Anda di halaman 1dari 7

MENULIS PARAGRAF

BAB I  PENDAHULUAN
     1.1  Apa Itu Menulis ?
     1.2  Menulis Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi
BAB II  STRUKTUR PARAGRAF
     2.1  Apa Itu Paragraf ?
     2.2  Karakteristik Paragraf
     2.3  Fungsi Paragraf
BAB III  PARAGRAF NARATIF
     3.1  Definisi Paragraf Naratif
     3.2  Karakteristik Paragraf Naratif
     3.3  Contoh Paragraf Naratif
     3.4  Ilustrasi Contoh Paragrf Naratif
BAB IV  PARAGRAF EKSPOSITIF
     4.1  Definisi Paragraf Ekspositf
     4.2  Karakteristik Paragraf Ekspositif
     4.3  Contoh Paragraf Ekspositif
     4.4  Ilustrasi Contoh Paragraf Ekspositif
BAB V  PARAGRAF ARGUMENTATIF
     5.1  Definisi Paragraf Argumentatif
     5.2  Karakteristik Paragraf Argumentatif
     5.3  Contoh Paragraf Argumentatif
     5.4  Ilustrasi Contoh Paragraf Argumentatif
BAB VI  PARAGRAF DESKRIPTIF
     6.1  Definisi Paragraf Deskriptif
     6.2  Karakteristik Paragraf Deskriptif
     6.3  Contoh Paragraf Deskriptif
     6.4  Ilustrasi Contoh Paragraf Deskriptif
BAB VII  PARAGRAF PERSUASIF
     7.1  Definisi Paragraf Persuasif
     7.2  Karakteristik Paragraf Persuasif
     7.3  Contoh Paragraf Persuasif
     7.4  Ilustrasi Contoh Paragraf Persuasif
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Apa Itu Menulis ?


        Keterampilan berbahasa terdapat empat komponen, diantaranya adalah keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Keterampilan yang akan dibahas adalah keterampilan menulis yang dianggap tidak
mudah dan hanya sedikit orang yang terjun dalam bidang menulis, baik menulis karya
sastra atau karya ilmiah yang dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.
        Menulis merupakan alat komunikasi tidak langsung dalam menyampaikan pesan
kepada orang lain. Penyampaian pesan oleh penulis ini dengan menggunakan simbol-
simbol yang dapat dipahami oleh pembaca. Penulis dapat mengeksplor ide-ide atau
gagasan, dan perasaan yang dialami olehnya. Berdasarkan hal itu, maka menulis adalah
suatu proses penyampaian ide atau gagasan yang ingin disampaikan penulis melalui
media tulis.
        Keterampilan menulis bukanlah keterampilan yang bersifat bawaan dan instan.
Semua orang pasti dapat menyimak, dan secara tidak sadar keterampilan menyimak ini
telah kita lakukan semenjak berusia bayi. Berbeda dengan keterampilan menulis,
keterampilan ini bukanlah keterampilan bawaan yang semua orang dapat melakukannya.
Keterampilan menulis ini harus dilatih secara terus-menerus agar kita dapat menyusun
kata demi kata menjadi frase, klausa, kalimat, dan wacana yang mempunyai ide pokok
serta memiliki koherensi dan kohesivitas dalam paragraf.
        Berdasarkan hal tersebut, maka sebelum kita menulis harus terlebih dahulu banyak
membaca buku, baik fiksi maupun nonfiksi. Lebih banyak buku yang kita baca maka
akan bertambah banyak pula kosa kata yang kita miliki. Semakin kaya kosa kata yang
kita miliki maka semakin berbobot pula tulisan yang akan kita ciptakan.  Bangkitkan
keinginan untuk membaca dan mulailah menulis.

1.2  Menulis Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi


        Komunikasi terdapat dua jenis, yakni komunikasi lisan dan komunikasi tulis.
Komunikasi lisan digunakan secara tatap muka langsung dalam menyampaikan pesan.
Sedangkan komunikasi tulis harus menggunakan media yaitu media tulis untuk
menyampaikan pesan. Dengan melalui media tulis, seseorang dapat mengungkapkan ide,
gagasan, dan perasaan dengan menggunakan pilihan kata-kata kiasan dalam
menyampaikan pesan moral dan hal-hal lain dengan menambah unsur-unsur sastra agar
tulisannya lebih indah dan mempunyai makna yang dapat mempengaruhi pembaca.
        Sejatinya menulis adalah menyampaikan ide, gagasan, dan perasaan penulis kepada
orang lain atau pembaca melalui media tulis. Tulisan yang baik adalah tulisan yang dapat
berkomunikasi dengan pembacanya. Berdasarkan hal tersbut, maka menulis juga dapat
dikatakan sebagai suatu cara untuk berkomunikasi. Pembaca dapat mengetahui ide,
gagasan,dan perasaan pengarang melalui bacaan yang dibacanya.

BAB II
STRUKTUR PARAGRAF

2.1  Apa Itu Paragraf ?


    Istilah paragraf, alinea ataupun “paragraf” sudah sering kita dengar bahkan pernah
digunakan baik dalam percakapan maupun dalam praktek. Dalam rapat, diskusi, ataupun
seminar. Paragraf atau alinea terdiri dari beberapa kalimat yang mengandung makna.
Kalimat yang terdapat pada alinea atau paragraf merupakan kalimat yang mengandung
ide, gagasan, dan buah pikiran pengarang. Gagasan yang terdapat dari setiap alinea atau
paragraf harus saling koherensi dan kohesiv. Lantas apakah pengertian yang sebenarnya
dari alinea atau paragraf itu ?
    Menurut Drs. Djago Tarigan, paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis
sistematis yang meraupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung
pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Adapun pengertian lain
“paragraf atau alinea adalah pengelompokan gagasan dalam satu kesatuan yang runtun.”
(Prof. Dr. Suherli K,M.Pd., 2012 : 1). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, paragraf
adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan
penulisannya dimulai dengan garis baru).
    Berdasarkan penganalisisan atas beberapa sumber yang memberikan keterangan
tentang paragraf, maka dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah kesatuan kalimat yang
mengandung gagasan yang tersusun secara sistematis untuk menyampaikan makna
kalimat. Gagasan yang dimiliki oleh suatu paragraf hanya memiliki satu pikiran utama
atau ide pokok. Ide pokok ini merupakan gagasan utama dari kalimat yang dibuat oleh
pengarang. Dengan demikian, kalimat lain yang disertakan dalam paragraf merupakan
kalimat pendukung atau kalimat penjelas. Pikiran utama yang terdapat dalam paragraf
dapat diletakkan di awal dan akhir kalimat. Dapat menggunakan pola deduktif (umum-
khusus) dan pola induktif (khusus-umum). Pola deduktif adalah pola yang menempatkan
pikiran utamanya di awal paragraf, sedangkan pola induktif adalah pola yang
menempatkan pikiran utamanya di akhir kalimat.

2.2  Karakteristik Paragraf


    Paragraf memiliki beberapa ciri atau karakteristik yang perlu diperhatikan sebelum
membuat sebuah karangan, yakni sebagai berikut :
a. Setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok yang relevan
dengan ide pokok keseluruhan karangan.
b.  Umumnya paragraf dibangun oleh sejumlah kalimat.
c.  Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran.
d.  Paragraf adalah kesatuan yang koheren dan padat.
e.  Kalimat-kalimat paragraf tersusun secara logis-sistematis.

2.3  Fungsi Paragraf


    Suatu tulisan yang merupakan buah pikiran seseorang mengenai suatu ide, gagasan,
dan pandangan. Selain berfungsi untuk menyampaikan pesan, paragraf juga memiliki
fungsi lain yaitu :
a.  Untuk menampung ide pokok.
b.  Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang.
c.  Alat bagi pengarang untu mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.
d.  Pedoman bagi pembaca mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang.
e.  Alat untuk penyampaian ide pokok pengarang kepada para pembaca.
f.  Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai.
g. Dalam rangka keseluruhan karangan paragraf dapat berfungsi sebagai pengantar,
transisi, dan penutup.

BAB III
PARAGRAF NARATIF

3.1  Definisi Paragraf Naratif


    Paragraf naratif atau paragraf kisahan adalah paragraf yang mengisahkan atau
memaparkan suatu kejadian secara berurutan atau kronologis. Karangan ini berusaha
menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan
maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat
memetik hikmah dari cerita itu.

3.2  Karakteristik Paragraf Naratif


    Paragraf naratif mempunyai beberapa ciri atau karakteristik yakni sebagai berikut :
a.  Adanya tokoh
b.  Adanya alur atau jalan cerita
c.  Adanya latar atau setting
d.  Mementingkan urutan waktu atau urutan peristiwa
e.  Tidak hanya terdapat dalam karya fiksi, tetapi juga dalam karya non fiksi
3.3  Contoh Paragraf Naratif

Sudah Tua Renta Tapi Banyak Berjasa

    Nama dia sendiri Rosih. Tapi lebih dikenal dengan panggilan Ibu Encum, karena telah
puluhan tahun menjadi istri Pak Encum. Kini, Bu Rosih atau Bu Encum ini usianya
sekitar 65 tahun, sudah tua renta, lagi berstatus janda, sebab hampir setahun yang lalu Pak
Encum meninggal dunia. Namun demikian, ketuaannya tidak menjadi penghalang
pekerjaan pokoknya sebagai tukang memperbaiki alat-alat musik yang terbuat dari kayu,
mulai cuk yang kecil sampai bas yang besar, mulai gitar gitar kuno sampai gitar listrik-
model terakhir.
    Seberanya, Pak Encum itulah yang sejak kecil suka main musik terutama keroncong,
yang pandai memperbaiki alat-alat musik, dan begitu terkenal sejak zaman penjajahan
Belanda dulu, sampai detik-detik terakhir meninggalnya. Pak Encum dikenal sangat teliti
dan rapi dalam bekerja, sehingga banyak pemilik alat-alat musik yang kebetulan
mengalami kerusakan, membawa alat-alatnya kesana untuk diperbaiki.
    Sejak Pak Encum meninggal dunia, semua pekerjaan memperbaiki alat musik diambil
alih oleh Bu Encum. Karena keterbatasan kemampuan serta tenaganya, maka Bu Encum
tidak sanggup membuat gitar, cuk, bas, atau cello lagi. Dulu, ketikaPak Encummasih
hidup, dia memang bukan hanya pandai memperbaiki saja. Bahkan gitar, cello, bas, atau
cuk buatannya sangat terkenal karena mutunya tidak kalah jauh dengan buatan luar
negeri.
    Sampai kini, Bu Encumyang tua renta ini tidak pernah kekurangan pekerjaan. Selalu
ada saja orang-orang yang datang meminta jasa baiknya untuk membantu memperbaiki
alat-alat musik mereka yang rusak.

BAB VI
PARAGRAF EKSPOSITIF

4.1  Definisi Paragraf Ekspositif


Paragraf Ekspositif adalah paragraf yang bertujuan untuk menjelaskan dan menerangkan
kembali sesuatu permasalahan kepada pembaca agar pembaca mendapat gambaran yang
sejelas-jelasnya tentang sesuatu permasalahan yang dimaksud pengarang.

4.2  Karakteristik Paragraf Ekspositif


    Paragraf ekspositif memiliki beberapa karakteristik, yakni sebagai berikut :
a.  Bersifat nonfiksi atau ilmiah
b.  Bertujuan menjelaskan atau memaparkan
c.  Isi harus berdasarkan fakta
d.  Tidak bermaksud mempengaruhi

4.3  Contoh Paragraf Ekspositif


Sisi Lain Vitamin A
    Vitamin A terdapat dalam mentega, ikan, buah-buahan berwarna kuning, dan sayur-
sayuran. Diet yang rendah vitamin A dapat menyebabkan resistensi yang menurun
terhadap infeksi, nafsu makan yang menurun, dan pencernaan makanan yang tidak
sempurna. Pada mata dapat menyebabkan xeropthalmia. Pada kulit, kekurangan vitamin
A menyebabkan timbulnya bintik-bintik atau penonjolan pada lengan, bahu, dan tungkai
dengan ukuran yang berbeda-beda yang mengelilingi folikel-folikel. biasanya mulai pada
bagian depan dan samping lengan atas, kemudian menyebar ke bagian luar lengan dan
tungkai, bahu, perut, dan akhirnya bila sampai berlaur-larut dapat menjalar ke muka.
penonjolan-penonjolan ini keras, kering, warnanya lebih gelap dari kulit sekitarnya dan
tengahnya terasa tajam. Di muka menyerupai jerawat dan kulit muka kering sekali.
    Kelebihan vitaminA juga memberi gejala yang tidak dikehendaki orang. Dilaporkan,
terjai pada anak-anak yang orang tuanya memberikan terlalu banyak vitamin A. Gejala-
gejala kelebihan vitamin A yakni rambut menjadi rontok, juga alis mata. Rambut yang
tinggal menjadi kasar dan kering. Bibir pecah-pecah, pigmentasi dan gatal-gatal pada
kulit. Pada orang dewasa gejalanya adalah sakit-sakit pada sendi dan tulang,
pembentukan sisik-sisik pada kulit dan kerut-kerut pada pinggir mulut dan lubang
hidung. Rambut rontok dan yang ketinggalan pun menjadi kasar dan kering serta
pigmentasi pada kulit muka dan leher. Bila berlarut-larut akan menimbulkan gejala-gejala
seperti lelah, nyeri otot, nafsu makan menurun, sakit kepala, dan penurunan berat badan.
Dengan menghentikan vitamin A dalam waktu beberapa minggu, maka gejala ini akan
hilang.

BAB V
PARAGRAF ARGUMENTATIF

5.1   Definisi Paragraf Argumentatif


Paragraf argumentatif adalah paragraf yang berisi mengenai argumen atau pendapat yang
disertai alasan-alasan kuat dan meyakinkan. Dalam paragraf argumentatif, penulis
bermaksud untuk mempengaruhi pembaca melalui penjelasan yang disertai alasan yang
kuat sesuai dengan fakta.

5.2  Karakteristik Paragraf Argumentatif


    Paragraf argumentatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.  Memiliki ide pokok berupa argumen atau pendapat tentang suatu masalah
b.  Memiliki fakta sebagai penjelas yang mendukung gagasan
c.  Memiliki hubungan sebab-akibat
d.  Menggunakan penjelasan-penjelasan lain untuk memperkuat argumen atau pendapat

5.3  Contoh Paragraf Argumentatif


    Dalam pemilihan presiden tahun 1952, 60,27% orang Amerika yang dapat dipilih
benar-benar telah terpilih. Dalam pemilihan tahun 1956 persentase adalah 60,4%. Dan
dalam tahun 1960 adalah 63,8%. Dari penyajian data statistik tersebut ternyata cukup
besar golongan orang Amerika yang berhak memilih tidak menggunakan hak pilihnya
dengan sungguh-sungguh.

BAB VI
PARAGRAF DESKRIPTIF

6.1  Definisi Paragraf Deskriptif


    Paragraf deskriptif adalah paragraf yang isinya menggambarkan sesuatu (objek) secara
terperinci dari hasil penginderaan sehingga seolah-olah pembaca mengalaminya sendiri.

6.2  Karakteristik Paragraf Deskriptif


    Paragraf Deskriptif memiliki beberapa ciri, yakni :
a.  Menggambarkan atau melukiskan objek tertentu
b.  Menceritakan sebuah objek dari hasil penginderaan
c.  Bermaksud agar pembaca seakan menyaksikan atau mengalami sendiri

6.3  Contoh Parargraf Deskriptif


Dari balik tirai hujan sore hari pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti
perawan mandi basah, segar, penuh gairah, dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup
adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang-batang yang
ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang
tenang dan penuh pesona. Ketika angin tiba-tiba tertiup lebih kencang pelepah-pelepah
itu serempak terjulur sejajar satu arah, seperti tangan-tangan penari yang mengikuti irama
hujan, seperti gadis-gadis tanggung berbanjar dan bergurau di bawah curah pancuran.
Pohon-pohon kelapa itu tumbuh di tanah lereng di antara pepohonan lain yang rapat dan
rimbun.
Kemiringan lereng membuat pemandangan seberang lembah itu seperti lukisan alam gaya
klasik Bali yang terpapar di dinding langit. Selain pohon kelapa yang memberi kesan
lembut, batang sengon yang kurus dan langsing menjadi garis-garis tegak berwarna putih
dan kuat. Ada beberapa pohon aren dengan daun mudanya yang mulai mekar kuning dan
segar. Ada pucuk pohon jengkol yang berwarna coklat kemerahan, ada bunga bungur
yang ungu berdekatan dengan pohon dadap dengan kembangnya yang benar-benar
merah. Dan batang jambe rowe, sejenis pinang dengan buahnya yang bulat dan lebih
besar, memberi kesan purba pada lukisan yang terpjang di sana.

BAB VII
PARAGRAF PERSUASIF

7.1  Definisi Paragraf Persuasif


    Paragraf persuasif atau paragraf ajakan adalah paragraf yang berisi tentang suatu
gagasan mengenai suatu permasalahan dengan maksud untuk meyakinkan dan mengajak
pembaca melakukan seperti yang diharapkan penulis.

7.2  Karakteristik Paragraf Persuasif


    Paragraf persuasif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.  Bertujuan mempengaruhi dan mengajak pembaca sesuai yang diharapkan;
b.  Memiliki fakta atau bukti untuk mempengaruhi dan mengajak pembaca;
c. Menggunakan bahasa yang menarik untuk mensugesti pembaca melakukan
sesuatu         yang diharapkan penulis.

7.3  Contoh Paragraf Persuasif


Pelaksanaan Pengajaran Bahasa Indonesia Dewasa Ini
    Dalam hubungan ini mari kita perhatikan beberapa fakta yang dapat dengan mudah
terlihat dalam masyarakat kita dewasa ini. Fakta-fakta itu yakni pemakaian bahasa di
seluruh daerah Indonesia dewasa ini belum dapat kita katakan seragam. Perbedaan-
perbedaan dalam struktur kalimat, struktur kata, lagu kalimat, ucapan,dan ejaan terliahat
dengan mudah.
    Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan (di luar lingkungan rumah
tangga) sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa
resmi pun belum lagi berjalan dengan sewajarnya oleh karena di kantor-kantor atau
jawatan-jawatan, pemakaian bahasa daerah lebih menonjol, sedangkan pada beberapa
kantor tertentu bahasa asing lebih berkuasa, walaupun pada dinding kantor tersebut
terpasang slogan-slogan yang berbunyi : “Berbicaralah dalam bahasa Indonesia”,
“Jagalah bahasa Indonesia”, dan sebagainya.
    Di lingkungan persuratkabaran, radio, dan TV, pemakaian bahasa Indonesia belum lagi
dapat dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuda kita pada umumnya belum
memperlihatkan kesanggupan menggunakan bahasa Indonesia yang terjaga baik, baik
lisan maupun tulisan.
    Kami menyadari bahwa fakta-fakta yang kami kemukakan di atas itu bukanlah semata-
mata disebabkan oleh hasil pengajaran bahasa di sekolah-sekolah saja, tetapi ada faktor
lain yang ikut mempengaruhinya. Misalnya, perkembangan dan pertumbuhan bahasa
Indonesia yang sangat pesat, pengaruh bahasa daerah yang sangat kuat terhadap
pertumbuhan bahasa Indonesia itu, dan sebagainya. Walaupun demikian, kami
beranggapan pelaksanaan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah yang belum
memuaskan sangat besar pengaruhnya terhadap fakta-fakta itu. Keterampilan berbahasa
Indonesia yang baik belum tertanam dalam diri murid-murid dan sikap mereka terhadap
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa kesatuannya belum lagi tumbuh
dengan semestinya.
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Djago. 1987. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. 


    Bandung : Angkasa.
Suparno, dan Mohamad Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta : Universita
    Terbuka.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung :
    Angkasa.
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Flores : Nusa Indah.

     Semoga dapat bermanfaat untuk Goodpeople--  :) Langsung baca post selanjutnya


mengenai Menulis Surat Dinas dan Bisnis yuuukk. :) 

ALAMAT : http://shareforgoodpeople.blogspot.co.id/2015/03/menulis-paragraf.html
Kiis the rain biola.

Anda mungkin juga menyukai