Anda di halaman 1dari 3

ARTIKEL

DAMPAK ERUPSI GUNUNG MERAPI TERHADAP LAHAN DAN UPAYA –


UPAYA PEMULIHANNYA

Oleh:
Ahmad Zakiyal Ajis Ali
(12209193062)
Zakiahmad.za13@gmail.com

PENDAHULUAN

Wilayah Indonesia mempunyai jalur gunungapi serta rawan erupsi (eruption) di


sepanjang ring of fire mulai Sumatera – Jawa – Bali – NusaTenggara Sulawesi –
Banda- Maluku-Papua (Bronto et al; 1996). Gunung Merapi terletak di perbatasan dua
propinsi D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah, bertipe gunungapi strato dengan kubah
lava, elevasi ± 2.911 m dpl dan mempunyai lebar ± 30 km (Bemmelen, 1949; Katili dan
Siswowidjojo, 1994). Umumnya gunung api meletus dalam waktu yang lama, namun
Gunung Merapi memiliki frekuensi letusan tertinggi dan merupakan letusan paling aktif
di Indonesia dan dunia, sehingga menarik banyak perhatian khusus dari pemerintah
maupun masyarakat secara umum.Secara rata-rata Gunung Merapi mengalami erupsi
bersiklus pendek setiap 2-5 tahun sekali, dan meletus setiap 5-7 tahun dengan siklus
menengah. Siklus terpanjang pernah tercatat setelah mengalami istirahat selama lebih
dari 30 tahun, terutama pada masa awal keberadaannya sebagai gunung api.
Dibandingkan dengan letusan beberapa dekade terakhir, letusan terbaru Gunung Merapi
di penghujung tahun 2010 tergolong letusan besar. Secara umum total letusan Gunung
Merapi adalah 100 hingga 150 km3, dan laju letusan bulanan dalam seratus tahun
sekitar 105 m3 (Berthommier, 1990; Siswowidjoyo et al., 1995; Marliyani, 2010).
Diperkirakan jumlah material piroklastik yang meletus pada tahun 2010 akan
melebihi 140 juta meter kubik (Kelompok Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
2010). Ada dua bahaya letusan gunung berapi, yaitu bahaya primer dan bahaya
sekunder. Bahaya Primer adalah bahaya yang langsung menimpa penduduk ketika
letusan berlangsung.misalnya, awan panas, udara panas sebagai akibat samping
awan panas,dan lontaran material berukuran blok (bom) hingga kerikil.Sedangkan
bahaya sekunder terjadi secara tidak langsung dan umumnya
berlangsung setelah letusan letusan terjadi, seperti lahar dingin yang dapat
menyebabkan kerusakan lahan dan pemukiman. Lahan di gunung Merapi
menghadapi bahaya primer maupun
sekunder dari gunung Merapi berupa rusaknya lahan akibat erupsi dan rusaknya lahan
akibat erosi dan banjir lahar dingin. Kerusakan juga terjadi pada aktivitas kehidupan
soial ekonomi masyarakat di daerah bencana. Letusan gunung api pada dasarnya
merupakan salah satu bencana dengan akibat yang kompleks. Permukaan tanah pada
zona letusan gunung berapi biasanya tertutup lahar, aliran piroklastik, dan tepra (debu
vulkanik) dan lahar. Endapan lava biasanya menutupi permukaan tanah dengan
ketebalan yang sangat berbeda, dan material tersebut biasanya memiliki bintik-bintik
yang tidak tertutup oleh lahar, sehingga memungkinkan vegetasi tetap pada
tempatnya. Iklim yang lebih hangat dan distribusi curah hujan yang lebih teratur akan
membantu pembentukan tanah dari material letusan dan membantu memulihkan lahan
yang terkena dampak letusan tepra dapat ter-recovery dengan cepat, yakni
ketersediaan lengas pada material lahar dingin akan membantu terbentuknya tanah
dari bahan erupsi.

PEMBAHASAN

Bagaimanapun, tanah merupakan sumber daya penting bagi kelangsungan hidup


manusia. Slogan yang digunakan orang Jawa adalah “sedhumuk bathuk dihitung oleh
bumi” yang artinya satu jengkal tanah adalah kehidupan. Slogan serupa juga
digunakan di bagian lain Indonesia dan bahkan ditemukan

Slogan negara lain adalah "Tanah adalah kehidupan". FAO (1976) mendefinisikan
sumberdaya lahan sebagai lingkungan alam yang terdiri dari iklim, topografi, tanah,
hidrologi dan vegetasi, yang mempengaruhi kapasitas lahan sampai batas tertentu.
Oleh karena itu, sumberdaya lahan meliputi sumberdaya material meliputi iklim,
vegetasi, air dan hidrologi, bentang alam dan lahan; sumberdaya manusia yang
meliputi ketersediaan dan struktur sosial petani, kondisi pendidikan dan aspek sosial
lainnya, serta sumberdaya permodalan. Selain itu, FAO (1995) merinci fungsi lahan
Hidrologi, fungsi penyimpanan air, fungsi ruang hidup dan fungsi hubungan spasial.
Oleh karena itu, kerusakan lahan akibat letusan juga mencakup dua aspek pertanahan,
yaitu sumber daya material dan sumber daya sosial ekonomi. Aspek fisik meliputi
tanah, topografi, iklim dan hidrologi. Aspek sosial ekonomi meliputi skala usaha tani,
tingkat pengelolaan yang akan dilaksanakan, ketersediaan sumber daya manusia,
pasar dan kegiatan manusia lainnya.

Penggunaan lahan diartikan sebagai intervensi manusia secara permanen atau berkala
di atas tanah untuk memenuhi kebutuhan dan / atau kepuasan manusia. Oleh karena
itu, penggunaan lahan memungkinkan masyarakat untuk mengontrol ekosistem alam
dengan cara yang relatif sistematis, dengan tujuan memperoleh manfaat dari lahan
tersebut (Vink, 1975). Dari definisi tanah di atas, perusakan sumber daya lahan
Thank you for using www.freepdfconvert.com service!

Only two pages are converted. Please Sign Up to convert all pages.

https://www.freepdfconvert.com/membership

Anda mungkin juga menyukai