Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Profil Perusahaan


2.1.1 Profil PT. Fontana Resources Indonesia

Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor : 188.44/411/2015,


Tanggal 3 Agustus 2015 tentang Pemberian Izin Usaha Pertambangan Operasi
Produksi, wilayah IUP Operasi Produksi PT. Fontana Resources Indonesia. Secara
administratif terletak di Kecamatan Teweh Selatan, Kabupaten Barito Utara,
Propinsi Kalimantan Tengah.

PT. Fontana Resources Indonesia sebagai salah satu perusahaan swasta nasional
yang bergerak di bidang pertambangan batubara yang dalam akta pendiriannya
bergerak dibidang pertambangan turut serta untuk mengembangkan peluang usaha
dalam bidang pertambangan khususnya di Kabupaten Barito Utara dalam rangka
memperluas lapangan kerja dan meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya
di Kecamatan Teweh Selatan.

Kegiatan operasi produksi batubara yang dilakukan oleh PT. Fontana Resources
Indonesia berusaha untuk selalu mengutamakan aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja setiap karyawan maupun setiap pekerja dari kontraktor yang
berada di dalam areal Izin Usaha Pertambangan dengan menerapkan kaidah-
kaidah penambangan yang benar (Good Mining Practice) dengan cara
semaksimal mungkin dapat mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan
lingkungan. Upaya ini dimaksudkan agar kualitas dan daya dukung lingkungan di
kawasan dan sekitar wilayah IUP tetap terjaga dan terpelihara kelestariannya.

Dalam kegiatan produksi, PT. Fontana Resources Indonesia memiliki komitmen


terhadap pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang selalu bertekad untuk
melakukan aktifitas penambangan batubara dengan metode yang ramah

9
10

lingkungan (Good Mining Practice), dengan berpedoman pada Peraturan dan


Undang-Undang yang berlaku di wilayah Negara Republik Indonesia.

2.1.2 Perizinan Perusahaan

Dalam rangka permohonan izin, saat ini PT. Fontana Resources Indonesia telah
mempunyai perizinan dari Kabupaten Barito Utara dan Gubernur Kalimantan
tengah sebagai berikut : Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor.
188.44/411/2015 tanggal 3 Agustus 2015, tentang Pemberian Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi atas nama PT Fontana Resources Indonesia.
Persetujuan Studi Kelayakan PT Fontana Resources Indonesia dari Dinas
Pertambangan dan Energi Kabupaten Barito Utara, Nomor : 1644/TAMBEN-
C/XII/2014, pada tanggal 15 Desember 2014. Keputusan Bupati Barito Utara
Nomor : 188.45/137/2015 tanggal 6 Maret 2015 tentang Persetujuan Kelayakan
Lingkungan Hidup Pembangunan Pertambangan Batubara di Kecamatan Teweh
Selatan, Kabupaten Barito Utara, Propinsi Kalimantan Tengah kepada PT Fontana
Resources Indonesia. Keputusan Bupati Barito Utara Nomor : 188.45/138/2015
tanggal 6 Maret 2015 tentang Izin Lingkungan atas Kegiatan Pertambangan
Batubara oleh PT Fontana Resources Indonesia di Wilayah Kecamatan Teweh
Selatan, Kabupaten Barito Utara, Propinsi Kalimantan Tengah. Persetujuan
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) dari Komisi AMDAL Daerah
Kabupaten Barito Utara, Nomor : 27.990/SEK/ANDAL/III/2015, pada tanggal 26
Maret 2015. Persetujuan Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan dan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL-RPL) dari Komisi AMDAL Daerah
Kabupaten Barito Utara, Nomor : 28.990/SEK/ ANDAL/III/2015, pada tanggal 26
Maret 2015. Sertifikat Clear and Clean Tahap Eksplorasi Nomor :
534/Bb/03/2015 pada tanggal 27 Maret 2015. Sertifikat Clear and Clean Tahap
Operasi Produksi Nomor : 640/Bb/03/2015 pada tanggal 15 Okober 2015.

2.1.3. Identitas Perusahaan

Sebagai Pemegang izin IUP Operasi Produksi Yang telah diberikan hak atas
pengelolaan, pengusahaan, mengolah dan menjual bahan galian tersebut wajib ber
11

Tanggungjawab. Pihak yang bertanggung jawab dalam hal ini yaitu :

Nama Perusahaan : PT FONTANA RESOURCES


INDONESIA
Direktur : Tjatur Agung Nindijanto
Alamat Kantor : Komplek Gading Bukit Indah Blok D5
Lt.2Jl. Bukit Gading Raya, Kel. Kelapa
Gading Barat,Kec. Kelapa Gading, Jakarta
Utara
Telpon/Fax : (021) 4515825 / (021) 451526
No.SK IUP Operasi Produksi: 188.44/411/2015 tanggal 3 Agustus 2015
2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah
2.2.1 Lokasi

Lokasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Fontana Resources Indonesia secara


administratif terletak di Desa Butong, Desa Bintang Ninggi I, Desa Bintang
Ninggi II dan Desa Buntok Baru, Kecamatan Teweh Selatan, Kabupaten Barito
Utara, Provinsi Kalimantan Tengah dengan luas wilayah Izin Usaha
Pertambangan 6.660 Ha. Secara geografis PT. Fontana Resources Indonesia
terletak pada koordinat seperti yang tercantum pada Tabel 2.1 sebagai berikut.

Tabel 2.1
Batas Koordinat WIUP PT. Fontana Resources Indonesia
Koordinat
No
. Garis Bujur (BT) Garis Lintang (LS)
1 273865 9881314
2 273869 9875497
3 263078 9875489
4 263078 9876425
5 263605 9876425
6 263602 9880243
7 260815 9880241
12

8 260812 9883791
9 262625 9883792
10 262628 9880684
11 264770 9880685
12 264769 9881308
Sumber : PT. Fontana Resources Indonesia, 2018

Desa Butong, Desa Bintang Ninggi I, Desa Bintang Ninggi II dan Desa Buntok
Baru, Kecamatan Teweh Selatan, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan
Tengah. Secara astronomis, Kabupaten Barito Utara terletak pada posisi
114°27’3,32” - 115°50’47” Bujur Timur dan 0°49’00” Bujur Timur - 1°27’00”
Lintang Selatan. Kabupaten Barito Utara sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Murung Raya dan Propinsi Kalimantan Timur, sebelah selatan
berbatasan dengan Barito Selatan dan Propinsi Kalimantan Selatan, sebelah timur
Berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur dan sebelah barat berbatasan
dengan Kabupaten Kapuas. Lokasi WIUP PT. Fontana Resources Indonesia Dapat
Dilihat Pada Gambar 2.1.

(Sumber : PT. Fontana Resources Indonesia, 2018)

Gambar 2.1
Lokasi IUP PT. Fontana Resources Indonesia
13

Luas wilayah Kabupaten Barito Utara ± 8300 Km², terdiri dari 9 Kecamatan
meliputi 93 desa dan 10 kelurahan. Bagian wilayah dengan kemiringan 15-40 %
tersebar disemua kecamatan seluas 4.275 Km² (51,5%) dan bagian dengan
wilayah kemiringan 40% seluas 2.075 Km² (25 %). Sungai yang berada di Barito
Utara adalah Sungai Barito yang sejalur dengan Kabupaten Barito Selatan dengan
panjang sungai ± 900 Km dan lebar rata-rata 650 m yang bermuara di Laut Jawa.
Di Kabupaten Barito utara juga terdapat danau yang berada di sekitar Desa
Butong.

Kecamatan Teweh Selatan beribukota di Desa Trahean yang sebelah utara


berbatasan dengan Kecamatan Teweh Tengah dan Kecamatan Teweh Baru,
sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Montaliat, sebelah timur berbatasan
dengan Kecamatan Teweh Baru, serta sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Teweh Tengah.

Luas wilayah Kecamatan Teweh Tengah ±485,64 Km², Terdiri dari 10 desa,
yaitu : Desa Trathean, Desa Bintang Ninggi I, Desa Bintang Ninggi II, Desa
Butong, Desa Bukit Sawit, Desa Pandran Raya, Desa Trinsing, Desa Buntok Baru,
Desa Tawar Jaya, Desa Pandran Permai. Desa yang terluas yaitu Desa Buntok
Baru dengan luas wilayah 24 % dari Kecamatan Teweh Selatan yaitu sebesar
117,72 Km² dan bagian wilayah terkecil terletak di Desa Pandran Permai dengan
luas sebesar 1,95 Km² (0,40%).

2.2.2 Kesampaian Daerah

Perjalanan mencapai lokasi IUP PT. Fontana Resources Indonesia yang terletak di
Desa Butong, Kecamatan Teweh Selatan, Kabupaten Barito Utara dari Surabaya
dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat, transportasi laut dan
transportasi udara yang ditunjukkan pada gambar 2.2. adalah sebagai berikut :

a. Surabaya – Palangka Raya :


Perjalanan dari Bandar Udara Juanda menuju Bandar Udara Tjilik Riwut
menggunakan jalur udara sejauh ± 170 km selama ± 85 menit
menggunakan pesawat terbang.
14

b. Palangka Raya – KM 24
Dari Palangka Raya menuju KM 24 dengan menggunakan jalur darat
sejauh ± 290 km selama ±8 jam menggunakan kendaraan roda 4.
c. KM 24 – Lokasi IUP
Selanjutnya dari KM 24 menuju lokasi IUP PT. Fontana Resources
Indonesia sejauh ± 8,5 km selama ±15 menit menggunakan kendaraan
roda 4.

(Sumber : google maps)

Gambar 2.2
Peta Kesampaian Daerah
2.3 Kegiatan Penambangan

Metode penambangan batubara yang dilakukan oleh PT Fontana Resources


Indonesia adalah metode tambang terbuka (Open Cut Mining) dengan arah
kemajuan penambangan mengikuti kemiringan batubara. Pembukaan lahan (land
clearing) yang berupa tanah pucuk (top soil) maupum lapisan alluvial dilakukan
15

menggunakan bulldozer (alat dorong) dan excavator (alat gali) serta dump truck
(alat angkut). Untuk pengupasan tanah penutup (overburden) dilakukan dengan
menggunakan metode penggaruan (ripping) dan Penggalian menggunakan
excavator. Top soil dan overburden dipindahkan ke tempat yang terpisah untuk
memudahkan pemanfaatannya kembali di masa mendatang. Tanah pucuk tersebut
ditempatkan di lokasi timbunan khusus tanah pucuk hingga kegiatan
penambangan selesai dan siap di reklamasi atau langsung ditempatkan pada lahan
yang telah dibentuk sebagai lahan yang siap direklamasi. Tanah penutup pada
tahap awal penambangan sebagian besar ditimbun di disposal, umunya bertempat
diluar dari daerah penambangan. Sejalan dengan kemajuan penambangan dan
terbentuknya lubang yang sudah selesai ditambang maka sebagian dari material
tanah penutup tersebut dapat ditimbun kembali ke dalam lubang bekas tambang
(backfilling) untuk kemudian nanti bisa dilakukan reklamasi lahan. Kegiatan
penambangan PT. Fontana Resources Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.3.

(Sumber : Dokumentasi Penelitian PT. Fontana Resources Indonesia 2018)

Gambar 2.3
Kegiatan Penambangan
16

Pembersihan lahan (Land Clearing) merupakan tahap awal dalam memulai


aktivitas penambangan dan dilakukan dengan cara pembersihan pohon serta
semak belukar yang dapat menghalangi pekerjaan selanjutnya (Gambar 2.4). Alat
yang digunakan pada proses land clearing adalah Bulldozer jenis Komatsu D85E-
SS.

Pemindahan tanah pucuk bertujuan untuk menyelamatkan tanah tersebut agar


tidak rusak sehingga masih mempunyai unsur tanah yang masih asli, sehingga
tanah pucuk ini dapat diguanakan dan ditanami kembali untuk kegiatan reklamasi.
Tanah pucuk yang dikupas tersebut akan dipindahkan ke tempat penyimpanan
sementara atau langsung di pindahkan ke timbunan. Hal tersebut bergantung pada
perencanaan dari perusahaan. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan alat
excavator EC 700 dan diangkut dengan Dump Truck jenis Volvo A40F.

(Sumber : Dokumentasi Penelitian PT. Fontana Resources Indonesia 2018)

Gambar 2.4
Pembersihan Lahan (Land Clearing)
17

(Sumber : Dokumentasi Penelitian PT. Fontana Resources Indonesia 2018)

Gambar 2.5
Pengupasan dan Pemindahan Overburden

Pengupasan dan pemindahan overburden dimaksudkan untuk menyingkirkan


lapisan tanah penutup batubara agar penggalian batubara dapat dilakukan.
Penggalian overburden dilakukan dengan menggunakan backhoe jenis Volvo
EC700. Material overburden hasil penggalian diangkut menuju lokasi
penimbunan dengan menggunakan Dump Truck jenis Volvo A40F. (Gambar 2.5.)

Penambangan batubara (coal getting) terlebih dahulu dilakukan kegiatan coal


cleaning. Maksud dari kegiatan coal cleaning ini adalah untuk membersihkan
pengotor yang berasal dari permukaan batubara yang berupa material sisa tanah
penutup yang masih tertinggal sedikit, serta pengotor lain yang berupa agen
pengendapan (air permukaan, air hujan, longsoran). Selanjutnya dilakukan
kegiatan coal getting hingga pemuatan ke alat angkutnya. Untuk lapisan batubara
yang keras, maka terlebih dahulu dilakukan penggaruan. Batubara dimuat dengan
menggunakan excavator Komatsu PC300 dan di angkut menggunakan Dump
Truck jenis Volvo A40F. Penambangan batubara ditunjukkan pada Gambar 2.6.
18

(Sumber : Peneliti, 2018)

Gambar 2.6
Penambangan Batubara

Setelah dilakukan kegiatan coal getting, kegiatan lanjutan adalah pengangkutan


batubara (coal hauling) dari lokasi tambang (pit) menuju stockpile atau langsung
ke unit pengolahan untuk dilakukan proses lanjutan. Pengangkutan batubara ini
dilakukan dengan menggunakan alat angkut dump truck jenis DT-Hino. (Gambar
2.7.)

(Sumber : Peneliti, 2018)

Gambar 2.7
Pengangkutan Batubara (coal hauling)
19

2.4 Keadaan Flora dan Fauna

Jenis vegetasi yang ada di PT. Fontana Resources Indonesia hampir seluruhnya
merupakan tanaman perkebunan sawit. Hal ini karena lokasi IUP PT. Fontana
Resources Indonesia sebagian besar merupakan areal perkebunan sawit PT
Antang Ganda Utama, sebagian kecil merupakan perkebunan karet masyarakat..
Selain sawit jenis tanaman yang tumbuh adalah berupa alang-alang, dan lain-lain
yang dapat tumbuh dengan subur sesuai dengan iklim tropis. (Gambar 2.8.)

(Sumber : Peneliti, 2018)

Gambar 2.8
Flora di PT. Fontana Resources Indonesia

Berbagai macam jenis hewan yang hidup di lokasi wilayah IUP PT. Fontana
Resources Indonesia yaitu hewan-hewan yang sering dijumpai di area
perkebunan/ kelapa sawit. Jenis hewan yang bisa dijumpai yaitu : ular, tikus,
tupai, landak, biawak dan berbagai macam jenis serangga. Selain itu hewan yang
sering dijumpai di area penambangan yaitu bermacam-macam jenis hewan
unggas. Sedangkan hewan ternak yang sering dijumpai yaitu sapi, kambing, dan
juga hewan peliharaan milik penduduk. Hewan ternak tersebut digunakan sebagai
mata pencaharian tambahan penduduk setempat.
20

2.5 Iklim dan Curah Hujan

Kabupaten Barito Utara beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau
dan musim hujan, musim kemarau terjadi di bulan Juli sampai dengan bulan
Oktober, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan November sampai dengan
bulan Juli. Kabupaten Barito Utara termasuk daerah berhujan tropis, dengan cirri-
ciri intensitas hujan yang bervariasi mulai intensitas hujan rendah (mm) sampai
intensitas hujan yang tinggi (mm) dengan waktu yang singkat, hingga hujan yang
sangat panjang. Curah hujan ditunjukan pada (Tabel 2.2 dan gambar 2.9).

Ikim di Barito Utara termasuk iklim sangat basah. Sesuai pengamatan Stasiun
Meteorologi Beringin Muara Teweh, keadaan temperature udara rata-rata
maksimum ±33,1°C dan minimum ±31,8°C, dengan kelembaban rata-rata 84,8 %.

Table 2.2
Data Curah Hujan Tahun 2016 – 2018 PT. Fontana Resources Indonesia
Jumlah Curah Hujan (mm) Jumlah Hari Hujan (hh)
No. Bulan
2016 2017 2018 2016 2017 2018
1. Januari - 346,95 185,00 14 14 16
2. Februari 0,37 111,60 286,00 20 11 20
3. Maret 320,40 250,20 401,50 20 18 20
4. April 433,98 265,50 289,94 15 13 18
5. Mei 381,15 306,00 277,00 21 11 17
6. Juni 168,75 290,84 134,50 17 14 10
7. Juli 127,35 311,35 270,00 11 17 12
8. Agustus 103,50 287,50 27,80 7 14 8
9. September 230,58 79,00 87,00 15 5 8
10. Oktober 522,00 207,00 252,50 25 11 11
11. November 254,25 595,00 - 18 17 -
12. Desember 195,03 438,75 - 20 18 -
Rata-rata 228,11 290,72 221,12 17 8 14
Sumber : PT. Fontana Resources Indonesia, 2018
21

RATA-RATA CURAH HUJAN mm/bulan


700
TAHUN 2016-2018
600
500
400
300 AVG (X)
200
100
0
ri ri t il ei i li s r r r r
u lan nua rua are Apr M Jun Ju stu be obe be be
u m m m
B Ja eb M t
F Ag epte Ok ope ese
S N D

(Sumber : Pengolahan Data Penelitian, 2018)

Gambar 2.9.
Grafik Curah Hujan
2.6 Kondisi Geologi
2.6.1 Kondisi Geologi Regional
A. Fisiografi Regional
Secara regional wilayah PT Fontana Resources Indonesia termasuk dalam
lembar peta buntok yang memiliki 5 formasi antara lain:
1. Formasi Warukin (Tmw) :Batu pasir kasar – sedang, sebagian
konglomeratan, bersisipan batu lanau dan serpih, setengah padat, berlapis
dan berstruktur perairan silang siur dan lapisan bersusun.
2. Formasi Montalat (Tomm) : Batu pasir kuarsa putih berstruktur silang siur
sebagian gampingan, bersisipan batu lanau atau serpih dan batubara.
3. Formasi Berai (Tomb) : Batu gamping berlapis dengan batu lempung,
napal dan batubara, sebagian tersilikakan dan mengandung limolit. Batu
gamping berfosil foram besar, antara lain spiroclypeoussp,
lepidocyclinasp, borelissp, cycloclypeoussp, nummulitesfichtelli,
lepidocyclina (eulepidina) ephipiodes JONES & CHAPMAN,
operculinasp, spiroclypeoustidongensis VAN DER VLERK,
22

heterosteginasp, dan amphisteginasp, yang menunjukkan umur Oligosen


Tengah – Oligosen Akhir.
4. Batuan Vulkanik Kasale (Kvh) : Beruparetas, sumbat, “stocks”, yang
terdiri umumnya dari basal piroksen kelabu hijau, porfiritik sampai
pilotaksit. Sebagian besar terubah membentuk mineral lempung, klorit dan
kalsit.
5. Batuan Aluvium (Qa ): lempung kaolinit dan lanau bersisipan pasir,
gambut, kerakal dan bongkahan lepas, merupakan lapisan sungai dan
rawa. Geologi daerah penelitian dapat dilihat pada (gambar 2.10).

(Sumber : PT. Fontana Resources Indonesia, 2018)


Gambar 2.10
Geologi Regional Daerah Penelitian
B. Statigrafi Regional
Daerah penelitian termasuk dalam Cekungan Barito. Batuan Tersier yang
membagi stratigrafi Cekungan Barito dimulai dari tua ke muda yaitu :
satuan Pra Tersier, Formasi Tanjung, Formasi Berai, Formasi Warukin,
dan Formasi Dahor. Sedangkan untuk lokasi penelitian terletak pada
Formasi Warukin yang ditunjukan pada gambar 2.11.
23

(Sumber : Witts, Duncan, Dkk, 2011)


Gambar 2.11
Stratigrafi Cekungan Barito
1. Batuan Pra Tersier

Batuan Pra Tersier yang tertua adalah batuan metamorf sekis kristalin
berumur Pra Mesozoikum. Secara tidak selaras diatasnya diendapkan
Formasi Alino berupa sedimen berbutir halus, rijang radiolarit.
Penyebarannya selalu berasosiasi dengan batuan beku basa yang telah
terubah, serta fragmen-fragmen batuan metamorfosa. Di atas Formasi
Alino secara selaras diendapkan Formasi Paniungan yang secara setempat
mengandung molusca yang berumur Kapur Awal, diikuti dengan intrusi
batuan beku ultra basa sampai basa dan akhirnya plutonik asam. Di atas
24

Formasi Alino dan Formasi Paniungan diendapkan Formasi Pitap tersusun


oleh batulanau, batulempung, serpih, terdapat sisipan batugamping
orbulina dan seluruhnya menunjukkan corak endapan turbidit. Secara tidak
selaras diatasnya diendapkan Formasi Manunggul berumur Kapur Atas.

2. Formasi Tanjung

Formasi Tanjung umumnya tersusun oleh konglomerat, batupasir, serpih,


batulanau dan batubara yang merupakan bagian bawah dari formasi ini.
Secara umum satuan batuan bagian bawah menunjukkan penghalusan ke
atas. Pada batupasir sering dijumpai mineral berat berupa garnet dan
epidote dan diendapkan pada lingkungan fluviatil sampai delta. Bagian
atas formasi ini mempunyai ciri litologi berupa batulempung kehijauan
dengan sisipan batugamping berlapis menunjukkan umur Eosen.
Berdasarkan kandungan fosil dan litologinya, diendapkan pada lingkungan
delta sampai neritik. Pada daerah telitian lingkungan Formasi Tanjung
yang diintrusi batuan beku.

3. Formasi Berai

Formasi Berai diendapkan secara selaras diatas Formasi Tanjung yang


mempunyai ciri litologi berupa napal, batugamping dan batulempung.
Pada bagian bawah formasi ini terdapat selang-seling napal abu-abu dan
batugamping masif, kearah atas berubah kembali menjadi batugamping
berlapis yang berselang-seling dengan napal abu-abu dan batulempung.
Umur Formasi Berai ini adalah Oligosen sampai Miosen Awal.

4. Formasi Warukin

Formasi Warukin secara litologi dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Anggota Warukin Bawah, terdiri dari napal, batulempung dan lapisan-


lapisan tipis batu pasir.
25

b. Anggota Warukin Tengah, batuannya relatif sama dengan yang terdapat


pada Anggota Warukin Bawah hanya batupasirnya semakin tebal dan
banyak dijumpai. Selain itu dijumpai juga lapisan-lapisan batubara.
c. Anggota Warukin Atas, dicirikan oleh lapisan-lapisan batubara yang tebal
dan dominan, selain itu dijumpai juga pasir, lanau dan lempung karbonan.
Formasi Warukin diendapkan pada lingkungan paralik sampai deltaic
pada fase regresi. Tebal keseluruhan dari Formasi Warukin kurang lebih
1000 meter dan berumur Miosen Awal – Miosen Tengah. Lokasi
penelitian termasuk dalam formasi Warukin Atas dimana tersusun dari
beberapa litologi yakni lempung, lanau dan pasir yang membentuk
perlapisan dengan jurus sekitar N 230° E – N 250° E, dan kemiringan
lapisan sekitar 47° – 51°. Adanya perlapisan dari material pembentuk
lereng ini sangat berpengaruh terhadap kemantapan lereng.
5. Formasi Dahor

Formasi Dahor dicirikan oleh litologi berupa batu lempung pasiran, warna
abu-abu kecoklatan dengan sisipan batupasir dan batubara, kadangkala
dijumpai keping oksida besi yang membentuk bidang perlapisan.
Ketebalan formasi ini bervariasi bahkan kadang hilang. Pada formasi ini
tidak dijumpai adanya fosil penunjuk yang dapat dipakai untuk
menentukan umur formasi. Formasi Dahor diendapkan secara tidak selaras
di atas Formasi Warukin yang diperkirakan umur formasi ini Miosen –
Pliosen.

2.6.2 Kondisi Geologi Daerah Penelitian


A. Morfologi Daerah Penelitian

Morfologi daerah penelitian Kawasan PT Fontana Resources Indonesia


sebagian besar merupakan areal perkebunan sawit PT Antang Ganda
Utama, sebagian kecil merupakan perkebunan karet masyarakat. Bentuk
morfologi areal PT Fontana Resources Indonesia merupakan areal dataran
dengan bergelombang sedang. (Gambar 2.12)
26

(Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2018)

Gambar 2.12
Morfologi Daerah Penelitian
B. Litologi Daerah Penelitian

Moerfologi daerah penelitian termasuk dalam Formasi Warukin (Tmw),


Formasi Warukin secara litologi dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Anggota Warukin Bawah, terdiri dari napal, batulempung dan lapisan-


lapisan tipis batu pasir.
b. Anggota Warukin Tengah, batuannya relatif sama dengan yang terdapat
pada Anggota Warukin Bawah hanya batupasirnya semakin tebal dan
banyak dijumpai. Selain itu dijumpai juga lapisan-lapisan batubara.
c. Anggota Warukin Atas, dicirikan oleh lapisan-lapisan batubara yang tebal
dan dominan, selain itu dijumpai juga pasir, lanau dan lempung karbonan.
Formasi Warukin diendapkan pada lingkungan paralik sampai deltaic
pada fase regresi. Tebal keseluruhan dari Formasi Warukin kurang lebih
1000 meter dan berumur Miosen Awal – Miosen Tengah.

Lokasi penelitian termasuk dalam formasi Warukin Atas dimana tersusun


dari beberapa litologi yakni lempung, lanau dan pasir yang membentuk
perlapisan dengan jurus sekitar N 230° E – N 250° E, dan kemiringan
27

lapisan sekitar 47° – 51°. Adanya perlapisan dari material pembentuk


lereng ini sangat berpengaruh terhadap kemantapan lereng.

C. Struktur Geologi Daerah Penelitian


Dari kenampakan kedudukan struktur geologi yang berkembang di daerah
penelitian relatif tidak ditemukan indikasi perubahan dari pola penyebaran
ataupun dari arah umumnya. Lapisan batubara yang tersebar di IUP PT
Fontana Resources Indonesia memiliki perlapisan relatif barat – timur
yang berkisar dengan arah strike 70⁰ - 98⁰, dengan kemiringan lapisan
berkisar 4⁰ - 16⁰dengan ketebalan lapisan batubara berkisar antara >0.30
sampai dengan >2,50 meter. Batubara di daerah penyelidikan dibagi
menjadi 9 kelompok seam utama dengan urutan dari muda ke tua
sebagaimana berikut yaitu seam 700, 800, 900, 1000, 2000, 3000, 4000,
5000 dan 6000. Batubara memiliki sifat fisik brown coal,dull, soft-medium
hard, carbonan, masih terlihat serat-serat kayu dengan low kalori,
penyebaran di barat -timur pada daerah penelitian.

Anda mungkin juga menyukai