Anda di halaman 1dari 42

Paragraf & Kalimat Efektif

PARAGRAF & KALIMAT


EFEKTIF
3
B erbicara mengenai karangan, baik yang berupa karangan pendek
maupun panjang, maka harus diawali oleh beberapa hal yang
ada di sekitar masalah karangan tersebut. Pertama, tentang topik
yang menjadi karangan. Kedua, masalah struktur atau
pengorganisasian karangan, kemudian menyusul pengisian struktur
karangan seperti bab, sub bab, dan paragraf. Selanjutnya, muncul
masalah bahasa, seperti penggunaan kata, kelompok kata, frasa,
dan klausa serta beberapa hal yang berkaitan dengan pembentukan
dan penyusunan kalimat.
Tujuan menulis atau mengarang adalah untuk mengungkapkan
fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif
kepada para pembaca. Oleh karena itu, ada beberapa persoalan
yang harus diperhatikan untuk mencapai penulisan yang efektif.
Pertama, penulis harus mempunyai suatu objek yang ingin
dibicarakan. Kedua, penulis harus memikirkan dan merenungkan
gagasan atau idenya secara jelas. Ketiga, penulis mengembangkan
gagasan-gagasan utamanya secara segar, jelas, dan terperinci.
Keempat, penulis menuangkan gagasan tersebut dalam bentuk-
bentuk kalimat, yaitu dalam bentuk kalimat yang baik, sehingga
mereka yang membacanya sanggup menghayati kembali sejelas dan

39

39
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

sesegar seperti pada waktu gagasan tersebut pertama kali muncul


dalam pikiran penulis. Apabila kalimat-kalimat itu sanggup
menciptakan daya khayal dalam diri pembaca atau pendengar seperti
atau sekurang-kurangnya mendekati apa yang dibayangkan oleh
penulis, maka dapat dikatakan bahwa kalimat-kalimat yang
mendukung gagasan itu sudah cukup efektif dan cukup baik
menjalankan tugasnya (Keraf, 2004: 38).
Adapun karangan yang baik dan sempurna, betapa pun panjang
atau pendek, selalu mengandung tiga bagian utama. Ketiga bagian
tersebut memiliki fungsi yang berbeda, yakni (1) bagian pendahuluan/
introduction, (2) bagian isi/body, dan (3) bagian penutup/conclusion.
Fungsi bagian pendahuluan adalah untuk: (a) menarik minat
pembaca, (b) mengarahkan perhatian pembaca, (c) menjelaskan
secara singkat ide pokok atau tema karangan, dan (d) menjelaskan
di bagian mana suatu hal akan diperbincangkan. Fungsi bagian isi
karangan sebagai jembatan yang menghubungkan antara bagian
pendahuluan dan bagian penutup. Bagian isi merupakan penjelasan
terperinci pada bagian pendahuluan. Fungsi bagian penutup ialah
memberikan: (a) kesimpulan, (b) penekanan bagian-bagian tertentu,
(c) klimaks, dan (d) melengkapi serta merangsang pembaca
mengerjakan sesuatu yang telah dijelaskan.

A. Paragraf
1. Pengertian Paragraf
Istilah paragraf, alinea atau ‘paragraph’ sudah biasa didengar
baik dalam percakapan maupun dalam praktik. Paragraf merupakan
inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan (Keraf, 2004:
69). Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang
didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari
kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas
sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat-kalimat ini saling
bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Perhatikan contoh berikut.
Contoh 1
Secara umum komunikasi antarpribadi dapat didefinisikan
sebagai komunikasi yang berlangsung secara informal antara

40
Paragraf & Kalimat Efektif

dua orang individu. Dengan perkataan lain, komunikasi jenis


ini dapat dikatakan berlangsung dari hati ke hati karena antara
kedua individu yang berkomunikasi tersebut terdapat
hubungan saling mempercayai. Komunikasi secara pribadi
dapat terjadi dalam berbagai situasi dan tempat. Ia dapat
muncul ketika seorang pramuwisata melayani seorang
wisatawan, seorang pedagang melayani pembeli, seorang ibu
dengan anaknya, atau antara seorang guru dengan muridnya.
Gagasan tentang komunikasi antarpribadi, hubungan saling
mempercayai dalam komunikasi antarpribadi, komunikasi dapat
berlangsung di berbagai situasi dan tempat, dan dapat terjadi antara
dua pihak pada siapa saja, komunikasi dijalin sedemikian rupa dalam
kalimat-kalimat yang membentuk sebuah kesatuan. Oleh karena itu,
paragraf dapat juga dikatakan sebagai karangan yang paling pendek
(singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan suatu
gagasan diawal dan diakhir. Tanpa adanya paragraf dalam sebuah
tulisan atau buku, maka kita akan lelah dalam membacanya. Kita
merasa dicambuk untuk membaca terus-menerus sampai selesai.

a. Kegunaan Paragraf
Kegunaan paragraf yang utama adalah untuk menandai
pembukaan topik baru atau pengembangan lebih lanjut topik
sebelumnya. Perhatikan contoh paragraf berikut.
Contoh 2
Dalam pertarungan matador yang resmi, biasanya ada 6 ekor
banteng yang dibunuh oleh tiga orang laki-laki. Setiap laki-
laki membunuh dua ekor banteng. Banteng-banteng itu harus
memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu: berumur 4-5 tahun,
tidak cacat, dan telah mempunyai tanduk yang runcing dan
bagus. Banteng-banteng ini telah diperiksa oleh dokter hewan
setempat sebelum bertanding. Dokter hewan berhak menolak
banteng yang tidak memenuhi syarat, misalnya masih di bawah
umur, tanduknya masih lemah, ada kelainan mata, atau
penyakit lainnya.
Laki-laki yang bertugas membunuh banteng disebut matador.
Plihan banteng yang akan mereka bunuh tergantung dari
hasil undian. Setiap matador mempunyai tiga candrilla yang
terdiri dari 5 sampai 6 orang yang dibayar dan diperintah oleh
matador. Tiga dari lima orang tersebut menolongnya

41
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

di lapangan. Mereka memakai mantel tanpa lengan,


perintahnya menempatkan bande-rillas yaitu kayu yang
panjangnya 3 kaki dengan ujung yang tajam yang berbentuk
garpu yang disebut peones atau banderilleros. Dua orang
yang lain dinamakan picadors. Mereka muncul dengan
menunggang kuda di arena.
Dalam contoh tersebut dapat dilihat adanya peralihan antara
paragraf pertama dan paragraf kedua. Pertama bercerita tentang
banteng, sedangkan paragraf kedua tentang laki-laki yang bertugas
membunuh dan bertarung dengan banteng-banteng itu. Namun,
kedua paragraf itu berhubungan erat.
Kegunaan lain dari paragraf adalah untuk menambah hal-hal
yang penting atau untuk memerinci apa yang sudah diutarakan
dalam paragraf sebelumnya. Misalnya pada contoh paragraf di
bawah ini.
Contoh 3
Tanda-tanda lalu lintas agaknya sudah dijadikan sebagai simbol
(lambang) yang berlaku di mana-mana dan mudah dipahami.
Setiap pengendara atau masyarakat sebagian besar
mengetahui arti dan fungsinya. Sekarang timbul pertanyaan,
apakah sebenarnya simbol itu? Dengan singkat dapat
dikatakan simbol ialah sesuatu yang mengandung arti lebih
dari yang terdapat dalam fakta. Di sekeliling kita banyak
simbol-simbol yang digunakan manusia untuk berkomunikasi.
Simbol yang pemakaiannya begitu umum terdapat juga dalam
puisi. Bahkan, dalam puisi pemakaian simbol cukup dominan.
Justru di sinilah letak unsur seninya karena simbol itu
menyarankan kepada suatu arti tertentu. Pemakaian simbol
itu erat sekali hubungannya dengan tujuan penyair untuk
menyarankan sesuatu secara tepat berkaitan dengan
pengimajian.
Dapat dilihat, bahwa pada paragraf kedua diuraikan hal-hal
yang berkaitan dengan paragraf pertama dan memberi contoh
spesifik penggunaan simbol-simbol dalam bidang yang lain.

b. Macam-macam Paragraf
Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi
paragraf pembuka, paragraf penghubung (isi), dan paragraf penutup.

42
Paragraf & Kalimat Efektif

Pembagian ini sama halnya dengan pembagian unsur dalam suatu


karangan (Nasucha, dkk. 2009: 34).
1) Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka berperan sebagai pengantar untuk sampai
kepada masalah yang akan diuraikan. Oleh sebab itu, paragraf
pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian serta sanggup
menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Tidak ada satu format baku yang dapat dipakai sebagai panduan
untuk menyajikan sebuah paragraf pembuka yang menarik. Namun
demikian, ada sebuah saran yang dapat dipergunakan dalam
menyusun paragraf pembuka, misalnya: mulailah dengan sebuah
kutipan, peribahasa atau anekdot; atau mulailah dengan membatasi
arti dari pokok atau subjek yang dibicarakan; menunjukkan mengapa
subjek itu sangat penting; membuat tantangan atau pernyataan
atau pendapat; menciptakan suatu kontras yang menarik; serta
dapat juga membuka karangan dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan.
Perhatikanlah bagian pendahuluan dari kutipan ini.
Contoh 4
“Setiap anak membutuhkan kasih sayang, perhatian dan
kecukupan pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani untuk
mencapai perkembangan yang optimal. Pengasuhan anak
secara benar disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan
anak, merupakan kunci sukses dalam mengasuh dan mendidik
anak. Ahli anak terkemuka Dr. A.H Markum, pernah
mengatakan “Siapapun dapat mengasuh anak secara berhasil
asalkan mengerti betul tahap-tahap dan tugas perkembangan
sehingga dalam masing-masing tugas perkembangan dapat
diajak maju dan dipacu mencapai perkembangan yang
optimal”.
Sebenarnya sebagian besar kaum guru dan orang tua sudah
mengerti betul pandangan semacam ini. Namun, tak jarang
mereka menjadi begitu erat lekat dengan kariernya dan
kurang menyadari bahwa anak memerlukan pengasuhan dan
bantuan secara optimal.
Kendati demikian, ketidakmampuan anak dalam proses belajar
belum tentu diakibatkan oleh kegagalan orang tua dalam
mengasuh anak. Bisa jadi anak sendirilah yang mengalami

43
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

hambatan dalam perkembangan intelegensi sesuai dengan


standar yang wajar bagi anak seusianya. Kunci penting yang
perlu dipahami antara anak, orang tua, dan guru ialah
menemukan jenis gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak sedini mungkin serta segera dapat
mengambil keputusan untuk memberikan pertolongan secara
lebih tepat dan efektif.
Paragraf pertama dari kutipan ini, merupakan paragraf pembuka,
menunjukkan bahwa kebutuhan jasmani dan rohani sangat
dibutuhkan oleh setiap anak guna mencapai perkembangan yang
optimal.

2) Paragraf Penghubung
Masalah yang akan diuraikan terdapat dalam paragraf
penghubung. Paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan
dikemukakan. Oleh karena itu, secara kuantitatif paragraf inilah
yang paling panjang. Hubungan antar paragraf harus terjalin secara
logis dan berkesinambungan.

3) Paragraf Penutup
Paragraf penutup mengakhiri sebuah karangan. Biasanya
paragraf ini berisi kesimpulan dari paragraf penghubung. Dapat
juga paragraf penutup berisi penegasan kembali mengenai hal-hal
yang dianggap penting dalam paragraf penghubung. Seorang penulis
diharapkan dapat mempertimbangkan bentuk penyelesaian dalam
sebuah karangan.
Perhatikan contoh paragraf berikut.
Contoh 5
Kita mengetahui bahwa tanah air kita dihuni oleh ribuan jenis
tumbuhan-tumbuhan yang tersebar di seluruh kepulauan
Indonesia. Di antaranya ada yang sudah dibudidayakan, ada
yang sudah dipergunakan tetapi belum dibudidayakan, dan
ada pula yang belum diketahui manfaatnya. Kita juga
mengetahui adanya kekhawatiran bahwa jumlah persediaan
makanan semakin gawat, berhubung jumlah manusia
bertambah terus, meskipun keleuarga berencana dikatakan
berhasil, bayang-banyang “Malthus” menghantui terus.
Salah satu usaha untuk mencukupi kebutuhan persediaan
pangan yang lebih baik ialah dengan mengusahakan bibit

44
Paragraf & Kalimat Efektif

unggul. Penting dicatat bahwa bibit unggul tidak tercipta


begitu saja. Untuk menciptakan bibit unggul ini diperlukan
keanekaragaman sifat pada tanaman yang akan saling
dikawinkan dengan maksud mencari bibit unggul tersebut.
Usaha ini dikenal dengan istilah pemuliaan. Keanekaragaman
dijumpai pada kerabat-kerabat liar yang terdapat di hutan-
hutan atau tempat-tempat lain yang belum dibudidayakan.
Kelompok inilah yang disebut plasma nutfah.
Jenis tumbuh-tumbuhan yang kita makan sekarang ini
diturunkan dari jenis-jenis yang dimakan oleh nenek moyang
kita dahulu. Bagaimana mereka tahu bahwa tumbuh-
tumbuhan yang satu dapat dimakan sedangkan yang lain
tidak, tentunya mereka mencoba lebih dahulu untuk
memakannya. Pada saat-saat kehdupan masih sederhana itu,
hutan merupakan gudang makanan bagi manusia.
Bagi Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, padi
menempati urutan atas dalam kelompok tanaman pangan. Oleh
karena itu, tidak mengherankan kalau sebagian besar dana dan
daya yang ada dikerahkan untuk mengembangkannya, baik
melalui program intensifikasi maupun perluasan areal. Di
bidang intensifikasi selain dilakukan penerapan teknologi
pertanian modern, juga dikembangkan berbagai jenis bibit
unggul secara terus-menerus.
Di IRRI (International Rice Research Institute) yang berada di
Los Banos Filipina, terdapat puluhan ribu jenis padi yang
berasal dari seluruh dunia. Juga plasma nutfah padi yang
berasal dari Indonesia disimpan di sana. Dengan jalan
menyilang berjenis-jenis padi ini, akhirnya akan didapat jenis-
jenis padi unggul. PB 5 misalnya, terjadi dari hasil perkawinan
padi yang berasal dari Indonesia dan Taiwan. Kalau ternyata
hasilnya kurang unggul, maka dicari lagi jenis-jenis padi yang
ada. Semakin banyak jenis padi atau plasma nutfah yang
tersedia, makin besar kemungkinan untuk menemukan jenis
padi yang lebih unggul.
Usaha untuk menemukan bibit unggul bertujuan untuk
menyejahterakan manusia, khususnya untuk mencukupi
persediaan pangan. Makanan pokok penduduk Asia Tenggara,
khususnya Indonesia ialah padi. Jadi tidak mengherankan
kalau sebagian besar dana dan daya dikerahkan pemerintah
untuk keperluan ini. (Akhadiah, 1988 : 146-147).

45
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

Wacana di atas terdiri dari 6 paragraf. Paragraf pertama


merupakan pembuka. Paragraf 2, 3, 4, dan 5 merupakan paragraf
penghubung. Paragraf 6 merupakan paragraf penutup. Dalam
masing-masing paragraf di atas dapat dicermati masalah yang
dipaparkan dalam paragraf pembuka, penghubung, dan penutup.

c. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf


Untuk mengorganisasikan gagasan ke dalam paragraf-paragraf,
harus memperhatikan beberapa persyaratan. Adapun persyaratan
untuk menyusun sebuah paragraf yang baik dan efektif meliputi:
kesatuan, kepaduan, dan pengembangan (Alek & Achmad, 2010:
214).
1) Kesatuan
Setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau
satu topik. Oleh karena itu, semua kalimat yang dikembangkan
dalam paragraf harus berpusat pada gagasan pokok tersebut. Tidak
boleh ada kalimat yang menyimpang. Penyimpangan akan
menyulitkan pembaca.
Perhatikan contoh paragraf di bawah ini.
Contoh 6
Setiap negara pada dasarnya harus mampu menghidupi dirinya
sendiri dari kondisi, posisi, dan potensi wilayahnya masing-
masing, tetapi tidak setiap wilayah kondisinya memungkinkan,
posisinya menguntungkan, atau mempuyai potensi yang
cukup untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyat yang
bermukim di wilayah itu, sehingga harus mencukupinya dari
tempat lain yang hampir selalu menyangkut kepentingan
negara lain. Untuk itu, dibinalah hubungan internasional yang
memungkinkan terbukanya peluang bagi setiap negara untuk
mencukupi kebutuhannya dari negara lain melalui jalan damai.
Namun, untuk mencukupi kebutuhan ini tidak jarang pula
ditempuh jalan kekerasan. Oleh sebab itu, masalah utama
setiap negara selain meningkatkan kesejahteraan negaranya,
juga mempertahankan eksistensinya yang meliputi
kemerdekaan, kedaulatan, kesatuan bangsa, dan keutuhan
wilayahnya.
Gagasan pokok atau tema paragraf di atas adalah masalah utama
setiap negara (meningkatkan kesejahteraan dan mempertahankan

46
Paragraf & Kalimat Efektif

eksistensinya). Gagasan pokok ini diperinci atau dijelaskan oleh


beberapa gagasan penunjang berikut.
a) setiap negara seharusnya mampu menghidupi dirinya sendiri;
b) tidak semua negara kondisinya memungkinkan; dan
c) diperlukan hubungan dengan negara lain.
Perincian gagasan ini diurut sedemikian rupa, sehingga hubungan
antara satu kalimat dengan kalimat yang lain merupakan satu
kesatuan yang bulat.
Sebaliknya, bandingkan dengan paragraf berikut.
Contoh 7
Kebutuhan hidup sehari-hari setiap keluarga dalam
masyarakat tidak sama. Hal ini sangat tergantung dari besarnya
penghasilan setiap keluarga. Keluarga yang berpenghasilan
sangat rendah, mungkin kebutuhan pokok pun sulit dipenuhi.
Lain halnya dengan keluarga yang berpenghasilan tinggi.
Mereka dapat menyumbangkan sebagian penghasilannya
untuk pembangunan tempat-tempat beribadah, atau untuk
kegiatan sosial lainnya. Tempat-tempat ibadah memang perlu
bagi masyarakat. Pada umumnya tempat-tempat ibadah ini
dibangun secara bergotong-royong dan sangat mengandalkan
sumbangan para dermawan. Perbedaan penghasilan yang
besar dalam masyarakat telah menimbulkan jurang pemisah
antara si kaya dan si miskin.
Terlepas dari struktur kalimat yang digunakan, paragraf di atas
tidak didukung oleh kesatuan. Ada beberapa kalimat yang tidak
berhubungan dengan gagasan pokok. Gagasan pokok tentang
penghasilan suatu keluarga. Namun, dalam pengembangannya
dijumpai gagasan pokok lain yaitu tentang tempat beribadah.
Hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lain tidak merupakan
kesatuan yang bulat dan utuh dalam menunjang gagasan utama.

2) Kepaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah
kepaduan atau koherensi. Satu paragraf bukanlah merupakan
kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri.
Sebaliknya, sebuah paragraf hendaknya dibangun oleh kalimat-
kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dengan

47
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa


hambatan karena adanya loncatan pikiran yang membingungkan.
Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan.
Jadi, kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antara
kalimat dengan kalimat.
Unsur kebahasaan yang dapat dimanfaatkan dalam menciptakan
kepaduan sebuah paragraf antara lain:
a) repetisi atau pengulangan kata kunci;
b) kata ganti; dan
c) kata transisi atau ungkapan penghubung.
Kepaduan sebuah paragraf dapat diamankan dengan mengulang
kata-kata kunci, yaitu kata-kata yang dianggap penting dalam sebuah
paragraf. Kata kunci ini mula-mula muncul dalam kalimat pertama
lalu diulang dalam kalimat-kalimat berikutnya. Kehadiran kata yang
berulang-ulang pada setiap kalimat dalam sebuah paragraf berfungsi
untuk memelihara koherensi atau kepaduan.
Perhatikan contoh paragraf di bawah ini.
Contoh 8
Salah satu fungsi berfikir ialah menetapkan keputusan.
Sepanjang hidup kita selalu menetapkan keputusan. Sebagian
dari keputusan itu ada yang menentukan masa depan kita.
Ketika Anda menetapkan keputusan untuk masuk Fakultas
Keguruan, Anda tahu nasib anda tidak secerah dokter atau
pegawai pemda yang mengurus proyek. Begitu pula, ketika
Anda memutuskan memilih dia, Anda siap menerima hidup
bersama dia. Setiap keputusan yang diambil, akan disusul oleh
keputusan-keputusan lainnya yang berkaitan. Ketika
memutuskan belajar ke luar negeri, Anda juga harus
memutuskan untuk tidak menikah dahulu, untuk mening-
galkan keluarga, untuk hidup sendiri di rantau, dan seterusnya
(Psikologi Komunikasi, 1989:80).
Kata keputusan merupakan bentuk yang diulang secara berturut-
turut dalam setiap kalimat. Keputusan merupakan kata kunci yang
mampu menjaga kepaduan dalam keseluruhan paragraf di atas.
Kata ganti merupakan gejala yang universal dalam berbahasa.
Sebuah kata yang mengacu kepada manusia, benda atau hal tidak

48
Paragraf & Kalimat Efektif

akan dipergunakan secara berulang-ulang dalam sebuah konteks


yang yang sama. Pengulangan kata yang sama tanpa suatu tujuan
yang jelas akan menimbulkan rasa yang kurang enak. Untuk
menghindari segi-segi negatif dari pengulangan, maka setiap bahasa
di dunia memiliki sebuah alat yang dinamakan kata ganti.
Perhatikanlah paragraf berikut.
Contoh 9
Adi dan Boy merupakan dua sahabat yang akrab. Setiap hari
Adi dan Boy selalu kelihatan bersama-sama. Adilah yang selalu
menjemput Boy ke sekolah, karena rumah Adi lebih jauh
letaknya dari rumah Boy. Adi dan Boy selalu siap sedia
menolong kawan-kawan Adi dan Boy bila kawan-kawan Adi
dan Boy mengalami kesulitan atau kesukaran. Guru Adi dan
Boy sangat senang dan bangga melihat kelakuan Adi dan Boy
yang demikian itu. Watak dan kelakuan Adi dan Boy selalu
dijadikan suri tauladan bagi murid-murid lainnya. Walaupun
demikian Adi dan Boy tidak pernah menjadi sombong atau
angkuh, karena pujian yang sering Adi dan Boy terima.
Dari segi kesatuan, paragraf di atas baik. Setiap kalimat dalam
paragraf tampak jelas idenya. Namun, ada sedikit hambatan yang
mengganggu kelancaran dalam memahami keseluruhan gagasan
yang disampaikan, karena banyaknya bentuk pengulangan kata
nama diri, yakni Adi dan Boy.
Untuk itu, perlu memperbaiki paragraf di atas dengan
menggunakan penanda kepaduan kata ganti agar tidak menimbulkan
kebosanan pada para pembaca. Coba bandingkan paragraf di atas
dengan paragraf di bawah ini.
Contoh 10
Adi dan Boy merupakan dua sahabat yang akrab. Setiap hari
keduanya selalu kelihatan bersama-sama. Adilah yang selalu
menjemput Boy ke sekolah, karena rumahnya lebih jauh
letaknya dari rumah Boy. Mereka selalu siap sedia menolong
kawan-kawannya bila mereka mengalami kesulitan atau
kesukaran. Guru mereka sangat senang dan bangga melihat
kelakuan kedua sahabat yang demikian itu. Watak dan
kelakuan mereka selalu dijadikan suri tauladan bagi murid-
murid lainnya. Walaupun demikian keduanya tidak pernah
menjadi sombong atau angkuh, karena pujian yang sering
mereka terima.

49
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

Kata-kata transisi fungsinya terletak antara kata ganti dengan


repetisi. Bila repetisi menghendaki pengulangan kata-kata kunci,
serta kata ganti tidak menghendaki pengulangan kata benda, maka
dalam transisi ditempuh jalan tengah.
Sering terjadi bahwa hubungan antara gagasan-gagasan agak
sulit dirumuskan. Oleh sebab itu, diperlukan bantuan sebagai
penghubung gagasan yang dimaksud. Dalam hal ini, bantuan kata-
kata atau frasa transisi sebagai penghubung atau katalisator antara
satu gagasan dengan gagasan lainnya atau antara satu kalimat
dengan kalimat lain.
Agar lebih mengkonkretkan gambaran di atas, yakni pemakaian
unsur transisi maka perhatikan paragraf berikut.
Contoh 11
Mansour Fakih memandang salah satu tidak lengkapnya
menyoal dan mencari jalan keluar kasus perkosaan adalah tidak
memadainya alat analisis yang dipergunakan. Jalan keluar
yang tepat adalah memadainya alat analisis dan ketepatan
memilih analisis. Analisis gender menurutnya dapat dianggap
sebagai alat analisis yang tepat untuk memahami perkosaan.
Hal ini disebabkan, pertama definisi gender berbeda dengan
jenis kelamin, karena gender membedakan antara laki-lak dan
perempuan berdasarkan atas konstruksi sosial dan kultural.
Kedua, gender sebagai alat analisis memusatkan perhatian
pada ketidak adilan struktur dan sistem yang disebabkan oleh
gender. Ketiga, dengan meletakkan persoalan kejahatan
terhadap perempuan dalam analisis gender, maka perkosaan
dapat dilihat sebagai persoalan hukum hingga jalan keluar
terhadap perempuan pun memakai jalur hukum (Pernik-pernik
pendidikan, 2002:153).
Paragraf di atas memanfaatkan beberapa bentuk unsur
kebahasaan sebagai penanda kepaduan, seperti repetisi atau
pengulangan kata kunci serta kata transisi. Wujud pemakaian kata
transisi sebagai penanda kepaduan antarkalimat dalam para-graf
tersebut sebagaimana kata yang tercetak miring.
Kata atau frasa transisi itu biasanya digunakan dalam tulisan
ilmiah dalam bermacam hubungan, misalnya:
a) hubungan yang menyatakan tambahan kepada sesuatu yang telah
disebut sebelumnya. Bentuk transisi yang digunakan biasanya:

50
Paragraf & Kalimat Efektif

lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu seperti


halnya, juga, lagi pula, berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, dan
demikian juga;
b) hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang
telah disebut sebelumnya, biasanya digunakan: tetapi, namun,
bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak,
biarpun, meskipun;
c) hubungan yang menyatakan perbandingan, menggunakan: lain
halnya, seperti, dalam hal yang sama, sebagaimana, dalam hal yang
demikian;
d) hubungan yang menyatakan akibat atau hasil, dengan kata
transisi: sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, jadi, maka, akibatnya;
e) hubungan yang menyatakan tujuan, dengan kata penghubung:
untuk maksud itu, untuk maksud tersebut , dan agar;
f) hubungan yang menyatakan singkatan, menggunakan kata
peghubung: pendeknya, ringkasnya, secara singkat, pada
umumnya, seperti sudah dikatakan, yakni, yaitu, sesungguhnya;
g) hubungan yang menyatakan waktu, misalnya: sementara itu,
sesudah itu, beberapa saat kemudian, kemudian;
h) hubungan yang menyatakan tempat, digunakan: di sisi, di sana,
di seberang, berdekatan dengan, berdampingan dengan.
Perhatikan contoh lain sebuah paragraf yang dibangun secara
padu dengan menggunakan kata atau frasa transisi yang menyatakan
hubungan antarkalimat.
Contoh 12
Perkuliahan bahasa Indonesia seringkali sangat membosankan
sehingga tidak mendapat perhatian serius dari mahasiswa. Hal
ini disebabkan, bahan-bahan kuliah yang disajikan dosen
sebenarnya merupakan masalah yang sudah diketahui oleh
mahasiswa, atau merupakan masalah yang tidak diperlukan
mahasiswa. Di samping itu, mahasiswa yang mempelajari
bahasa Indonesia sejak mereka duduk di bangku Sekolah Dasar
atau sekurang-kurangnya sudah mempelajari bahasa Indonesia
selama dua belas tahun, merasa sudah mampu menggunakan
bahasa Indonesia. Akibatnya, memilih atau menentukan bahan
kuliah yang akan diberikan kepada mahasiswa, merupakan
kesulitan tersendiri bagi para pengajar bahasa Indonesia.

51
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

3) Pengembangan Paragraf
Adapun syarat ketiga yang harus dimiliki oleh sebuah paragraf
yang baik adalah pengembangan. Pengembangan paragraf adalah
penyusunan atau perincian gagasan-gagasan yang membina paragraf
itu. Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama yaitu
pertama, kemampuan memperinci secara maksimal gagasan utama
alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan, dan kedua kemampuan
menurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam urutan yang teratur.
Gagasan utama paragraf hanya menjadi jelas apabila diadakan
perincian yang cermat. Gagasan utama biasanya didukung oleh
tugas topik. Gagasan-gagasan bawahan dapat didukung oleh sebuah
kalimat atau lebih. Ada juga kemungkinan bahwa semua gagasan
bawahan sudah tercakup dalam kalimat topik. Malahan ada dua
gagasan bawahan yang didukung sebuah kalimat saja.
Untuk mengembangkan sebuah paragraf, baik untuk memperinci
gagasan utama, maupun untuk mengurutkan perincian-perincian
itu dengan teratur, dikembangkan bermacam-mcam metode
pengembangan. Metode pengembangan mana yang dipakai
tergantung dari sifat paragraf itu. Dasar pengembangan paragraf
dapat terjadi karena adanya hubungan alamiah, hubungan logis
serta ilustrasi-ilustrasi. Hubungan alamiah didasarkan pada keadaan
yang nyata di alam (urutan kejadian, urutan tempat atau sudut
pandang) sedangkan hubungan logis didasarkan pada tanggapan
penulis atas relasi dari perincian-perincian itu.

d. Klimaks dan Anti-klimaks


Pengembangan gagasan dalam sebuah paragraf dapat disusun
dengan mempergunakan dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama
mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap
paling rendah kedudukannya, berangsur-angsur dengan gagasan-
gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya
atau kepentingannya. Dengan kata lain, gagasan-gagasan bawahan
disusun sekian macam sehingga tiap gagasan yang berikut lebih
tinggi kepentingannya dari gagasan sebelumnya, atau perhatian
penulis terhadap gagasan berikutnya selalu menjadi lebih besar
apabila dibandingkan dengan perhatiannya terhadap gagasan-
gagasan sebelumnya.

52
Paragraf & Kalimat Efektif

Contoh 13
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke
zaman sejalan dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat
manusia. Pada waktu mesin uap sedang jaya-jayanya, ada
traktor yang dijalankan dengan uap. Modelnya kira-kira seperti
mesin giling yang digerakkan oleh uap. Pada waktu tank
sedang menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan
diberi model seperti tank. “Keturunan” traktor model tank
ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor
yang pakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil
perusahaan Caterpillar. Di samping Caterpillar, Ford pun tidak
ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian
lainnya. Jepang tidak mau kalah saing dalam bidang ini.
Produksi Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama
padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari
model-model sebelumnya.
Gagasan utama paragraf di atas adalah “bentuk traktor mengalami
perkembangan dari zaman ke zaman” yang terdapat dalam kalimat
pokok pada awal paragraf. Gagasan utama ini kemudian diperinci
dalam empat gagasan bawahan, yaitu: traktor yang dijalankan dengan
uap, traktor yang pakai roda rantai, traktor buatan Ford, dan traktor
buatan Jepang atau padi traktor. Gagasan bawahan pertama didukug
oleh dua kalimat, gagasan bawahan kedua didukung oleh satu
kalimat. Sebab itu, terasa bahwa gagasan ini juga kurang jelas.
Gagasan bawahan keempat ditunjang oleh dua kalimat.
Demikian pula cara menganalisis paragraf-paragraf lainnya
dengan macam-macam metode pengembangan lain. Hal yang
paling penting adalah menetapkan gagasan utamanya, baru
kemudian dipersoalkan bagaimana perinciannya. Paragraf yang
bersifat deduktif atau induktif lebih mudah dianalisis karena gagasan
utamanya didukung oleh semua kalimat topik. Sebaliknya, paragraf
yang gagasan utamanya didukung oleh semua kalimat (deskriptif
dan naratif) agak lebih sukar karena harus dirumuskan secara
tersendiri dengan memperhatikan isi semua kalimatnya.
Variasi dari klimaks adalah anti klimaks, yaitu penulis mulai dari
suatu gagasan atau tema yang paling tinggi kedudukannya,
kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang
lebih rendah.

53
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

1) Sudut Pandang
Sudut pandang adalah tempat dari mana seorang pengarang
melihat sesuatu. Sudut pandang tidak diartikan sebagai penglihatan
atas sesuatu barang dari atas atau dari bawah, tetapi bagaimana
kita melihat barang itu dengan mengambil suatu posisi tertentu.
Bagaimana seorang menggambarkan isi sebuah ruang? Pertama-
tama ia harus mengambil sebuah posisi tertentu, kemudian secara
perlahan-lahan dan berurutan menggambarkan barang demi barang
yang terdapat dalam ruangan itu, dimulai dari yang paling dekat
berangsur-angsur ke belakang. Oleh sebab itu, urutan semacam ini
disebut juga urutan-ruang.
Perhatikanlah lukisan kalimat di bawah ini.
Contoh 14
Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari
tebing di atas jalan. Medasing menegakkan dirinya sambil
mengawasi ke muka jalan dan iapun berdiri tegak sebagai
pohon di antara pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang
lebih terang dari perkataan itu maju sekalian temannya sejajar
dengan dia.
Di antara daun kayu tampak kepada mereka tebing itu turun
ke bawah; di kakinya tegak pondok, sunyi-mati, tak sedikit
jua pun kentara, bahwa ia melindungi manusia yang hidup,
pandai bergerak dan bersuara. Di bawahnya kedengaran
sebentar-sebentar sapi mendengus dan binantang-binatang
itu pun kelihatan kekabur-kaburan dalam sinar bar yang
kusam. Dari celah-celah dinding pondok keluar cahaya kuning
merah, tetapi tiada beberapa jauh sinar yang halus itu lenyap
dibalut oleh kelam yang maha kuasa. Di sekeliling pondok itu
tertegak pedati, ketiganya sunyi dan sepi pula.
Detail-detail dapat diarahkan kepada segi lain, misalnya pelukisan
secara cermat atas seseorang yang berjalan dari suatu bagian ke
bagian yang lain dari suatu objek yang diselidiki. Selain itu, untuk
melukiskan perbedaan antara dua hal, maka mula-mula hal yang
pertama dilukiskan secermat-cermatnya, kemudian pembicaraan
dialihkan kepada hal yang kedua dengan menggambarkan segi-segi
yang menunjukan perbedaan dengan hal yang pertama. Seperti
halnya dengan menggambarkan suatu hal dengan mepergunakan
sudut pandangan yang biasa, maka dalam membuat pertentangan

54
Paragraf & Kalimat Efektif

ini, penulis tidak boleh memasukan detail-detail yang tidak dilihatnya


dari tempat itu, walaupun mungkin pengetahuannya tentang hal
itu lebih banyak dari pada yang dapat dilihatnya dari tempat itu.
Di samping menggambarkan hal atau barang secara detail dari
segi pandangan tertentu, pengarang dapat mencurahkan
perhatiannya terhadap suatu suasana tertentu. Suasana merupakan
suatu bagian yang esensial dari sudut pandangan. Suatu suasana
yang tengah berlangsung hanya boleh diganggu apabila ada sebab
yang sungguh-sungguh dapat dipertanggung jawabkan, dan harus
sudah diadakan persiapan ke arah itu.
Walaupun agak menyimpang dari bagian ini. Namun, agar kita
jangan mempunyai gambaran yang terlalu sempit tentang sudut
pandang atau point of view ini, maka perlu kiranya ditegaskan
bahwa sudut pandangan juga mempunyai beberapa pengertian
yang lain.
Pertama sudut pandangan juga mencakup apakah persoalan
yang sedang dibahas dilihat dari sudut pandangan orang pertama
(saya, kamu, kita), atau sudut pandangan orang kedua (engkau,
kamu, saudara), atau dengan mempergunakan bentuk tak berorang
atau bentuk di-. Sudut pandangan ini sama sekali tidak ada hubungan
dengan dasar pengembangan sebuah paragraf, tetapi mencakup
konsistensi sudut pandangan dalam seluruh uraian. Bila sekali penulis
mempergunakan suatu pandangan orang pertama, maka dalam
seluruh karangan itu ia harus tetap mempergunakan orang pertama,
jangan berpaling mempergunakan orang kedua atau bentuk tak berorang.
Kedua, sudut pandangan juga mencakup pengertian bagaimana
pandangan atau anggapan penulis terhadap subjek yang tengah
digarapnya itu. Seorang penulis misalnya membuat suatu artikel
tentang pemuda-pemudi yang sudah ketagihan ganja, dengan
bertolak dari sudut pandangan yang penuh simpati dan kesedihan,
dan mengemukakan bahwa terseretnya mereka dalam kebisaan
yang terkutuk itu karena kesalahan orang tuanya, atau mengenai
pokok yang sama ia bertolak dari suatu sudut pandangan yang
penuh permusuhan, kemarahan bahkan perbuatan semacam itu
hanya merusak moral dan berbahaya bagi bangsa dan negara. Jadi
sudut pandangan yang terakhir ini membuat pengarangnya memilih
nada tertentu, kata-kata dan frasa tertentu. Sudut pandangan inilah

55
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

yang boleh dikatakan membentuk bahan mentah menjadi suatu


karangan, ia membantu merumuskan maksud penulis dan membatasi
pokok yang akan digarapnya.
2) Perbandingan dan Pertentangan
Perbandingan dan pertentangan adalah cara pengarang
menunjukan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, objek
atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Kita dapat
membandingkan misalnya dua tokoh pendidikan, bagaimana
politik pendidikan yang dijalankannya dengan memperhatikan pula
segi-segi lain untuk menerangkan gagasan sentral itu. Maksud
perbandingan itu adalah untuk sampai kepada gagasan sentralnya,
misalnya mula-mula kita membandingkan rasa humor mereka, cara
mereka menghadapi lawan-lawannya, cara mereka menghargai
pendukung-pendukungnya, serta tingkah laku pribadi mereka;
rangkaian perbandingan-perbandingan itu diarahkan kepada
gagasan sentral, yaitu bagaimana humor mereka menjadi politis,
serta bagaimana mereka menghadapi lawan-lawan mereka sekian
macam, sehingga tidak merugikan sahabat-sahabat dan sekutu mereka.
Perhatikan kutipan di bawah ini, serta katakan apakah terdapat
perbandingan dan pertentangan dalam kutipan itu atau tidak.
Contoh 15
Demokratis sering yang menandai sepak terjang Angkatan ’66
yang juga sangat terkenal dengan istilah ‘Orde Baru’ pada
hakikatnya adalah bangkitnya kesadaran dan keinsafan akan
pentingnya kritik. Sebab demokrasi tanpa dikritik merupakan
isapan jempol belaka, demikian tulis Prof. Dr. R.C.Kwant. Kritik
menyodorkan kenyataan secara penuh mengadakan pemikiran
kembali dan selanjutnya mengadakan perbaikan diri atau
self koreksi.
Mengapa demokratisering dan dinamisering dengan cita-cita
yang begitu luhur itu dapat kurang lancar jalanya, pada hemat
kami memang bisa dimaklumi dengan mengingat namanya
sendiri yakni Orde Baru. Ini berarti bahwa kritik masih
merupakan hal yang baru. Hal ini jelas kalau kita taruhkan
pada latar belakang Orde Lama sebagai kebalikannya. Dalam
kehidupan Orde lama kata ‘kritik’ tidak termuat dalam kamus
sehari-hari. Kata yang ada ialah kata-kata macam menjilat,
mendukung tanpa reserve dan sebagai kelanjutannya adalah

56
Paragraf & Kalimat Efektif

merongrong, ganyang dan mendong-kel. Kata-kata terakhir


itu diperuntukan lawan-lawannya yang tidak sefaham, sebab
setiap gejala yang menunjukan akan adanya suatu pengertian
ke arah perbaikan tetapi yang tidak begitu mendatangkan
tekanan lingkungan istana karena dipandang bertentangan
dengan apa yang sedang berlaku maka disebutnya
merongrong kewibawaan, melawan kebijaksanaan yang telah
digariskan oleh pemerintah. Kuliah filsafat yang menjadikan
manusia bisa berfikir lurus dan kritis dan karenanya telah
dijadikan studium generale kemudian harus dicabut dari
lembaga ilmiah tertinggi ini dengan dalil ‘karena
menghidupkan alam pikiran liberal’. Karenanya harus
diganyang oleh setiap orang yang selalu siap mendukung
tanpa reserve pada setiap tindakan yang mau merealisasikan
gagasan’ ilmu untuk rakyat’ filsafat adalah ajaran kaum
liberalis borjuis, dengan sendirinya rakyat yang menciptakan
masyarakat sosialis emoh filsa-fat (Basis, Pebr.67).
Alinea pertama hanya berfungsi sebagai dasar untuk memahami
alinea yang kedua. Dasar yang dinyatakan dalam alinea pertama itu
adalah pentingnya kritik. Tetapi supaya persoalan kritik ini bisa
lebih jelas fungsinya, maka diuraikan dalam sebuah perbandingan,
yaitu orde lama dan orde baru. Dalam orde lama kritik tidak ada.
Ketika tidak ada kritik, maka timbullah akibat selanjutnya: menjilat,
mendukung tanpa reserve: sedangkan untuk lawan-lawan politik
dilontarkan kata-kata merongrong, ganyang, dan mendongkel;
begitu pula kuliah filsafat yang membuat manusia bisa berpikir
kritis dilarang. Kalau kita sudah melihat ciri-ciri orde lama ini, maka
orde baru haruslah merupakan kebalikan dari itu, yakni adanya
kritik dengan segala konsekuensinya.
a) Analogi
Apabila perbandingan dan pertentangan memberi sejumlah
ketidaksamaan dan perbedaan antara dua hal, maka analogi
merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang
berbeda, tetapi dengan memperhatikan kesamaan segi atau fungsi
dari kedua hal tadi, sekedar sebagai ilustrasi atau dapat dikatakan
secara lebih sederhana, perbandingan menunjukan kesamaan
antara barang-barang dalam kelas yang sama, sebaliknya analogi
menunjukan kesamaan-kesamaan antara dua barang atau hal yang
berlainan kelasnya. Bila seseorang mangatakan: “Awan dari

57
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

ledakan atom itu membentuk sebuah cendawan raksasa”, maka


perbandingan antara awan ledakan atom dan cendawan
merupakan sebauh analogi, sebab kedua hal itu sangat berbeda
kelasnya, kecuali kesamaan bentuknya.
Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang
tidak atau kurang dikenal dengan sesuatu yang dikenal baik oleh
umum, untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal umum.
Perhatikan contoh berikut.
Contoh 16
Percabangan suatu bahasa proto menjadi dua bahasa baru
atau lebih, serta tiap-tiap bahasa baru itu dapat bercabang
pula dan seterusnya, dapat disamakan dengan percabangan
sebatang pohon. Pada suatu waktu pohon tadi mengeluarkan
cabang-cabang baru. Cabang-cabang yang baru ini kemudian
mengeluarkan ranting-ranting yang baru. Demikian
seterusnya. Begitu pula percabagan pada bahasa.
Harus diingat bahwa antara pencabangan bahasa dan
pencabangan sebatang pohon terdapat suatu perbedaan.
Setelah sebuah bahasa bercabang, maka antara bahasa-bahasa
yang baru itu masih terdapat kontak timbal-balik, masih
terjalin pengaruh mempengaruhi antara kedua bahasa itu.
Lain halnya dengan cabang-cabang pohon, sekali tumbuh
menjadi sebuah cabang atau ranting yang terpisah, ia tidak
menghiraukan lagi nasib cabang atau ranting-rantingnya.
b) Contoh
Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya, atau generalisasi-
generalisasi memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang kongkrit, sehingga
dapat dipahami oleh pembaca. Dalam ilustrasi terhadap gagasan-
gagasan atau pendapat yang umum itu, maka sering dipergunakan
contoh-contoh yang kongkrit, yang mengambil tempat dalam
sebuah alinea. Hal yang harus diingat bahwa sebuah contoh sama
sekali tidak berfungsi untuk membuktikan pendapat seseorang,
tetapi digunakan hanya untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam
hal ini pengalaman-pengalaman pibadi merupakan bahan yang
paling efektif untuk setiap pengarang.
Bagaimana pendapat saudara tentang kutipan berikut? Apakah
terdapat contoh yang kongkrit untuk menjelaskan sebuah gagasan
utama? Gagasan utama yang mana?

58
Paragraf & Kalimat Efektif

Contoh 17
Dalam bukunya ‘The World and the West’ Arnold Toynbee
mengemukakan pendapatnya, bahwa hasil teknologi Barat
tidak dengan serta merta dapat ditanamkan ke dalam bumi
Timur, berhubung tehnik itu merupakan hasil dari pada suatu
perkem-bangan yang telah berlangsung berabad-abad
alamnya. Teknik Barat modern merupakan suatu bagian
integral yang tidak dapat dipisahkan dari alam kebudayaan
sekitarnya, sehingga barang siapa ingin mempergunakan hasil
teknik barat, mau tidak mau harus menyesuaikan alam
kebudayaan sendiri dengan alam pikiran dan kebudayaan
Barat Modern.
Dengan sebuah contoh yang kongkrit dan sederhana
pendapat ini dapat kita terangkan sebagai berikut. Sebelas
tahun yang lalu Indonesia mengimpor gerbong-gerbong
kereta api dari Perancis. Rupanya cukup mentereng, dan
sebagian dilengkapi dengan alat-alat airconditioning.
Manakah sekarang gerbong-gerbong itu? Sudah rusak, dalam
keadaan tak terpelihara, patut dipakai pada trayek-trayek
tingkat tinggi 3 saja guna mengangkut anak-anak sekolah dan
kaum petani dari pedusunan ke kota. Siapa yang salah? Para
pemakaikah? Para pegawai PNKA-kah? Mempergunakan hasil
teknik modern menuntut pula dari pihak para penumpang
rasa tanggung jawab terhadap milik negara dan bangsa,
supaya dipelihara dan dipakai dengan rapi dan bersih. Ternyata
publik umum di Indonesia kadang-kadang belum cukup
dewasa dan masak untuk mempergunakan gerbong-gerbong
itu dengan semestinya.(Basis, Agust. 1970)
c) Proses
Sebuah dasar lain yang dapat juga dipergunakan untuk menjaga
agar pengembangan sebuah alinea dapat disusun secara teratur
adalah proses. Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-
tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau
peristiwa.
Dalam menyusun sebuah proses, pertama-tama penulis harus
mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh. Kedua, ia
harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya. Bila
tahap-tahap kejadian ini berlangsung dalam waktu yang berlainan,

59
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

maka penulis harus memisahkan dan mengurutkannya secara


kronologis. Ketiga, sesudah mengadakan pembagian sebagai
diuraikan tadi, ia harus menjelaskan setiap tahap dalam detail yang
cukup tegas, sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses itu
dengan jelas.
Laporan tentang jalannya suatu peristiwa sejarah akan berbeda
dengan laporan-laporan tentang proses mekanis, terlebih bila
tahap-tahap dalam laporan dalam peristiwa itu tidak bisa
dibedakan dengan tegas karena berlangsung serempak. Sering
pula terjadi, bahwa disamping melukiskan proses itu, pengarang
menyampaikan juga komentarnya mengenai sebab-sebab dan
akibat-akibat yang ditimbulkannya. Mereka yang bisa menghadapi
seluk beluk pesawat, sering menghadapi problem semacam ini.
Bayangkan bila seorang ahli mesin harus memasang sebuah mesin
baru. Ia hanya menghadapi sebuah buku pedoman atau buku
petunjuk tentang pemasangan mesin-mesin itu, serta di pihak lain.
Di sini ia menyadari sepenuhnya betapa pentingnya untuk
menerangkan cara pemasangan itu secara sederhana. Dengan
bahasa yang kongkrit.
Penulisan proses ini, juga merupakan bagian yang penting pada
perguruan tinggi, yaitu pada waktu menuliskan laporan-laporan
laboratoria. Proses laboratoria itu dapat bersifat mekanis
(memasang sebuah mesin, atau percobaan-percobaan fisika), dapat
bersifat alamiah atau organis (pernapasan, reaksi-reaksi kimia).
Dalam tulisan yang bersifat historis penulis juga mempergunakan
urutan-urutan berdasarkan proses: misalnya mengapa dan
bagaimana Belanda menduduki Yogyakarta.
Singkatnya proses itu menyangkut jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan: Bagaimana mengerjakan hal itu? Bagaimana
bekerjanya? Bagaimana barang itu disusun? Bagaimana hal itu
terjadi?
Contoh 18
Sebagai contoh kita ambil ‘pertemuan angkasa’ Gemini-7
tanggal 15 Desember 1965. Gemini-7 sudah berhari-hari berada
dalam peredarannya yang membentuk lingkaran dengan
tinggi 294 km. Sebetulnya telah diperhitungkan kapan bidang
lintasan Gemini-7 akan sama dengan bidang peluncuran

60
Paragraf & Kalimat Efektif

Gemini-6. Ini bisa terjadi tiap hari karena rotasi bumi.


Kemudian ditunggu sampai Gemini-6 diluncurkan. Hasil
peluncuran Gemini-6: lintasannya berapogeum 261 km.
dengan Gemini-7. Tetapi Gemini-6 lebih rendah, jadi lebih
cepat jalannya. Demikian Gemini-7 disusul sedikit demi sedikit.
Sekarang soalnya tinggal meninggikan lintasannya supaya bisa
bertemu. Setelah satu kali putaran, tepat pada perigeumnya
Gemini-6 menghidupkan roketnya untuk menghapuskan
pengaruh hambatan udara sehingga apogeumnya tetap 261
km. Setelah kembali mencapai apogeumnya Gemini-6
dipercepat sehingga perigeumnya 214 km. Sementara
diadakan koreksi mengenai arahnya supaya bidang
yang dilintasi keduanya lebih tepat sama. Waktu sampai
perigeumnya yang baru, dipercepat lagi sehingga
apogeumnya makin tinggi lagi: 274 km. Jarak dari Gemini-7
hanya 309 km. Akhirnya percepatan yang paling penting
dilakukan penting dilakukan sehingga lintasannya menjadi
lingkaran. Jarak dengan Gemini-7 hanya 25 km. Beberapa km
lagi diselesaikan pada fase terakhir selama 30 menit. Dengan
cara berkali-kali mengadakan pembentukan arah, pengukuran
jarak dan percepatan. Akhirnya bertemulah dengan Gemini-
7”. (Basis. Nop. 1967).
Bagaimana pendapat saudara mengenai kutipan di atas? Apakah
juga terdapat sebuah deskripsi mengenai proses? Proses macam
apa itu? Dapatkah saudara sependapat bahwa dengan cara itu
telah dicapai sebuah alinea yang bulat?
d) Sebab-Akibat
Pengembangan sebuah alinea dapat pula dinyatakan dengan
mempergunakan sebab-akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab
bisa bertindak sebagai gagasan utama sedangkan akibat sebagai
perincian pengembangannya, tetapi dapat juga terbalik: akibat
dijadikan gagasan utama sedangkan untuk memahami
sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai
perinciannya. Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat
hubungannya dengan proses. Apabila proses itu dipecah-pecahkan
untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses
itu dapat dinamakan proses kausal, atau proses sebab-akibat.
Dalam mengemukakan hubungan sebab-akibat tersebut
pengarang harus menggarap persoalannya berdasarkan suatu

61
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

rangka tertentu, misalnya berdasarkan kepentingan relatifnya,


berdasarkan kesederhanaan atau kekompleksannya, atau
ketidaklangsungan sebab atau akibat itu terhadap pokok
utamanya. Uraian-uraian yang bersifat logis, misalnya tulisan-
tulisan ilmiah, tesis, skripsi dan sebagainya. Sebab dan akibat
memegang peranan yang sangat penting. Dalam eksposisi biasa,
sebab dan akibat dikemukakan berdasarkan observasi dan refleksi
yang ada. Seseorang yang menderita penyakit flu akan dihadapkan
kepada serangkaian sebab yang diduga mungkin telah
mengakibatkan penyakit flu tadi. Ia harus memilih di antara sebab-
sebab yang paling mungkin: karena mengendarai motor malam-
malam, tidak menyelimuti badan dengan baik di waktu tidur,
terlalu lama berjemur dipanas, terlalu kedinginan, atau karena
kejangkitan oleh orang lain yang juga menderita penyakit
tersebut. Beberapa dari sebab-sebab lainnya. Dengan memisahkan
mana merupakan sebab langsung dan mana yang tidak, maka
dapatlah diambil tindakan pencegahan mendatang.
Contoh 19
Melihat sepintas lalu masyarakat kota bandar kita terkesan
oleh kesibukan-kesibukan kerja dan lalu-lintas sehari-hari.
Hubungan dagang dengan relasi-relasi dari luar daerah pulau
ataupun asing yang pemberesannya harus selekas mungkin
dia dakan berhubung terikatnya perahu layar pada angin
musim, pemuatan barang-barang ekspor dan pembongkaran
barang-barang impor, semuanya itu tak memungkinkan
orang bekerja pelan-pelan seperti menanti menguningnya
padi di musim panen. Kiranya inilah yang membentuk tipe
manusia pesisiran, yang lain dari tipe manusia pedalaman.
Keluasaan muka-laut membentuk jiwa lepas dan bebas. Silih
bergantinya pergaulan dengan orang-orang dari berbagai
suku dan kebangsaan, memberi sifat kelonggaran dan suka
menerima unsur-unsur baru. Namun, sekali kita berjumpa
dengan rombongan bangsawan dengan pengiringnya yang
sedang mengadakan inspeksi didaerah bandar, kita lalu
memperoleh kesan kesimpulan lain, yaitu: kebebasan masyarakat
pesisir yang terikat! Kesan demikian reasonable.(Basis, Mei 1968)
Contoh di atas lebih jelas membicarakan mengapa jiwa orang
pesisir lebih dinamis dan lebih bebas, bila dibandingkan dengan

62
Paragraf & Kalimat Efektif

orang-orang di pedalaman. Mengapa demikian? Bila kita dapat


mengajukan pertanyaan itu, berarti kita harus mencari sebab-
sebabnya. Akibat yang disimpulkan dalam alinea di atas adalah
“kebebasan masyarakat pesisir yang terikat”. Sebaliknya coba
perhatikan kutipan di bawah ini.
Contoh 20
Dalam tekanan mental yang demikian hebat, tiba-tiba terjadi
ledakan fitnah Gerakan Tigapuluh September. Ternyata akibat
peristiwa ini terjadilah kegoncangan hebat dalam sendi-sendi
kehidupan. Suara hati yang selama ini tertindas tipis-tipis,
membersit keluar dan menjadi banjir besar menantang sendi-
sendi hidup lama. Lahirlah angkatan baru yang berjuang atas
dorongan hati nurani. Muncullah sanjak-sanjak yang
membawakan suara orde baru seperti kumpulan-kumpulan
sanjak Taufik Ismail Tirani, Benteng, kumpulan sanjak-sanjak
W. Situmeang kebangkitan, dan lain-lain”. (BKI).
Apabila dibandingkan dengan kutipan pertama di atas, kutipan
kedua ini lebih memperinci secara mendetail akibat-akibat. Sebab
dinyatakan secara ringkas atau umum yaitu ledakan fitnah Gerakan
Tigapuluh September, sedangkan perincian-perincian ditekankan
kepada akibat-akibat. Kutipan pertama di atas sebaliknya
mempunyai dasar yang sama yaitu membicarakan sebab dan
akibat.
Sebuah variasi dari sebab-akibat ini adalah pemecahan masalah.
Pemecahan masalah juga bertolak dari hubungan kausal, tetapi
tidak berhenti disitu saja; ia masih berjalan lebih lanjut menunjukan
jalan-jalan keluar untuk menjauhkan sebab-sebab tersebut, atau
menjauhkan akibat-akibat yang dihasilkan oleh sebab-akibat itu.
e) Khusus Umum
Kedua cara ini, yaitu umum-khusus dan khusus-umum, merupakan
cara yang paling umum untuk mengembangkan gagasan-gagasan
dalam sebuah alinea secara teratur. Dalam hal pertama gagasan
utamanya ditempatkan pada awal alinea, serta pengkhususan atau
perincian-perinciannya terdapat dalam kalimat-kalimat berikut-
nya. Sebaliknya dalam hal yang kedua mula-mula dikemukakan
perincian-perinciannya, kemudian pada akhir alinea generalisasinya.
Jadi, yang satu bersifat deduktif, sedangkan lainnya bersifat

63
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

induktif. Sebuah variasi dalam kedua jenis alinea itu adalah


semacam penggabungan, yaitu pada awal alinea (jadi bersifat
umum-khusus). Tetapi pada akhir alinea gagasan tadi diulang sekali
lagi (bersifat khusus-umum).
Contoh 21
Sebuah teori fungsi bahasa yang sangat terkenal, ialah teori
Karl Bühlr, seorang ahli jiwa dan ahli teori tentang bangsa-
bangsa Austria. Sejak tahun 1918 diperkenalkan teori fungsi
bahasa dalam berbagai tulisan. Pada tahun 1934 terbitlah
bukunya ‘Spracteorie’ yang membela teori fungsi bahasanya.
Mula-mula teori Bühler itu tidak mendapat perhatian orang.
Namun, lambat-laun para pendidik tertarik hatinya dan
akhirnya mempengaruhi pengajaran bahasa di sekolah-
sekolah. Karl Bühler membantah pendapat Wilhelm Wundt
1832-1920, bahwa bahasa itu hanyalah ekspresi saja dari pada
peristiwa-peristiwa yang berkecamuk dalam batin dapat
dinyatakan dengan berbagai cara. Dengan gerak-gerik, mimik,
dan juga dengan bunyi. Teori Wudt itu akan jelas kiranya, jika
kita memperhatikan tingkah laku orang primitif.” (SB).
f) Klasifikasi
Klasifikasi adalah sebuah proses untuk mengelompokkan barang-
barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu.
Oleh karena itu, klasifikasi bekerja ke dua arah yang berlawanan,
yaitu pertama, mempersatukan satuan-satuan ke dalam suatu
kelompok, dan kedua, memisahkan kesatuan tadi dari kelompok
yang lain. Dengan demikian klasifikasi mempunyai persamaan-
persamaan tertentu baik dengan pertentangan dan perbandingan
maupun dengan Umum-khusus dan Khusus-umum.
Persamaannya dengan pertentangan dan perbandingan adalah
bahwa kedua-nya bertolak dari penetapan ciri-ciri yang sama dan
penetapan perbedaan-perbedaan tertentu, tetapi dalam klasifikasi
prosesnya masih berjalan terus untuk menentukan
pengelompokan. Di pihak lain umum, karena proses klasifikasi itu
tidak lain daripada membuat perincian itu untuk memperoleh
kelas-kelasnya atau kelompok kelompoknya.
Dalam klasifikasi, setiap kelompok yang diperoleh dalam langkah
sebelumnya mungkin masih diperinci lebih lanjut ke dalam
kelompok-kelompok yang lebih kecil lagi. Walaupun demikian

64
Paragraf & Kalimat Efektif

penulis harus memegang prinsip yang jelas tentang dasar


klasifikasinya, baik untuk tingkat yang lebih tinggi maupun untuk
tingkat-tingkat yang lebih rendah:
Contoh 22
Jika orang hendak membagi bahasa Melayu ataupun bahasa
Indonesia itu juga, maka pastilah tidak cukup, apabila ia hanya
dibagi atas bahasa Melayu rendah dan bahasa Melayu tinggi,
pun tiada cukup apabila disisi-sisi-kan empat macam bahasa:
bahasa dalam, bahasa bangsawan, bahasa dagang, bahasa
kacukan. Pun perbedaan bahasa Melayu buku dan bahasa
Melayu yang dipercakapkan tiada dapat diterima karena
banyaknya jenis bahasa Melayu yang ditulis dan banyak pula
jenis yang dipercakapkan. Bahasa yang dipercakapkan oleh
tukang penangkap ikan, lain dari pada bahasa yang
dipercakapkan oleh orang tani, lain pula daripada yang
dipercakapkan oleh guru sekolah atau kuli di pelabuhan.
Bahasa yang dipakai di Riau lain daripada bahasa yang dipakai
di Jakarta, yang di Banjarmasin lain daripada yang di Padang,
tetapi sekalian yaitu masuk lingkungan bahasa Melayu yang
satu. Bahasa Indonesia sebagai sambungan bahasa Melayu,
pastilah pula mempunyai corak dan warna yang terdapat pada
bahasa Melayu itu dahulu (PBI).
Klasifikasi atas objek-objek yang kongkrit mungkin tidak banyak
mendatangkan kesulitan, karena prinsip-prinsip yang
dipergunakan juga bersifat kongkrit: besarnya, bahannya,
bentuknya, tujuannya, dan lain sebagainya, tetapi bila kita
melangkah kepada gagasan-gagasan yang abstrak, maka selalu
timbul kesulitan untuk mempertahankan dasar itu. Klasifikasi
dibuat oleh manusia, bukan inheren dalam objek yang
diklasifikasikan itu. Sebab itu klasifikasi pertama-tama tidak
menyangkut soal “benar” dalam arti yang mutlak, tetapi
“benar”dalam arti yang pragmatis, yaitu cocok atau tidak untuk
maksud-maksud tertentu. Oleh karena itu, penolakan kita terhadap
sebuah klasifikasi pertama-tama diarahkan kepada hasil klasifikasi
itu, tetapi pertama-tama diarahkan kepada dasar yang dipakai
untuk mengadakan klasifikasi tersebut. Apabila dasar yang
dipergunakan itu kita terima, baru langkah selanjutnya adalah
apakah hasil klasifikasi itu benar-benar sesuai dengan dasar.

65
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

g) Definisi Luas
Definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha
pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap
sebuah istilah atau hal. Di sini kita tidak menghadapi hanya satu
kalimat. (lihat definisi dalam bagian tentang kalimat), tetapi suatu
rangkaian kalimat yang membentuk sebuah alinea. Malahan
kadang-kadang untuk memberi pengertian yang bulat tentang
pengertian itu, satu alinea dianggap belum cukup sehingga
diperlukan rangkaian dari pada alinea-alinea, dan dapat pula
dalam bentuk sebuah buku. Namun, prinsip-prinsip definisi tetap
sama. Di sini kita lebih sering menghadapi sebuah definisi luas
daripada definisi formal biasa, atau definisi dengan menerangkan
etimologi kata atau istilah tersebut.
Perhatikan bagaimana Moh. Said mencoba memberi batasan
tentang Demokrasi Pancasila. Ia memerlukan suatu rangkaian
alinea sebelumnya untuk kemudian dapat sampai kepada
pengertian Demokrasi Pancasila itu.
Contoh 23
Istilah asing demokrasi biasanya diterjemahkan dengan kata
kedaulatan rakyat yang diartikan sebagai pemerintahan oleh
rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi dalam arti ini
hanya menggambarkan satu segi dari pada demokrasi,
sedangkan demokrasi dalam arti yang sebenarnya mempunyai
makna yang lebih luas.
Demokrasi pada hakikatnya berupa suatu mentalitas untuk
membina suatu kehidupan dalam masyarakat; mentalitas
dalam arti cara berpikir, bersikap dan berbuat. Mentalitas
demokrasi mempunyai ciri pokok yang mencita-citakan
keselarasan antara kebebasan (=liberté) serta kesamaan hak
(=egalité) untuk menentukan nasib pribadi (=the right of self
determination) dan rasa tanggung jawab atas kebaikan nasib
bersama atau nasib kolektif sebagai masyarakat
(=fraternité=persaudaraan).
Ketidakselarasan antara kebebasan serta kesamaan hak pribadi
dan tanggung jawab kolektif ini menyebabkan demokrasi
di satu pihak menjurus ke liberalisme, dan di pihak lain
menjurus ke kolektivisme dipaksakan melalui pelbagai bentuk
kediktatoran.

66
Paragraf & Kalimat Efektif

Baik liberalisme yang menjadi sumber saling-lomba, saling-


rebut dan saling-rampas secara bebas (=free fight liberalism)
dalam bidang semat (harta benda, ekonomi), derajat
(kedudukan, sosial) dan kramat (kekuasaan politik), maupun
kolektivisme melalui kediktatoran yang melenyapkan
kebebasan, hak dan tanggung jawab pribadi demi
kepentingan kolektif, bersifat penyelewengan dari cita-cita
demokrasi, yakni keselarasan personalisme yang memberi hak
asasi kepada tiap manusia untuk membina pribadi (persona)
dan nasibnya menurut garis kodrat pribadinya dan
keyakinannya masing-masing dengan kolektivisme (tanpa
kediktatoran) yang menciptakan kemakmuran dan
kesejahteraan bersama.
Cita-cita demokrasi yakni keselarasan antara personalisme dan
kolektifisme itu tidak lain daripada suatu keadilan sosial yang
berupa sosialisme. Jadi, cita-cita demokrasi pada hakekatnya
tidak lain dari pada masyarakat sosialis atau masyarakat
gotong royong.
Dengan demikain maka demokrasi Pancasila berupa demokrasi
yang mencita-citakan terwujudnya masyarakat sosialis
pancasila, yakni suatu masyarakat sosialis yang norma-norma
keadilan sosialnya bersumber pada keselarasan kebebasan atau
hak tiap orang dan bangsa untuk membina pribadi dan
nasibnya menurut garis kodrat pribadinya dan keyakinannya
masing-masing (the right of self determination atau azas
kemerdekaan) dengan rasa tanggung jawab tiap warga
bangsa atas kebaikan nasib sesama umat manusia (sila
kemanusiaan); dan dengan rasa tangung jawab tiap orang
sebagai titah atau makhluk Tuhan yang berbudi, terhadap
TuhanNya (=Sila Ketuhanan), demi ‘memayuhayu salira,
memayuhayu bangsa,. Memayuhayu manungsa’ (kebaikan
pribadi, bangsa dan umat manusia) dan demi penuaian
tanggung jawab manusia sebagai titah atau makhluk terhadap
TuhanNya (Basis, Juni 1967).
Agar sampai kepada batasan atau pengertian tentang demokrasi
Pancasila, penulis mula-mula memberikan dasar-dasar pengertian
tentang demokrasi pada umumnya, kemudian membatasi
pengertian demokrasi Pancasila itu. Semua rangkaian alinea
itu menuju kepada kebulatan pengertian tentang demokrasi
Pancasila.

67
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

Cara apapun yang dipergunakan untuk memperoleh kebulatan


alinea, prinsip kesatuan ide, perpaduan (koherensi) dan
pengembangan yang baik tidak boleh dilanggar begitu saja.
Pelanggaran atas prinsip-prinsip tersebut mengakibatkan
terganggunya konsentrasi atas ide sentralnya.

B. Kalimat Efektif

1. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang merupakan
gagasan yang telah disusun dan dituangkan oleh seseorang secara
terbuka untuk dikomunikasikan kepada orang lain. Kalimat yang
baik harus memenuhi persyaratan gramatikal. Artinya, kalimat
tersebut haruslah disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku,
yang berkaitan dengan (1) unsur-unsur penting yang harus ada
dalam suatu kalimat, (2) aturan-aturan tentang ejaan dan tanda
baca (Ejaan yang Disempurnakan), dan (3) cara-cara memilih kata
dalam kalimat (diksi).
Kelengkapan unsur kalimat menentukan kejelasannya. Setidak-
tidaknya sebuah kalimat memiliki subjek dan predikat. Kalimat yang
lengkap juga harus ditulis sesuai dengan ejaan dan tanda baca yang
berlaku, di samping pilihan kata-katanya juga harus tepat. Kalimat
yang jelas dan baik akan mudah dipahami orang lain secara tepat.
Kalimat yang demikian itu disebut kalimat efektif, yang secara tepat
dapat mewakili pikiran dan keinginan penulisnya. Kalimat efektif
juga diartikan sebagai kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar
atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau
penulis.
Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara
sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis
terhadap pembacanya. Apabila hal ini tercapai diharapkan pembaca
akan tertarik kepada apa yang dibicarakan dan tergerak hatinya
oleh apa yang disampaikan itu.
Agar kalimat yang ditulis dapat memberi informasi kepada
pembaca secara tepat seperti yang diharapkan oleh penulis, perlu
diperhatikan beberapa hal yang merupakan ciri-ciri kalimat efektif

68
Paragraf & Kalimat Efektif

sebagai berikut. Ciri-ciri kalimat efektif, yaitu kesepadanan struktur,


keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan
kelogisan.

2. Ciri-ciri Kalimat Efektif

a. Kesepadanan
Kesepadanan ialah keserasian atau keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat
ini ditentukan oleh adanya kesatuan gagasan yang kompak dan
kepaduan pikiran yang baik.
Pada umumnya dalam sebuah kalimat terdapat satu ide atau
gagasan yang hendak disampaikan, serta komentar atau penjelasan
mengenai ide tersebut. Kedua hal itu perlu ditata dalam kalimat
secara cermat agar informasi dan maksud penulis mencapai
sasarannya. Untuk mencapai maksud itu perlu diperhatikan beberapa
hal karena kesepadanan memiliki beberapa ciri berikut ini.
1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat, tentu saja
membuat kalimat itu tidak efektif. Subjek di dalam sebuah kalimat
merupakan unsur inti atau pokok pembicaraan. Subjek dapat
berupa kata atau kelompok kata. Predikat dalam kalimat adalah
kata yang berfungsi memberitahukan apa, mengapa, atau
bagaimana subjek itu. Perhatikan kalimat berikut ini.
(1) Bangsa Indonesia menginginkan perdamaian dan persahabatan.
(2) Gizi yang baik mempengaruhi pertumbuhan fisik anak.
Pada kalimat (1) kata bangsa Indonesia berfungsi sebagai subjek,
menginginkan sebagai sebagai predikat sedangkan perdamaian
dan persahabatan sebagai objek. Demikian juga pada kalimat (2)
kata gizi yang baik berfungsi sebagai subjek, mempengaruhi
sebagai predikat sedangkan pertumbuhan fisik anak sebagai objek.
Bandingkanlah dengan kalimat-kalimat berikut ini.
(3) Kepada para mahasiswa diharap mendaftarkan diri di
sekretariat.
(4) Di dalam keputusan itu mengandung kebijaksanaan yang
dapat menguntungkan umum.

69
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

(5) Pada pameran ini mengetengahkan karya pelukis-pelukis


terkenal.
Apakah ketiga kalimat di atas baik atau tidak dapat kita periksa
yang manakah predikatnya. Menentukan predikat tidak sulit
karena predikat biasanya dinyatakan dalam bentuk kata kerja,
yaitu diharap, mengandung, dan mengetengahkan. Sekarang kita
cari subjek kalimat tersebut. Apa atau siapa yang diharapkan, yang
mengandung dan yang mengetengahkan? Jawabannya adalah
para mahasiswa, keputusan itu dan pameran ini. Akan tetapi, kata-
kata itu didahului oleh partikel kepada, di dalam, dan pada, maka
kata-kata itu tidak dapat berfungsi sebagai subjek. Kejelasan subjek
dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindari
pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, dan
sebagainya di depan subjek. Agar subjeknya menjadi jelas dan
keseluruhan kalimat menjadi efektif, kalimat di atas seharusnya
ditulis sebagai berikut.
(3a)Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
(4a)Keputusan itu mengandung kebijaksanaan yang menguntungkan
umum.
(5a)Pameran ini mengetengahkan karya pelukis-pelukis terkenal.
b) Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
(6) Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
(7) Soal itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara:
(6a)Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
(7a)Soal itu bagi saya kurang jelas.
c) Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Konjungsi intrakalimat ialah kata penghubung (konjungsi) yang
menghubungkan kata dengan kata-kata dalam sebuah frasa atau
menghubungkan klausa dengan klausa di dalam sebuah kalimat.
Contoh:
(8) Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat
mengikuti acara pertama.

70
Paragraf & Kalimat Efektif

(9) Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia


membeli sepeda motor Suzuki.
Kalimat yang tertulis pada contoh (8) ataupun (9) merupakan dua
kalimat tunggal, sedangkan konjungsi-konjungsi “sehingga” dan
“sedangkan” merupakan konjungsi intrakalimat. Untuk itu,
perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara.
Pertama, dengan menjadikan kalimat itu menjadi kalimat majemuk
dan kedua mengganti ungkapan penghubung intrakalimat
menjadi antarkalimat, sebagai berikut.
(8a)Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat
mengikuti acara pertama.
(8b)Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mengikuti acara pertama.
(8a)Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia
membeli motor Suzuki.
(9b)Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia
membeli sepeda motor Suzuki.
d) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini.
(10) Gedung bertingkat yang menjulang tinggi.
(11) Mahasiswa yang memimpin teman-temannya.
(12) Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
(13) Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Kata-kata kerja dalam pernyataan di atas tidak dapat menduduki
fungsi predikat karena di muka kata kerja itu terdapat partikel
yang. Pernyataan di atas bukan kalimat karena tidak memiliki
predikat. Kata-kata yang menjulang tinggi merupakan keterangan
dari gedung bertingkat yang berfungsi sebagai subjek pada
pernyataan dan yang memimpin teman-temannya merupakan
keterangan dari mahasiswa yang berfungsi sebagai subjek.
Demikian juga kata-kata “yang berasal dari bahasa Melayu” dan
“yang terletak di depan bioskop Gunting” merupakan keterangan
dari kata “bahasa Indonesia” dan “sekolah kami”. Pernyataan (10)
dan (11) dapat dijadikan kalimat jika kita tambahkan kata-kata
yang berfungsi sebagai predikat.

71
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

(10a) Gedung bertingkat yang menjulang tinggi itu mengganggu


lalu lintas penerbangan.
(11a) Mahasiswa yang memimpin teman-temannya dipanggil oleh
rektor.
Adapun kalimat (12) dan (13) perbaikannya adalah sebagai berikut.
(12a) Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
(13a) Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

b. Keparalelan/Kesejajaran (Paralelisme)
Kesejajaran (paralelisme) ialah penggunaan bentuk-bentuk
bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama dipakai dalam
susunan serial. Jika sebuah gagasan (ide) dalam suatu kalimat
dinyatakan dengan frasa (kelompok kata), maka gagasan-gagasan
lain yang sederajat juga harus dinyatakan dengan frasa. Jika sebuah
gagasan dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata benda
(misalnya bentuk pe-an, ke-an), maka gagasan lain yang sederajat
harus dinyatakan dengan kata benda juga. Demikian juga halnya
apabila sebuah gagasan dalam suatu kalimat dinyatakan dengan
kata kerja (misalnya bentuk me-kan, di-kan), maka gagasan lainnya
yang sederajat harus dinyatakan dengan jenis kata yang sama.
Kesejajaran (paralelisme) akan membantu memberi kejelasan kalimat
secara keseluruhan. Perhatikan contoh berikut.
(1) Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
(2) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan
pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem
pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
(3) Harga kertas meningkat, upah kerja naik, biaya cetak bertambah,
terpaksa harga buku itu dinaikkan juga.
Kalimat di atas belum menunjukkan kesejajaran bentuk-bentuk
bahasa yang dipergunakannya, sehingga perlu diperbaiki lagi sebagai
berikut. Kalimat (1) tidak ada kesejajaran karena dua bentuk kata
yang mewakili predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu
dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara
menyejajarkan kedua bentuk itu.
(1a)Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.

72
Paragraf & Kalimat Efektif

Kalimat (2) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang


menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan,
memasang, pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau
diubah menjadi predikat nominal yang sama, sebagai berikut.
(2a)Tahap akhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian
air, dan pengaturan tata ruang.
Demikian pula kalimat (3) tidak memiliki kesejajaran karena kata
yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yakni kata
meningkat, naik, bertambah, dan dinaikkan. Agar sejajar kalimat
tersebut seharusnya ditulis seperti berikut.
(3a)Harga kertas meningkat, upah kerja dinaikkan, biaya cetak
meningkat, terpaksa harga buku itu dinaikkan juga.

c. Ketegasan
Setiap kalimat memiliki sebuah gagasan (ide) pokok. Inti pikiran
ini biasanya ingin ditekankan atau ditonjolkan oleh penulis atau
pembicara. Seorang pembicara biasanya akan memberi penekanan
pada bagian kalimat tadi. Dalam penulisan yang dimaksud dengan
ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada
ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau ketegasan pada
penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk memberi penekanan dalam
kalimat. Cara-cara ini akan kita bicarakan satu per satu.
a) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal
kalimat).
Contoh:
(1) Kami berharap pada kesempatan lain kita dapat membicarakan
lagi soal ini.
Kalimat di atas menunjukkan bahwa kata yang dipentingkan
adalah kami (berharap), bukan yang lain-lain. Di samping kami
kita dapat memberi penekanan pada kata-kata lainnya: harap,
pada kesempatan lain, kita, soal ini. Kata-kata tersebut dapat
ditempatkan pada awal kalimat, dengan konsekuensi bahwa
kalimat di atas bisa mengalami perubahan strukturnya, asal isinya
tidak berubah.

73
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

(1a)Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi
pada kesempatan lain.
(1b)Pada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan
lagi soal ini.
(1c) Kita dapat membicarakan lagi soal ini pada kesempatan lain
demikian harapan kami.
(1d)Soal ini dapat kita bicarakan pada kesempatan lain, demikian
harapan kami.
b) Membuat urutan kata kerja yang logis.
Urutan yang logis dapat disusun secara kronologis, dengan
penataan urutan yang makin lama makin penting atau dengan
menggambarkan suatu proses. Perhatikan contoh-contoh berikut
ini.
(2) Telekomunikasi cepat-vital dimaksudkan untuk keamaman,
mobilitas pembangunan, dan persatuan.
(3) Kehidupan anak muda itu sulit dan tragis.
c) Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Repetisi adalah pengulangan sebuah kata yang dianggap penting
dalam sebuah kalimat. Sebagai contoh terlihat pada pemakaian
kata yang dipertebal dalam kalimat-kalimat berikut ini.
(4) Harapan kita demikianlah dan demikian pula harapan setiap
pejuang.
(5) Kemajuannya menyangkut kemajuan di segala bidang, kemajuan.
(6) Kesadaran politik, kesadaran bermasyarakat, kesadaran
berekonomi, kesadaran berkebudayaan, dan kesadaran beragama.
d) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
(7) Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
(8) Ia tidak menghendaki perbaikan yang bersifat tambal sulam,
tetapi perbaikan yang menyeluruh di perusahaan itu.
e) Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Dalam bahasa Indonesia partikel berfungsi untuk menonjolkan
sebuah kata atau ide dalam sebuah kalimat. Partikel yang dimaksud
ialah lah, pun, kah.

74
Paragraf & Kalimat Efektif

(9) Saudaralah yang harus bertanggungjawab dalam soal itu.


(10)Bapaklah yang harus lebih dahulu memberi contoh.

3. Kehematan
Kehematan ialah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk
lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang menambah kejelasan kalimat.
Penghematan mempunyai arti penghematan terhadap kata yang
memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Adapun upaya penghematan dapat dilakukan dengan cara
berikut ini.
a) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan
pengulangan subjek.
Tanpa sadar, penulis kadang-kadang sering mengulangi subjek
dalam satu kalimat. Pengulangan tersebut tidak membuat kalimat
itu menjadi lebih jelas. Oleh karena itu, pengulangan bagian
kalimat yang demikian tidak diperlukan. Perhatikan contoh-contoh
kalimat berikut ini!
(1) Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu
dengan pemimpin perusahaan itu.
(2) Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai
memasuki ruangan.
Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi:
(1a)Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu
dengan pemimpin perusahaan itu.
(2a)Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui mempelai
memasuki ruangan.
b) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan
pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Dalam bahasa ada kata yang merupakan bawahan makna kata
atau ungkapan yang lebih tinggi. Di dalam makna kata tersebut
terkandung makna dasar kelompok makna kata yang
bersangkutan. Kata merah sudah mengandung makna kelompok
warna. Kata Desember sudah bermakna bulan. Perhatikan contoh
berikut ini.

75
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

(3) Laju inflasi bulan lalu 0,7 %, sedangkan bulan ini naik ke atas
menjadi 1,5 %.
(4) Bulan Maret tahun ini Presiden Megawati akan mengadakan
perjalanan muhibah ke beberapa negara tetangga antara lain
Malaysia.
(5) Mereka turun ke bawah melalui tangga samping rumah.
Kata “ke atas” sudah mengandung makna ‘naik”, “ke bawah” juga
sudah bermakna turun, demikian pula kata “Maret” sudah
mengandung makna bulan. Penghematan dapat dilakukan dengan
cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat. Perhatikan
contoh berikut ini.
(6) Sejak dari kecil dia mempunyai kebiasaan gigit jari.
(7) Mereka hanya menginginkan keuntungan saja.
Kata “sejak” bersinonim dengan kata “dari”, demikian juga kata
“hanya” bersinonim dengan kata “saja”. Oleh karena itu, agar
kalimat tersebut efektif dapat diperbaiki menjadi:
(6a)Sejak kecil dia mempunyai kebiasaan gigit jari.
(7a)Mereka hanya menginginkan keuntungannya.
c) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan
kata-kata yang berbentuk jamak.
Misalnya:
(8) Berbagai perkumpulan-perkumpulan Barongsai turut
berunjuk kebolehan di perayaan Imlek itu.
(9) Banyak turis-turis membatalkan kunjungan ke Indonesia akibat
kasus bom Bali.
Kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut.
(8a)Berbagai perkumpulan Barongsai turut berunjuk kebolehan
di perayaan Imlek itu.
(9a)Banyak turis membatalkan kunjungan ke Indonesia akibat
kasus bom Bali.

4. Kecermatan
Kecermatan adalah jika dalam kalimat tersebut tidak
menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan
kalimat berikut.

76
Paragraf & Kalimat Efektif

(1) Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima


hadiah.
(2) Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat (1) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal,
mahasiswa atau perguruan tinggi. Kalimat (2) memiliki makna ganda,
yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima
ribu rupiah. Untuk itu, perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan
dengan mengubah kalimat itu menjadi dua bentuk kalimat yang
hampir sama, sebagai berikut.
(1a)Mahasiswa yang terkenal itu menerma hadiah dan perguruan
tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
(2a)Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribu rupiah dan
Dia menerima uang sebanyak seratus ribu rupiah.

5. Kepaduan
Kepaduan ialah pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi
yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu adalah
kalimat yang tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir
yang tidak sistematis. Oleh karena itu, hindari kalimat yang panjang
dan bertele-tele. Perhatikan contoh berikut ini.
(1) Upacara adat merupakan rangkaian tindakan yang ditata oleh
adat yang berlaku, yang berhubungan dengan berbagai
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat, karena adanya
dorongan perasaan manusia untuk melakukan berbagai
perbuatan yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia
gaib timbullah upacara adat dan sistem kepercayaan yang
melandasi dalam upacara adat yaitu kepercayaan manusia
kepada sesuatu kekuatan yang lebih tinggi darinya.
Jika dicermati contoh kalimat di atas tampak adanya informasi
yang terpecah, karena penulis tanpa sadar merangkum tiga ide
pokok dan mengemasnya dalam wujud satu kalimat panjang. Kalimat
tersebut dapat diperbaiki sehingga menjadi kalimat yang padu,
seperti berikut ini.
(1a)Upacara adat merupakan rangkaian tindakan yang ditata oleh
adat yang berlaku, yang berhubungan dengan berbagai
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.

77
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

(1b)Upacara adat timbul karena adanya dorongan perasaan


manusia untuk melakukan berbagai perbuatan yang bertujuan
mencari hubungan dengan dunia gaib.
(1c) Upacara adat dilandasi oleh sistem kepercayaan manusia
terhadap sesuatu kekuatan yang lebih tinggi.

6. Kelogisan
Kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan
sesuai dengan ejaan yang berlaku. Kelogisan kalimat dapat dilihat
dari penggunaan kalimat dan konteks pembicaraan. Perhatikan
kalimat di bawah ini.
(1) Waktu dan tempat kami persilakan.
(2) Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.
Kalimat ini tidak logis (tidak masuk akal). Bentuk yang logis
adalah sebagai berikut.
(1a)Bapak Menteri kami persilakan.
(2a)Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.

78
Sobek di sini!
Paragraf & Kalimat Efektif

Latihan
A. Kembangkan Paragraf yang Utuh & Baik dengan Menggunakan
Gagasan-gagasan Pokok di Bawah Ini!
1. Menjalin komunikasi yang interaktif dalam masyarakat.
2. Pemilihan strategi yang tepat dalam proses belajar menciptakan
siswa dinamis.
3. Peran serta perempuan dalam proses pembangunan masih dinilai
rendah.
4. Setiap orang hendaknya mendapat perlakuan yang sama dalam
segala bidang tanpa membedakan rasial sosial dan kultural.

B. Cermati dan Ubahlah Kalimat-kalimat Berikut Menjadi


Kalimat Efektif!
1. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui Presiden
datang.
2. Presiden Megawati menghadiri Rapim ABRI hari senin lalu.
3. Rumah penduduk di kota besar terang-benderang oleh cahaya
lampu.
4. Tahap terakhir dari penyelesaian gedung itu adalah: pengecatan
seluruh temboknya, memasang penerangan, pengujian sistim
pembagian air, dan pengaturan tata ruangnya.
5. Sejak lahir manusia memiliki jiwa untuk melawan kepada
kekejaman alam, atau kepada pihak lain karena merasa dirinya
lebih kuat.
6. Dosen dari Kopertis itu sudah diangkat pegawai negeri.
7. Adik dari teman saya sudah diwisuda bulan lalu.
8. Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita
orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa
kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak ke luar
dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang
adil dan beradab.
9. Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat.
10. Para tamu-tamu meninjau pasien yang kronis.

79
BAHASA INDONESIA UNTUK KARANGAN ILMIAH

80

Anda mungkin juga menyukai