Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK

TERKAIT DENGAN ASET TETAP


(Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Palu)

Ahmad Rizal, Ridwan dan Nina Yusnita


ijhahodi@yahoo.com
Program Studi Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pelaporan dan temuan atas
aset tetap pada Pemerintah Daerah Kota Palu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan informan yang digunakan sebanyak 4 (empat) orang yang terdiri dari Ketua dan
anggota Tim auditor BPK, Kepala Bidang Aset BPKAD, serta staf bidang aset BPKAD hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1. Adanya penerapan penggunaan Simda BMD tahun 2017 belum
semua data diinput kedalam Simda BMD maka pencatatan dilakukan secara manual, sehingga aset
tetap kota Palu belum lengkap baik dari sisi informasi identitas aset tetap maupun informasi
kondisi barang sehingga validitas data aset kurang andal. 2. Adanya pengelolaan aset tetap yang
belum memadai: Pengamanan Aset Tanah yang belum dilengkapi bukti kepemilikan yang sah, aset
belum diketahui keberadaannya, rehabilitasi aset tetap belum dikapitalisasi ke aset induk, proses
penatausahaan belum dilakukan secara tertib, pemindahtanganan aset dalam bentuk hibah kepada
Pemerintah Provinsi, pencatatan aset jalan tidak sesuai dengan daftar penetapan status jalan.
Kata Kunci : Aset Tetap, Temuan, Pelaporan

PENDAHULUAN ditemukan akan dibandingkan dengan kriteria


tersebut kemudian ditentukan tingkat
Opini BPK merupakan pernyataan atau materialitasnya.
pendapat profesional BPK yang merupakan Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)
kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat merupakan penilaian tertinggi yang diberikan,
kewajaran informasi yang disajikan dalam karena menunjukkan bahwa laporan keuangan
laporan keuangan. Berdasarkan pasal 16 ayat tersebut telah disajikan secara wajar, tidak
(1) UU No.15 Tahun 2004 tentang terdapat kesalahan yang material, dan sesuai
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab standar. Dengan demikian, dapat diandalkan
Keuangan Negara, opini pemeriksaan BPK pengguna dan terhindar dari kesalahan dalam
diberikan berdasarkan kriteria umum sebagai proses pengambilan keputusan. Opini WDP
berikut (1) Kesesuaian dengan Standar (Wajar Dengan Pengecualian) menunjukkan
Akuntansi Pemerintah (SAP), (2) kecukupan bahwa laporan keuangan masih wajar, tidak
pengungkapan (Adequate disclosures), (3) terdapat kesalahan yang material dan sesuai
Kepatuhan terhadap peraturan perundang- dengan standar, namun masih terdapat catatan
undangan yang berlaku, (4) Efektifitas Sistem yang perlu diperhatikan. Opini TW (Tidak
Pengendalian Internal (SPI).. Wajar) berarti bahwa laporan keuangan
Keempat kriteria pemeriksaan di atas pemerintah yang diperiksa tidak menyajikan
akan mempengaruhi opini yang akan diberikan secara wajar seluruhnya atau salah satu dari
kepada LKPD yang bersangkutan, semakin Laporan Realisasi APBD, Laporan Arus Kas,
banyak jumlah pelanggaran atau Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan
ketidaksesuaian dengan kriteria yang telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
ditentukan, maka opini yang diberikan pun umum di Indonesia, sehingga diragukan
akan semakin buruk. Pelanggaran yang kebenarannya, dan bisa menyesatkan

46
47 Katalogis, Volume 6 Nomor 7 Juli 2018 hlm 46-55 ISSN: 2302-2019

pengguna laporan keuangan dalam Palu di tahun 2012 WTP pertama di raih
pengambilan keputusan. Sedangkan opini pemerintah Kota Palu (Wajar Tanpa
TMP (Tidak Memberikan Pendapat) berarti Pengecualian), namun tahun 2013 menurun
bahwa Auditor tidak menyatakan pendapat menjadi WDP (Wajar dengan pengecualian)
atas laporan keuangan, jika bukti hal ini disebabkan kekurangmampuan
pemeriksaan/audit tidak cukup untuk membuat mewujudkan tata kelola aset pemerintah
kesimpulan. daerah secara baik. Lemahnya tata kelola aset
Namun, BPK mengkritisi dan menilai pemerintah daerah ini disebabkan oleh
hasil pemeriksaan atas laporan keuangan berbagai faktor, baik internal maupun
pemerintah daerah di Indonesia mulai 2009 eksternal pemerintah daerah, antara lain
hingga 2013 sudah menunjukkan perbaikan, terbatasnya kapasitas sumber daya manusia
tetapi masih belum memadai. Sebagai contoh pengelola aset pemerintah daerah; terbatasnya
dalam kasus yang cukup menyedot perhatian sarana prasarana dan sistem pendukung
publik belum lama ini adalah hasil audit BPK pengelolaan aset pemerintah daerah.
terhadap pembelian sebagian tanah Rumah Ketidakjelasan administrasi aset akibat data
Sakit Sumber Waras menyebabkan kerugian pencatatan yang sudah belasan atau bahkan
negara sebesar Rp 191 miliar. Terkait dengan puluhan tahun lamanya, berakibat tidak
aset tetap yang belum ditindaklanjuti secara diketahui dan sulitnya menelusuri sumber
memadai oleh Pemerintah Provinsi DKI kepemilikan aset; regulasi yang belum mampu
Jakarta, sehingga BPK masih menemukan menjawab permasalahan lokal di lapangan
masalah signifikan pada sistem informasi seperti legalitas kepemilikan tanah dan
pengelolaan aset yang dapat menyajikan data masalah lainnya.
rincian pada informasi pengelolaan aset yang Hasil pemeriksaan ditahun 2014 sampai
belum dapat menyajikan data rincian aset tetap dengan 2016 telah meningkat menjadi WTP
untuk mendukung pencatatan sesuai Standar (Wajar Tanpa Pengecualian), meskipun
Akuntansi Pemerintahan atas saldo awal demikian BPK juga masih menemukan
maupun mutasi aset. permasalahan dalam pengelolaan aset tetap
Selain itu, perlu diketahui dari hasil dengan semakin bertambah meluasnya
pemeriksaan bahwa yang perlu mendapatkan cakupan keuangan daerah yang di sajikan
perhatian dari pemerintah daerah, diantaranya dalam laporan keuangan terutama terkait
Pengelolaan Aset Pemerintah Daerah berupa dengan meningkatnya jumlah aset yang
tanah, gedung dan bangunan, serta peralatan tercatat dalam LKPD sehingga menjadi salah
dan mesin dikuasai pihak lain, tidak dapat satu catatan kecil bagi pemerintah daerah
ditelusuri, tidak diketahui keberadaannya, sebagai langkah perbaikan dalam pengelolaan
hilang dan belum diproses lebih lanjut. Hal ini aset tetap yang merupakan faktor penting
mengakibatkan pemerintah daerah tidak dapat dalam pengelolaan keuangan daerah. Ini
memanfaatkan aset tersebut untuk menunjang tercermin dalam laporan keuangan pemerintah,
tugas pokok dan fungsinya serta berpotensi dimana nilai aset tetapnya memiliki nilai
menimbulkan kerugian daerah. paling besar di banding komponen lain.
Hal ini pun terlihat pada Opini yang di keberadaan aset tetap ini juga mempengaruhi
keluarkan oleh BPK-RI pada pemerintah Kota kelancaran roda penyelenggaraan Pemerintah
Palu yang menjadi lokasi dalam penelitian ini Kota Palu. Rincian total aset pemerintah kota
diketahui opini audit yang di berikan oleh Palu tahun 2016 sebagai berikut:
BPK RI atas LKPD Pemerintah Daerah Kota
Ahmad Rizal, dkk. Analisis Laporan Hasil Pemeriksaan Bpk Terkait Dengan Aset ……………………………………..48

Tabel 1. Aset Tetap Pemerintah Kota Palu per 31 Desember 2016 Unaudited
Tahun Anggaran
Jenis Aset Tetap
2015 2016
Tanah 444,613,413,966.00 452,628,466,966.00
Peralatan Mesin 291,292,116,393.00 358,513,556,000.00
Gedung dan Bangunan 649,639,207,479.00 709,911,833,791.00
Jalan, Irigasi dan Jaringan 806,522,772,864.00 960,452,531,578.00
Aset Tetap Lainnya 35,368,632,420.00 37,187,363,555.00
Konstrukasi Dalam Pengerjaan 24,173,852,831.00 30,353,474,936.00
Akumulasi Penyusutan 646,337,713,929.00 649,334,222,575.00
Jumlah 1,605,272,282,024.00 1,899,713,004,251.00
Sumber : BPKAD Kota Palu

Tabel di atas dapat dilihat bahwa Neraca e. Data aset yang telah tercatat pada BI
LKPD Kota Palu TA 2016 Unaudited sebagai aset tetap tidak akurat
menyajikan saldo aset tetap sebesar Rp. f. Terdapat aset yang belum tercatat pada BI
1.899.713.004.252. nilai ini meningkat sebesar sebagai aset tetap
18.34% di banding saldo per 31 Desember g. Pemanfaatan aset belum sesuai dengan
2015 yaitu sebesar Rp. 1.605.272.282.023. maksud pengadaannya
Penyajian nilai Aset Tetap tahun 2016 dengan h. Pemanfaatan aset tidak tertib
nilai realisasi Belanja Modal, Hibah, i. Pencatatan aset tetap berupa perangkat
Kapitalisasi Modal dan belanja Barang dan lunak sebagai peralatan dan mesin tidak
jasa selama tahun 2016 menambah nilai aset sesuai dengan klasifikasinya.
tetap, koreksi pencatatan. dan untuk Berdasarkan hasil pengujian diatas,
memperoleh keyakinan atas akun-akun aset menunjukan bahwa masih banyak
tetap pada laporan keuangan BPK melakukan permasalahan aset tetap di lingkungan
pengujian data aset yang terdapat dalam Kartu pemerintah kota palu hal ini disebabkan
inventaris Barang/Buku Induk dengan kondisi kurangnya komitmen semua pihak yang
sebenarnya di masing-masing OPD secara uji berkaitan dalam pengelolaan BMD yang
petik guna menilai keandalan data SIMBAD memiliki perspektif yang sama dan sepakat
yang di miliki Bidang Aset. Pemeriksaan di untuk melaksanakan sebuah sistem
lakukan secara uji petik kepada 12 OPD pengelolaan yang terintegrasi dengan baik
dengan mempertimbangkan proporsi masing- yang tentunya berdampak pada pelaporan yang
masing jenis aset kepada OPD tersebut. kurang akurat akibat salah saji dalam proses
Dari hasil pengujian BPK secara uji penyusunan laporan keuangan selain itu aset
petik menunjukan adanya permasalahan dalam tetap yang tidak memiliki bukti kepemilikan
proses pengelolaan aset tetap sebagai berikut. mengindikasikan berpotensi permasalahan
a. Kelemahan Dalam proses Pencatatan ke hukum atau hilang hal ini membutuhkan
Aplikasi perhatian serius pemerintah daerah dalam
b. Identifikasi aset sulit diidentifikasi pada meningkatkan kualitas SDM pengurus barang
fisik aset untuk mengelola mengingat aset tetap sebagai
c. Belum di lakukan proses Penentapan Status salah satu yang menjadi rujukan auditor dalam
Pengguna atas BMD oleh Walikota pemberian opini atas laporan keuangan
d. Aset tetap berupa tanah belum di sajikan pemerintah daerah.
secara akurat dan didukung dengan bukti Menurut Mardiasmo (2004) menjelaskan
kepemilikan yang memadai tentang akuntabilitas dalam konteks sektor
publik bahwa, pengertian akuntabilitas sebagai
49 Katalogis, Volume 6 Nomor 7 Juli 2018 hlm 46-55 ISSN: 2302-2019

kewajiban pemegang amanah (pemerintah) semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan


untuk memberikan pertanggungjawaban, yang meningkat akan hasil pelaksanaan
menyajikan melaporkan dan mengungkapkan auditing. Menurut agoes 2004 pengertian audit
segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi adalah audit adalah suatu pemeriksaan yang
tanggung jawabnya kepada pihak pemberi dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
amanah (masyarakat) yang memiliki hak untuk pihak independen terhadap laporan
meminta pertanggungjawaban tersebut. keuanganyang telah disusun manajemen,
Pernyataan ini mengandung arti bahwa dalam beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-
pengelolaan pemerintah daerah terdapat bukti pendukungnya dengan tujuan untuk
hubungan keagenan (teori keagenan) antara dapat memberikan pendapat mengenai
masyarakat sebagai principal dan pemerintah kewajaran laporan keuangantersebut. Menurut
sebagai agent. mulyadi (2008) ditinjau dari sudut profesi
Teori yang menjelaskan hubungan akuntan publik adalah pemeriksaan
prinsipal dan agen ini salah satunya berakar (examination) secara objektif atas laporan
paa teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi keuangan suatu perusahaan atau organisasi
dan teori organisasi. Teori principal-agent lain dengan tujuan untuk menentukan apakah
menganalisis susunan kontraktual diantara dua laporan keungan tersebut menyajikan secara
atau lebih individu, kelompok, atau organisasi. wajar, dalam semua hal yang material posisi
Salah satu pihak (prinsipal) membuat suatu keungan dan hasil usahan perusahaan atau
kontrak, baik secara implisit maupun eksplisit organisasi tersebut.
dengan pihak lain (agent) dengan harapan Audit adalah proses pemeriksaan yang
bahwa agen akan bertindak/melakukan dilakukan secara sistematis untuk mengetahui
pekerjaan seperti yang diinginkan oleh bagaimana sesungguhnya pelaksanaan
prinsipal (dalam hal ini terjadi pendelegasian ditetapkan (Afrian,2016). Keyakinan publik
wewenang). pada keandalan laporan keuangan yang
Menurut undang-undang No. 24 Tahun dihasilkan secara internal bergantung secara
2014 pemeriksaan adalah proses identifikasi langsung pada validasi oleh auditor ahli yang
masalah, analisis dan evaluasi yang dilakukan independen. Undang-Undang No. 15 tahun
secara independen, obyektif dan profesional 2004 (UU No. 15/2004) tentang Pemeriksaan
berdasarkan standar pemeriksaan, untuk Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan
menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas Negara menyatakan bahwa Pemeriksaan
dan keandalan informasi mengenai adalah proses identifikasi masalah, analisis,
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan dan evaluasi yang dilakukan secara
negara. Dengan meningkatnya akuntabilitas independen, obyektif, dan profesional
pemerintah daerah informasi yang diterima berdasarkan standar pemeriksaan, untuk
masyarakat menjadi lebih berimbangterhadap menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
pemda yang itu artinya information asymmetry dan keandalan informasi mengenai
yang erjadi dapat berkurang. Dengan semakin pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
berkurangnya information asymmetry maka negara. Pemeriksaan keuangan negara
kemungkinan melakukan korupsi juga menjadi dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
lebih kecil. (BPK) dan terdiri dari pemeriksaan keuangan,
Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan
pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, tujuan tertentu. Hasil dari pemeriksaan yang
pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh dilakukan BPK tersebut berupa opini, temuan,
pihak independen guna memberikan suatu kesimpulan atau dalam bentuk rekomendasi.
pendapat. Pihak yang melaksanakan auditing Berdasarkan UU No. 15/2004 dan Ikhtisar
disebut dengan auditor. Pengertian auditing Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) BPK
Ahmad Rizal, dkk. Analisis Laporan Hasil Pemeriksaan Bpk Terkait Dengan Aset ……………………………………..50

(Afrian, 2016), rincian temuan audit terhadap aktifitas pemerintahaan dan atau pelayanan
sistem pengendalian intern adalah sebagai public atau jumlah produksi/unit serupa yang
berikut: diharapkan diperoleh dari aset untuk aktifitas
1. Kelemahan Sistem Pengendalian Intern dan pemerintahaan dan atau pelayanan publik.
Pelaporan Klasifikasi aset tetap, dibagi berdasarkan
2. Kelemahan Sistem Pengendalian kesamaan dalam sifat/fungsinya dalam
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan aktivitas operasional entitas yaitu :
Belanja. a. Tanah
3. Kelemahan Struktur Pengendalian Intern b. Peralatan Mesin
Menurut Bastian (2006) audit pada c. Gedung dan Bangunan
entitas publik berbeda dengan audit pada d. Jalan, Irigasi dan jaringan
entitas swasta karena pada entitas publik, e. Aset tetap lainnya
dalam hal ini pemerintah daerah yang bersifat f. Konstruksi Dalam Pengerjaan
nirlaba, audit yang dilakukan berkaitan dengan Menurut PSAP 07 paragraf 53-57
pengelolaan kekayaan milik negara. Jenis menyatakan bahwa aset tetap di sajikan
pemeriksaan audit BPK terdiri dari: audit berdasarkan biaya perolehan dikurangi
keuangan, audit kinerja, dan audit investigatif. akumulasi penyusutan. Jika terjadi kondisi
Afrian (2016) menyatakan bahwa Semakin yang memungkinkan penilaian kembali, maka
banyak pelanggaran yang dilakukan oleh aset tetap akan disajikan dengan penyesuaian
Pemda menggambarkan semakin buruknya pada masing-masing akun aset tetap dan akun
kinerja Pemda tersebut. diinvetarisasikan dalam aset tetap. Masalah
Freeman (2003:322) menyatakan penyusutan ini telah di atur dalam bulletin
pemerintah banyak menggunakan aset jangka teknis SAP No. 5 tentang akuntansi
panjang dalam operasi mereka. contohnya penyusutan.
adalah tanah, bangunan, dan peralatan. Aset Beberapa alasan pentingnya penyusutan
tersebut memiliki subtansi fisik dan atas aset tetap menurut Hoesada (2007;2)
diharapkan dapat memberikan pelayanan adalah:
untuk waktu lebih dari setahu, meskipun masa 1. Penyusutan sebagai salah satu tanda
manfaat ekonominya akan menurun seiring penerapan akuntansi berbasis akrual.
sisa umumnya. Dipelukan pencatatan dan 2. Dengan adanya penyusutan, pemerintah
control data untuk menajemen yang efesien setiap tahun bisa memperkirakan sisa
dan untuk pelaporan keuangan. Aset tetap manfaat suatu aset tetap yang masih dapat
pemerintah diperoleh dari pembelian, sewa di harapkan diperoleh dalam beberapa
guna usaha, pemberian, sitaan kekuasaan tahun kedepan.
pemerintah untuk merebut property dan 3. Memungkin pemerintah mengetahui potensi
memberikan kompensasi kepada pemilik untuk aset tetap yang dimilikinya.
kepentingan umum, serta pengembalian 4. Dengan adanya penyusutan akan
property yang tidak di ketahui pemiliknya menghasilkan neraca yang tidak overstead.
kepada pemerintah. Berdasarkan uraian di atas maka penulis
Pernyataan Standar akuntansi tertarik untuk meneliti “Analisis Laporan
pemerintahan (PSAP) 07 tentang akuntansi Hasil Pemeriksaan Bpk Terkait dengan Aset
Aset Tetap adalah aset berwujud yang Tetap (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (Dua Palu)”
Belas) bulan untuk dipergunakan dalam Berikut ini adalah rumusan masalah
kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh yang akan dijawab dalam pembahasan
masyarakat umum. Masa manfaat merupakan penelitian ini: Bagaimana pelaporan aset tetap
periode suatu aset diharapkan digunakan untuk
51 Katalogis, Volume 6 Nomor 7 Juli 2018 hlm 46-55 ISSN: 2302-2019

dan temuan atas aset tetap Pemerintah Daerah Teknik pengumpulan data dalam
Kota Palu? penelitian ini menggunakan metode Observasi,
Wawancara, Dokumentasi
METODE Peneliti menggunakan model triangulasi
dalam menentukan proses analisis data dalam
Penelitian yang digunakan yaitu
penelitian ini. Seperti yang dijelaskan oleh
penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian
Patton (1987 : 331) triangulasi adalah
kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian
membandingkan dan mengecek balik derajat
dengan metode atau pendekatan studi kasus
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
(case study). Penelitian ini memusatkan diri
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
secara intensif pada satu obyek tertentu yang
penelitian kualitatif.
mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data
Triangulasi berarti cara terbaik untuk
studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak
menghilangkan perbedaan - perbedaan
yang bersangkutan, dengan kata lain dalam
kontruksi kenyataan yang ada dalam konteks
studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber
(Nawawi, 2003: 1). suatu studi sewaktu mengumpulkan data
tentang berbagai kejadian dan hubungan dari
Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor
berbagai pandangan. Dengan kata lain peneliti
Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah
dapat me-recheck temuannya dengan jalan
Pemerintah Daerah Kota Palu dan Kantor BPK
membandingkannya dengan berbagai sumber,
RI Perwakilan Sulawesi Tengah, Penelitian
metode, atau teori. (Moleong, 2010 : 332)
dilaksanakan selama 6 (Enam) bulan yaitu
bulan Maret sampai dengan Agustus 2018.
Maka sumber data yang digunakan dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah:
1. Data Primer Analisis Pelaporan Aset Tetap
LHP BPK menunjukan pemerintah kota
Data yang diperoleh dari Kepala Bidang
Palu Tahun 2017 mulai menggunakan aplikasi
Aset BPKAD Kota Palu, Staf di Bidang Aset
BPKAD Kota palu, dan Auditor BPK RI simda BMD namun belum semua data aset
melalui wawancara yang dilakukan oleh diinput ke dalam aplikasi simda BMD,
sehingga pencatatan aset dilakukan secara
peneliti. Data primer dalam penelitian ini
diperoleh secara langsung dari hasil manual atau tidak melalui sistem informasi
tertentu sehingga penyajian aset tetap kota
pengamatan dan wawancara tentang situasi
Palu belum lengkap baik dari sisi informasi
dan kondisi yang dialami informan.
identitas aset tetap maupun informasi kondisi
2. Data Sekunder
barang yang tidak menggambarkan keadaan
Data sekunder adalah data yang
sebenarnya sehingga validitas data aset kurang
pengumpulan dan pengolahannya dilakukan
andal.
oleh BPKAD Kota Palu dan digunakan
Hal ini disebabkan kepala BPKAD
sebagai sumber data tambahan, yaitu :
selaku pejabat Penatausahaan Barang tidak
a) Laporan Keuangan Pemerintah Kota Palu
melakukan koordinasi rutin dalam menyusun
b) Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK
laporan barang milik daerah yang akurat atas
Pemerintah Kota Palu
permasalahan tersebut BPK
c) Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7
merekomendasikan Sekretaris Daerah agar
Tahun 2017 tentang Pengelolaan Barang
mendesain dan menetapkan suatu mekanisme
Milik Daerah
penggunaan sistem informasi terintegrasi yang
d) Peraturan Walikota Palu nomor 29 tahun
menjamin terselenggaranya suatu koordinasi
2014 tentang Kebijakan Akuntansi.
yang efektif pihak-pihak terkait dalam
mengelola dan mencatat aset. untuk mengatasi
Ahmad Rizal, dkk. Analisis Laporan Hasil Pemeriksaan Bpk Terkait Dengan Aset ……………………………………..52

hal itu pemerintah kota Palu perlu berupaya bermotor yang tidak diketahui keberadaanya
lebih maksimal melakukan koordinasi ke OPD adalah sejumlah 31 unit senilai
untuk segera menginput seluruh aset tetap Rp1.752.382.700,00. Dengan demikian aset
yang tercatat pada OPD nya masing-masing yang tidak diketahui keberadaanya adalah
kedalam SIMDA BMD agar dapat mengetahui sebesar Rp4.585.744.357,00.
kondisi dan jumlah aset sebenarnya sehingga Hal ini mengakibatkan aset daerah dapat
dapat memudahkan penyusunan laporan berpotensi hilang dan penyajian nilai aset tetap
keuangan pemerintah daerah disetiap dalam neraca tidak akurat belum
tahunnya, dari semesteran sampai dengan menggambarkan kondisi yang sebenarnya
laporan tahunan oleh karena itu diperlukan yang disebabkan kelalaian kepala OPD selaku
keseriusan pengguna barang menangani Pengguna Barang tidak mengamankan barang
permasalahan ini secara total guna dapat milik daerah yang berada dalam
menghasilkan laporan yang andal. penguasaannya sehingga banyak data aset
yang belum tercatat atau belum disajikan
Pengamanan Aset Tanah Belum Memadai dalam neraca atas permasalahan tersebut BPK
LHP BPK menunjukan pengamanan aset merekomendasikan agar kepala OPD
berupa tanah dan bangunan belum dilakukan menginventarisasi aset yang belum diketahui
secara optimal seperti belum adanya tanda keberadaanya yang tercatat pada OPD maka
kepemilikan tanah dan bangunan, begitu pula perlu keseriusan dari kepala OPD untuk lebih
halnya dalam pengamanan hukumnya dimana menangani permasalahan aset di lingkungan
masih ada aset yang belum dilengkapi dengan OPD agar tidak ada barang hilang yang
bukti kepemilikan tercatat dalam penguasaannya.
Hal ini dapat mengakibatkan aset tetap
berupa tanah yang belum dilengkapi bukti Rehabilitasi aset belum dikapitalisasi ke
kepemilikan yang sah berpotensi menimbulkan aset induk
permasalahan hukum BPK merekomendasikan LHP BPK menunjukan nilai rehabilitasi
melalui Walikota agar memerintahkan aset yang belum dikapitalisasi ke aset induk
Sekretaris Daerah mengalokasikan anggaran dan aset belum dihitung penyusutan adalah
untuk sertifikasi tanah sesuai kemampuan sebesar Rp13.923.389.276,28 atas hal tersebut,
keuangan daerah mengingat jumlah aset tanah pemerintah kota Palu telah melakukan
yang belum bersertifikat 174 bidang tanah. kapitalisasi atas rehabilitasi jaringan dan jalan
maka pemerintah kota Palu perlu segera serta menghitung penyusutan aset sebesar
mengkoordinasi bidang terkait yang menjadi Rp5.573.787.933,90 sehingga tersisa nilai
tupoksi mereka untuk membuat dokumen rehabilitasi gedung sekolah yang belum
kepemilikan dengan segera menindaklanjuti dikapitalisasi ke aset induk gedung dengan
temuan tersebut agar tidak menjadi temuan nilai keseluruhan sebesar Rp8.349.601.342,38.
yang berulang-ulang. Hal ini mengakibatkan salah saji nilai
aset tetap beserta akumulasi penyusutan dan
Aset belum diketahui Keberadaanya penyajian nilai aset tetap dalam neraca tidak
LHP BPK menunjukan bahwa terdapat akurat menggambarkan kondisi sebenarnya
kendaraan bermotor yang tidak diketahui yang disebabkan kepala BPKAD selaku
keberadaannya sejumlah 374 kendaraan Pejabat Penatausahaan Barang tidak
bermotor. Atas hal tersebut, Kepala Bidang melakukan koordinasi rutin dalam menyusun
Aset BPKAD melakukan penelusuran kembali laporan barang milik daerah yang akurat dan
dan menunjukkan bukti keberadaan kendaraan Pengurus Barang belum mencatat dan
bermotor melalui dokumentasi. Sampai mengamankan barang milik daerah pada OPD
dengan tanggal 23 Mei 2018 kendaraan masing-masing Atas permasalahan tersebut
53 Katalogis, Volume 6 Nomor 7 Juli 2018 hlm 46-55 ISSN: 2302-2019

BPK merekomendasikan agar kepala BPKAD Pemindahtanganan aset dalam bentuk


menyusun laporan barang milik daerah yang hibah kepada Pemerintah Provinsi belum
akurat termasuk kewajaran penyajian memadai
kapitalisasi aset dan penambahan aset maka LHP BPK menunjukan bahwa aset yang
pemerintah kota Palu perlu memberikan di serahkan kepada pemerintah provinsi tidak
sosialisasi, bimbingan dan pelatihan teknis sesuai dengan aset yang tercatat di neraca.
bagi Pengurus Barang untuk meningkatkan reviuw nilai tertinggi terletak pada peralatan
kompetensi, komitmen, pemahaman dan dan mesin banyak sekali aset yang tidak
kapasitas mereka dalam melakukan tercatat pada neraca sebesar Rp.
pengelolaan Barang Milik Daerah. 185.211.872.191,00
Hal ini mengakibatkan salah saji nilai
Penatausahaan aset belum memadai aset tetap beserta akumulasi penyusutan serta
LHP BPK menunjukan bahwa penyajian nilai aset tetap dalam neraca
Penggunaan sistem informasi untuk pelaporan tidak akurat menggambarkan kondisi
aset belum memadai, Informasi aset belum sebenarnya yang disebabkan kepala BPKAD
lengkap, Pencatatan aset yang berasal dari selaku Pejabat Penatausahaan Barang tidak
pengadaan BOS belum memadai melakukan koordinasi rutin dalam menyusun
mengakibatkan belum semua data aset dapat laporan barang milik daerah yang akurat dan
diinput ke dalam aplikasi SIMDA BMD Pengurus Barang belum mencatat dan
sehingga pencatatan aset yang mendukung mengamankan barang milik daerah pada OPD
laporan keuangan dilakukan secara manual masing-masing atas permasalahan tersebut
atau tidak melalui Sistem Informasi tertentu BPK merekomendasikan agar memerintahkan
dan BI dan KIB tidak memuat informasi aset Kepala BPKAD menyusun laporan barang
secara lengkap. Kolom isian nomor kode milik daerah yang akurat termasuk kewajaran
barang, nomor register, kolom jumlah barang penyajian kapitalisasi aset dan penambahan
dan spesifikasi dalam KIB tidak memuat aset. untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan
informasi yang secara detail tentang aset yang penelusuran kembali dengan mempersiapkan
dimiliki Pemerintah Kota Palu serta aset hasil SDM yang profesional, kompoten, memiliki
pengadaan BOS tahun 2017 yang belum komitmen memahami tentang cara
dicatat sebesar Rp. 248.290.363,00 pengelompokan jenis dan bentuk barang.
Hal ini disebabkan kepala BPKAD
selaku Pejabat Penatausahaan Barang tidak Pencatatan aset Jalan tidak sesuai dengan
melakukan koordinasi rutin dalam menyusun daftar penetapan status jalan
laporan barang milik daerah yang akurat dan LHP BPK menunjukan bahwa ruas jalan
Pengurus Barang belum mencatat dan yang di tetapkan SK walikota sebanyak 1462
mengamankan barang milik daerah pada OPD dan ruas jalan yang disajikan dalam neraca
masing-masing. oleh karena itu pemerintah sebanyak 1214 dengan nilai Buku Rp.
perlu meningkatkan kualitas SDM agar dapat 307.272.058.915,04 tentunya terdapat selisih
memahami semua barang milik daerah yang kurang sebanyak 248 ruas jalan, hal ini
dikelola dapat mengontrol dengan baik tingkat menunjukkan bahwa masih ada ruas jalan yang
keberhasilan tidak terlepas dari sumber daya belum tercatat dalam neraca.
manusia dan jumlah personil yang ada. namun Hal ini di sebabkan di tahun 2017 bidang
apabila dalam penanganan didasari dengan aset sudah melakukan inventarisasi di
kemauan, ketertiban, ketelitian, dan lingkungan Pemerintah Kota Palu, akan tetapi
kesungguhan para pengelola barang maka hasil inventarisasi menunjukan kegiatan
permasalahan seperti ini tidak menjadi temuan tersebut lebih terfokus pada peralatan dan
berulang-ulang mesin sehingga aset-aset lain masih banyak
Ahmad Rizal, dkk. Analisis Laporan Hasil Pemeriksaan Bpk Terkait Dengan Aset ……………………………………..54

yang belum tercatat, contohnya seperti Ruas tetap yang tercatat pada OPD nya masing-
jalan tersebut. untuk mengatasi hal ini masing ke dalam SIMDA BMD
Pemerintah Kota Palu harus melakukan 2. Pemerintah Kota Palu perlu memberikan
inventarisasi kembali dengan menyiapkan sosialisasi, bimbingan dan pelatihan teknis
tenaga panitia bersertifikat yang profesional bagi Pengurus Barang untuk meningkatkan
dan berkompoten dalam melakukan kompetensi, komitmen, pemahaman dan
inventarisasi tanah untuk memperbaiki tata kapasitas mereka dalam melakukan
kelola aset daerah. pengelolaan Barang Milik Daerah
3. Pemerintah Kota Palu hendaknya segera
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI menindaklanjuti Temuan tersebut agar
kedepannya tidak menjadi temuan yang
Kesimpulan berulang-ulang.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai UCAPAN TERIMA KASIH
berikut:
1. Pencatatan aset dilakukan secara manual Dalam kesempatan ini, penulis ingin
atau tidak melalui sistem informasi tertentu menyampaikan terima kasih yang setinggi-
sehingga aset tetap kota Palu belum tingginya kepada yang terhormat Dr. Vitayanti
lengkap baik dari sisi informasi identitas Fattah, S.E, M.Si selaku Ketua Program Studi
aset tetap maupun informasi kondisi barang Magister Manajemen Pascasarjana Universitas
sehingga validitas data aset kurang andal Tadulako Palu. Dr. Muchtar Lutfi, S.E., M.Si,
tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah selaku Ketua Tim penguji, Dr. Darman, S.E.,
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem M.M., selaku Sekretaris, dan Prof. Dr.
Pengendalian Intern Pemerintah: pasal 29 Muslimin.,SE,MM., selaku penguji Utama, Dr.
huruf c sekurang-kurangnya mencakup Sudirman.,SE.,M.Si.,Ak.,CA yang selama ini
Penggunaan desain entri data untuk telah mencurahkan perhatian dan arahannya
mendukung akurasi data, pelaksanaan kepada penulis sejak dimulai dengan
validasi data untuk mengidentifikasi data perencanaan sampai ketahap penulisan tesis
yang salah, dan pencatatan, pelaporan, ini.
investigasi, dan perbaikan data yang salah
dengan segera. DAFTAR RUJUKAN
2. Adanya pengelolaan aset tetap yang belum
memadai terkait pengamanan aset ta nah Afrian, Galang. 2016. “Pengaruh Karakteristik
yang belum dilengkapi bukti kepemilikan Pemerintah Daerah, TemuanNAudit
yang sah, aset belum diketahui BPK, dan Leverage Terhadap Kinerja
keberadaannya, rehabilitasi aset tetap belum Keuangan Pemerintah Daerah”.Jurnal.
dikapitalisasi ke aset induk, proses Jon FEKON Vol.3.No.1
penatausahaan belum dilakukan secara BPK-RI Perwakilan Sulawesi Tengah, 2016.
tertib, pemindahtanganan aset dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan Terhadap
hibah kepada Pemerintah Provinsi, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
pencatatan aset jalan tidak sesuai dengan (LKPD) Kota Palu.
daftar penetapan status jalan BPK-RI Perwakilan Sulawesi Tengah, 2017.
Laporan Hasil Pemeriksaan Terhadap
Rekomendasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
1. Pemerintah Kota Palu perlu koordinasi ke (LKPD) Kota Palu
OPD untuk segera menginput seluruh aset Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik:
Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
55 Katalogis, Volume 6 Nomor 7 Juli 2018 hlm 46-55 ISSN: 2302-2019

Buletin Teknis Nomor 05 tentang Akuntansi


Penyusutan, Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan
Freeman, Shoulders, Govermental and Non
Profit Accounting, Prentice Hall
Publishing 7 edition.
Hadari, Nawawi., 2003. Metode Penelitian,
Gajah Mada University Press
Yogyakarta.
Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik.
Andi. Yogyakarta.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta:
Salemba Empat.
Moleong, L.J. 2010. Metodologi Penelitian
kualitatif Bandung : Remaja Rosda
Karya.
Patton, Michael Quinn 1987. Qualitative
Evalution. Methode. Beverly Hilss Sage
Publications.
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
Nomor 7 tentang Akuntansi Aset Tetap.
Sukrisno Agoes (2012), Auditing (Petunjuk
Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Akuntan Publik). Edisi Keempat.
Salemba Empat: Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor.
24 tahun 2014 tentang
Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
15 Tahun 2004 tentang Pemeriksanaan
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Negara. Jakarta: Legalitas

Anda mungkin juga menyukai