M. Syukri
112
Pendidikan Keaksaraan (M.Syukri) 113
bahkan untuk mereka yang buta aksara an merupakan salah satu dari sekian
sekalipun. banyak cara untuk membantu manusia
mengingat, mencatat, dan
Beberapa alasan
berkomunikasi lintas ruang dan waktu.
mengapa orang buta aksara
Dengan demikian, pendidikan
perlu belajar keaksaraan antara lain
keaksaraan bukan satu-satunya cara
untuk:
bahkan bukan cara yang terbaik untuk
- Mendapatkan status dan/atau menuntaskan kebutaaksaraan, dan hal-
dihormati oleh orang lain; hal yang melingkupinya seperti
- Mempelajari kemampuan/ keteram kemiskinan, keterbelakangan, dan
pilan baru yang belum dimiliki; ketidak-berdayaan penduduk. Satu hal
- Mendapatkan posisi tertentu sesuai yang pasti bahwa, kebutuhan akan
dengan tanggungjawabnya sebagai pendidikan keaksaraan semakin
anggota masyarakat; meningkat seiring dengan perubahan
- Mempertahankan statusnya semula dan perkembangan dunia.
- Memulai usaha/bisnis baru;
- Menulis dan membaca surat-surat Street (1995) mengembangkan
yang sifatnya resmi; model “keaksaraan otonom”
- Membantu pekerjaan rumah anak (outonomous view of literacy).
- Mendapatkan informasi berkaitan
Bentuk keaksaraan seperti ini bisanya
hal tertentu, seperti tentang pertani
mengabaikan keaneka-ragaman konteks
an dan kesehatan;
budaya, dan tidak selalu sesuai dengan
- Membaca aturan pakai berbagai budaya lokal dalam suatu masyarakat.
produk barang dan jasa; Permasalahan yang muncul dari model
- Membaca media cetak; keaksaraan otonom adalah bahwa
- Mengetahui label di pestisida dan model tersebut mempunyai anggapan
pupuk; yang sempit dan datang dari alam
- Mencatat perkembangan vaksinasi pikiran dunia barat. Atas dasar itu,
anak; Street lebih lanjut menyarankan, model
- Menghindari penjiplakan;
“keaksaraan ideologis” yang
- Mendapatkan pekerjaan;
memandang bahwa model
- Membaca buku keagamaan; -
Memperoleh hiburan. keaksaraan itu tidak hanya satu,
Masih banyak lagi alasan yang tetapi ada banyak model
diperlukan untuk belajar keaksaraan. keaksaraan tergantung dari
Dalam kenyataan faktor terpenting yang konteks budaya masyarakatnya.
memotivasi mereka belajar
Filosofi keaksaraan ideologis ini
keaksaraan sering tidak tampak dalam
secara gamblang menaruh
program pendidikan keaksara an itu
perhatian pada bentuk-bentuk
sendiri.
keaksaraan dan budaya lokal. Pada
Jika dilihat dari filosofinya, intinya filosofi model “keaksaraan
penyelenggaraan pendidikan keaksara ideologis” adalah bahwa
pendidikan keaksaraan perlu
Pendidikan Keaksaraan (M.Syukri) 115
Pengemba-
ngan Model
dan Bahan
Pendamping
-
Belajar an
Penguatan Pengorganisa-
Kelembaga- sian pembelaja- Proses
ran &kegiatan Pembelaja
an Lokal
a
r-
n
Keberdayaan
Warga
Motivasi Tutor Evaluasi Belajar:
Pembelaja - Keaksaraan
dan Motivator
r- a - Kecakapan
n hidup
UNESCO Principal
Regional Office for Asia and
the Pacific
------------- (1996). Pendidikan
Berkelanjutan: Arah dan
Kebijakan Baru, Ditjen
Diklusepora dan UNESCO
PROAP: Bangkok.
------------- (1996). Program
Berorientasi Masa Depan,
Ditjen Dikluse pora dan
UNESCO PROAP:
Bangkok.
-------------- (1991). Training
Materials for Literacy
Personnel. APPEAL
UNESCO: Bangkok.