Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


SEMESTER II TA 2020/2021
IDENTIFIKASI LIPIDA

DISUSUN OLEH :

DWITRIYANISA (20484048)
ERVINA WIDAYANTI (20484050)
DEVI NUR WIJAYANTI (20484052)
ASHARZYA PUTRI (20484054)
LEGANTARI VATMAWATI (20484057)
MARNIKA WIDIASTUTI (20484059)

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


PROGRAM STUDI D-3 FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI SETYA INDONESIA
2021
A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mempelajari sifat-sifat lemak/minyak

B. DASAR TEORI

Lemak yang sebagian besar tersusun dari gliserida asam lemak


jenuh berupa zat padat pada suhu kamar. Kebanyakan lemak binatang
berupa zat padat. Lemak yang sebagian besar tersusun dari gliserida
asam tidak jenuk berupa zat cair pada suhu kamar, lemak ini terutama
berupa minyak tumbuhan. Lemak bila teraba dengan jari terasa licin.
Pada kertas akan membentuk titik transparan. Lemak lebih ringan
daripada air dan tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
seperti alcohol, eter, kloroform, dan benzen.
Lemak tidak memiliki rumus molekul yang sama, tetapi terdiri dari
beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia
yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu asam lemak,
lemak dan fosfolipid. Lemak secara kimia diartikan sebagai ester dari
asam lemak dan gliserol (Salirawati 2007).
Lemak memiliki sifat hanya larut dalam pelarut non polar, dapat
mengalami ketengikan, karena dapat terhidrolisis dan teroksidasi bila
dibiarkan terlalu lama kontak dengan udara, dapat terhidrolisis dengan
penambahan basa kuat, seperti NaOH dan KOH, melalui pemanasan
dan menghasilkan gliserol dan sabun, minyak nabati sebagian besar
berbentuk cair sedangkan asam lemak hewani umumnya berbentuk
padat pada suhu kamar, lemak jenuh mempunyai titik lebur lebih tinggi
daripada asam lemak tidak jenuh, dan merupakan sumber energi yang
efisien dibandingkan karbohidrat (Sloane 2003).

1
C. ALAT DAN BAHAN
1. Pembentukan Akrolein
Alat yang digunakan :
a. Tabung reaksi

b. Penjepit
c. Pipet tetes
d. Lampu spiritus
Bahan yang digunakan :
a. Reagen : KHSO4
b. Sampel
1) Mentega
2) Minyak wijen
3) Minyak jagung 4) Minyak kelapa

5) Gliserol
6) Aquadest
2. Sifat tak jenuh lemak /
minyak

a. Alat :
• Tabung reaksi Iwaki
• Rak tabung reaksi
• Gelas beaker dan gelas ukur
• Pipet tetes (dari penutup botol)
• Plastik wrab Cling Wrab
• Batang pengaduk
c. Bahan :
• Kloroform
• Reagen Hubl Iod
• Sampel mentega
• Sampel gliserol
• Sampel minyak wijen
• Sampel minyak jagung
• Sampel minyak kelapa
• Sampel aquadest

2
D. CARA KERJA
1. Pembentukan Akrolein

Menyiapkan 6 tabung reaksi

Memasukan masing-masing sampel sejumlah 15 tetes


kedalam tabung reaksi secara berturut-turut : gliserol, minyak
kelapa, minyak jagung, minyak wijen, mentega dan aquadest

Menambahkan kristal KHSO4 setebal 1 cm atau satu sendok


sungu besar ke dalam masing-masing tabung reaksi

Panaskan semua tabung reaksi secara hati-hati dengan


spiritus

Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi

2. Sifat Tak Jenuh Lemak / Minyak

Menyiapkan alat dan bahan

Menyediakan 10 ml kloroform pada gelas beaker

Menambahkan beberapa tetes reagen Hubl Iod sampai larutan


bewarna merah muda

Memipet sama rata larutan tersebut ke dalam 6 tabung reaksi

Menutup tabung reaksi dengan plastik wrab

Mereaksikan sampel pada tiap tabung reaksi

Mencatat dan mengamati tetesan sampel dan perubahan warna


yang terjadi

3
E. HASIL PENGAMATAN
1. Pembentukan Akrolein

No. Sampel Lemak Perubahan yang Kesimpulan


terjadi

1. Gliserol Bening → coklat Positif akrolein


tua, bau tengik

2. Minyak kelapa Bening → coklat, Positif akrolein


bau tengik

3. Minyak jagung Bening → coklat, Positif akrolein


bau tengik

4. Minyak wijen Bening → coklat, Positif akrolein


bau tengik

5. Mentega Kuning → kuning Positif akrolein


kecoklatan, bau
tengik

6. Aquadest Bening → putih, Negatif akrolein


tidak berbau

4
2. Sifat tak jenuh lemak / minyak

No. Sampel lemak Perubahan yang Kesimpulan


terjadi
1. Minyak wijen Sebelum di tetesi (+) tidak jenuh Warna
sampel : berwarna pink hilang setelah
agak pink dietesi 4 tetes sampel
Sesudah ditetesi
sampel : warna
pink menjadi pudar
( namun tidak
bening )
2. Minyak jagung Sebelum ditetesi (+) tidak jenuh Warna
sampel : berwarna pink hilang
agak pink setelah dietesi 6 tetes
sampel
Sesudah ditetesi
sampel : warna
pink menjadi pudar (
namun tidak bening
)
3. Minyak kelapa Sebelum ditetesi (+) tidak jenuh Warna
sampel : berwarna pink hilang
agak pink setelah dietesi 5 tetes
sampel
Sesudah ditetesi
sampel : warna
pink menjadi pudar
(namun tidak
bening)
4. Mentega Sebelum ditetesi (-) jenuh
sampel : berwarna Warna pink hilang
agak pink setelah dietesi 13 tetes
sampel
Sesudah ditetesi
sampel : warna
pink pudar ( namun
tidak bening )
5. Gliserin Sebelum ditetesi (+) tidak jenuh Warna
sampel : berwarna pink hilang
agak pink setelah dietesi 6 tetes
sampel
Sesudah ditetesi
sampel : warna
pink pudar ( namun
tidak bening )
5
6. Aquadest Sebelum ditetesi (+) jenuh
sampel : berwarna Warna pink hilang
agak pink setelah dietesi 20 tetes
sampel
Sesudah ditetesi
sampel : warna
pink pudar ( namun
tidak bening )

6
F. PEMBAHASAN
1. Pembentukan Akrolein
Percobaan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa minyak
mengalami dehidrasi yang akan menimbulkan akrolein. Pada sampel
yang mengandung akrolein akan berbau tengik karena terjadinya
suatu reaksi antara molekul oksigen dengan asam lemak berikatan
ganda. Bau tengik juga terjadi apabila triasilgliserol yang
mengandung asam lemak tak jenuh mengalami proses oksidasi.
Pada uji akrolein praktikum kali ini yang positif mengandung akrolein
adalah gliserol, minyak kelapa, minyak jagung,minyak wijen, dan
mentega. Aquades pada uji akrolein menunjukan hasil negatif
karena tidak berbau tengik setelah pemanasan.
Adapun cara ujinya, pertama-tama mari kita siapkan 6 tabung
reaksi, lalu memasukkan masing-masing sampel sejumlah 15 tetes
ke dalam tabung reaksi secara berturut-turut. Selanjutnya
menambahkan kristal KHSO4 setebal 1 cm atau satu sendok sungu
besar ke dalam masing-masing tabung reaksi. Setelah itu, panaskan
semua tabung reaksi secara hati-hati dengan spiritus agar kita dapat
mengidentifikasi bau pada sampel. Jika sudah, amati dan catat
perubahan yang terjadi.

2. Sifat tak jenuh lemak / minyak


Uji ketidakjenuhan dilakukan untuk melihat asam lemak yang
diuji apakah termasuk asam lemak jenuh atau asam lemak tak jenuh
dengan menggunakan pereaksi iod hubl. Uji ini diawali dengan
mencampur kloroform dengan pereaksi iod hubl. Kloroform berfungsi
untuk melarutkan lemak. pereaksi iod hubl digunakan sebagai
indokator. Pereaksi iod buhl mengandung iod dalam alkohol dan
sedikit HgCl2. Iod berfungsi untuk melakukan adisi pada suatu ikatan
rangkap yang ada pada lemak. HgCl2 berfungsi sebagai katalisator
reaksi. Kemudian ditambahkan masing-masing sampel. Sampel
yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak wijen,minyak jagung,
gliserol, aquades dan mentega. Kemudian dikocok atau digojok
hingga homogen.
Pada hasil pengamatan warna merah muda pada reagen
hilang setelah penambahan 20 tetes sampel aquadest dan 13 tetes
sempel mentega. Hal ini menunjukan bahwa kedua sampel tersebut
mengandung asam lemak jenuh (ikatan rangkapnya sedikit) karena
membutuhkan banyak tetesan untuk menghilangkan warna merah
muda pada reagen. Pada mentega bahan utamanya terbuat dari
krim atau susu kambing, domba atau sapi. Sebesar 80% dari
mentega terdiri dari lemak hewani yaitu lemak jenuh dan lemak
trans. Pada sampel minyak wijen, minyak kelapa, gliserol, dan
minyak jagung warna merah muda pada reagen hilang setelah
penambahan 4 tetes, 5 tetes, 6 tetes, dan 6 tetes sampel secara
berturut-turut. Hal ini menunjukan semakin sedikit tetesan yang
dibutuhkan maka dapat disimpulkan sampel tersebut adalah asam
lemak tidak jenuh (memiliki ikatan rangkap banyak).

7
G. KESIMPULAN
1. Pembentukan Akrolein
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa gliserol,
minyak kelapa, minyak jagung, minyak wijen, dan mentega positif
akrolein karena pada hasil akhir uji sampel tersebut berbau
tengik. Sedangkan untuk aquadest dapat disimpulkan bahwa
negatif akrolein karena hasil uji akhir sampel tidak berbau.

2. Sifat tak jenuh lemak / minyak


Pada uji sifat tak jenuh kali ini dapat disimpulkan sampel
yang memiliki ikatan jenuh adalah aquadest dan mentega karena
memutuhkan banyak tetesan untuk menghilangkan warna pada
reagen. Sampel yang memiliki ikatan tak jenuh adalah minyak
wijen, minyak kelapa, gliserol, dan minyak jagung karena hanya
membutuhkan sedikit tetesan untuk menghilangkan warna pada
reagen.

8
H. DAFTAR PUSTAKA
Setyaningrum, Dr. Anna Yuliana. 2018. Biokimia Farmasi. Jakad Media
Publishing. https://academia.co.id/laporan-praktikumpengujian-
lipid/
Yolla Arinda Nur Fitriana dan Ardhista Shabrina Fitri, Uji Lipid pada
Minyak Kelapa, Margarin, dan Gliserol, volume 16 no 1, April
2019.

Menyetujui Yogyakarta, 05 Mei 2021


Dosen Pengampu Praktikan

(Amelia H Burhan, S.Pd., M.Sc.) (Legantari Vatmawati)

9
I. LAMPIRAN FOTO
1. Pembentukan Akrolein

Bagan 1. hasil pengamatan Asharzya putri

Bagan 2.hasil pengamatan Asharzya putri

• Sebelum diberi reagen

Bagan 3. hasil pengamatan Devi Nur Wijayanti

• Setelah diberi reagen

Bagan 4. hasil pengamatan Devi Nur Wijayanti

• Setelah pemanasan

10
Bagan 5. hasil pengamatan Devi Nur Wijayanti

Bagan 6. hasil pengamatan ErvinaWIidayanti

Bagan 7.hasil pengamatan Ervina Widayanti

Bagan 8. hasil pengamatan Ervina Widayanti

2. Sifat tak jenuh lemak / minyak


11
• Sebelum ditetesi sampel

Bagan 9. hasil pengamatan Marnika Widiastuti

Bagan 10. hasil pengamatan Legantari Vatmawati

Bagan 11, hasil pengamatan Dwitriyanisa

• Sesudah ditetesi sampel

Bagan 12. Hasil pengamatan Marnika Wiiastuti

12
Bagan 13. Hasil pengamatan Legantari Vatmawati

Bagan 14. Hasil pengamatan Dwitriyanisa

13
J. LAMPIRAN TUGAS
1. Buatlah laporan resmi “PERCOBAAN 5. IDENTIFIKASI LIPIDA”
sesuai ketentuan yang berlaku ?

2. Lengkapi laporan saudara dengan jawaban untuk pertanyaan berikut


ini :

a. Bagaimana sifat kelarutan lemak didalam air dan kloroform ?


mengapa demikian

b. Berdasarkan hasil pengamatan tentang hasil pengamatan sifat


ketidakjenuhan lemak maupun asam lemak, manakah yang
mempunyai ikatan rangkap paling banyak ?

c. Apabila asam palmitate diuji dengan tes Hubl iod, prediksi hasil
apa yang akan diperoleh ?

d. Jelaskan hubungan antara jenis lemak dan kelarutannya ?


Jawaban :
a. Lemak di dalam air tidak bisa menyatu karena air dan lemak atau
minyak memiliki molekul yang berbeda air merupakan molekul polar
dan memiliki muatan positif dan ujung lainnya memiliki muatan
negatif sehingga molekul air selalu berikatan. Sedangkan di dalam
kloroform akan larut sempurna karena bersifat non polar.

b. Minyak wijen yang mempunyai ikatan rangkap paling banyak karena


tetesan pereagen minyak wijen paling sedikit daripada sampel lain.

c. Asam palmitate adalah lemak jenuh, dengan uji Hubl iod sebagai
indikator perubahan reaksi positif ditandai dengan timbulnya warna
merah muda, lalu warna kembali lagi menjadi warna asal bening.

d. Jenis lemak dan kelarutannya mempunyai hubungan karena pada


komposisinya sangat berbeda, susunan lemak bergantung pada
asalnya. Susunan asam lemak dan gliseridanya dapat menimbulkan
sifat yang berbeda.

14

Anda mungkin juga menyukai