Anda di halaman 1dari 10

ALGORITMA PENYAKIT MATA

Mata Merah
Merata
Tanpa
Gangguan Visus
Mata Merah
Mata Merah
Tidak Merata
Dengan
Gangguan Visus

Akut (< 2 Minggu)


Mata Buram
Gangguan refraksi
Gangguan media refraksi
Kelainan saraf optik NC.II/Retina
Kronik (> 2 Minggu)

Etiologi

Konjungtivitis Morfologi

Sekret
DDX MATA MERAH TIDAK MERATA
Episkleritis Skeliritis Pterygium Pseudopterygium Pinguecula Perdarahan Konjungtivitis
Iritans Subconjunctival Flektinularis
Peradangan Peradang Proliferasi Masuknya Nodul yang Perdarahan yang Reaksi
fokal jaringan an sklera jaringan pembuluh darah terdiri dari terlokalisasi hipersensitivitas
fibrovaskular yang fibrovaskular konjungtiva dalam jaringan dibawah lambat
penutup ditandai yang meluas kornea hialin dan konjungtiva terhadap
sklera dengan hingga ke (perlengketan elastik karena ruptur antigen
infiltrasi kornea kornea yang cacat kuning pada pembuluh darah mikrobal
seluler dengan konjungtiva konjungtiva misalnya
destruksi konjungtiva) antigen
kolagen stafilokokus/mik
dan robakterial
remodelli
ng
vaskular
Sering pada Sering Usia tua, Biasanya
dekade 3-4 pada merupakan ditemukan
kehidupan dekade penyakit dengan anak TB
5-6 degeneratif
kehidupa
n
3x lebih Wanita Sering Terjadi pada Pinguecula Perdarahan akan Awalnya
sering pada lebih ditemukan penyembuhan yang diserap dalam 1 merupakan
wanita banyak pada siapa ulkus kornea meradang minggu penyakit
terkena saja vaskulitis
dengan
penumpukan
limfosit di
pembuluh
darah
Unilateral Bilateral Etiologinya Bilai sampai
pada 2/3 pada 1/3 diperkirakan menimbulkan
kasus kasus karena ulkus, pada
paparan dasar ulkus
sinar UV, akan dipenuhi
debu, udara leukosit PMN
Sembuh 1/3 kasus
sendiri dalam disertai
1-2 minggu uveitis
Gejalanya Keluhan Biasanya tanpa
kemerahan, nyeri keluhan
iritasi ringan, berat,
mata tidak konstan
nyaman dan
berat
Pemeriksaan : Pemeriks Morfologi
injeksi aan: bola Grade I :
episklera mata atrophic
warna pterygium
ungu Grade II :
gelap intermediate
pterygium
Grade III:
fleshy
pterygium
Memerlukan Terapi Terapi Umumnya Pengobatan
terapi khusus, NSAID dengan tidak dengan
doxycycline Indomet pembedaha memerlukan mengatasi
100 mg 2x1 asin 75 n terapi, dapat bakteri
pada yang mg/hari diberikan penyebab
didasari atau kortikosteroi
kelainan Ibuprofe d topikal
sistemik n 600 lemah,
mg/hari Prednisolon
e
0.12%/NSAI
D Topikal

DDX MATA MERAH DENGAN GANGGUAN VISUS


Keratitis – Ulkus Glaukoma Akut Iridosiklitis Akut Endoftalmitis Panoftalmitis
Kornea
Peradangan lokal Neuropati optik yang ditandai Peradangan akut Peradangan Peradangan seluruh
kornea dengan penyempitan lapang pada iris dan bilik berat dalam bola bola mata termasuk
pandang yang biasanya mata depan mata biasanya sklera dan kapsul
disertai peningkatan tekanan karena infeksi tenon
intraokular setelah trauma
Peradangan Terjadi karena terbentuknya Dapat mengenai >1 Radang supuratif Seluruh bola mata
superfisial sembuh iris bombe yang menyebabkan bagian mata secara dalam bola mata merupakan rongga
tanpa meninggalkan oklusi sudut BMD bersamaan abses
bekas Peradangan Biasanya unilateral
dalam menimbulkan
sikatriks yang
menyebabkan
penurunan visus
Dapat disebabkan Biasanya dipresipitasi oleh Merupakan Terjadi karena Etiologi karena
virus/bakteri yang dilatasi pupil spontan saat predisposisi infeksi endogen bakteri/jamur
tersering adalah malam hari/saat pencahayaan glaukoma & eksogen
Staphylococcus & kurang
HSV
Dapat timbul ulkus Dapat pula dipresipitasi oleh
yang merupakan obat-obatan efek
kelanjutan dari antikolinergik/simpatomimetik
proses inflamasi
yang menyebabkan
kerusakan epitel
kornea
Gejalanya Gejalanya nyeri hebat, Gejala nyeri, Gejala nyeri, Gejala visus
penglihatan konstan dan tumpul, mual photophobia, kelopak mata, menurun, nyeri,
terganggu muntah, mata kemerahan dan penglihatan kabur merah, bengkak, mata menonjol
penglihatan kabur sulit dibuka
Pemeriksaan injeksi Pemeriksaan tonometri, Pemeriksaan injeksi Pemeriksaan Pemeriksaan
silier, kornea keruh tekanan intraokular tinggi konjungtiva, sekret hipopion, kornea hipopion, kemosis,
minimal, pupil keruh, visus edema kelopak
kemungkinan menurun mata, kornea keruh
miosis/ireguler
karena sinekia
posterior
Pengobatan dengan Pengobatan dengan Terapi dengan Terapi dengan Terapi dengan
antibiotik pemberian midriatik kerja pemberian antibiotik topikal antibiotik topikal
tergantung singkat kortikosteroid dan dan sistemik. dan sistemik dosis
bakteri/jamur agen Bila gagal tinggi.
penyebab midriatik/siklopegik eviserasi. Bila gagal eviserasi.

DDX MATA MERAH DENGAN GANGGUAN VISUS


Pemeriksaan Keratitis Glaukoma Akut Iridosiklitis Endoftalmitis Panoftalmitis
Visus ↓ Sangat↓ ↓ Sangat ↓ Sangat ↓ -kebutaan
-kebutaan
Konjungtiva Injeksi silier Injeksi silier Injeksi silier Injeksi Injeksi silier
konjungtiva,
injeksi sklera,
injeksi silier
Kornea Infiltrat Edema Jernih/keratik Infiltrat Infiltrat
Ulkus (bila terjadi presipitat
ulserasi)
COA Normal Dangkal Normal Normal Normal
Flare Hipopion Hipopion
Pupil Bulat, isokor Middilatasi Miosis, ireguler Bulat, isokor Bulat, isokor
Iris Normal Normal/atrofi Sinekia posterior Normal Normal
Lensa Jernih Jernih Keruh karena Terlihat keruh Terlihat keruh
fibrin didepan karena infiltrat karena infiltrat dan
lensa dan hipopion hipopion didepan
didepan lensa lensa
Tonometri Normal Sangat↑ Normal/↑/↓ Normal Normal
tergantung ada
tidaknya
sinekia/hipofungsi

DDX MATA BURAM AKUT (<2 MINGGU)


Kelainan NC.II Kelainan Retina Kelainan Vitreous Kelainan Lensa
Neuritis Retrobulbar Ablasio Retina Peradangan Luksasi
Papilitis Oklusi A.V.Sentralis Perdarahan Subluksasi
Anterior Iskemik Optik Edema Makula (CSR, Trauma Katarak
Neuropati CME, Korioretinitis DM
Posterior iskemik posterior sentralis) HT
neuropati Perdarahan makula Kelainan darah
Traumatik NC.II Infeksi paru

DDX MATA BURAM KRONIK (>2 MINGGU)


Gangguan Refraksi Gangguan Degeneratif Gangguan Herediter Tumor
Miopia Katarak Distrofi Kornea Tumor retrobulbar
Hipermetropia Sindroma Makula Tumor intrakranial
Presbiopia Degeneratif
Astigmatismus
Konjungtivitis Konjungtivitis Kataralis Akut Konjungtivitis Kataralis Konjungtivitis Kataralis
Kataralis Kronis Angularis
E Bakteri: Staf Aureus, konjungtivitis kronis yang
Pneumokokus, Diplobasil Morax mengenai konjungtiva bulbi
axenfeld, Basil Koch Weeksà yang letaknya pada kantus
ditularkan melalui droplet/kontak internus dan eksternus
langsung. Basil Morax Axenfeld
Dapat dibuat preparat langsung
dari sekret konjungtiva.
SS Subjektif: Gatal, panas, pedih à spt Sama dengan bentuk Subjektif: Mata gatal, perih,
ada pasir atau benda asing pada akut, tapi lebih ringan sakit
mata. Awalnya pada satu mata à GK: Konjungtiva tarsalis à GK: Ekskoriasi kulit pd
mata lainnya dapat terinfeksi hipertropi jadi seperti sudut kelopak mata
dalam 2-3 hari beludru Pelebaran pemb darah konj
GK: Konj tarsal, forniks & bulbi Sekret Mukus dan krusta bulbi di kantus internus dan
merah, udem, kongesti ringanà Komplikasi: Blefaritis, ekstenus
sampai kemosis Eksem pada kelopak Sekret: mukopurulen
Dapat menyertai blefaritis atau mata bawah, Eversi
obstruksi duktus lakrimalis. pungtum inferior à
Sekret Mukoid/Mukopurulen tgt epifora
penyebab
Perjalanan Penyakitnya:kalau tidak
di obati akan mencapai puncak
dalam 3 – 6 hari dan sembuh 10 –
14 hari.
Komplikasi: kelainan kornea
berupa: Ulkus marginalis atau
semakin dalam dan hebat.
Tx Tergantung Etiologi: AB lokal + sistemis sesuai Tetes Sulfa setamid (R/ zinc
Bakterià salep AB misal: tetra, penyebabnya prima)
kloromisetin
Virusà sulfasetamid
Tidak boleh diverban

Konjungtivitis Keratokonjungtivitis Demam Konjungtivitis Konjungtivitis Inclusion


Folikularis Epidemika Faringo- Hemoragik Akut New Castle Conjungtivitis
Akut konjungtiva
E Adenovirus tipe 8, Adenovirus Enterovirus 70 Virus New Castle Klamidia
masa inkubasi 5 – 10 tipe 3, Sangat menular oculogenital
hari kadang tipe 4 lewat kontak Terutama
atau 7 langsung/lewat pada usia 18 –
benda-benda 30 tahun.
yang Pada bayi
terkontaminasi. berupa
konjungtivitis
purulenta
yang disebut:
Inclusion
Blenorrhoe
GK Udem palpebra, Terdapat Pada kornea S : Mata gatal, Sekret:
konj Tarsalis folikel, dapat timbul sakit, berair, Mukopurulen
hiperemi, konj bulbi: perdarahan keratitis foto phobiaà Kerokan konj
kemosis, sub konj dan pungtata kornea: keratitis + giemsa:
perdarahan sub jarang timbul superfisialisà superfisialis Inclusion
konjungtiva. kelainan sampai ulkus. bodies
Dapat timbul kornea O : Palp udem,
keratitis pungtata. kemosis, sekret
sedikit, folikel
pada konj tars
inf. KGB:
membesar/
tidak nyeri tekan
Tx Tidak ada yang tidak ada Tidak ada yang Lokal: Tidak
spesifik yang spesifik spesifik, begitu efektif
dianjurkan tetes Sistemik:
mata Tetrasiklin:
sulfasetamid 1,5gr/hari
atau antibiotika Sulfa: 70
mg/kg
BB/hari
Eritromicin :
2 gr/hari

Konjungtivitis Folikularis Trakhoma


Kronis
E Virus klamidia trakhomatis (amat menular, kebutaan)
Predisposisi : kebersihan <, “Overcrowded “
Penularan : kontak langsung dengan sekret, tak langsung dengan benda-
benda yang terkontaminasi
Masa inkubasi : 3 – 10 hari
GK Subyektif: mata gatal, berair, fotofobi
Obyektif: WHO (1968) menggunakan klasifikasi Mac Callan membagi 4 stadium
STADIUM I : Trakhoma Insipiens : TR I
TR Ia : - panus pada limbus superior & keratitis
- prefolikel pada Konj. Tarsalis Sup.
TR Ib : - panus + keratitis superficialis pada limbus superior
- sitologi : ada benda inklusif dalam sel epitel konj. & kornea
STADIUM II : “Estabilished Trachoma” : TR II
TR IIa : - panus & keratitis pada limbus sup.
- hipertrofi folikel, terutama pada Konj. Tarsalis Sup, kadang-kadang ada
roset kornea (folikel pada kornea limbus)
TR IIb : - panus + keratitis superficialis pada limbus superior
- hipertrofi papiler pada konj. tarsalis sup. Folikel tak Nampak
STADIUM III : “ Cicatrizing Trachoma” : TR III
TR III : - panus & keratitis pada limbus sup.
- hipertrofi folikel di Konj. Tarsalis
- jaringan parut di konj tarsalis, mungkin terdapat Art`l Line, juga
Herbert`s Pitsèabsorpsi & sikatrisasi dari roset kornea
STADIUM IV : “ Helaed/Cicatriz Trachoma” : TR IV
TR IV : - keratitisnya sembuh
- konj licin kembali & bercahaya
- folikel & papil hilang
- lab : virus negatif
Tx Lokal Siang tetes mata sulfa, contoh ; Albuvit 10 % ed atau albucid ed, malam
mau tidur : salep mata;Teramisin, aureomisin 1–2 X
Sistemik Sulfa 40 mg/kg bb/hari à 3 minggu, pengobatan dilanjutkan dengan
interval 10 hari tanggal perubahan penyakit à pengobatan untu 2 – 3 bulan
Penting Health Education
Komplikasi Trichasis à Th/ Epilasi
Entropion à Th/ Tarsotomi
Simblepharon à Th/ Simblepharektomi
Xerosis Keratitis Sicca à Kekeruhan Kornea : Th/Keratoplasti
Gangguan App.Lacr à Op. Plastik

Konjungtivitis G.O
Purulenta
Deff Inflamasi konj dengan sekret purulenta, kadang-kadang disertai pseudomembran
E Disertai oleh infeksi gonokokus (dengan gram ; bakteri gr.neg.diplokokus, intraselular, bentuk
biji kopi/ginjal)
K Bila oleh gonokok dikenal 3 bentuk :
1. Konj. Gonokok (Optalmia Gonore) pada dewasa
2. Konj. Gonokok (Optalmia Gonore) pada anak-anak
3. Konj. Gonokok (Optalmia Neonatorum) pada neonatus =gono blenorrhoe
Pada bayi Ok. Infeksi pada jalan lahir (Uretritis GO)
Pada dewasa hampir selalu, karena hub. Kelamin atau infeksi karena kontaminasi dengan
sekret uretra yang terinfeksi
DD/ Inclusion konjungtivis : Pada bayi diakibatkan klamidia Okulogenital
GK 3 stadium:
1. Stadium Infiltrasi
2. Stadium Sekresi Purulen
3. Stadium Penyembuhan / Pembengkakan bentuk papel
Penyulit : Ulkus kornea, sinekia, lekoma adherent, perforasi, stafiloma, panoftalmitis
Tx Isolasi penderita
Irigasi mata tiap jam dengan :
- Lar. KMnO4 1/10.000 atau
- Lar. Sublimat 1/600 atau
- Lar. NaCl Fisiologis
Sulfasetamid tetes mata tiap kali setelah irigasi
Sulfasetamid salep mata 2 X sehari
Sistemik : P.P. 50.000 IU/kg BB
Bila bayi kena à kedua orang tua diperiksa dan diterapi PP : Ibu à 2,4 juta IU, 3 hari berturut-
turut ; Ayah à 2,4 juta IU, 2 hari berturut-turut
Pencegahan : Neonatus à Metode crede

Konjungtivitis Membranosa
E Streptok. Hemolitik, Difteri
 Membran pada difteri bila diangkat terjadi perdarahan
 Hati-hati toksin difteri berpengaruh pada otot jantung
Steven Johnson Syndrome
T Sesuai etiologinya
x Bila difteri :
Lokal : salep mata penicillin tiap jam
Sistemik : - Inj. Penicillin G procain sesuai umur
- Anti toksin difteri 20.000 u 2 hari berturut-turut
Pada Steven Johnson :
Perbaiki K.U
Antibiotika
Bila ada Xerosis à beri air

Konjungtivitis Konjungtivitis Vernal Konjungtivitis Flikten Konjungtivitis Atopi


Alergi
Bilateral, sering Merupakan manifestasi Pada orang-orang yang
rekunnen, merupakan alergi endogen mempunyai stigma atopi seperti
reaksi alergi Misalnya terhadap : TBC, dermatitis atau asma bronkial
Terutama pada musim Helmintiasis, atau
panas kandidiasis
Bentuk : Flikten di limbus, konj bulbi, Subjektif : mata perih, fotofobi
1. Bentuk palpebral à tarsalis Objektif : Palp à kering,
Coble Stone Biasanya dicetuskan oleh deskuamasi
2. Bentuk limbal à blepharitis dan konj Konj à Udem, papel halus di
Tantras Dot bakteriel akut daerah tarsus sekret
mujkoid
Kerokan pada papel à sel eosin
K : keratokonjungtivitis atopi,
infiltrat pada kornea
Sembuh sendiri (kadang- Cari kausa & obat Steroid topikal
kadang) Steroid lokal & sistemis
Steroid lokal/sistemis à Antibiotika untuk infeksi
hati-hati steroid induced skunder
glaucoma Perbaiki keadaan umum

Anda mungkin juga menyukai