TUMOR PARU
1 Pengertian (Definisi) Nodul paru soliter didefinisikan sebagai opasitas diskrit, berbatas
bagus, bulat kurang dari atau sama dengan 3 cm diameter yang benar-
benar dikelilingi oleh parenkim paru, tidak menyentuh hilus atau
mediastinum, dan tidak terkait dengan adenopati, atelectasis, atau
efusi pleura. Lesi yang lebih besar dari 3 cm dianggap sebagai massa
dan diperlakukan sebagai keganasan sampai terbukti sebaliknya.
2 Anamnesis Kebanyakan pasien dengan nodul paru soliter tidak bergejala; nodul
biasanya terdeteksi sebagai temuan insidental. Sekitar 20-30% dari
semua karsinoma bronkogenik muncul sebagai nodul paru soliter
pada radiografi awal. Fitur berikut penting ketika menilai apakah
nodul jinak atau ganas:
Riwayat keganasan
Sejarah merokok & pak-tahun merokok
Faktor risiko pekerjaan untuk kanker paru - Paparan asbes,
radon, nikel, kromium, vinil klorida, dan hidrokarbon
polisiklik dapat menyebabkan perkembangan nodul paru
soliter
Perjalanan ke area dengan mikosis endemik (misalnya,
histoplasmosis, coccidioidomycosis, blastomycosis) atau
dengan prevalensi TB yang tinggi
Riwayat TB atau pulmonary mycosis
3 Pemeriksaan Fisik Meskipun tidak ada temuan fisik spesifik untuk pasien dengan nodul
paru, presentasi klinis bervariasi tergantung pada lokasi tumor
(misalnya, trakea, saluran udara lainnya, parenkim). Gejala-gejala
berikut mungkin dihargai pada pemeriksaan fisik
Pseudoasthmatic (lokal) mengi
Batuk terus-menerus
Hemoptisis
Demam - Terutama ketika pneumonia terkait hadir
Suara nafas berkurang
Kebodohan menjadi perkusi
Rales
Clubbing digital
Penyakit autoimun-terkait kelainan kulit dan sendi
4 Kriteria Diagnosis - Anamnesa
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan penunjang : Chest Radiography
5 Diagnosis Kerja
6 Diagnosis Banding Arteriovenous malformations
Aspergillosis
Atelectasis
Blastomycosis
Coccidioidomycosis
Histoplasmosis
Hydatid cysts
Lipoid pneumonia
Lung abscess
Lymphoma
Nocardiosis
Pancoast tumor
Rheumatoid arthritis
Sarcoidosis
Tuberculosis
Positron-Emission Tomography
Apakah pemindaian positron-emission tomography (PET) akan
berguna dalam pemeriksaan pasien tergantung pada (1) probabilitas
pretest klinis keganasan, (2) morfologi nodul, (3) ukuran dan posisi
nodul, dan (4) fasilitas pemindaian tersedia.
SPECT Scanning
Pemindaian satu emisi foton CT (SPECT) lebih murah daripada PET
scanning. Kedua modalitas memiliki kepekaan dan spesifisitas yang
sebanding masing-masing 95% dan 82%. [34] Pencitraan SPECT
belum dievaluasi dalam serangkaian besar pasien; dalam seri yang
lebih kecil, sensitivitas turun secara signifikan untuk nodul kurang
dari 20 mm.
Fiberoptic Bronchoscopy
Bronkoskopi rigid dan fiberoptik masing-masing berguna untuk
mendiagnosis tumor paru-paru jinak endobronkial. Biopsi atau
menyikat bronkus dapat dilakukan dengan prosedur ini, serta eksisi
lesi endobronkial bertangkai.
8 Tatalaksana Lesi yang memiliki ciri khas jinak, seperti tidak adanya perubahan
selama dua tahun atau pola kalsifikasi jinak, terutama pada pasien
berisiko rendah, tidak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Di sisi
lain, lesi yang sangat sugestif keganasan (mis.> Diameter 3 cm) atau
mereka dengan pertumbuhan yang didokumentasikan harus dirujuk
untuk reseksi bedah.
American College of Chest Physicians (ACCP) recommendations
Rangkuman Guidelines sebagai berikut:
Dengan cermat menghitung probabilitas pretest untuk
keganasan, baik melalui penilaian klinis yang berpengalaman
atau melalui model yang divalidasi (lihat Menilai
Kemungkinan Keganasan, di atas)
Pencitraan dada sebelumnya harus ditinjau dan CT scan dada
harus dilakukan jika nodul tak tentu dicatat pada radiografi
dada
Jika lesi padat dan stabil selama setidaknya 2 tahun, tidak
diperlukan tindak lanjut lebih lanjut
Untuk lesi dengan pola kalsifikasi jinak, pengujian lebih lanjut
tidak diperlukan
Penatalaksanaan lesi padat tak tentu lebih besar dari 8-30 mm
tergantung pada penentuan pertama kemungkinan pretest keganasan
dan sesudahnya, jika hal-hal berikut ini dicatat:
Probabilitas yang sangat rendah (<5%) - Pemindaian CT
Serial pada 3-6 bulan, 9-12 bulan, dan kemudian pada 18-24
bulan
Probabilitas rendah hingga sedang (5% -65%) - pencitraan
PET; jika pengambilan minimal, CT surveilans atau biopsi
nonsurgical, tetapi jika uptake moderat atau intens, baik biopsi
non bedah atau reseksi bedah
Probabilitas tinggi (> 65%) - Reseksi bedah, idealnya reseksi
irisan thoracoscopic; mereka yang berisiko tinggi untuk
komplikasi bedah
Setiap pertumbuhan tegas dicatat selama tindak lanjut CT scan
- Diagnosis jaringan definitif dengan biopsi nonsurgical dan /
atau reseksi bedah
9 Kompetensi
10 Kompetensi PPDS Merah Kuning Hijau Biru
Diagnosis
Pengelolaan
Medis
Prosedur
Keterangan :
Surakarta,
KomiteMedik Ketua KSM .......................
Ketua
...................................................