Anda di halaman 1dari 73

Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021

Mapilli - Piriang Kab. Polman

3. METODOLOGI DAN PENDEKATAN TEKNIS


3.1. UMUM

Jalan dan Jembatan sebagai salah satu sarana prasarana infrastruktur penunjang
konektivitas antar wilayah yang merupakan bangunan pelintas transportasi yang
berperan penting dalam pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam
pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa, wilayah negara, dan fungsi masyarakat
serta dalam memajukan kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Salah satu keberhasilan pembangunan daerah adalah tersedianya sarana dan prasarana
transportasi yang baik di daerah tersebut. Olehnya itu, di akhir-akhir pemenuhan Target
RPJMD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017-2022 oleh Gubernur dan Wakil Gubernur
membuat kebijakan dan program percepatan pembangunan jalan utamanya di ruas
jalan provinsi Sulawesi Barat yang selama ini menjadi target pembangunan peningkatan
konektivitas antar wilayah dalam rangka mengurangi disparitas antar wilayah di
Provinsi Sulawesi Barat.

Saat ini negara kita khususnya di Provinsi Sulawesi Barat masih mengalami pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), hal ini semakin diperparah dengan terjadinya
gempa bumi 6,2 Magnitudo di Kabupaten Majene – Mamuju yang secara nyata telah
mengganggu aktivitas perekonomian di Provinsi Sulawesi Barat. Pemerintah Pusat
membuat Program Pemulihan Ekonomi Nasional (Program PEN) sebagai suatu kegiatan
untuk pemulihan perekonomian nasional untuk mempercepat penanganan pandemik
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) serta dalam rangka menghadapi ancaman yang
membahayakan perekonomian nasional dan stabilitas sistem keuangan serta
penyelamatan ekonomi nasional.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat telah melaksanakan Program PEN sejak tahun 2020
berupa pembangunan infrastruktur jalan melalui Dana Pinjaman PT. Sarana Multi
Infrastruktur (PT. SMI). Penyediaan dokumen lingkungan merupakan syarat efektif
dalam perjanjian pinjaman melalui PT. SMI. Olehnya itu, Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Barat membuat kegiatan penyusunan dokumen
lingkungan dalam rangka pembangunan infrastruktur jalan Tahun 2021 pada Ruas
Mapilli - Piriang Kab. Polman dengan panjang 48.14 Km.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana jalan disamping memberikan dampak


positif juga memberikan dampak negatif berupa meningkatnya tekanan terhadap
lingkungan. Hal ini terjadi karena pembangunan yang kurang memperhatikan daya
dukung dan daya tampung lingkungan setempat, pada akhirnya menyebabkan
kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan tersebut menjadi tanggungjawab bersama
seluruh lapisan masyarakat, pemerintah dan pihak swasta.

3.2. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

Berdasarkan permasalahan tersebut maka pemerintah mempunyai kebijakan dibidang


lingkungan hidup. Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meminimalisasi
dampak negatif yang timbul dari suatu kegiatan maka diberlakukan kewajiban dalam
penyusunan studi kelayakan lingkungan bagi pemrakarsa kegiatan. Studi tersebut
merupakan studi kelayakan lingkungan yang harus dibuat oleh pemrakarsa kegiatan,
sehingga melalui dokumen ini dapat diperkirakan dampak yang akan timbul dari suatu
kegiatan kemudian bagaimana dampak tersebut dikelola baik dampak negatif maupun
dampak positif.

Pemantauan lingkungan hidup yang dilakukan secara kontinyu dimaksudkan untuk


mendapatkan data selengkap mungkin dan bagaimana kecenderungan data tersebut.
Bilamana mengarah kedeteriosasi lingkungan yang lebih besar, maka upaya
pengelolaan

lingkungan perlu diperbaiki. Dengan melaksanakan pemantauan yang baik, diharapkan


dapat diperoleh kegiatan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Konsistensi pemantauan tidak saja dimaksudkan dengan metode pemantauan, tetapi


juga lokasi dan waktu pemantauan. Metode pemantauan yang berubah-ubah akan
menghasilkan data yang sulit dicari hubungannya. Hal yang sama bila pemantauan
dilaksanakan berpindah-pindah, terdapat kemungkinan bahwa data yang dihasilkan
sudah terkontaminasi oleh pencemar dari kegiatan lain, sehingga data yang diperoleh
tidak akurat lagi. Waktu pemantauan diperlukan agar supaya dapat dilihat kemungkinan
terjadinya pengaruh alam (untuk data fisik-kimia dan biologi), sedangkan untuk data
sosial, faktor waktu tetap perlu diperhatikan karena dalam kurun waktu yang panjang,
perubahan- perubahan sosial dapat terjadi.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup


mewajibkan setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan menimbulkan
dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL). Olehnya itu pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Provinsi Sulawesi Barat dengan dasar atau mengacu kepada Undang-Undang No.
32 Tahun 2009 Tenatang Pengelolaan Lingkungan Hidup, akan melaksanakan kegiatan
Studi Penyusunan Dokumen Lingkungan, yang diharapkan pada tahap pelaksanaan
konstruksi tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.

3.3. DASAR HUKUM PELAKSANAAN PPLH

1. PermenLH No 05 Tahun 2012 ttg Jenis Kegiatan dan/atau Usaha yang wajib
dilengkapi dengan AMDAL
2. PermenLH No 16 Tahun 2012 ttg Pedoman Penyusunan Dokumen LH
3. Permen LHK No: P.22/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018/K.1/8/2018 Tentang
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Pelayanan Perizinan Terintegrasi Secara
Elektronik Lingkup Kementerian LH Dan Kehutanan
4. Permen LHK No: P.23/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 Tentang Kriteria
Perubahan Usaha/Kegiatan Dan Tata Cara Perubahan Izin Lingkungan
5. Permen LHK No: P.24/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 Tentang Pengecualian
Kewajiban Menyusun AMDAL Untuk Usaha Dan/Atau Kegiatan yg Berlokasi Di
Daerah Kab/Kota yg Telah Memiliki Rencana Detail Tata Ruang
6. Permen LHK No: P.25/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 Tentang Pedoman
Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki UKL-UPL
Dan SPPL
7. Permen LHK No: P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 Ttg Pedoman Penyusunan
& Penilaian Serta Pemeriksaan Dokumen LH Dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

3.4. KETERSEDIAAN DATA

Data yang dibutuhkan untuk pekerjaan Penyusunan Dokumen perizinan lingkungan


meliputi :

1) Peraturan dan Kebijakan terkait pembangunan ruas jalan;

2) Data Dasar dalam Kegiatan Penyusunan Dokumen Lingkungan

1. Data Topografi, Hidrologi, Kondisi Tanah

2. Data LHR

3. Data Lebar Jalan

4. Data Eksisting Jalan

5. Data sumber-sumber material (quary) yang jaraknya berdekatan dengan Ruas


Jalan .

3) Data ini akan dikumpulkan melalui pengumpulan data primer dan sekunder serta
kunjungan lapangan.

3.5. PENDEKATAN TEKNIS

3.5.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Data yang akan dikumpulkan untuk keperluan studi AMDAL ini terdiri dari data primer
berupa data pengukuran dan pengamatan di lapangan, wawancara langsung, serta
datahasil pengujian laboratorium terhadap sampel air, udara dan tanah. Selain itu, juga
dikumpulkan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) setempat,
instansi terkait serta laporan penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya. Data
primer dan data sekunder tersebut dikelompokkan kedalam data geofisik-kimia, biologi,
serta data sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan.

Penentuan lokasi pengambilan data, terutama data primer didasarkan pada batas
wilayah studi, yang merupakan resultante dari batas proyek, batas sosial, batas ekologi
dan batas administrasi. Batas sosial dan batas ekologis adalah batas hipotetik yang
diprediksi akan terkena dampak (sosial, ekonomi, budaya, dan biofisik) terutama pada
tahap prakonstruksi dan tahap operasi. Berikut adalah uraian mengenai metode yang
akan digunakan dalam Pengumpulan dan analisis setiap data tersebut:
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

3.1.1 Komponen Geofisik-Kimia

A. Iklim

a. Parameter yang diteliti

Data iklim yang akan dikumpulkan meliputi: curah hujan, suhu udara, kelembaban,
kecepatan angin, dan arah angin. Data curah hujan yang dikumpulkan adalah data 10
tahun terakhir (minimal), sedangkan data suhu udara, kelembaban, serta kecepatan dan
arah angin, diambil dari data 3 tahun terakhir (minimal).

b. Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Data iklim yang dikumpulkan berasal dari dua sumber utama yakni, dari Badan
Meteorologi dan Geofisika dan berasal dari data Data TRMM (Tropical Rainfall
Measuring Mission) 3B43 Level-3 akuisisi tahun 2001 - 2014, TRMM Online
Visualization and Analysis System (TOVAS), NASA. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dan ditampilkan dalam bentuk tabel/grafik.

Umumnya, parameter iklim yang diperoleh dari dua sumber utama tersebut, proses
Pengumpulan datanya menggunakan metode dan peralatan tertentu sebagaimana Tabel
berikut:

Tabel 1.
Parameter iklim, peralatan dan metode analisisnya

Parameter Metode
No Satuan Alat
Iklim Analisis Data
1 Curah Hujan mm Aritmetik Satelit Cuaca
2 Arah angin Derajat Aritmetik Satelit Cuaca
3 Kecepatan angin Knot Windrose Satelit cuaca
o
4 Suhu C Aritmetik Termometer
5 Kelembaban % Aritmetik Psikometer
6 Penyinaran Jam/hari Aritmetik Campbell
Matahari
Sumber : Dirangkum dari berbagai sumber

c. Lokasi Pengambilan Data

Pengambilan data iklim daerah studi akan dilakukan di Badan Meteorologi dan Geofisika
(BMG) dan dari TRMM Online Visualization and Analysis System (TOVAS), NASA.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

d. Metoda Analisis Data

Analisis data iklim dilakukan melalui kalkulasi sederhana untuk mendapatkan rata-rata
maksimum, rata-rata minimum, dan rata-rata bulanan dan tahunan. Hasil pengolahan
data iklim ini selanjutnya akan digunakan untuk analisis parameter/komponen lainnya.

Untuk memudahkan penggolongan iklim maka, type iklim akan digolongkan ke dalam
sistem klasifikasi klasifikasi Schmidth – Ferguson (1951), dimana penetapan iklim ini
menggunakan rasio atau nisbah nilai Q, yaitu perbandingan antara rerata bulan kering
dengan jumlah rerata bulan basah sebagai berikut:

Q
 rata - rata bulan kering
 rata - rata bulan basah
Kriteria bulan kering (BK) menurut Schmidt-Ferguson adalah bulan dengan jumlah
curah hujan <60 mm, sedang bulan basah (BB) adalah bulan dengan curah hujan >100
mm. Bulan dengan curah hujan 60mm – 100 mm dikatagorikan sebagai bulan lembab.

Berikut adalah Tabel dan Gambar penggolongan type iklim menurut Schmidt-Ferguson:

Tabel 2.
Penggolongan type iklim

No Type Iklim Q (dalam %) Keterangan


1 A 0 – 14,3 Sangat basah
2 B 14,3 – 33,3 Basah
3 C 33,3 – 60,0 Agak Basah
4 D 60,0 – 100 Sedang
5 E 100, 0 – 167,0 Agak kering
6 F 167,0 – 300,0 Kering
7 G 300,0 – 700,0 Sangat kering
8 H > 700,0 Amat sangat kering
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Gambar 1
Grafik penetapan type hujan menurut Schmidt-Ferguson (1951)
B. Kualitas Udara

a. Parameter yang Diteliti

Parameter kondisi udara ambien yang dikumpulkan dan dianalisis, sesuai dengan
Peraturan Peerintah Nomor 41 tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran Udara
meliputi: Carbon Monoksida (CO), Ozon (O3), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida
(NO2), Amoniak (NH3), Timbal (Pb) dan Total Suspended Particulated (TSP).

b. Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Data kualitas udara akan dikumpulkan melalui pengukuran langsung di lokasi kegiatan
dan analisa sampel di laboratorium. Pengambilan contoh debu akan dilakukan dengan
menggunakan alat penyaring dengan penjepit kertas saring, tripot, flow meter, selang
plastik, pompa isap, dan kertas grade GF/C. Untuk pengambilan sampel udara dilakukan
dengan High Volume Sampler untuk debu dan untuk gas-gas menggunakan Air
Sampler.Data kualitas udara yang dikumpulkan adalah kondisi udara ambien yang
diperoleh dengan cara pengambilan sampel di sekitar lokasi Rencana Rencana kegiatan
pembangunan ruas jalan.

c. Lokasi Pengambilan Data

Lokasi pengambilan sampel kualitas udara ambien akan dilakukan di sekitar lokasi
Rencana Rencana kegiatan pembangunan ruas jalan.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

d. Metoda Analisis Data

Sampel udara tersebut dianalisis di Laboratorium yang terakreditasi, yang analisisnya


mengacu pada Metoda pengukuran kualitas udara pada Peraturan Pemerintah No.41
Tahun 1999 dengan parameter seperti pada Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.
Metoda Pengukuran dan Analisis Kualitas Udara
Untuk Pengukuran Sesaat (1 hari)
Baku Metoda Spesifikasi
No Parameter Satuan
Mutu Pengukuran Metode
Gravimetric/Hi- SNI l9-7119.3-
1 Debu µg/Nm3 230
Vol 2005
SNI 19-7119.7-
2 SO2 µg/Nm3 365 Pararosanilin
2005
3 CO µg/Nm3 10.000 NDIR Analyser
SNI l9-7119.2-
4 NO2 µg/Nm3 150 Saltzman
2005
5 H2S Ppm 0,02 Hg-Tiosianat
6 NH3 Ppm 2 Nessler

Timah Hitam Grafimetri / AAS 19-7119.4-2005


7 µg/Nm3
(Pb)

Sumber: PP No. 41 Tahun 1999, Kep MENLH No.50 Tahun 1996 dan Kep MENLH No.48

Tahun 1996.

C. Kebisingan

a. Parameter yang Diteliti

Tingkat kebisingan pada lokasi kegiatanRencana kegiatan pembangunan ruas jalan.

b. Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Data intensitas kebisingan diperoleh melalui pengukuran langsung di lapangan dengan


menggunakan alat ”Sound Level Meter”.

c. Lokasi Pengambilan Data

Lokasi pengukuran tingkat kebisingan akan dilakukan di sekitar lokasi.

d. Metoda Analisis Data

Analisis data kualitas udara akan dilakukan dengan cara membandingkan hasil
pengukuran di lapangan dengan baku mutu kebisingan menurut Keputusan Menteri
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996. Sesuai Keputusan Menteri Negara


Lingkungan Hidup Nomor: KEP-48/MENLH/XI/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan,
ambang batas kebisingan adalah sebesar 50 dB(A), sedangkan Surat Keputusan Menteri
Tenaga Kerja No. Kep-51/MEN/1999 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisik Ditempat
Kerja, memberi toleransi hingga 85 dB(A), sebagai batas ambang.

D. Getaran

a. Parameter yang diteliti

Besarnya getaran pada lokasi rencana kegiatanRencana kegiatan pembangunan ruas


jalan dan sekitarnya.

b. Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Pengukuran paramater getaran dilakukan dengan menggunakan alat Digital Vibration


Meter di lokasi Rencana kegiatan pembangunan ruas jalan, dan sekitarnya. Getaran yang
ada dicatat kuantitasnya dan dikelompokkan menjadi kelompok getaran kecil, dan
sedang Getaran kecil, dapat disetarakan dengan getaran yang dirasakan ketika sebuah
truk bermuatan penuh melewati jalan di sekitar titik pengamatan, sedangkan getaran
skala sedang diasumsikan setara dengan geteran yang timbul ketika sebuah Stone Walls
melewati titik pengamatan.

c. Lokasi Pengambilan Data

Lokasi pengukuran tingkat getaran akan dilakukan di sekitar lokasi

d. Metoda Analisis Data

Analisis getaran dilakukan dengan metode analisis Deskriptif. Getaran yang diamati
selanjutnya dibandingkan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran.

E. Geologi dan geomorfologi (bentang alam)

a. Parameter yang diteliti

Kondisi geologi dan morfologi lokasi kegiatan, baik secara umum maupun secara khusus
untuk lokasi kegiatan.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

b. Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Kondisi geologi lokasi kegiatan akan diuraikan secara umum (geologi regional) dan
secara khusus untuk lokasi kegiatan. Dalam hal ini informasi kondisi geologi regional
diperoleh dari Peta Geologi skala 1:250.000 yang diterbitkan oleh Pusat Survey Geologi,
Badan Geologi Bandung, sedangkan data dan informasi mengenai kondisi geologi lokasi
studi, berasal dari pengamatan kondisi geologi langsung di lapangan. Bentuk bentang
alam lokasi kegiatan terkait dengan proses pembentukannya, diamati secara umum
(regional) dan secara khusus (spesifik pada lokasi kegiatan). Dalam hal ini, informasi
mengenai kondisi geomorfologi diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan
dan melalui Peta Geologi, interpretasi Peta Rupabumi (skala 1 : 50.000), dan interpretasi
citra satelit yang tersedia.

c. Lokasi Pengambilan Data

Data atau peta geologi akan diperoleh dari Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral atau dari Dinas Energi dan Sumberdaya
Mineral.

d. Metoda Analisis Data

Data/peta yang ada dideskripsikan untuk menggambarkan kondisi geologi dan


morfologi lokasi kegiatan secara umum. Kondisi geologi dan geomorfologi khusus untuk
lokasi kegiatan, juga dianalisis secara deskriptif.

F. Komponen Transportasi dan Kerusakan Jalan

a. Metode PengumpulanData

Data transportasi yang dikumpulkan, terutama adalah volume kendaraan bermotor


(dari kendaraan roda dua, roda tiga, hingga truk roda 6 ke atas)yang melintas di jalan
raya di sekitar lokasi kegiatan, serta data lebar jalan dan bahu jalan. Data ini selanjutnya
akan digunakan Sebagai data rona awal kondisi lalu lintas, untuk menilai kapasitas ruas
jalan yang akan terkena dampak saat ini dan untuk prediksi kondisi lalu lintas saat
kegiatan konstruksi.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

b. Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data transportasi dilakukan dengan pengamatan langsung dengan


menghitung volume kendaraan yang lewat di beberapa ruas jalan. Jenis-jenis kendaraan
yang lewat dikategorikan dan dicatat per periode waktu tertentu.

c. Lokasi Pengambilan Data

Dilakukan di ruas jalan di sekitar lokasi Rencana Rencana kegiatan pembangunan ruas
jalan, pada jalan yang akan terpengaruh oleh aktivitas rencana kegiatan pembangunan
ruas jalan.

d. Metoda Analisis Data

i. Konversi Kendaraan Ke Satuan Mobil Penumpang (SMP)

Ruas jalan, umumnya dilalui oleh berbagai jenis kendaraan bermotor, mulai dari
kendaraan bermotor roda dua hingga truk bertonase besar beroda 6 atau lebih. Karena
itu, volume lalu lintas atau jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tinjauan ruas
jalan persatuan waktu tertentu, harus memiliki satuan jenis kendaraan yang
diseragamkan. Dalam hal ini, jenis kendaraan yang akan dijadikan dasar penentuan
satuan volume adalah mobil penumpang, sehingga semua jenis kendaraan bermotor
yang melewati ruas jalan yang diamati harus dikonversi menjadi Satuan Mobil
Penumpang (SMP).Adapun konversi beberapa jenis kendaraan kedalam SMP adalah:

Tabel 4
Konversi Kendaraan ke Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Jenis Kendaraan Konversi ke SMP
Mobil penumpang, taxi, pickup, 1
minibus
Sepeda motor 0,35
Bus, truk 2 dan 3 sumbu 2
Bus tempel, truk > 3 sumbu 3
Sumber: Diolah dari berbagai sumber

ii. Kapasitas Ruas Jalan

Jaringan jalan ada yang memakai pembatas median dan ada pula yang tidak, sehingga
dalam perhitungan kapasitas, keduanya dibedakan. Dalam MKJI kapasitas ruas jalan
dihitung dengan formula sebagai berikut:

C = Co x FCw x FCsp x FCsf (smp/jam)


Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Dimana,

C : Kapasitas jalan (smp/jam)


Co : Kapasitas Dasar (smp/jam)
FCw : Faktor koreksi kapasitas untuk lebar
FCsp : Faktor koreksi akibat pembagian arah
FCsf : Faktor koreksi akibat gangguan samping
Menentukan kapasitas dasar (C0), berdasarkan tipe jalan sesuai dengan nilai yang
tertera pada Tabel 5.

Menentukan faktor koreksi akibat pembagian arah (FC SP), didasarkan pada kondisi arus
lalulintas dari kedua arah atau untuk jalan tanpa pembatas median. Nilai FCsp disajikan
pada Tabel 6.

Menentukan faktor koreksi akibat lebar jalan (FC W), ditentukan berdasarkan lebar jalan
efektif. Nilai FCw disajikan pada Tabel 7.

Tabel 5
Kapasitas Dasar Jalan
Kapasitas dasar
Tipe Jalan Keterangan
(smp/jam)
Jalan 4 lajur berpembatas
1.650 Per lajur
median atau jalan satu arah
Jalan 4 lajur tanpa
1.500 Per lajur
pembatas media
Jalan 2 lajur tanpa
2.900 Total dua arah
pembatas median
Sumber: MKJI (Tamin, 2000)

Tabel 6
Nilai FCSP

Pembagian arah (%-%) 50- 55-45 60- 65-35 70-30


50 40
2-lajur 2-arah tanpa
pembatas median 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88
(2/2UD)
FCSP
4-lajur 2-arah tanpa
pembatas median 1,00 0,985 0,97 0,955 0,94
(4/2 UD)
Sumber: MKJI (Tamin, 2000)

Tabel 7
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Nilai FCW

Tipe jalan Lebar jalan efektif (m) FCW


Per lajur
3,00 0,92
4 lajur berpembatas median 3,25 0,96
atau jalan satu arah 3,50 1,00
3,75 1,04
4,00 1,08
Per lajur
3,00 0,91
4 lajur tanpa pembatas 3,25 0,95
median 3,50 1,00
3,75 1,05
4,00 1,09
Dua arah
5 0,56
6 0,87
2 lajur tanpa pembatas 7 1,00
median 8 1,14
9 1,25
10 1,29
11 1,34
Sumber: MKJI (Tamin, 2000)

Menentukan faktor kapasitas akibat gangguan samping (FC SF), didasarkan atas lebar
bahu jalan efektif (Ws) dan tingkat gangguan samping. Nilai faktor kapasitas akibat
gangguan samping yang didasarkan pada lebar bahu jalan dapat dilihat pada Tabel 8 dan
Tabel 39.

Tabel 8
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Faktor Koreksi Akibat Gangguan Samping dan Lebar Bahu Jalan

Faktor koreksi akibat


gangguan samping dan lebar
Kelas
bahu jalan
Tipe jalan gangguan
samping Lebar bahu jalan efektif
£0,5 1,0 1,5 ³2,0
Sangat 0,96 0,98 1,01 1,03
rendah 0,94 0,97 1,00 1,02
Rendah
4-lajur 2-arah 0,92 0,95 0,98 1,00
berpembatas median Sedang 0,88 0,92 0,95 0,98
(4/2 D) Tinggi 0,84 0,88 0,92 0,96
Sangat
tinggi
Sangat 0,96 0,99 1,01 1,03
rendah 0,94 0,97 1,00 1,02
Rendah
4-lajur 2-arah tanpa 0,92 0,95 0,98 1,00
pembatas median (4/2 Sedang 0,87 0,91 0,94 0,98
UD) Tinggi 0,80 0,86 0,90 0,95
Sangat
tinggi
Sangat 0,94 0,96 0,99 1,01
rendah 0,92 0,94 0,97 1,00
Rendah
2-lajur 2-arah tanpa 0,89 0,92 0,95 0,98
pembatas median (2/2 Sedang 0,82 0,86 0,90 0,95
UD) atau jalan satu arah Tinggi
0,73 0,79 0,85 0,91
Sangat
tinggi
Sumber: MKJI (Tamin 2000)

Nilai faktor koreksi akibat gangguan samping untuk jalan yang mempunyai kereb dapat
dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 9.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Faktor Koreksi Akibat Gangguan Samping dan Lebar Bahu Jalan, dengan jarak: kereb-
gangguan
Faktor koreksi akibat gangguan
Kelas samping dan lebar bahu jalan
Tipe jalan gangguan
Jarak: kereb-gangguan
samping
£0,5 1,0 1,5 ³2,0
Sangat rendah 0,95 0,97 0,99 1,01
Rendah 0,94 0,96 0,98 1,00
4-lajur 2-arah
berpembatas median Sedang 0,91 0,93 0,95 0,98
(4/2 D)
Tinggi 0,86 0,89 0,92 0,95
Sangat tinggi 0,81 0,85 0,88 0,92
Sangat rendah 0,95 0,97 0,99 1,01
Rendah 0,93 0,95 0,97 1,00
4-lajur 2-arah tanpa
pembatas median (4/2 Sedang 0,90 0,92 0,95 0,97
UD)
Tinggi 0,84 0,87 0,90 0,93
Sangat tinggi 0,77 0,81 0,85 0,90
Sangat rendah 0,93 0,95 0,97 0,99
2-lajur 2-arah tanpa Rendah 0,90 0,92 0,95 0,97
pembatas median (2/2
Sedang 0,86 0,88 0,91 0,94
UD) atau jalan satu
arah Tinggi 0,78 0,81 0,84 0,88
Sangat tinggi 0,68 0,72 0,77 0,82

Sumber: MKJI (Tamin, 2000)

iii. Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan (DS) adalah ratio antara arus total kendaraan dalam waktu tertentu
(Q) dengan kapasitas jalan (C).

DS = Q/C
dimana :
DS = Derajat Kejenuhan
Q = Arus total kendaraan dalam waktu tertentu (smp/jam)
C = Kapasitas Jalan (smp/jam)

iv. Tingkat Pelayanan Jalan


Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Indeks Tingkat Pelayanan (ITP) pada suatu ruas jalan menunjukkan kondisi secara
keseluruhan ruas jalan tersebut. Tingkat pelayanan ditentukan berdasarkan nilai
kuantitatif seperti NVK, kecepatan perjalanan,dan faktor lain yang ditentukan
berdasarkan nilai kuantitatif seperti kebebasan pengemudi dalam memilih kecepatan,
derajat hambatan lalulintas, serta kenyamanan. Secara umum tingkat pelayanan dapat
dibedakan sebagai berikut ini:

Indeks Tingkat Pelayanan A: Kondisi arus lalulintasnya bebas antara satu kendaraan
dengan kendaraan lainnya, besarnya kecepatan sepenuhnya ditentukan oleh keinginan
pengemudi dan sesuai dengan batas kecepatan yang telah ditentukan.

Indeks Tingkat Pelayanan B: Kondisi arus lalulintas stabil, kecepatan operasi mulai
dibatasi oleh kendaraan lainnya dan mulai dirasakan hambatan oleh kendaraan di
sekitarnya.

Indeks Tingkat Pelayanan C: Kondisi arus lalulintas masih dalam batas stabil, kecepatan
operasi mulai dibatasi dan hambatan dari kendaraan lain semakin besar.

Indeks Tingkat Pelayanan D: Kondisi arus lalulintas mendekati tidak stabil, kecepatan
operasi menurun relative cepat akibat hambatan yang timbul, dan kebebasan bergerak
relative kecil.

Indeks Tingkat Pelayanan E: Volume lalulintas sudah mendekati kapasitas ruas jalan,
kecepatan kira – kira lebih rendah dari 40 km/jam. Pergerakan lalulintas kadang
terhambat.

Indeks Tingkat Pelayanan F: Pada tingkat pelayanan ini arus lalulintas berada dalam
kadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah,arus lalulintas sering terhenti sehingga
menimbulkan antrian kendaraan yang panjang.

Pada Tabel 10 dapat dilihat beberapa kondisi lalulintas yang ada pada ruas jalan arteri
(Tamin, 2002).

Tabel 10
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

ITP Berdasarkan Kecepatan Perjalanan Rata – Rata


Kelas arteri I II III
Kecepatan (km/jam) 72 - 56 56 - 48 56 – 40
ITP Kecepatan perjalan rata – rata
(km/jam)
A ≥56 ≥48 ≥40
B ≥45 ≥38 ≥31
C ≥35 ≥29 ≥21
D ≥28 ≥23 ≥15
E ≥21 ≥16 ≥11
F <21 <16 <11
Secara umum, metode Pengumpulan dan analisis data disajikan pada Tabel 11

Tabel 11
Pengumpulan dan Analisis data Transportasi Studi AMDAL
Komponen Metode Pengumpulan data Metode
Parameter
Lingkungan Metode Lokasi Analisis Data
Transportasi Volume Pengamatan Jalan Raya di Konversi
lalu lintas Langsung sekitar lokasi kendaraan ke
pembangunan SMP
Kapasitas Pengamatan
jalan tidak MKJI
langsung
V/C V/C
Klasifikasi
para ahli
Tarikan Pengamatan Analogi
pergerakan tidak
langsung

v. Metode Prakiraan Pertumbuhan Lalu lintas

Dalam melakukan perencanaan transportasi sangat dibutuhkan untuk melakukan


estimasi pertumbuhan volume lalu lintas pada masa yang akan datang. Pertumbuhan
volume lalu lintas disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (Abubakar, I. dkk, 1999:
54)Meningkatnya jumlah penduduk.

Volume lalu lintas, pada umumnya semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah
kendaraan bermotor yang terdaftar (Hobbs, 1995: 76). Sejalan dengan hal tersebut
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

maka pertumbuhan kendaraan bermotor dapat dianalisis dari jumlah kendaraan yang
terdaftar, hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara di antaranya:

Peramalan pertumbuhan kepemilikan kendaraan menurut Hobbs (1995: 77) analogi


dengan laju pertumbuhan penduduk dan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:
Qn = arus lalu lintas pada tahun ke-n (kendaraan per jam)

Qn  Q (1  i ) n
Q = arus lalu lintas pada saat ini ( kendaraan per jam)
i = pertumbuhan lalu lintas
n = waktu (tahun)
Model pertumbuhan (Warpani, 1990: 121), yaitu:

Qi*  Fi xQi
Dimana:
Qi* = volume lalu lintas dimasa yang akan datang
Qi = volume lalu lintas sekarang
Fi = faktor pertumbuhan
Untuk memperoleh angka faktor pertumbuhan digunakan persamaan:
Fi = I’/I . M’/M . U’/U
Dimana:
I’/I = nisbah jumlah penduduk dimasa yang akan datang dan sekarang
M’/M = nisbah kepadatan kendaraan dimasa yang akan datang dan sekarang
U’/U = nisbah penggunaan kendaraan dimasa yang akan datang dan sekarang untuk
kepentingan dari atau ke zona yang bersangkutan.
Angka pertumbuhan juga dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan (Arsyad,
M.A, 2005):
Fi = (1+il)n(1+im)n(1+iu)n
Dimana
il = Tingkat pertumbuhan penduduk
im = Tingkat pertumbuhan ekonomi (PDRB perkapita)
iu = Tingkat pertumbuhan kendaraan
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

vi. Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

Bangkitan dan Tarikan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan


jumlah peregarakan yang terbangkitkan/tertarik dari/ke suatu tata guna lahan atau
zona. Luaran dari bangkitan/tarikan ini dapat berupa jumlah kendaraan, orang,
angkutan barang persatuan waktu. Bangkitan dan Tarikan pergerakan tergantung pada
2 aspek yaitu jenis tata guna lahan dan jumlah aktivitas (dan intensitas) pada tata guna
lahan tersebut. Besaran tarikan pada beberapa jenis tata guna lahan dapat disajikan
pada tabel berikut ini:

Tabel 12.
Bangkitan dan tarikan Pergerakan Beberapa Aktivitas Tata Guna Lahan
Jumlah Pergerakan Jumlah
Tata Guna lahan
Kendaraan per 100 m2 Kajian
Pasar Swalayan 136 3
Pertokoan Lokal 85 21
Pusat Pertokoan 38 38
Restoran Siap Santap 595 6
Restoran 60 3
Gedung Perkantoran 13 22
Rumah sakit 18 12
Perpustakaan 45 2
Daerah Industri 5 98
Sumber: Tamin O.Z. (2000)

vii. Kerusakan jalan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan jalan diantaranya adalah volume lalu


lintas dan jenis kendaraan yang melintasi jalan tersebut. Kerusakan badan jalan hanya
dapat diketahui jika diperoleh informasi awal tentang desain jalan terutama nilai Lintas
Ekuivalen selama umur Rencana (AE 18 KSAL).

Prosentasi kerusakan jalan di peroleh :

Jumlah kendaraan yang dibangkitkan x angka ekivalen


Kerusakan jalan  x 100%
AE18KSAL
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

G. Hidrologi

a. Genangan/Banjir

i. Parameter yang diamati

Parameter yang diamati adalah intensitas dan frekwensi banjir di lokasi kegiatan dan
sekitarnya

ii. Metode dan Alat PengumpulanData

Metode yang digunakan adalah metode wawancara dengan penduduk setempat untuk
mengetahui intensitas dan frekwensi banjir.

iii. Lokasi Pengambilan Data

Lokasi pengambilan data adalah pada pemukiman penduduk.

iv. Metode Analisis Data

Data dianalisis secara sederhana dengan melakukan tabulasi data hasil wawancara.

b. Muka air tanah

i. Parameter yang diamati

Tinggi muka air tanah di lokasi kegiatan dan sekitarnya, terutama dibagian hilir lokasi
rencana kegiatan pembangunan ruas jalan.

ii. Metode dan Alat PengumpulanData

Metode yang digunakan adalah metode pengamatan langsung pada sumur-sumur


penduduk di lapangan dan wawancara dengan penduduk setempat untuk mengetahui
kedalaman air tanah.

iii. Lokasi pengambilan data

Lokasi pengambilan data adalah pada pemukiman penduduk di sekitar lokasi kegiatan.

iv. Metode Analisis Data

Data dianalisis secara sederhana dengan melakukan tabulasi data hasil pengamatan
lapangan dan hasil wawancara.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

c. Debit Aliran Sungai-Sungai

i. Parameter yang diteliti

Parameter hidrologi yang akan diukur meliputi: luas daerah aliran sungai (DAS),
panjang sungai, kemiringan sungai, lebar sungai, lebar dasar sungai, kedalaman tebing
sungai. Selain itu akan dikumpulkan juga data sejarah kejadian banjir (luas genangan,
kedalaman genangan, lama genangan, intensitas banjir), fungsi/pemanfaatan sungai
bagi masyarakat sekitar, kondisi sempadan, dan upaya pelestarian fungsi sungai yang
telah dilakukan oleh masayarakat sekitar sungai.

Ii. Metoda dan Alat PengumpulanData

Untuk keperluan prediksi debit aliran puncak, digunakan data Detailed Engginering
Design (DED). Untuk keperluan prediksi kapasitas pengaliran sungai, maka akan
dilakukan pengukuran panjang sungai dan kemiringan sungai dengan perangkat GIS,
sedangkan pengukuran profil sungai dilakukan secara langsung dilapangan dan dengan
menggunakan data dari Pemrakarsa.

iii. Lokasi Pengambilan Data

Pengamatan dan pengukuran di di lakukan di Sungai Balantiengdan Sungai Tangka

iv. Metoda Analisis Data

Analisis data hidrologi sungai akan dilakukan melalui Metoda matematis dan deskriptif.
Metoda matematis digunakan untuk analisis data kuantitatif seperti perhitungan
kapasitas pengaliran sungai dan debit puncak.

 Kapasitas Pengaliran Sungai

Kapasitas pengaliran sungai dihitung dengan rumus Manning (Takeda, K dan


Sosrodarsono, S., 1985):
Qc = (1/n) R 2/3. S ½ . A

Dimana :
Qc = Kapasitas pengaliran (m3/detik)
R = Radius hidrolik, yaitu nisbah luas penampang melintang sungai dan keliling
melintang sungai (m).
S = kemiringan permukaan air sungai (%).
A = luas penampang melintang sungai (m2).
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

n = koefisien kekasaran Manning.


 Debit puncak

Debit puncak dihitung dengan rumus (Larson dan Reich, 1973 dalam Arsyad, 2000):

Qp = 0.0028 C. i . A

Dimana :

Qp = Laju puncak aliran permukaan yang diharapkan untuk suatu hujan dengan
interval kejadian tertentu (m3/detik)
C = koefisien aliran permukaan.
I = intensitas hujan harian maksimum (mm/jam).
A = Luas daerah aliran sungai (Ha)
 Kejadian Banjir

Banjir didefinisikan jika debit sungai melebihi kapasitas sungai. Untuk memprediksi
kejadian banjir, maka akan diduga melalui rumus berikut :

Banjir = Qp > Qc

Dimana :
Qp = Laju puncak aliran permukaan yang diharapkan untuk suatu hujan dengan
interval kejadian tertentu (m3/detik)
Qc = Kapasitas pengaliran sungai (m3/detik).
Selain dengan Metoda matematik, analisis data hidrologi sungai juga akan
dilakukan dengan Metoda deskriptif, terutama untuk mendeskripsikan
karakteristik dan perilaku sungai, pemanfaatan sungai, serta pola pengelolaan
sungai yang telah dilakukan oleh masyarakat setempat ataupun lembaga
pemerintah.
H. Kualitas Air

a. Parameter yang diteliti

Data kualitas air yang dikumpulkan adalah kondisi fisik (suhu, TSS, hantaran listrik,
kecerahan, lapisan minyak), kimia (pH, salinitas, N-NH3, N-NO 3, H2S, PO4, PCB, DO, BOD,
COD, Hg, Cd, Cu, Pb, Zn), dan Mikrobiologi (Total coliform, E. Coli)

b. Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data kualitas air dilakukan dengan mengukur kualitas air sumur
penduduk yang bermukim di sekitar lokasi kegiatan dan air Sungai. Parameter-
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

parameter biofisik-kimia air yang diukur adalah sesuai dengan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004.

c. Lokasi Pengambilan data

Lokasi pengambilan sampel air akan dilakukan di Sungai yang dilalui oleh pekerjaan
jalan.

d. Metoda Analisis Data

Sampel air yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis di laboratorium terakreditasi.


Untuk keperluan analisa data, hasil analisis lab tersebut di bandingkan dengan Baku
Mutu sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, Tentang Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Tabel 13.
Jenis komponen, Metode Analisis Data Kualitas Air dan Peralatannya

Spesifikasi
No. Komponen Lingkungan Satuan Metode Analisis Alat
Metode

A. Fisik

1 Bau/Odours Organoleptik -

2 Rasa/Taste Organoleptik -

3 Pengamatan SNI 06-


0
Suhu C Termometer 6989.23-
langsung
2005
4 Warna/Colour TCU Kolorimetrik Kolorimeter

5 Kekeruhan/Turbidity NTU Turbidimetrik

6 Zat Padat Terlarut/TDS mg/l Gravimetrik Gravimeter

B. Kimia

1 Aluminium (Al) mg/l Atomisasi AAS

Spektrofotometrik Spektrofotometer
2 Amoniak/Amonia as N mg/l

3 Arsen/Arsenic (As) mg/l Atomisasi AAS

4 Besi/Iron (Fe) mg/l IKM/5.4.13/BBL AAS


Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Spesifikasi
No. Komponen Lingkungan Satuan Metode Analisis Alat
Metode

5 Cadmium (Cd) mg/l Atomisasi

IKM/5.4.11/BBLK-
6 Chlorida/Chloride (Cl) mg/l
MKS(Titrimetri)*

mg/l
7 Kolorimetrik
Cyanida/Cyanide (CN)
.
mg/l
8 Flourida/Flouride (F) Kolorimetrik

Kesadahan/Hardness IKM/5.4.10/BBLK-
9 mg/l
(CaCO3) MKS (Titrimetri)*

10 Mangan/Manganes (Mn) mg/l Atomisasi AAS

IKM/5.4.16/BBLK-
11 Nitrit/Nitrite as N mg/l MKS
(Spektrofotometri)*
SNI 06-
12 pH pH meter 6989.11-
2004
13
Seng/Zinc (Zn) mg/l Atomisasi AAS

14
Selenium (Se) mg/l Atomisasi AAS

IKM/5.4.18/BBLK-
15
Sulfat/Sulfate (S04) mg/l MKS AAS
(Spektrofotometri)*

16
Tembaga/Copper (Cu) mg/l Atomisasi AAS

C. Mikrobiologi

2 Total Coliform MPN/I1 MPN Tabel MPN


00 ml

Tabel MPN, Filter


MPN/10
2 E. Coli MPN atau Filtrasi Holder dan corong
0 ml
counter

Sumber: KepMen LH No. 51 Tahun 2004 dan PP 82 Tahun 2001

Catatan: Jenis Komponen Lingkungan bersifat tentatif dan akan disesuaikan sesuai
kebutuhan
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

3.1.2 Komponen Biologi

A. Biota Darat

a. Flora

i.Parameter yang diteliti

Data flora yang akan dikumpulkan mencakup vegetasi alam maupun tanaman budidaya.
Adapun parameter komponen flora yang akan diteliti adalah kerapatan, frekuensi,
dominansi setiap jenis, indeks nilai penting dan indeks keanekaragaman serta kekayaan
jenis.

ii.Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Pengambilan data flora dilakukan melalui observasi langsung pada plot pengamatan
dalam areal rencana kegiatan. Plot pengamatan dibuat dengan ukuran 20 m x 20 m
dengan jumlah plot yang direncanakan sebanyak 3 unit. Pada setiap plot dilakukan
pengamatan, pengukuran-pengukuran dan pengambilan contoh bagian tumbuhan yang
tidak diketahui jenisnya untuk dilakukan identifikasi jenisnya di laboratorium.

iii.Lokasi Pengambilan Data

Lokasi pengambilan data flora adalah di dalam areal Batas Wilayah Studi AMDAL
Rencana Rencana kegiatan pembangunan ruas jalan.

iv.Metoda Analisis Data

Data hasil pengamatan flora yang dikumpulkan kemudian dilakukan pengamatan visual
dandeskripsi kualitatif untuk mengetahui penurunan keragaman dan komposisi jenis
flora.

b. Fauna

i.Parameter yang diteliti

Fauna yang akan diamati adalah satwa liar dengan parameter meliputi: jumlah populasi,
indeks kelimpahan jenis dan indeks kekayaan.

ii.Metoda dan Alat PengumpulanData

Pengumpulan data fauna dilakukan pada lokasi yang sama dengan lokasi Pengumpulan
data flora. Pengumpulan data burung menggunakan metode IPA (Indeks Ponctualle de’
Abudance = Point Indeks of Abudance), sedangkan untuk Pengumpulan data fauna
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

lainnya (mamalia, ampibi dan reptilia) dilakukan dengan menggunakan metode


inventarisasi, wawancara, dan pengamatan jejak pada transek yang telah ditentu.

iii.Lokasi Pengambilan data

Pengumpulan data fauna dilakukan pada lokasi yang sama dengan lokasi Pengumpulan
data flora.

iv.Metoda Analisis Data

Data hasil pengamatan flora yang dikumpulkan kemudian dilakukan pengamatan visual
dan deskripsi kualitatif untuk mengetahui penurunan keragaman dan komposisi jenis
fauna.

B. Biota Perairan

a.Parameter yang Diteliti

Untuk komponen biota perairan, parameter yang diteliti adalah: kelimpahan individu,
indeks diversitas dan indeks keseragaman untuk plankton; dan jenis serta indeks
keragaman untuk benthos. Untuk nekton (berbagai jennis ikan yang hidup di Sungai
Balantieng) paramater yang diteliti adalah jenis-jenis ikan yang dijumpai.

b. Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data plankton dilakukan dengan menyaring air dengan volume ± 100 liter
dengan Plankton Net No. 25. Kemudian contoh plankton tersebut dimasukan kedalam
botol sampel dan diawetkan dengan larutan Lugol 4 % dengan maksud untuk
menghindari berbagai kerusakan bentuk plankton. Kemudian sampel plankton tersebut
dianalisis di laboratorium untuk identifikasi jenis-jenis planktonnya sampai tingkat
genus dengan menggunakan buku acuan Mizuno, T. (1995).

Untuk mengetahui jenis dan kelimpahan benthos dilakukan dengan cara mengambil
contoh substrat dasar perairan (lumpur dan atau pasir) dengan menggunakan surber
net. Selanjutnya, pengamatan benthos dilakukan dengan menggunakan mikroskop.

c.Lokasi Pengambilan data

Lokasi pengambilan sampel air sungai dan sampel material dasar sungai (lumpur) untuk
analisis plankton dan benthos yaitu di Sungai Balantieng pada koordinat 05019’38,1"LS
dan 120003’18,4"BTdan Sungai Tangka 05005’44,3 "LS dan 120013’46,2 "BT.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

d.Metoda Analisis Data

Data hasil pengamatan flora yang dikumpulkan kemudian dilakukan pengamatan visual
dandeskripsi kualitatif untuk mengetahui penurunan keragaman dan komposisi jenis
biota perairan.

2.1.3 Komponen Sosial, Budaya, Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat

Data dan informasi terkait dengan komponen sosial, budaya, ekonomi dan kesehatan
masyarakat dibagi atas dua kelompok yakni kelompok data yang sifatnya umum,
termasuk didalamnya data demografi, diperoleh dari sumber sekunder (data statistik,
laporan, kantor pemerintah dan sebagainya), dan kelompok data primer yang diperoleh
dari hasil wawancara dengan penduduk di sekitar lokasi kegiatan. Khusus untuk data
SOSEKBUDKESMAS yang sifatnya primer, pedoman teknis kajiannya mengacu pada
Keputusan Kepala Bapedal No. Kep. 299 Tahun 1996, Tentang Pedoman Teknis kajian
Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL, dan Keputusan Kepala Bapedal No.124 tahun
1997 tentang : Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat Dalam Penyusunan
AMDAL.

Secara umum, Tabel 14 memperlihatkan metode Pengumpulan dan jenis data sosial
budaya, ekonomi dan kesehatan masyarakat yang akan dikumpulkan.

Tabel 14.
Metode Pengumpulan Data Sosekbud dan Kesmas
Yang Diteliti dalam Studi ANDAL
Metode Pengumpulan Data
Kualitatif Kuantitatif
Wawancara Mendalam
Kajian Literatur

Data Sekunder

Survey

No Parameter

1. Demografi

- Jumlah Penduduk

- Laju pertumbuhan penduduk

- Kepadatan penduduk
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Metode Pengumpulan Data


Kualitatif Kuantitatif

Wawancara Mendalam
Kajian Literatur

Data Sekunder

Survey
No Parameter

2. Sosial Ekonomi
● ●
- Peluang Kerja &Usaha ● ●
● ● ● ●
- Pola mata pencaharian ● ● ●
- Pemilikan & Pengusaan lahan ●
- Taraf Kesejahteraan ●

- Perekonomian local
3. Sosial Budaya
● ●
- Etnis, budaya & bahasa ●


- Proses-proses sosial ● ●
- Keamanan & ketertiban ●
masyarakat

4. Kesehatan Masyarakat :
- Prevalensi ● ●
- Fasilitas kesehatan ● ●
- Sanitasi Lingkungan ● ●
- Pola Penyakit ● ●

Berikut adalah uraian mengenai metode Pengumpulan dan analisis beberapa komponen
data sosial, budaya, ekonomi dan kesehatan masyarakat.

A. Perkembangan Wilayah/Kependudukan

a. Parameter yang Diteliti

Besarnya laju pertambahan penduduk dan perkembangan wilayah di lokasi Rencana


kegiatan pembangunan ruas jalan dan sekitarnya.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

b.Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Data jumlah penduduk di semua Kecamatan yang dilalui pekerjaan ruas jalan setiap
tahun (minimal 3 tahun terakhir) merupakan data sekunder (diperoleh dari BPS atau
instansi terkait).

c.Lokasi Pengamatan dan Pengambilan Sampel

Badan Pusat Statistik (BPS), lokasi Rencana kegiatan pembangunan ruas jalan

d. Metoda Analisis Data

Data perkembangan penduduk untuk satu jangka waktu tertentu dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut:

Pt = Po ( 1 + r )n

Dengan :
Pt= Jumlah penduduk akhir tahun ke-n
Po= Jumlah penduduk pada tahun pengamatan
r = Persentase perkembangan penduduk pada akhir periode waktu t
B. Kepadatan penduduk

a. Parameter yang diteliti

Tingkat kepadatan penduduk masing-masing di Kecamatan dimana Rencana Rencana


kegiatan pembangunan ruas jalan berlokasi.

b. Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Data jumlah penduduk setiap tahun (minimal 3 tahun terakhir) dan luas masing-masing
Kecamatan diperoleh dari data sekunder (BPS atau instansi terkait).

c. Lokasi Pengambilan data

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten atau Instansi terkait lainnya.

d. Metoda Analisis Data

Data kepadatan penduduk masing-masing Kecamatan dihitung dengan menggunakan


persamaan berikut:
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Dengan :
D = Kepadatan Penduduk
P = Jumlah Penduduk ( Jiwa)
L = Luas wilayah ( Km2)
C. Rasio Beban Tanggungan

a. Parameter yang diteliti

Rasio beban tanggungan keluarga dimana Rencana Rencana kegiatan pembangunan


ruas jalan berlokasi.

b. Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Data jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur setiap tahun (minimal 3 tahun
terakhir) merupakan data sekunder yang diperoleh dari BPS atau instansi terkait.

c. Lokasi Pengambilan data

Badan Pusat Statistik (BPS) atau Instansi terkait lainnya.

d. Metoda Analisis Data

Rasio beban tanggungan keluarga dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

D. Ketenagakerjaan

a. Parameter yang Diteliti

Data yang dikumpulkan adalah jumlah penduduk yang bekerja dan jumlah penduduk
usia kerja.

b. Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Data terkait dengan ketenagakerjaan yang diperoleh dari BPS atau Instansi terkait yaitu
berupa data jumlah penduduk yang telah bekerja dan data penduduk yang masuk dalam
angkatan kerja produktif. Selain itu, data juga diperoleh dari hasil wawancara langsung
dengan responden.

c. Lokasi Pengamatan dan Pengambilan Sampel


Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Pengamatan dan pemilihan responden untuk wawancara dilakukan di Rencana kegiatan


pembangunan ruas jalan

d. Metoda Analisis Data

Data yang dikumpulkan dianalisis dengan melihat selisih antara jumlah penduduk yang
masuk dalam angkatan kerja produktif di kurangi dengan jumlah penduduk yang telah
bekerja (lihat persamaan berikut ini):

 P1560   P k
P x 100%
 P1560

Dimana:
P = tingkat pengangguran
Pk = jumlah penduduk yang bekerja
P15-60 = jumlah penduduk usia kerja

E. Tingkat kesejahteraan

a. Parameter yang Diteliti

Data yang dikumpulkan adalah data tingkat kesejahteraan penduduk yang bermukim di
sekitar lokasi rencana rencana kegiatan pembangunan ruas jalan

b. Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Data terkait dengan tingakat kesejahteraan penduduk diperoleh dari hasil wawancara
langsung dengan responden.

c. Lokasi Pengamatan dan Pengambilan Sampel

Pengamatan dan pemilihan responden untuk wawancara dilakukan di Rencana kegiatan


pembangunan ruas jalan

d. Metoda Analisis Data

Pengukuran tingkat kesejahteraan masyarakat menggunakan metode yang


dikemukakan oleh Sayogyo (1996), yaitu didasarkan pada ukuran-ukuran kemampuan
rata-rata dalam memenuhi kebutuhan kalori minimum keluarga. Sajogjo (1986),
menetapkan nilai pendapatan setara beras ≥ 640 / kg / kapita / tahun sebagai ukuran
minimal untuk dapat dikategorikan sejahtera. Sedangkan nilai pendapatan setara beras
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

< 240 / kg / kapita / tahun, tergolong sangat miskin. Kategori kesejahteraan dapat
dibuat lebih lanjut bergantung besarnya nilai pendapatan diatas nilai tersebut.

F. Ekonomi Rumah Tangga

a. Parameter yang Diteliti

Data yang dikumpulkan meliputi pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga.

b. Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data komponen ekonomi akan dilakukan dengan menghimpun data


sekunder yang diperoleh dari data monografi yang tersedia pada Kantor Pemerintah
Tingkat Desa atau Kecamatan. Untuk parameter tingkat pendapatan masyarakat
pengambilan datanya akan dilakukan secara langsung dilapangan (data primer) dengan
melakukan pencatatan yang menggunakan alat bantu kuesioner.

c. Lokasi Pengamatan dan Pengambilan Sampel

Pengamatan dan pemilihan responden untuk wawancara dilakukan di Rencana kegiatan


pembangunan ruas jalan

d. Metoda Analisis Data

Persamaan yang digunakan untuk mengetahui pendapatan perkapita responden adalah


merupakan persamaan umum sebagai berikut:

SM P
SR  dimana  AK   KK
 AK
Dimana:
SR = pendapatan perkapita responden
SM = pendapatan keluarga responden
AK = rata-rata jumlah anggota keluarga per KK
P = jumlah penduduk
KK = jumlah keluarga
Data tersebut selanjutnya dianalisis secara deskriptif dengan cara diklasifikasikan dan
disajikan dalam bentuk tabel serta uraian-uraian.

G. Persepsi Masyarakat dan Keresahan Masyarakat

a. Parameter yang diteliti


Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Parameter yang diteliti adalah tingkat persepsi masyarakat.

b. Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui wawancara langsung untuk mengetahui persepsi masyarakat


terkait Rencana Rencana kegiatan pembangunan ruas jalan.

c. Lokasi Pengamatan dan Pengambilan Sampel

Pengamatan dan pemilihan responden untuk wawancara dilakukan diRencana kegiatan


pembangunan ruas jalan.

d. Metoda Analisis Data

Persepsi masyarakat, terkait dengan kegiatan, akan dikuantitatifkan sebagaimana


persamaan berikut:

PMASY =

H. Konflik sosial

a. Parameter yang Diteliti

Parameter yang diteliti adalah intensitas konflik yang terjadi (tidak pernah, jarang,
sering, sangat sering).

b. Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan responden


yang dipilih untuk tujuan tersebut (purposive sampling)

c. Lokasi Pengamatan dan Pengambilan Sampel

Pengamatan dan pemilihan responden untuk wawancara dilakukan diRencana kegiatan


pembangunan ruas jalan.

d. Metoda Analisis Data

Data dianalisis secara deskriptif untuk menyimpulkan intensitas konflik yang terjadi di
masyarakat selama ini.

2.3.2 METODE PRAKIRAAN DAMPAK PENTING


Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Prakiraan dampak pada dasarnya adalah untuk memprakirakan besaran dampak


(magnitude) dan tingkat kepentingan dampak (importance) akibat dari suatu kegiatan.
Metode prakiraan besaran dampak penting rencana Rencana kegiatan pembangunan
ruas jalan akan dilakukan dengan berbagai metode diantaranya, metode matematis,
analogi, dan professional judgement. Dalam hal ini, metode matematis sedapat mungkin
harus digunakan jika dampak suatu kegiatan pada komponen lingkungan tertentu, telah
memiliki formula-formula matematis untuk prakiraannya.

Untuk mengetahui perubahan skala kualitas lingkungan, besar dampak (Hasil Prakiraan
dengan berbagai metode seperti (Tabel 3.15) selanjutnya, dikonversi kedalam nilai skala
kualitas lingkungan sesuai dengan Tabel Skala Kualitas Lingkungan. Untuk menentukan
prakiraan besar dampak yang ditimbulkan oleh suatau kegiatan, secara matematis
sederhana diformulasikan sebagai berikut:

Prakiraan besar dampak = KLp – KLRLA


Catatan: KLp = kualitas lingkungan hidup saat kegiatan berlangsung
KLRLA = kualitas lingkungan hidup rona awal.
Dalam hal ini, skala kualitas lingkungan ditentukan berdasarkan besaran (Magnitude)
yang besarnya diklasifikasikan menjadi 5 yaitu:
1 = Sangat kecil
2 = Kecil
3 = Sedang
4 = Besar
5 = Sangat besar
Tabel 15
Metode Prakiraan Dampak Penting
No. Dampak Pada Lingkungan Metode Prakiraan Dampak
Hidup
Komponen Biogeofisik
1 Iklim mikro Analogi
2 Kualitas Udara Matematis
3 Kebisingan Analogi dan Matematis
4 Getaran Analogi dan Matematis
5 Kemacetan Lalulintas Matematis
6 Kerusakan Jalan Matematis / professional
judgement
7 Genangan / Banjir Professional Judgement
8 Keseimbangan angkutan Matematis
sedimen
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

No. Dampak Pada Lingkungan Metode Prakiraan Dampak


Hidup
9 Muka air tanah Professional Judegement
10 Debit air sungai utama Matematis
11 Kualitas Air Analogi dan professional
judgemen
12 Penurunan Produksi Professional Judegement
13 Alih guna lahan Matematis
Komponen Biologi
14 Komposisi dan Keragaman Analogi / Matematis
jenis flora dan fauna
15 Komposisi dan Keragaman Analogi / Matematis
Jenis Biota Perairan
Komponen SOSEKBUDKESMAS
16 Perkembangan professional judgement
wilayah/penduduk
17 Kesempatan Kerja Matematis
18 Kesempatan Berusaha Analogi dan professional
judgement
19 Pendapatan masyarakat Analogi danprofessional
judgement
20 Peningkatan PAD Analogi dan professional
judgement
21 Persepsi dan Keresahan professional judgement
Masyarakat
22 Konflik sosial professional judgement
23 Prevalensi penyakit professional judgement
Untuk menyimpulkan seberapa besar perubahan lingkungan yang akan terjadi pada
parameter lingkungan tertentu dan pada waktu (t) yang diinginkan (misalnya pada
tahap konstruksi atau tahap operasi) maka, skala kualitas lingkungan pada waktu (t)
yang diinginkan – dikurangi skala kualitas lingkungan pada rona awal, atau:

∆PL = SL(t) – SL(ra)


Dengan:
∆PL = Perubahan skala lingkungan
SL(t) = Skala lingkungan pada waktu (t)
SL(ra) = Sekala lingkungan rona awal.
Nilai perubahan sekala lingkungan (∆PL) yang diperoleh kemudian di kelompokkan ke
dalam besar dampak lingkungan sebagai berikut:
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Tabel 16
Nilai besaran (magnitude) dampak lingkungan

Besaran Perubahan Besaran (magnitude) Dampak


No
Kualitas Lingkungan (∆PL) Lingkungan
1 0 Dampak sangat kecil
2 1 Dampak kecil
3 2 Dampak sedang
4 3 Dampak besar
5 4 Dampak sangat besar

Selain besaran (magnitude) dampak, juga perlu dilakukan prakiraan sifat penting
dampak, yang didasarkan pada: Tujuh Kriteria Dampak Penting. Dalam hal ini, dampak
lingkungan dinyatakan penting apabila satu atau lebih komponen/indikator/parameter
lingkungan memenuhi kriteria dampakpenting sebagaimana Keputusan Kepala Bapedal
No. Kep 056/1994 tentang Pedoman Mengenai Dampak Penting, dan sifat penting
dampak sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
2012 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup sebagaimana
sebagaimana Tabel 17.

Tabel 17.
Kriteria Dampak Penting Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan No. 56 Tahun 1994 dan PP 27 Tahun 2012

Ukuran Dampak
No Kriteria Dampak Penting
Penting
1 Jumlah manusia Jumlah manusia di wilayah studi yang terkena
terkena dampak dampak lingkungan tetapi tidak menikmati
manfaat proyek, sama atau lebih besar dari
jumlah manusia yang menikmati proyek.
2 Luas wilayah Kegiatan proyek mengakibatkan adanya
persebaran wilayah yang mengalami perubahan
dampak mendasar dari segi intensitas dampak atau
segi kumulatif dampak.
3 Intensitas dan  Kegiatan proyek akan menyebabkan
Lamanya dampak perubahan sifat-sifat fisik atau hayati
berlangsung lingkungan yang melampaui baku mutu
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Ukuran Dampak
No Kriteria Dampak Penting
Penting
lingkungan menurut peraturan
perundang-undangan.
 Kegiatan proyek akan menyebabkan
perubahan mendasar pada komponen
lingkungan yang melampaui kriteria yang
diakui, berdasarkan pertimbangan ilmiah.
 Kegiatan proyek akan mengakibatkan
spesies-spesies yang langka dan atau
endemik dan atau dilindungi menurut
peraturan perundangan yang berlaku,
terancam punah atau habitatnya
mengalami kerusakan.
 Kegiatan proyek menimbulkan kerusakan
atau gangguan terhadap kawasan lindung
(hutan lindung, cagar alam, taman
nasional, suaka margasatwa dan
sebagainya) yang ditetapkan menurut
peraturan perundang-undangan.
 Kegiatan proyek akan merusak atau
memusnahkan benda-benda dan
bangunan peninggalan sejarah yang
bernilai tinggi.
 Kegiatan proyek akan mengakibatkan
konflik atau kontroversi di kalangan
masyarakat, pemerintah daerah atau
pemerintah pusat.
 Kegiatan proyek mengubah atau
memodifikasi areal yang mempunyai nilai
keindahan alami yang tinggi.
4 Banyaknya Kegiatan proyek menimbulkan dampak
komponen sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang
lingkungan lain jumlah komponennya lebih atau sama dengan
yang terkena komponen lingkungan yang terkena dampak
dampak primer.
5 Sifat kumulatif  Dampak lingkungan berlangsung berulang
dampak kali dan terus menerus, sehingga pada
kurun waktu tertentu tidak dapat
diasimilasi oleh lingkungan alam atau
sosial yang menerimanya.
 Beragam dampak lingkungan bertumpuk
dalam suatu ruang tertentu, sehingga
tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Ukuran Dampak
No Kriteria Dampak Penting
Penting
alam atau sosial yang menerimanya.
 Dampak lingkungan dari berbagai sumber
kegiatan menimbulkan efek yang saling
memperkuat (sinergetik).
6 Berbalik atau tidak Perubahan yang akan dialami oleh komponen
berbaliknya lingkungan tidak dapat dipulihkan kembali
dampak walaupun dengan intervensi manusia.
7 Kriteria lain sesuai Kriteria ini akan berubah sesuai dengan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
perkembangan tenologi
ilmu pengetahuan
dan teknologi
Secara umum, Ringkasan Metode Studi tersaji pada Lampiran 27, sedangkan uraian dari
masing-masing metode prakiraan dampak yang digunakan adalah sebagai berikut:

2.2.1. Biogeofisik

A. Iklim Mikro

i. Metode Prakiraan Dampak

Metode yang digunakan untuk prediksi perubahan iklim mikro adalah metode analogi.

ii. Data yang dibutuhkan

Data suhu udara lokal (iklim mikro) di lokasi analogi, dan data suhu udara pada rona
awal di lokasi studi dengan kondisi vegetasi saat rona awal.

iii. Metode Pengumpulan data

Pengamatan langsung di lapangan terhadap suhu udara pada kondisi rona awal, dan
pengamatan suhu udara pada lokasi yang telah dibangun(yang merupakan analogi
daerah yang telah dibangun).

iv. Metode analisis data

Derajat perbedaan suhu udara antara lokasi pada rona awal versus lokasi tanpa vegetasi
(lokasi analogi daerah pembangunan) hasil pengamatan lapangan, dijadikan dasar
dalam memprakirakan dampak perubahan suhu udara di lokasi rencana kegiatan
pembangunan ruas jalan.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

B. Kualitas udara

i. Metode Prakiraan Dampak

Metode yang digunakan untuk prediksi perubahan kualitas udara di lokasi rencana
kegiatan pembangunan ruas jalan dan sekitarnya, adalah metode matematis.

ii. Data yang dibutuhkan

 Untuk prediksi dampak penurunan kualitas udara pameter debu, dibutuhkan data
silt content (%), asumsi kecepatan kendaraan (mile/jam), asumsi berat kendaraan
(ton), jumlah roda kendaraan, dan jumlah hari tidak hujan.
 Untuk prediksi dampak penurunan kualitas udara pameter gas buang, data yang
dibutuhkan adalah data: Faktor Emisi, Intensitas kegiatan persatuan waktu, dan
Efisiensi pengurangan polutan oleh sistem pengendali dalam alat (%)

iii. Metode Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dari pemrakarsa, data dari BMKG, data
hasil analisis lab, data asumsi dan data dari sumber lain.

iv. Metode analisis data

Untuk menduga besarnya perubahan kualitas udara parameter debu yang ditimbulkan
oleh kendaraan pengangkut material, digunakan persamaan Empiris US EPA, 1975
sebagai berikut:

eu= 5,9 (s/12) (S/30) (W/7)0,7 (w/4)0,5 (d/365)

Dengan :

eu = silt content (%)


S = kecepatan kendaraan (mile/jam)
W = berat kendaraan (ton)
w = jumlah roda kendaraan
d = jumlah hari tidak hujan
Untuk menduga besarnya perubahan kualitas udara parameter debu akibat tiupan angin
pada kegiatan-kegiatan terkait dengan Rencana kegiatan pembangunan ruas jalan,
digunakan pendekatan, hubungan antara kecepatan angin di lokasi kegiatan dengan
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

konsentrasi debu jatuh (ton/km2/bulan) (Gambar 3.2) dan hubungan antara


kelembaban tanah dengan konsentrasi debu jatuh (ton/km 2/bulan) (Gambar 3.2) hasil
penelitian Amalia, 2009.

Gambar 2.

Korelasi antara kecepatan angin dengan konsentrasi debu jatuh (dust fall) pada tanah
Inceptisols

Gambar 3.

Korelasi antara konsentrasi debu jatuh (dust fall) dengan kelembaban tanah

Untuk perhitungan dampak terhadap kualitas udara parameter emisi gas buang
dilakukan dengan memanfaatkan formula-formula baku yang lazim dalam penelaahan
komponen lingkungan yang bersangkutan. Jumlah emisi gas dari alat-alat berat dan truk
yang dioperasikan pada kegiatan proyek dapat ditentukan menggunakan faktor emisi
dari sumber emisi berdasarkan persamaan berikut (Godish, 2004., KLH, 2007).

Q = EF x A x (1 –ER/100)
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Di mana :
Q = Laju emisi gas atau jumlah polutan yang di emisikan persatuan waktu
EF = Faktor Emisi
A = Intensitas kegiatan persatuan waktu
ER = Efisiensi pengurangan polutan oleh sistem pengendali dalam alat (%)
C. Kebisingan

i. Metode Prakiraan Dampak

Metode yang digunakan untuk prediksi besarnya tingkat kebisingan di lokasi rencana
kegiatan pembangunan ruas jalandan sekitarnya, adalah metode analogi dan matematis

ii. Data yang dibutuhkan

 Jumlah dan jenis kendaraan/alat-alat berat yang akan dioperasikan.


 Intensitas operasi dari kendaraan dan alat-alat berat tersebut.
 Data tingkat kebisingan masing-masing jenis kendaraan dan alat berat.

iii. Metode Pengumpulan data

 Pengumpulan data sekunder dari Pemrakarsa.


 Pengumpulan data dari berbagai literatur

iv. Metode analisis data

Data yang dikumpulkan dari pemrakarsa, digunakan untuk memprediksi besarnya


tingkat kebisingan di lokasi kegiatan dan sekitarnya. Untuk prakiraan tingkat kebisingan
yang diakibatkan oleh suara yang ditimbulkan oleh truk-truk pengangkut material,
diasumsikan bahwa, terdapat kemungkinan 3 truk atau alat berat yang bekerja secara
bersamaan maka, superposisi ketiga truk tersebut adalah:

L1 L2 L3
L = 10 log (10 10
10 10  10 10 )
Untuk menghitung berapa besar tingkat kebisingan (linesource) yang akan diterima oleh
penerima dampak pada jarak tertentu digunakan rumus:

Lp = Lw-20 log 10 (r) – 5 dB (Bruel, 2000 dalam KLH, 2009).

Dimana :
Lp : Tingkat kekuatan suara pada jarak r (dB)
Lw : Tingkat kekuatan suara pada sumber (dB)
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

R : Jarak sumber suara (m)

D. Getaran

i. Metode Prakiraan Dampak

Metode yang digunakan untuk prediksi besarnya tingkat getaran di lokasi Rencana
kegiatan pembangunan ruas jalan dan sekitarnya, adalah metode analogi dan matematis.

ii. Data yang dibutuhkan

 Jumlah dan jenis kendaraan/alat-alat berat yang akan dioperasikan.


 Intensitas operasi dari kendaraan dan alat-alat berat tersebut.
 Data tingkat getaran masing-masing jenis kendaraan dan alat berat.

iii. Metode Pengumpulan data

 Pengumpulan data sekunder dari Pemrakarsa.


 Pengumpulan data dari berbagai literatur

iv. Metode analisis data

Data yang dikumpulkan dari pemrakarsa dan berbagai literatur, digunakan untuk
memprediksi besarnya tingkat getaran di lokasi kegiatan dan sekitarnya. Jika jumlah alat
yang menimbulkan getaran beroperasi lebih dari satu unit secara bersamaan maka,
digunakan rumus superposisi sebagaimana pada prakiraan dampak tingkat kebisingan
di atas. Hasil prakiraan dampak getaran ini, selanjutnya dibandingkan dengan baku
tingkat getaran (KEPMEN LH Nomor 49 Tahun 1996).

E. Kemacetan Lalulintas

i. Metode Prakiraan Dampak

Metode yang digunakan untuk prediksi besarnya tingkat kemacetan lalulintas di lokasi
Rencana kegiatan pembangunan ruas jalan dan sekitarnya, adalah metode matematis
dan professional judgement.

ii. Data yang dibutuhkan

 Jumlah dan jenis kendaraan/alat-alat berat yang akan dioperasikan.


 Asumsi kecepatan kendaraan
 Intensitas operasi dari kendaraan dan alat-alat berat tersebut.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

 Data lebar jalan dan bahu jalan.

iii. Metode Pengumpulan data

 Pengumpulan data sekunder dari Pemrakarsa.


 Pengumpulan data dari berbagai literatur
 Hasil pengukuran/pengamatan lapangan

iv. Metode analisis data

Menghitung Derajat kejenuhan (DS) , yakni ratio antara arus total kendaraan dalam
waktu tertentu (Q) dengan kapasitas jalan (C), dengan rumus:

DS = Q/C

dimana :
DS = Derajat Kejenuhan
Q = Arus total kendaraan dalam waktu tertentu (smp/jam)
C = Kapasitas Jalan (smp/jam)

F. Kerusakan Jalan

i. Metode Prakiraan Dampak

Metode yang digunakan untuk prediksi besarnya tingkat kerusakan jalanpada jalan-
jalan yang dilalui pengangkut kendaraan material rencana kegiatan pembangunan ruas
jalan, adalah metode matematis dan professional judgement.

ii. Data yang dibutuhkan

 Jumlah dan jenis kendaraan/alat-alat berat yang akan dioperasikan.


 Asumsi kecepatan kendaraan
 Asumsi berat muatan
 Intensitas operasi dari kendaraan dan alat-alat berat tersebut.

iii. Metode Pengumpulan data

 Pengumpulan data sekunder dari Pemrakarsa.


 Pengumpulan data dari berbagai literatur

iv. Metode analisis data

Prosentasi kerusakan jalan di peroleh dengan formula sebagai berikut:


Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Jumlah kendaraan yang dibangkitkan x angka ekuivalen


Kerusakan jalan  x 100%
AE18KSAL

Jika formula tersebut tidak dapat digunakan karena kurangnya data/informasi terkait
maka, tingkat kerusakan jalan akan diprakirakan dengan metode Professional
judegement.

G. Debit Air Sungai Utama

i. Metode Prakiraan Dampak

Metode yang digunakan untuk prakiraan besarnya penurunan debit air sungai adalah
metode matematis.

ii. Data yang dibutuhkan

 Data rona awal debit air Sungai Balantieng


 Data luas areal DAS Tanabu 1 dan Tanabu 4
 Data prediksi curah hujan rata-rata tahunan
 Data hasil prediksi debit permukaan

iii. Metode Pengumpulan data

 Pengumpulan data sekunder dari Pemrakarsa.


 Pengumpulan data iklim dari BMKG atau sumber lain misalnya data TRMM
(Tropical Rainfall Measuring Mission) 3B43 Level-3 akuisisi Tahun 2001 - 2014,
TRMM Online Visualization and Analysis System (TOVAS), NASA
 Data Dimensi luas penampang Sungai Bagian Hilir.
 Pengukuran lapangan untuk data dimensi penampang sungai.

iv. Metode analisis data

Besarnya debit air permukaan di daerah bagian hilir Sungai Balantieng, diprakirakan
dengan menggunaan formula sebagai berikut:

Dsu  Dtot  Dsb

Dimana :
Dsu  Penurunan debit air sungai utama
Dtot = Debit air tanpa Intake
Dsb =Debit air setelah ada Intake
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

H. Alih Guna Lahan

i. Metode Prakiraan Dampak

Metode yang digunakan untuk prakiraan besarnya alih guna lahan adalah merode
Professional judegement.

ii. Data yang dibutuhkan

 Data rona awal kondisi lahan, termasuk jenis penggunaan lahan areal.
 Data luas areal yang akan dibangun.

iii. Metode Pengumpulan data

 Data rona awal kondisi lahan, termasuk jenis penggunaan lahan areal, diperoleh
dari hasil kunjungan lapangan dan peta penggunaan lahan.
 Data luas areal diperoleh dari pemrakarsa.

iv. Metode analisis data

Besarnya alih guna lahan akibat dibangunnya ruas jalan, dengan mengasumsikan, luas
sama dengan besarnya alih guna lahan.

3.2.2 Biologi

A. Komposisi jenis flora dan fauna

i. Metode Prakiraan Dampak

Metode yang digunakan untuk prediksi perubahan komposisi jenis flora dan fauna
terkait dengan kegiatan rencana kegiatan pembangunan ruas jalan adalah metode
analogi / professional judgement.

ii. Data yang dibutuhkan

 Data luas areal yang akan dikerjakan.


 Data komposisi jenis flora dan fauna pada rona awal

iii. Metode Pengumpulan data

 Data luas areal yang diperoleh dari pemrakarsa


Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

 Data komposisi jenis flora dan fauna pada rona awal diperoleh dari hasil
pengamatan lapangan

iv. Metode analisis data

Dengan asumsi bahwa areal akan menyebabkan hilangnya semua jenis flora dan fauna
maka, luas areal yang digenangi menyebabkan berubahnya secara total komposisi jenis
flora dan fauna pada daerah tersebut. Hasil prakiraan dibandingkan dengan data
komposisi jenis flora dan fauna pada rona awal.

B. Komposisi jenis biota perairan

i. Metode Prakiraan Dampak

Metode yang digunakan untuk prediksi perubahan komposisi biota perairan terkait
dengan kegiatan rencana kegiatan pembangunan ruas jalan adalah metode analogi /
Professional judegement

ii. Data yang dibutuhkan

 Data tingkat pencemaran air permukaan (air genangan), terkait dengan kegiatan
dekomposisi bahan organik pada areal tersebut.
 Data komposisi jenis biota perairan pada rona awal

iii. Metode Pengumpulan data

 Data tingkat pencemaran air permukaan, diperoleh dari hasil prakiraan


 Data komposisi jenis biota perairan pada rona awal diperoleh dari hasil
pengamatan lapangan dan analisis laboratorium terhadap plankton dan benthos

iv. Metode analisis data

Diasumsikanbahwa pencemaran air permukaan akan menyebabkan terganggunya biota


perairan. Karena itu, dengan mengetahui tingkat pencemaran air permukaan yang akan
terjadi dengan dilakukannya maka, ahli biota perairan dapat memprakirakan penurunan
komposisi jenis biota perairan akibat dari kegiatan penggenangan tersebut. Hasil
prakiraan ahli, selanjutnya dibandingkan dengan data komposisi jenis biota perairan
pada rona awal.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

3.2.3 Sosekbudkesmas

A. Perkembangan Wilayah/Penduduk

i. Metode Prakiraan Dampak

Metode yang digunakan untuk prakiraan perkembangan wilayah/penduduk terkait


dengan kegiatan pembangunan di lokasi rencana kegiatan pembangunan ruas jalandan
sekitarnya adalah metode professional judgement.

ii. Data yang dibutuhkan

 Data kualitatif mengenai kondisi wilayah disekitar areal rencana Rencana kegiatan
pembangunan ruas jalandan sekitarnya pada rona awal.
 Data jumlah karyawan yang akan direkrut.
 Data analogi, terkait kondisi perkembangan wilayah daerah yang memiliki Lokasi
analogi, diupayakan berlokasi sedekat mungkin dengan lokasi rencana kegiatan
pembangunan ruas jalan, jika data tersedia.

iii. Metode Pengumpulan data

 Data kualitatif mengenai kondisi wilayah disekitar areal rencana Rencana kegiatan
pembangunan ruas jalan pada rona awal, diperoleh dari hasil pengamatan
lapangan.
 Data jumlah karyawan yang akan direkrut untuk bekerja pada tahap konstruksi
diperoleh dari pemrakarsa
 Data analogi, terkait kondisi perkembangan wilayah daerah dari hasil referensi
yang tersedia.

iv. Metode analisis data

Dengan tersedianya data yang dibutuhkan, sebagaimana tersebut di atas maka, ahli
Sosial Ekonomi dapat memprakirakan tingkat perkembangan wilayah lokasi rencana
Rencana kegiatan pembangunan ruas jalan dan sekitarnya saat operasionalisasi Hasil
prakiraan dibandingkan dengan data tingkat perkembangan wilayah pada rona awal.

B. Kesempatan Kerja

i. Metode Prakiraan Dampak


Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Metode yang digunakan untuk prakiraan tersedianya kesempatan kerja terkait dengan
kegiatan rencana kegiatan pembangunan ruas jalan adalah metodeanalogi dan
professional judgement.

ii. Data yang dibutuhkan

 Data jumlah karyawan yang akan direkrut.


 Data mengenai persentase penduduk lokal yang akan direkrut sebagai karyawan

iii. Metode Pengumpulan data

 Data jumlah karyawan yang akan direkrut oleh pengelola, diperoleh dari
pemrakarsa.
 Data mengenai persentase penduduk lokal yang berpotensi direkrut sebagai
karyawan, diperoleh dari data sekunder dari instansi terkait.

iv. Metode analisis data

Dengan tersedianya data yang dibutuhkan sebagaimana tersebut di atas maka, dengan
metode professional judgementjumlah kesempatan kerja dapat diprakirakan, dengan
asumsi bahwa, jumlah karyawan yang diterima akan sama dengan jumlah kesempatan
kerja yang tersedia.

C. Kesempatan Berusaha

i. Metode Prakiraan Dampak

Metode yang digunakan untuk prakiraan tersedianya kesempatan berusaha terkait


dengan kegiatan rencana kegiatan pembangunan ruas jalan adalah metode analogi dan
Professional judgement.

ii. Data yang dibutuhkan

 Data jumlah karyawan yang akan direkrut.


 Data analogi mengenai jumlah kesempatan kerja yang akan tersedia sejenis dari
lokasi lain.

iii. Metode Pengumpulan data

 Data jumlah karyawan yang akan direkrut oleh pengelola, diperoleh dari
pemrakarsa.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

 Data analogi mengenai jumlah kesempatan berusaha yang akan tercipta dari lokasi
lain.

iv. Metode analisis data

Dengan tersedianya data yang dibutuhkan sebagaimana tersebut di atas maka, ahli
Sosial ekonomi dapat memprakirakan jumlah kesempatan berusaha.

D. Pendapatan masyarakat

i. Metode Prakiraan Dampak

Metode yang digunakan untuk prakiraan tingkat pendapatan penduduk (tenaga kerja
dan masyarakat yang membukan usaha) terkait dengan kegiatan rencana kegiatan
pembangunan ruas jalan adalah metode analogi dan Professional judgement.

ii. Data yang dibutuhkan

 Data asumsi mengenai jumlah gaji/upah karyawan, tenaga kontrak dan tenaga
buruh yang bekerja.
 Data analogi dari lokasi Rencana kegiatan pembangunan ruas jalan yang lain,
mengenai tingkat pendapatan penduduk yang membuka usaha, terkait dengan
operasionalisasi dari daerah lain tersebut.

iii. Metode Pengumpulan data

 Data jumlah tenaga kerja yang akan direkrut diperoleh dari pemrakarsa.
 Data analogi mengenai jumlah kesempatan berusaha yang akan tercipta.

iv. Metode analisis data

Dengan tersedianya data yang dibutuhkan sebagaimana tersebut di atas maka, ahli
Sosial ekonomi dapat memprakirakan tingkat pendapatan masyarakat, baik yang
bekerja, maupun penduduk yang membuka usaha.

F. Persepsi dan keresahan masyarakat

i. Metode Prakiraan Dampak

Metode yang digunakan untuk memprakirakan tingkat persepsi dan keresahan


masyarakat terkait dengan kegiatan rencana kegiatan pembangunan ruas jalan adalah
metode Professional judgement.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

ii. Data yang dibutuhkan

 Data kualitatif (persentase) masyarakat yang berpersepsi negatif/positif pada rona


awal, terkait dengan rencana kegiatan.
 Data asumsi (kualitatif) mengenai persetase masyarakat yang berpersepsi
positif/negatif terkait dengan jenis kegiatan tertentu yang dilakukan oleh
pemrakarsa
iii. Metode Pengumpulan data
 Data kualitatif (persentase) masyarakat yang berpersepsi negatif/positif pada rona
awal, terkait dengan rencana kegiatan, diperoleh melalui hasil wawancara
langsung dengan masyarakat.
 Data kualitatif mengenai persetase masyarakat yang berpersepsi positif/negatif
terkait dengan jenis kegiatan tertentu yang dilakukan oleh pemrakarsa dalam
proses pembangunan.

iv. Metode analisis data

Dengan tersedianya data yang dibutuhkan sebagaimana tersebut di atas maka, ahli
Sosial ekonomi dapat memprakirakan dan mendeskripsikanpersepsi dan keresahan
masyarakat terkait rencana kegiatan. Hasil prakiraan persepsi masyarakat pada saat
kegiatan berlangsung, dibandingkan dengan data persepsi dan keresahan masyarakat
pada rona awal.

G. Konflik sosial

i. Metode Prakiraan Dampak

Metode yang digunakan untuk memprakirakan intensitas konflik sosial yang akan
timbul terkait dengan kegiatan rencana kegiatan pembangunan ruas jalan adalah
metode Professional judgement.

ii. Data yang dibutuhkan

 Data kualitatif mengenai intensitas konflik sosial yang ada pada saat ini (rona
awal).
 Data asumsi mengenai intensitas konflik sosial, pada saat kegiatan terkait dengan
rencana kegiatan berlangsung.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

iii. Metode Pengumpulan data

 Data kualitatif mengenai intensitas konflik sosial yang ada pada saat ini (rona
awal), diperoleh melalui wawancara langsung dengan masyarakat lokal.
 Data mengenai intensitas konflik sosial, pada saat kegiatan terkait dengan
pembangunan rencana kegiatan berlangsung, adalah merupakan data asumsi atau
data analogi dengan kegiatan sejenis.

iv. Metode analisis data

Dengan tersedianya data yang dibutuhkan sebagaimana tersebut di atas maka, ahli
Sosial ekonomi dapat memprakirakan dan mendeskripsikan intensitas konflik sosial
terkait rencana kegiatan. Hasil prakiraan intensitas konflik sosial pada saat kegiatan
berlangsung, dibandingkan dengan data intensitas konflik sosial pada rona awal.

H. Prevalensi penyakit

i. Metode Prakiraan Dampak

Metode yang digunakan untuk memprakirakan prevalensi jenis penyakit tertentu yang
akan timbul terkait dengan kegiatan rencana kegiatan pembangunan ruas jalan adalah
metode Professional judgement.

ii. Data yang dibutuhkan

 Data 10 jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di Rencana
kegiatan pembangunan ruas jalan
 Data asumsi dan analogi peningkatan jumlah penderita penyakit tertentu, karena
terpapar oleh dampak berupa penurunan kualitas udara dan atau kualitas air.

iii. Metode Pengumpulan data

 Data 10 jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk, diperoleh dari
PUSKESMAS
 Data peningkatan jumlah penderita penyakit tertentu, karena terpapar oleh
dampak berupa penurunan kualitas udara dan atau kualitas air, adalah merupakan
data asumsi dan analogi, atau data yang diperoleh dari referensi terkait.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

iv. Metode analisis data

Dengan tersedianya data yang dibutuhkan sebagaimana tersebut di atas maka, ahli
Sosial ekonomi, budaya dan kesmas dapat memprakirakan dan mendeskripsikan
peningkatan penderita jenis penyakit tertentu terkait dengan rencana pembangunan
ruas jalan. Hasil prakiraan peningkatan penderita jenis penyakit tertentu tersebut,
dibandingkan dengan data penderita penyakit sejenis pada rona awal.

3.5.3. METODE EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

Evaluasi dampak penting dimaksudkan untuk menilai secara holistik, semua Dampak
Penting Hipotetik yang akan terjadi pada lingkungan hidup akibat rencana kegiatan
pembangunan ruas jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Prov. Sulbar (mulai dari tahap
pra-konstruksi sampai tahap operasional). Dalam hal ini, hasil evaluasi dampak secara
holistik tersebut akan memberikan jawaban terhadap: i) jenis kegiatan yang
menimbulkan dampak paling dominan, ii) keterkaitan antar dampak dan iii) areal atau
komponen lingkungan yang perlu mendapat perhatian khusus, terkait dengan intensitas
dampak yang diterimanya.

Sesuai Lampiran I, Permen LH No. 16 Tahun2012 tentang Pedoman Penyusunan


Dokumen Lingkungan Hidup, Evaluasi Secara Holistik terhadap dampak lingkungan
yang terjadi dilakukan untuk menentukan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan
hidup. Dalam PERMEN LH ini, tidak dicantumkan jenis Metode Evaluasi Dampak yang
harus digunakan, yang penting, metode evaluasi dampak yang digunakan tersebut
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional
dan mematuhi kaidah-kaidah ilmiah metode evaluasi dampak penting dalam AMDAL.

Pada kajian AMDAL ini, metode evaluasi dampak penting yang akan digunakan
mengadopsi Metode Evaluasi Dampak Environmental Resources Management (ERM)
yang telah dimodifikasi (Yahya Husin, 2013), yang dipadukan dengan metode evaluasi
dampak menggunakan Metode Bagan Alir Keterkaitan Dampak. Penggabungan kedua
metode evaluasi dampak ini, dimaksudkan untuk saling melengkapi kelemahan dan
kelebihan masing-masing metode.

Evaluasi dampak penting dengan metode ERM tersebut dilaksanakan dengan


mempertimbangkan: Besaran Dampak, Sensivitas Penerima Dampak, Peluang Kejadian
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Dampak, Kerawanan Dampak dan akhirnya, sampai pada Sifat Penting Dampak. Dengan
bantuan Bagan Alir KeterkaitanDampak Penting Hipotetik, sifat penting dampak yang
diperloleh melalui metode ERM dievaluasi secara holistik dengan memperhatikan arah
aliran dampak. Diagram alir pelaksanaan evaluasi dampak penting hipotetik metode
ERM (modifikasi) tersebut tersaji pada Gambar 4 berikut.

· Diabaikan Sensitivitas · Rendah Peluang · Sangat Kecil


Besaran · Kecil · Kecil
· Sedang
Penerima · Sedang Kejadian · Sedang
Dampak
· Besar Dampak · Tinggi Dampak · Besar

· Sangat Rendah
Kerawanan · Rendah
· Sedang
Dampak · Tinggi
· Sangat Tinggi

· Diabaikan
Sifat · Minor
Penting · Moderat
Dampak · Mayor
· Kritisi

Gambar 4
Diagram alir pelaksanaan evaluasi dampak penting secara holistik dengan metode ERM
modifikasi
Besaran dampak mencakup semua hal dari hasil prakiraan dampak yang terdiri dari
dimensi-dimensi berikut ini :

 Sifat perubahan : apa yang dipengaruhi dan bagaimana


 Besar dampak dan intensitas dampak
 Persebaran geografis dampak
 Lama dampak berlangsung, frekuensi dan berbalik-tidaknya dampak
Oleh karena itu besaran dampak akan mendeskripsikan perubahan aktual yang
diprakirakan terjadi terhadap reseptor atau sumberdaya. Pemeringkatan besaran
dampak mempertimbangkan berbagai dimensi tersebut diatas untuk menentukan
apakah dampak tergolong :
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

 Diabaikan (negligible),
 Kecil (small),
 Sedang (medium), dan
 Besar (large).

Sensivitas penerima dampak. Terdapat banyak faktor yang perlu dipertimbangkan


dalam evaluasi sifat penerima dampak yaitu terhadap lingkungan fisik, biologi maupun
manusia :

 Apabila penerima dampak adalah lingkungan fisik (misalnya badan perairan)


maka kualitas, tingkat penting (importance) dan sensitifitasnya terhadap
perubahan akan menjadi bahan pertimbangan.
 Apabila penerima dampak adalah lingkungan biologi maka tingkat penting
(misalnya tingkat penting untuk lokal, regional atau internasional) dan
sensitifitasnya terhadap dampak menjadi bahan pertimbangan.
 Apabila penerima dampak adalah manusia maka tingkat sensitifitas komunitas
masyarakat (kelompok sosial)akan menjadi bahan pertimbangan termasuk
kemampuan adaptasi dan mengelola pengaruh dari dampak yang timbul.
Terdapat pula faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam evaluasi sifat
komponen lingkungan penerima dampak yaitu status proteksi secara hukum, kebijakan
pemerintah, nilai ekonomi dan pendapat pemangku kepentingan.

 Kategori sensitifitas komponen lingkungan penerima dampak dikelompokan:

 Rendah (low)
 Sedang (medium)

 Tinggi (high)

Peluang kejadian dampak (likelihood). Untuk peristiwa (event) yang telah diketahui
akan terjadi dan merupakan dasar dalam proses evaluasi dampak potensial,
diasumsikan bahwa DPH yang diidentifikasi akan terjadi dengan peluang kejadian 100%
(berdasarkan pengalaman dan/atau bukti-bukti dampak tersebut pernah terjadi
sebelumnya). Sedangkan, untuk peristiwa yang belum diketahui kemungkinan
terjadinya, maka peluang kejadiannya ditentukan dengan menggunakan skala kualitatif
seperti dikemukakan pada Tabel berikut ini:
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Tabel 18
Kriteria dan defenisi peluang kejadian dampak
Peluang Kejadian Definisi
Sangat Kecil Suatu peristiwa kemungkinan terjadinya sangat kecil,
namun dapat terjadi suatu waktu dalam kondisi operasi
normal; Misalnya: pernah didengar peristiwa tersebut
terjadi pada suatu industri
Kecil Suatu peristiwa mungkin terjadi suatu waktu dalam
kondisi operasi normal; Misalnya: peristiwa pernah terjadi
sebelumnya di perusahaan
Sedang Suatu peristiwa sangat mungkin terjadi dalam kondisi
operasi normal; Misalnya: peristiwa terjadi beberapa kali
dalam setahun di perusahaan
Tinggi Suatu peristiwa akan terjadi dalam kondisi operasi normal
(tidak dapat dihindari/inevitable); Misalnya: peristiwa
terjadi berulang-kali dalam satu tahun pada suatu lokasi di
perusahaan
Kerawanan dampak (severety). Kerawanan Dampak ditentukan dengan
membandingkan besaran dampak (magnitude) terhadap sensitifitas penerima dampak
seperti ditunjukkan pada Tabel berikut:
Tabel 19
Identifikasi kerawanan dampak (severity)
  Sentifitas Penerima Dampak
Rendah Sedang Tinggi
Diabaikan Sangat Rendah Rendah Rendah
Dampak
Besaran

Kecil Sangat Rendah Sedang Sedang


Sedang Rendah Tinggi Tinggi
Besar Medium Tinggi Sangat Tinggi

Sifat penting dampak (significance). Sifat penting dampak selanjutnya ditentukan


dengan melakukan evaluasi tingkat kerawanan dampak (severity) terhadap peluang
kejadian dampak (likelihood) seperti ditunjukkan pada Tabel berikut ini:

Tabel 20
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Sifat penting dampak (significance)


  Peluang Kejadian Dampak
Sangat Kecil Sedang Tinggi
Kecil
Tingkat Kerawanan Dampak

Sangat Diabaikan Diabaikan Diabaikan Diabaikan


Rendah
Rendah Diabaikan Diabaikan Diabaikan -Minor
Minor
Minor -
Sedang Minor Minor Moderat
Moderat
Minor
Tinggi Moderat Mayor Mayor
-Moderat
Sangat Moderat-
Mayor Mayor Kritis
Tinggi Mayor

Sifat penting dampak (diabaikan, minor, moderat, mayor, dan kritis) tersebut
selanjutnya didefenisikan sebagai berikut :

Sifat Penting Dampak Definisi


Dampak Diabaikan Besarnya perubahan hampir sama dengan variasi
alami
Dampak Minor Terdeteksi adanya dampak tetapi tidak penting
Dampak Moderat Penting; dampak dapat ditanggulangi. Sejauh
memungkinkan dampak harus dikelola
Dampak Mayor Sangat Penting; dampak dapat ditanggulangi;
dampak harus dikelola.
Dampak Kritis Tidak dapat ditoleransi; dampak tidak dapat
ditanggulangi; perlu alternatif – proyek tidak
dapat dilanjutkan
Dampak yang tergolong “Diabaikan” atau “Minor” tidak memerlukan adanya tambahan
pengelolaan atau tindakan-tindakan penanggulangan dampak (berdasarkan besaran,
dampaknya tergolong kecil, atau sensitifitas komponen penerima dampak tergolong
rendah dan/atau pengendalian yang memadai sudah dicakup didalam desain proyek),
oleh karena itu dampak jenis ini tergolong dampak “tidak penting”. Dampak yang
tergolong “Moderat” atau “Mayor”memerlukan pelaksanaan pengelolaan atau tindakan-
tindakan penanggulangan dampak lebih lanjut, oleh karena itu dampak jenis ini
tergolong “penting”.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Dampak yang tergolong “mayor” selalu memerlukan pengelolaan lebih lanjut atau
tindakan-tindakan penanggulangan dampak untuk meminimalkan atau mengurangi
dampak sampai batas yang dapat diterima (acceptable level). Batas yang dapat diterima
adalah menurunkan sifat penting dampak dari “mayor” ke “moderat” setelah dilakukan
mitigasi dampak. Apabila sifat penting dampak “mayor” tidak dapat diturunkan lebih
lanjut, maka diperlukan serangkaian tindakan antara lain: pengelolaan dampak selama
tahap operasi atau pada tahap pasca operasi (misalnya revegetasi sebidang lahan yang
tidak dipergunakan lagi untuk kegiatan proyek), program CSR dan/atau pelaksanaan
strategi kompensasi (offset) keanekaragaman hayati.

Pengelolaan dampak yang bersifat “moderat” ditekankan pada pemilihan upaya


penanggulangan yang dapat menunjukkan dampak dapat diturunkan ke tingkat “as low
as reasonably practicable” (ALARP).

Dampak yang dievaluasi tergolong sebagai dampak “kritis”, tidak dapat dikelola atau
ditanggulangi oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi alternatif untuk meniadakan
sumber dampak.

Berdasarkan hasil telaahan tersebut di atas, selanjutnya dilakukan telaahan atas


berbagai opsi pengelolaan dampak lingkungan yang mungkin dilakukan, ditinjau dari
ketersediaan opsi pengelolaan terbaik (best available technology), kemampuan
pemrakarsa untuk melakukan opsi pengelolaan terbaik (best achievable technology) dan
relevansi opsi pengelolaan yang tersedia dengan kondisi lokal. Dari hasil telaahan ini,
selanjutnya dirumuskan arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang
menjadi dasar bagi penyusunan RKL-RPL yang lebih detail/rinci dan operasional.

Arahan pengelolaan dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan yang menimbulkan


dampak, baik komponen kegiatan yang paling banyak memberikan dampak turunan
(dampak yang bersifat strategis) maupun komponen kegiatan yang tidak banyak
memberikan dampak turunan. Arahan pemantauan dilakukan terhadap komponen
lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi
penaatan (compliance), kecenderungan (trendline) dan tingkat kritis (critical level) dari
suatu pengelolaan lingkungan hidup.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

3.5.4. METODE PENENTUAN KELAYAKAN LINGKUNGAN

Penentuan kelayakan lingkungan didasarkan atas :


i. Rencana Tata Ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
ii. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber
daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;
iii. Kepentingan pertahanan keamanan;
iv. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek
biogefisik kritis, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat
pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi Usaha dan/atau
Kegiatan;
v. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah
kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui
perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif;
vi. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam
menanggulangi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha
dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi, sosial dan
kelembagaan;
vii. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak mengganggu nilai-nilai sosial atau
pandangan masyarakat (emic view);
viii. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau menggangu
entitas ekologis yang merupakan;
 entitas dan/atau spesies kunci (key species);
 memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);
 memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau
 memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
ix. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau
kegiatan;
x. Tidak dilampauimya daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup dari lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung
dan daya tamping lingkungan dimaksud.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

3.6. METODOLOGI

1) Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup meliputi komponen yang


ditelaah, batas wilayah studi dan Metodologi. Penyusunan Dokumen Lingkungan terdiri
dari komponen yang ditelaah adalah sebagai berikut :
a) Rencana Kegiatan yang Dikaji
Dalam hal Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup berkewajiban mengumpulkan
data dan memberikan uraian tentang rencana kegiatan pekerjaan, khususnya
kegiatan pekerjaan yang berpotensi menimbulkan dampak.
b) Komponen Lingkungan yang Dikaji
Studi Penyusunan Dokumen berkewajiban dalam pengumpulan, analisis dan
evaluasi data-data lingkungan khususnya komponen lingkungan yang berpotensi
terkena dampak.
c) Kajian Dampak Lingkungan yang akan Terjadi
Studi Penyusunan Dokumen memperkirakan dan menganalisis serta mengevaluasi
dampak yang diperkirakan akan timbul dengan dibuat ringkasan dampak dalam
bentuk tabulasi.
d) Kajian Dokumen Lingkungan Hidup.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup pada Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Barat merumuskan upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan yang dituangkan dalam matriks RKL-RPL.

2) Wilayah Kegiatan
Batas wilayah studi bagi ditentukan oleh batas kegiatan pekerjaan, batas ekologi, batas
administrasi dan batas sosial. Batas wilayah studi dimaksudkan untuk dapat
memberikan kemudahan serta membatasi lingkup kegiatan studi sesuai dengan fokus
dan sasaran kegiatan dalam pembangunan ruas jalan.
a. Tahap Persiapan.
Pada tahap persiapan ini dilakukan kegiatan:
 Pengumpulan data-data sekunder diantaranya Peta RTRW Provinsi Sulawesi
Barat, Peta Tata Guna Lahan, dan peta-peta pendukung laninnya.
 Penentuan lingkup komponen studi.
 Pengecekan mengenai perizinan.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

b. Pengambilan Sampel dan Analisis Laboratorium Kualitas Air (PH, DO dan Current
Meter), kualitas udara (Emisi dan Ambien), getaran dan kebisingan, Kualitas Tanah
serta Biologi (Flora dan Fauna).
c. Penyusunan Dokumen Lingkungan tahapannya sebagai berikut :
 Proses penapisan (screening)
 Proses pengumuman dan konsultasi public
 Proses pelingkupan (scoping)
 Penyusunan dan penilaian dokumen lingkungan
 Penyusunan Dokumen Lingkungan
d. Pembahasan Penilaian Dokumen Lingkungan
e. Persetujuan Kelayakan Lingkungan (Izin Pekerjaan)
3) Metodologi
A. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan akan mencakup kegiatan penyelesaian kesepakatan rencana
kerja dan koordinasi yang akan dilakukan oleh tim penyusun baik intern maupun
extern pelaksanaan kegiatan.
Pada tahap persiapan ini dilakukan kegiatan:
 Pengumpulan data-data sekunder diantaranya Peta RTRW Provinsi Sulawesi
Barat (Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Mamasa) Peta Tata Guna Lahan, dan
peta-peta pendukung laninnya.
 Penentuan lingkup komponen studi.
 Pengecekan mengenai perizinan.
B. Pekerjaan Survey Lapangan
Ketua tim dan para anggota penyusun melaksanakan survey lapangan untuk
mendapatkan data primer dan data sekunder yang diperlukan dalam Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup ini. Pengumpulan data primer, berupa pengambilan
sampel, pengamatan, penyebaran dan pengumpulan kuesioner, wawancara harus
memenuhi kaidah-kaidah untuk kajian ilmiah dan disesuaikan dengan kedalaman
dan cakupan studi ini. Pengumpulan data sekunder, harus dilakukan dengan cermat
dengan data yang benar dari instansi terkait,
C. Analisis Data
Analisis data diperlukan untuk mengetahui rona lingkungan hidup, komponen
lingkungan yang akan terkena dampak, dampak yang diperkirakan timbul, upaya
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan yang akan dilaporkan.


Analisis dan pengolahan data komponen lingkungan yang dilakukan diantaranya
komponen fisik dan komponen sosial.
Komponen Fisik :
a. Iklim;
b. Kualitas udara dan kebisingan;
c. Kualitas air;
d. Kualitas Tanah;
e. Tata ruang dan tata guna lahan;
f. Kebijakan tata ruang;
g. Biologi.
Komponen Sosial :
a. Kependudukan;
b. Produk Domestik Regional Bruto;
c. Pertumbuhan Ekonomi;
d. Sarana dan Prasarana Kesehatan serta Tingkat Kesadaran Masyarakat;
e. Sikap dan Persepsi Masyarakat.
D. Standar Teknis
Pada prosedur Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup harus memperhatikan
standar-standar yang :
a. Kesesuaian dan pengembangan panduan Penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup;
b. Kesesuaian dan pengembangan peraturan perundang-undangan dibidang
sektor yang bersangkutan;
c. Kesesuaian lokasi dengan tata ruang;
d. Kesesuaian dan pengembangan metodelogi;
e. Keabsahan data yang digunakan termasuk hasil pengujian laboratorium.
E. Evaluasi dan Test Laboratorium
Beberapa data yang dikumpulkan baik data primer maupun sekunder perlu
dievaluasi dan ditest di laboratorium untuk mendapatkan data dan sampel yang
akurat dan teruji untuk digunakan dalam analisis selanjutnya.
F. Penyusunan Laporan
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup berkewajiban membuat laporan hasil
studi yang diperlukan baik untuk Pemrakarsa, instansi terkait maupun
masyarakat.
G. Presentasi
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Tim Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup berkewajiban dan bertanggung


jawab penuh atas pelaksanaan presentasi atau pembahasan di Unit Pembina
AMDAL instansi terkait.
H. Sosialisasi
Ketua tim dan para anggota penyusun melaksanakan sosialisasi untuk
memberikan informasi dan penjelasan kepada masyarakat yang berada disekitar
lokasi pembangunan kemungkinan terkena dampak.

3.6. KELUARAN
Hasil/produk yang akan dihasilkan dari pengadaan jasa konsultansi Penyusunan
Dokumen Lingkungan Ruas Mapilli - Piriang Kab. Polman :
a. Tersedianya dokumen hasil studi berupa Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) dan Surat Rekomendasi/Izin dari
Instansi Terkait sebagai bahan untuk memperhatikan aspek lingkungan dari tahapan
konstruksi nantinya.
b. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan dari instansi/dinas terkait.
Secara berurutan hasil kajian studi AMDAL dituangkan dalam 4 (empat) dokumen yang
merupakan satu kesatuan, yaitu sebagai berikut :
1. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL )
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL ) adalah upaya penanganan dampak penting
terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau
kegiatan. UKL Pembangunan Jalan Ruas Mapilli - Piriang Kab. Polman (48.14 Km),
memuat halhal
sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN , berisi :
- Pernyataan tentang maksud dan tujuan pelaksanaan UKL dan UPL secara umum dan
jelas.
- Pernyataan kebijakan lingkungan, yaitu komitmen pemrakarsa usaha dan/atau
kegiatan untuk memenuhi (melaksanakan) ketentuan peraturan perundangundanan
di bidang lingkungan yang relevan, serta komitmen untuk melakukan
penyempurnaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan secara berkelanjutan.

BAB II. PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN, berisi :


Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Beberapa pendekatan lingkungan yang digunakan dalam menangani dampak penting


yang sudah diprediksi dari studi ANDAL, yaitu pendekatan teknologi, pendekatan social
ekonomi dan pendekatan institusi.
BAB III. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP , berisi :
- Dampak penting dan Sumber dampak penting
- Tolok ukur dampak
- Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup
- Pengelolaan lingkungan hidup, lokasi pengelolaan lingkungan hidup
- Periode pengelolaan lingkungan hidup
- Institusi pengelolaan lingkungan hidup
Seluruh isi dokumen UKL dilengkapi dengan Daftar Pustaka dan Lampiran
(jadwal/Periode pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL ) Pembangunan
Jalan Ruas Mapilli - Piriang Kab. Polman (48.14 Km), sebagai acuan materi yang
disajikan.
2. UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) adalah upaya pemantauan komponen
lingkungan hidup yang terkena dampak penting akibat dari rencana usaha dan/atau
kegiatan. Pemantauan merupakan kegiatan yang berlangsung secara terus menerus,
sistimatis dan terencana.
BAB I. PENDAHULUAN , berisi :
- Pernyataan tentang maksud dan tujuan pelaksanaan UKL dan UPL secara umum dan
jelas.
- Pernyataan kebijakan lingkungan, yaitu komitmen pemrakarsa usaha dan/atau
kegiatan untuk memenuhi (melaksanakan) ketentuan peraturan perundangundanan
di bidang lingkungan yang relevan, serta komitmen untuk melakukan
penyempurnaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan secara berkelanjutan.
BAB II. PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN, berisi :
Beberapa pendekatan lingkungan yang digunakan dalam menangani dampak penting
yang sudah diprediksi dari studi ANDAL, yaitu pendekatan teknologi, pendekatan social
ekonomi dan pendekatan institusi.
BAB III. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP , berisi :
- Dampak penting dan Sumber dampak penting
- Tolok ukur dampak
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

- Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup


- Pengelolaan lingkungan hidup, lokasi pengelolaan lingkungan hidup
- Periode pengelolaan lingkungan hidup
- Institusi pengelolaan lingkungan hidup
Seluruh isi UPL dilengkapi dengan Daftar Pustaka dan Lampiran (jadwal/periode
pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL ) Pembangunan Jalan Ruas Mapilli -
Piriang Kab. Polman (48.14 Km), sebagai acuan materi yang disajikan. Agar bisa
berfungsi dengan efektif, pelaksanaan UKL-UPL harus harus diintegrasikan pada tahap
yang paling dini dalam perencanaan kegiatan (proyek) pembangunan.
UKL-UPL harus menjadi bagian dari studi kelayakan. Dengan cara ini, diharapkan
kegiatan pembangunan tersebut dapat mencegah kerusakan lingkungan yang akan
terjadi dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya. Penyajian Dokumen
teknis ini dilengkapi dengan lampiran-lampiran yang berisi Dokumen Pendukung,
Daftar Riwayat Hidup dan Kelengkapannya, dan lain-lain.

3.7. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN


3.7.1 ORGANISASI KEGIATAN
Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Konsultan telah menugaskan seorang Direktur Pelaksanaan dalam pekerjaan ini,
yang diwakili oleh salah seorang Manager Teknik, yang akan senantiasa siap untuk
mengarahkan, mengawasi dan mengatur koordinasi back up support bagi team
kerja bilamana ditemukan kendala yang sulit dipecahkan oleh team. Sehingga
dengan demikian, perintah-perintah yang dikeluarkan oleh Direksi Pekerjaan selaku
pihak pemberi pekerjaan, berkenaan dengan lingkup pekerjaan sebagaimana yang
tertuang didalam kontrak dan telah disepakati bersama, lebih terjamin realisasinya
oleh team kerja konsultan.

2. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, konsultan melakukan koordinisasi sesuai


keperluannya dengan berbagai pihak terkait.

3. Konsultan telah menugaskan seorang Team Leader yang bertanggung jawab penuh
terhadap pelaksanaan pekerjaan, baik dibidang teknis maupun administrasi,
sehingga pekerjaan ini dapat dilaksanakan tepat mutu dan waktu sebagaimana yang
disebutkan didalam KAK. Team Leader akan mengkoordinir aktivitas seluruh
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

anggota team kerja, dan akan mengatur tata hubungan kerja antar mereka. Team
leader juga akan melaporkan progres pekerjaan, baik kepada pihak pemberi kerja
maupun kepada Direktur pelaksana, selain itu juga akan memimpin
diskusi/presentasi yang akan diadakan dan menghadiri rapat lain yang berkaitan
dengan pekerjaan ini.

4. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung. Tenaga Ahli terdiri dari berbagai tenaga ahli
untuk berbagai bidang, yang masing-masing sangat berpengalaman dalam
menangani pekerjaan sejenis sesuai dengan bidangnya. Sedangkan Tenaga
Pendukung yang masing-masing akan membantu tenaga ahli dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan bidangnya.

5. Tenaga Pendukung. Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Konsultan


telah menugaskan, Surveyor, akan membantu Team Leader dalam melaksanakan
pekerjaan administrasi kantor dan keuangan, sedangkan Surveyor dan Tenaga Lokal
akan membantu dalam survei lokasi pekerjaan.

3.7.2. PERSONEL KEGIATAN

Untuk melaksanakan pekerjaan ini, Konsultan Supervisi/Pengawas harus


menyediakan tenaga yang memenuhi ketentuan, baik ditinjau dari segi lingkup
pekerjaan maupun tingkat kompleksitas.

Tenaga-tenaga yang akan digunakan (sesuai kebutuhan) adalah sebagai berikut :

No Jabatan Pendidikan Pengalaman


Jumlah Pengalaman
Tenaga Ahli Keterangan
(Orang) (Tahun)
Minimal S1 Teknik Memiliki Sertifikat Ketua
1. Ketua Tim 1 5
Lingkungan Penyusun AMDAL
Ahli Penginderaan Minimal S1 Teknik Memiliki Sertifikat Anggota
2. 1 3
Jauh/GIS Semua Jurusan Penyusun AMDAL
Minimal S1 Teknik Memiliki Sertifikat Anggota
3. Ahli Geologi 1 3
Geologi Penyusun AMDAL
Ahli Kesehatan Minimal S1 Kesehatan Memiliki Sertifikat Anggota
4. 1 3
Masyarakat Masyarakat Penyusun AMDAL
Minimal S1 Sosial Memiliki Sertifikat Anggota
5. Ahli Sosil Ekonomi 1 3
atau Ekonomi Penyusun AMDAL
Ahli Sipil Minimal S1 Teknik Memiliki Sertifikat Anggota
6. 1 3
Transportasi Sipil Transportasi Penyusun AMDAL
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Minimal S1 Semua Memiliki SKA Ahli K3


7. Ahli K3 Konstruksi 1 3
Jurusan Konstruksi - Muda (603)
Tenaga Teknis / Tenaga Pendukung Jumlah Pengalaman Keterangan
Memiliki SKT Juru Ukur
Minimal SMK Semua
Pekerjaan Jalan / Jembatan
1. Surveyor Jurusan 1 3
(TS048)
Lulusan Jurusan Komputer
atau Memiliki Sertifikat
2. Administrasi Minimal SMU/SMK 1 3
Pelatihan Komputer

a. Ketua Tim
Tenaga Ahli yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang, memiliki latar pendidikan
Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan (S1) dari universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan memiliki
Sertifikat sebagai Ketua Tim Penyusun Amdal (KTPA) yang dikeluarkan Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) atau Lembaga Sertifikat Profesi (LSP) yang telah
mendapatkan lisensi dari BNSP yang telah diregistrasi oleh Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan cq. Bada n Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dengan pengalaman minimal 5 tahun dalam bidang penyusunan AMDAL
dan studi lingkungan sebagai Ketua Tim.
Tugas dan tanggung jawab :
Memimpin tim ahli dalam melakukan penyusunan dokumen study lingkungan
dilokasi rencana pembagunan dan disekitar lokasi studi pada tahap prakonstruksi,
konstruksi dan pascakonstruksi yang ditimbulkan dengan adanya pembangunan
tersebut, serta melakukan presentasi.
b. Ahli Penginderaan Jauh/GIS
Tenaga Ahli yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang, memiliki latar pendidikan
Sarjana Teknik Semua Jurusan dari universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, mampu mengoperasikan
Aplikasi Penginderaan Jauh/GIS dan memiliki Sertifikat sebagai Anggota Tim
Penyusun Amdal (ATPA) yang dikeluarkan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
atau Lembaga Sertifikat Profesi (LSP) yang telah mendapatkan lisensi dari BNSP yang
telah diregistrasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan cq. Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan pengalaman minimal
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

3 tahun dalam bidang penyusunan AMDAL dan studi lingkungan sebagai Ahli
Penginderaan Jauh/GIS.
Tugas dan tanggung jawab :
Membuat dan melakukan analisis yang menyangkut Peta Penginderaan Jauh/GIS
dilokasi dan disekitar lokasi studi pada tahap prakonstruksi, konstruksi dan
pascakonstruksi yang ditimbulkan dengan adanya pembangunan tersebut.
c. Ahli Geologi
Tenaga Ahli yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang, memiliki latar pendidikan
Sarjana Jurusan Teknik Geologi (S1) dari universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan memiliki Sertifikat
sebagai Anggota Tim Penyusun Amdal (ATPA) yang dikeluarkan Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP) atau Lembaga Sertifikat Profesi (LSP) yang telah
mendapatkan lisensi dari BNSP yang telah diregistrasi oleh Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan cq. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dengan pengalaman minimal 3 tahun dalam bidang penyusunan AMDAL dan
studi lingkungan sebagai Ahli Geologi.
Tugas dan tanggung jawab :
Melakukan analisis yang menyangkut analisa geotek dan hidrologi dilokasi dan
disekitar lokasi studi pada tahap prakonstruksi, konstruksi dan pascakonstruksi yang
ditimbulkan dengan adanya pembangunan tersebut.
d. Ahli Kesehatan Masyarakat
Tenaga Ahli yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang, memiliki latar pendidikan
Sarjana Jurusan Kesehatan Masyarakat (S1) dari universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan memiliki
Sertifikat sebagai Anggota Tim Penyusun Amdal (ATPA) yang dikeluarkan Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) atau Lembaga Sertifikat Profesi (LSP) yang telah
mendapatkan lisensi dari BNSP yang telah diregistrasi oleh Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan cq. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dengan pengalaman minimal 3 tahun dalam bidang penyusunan AMDAL dan
studi lingkungan sebagai Ahli Kesehatan Masyarakat.
Tugas dan tanggung jawab :
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Melakukan analisis yang menyangkut aspek kesehatan masyarakat disekitar lokasi


studi pada tahap prakonstruksi, konstruksi dan pascakonstruksi yang ditimbulkan
dengan adanya pembangunan tersebut.
e. Ahli Sosil Ekonomi
Tenaga Ahli yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang, memiliki latar pendidikan
Sarjana Jurusan Sosil atau Ekonomi (S1) dari universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan memiliki
Sertifikat sebagai Anggota Tim Penyusun Amdal (ATPA) yang dikeluarkan Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) atau Lembaga Sertifikat Profesi (LSP) yang telah
mendapatkan lisensi dari BNSP yang telah diregistrasi oleh Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan cq. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dengan pengalaman minimal 3 tahun dalam bidang penyusunan AMDAL dan
studi lingkungan sebagai Ahli Sosil Ekonomi.
Tugas dan tanggung jawab :
Melakukan analisa sosial ekonomi budaya akibat dampak prakonstruksi, konstruksi
serta pascakonstruksi dan bersama-sama dengan tim membuat laporan dan
melakukan presentasi.
f. Ahli Sipil Transportasi
Tenaga Ahli yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang, memiliki latar pendidikan
Sarjana Jurusan Teknik Sipil Transportasi (S1) dari universitas/perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus
ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan memiliki
Sertifikat sebagai Anggota Tim Penyusun Amdal (ATPA) yang dikeluarkan Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) atau Lembaga Sertifikat Profesi (LSP) yang telah
mendapatkan lisensi dari BNSP yang telah diregistrasi oleh Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan cq. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dengan pengalaman minimal 3 tahun dalam bidang penyusunan AMDAL dan
studi lingkungan sebagai Ahli Sipil Transportasi.
Tugas dan tanggung jawab :
Melakukan analisis yang menyangkut analisa Transportasi, Lalu Lintas dan
Perencanaan Jalan dilokasi dan disekitar lokasi studi pada tahap prakonstruksi,
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

konstruksi dan pascakonstruksi yang ditimbulkan dengan adanya pembangunan


tersebut.
g. Ahli K3 Kontruksi
Tenaga ahli yang dibutuhkan sebagai Ahli K3 Kontruksi adalah yang memiliki latar
pendidikan Sarjana (S1) dari universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan Mempunyai Sertifikat
Keahlian (SKA) SKA Ahli K3 Konstruksi - Muda yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi
dan telah diregistrasi oleh LPJK, Berpengalaman melaksanakan pekerjaan sebagai
Ahli K3 Kontruksi minimal selama 3 (Tiga) tahun.
Tugas Ahli K3 Kontruksi, personil ini juga berfungsi sebagai Ahli K3 Kontruksi dengan
tugas namun tidak terbatas pada hal-hal yang tersebut di bawah ini :
1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
Konstruksi;
2. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi;
3. Merencanakan dan menyusun program K3;
4. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3;
5. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur
kerja dan instruksi kerja K3;
6. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
konstruksi;
7. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika
diperlukan;
8. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan
darurat;
h. Surveyor
Tenaga Teknis / Tenaga Pendukung yang dibutuhkan sebagai Surveyor adalah yang
memiliki latar pendidikan SMK Semua Jurusan dan Mempunyai SKT Juru Ukur
Pekerjaan Jalan / Jembatan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi dan telah
diregistrasi oleh LPJK dengan pengalaman minimal 3 (Tiga) tahun sebagai surveyor.
Tugas dan Tanggung Jawab adalah :
1. Membantu Kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran topografi
lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran data-data lapangan.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

2. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan sehingga dapat
meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan pencegahannya,
3. Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan Dan pengukuran tempat-
tempat lokasi yang akan dikerjakan terutama untuk pekerjaan;
4. Membantu semua pekerjaan atau tugas yang dikerjakan oleh tenaga ahli.
5. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke Team Leader.

i. Administrasi
Tenaga Teknis / Tenaga Pendukung yang dibutuhkan sebagai Administrasi adalah
yang memiliki latar pendidikan SMU/SMK Semua Jurusan (Lulusan Jurusan Komputer
atau Memiliki Sertifikat Pelatihan Komputer) dengan pengalaman minimal 3 (Tiga)
tahun sebagai Administrasi.
Tugas Administrasi adalah :
Membuat dan menyusun dokumen Administrasi dan membantu semua pekerjaan
atau tugas yang dikerjakan oleh tenaga ahli yang berhubungan dengan administrasi.

3.7.3. JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Antara Lain :
BULAN
NO KEGIATAN I II
III IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I TAHAP PERSIAPAN
1 Rapat PCM
2 Penyiapan Fasilitas Kerja
3 Mobilisasi dan Demobilisasi
II SURVEY TEKNIK LAPANGAN, PENGUKURAN
1 Identifikasi Lapangan dan Estimasi Awal
(M C 0)
2 Pra Survei, Evaluasi, Persiapan Pengukuran
rinci
3 Pengumpulan Data
4 Survey Lapangan, Pengukuran dan
Pengambilan
Sampel
5 Pengujian dan Analisis laboratorium
6 Penyusunan Dokumen Lingkungan
III RAPAT EVALUASI, PRESENTASI, SIDANG DAN PERSETUJUAN SERTA ASISTENSI
PERSETUJUAN IZIN LINGKUNGAN, SOSIALISASI & KONSULTASI PUBLIK DAN SERAH
TERIMA PEKERJAAN
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

1 Koordinasi dengan Pemberi Tugas


2 Rapat Evaluasi dengan Pemberi Tugas
3 Presentasi Sidang dan Persetujuan
4 Asistensi Persetujuan Izin Lingkungan
5 Sosialisasi dan Konsultansi Publik
6 Serah Terima Pekerjaan
IV PENYUSUNAN LAPORAN
1 Laporan Pendahuluan
2 Laporan Bulanan Antara
3 Laporan Final/Akhir + Invoice
4 Hardisk External/SSD (1 TB)

Bagan Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan

Direktur
Penyusunan Dokumen Lingkungan Tahun Anggaran 2021
Mapilli - Piriang Kab. Polman

Team Leader
Dinas Pekerjaan Umum dan
Pentaaan Ruang Provinsi Sulawesi
Barat

Ahli GIS

Ahli Geologi

Ahli Kesehatan Masyarakat

Ahli Ekonomi

Ahli Kesehatan Masyarakat

Ahli Sipil

Ahli K3 Konstruksi

Tenaga Pendukung
Keterangan : Administrasi
Surveyor
: Garis Perintah
: Garis Koordinasi
Demikian Moetodologi dan usulan teknis yang kami tawarkan untuk pekerjaan
Penyusunan Dokumen Lingkungan.
III-74

Anda mungkin juga menyukai