Anda di halaman 1dari 3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Air Sumur

Air bersih adalah air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari dengan kualitas
yang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga aman untuk diminum apabila telah dimasak.
Sumur merupakan jenis sarana air bersih yang banyak digunakan masyarakat. Sumur sanitasi
adalah jenis sumur yang telah memenuhi persyaratan sanitasi dan terlindungi dari
kontaminasi air kotor (Chandra, 2007). Sumur sampai saat ini banyak digunakan warga
karena dinilai memiliki manfaat yang luas sebagai sumber air bersih. Sebagai contoh dengan
dibuatnya sumur maka air hujan yang jatuh di permukaan tanah akan masuk ke sumur
tersebut sehingga laju aliran permukaan dapat dikurangi. Hal ini juga sebagai cara untuk
menanggulangi bencana erosi, karena lapisan tanah yang diatas tidak ikut terbawa aliran air
hujan atau aliran permukaan. Manfaat lain yang diperoleh dari sumur yaitu sebagian besar
masyarakat menggunakan sumur tersebut untuk kepentingan rumah tangga seperti minum,
masak, mandi, cuci dan kebutuhan lainnya (Subekti, 2005). Air sumur sendiri merupakan air
tanah dangkal sampai kedalaman kurang dari 30 meter. Kedalaman air sumur umumnya
adalah 15 meter dan dinamakan juga sebagai air tanah bebas karena lapisan air tanah tersebut
tidak berada di dalam tekanan. Terdapat tiga parameter utama untuk menentukan kualitas air
sumur yaitu : parameter fisik yang meliputi bau, rasa, warna dan kekeruhan. Parameter kedua
adalah parameter kimia yang meliputi kimia organik dan kimia anorganik yang mengandung
logam seperti FE, Cu, Ca dan lain-lain. Parameter ketiga adalah parameter bakteriologi yaitu
keberadaan bakteri coliform fecal (Waluyo, 2004).

1.2 Sumur Gali

Sumur gali adalah salah satu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas
dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah-rumah perorangan
sebagai air minum dengan kedalaman 7 – 10 meter dari permukaan tanah. Sumur gali
menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah, oleh
karena itu dengan mudah terkena kontaminasi melalui rembesan. Umumnya rembesan
berasal dari tempat buangan kotoran manusia/jamban dan hewan, juga dari limbah sumur itu
sendiri, baik dari lantainya atau saluran limbahnya yang tidak kedap air. Keadaan konstruksi
dan cara pengambilan air sumur pun dapat merupakan sumber kontaminasi, misalnya sumur
dengan konstruksi terbuka dan pengambilan dengan timba. Sumur dianggap mempunyai
tingkat perlindungan sanitasi yang baik, bila tidak terdapat kontak langsung antara manusia
dengan air di dalam sumur (Depkes RI, 2007). Agar sumur terhindar dari pencemaran maka
harus diperhatikan adalah jarak sumur dengan jamban, jarak tersebut juga harus
memperhatikan kemiringan tanah, lokasi sumur pada daerah bebas banjir. Jarak sumur
minimal 15 meter dan lebih tinggi dari sumber pencemaran (Chandra, 2007). Jarak
kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dinding sumur gali harus terbuat dari tembok yang
kedap air (disemen). Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi rembesan air/pencemaran
oleh bakteri dengan karakteristik habitat hidup pada jarak tersebut. Pada jarak 1,5 meter
dinding berikutnya terbuat dari pasangan batu bata tanpa semen, sebagai bidang perembesan
dan penguat dinding sumur (Entjang, 2000). Lantai sumur gali dibuat dari tembok yang
kedap air ± 1,5 m lebarnya dari dinding sumur. Dibuat agak miring dan ditinggikan 20 cm di
atas permukaan tanah, bentuknya bulat atau segi empat. Lantai sumur kira-kira 20 cm dari
permukaan tanah (Machfoedz, 2004)

1.3 Sumur Bor

Sumur Bor dibuat dengan cara pengeboran, lapisan air tanah yang lebih dalam ataupun
lapisan tanah yang jauh dari tanah permukaan dapat dicapai sehingga sedikit dipengaruhi
kontaminasi. Umumnya air ini bebas dari pengotoran mikrobiologi dan secara langsung dapat
dipergunakan sebagai air minum. Air tanah ini dapat diambil dengan pompa tangan maupun
pompa mesin (Depkes RI, 1985) . Konstruksi sumur bor sangat tergantung dari kondisi
akuifer dan kualitas air tanah. Oleh sebab itu ada bermacam-macam jenis konstruksi sumur
bor. Sumur bor air tanah memiliki kedalaman mulai dari 60 meter hingga 200 meter, biasanya
diperuntukan untuk perkantoran atau permukiman. Pada umumnya kedalaman tersebut
memiliki kualitas air yang baik dan layak untuk digunakan (Linsley, dkk 1996) . Berdasarkan
data Riset Kesehatan Dasar 2013, hasil menunjukan bahwa jenis sumber air untuk seluruh
kebutuhan masyarakat di Indonesia pada umumnya adalah sumur gali (29,2%), sumur pompa
(24,1%), dan PDAM (19,7%). Diperkotaan, lebih banyak masyarakat yang menggunakan air
dari sumur bor / pompa (32,9%) dan air dari PDAM (28,6%), sedangkan di pedesaan lebih
banyak menggunakan sumur gali terlindung (32,7%) (Puspitasari, dkk 2015)

1.4 Kualitas Air Sumur


Kualitas air merupakan karakteristik mutu yang dibutuhkan dalam pemanfaataan air
sesuai dengan kebutuhan. Pengelompokan kualitas air digolongkan ke dalam 4 kelompok
yaitu :
i. Golongan A yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung,
tanpa pengolahan terlebih dahulu.
ii. Golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai bahan baku air minum.
iii. Golongan C yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
perternakan.
iv. Golongan D yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di
perkotaan, industri dan pembangkit listrik tenaga air.

Air yang memiliki kualitas baik memiliki karakteristik tidak berbau dan tidak berasa.
Bau air dapat ditimbulkan dari pembusukan zat organik oleh bakteri, selain itu bau yang
muncul diduga sebagai akibat sistem sanitasi yang kurang baik. Rasa asin yang timbul
disebabkan adanya garam-garam mineral terlarut dalam air. Sedangkan rasa asam diakibatkan
adanya asam organik maupun asam anorganik (Yusuf et al, 2011). Kekeruhan air dapat
ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili
warna. Sedang dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya
pencemaran melalui buangan dan warna air tergantung pada warna air yang memasuki badan
air.

Anda mungkin juga menyukai