turun, demikian pula kata “Maret” sudah
mengandung makna bulan. Penghematan dapat dilakukan dengan
cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat. Perhatikan
contoh berikut ini.
(6) Sejak dari kecil dia mempunyai kebiasaan gigit jari.
(7) Mereka hanya menginginkan keuntungan saja.
Kata “sejak” bersinonim dengan kata “dari”, demikian juga kata
“hanya” bersinonim dengan kata “saja”. Oleh karena itu, agar
kalimat tersebut efektif dapat diperbaiki menjadi:
(6a)Sejak kecil dia mempunyai kebiasaan gigit jari.
(7a)Mereka hanya menginginkan keuntungannya.
c) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan
kata-kata yang berbentuk jamak.
Misalnya:
(8) Berbagai perkumpulan-perkumpulan Barongsai turut
berunjuk kebolehan di perayaan Imlek itu.
(9) Banyak turis-turis membatalkan kunjungan ke Indonesia akibat
kasus bom Bali.
Kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut.
(8a)Berbagai perkumpulan Barongsai turut berunjuk kebolehan
di perayaan Imlek itu.
(9a)Banyak turis membatalkan kunjungan ke Indonesia akibat
kasus bom Bali.
4. Kecermatan
Kecermatan adalah jika dalam kalimat tersebut tidak
menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan
kalimat berikut.
76
Paragraf & Kalimat Efektif
5. Kepaduan
Kepaduan ialah pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi
yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu adalah
kalimat yang tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir
yang tidak sistematis. Oleh karena itu, hindari kalimat yang panjang
dan bertele-tele. Perhatikan contoh berikut ini.
(1) Upacara adat merupakan rangkaian tindakan yang ditata oleh
adat yang berlaku, yang berhubungan dengan berbagai
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat, karena adanya
dorongan perasaan manusia untuk melakukan berbagai
perbuatan yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia
gaib timbullah upacara adat dan sistem kepercayaan yang
melandasi dalam upacara adat yaitu kepercayaan manusia
kepada sesuatu kekuatan yang lebih tinggi darinya.
Jika dicermati contoh kalimat di atas tampak adanya informasi
yang terpecah, karena penulis tanpa sadar merangkum tiga ide
pokok dan mengemasnya dalam wujud satu kalimat panjang. Kalimat
tersebut dapat diperbaiki sehingga menjadi kalimat yang padu,
seperti berikut ini.
(1a)Upacara adat merupakan rangkaian tindakan yang ditata oleh
adat yang berlaku, yang berhubungan dengan berbagai
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
77
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
6. Kelogisan
Kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan
sesuai dengan ejaan yang berlaku. Kelogisan kalimat dapat dilihat
dari penggunaan kalimat dan konteks pembicaraan. Perhatikan
kalimat di bawah ini.
(1) Waktu dan tempat kami persilakan.
(2) Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.
Kalimat ini tidak logis (tidak masuk akal). Bentuk yang logis
adalah sebagai berikut.
(1a)Bapak Menteri kami persilakan.
(2a)Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.
78
Sobek di sini!
Paragraf & Kalimat Efektif
Latihan
A. Kembangkan Paragraf yang Utuh & Baik dengan Menggunakan
Gagasan-gagasan Pokok di Bawah Ini!
1. Menjalin komunikasi yang interaktif dalam masyarakat.
2. Pemilihan strategi yang tepat dalam proses belajar menciptakan
siswa dinamis.
3. Peran serta perempuan dalam proses pembangunan masih dinilai
rendah.
4. Setiap orang hendaknya mendapat perlakuan yang sama dalam
segala bidang tanpa membedakan rasial sosial dan kultural.
79
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH
80