Anda di halaman 1dari 7

KERTAS KERJA UJIAN  

Semester : Gasal / Genap / Pendek*) Tahun Akademik : 2020/2021

           

Nomor Induk Mahasiswa   43118010299 Nomor Ujian : 33 Paraf Mahasiswa

Nama   DWI ADININGSIH  

Fakultas / Program Studi FEB / S1 MANAJEMEN Paraf Pengawas

Mata Kuliah   MANAJEMEN STRATEGIK  

Dosen    Dr. Sugeng Santoso, MT Nilai Ujian (00-100)

Waktu   Hari Tanggal Jam Ruang  

Pelaksanaan Ujian   Selasa 6 Juli 2021 13.15 – 15.00 AD 301  

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi berikut dan berikut contoh implementasinya:
serta beri penjelasan artikel anda termasuk dalam strategi yang mana?
Jawab:
i. Corporate Level Strategy
Corporate Level Strategi merupakan strategi yang menangani seluruh ruang lingkup strategis
perusahaan terutama dalam menentukan tujuan dan sasaran suatu perusahaan. Strategi ini
diperlukan untuk menentukan bisnis apa yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan seperti jenis
produk yang akan di produksi dan jenis produk yang akan dipasarkan.
Implementasi dalam strategi ini adalah:
Contohnya adalah perusahaan PT Garuda Indonesia Tbk. Yang merupakan salah satu maskapai
penerbangan Indonesia, yang menawarkan layanan penerbangan penumpang dan kado yang
berjadwal ke berbagai destinasi domestic dan internasional di kawasan asia pasifik dan timur
tengah. Garuda sendiri senantiasa menyempurnakan produk dan layanannya di udara maupun
darat tidak hanya untuk memenuhi harapan setiap penumpangannya melainka juga guna
mengantisipasi perubahan-perusabahan di masa depan.
Kebijakan strategis yang ia lakukan adalah
1. Garuda menjadi tuan rumah di dalam negeri dan mampu berkompetisi setara dengan
perusahaan internasional lainnya
2. Sebagai usaha yang bergerak dibidang customer service
3. Menjadi leading carrier dalam penerbangan dalam negeri dan flag carrier dalam penerbangan
internasional.
ii. Business Unit Level of Strategy
Business Unit Level of Strategy adalah strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan
dari setiap unit bisnis seperti unis bisnis layanan, produk, divisi ataupun anak perusahaan.
Strategi ini dilakukan untuk dapat melihat unit bisnis mana yang nggul dan unit bisnis mana
yang perlu ditingkatkan. Strategi ini dijalankan oleh masing-masing unit bisnis namun harus bersinergi
dan mendukung strategi korporasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan induk. Strategi di Tingkat unit
Bisnis ini sangat penting untuk dilakukan karena dapat melihat unit bisnis mana yang unggul dan unit
bisnis mana yang perlu ditingkatkan lagi.
Implementasi dalam strategi ini adalah
Contoh: Perusahaan mobil mengelompokkan pelanggan berdasarkan income dan membuat mobil
sesuai dengan income tersebut.
iii. Functional Level of Strategy
Strategi di Tingkat Fungsional adalah strategi yang dirumuskan secara spesifik pada area
fungsional tertentu untuk mendukung strategi unit bisnis. Area fungsional ini meliputi
departemen-departemen yang terdapat di unit bisnis seperti pemasaran, produksi, keuangan,
sumber daya manusia, IT serta penelitian dan pengembangan. Strategi Fungsional ini biasanya
dihasilkan dan dievaluasi oleh kepala departemen seperti kepala pemasaran, kepala keuangan,
kepala produksi dan operasi. Individu-individu ini dapat membantu memastikan bahwa
departemen menjalankan elemen strategis yang ditetapkan serta memastikan komponen-
komponen di fungsional ini membantu mendukung strategi di tingkat unit bisnis maupun strategi
di tingkat korporasi.
Implementasi dalam strategi ini adalah
Contoh: Misalnya untuk strategi pemasaran, manajer dapat menerapkan sejumlah teknik
pemasaran strategis, seperti pemasaran sosial, pemasaran langsung, pemasaran hubungan,
pemasaran terkonsentrasi, pemasaran pengalaman, pemasaran diferensial dan pemasaran ulang.
Penjelasan artikel anda termasuk dalam strategi yang mana:
Menurut kami, artikel kami termasuk dari Business Unit Level of Strategy karena Strategi di
tingkat unit bisnis kami sangat penting untuk dilakukan karena dapat melihat unit bisnis mana yang
unggul dan unit bisnis mana yang perlu ditingkatkan lagi dari hasil perbandingan analisis SWOT dan
branding produk yang kami kenalkan kepada masyakarat khususnya milenial.
2. Buat Ikhtisar dan Jelaskan Penelitian Tugas Besar I (TB-1)
– Jelaskan Ikhtisar Tugas Besar I: meliputi Identifikasi Permasalahan, Tujuan,
Kerangka Pikir,
Metodologi, Data & Analisis dan Pembahasan serta Kesimpulan & Saran.
Jawab:
Identifikasi Masalah: Upaya industri jamu untuk mengembangkan usahanya tidak lepas dari
berbagai kendala yaitu kendala dari lingkungan eksternal maupun internal di dalam industri
tersebut, kurangnya minat masyarakat khususnya kaum milenial untuk mengkonsumsi jamu dan
banyaknya jamu yang diproduksi di luar sana dengan menggunakan bahan pengawet minuman.
Keadaan ini menyebabkan industri belum dapat beroperasi secara efektif dan efisien sehingga
tujuannya belum dapat dicapai secara optimal. Suatu analisis lingkungan perlu dilakukan agar
industri jamu mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkan
peluang dan mengantisipasi ancaman yang dihadapi. Hasil analisis lingkungan ini digunakan
untuk merumuskan dan menyusun suatu strategi yang tepat sehingga dapat membantu industri
kecil untuk mencapai tujuannya.
Tujuan: Untuk mengenali dan menarik minat millennial terhadap jamu tradisional dan
memberikan wawasan terhadap millennial terhadap jamu tradisional
Kerangka Pikir: analisis SWOT dan Branding
Metodologi: Deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis menurut (Sugiono: 2009; 29) adalah
suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek
melalui data atau sample yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis
dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Dengan kata lain, deskriptif analisis
mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah/konflik kemudian diolah dan di
analisis untuk diambil kesimpulannya. Penelitian dilakukan di wilayah Tangerang - Jakarta
dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan survey yang dibantu dengan
kuesioner. Selain survey juga dilakukan Focus Group Discussion dengan anggota kelompok
penelitian ini dan responden penelitian yaitu pelaku usaha kecil jamu tradisional. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan analisis SWOT untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis
(Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman) dari pelaku usaha kecil jamu menggunakan
matriks SWOT sehingga diperoleh rumusan strategi pengembangan usaha jamu.
Data dan Analisis: Jenis data penilitian ini adalah:
1. Data Primer
ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada para responden penelitian yaitu
masyarakat khususnya kaum millenial dari range umur 12 - 35 tahun.
2. Data Sekunder
Data ini diperoleh melalui observasi lapangan dari pelaku usaha kecil jamu di sekitar
Tangerang – Jakarta
Pembahasan:
Dari hasil penelitian, dengan menggunakan metode wawancara dari masing-masing tempat
tinggal anggota kelompok kami. Ada 4 responden (penjual jamu) yang bersedia kami
wawancara.
1. Penjual jamu dari Kota Tangerang. Ditemukan bahwa di Kota Tangerang, Perumnas 1
Karawaci ada penjual jamu bernama ibu Dewi dengan umur 47 tahun yang sudah berjualan jamu
selama 25 tahun secara turun menurun dari ibu mertuanya. Menurut beliau, wilayah sekitar
Perumnas 1 Karawaci jumlah paling banyak konsumen adalah sekitar umur 30 - 60 tahun, ada
beberapa remaja juga yang membeli tidak sesering dengan rentan usia tersebut, remaja tersebut
biasanya membeli dengan kurun waktu 1 bulan sekali terutama remaja perempuan karena
biasanya membeli jamu kunyit asem yang fungsinya adalah meredakan rasa nyeri saat haid atau
memberikan kesehatan pada daerah intim kewanitaan. Jenis jamu yang dijual oleh ibu Dewi
adalah jamu pada umumnya, seperti kunyit asam di kombinasi dengan jahe hangat, beras kencur,
produk jamu kemasan seperti buyung upik biasanya yang minum adalah anak-anak dan jamu
pegal linu, jamu kuat untuk pria dewasa dan jamu pahitan untuk mengobati demam dan lainnya.
Ada juga jamu yang menggunakan telur bebek Jurnal PASTI, April 2021. dan telur ayam
kampung yang fungsinya adalah untuk jamu kuat untuk pria dewasa, biasanya yang membeli dari
umur 27 - 50 tahun untuk stamina. Sampai saat ini, minat jual jamu biasanya yang membeli
adalah orang tua, anak muda sangat jarang sekali untuk membeli, kata beliau “anak muda sangat
jarang sekali untuk mengkonsumsi kecuali karena terdesak, misalnya ada yang sakit demam tapi
tidak mau minum obat ataupun nyeri saat haid.” Menurut beliau perihal budaya minum jamu
setiap pagi adalah sangat setuju, setidaknya minum jahe hangat setiap paginya untuk
menambahkan energi dan mengatasi berbagai keluhan pencernaan. Jamu yang dikemas dengan
baik, beliau pun setuju karena biasanya anak muda membeli jamu tidak minum tidak tempat
beliau jual melainkan dibawa pulang dengan kemasan plastik. Penurunan pendapatan jamu
selama pandemi ini tidak terlalu menurun menurut beliau karena saat pandemi seperti ini banyak
sekali yang mencari produk jamu untuk dikonsumsi dengan berbagai manfaatnya.
2. Penjual jamu dari Jakarta Barat. Ditemukan bahwa di Jakarta Barat, Sukabumi Selatan
ada penjual jamu bernama Surayem dengan umur 50 tahun, yang sudah berjualan jamu kurang
lebih selama 30 tahun dan pernah berjualan sampai di daerah Kalimantan. Saat ini beliau biasa
berkeliling di daerah kelurahan Sukabumi Selatan tepatnya dari jalan taman AA sampai
Kampung Baru. Menurut beliau, di daerah tempat beliau berkeliling jumlah paling banyak
konsumen yang membeli jamu yaitu rentan usia antara 5-12 tahun dan 25-50 tahun. Sedangkan,
pada rentan usia 13-24 tahun jarang sekali yang meminum jamu. Jenis jamu yang dijual beliau
adalah jamu pada umumnya, seperti kunyit asam, beras kencur, dan beberapa produk jamu
kemasan seperti buyung upik, pegal linu, asam urat dan masih banyak lagi. Pada segmen anak-
anak biasa mereka memesan jamu buyung upik yang mempunyai banyak pilihan rasa, untuk
segmen orang tua kebanyakan dari mereka merupakan pelanggan harian yang sudah setiap hari
memesan jamu dengan pilihan yang sama, seperti jamu pahit, pegal-pegal dan jamu kewanitaan.
dan terakhir pada segmen anak muda, kebanyakan dari mereka memesan jamu beras kencur dan
kunyit asam. Di masa pandemi saat ini, omset penjualan ibu Surayem tidak turun dikarenakan
beliau sudah mempunyai banyak pelanggan setia. Untuk menggaet kalangan anak muda, ibu
Surayem setuju jika jamu di branding lagi terutama di kalangan anak muda dan kemasan dari
produk jamu dibuat lebih menarik, Selain itu juga, beliau setuju jika di Indonesia diterapkan
budaya minum jamu, karena dapat dilihat sendiri banyaknya manfaat yang bisa kita dapatkan
jika kita rajin mengkonsumsi jamu
3. Penjual jamu dari Tangerang Selatan. Bernama Lasno dengan umur 30 tahun, yang baru
berjualan kurang lebih 3 tahun. beliau biasa berkeliling di daerah graha raya – kp kayu gede- kp
pondok serut. Menurut beliau di daerah yang sudah beliau kelilingi paling banyak konsumen
yang membeli jamu anak anak dan dewasa. jenis jamu yang dijual adalah jamu kunyit
asem,beras kencur ,temu lawak, dan jahe. fungsi dari beras kencur sendiri memiliki kemampuan
untuk menambah tenaga karena memiliki sifat stimultan. kedua, kunyit asam Menghilangkan bau
badan dan Menurunkan berat badan. ketiga Temulawak Mengatasi masalah sistem pencernaan
dan Mengatasi osteoarthritis. keempat Jahe untuk Mengatasi masalah pencernaan dan mencegah
penyakit kulit.
4. Penjual jamu dari Grogol, Jakarta Barat. Ditemukan bahwa di Kota Jakarta Barat,
tepatnya di Grogol ada penjual amu bernama Dede yang berusia 31 tahun, beliau sudah berjualan
jamu sejak 15 tahun lalu. Setiap harinya banyak pembeli dar Jurnal PASTI, April 2021. berbagai
umur. Biasanya untuk anak muda membeli jamu temulawak dan anggur merah. Dan ada banyak
berbagai jenis jamu yang beliau jual yaitu kunir, kunir putih, cabe puyang, suruh, manggis,
pahitan, temulawak, beras kencur, asem. Dan ada juga jamu yang beliau jual belikan dengan
campuran telur, telur itu sendiri adalah menambah daya rasa jamu, tergantung selera pembeli
masing-masing. Kata beliau, sampai saat ini pembeli lebih banyak orangtua daripada anak muda.
Pendapat beliau tentang menerapkan budaya minum jamu setiap pagi adalah sangat bagus,
karena jamu itu sendiri memiliki peran yang baik untuk kesehatan. Sampai saat ini beliau kurang
setuju untuk perihal pengemasan yang lebih menarik pada jamu, karena kebanyakan jamu yang
dikemas dengan yang lebih menarik kebanyakan menggunakan bahan pengawet. Dan
pendapatan pada penjualan jamu beliau tidak mengalami penurunan, semakin hari semakin
meningkat karena banyaknya pembeli yang membutuhkan.
Kesimpulan:
Dalam hasil survei yang dilakukan bahwa sampai saat ini dalam penjualan jamu, para penjual
belum memiliki branding dan kemasan packing yang memiliki nilai jual lebih. Dalam kata lain,
saat berjualan jamu penjual masih menggunakan metode tradisional. Selain itu, untuk segmen
anak muda rentan usia 19-23 tahun masih banyak kaum milenial yang meminum jamu hanya
disaat sakit atau tukang jamu keliling lewat saja. Dalam penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa masih banyak penjual jamu yang tidak mengetahui apapun tentang packing atau branding
yang menarik. Padahal dengan adanya branding yang menarik akan membuat nilai jual suatu
produk semakin tinggi. Untuk itu kami membuatkan branding kemasan dengan logo yang di
desain minimalis untuk menjangkau pasar di kalangan kaum millenial dan membuat nilai jual
produk jamu semakin tinggi. Sampai saat ini para penjual jamu tidak menggunakan logo dalam
kemasan untuk mencantumkan komposisi, khasiat, serta alamat dan nomor yang bisa di hubungi.
Sehingga jika pembeli ingin memesan lagi, ini menyulitkan pembeli dalam memesan. Untuk itu
kami membuatkan strategi Branding untuk para penjual jamu untuk dapat menjangkau kaum
millenial khususnya.
– peran anda dalam penyusunan paper jurnal terkait.
Jawab: Peran saya dalam penyusunan ini adalah sebagai anggota wawancara observasi di kota
Tangerang, memparafrase penyusunan jurnal, memantau hasil dari kuesioner dan melakukan
penyusunan TB 2 untuk bikin mapping jurnal.
Soal ini untuk memenuhi RPS dan Silabi OBE:

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah CPMK 5. Mengidentifikasi Strategi Tingkat


Korporat, Unit Bisnis, Multi Bisnis dan CPMK 6. Memahami implementasi strategi

3. Jawab dan Jelaskan terkait progres artikel TB-1 yang disubmit ke Jurnal sbb:
 Manfaat Outcome paper,
Jawab: Manfaat outcome penelitian ini diarahkan untuk target pencapaian benefit berupa realitas
saling mendapatakan manfaat antara peneliti dan pengguna hasil penelitian. Atau paling tidak,
outcome publikasi ilmiah itu memiliki benefit melaui fenomena saling kutip (citation) di antara
para akademisi.

 Output paper, nama jurnal yang disubmit dan kapan paper akan diterbitkan oleh
penerbit
jurnal dengan bukti LoA (Letter of Acceptance) atau jelaskan progresnya dengan
bukti komunikasi

Output Paper: belum adanya output paper karena masih status awaiting assignment. Tetapi dari manfaat
penelitian kami dapat dibaca oleh para pembisnis untuk memulai usaha jamu tradisional yang bisa
menarik millennial.
Jurnal : Productum, Jurnal Desain Produk
Saat ini statusnya masih awaiting assignment. Belum ada perubahan tentang active submissions.

Anda mungkin juga menyukai