Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
“KJELDAHL”

OLEH

APRILLIA PRASTIKA
(P07134114053)
Kelas B
DIV ANALIS KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
MATARAM
2016
Standard Operating Procedures Kjeldahl
A. Pengertian SOP (Standard Operating Procedures)
SOP (Standard Operating Procedures) adalah suatu set instruksi yang memiliki
kekuatan sebagai suatu petunjuk atau direktif. Hal ini mencakup hal-hal dari operasi yang
memiliki suatu prosedur pasti atau terstandardisasi, tanpa kehilangan keefektifannya.
Setiap sistem manajemen kualitas yang baik selalu didasari oleh Standard Operating
Procedures. SOP dibuat dan di dokumentasikan secara tertulis yang memuat prosedur (alur
proses) kerja secara rinci dan sistematis. Alur kerja (prosedur) tersebut haruslah mudah
dipahami dan dapat di implementasikan dengan baik dan konsisten oleh pelaku.
Implementasi SOP yang baik akan menunjukkan konsistensi hasil kerja, hasil produk dan
proses pelayanan seluruhnya dengan mengacu kepada kemudahan, pelayanan dan
pengaturan yang seimbang

1. Tujuan dan Manfaat SOP (Standard Operating Procedures)


SOP yang baik haruslah mendasarkan pada tujuan dan manfaat sebagaimana poin-poin
berikut dibawah ini:
a. Memudahkan proses pemberian tugas serta tanggung jawab kepada pegawai yang
menjalankannya.
b. Memudahkan proses pemahaman (penguasaan tugas) staff secara sistematis dan
general.
c. Menghindari “error” dalam proses kerja.
d. Mempermudah dan mengetahui terjadinya kegagalan, inefisiensi proses dalam
prosedur kerja, serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyalahgunaan
kewenangan oleh pegawai yang menjalankan.
e. Memudahkan dalam hal monitoring dan menjalankan fungsi kontrol dari setiap
proses kerja.
f. Menghemat waktu dalam program training, karena dalam SOP tersusun secara
sistematis.

2. Standar Operasional Prosedur Laboratorium (Standar Kesehatan dan Keselamatan


Kerja) di laboratorium (Depkes RI, 2002)
a. Pakailah jas laboratorium saat berada dalam ruang pemeriksaan atau di ruang
laboratorium. Tinggalkan jas laboratorium di ruang laboratorium setelah selesai
bekerja.
b. Cuci tangan sebelum pemeriksaan.
c. Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca mata dan sepatu
tertutup).
d. Semua specimen harus dianggap infeksius (sumber penular), oleh karena itu harus
ditangani dengan sangat hati-hati.
e. Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, oleh karena itu harus ditangani
dengan hati-hati.
f. Tidak makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
g. Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat sedang bekerja.
h. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan di dalam lemari pendingin yang
digunakan untuk menyimpan bahan-bahan klinik atau riset.
i. Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui mulut gunakan peralatan
mekanik (seperti penghisap karet) atau pipet otomatis.
j. Tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berputar.
k. Menutup ujung tabung penggumpal darah dengan kertas atau kain, atau jauhkan
dari muka sewaktu membuka.
l. Bersihkan semua peralatan bekas pakai dengan desinfektans larutan klorin 0,5 %
dengan cara merendam selama 20-30 menit.
m. Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap kali selesai bekerja
dengan menggunakan larutan klorin 0,5 %.
n. Pakai sarung tangan rumah tangga sewaktu membersihkan alat-alat laboratorium
dari bahan gelas.
o. Gunakan tempat antitembus dan antibocor untuk menempatkan bahan-bahan yang
tajam.
p. Letakkan bahan-bahan limbah infeksi di dalam kantong plastik atau wadah dengan
penutup yang tepat.
q. Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali selesai bekerja.

B. Kjeldahl
1. Pengertian
Labu Kjeldahl adalah suatu perangkat laboratorium yang berbentuk seperti labu ukur
namun bagian dasarnya berbentuk bulat sempurna sehingga labu Kjeldahl tidak dapat
berdiri dengan sendirinya. Oleh karena itu, beaker glass sering digunakan sebagai
penyanggah labu Kjeldahl. Labu Kjeldahl sering digunakan pada proses destruksi
protein atau analisa protein dengan menggunakan metode Kjeldahl.
Metode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total
pada asam amino, protein dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel
didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga
akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan dengan alkali kuat, amonia
yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan
ditetapkan secara titrasi.

2. Prinsip Kerja
a. Digesi (Digestion)
Tahap digesi merupakan tahap dekomposisi nitrogen dalam sampel menggunakan
asam pekat. Tahap ini disempurnakan dengan mendidihkan sampel pada asam
sulfat pekat. Hasil akhir digesi merupakan larutan amonium sulfat.
b. Distilasi (Distillation)
Merupakan tahap penambahan basa berlebih ke dalam larutan digesi untuk
mengubah NH4+ menjadi NH3 yang diikuti pemanasan dan kondensasi gas NH3
pada larutan penerima.
c. Titrasi (Titration)
Tahap ini berjutuan untuk mengetahui jumlah amoniak dalam larutan penerima.
Jumlah nitrogen dapat di hitung dari jumlah ion amonia di dalam larutan penerima
tersebut.

3. Prosedur Kerja
Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu
proses destruksi, proses destilasi dan tahapan titrasi.
a. Proses Destruksi
Ditimbang 1 g bahan yang telah dihaluskan, masukkan dalam labu Kjeldahl,
namun karena kandungan protein tinggi pada kedelai maka digunakan bahan
kurang dari 1 g. Kemudian ditambahkan 7,5 g kalium sulfat dan 0,35 g raksa (II)
oksida dan 15 ml asam sulfat pekat. Dipanaskan semua bahan dalam labu Kjeldahl
dalam lemari asam sampai berhenti berasap dan diteruskan pemanasan sampai
mendidih dan cairan menjadi jernih. Ditambahkan pemanasan kurang lebih 30
menit, dimatikan pemanasan dan dibiarkan sampai dingin.
Selanjutnya ditambahkan 100 ml aquadest dalam labu Kjeldahl yang didinginkan
dalam air es dan beberapa lempeng Zn, tambahkan 15 ml larutan kalium sulfat 4%
(dalam air) dan akhirnya ditambahkan perlahan-lahan larutan natrium hidroksida
50% sebanyak 50 ml yang telah didinginkan dalam lemari es.
b. Proses Destilasi
Dipasang labu Kjeldahl dengan segera pada alat destilasi. Dipanaskan labu
Kjeldahl perlahan-lahan sampai dua lapis cairan tercampur, kemudian dipanaskan
dengan cepat sampai mendidih. Destilat ditampung dalam erlenmeyer yang telah
diisi dengan larutan baku asam klorida 0,1 N sebanyak 50 ml dan indikator merah
metil 0,1 % b/v (dalam etanol 95%) sebanyak 5 tetes, ujung pipa kaca destilator
dipastikan masuk ke dalam larutan asam klorida 0,1 N. Proses destilasi selesai jika
destilat yang ditampung lebih kurang 75 ml.
c. Proses Titrasi
Sisa larutan asam klorida 0,1 N yang tidak bereaksi dengan destilat dititrasi
dengan larutan baku natrium hidroksida 0,1 N. Titik akhir titrasi tercapai jika
terjadi perubahan warna larutan dari merah menjadi kuning. Lakukan titrasi
blanko.
C. SOP Kjeldahl

Kementerian Kesehatan Nomor SOP


REPUBLIK INDONESIA Tgl : 12 Desember 2013
POLTEKKES KEMENKES Pembuatan
MATARAM
Tgl revisi : 28 November 2016
Tgl efektif :
Disahkan : Direktur
oleh
Nama SOP : SOP Kjeldahl
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. UU No. 36 tahun 2009 tentang a. Penggung Jawab Lab bertanggung
kesehatan jawab terhadap alat-alat yang ada di
2. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Laboratorium
Pendidikan Nasional b. Mahasiswa menggunakan alat-alat
3. UU No. 12 Tahun 2012 Tentang yang ada di Laboratorium dengan
pendidikan Tinggi benar dan sesuai dengan prosedur
4. PP No. 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikann
5. Kepmenkes No. HK. 03.
05/IV/14354.1/2010 tentang Standar
Laboratorium Pendidikan Tenaga
Kesehatan
6. Kepmenkes No. 855/ Menkes/
SK/1/2009 tentang Jabatan Fungsional
Laboratorium.
KETERKAITAN PERALATAN / PERLENGKAPAN
SOP Kjeldahl 1. Pemanas listrik 600 watt
2. Manifold Fume
3. Blower Fume Exhaust System
4. Air Ejector
5. Gauge Monitor
6. Labu Kjeldahl
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
a. Kartu Hasil Studi
b. Kurikulum
c. Data mahasiswa
DATA KEGIATAN

1. Nama SOP : Kjeldahl


2. Jenis Kegiatan : Rutin
3. Penanggung : Sub Unit Laboratorium
Jawab
a. Produk : Penaggung jawab Lab

b. Kegiatan : Kjeldahl
4. Scope / ruang : Program studi DIII dan DVI Analis Kesehatan
lingkup

IDENTIFIKASI KEGIATAN

Nama : Kjeldahl
Kegiatan
Langkah : Penanggung Jawab Lab. menugaskan mahasiswa untuk melakukan
Awal melakukan pemeriksaan protein menggunakan metode Kjeldahl
Langkah : Mahasiswa melakukan pemeriksaan protein
Utama
Langkah : Penanggung Jawab Lab. menandatangani laporan hasil
Akhir pemeriksaan protein

IDENTIFIKASI LANGKAH
Langkah : 1. Penanggung Jawab Laboatorium menugaskan mahasiswa untuk
Awal melakukan pemeriksaan protein metode Kjeldahl
Langkah : 2. Mahasiswa mempersiapkan alat dan bahan yang akan
Utama digunakan.
3. Mahasiswaa melakukan pemeriksaan
4. Mahasiswa meulis hasil pemeriksaan pada bagian hasil yang
tersedia.
5. Mahasiswa melaporkan hasil pemeriksaan pada penaggung
jawab laboratorium.
Langkah 6. Penanggung Jawab Lab. menandatangani laporan hasil
Akhir praktikum
Mutu Baku Mutu Baku
No
Kegiatan Penanggung
. Mahasiswa Kelengkapan Waktu Ket
jawab Lab.
Penanggung Jawab  
Laboatorium
menugaskan
15
1 mahasiswa untuk   Agenda kerja  
Menit
melakukan
pemeriksaan protein
metode Kjeldahl
Mahasiswa    
mempersiapkan alat 10
2 Draf    
dan bahan yang akan Menit
digunakan.
Mahasiswaa  
15
3 melakukan   Draf    
Menit
pemeriksaan
Mahasiswa meulis  
hasil pemeriksaan 30
4   Draf    
pada bagian hasil Menit
yang tersedia.
Mahasiswa  
melaporkan hasil
2
5 pemeriksaan pada   Draf    
Menit
penaggung jawab
laboratorium.
Penanggung Jawab  
Lab.
 Naskah 5
6. menandatangani    
akhir Menit
laporan hasil
praktikum

Anda mungkin juga menyukai