Anda di halaman 1dari 1

Gua mau cerita tentang pengalaman pertama gue mendaki gunung.

Cerita ini dimulai saat temen tongkrongan gue ajrun chat di grup tongkrongan kita “guys gue udah
dibolehin nanjak gunung nih saya nyokap, nanjak yuk”. (fyi. sebelumnya dia gak dibolehin sama orang
tuanya karna dia indigo) Kita buat janji tanggal tujuh desember, Akhirnya banyak anak yang lain
mengiyakan untuk naik gunung gede via putri.

Karena Tidak ada obrolan lagi setelahnya, gue ngira gak jadi. Lalu Tanggal lima desember dibuka lagi
obrolan perihal gunung itu dan yang mengiyakan hanya hanya tersisa gue, ajrun dan febri. Awalnya
ajrun gajadi ikut, tapi karena gue paksa dengan alasan dia yang paling tua dan biasa mimpin kita, bisa
disebut dia abang-abangan kita lah. Akhirnya ajrun mau ikut dengan syarat kita mesti ziarah dulu
kemakam kakeknya yang di keramatkan di daerah puncak. Diantara kita hanya febri yang punya
pengalaman mendaki, sedangan gue dan ajrun belum pernah punya pengalaman sama sekali.

Tanggal enam kita berangkat bertiiga dari rumah habis isya karna emang kita mau menginap dulu di
basecamp baru paginya kita mulai nanjak. Saat sampai di ciawi kami mampir dimakam kakeknya, saat
sampai disana kita merasa sangat tenang, hanya febri yang merasa rishi disana. Saat kami membaca doa
disana, hanya pebri yang kayak gak mau mengikuti prosesi doa itu. Selesai berdoa kami istirahat sekitar
tiga puluh menit sebelum melanjutkan perjalanan. Saat kami merokok febri bilang dia mau kencing,
akhirnya karena gue juga kebelet, gue juga bilang mau ikut, akhirnya kita kencing berdua di toilet area
makam. Kita lanjutkan ngobrol setelah kita ngencing, ajrun bercerita dia sudah dua tahun tidak ziarah
kemakam kakeknya ini, sudah banyak yang berubah dan kuncennya yang biasa juga tidak kelihatan.
Akhirnya kita memutuskan untuk melanjutkan perjalanan,

Anda mungkin juga menyukai