Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Khasanah Ilmu Vol. 9 No.

1 Maret 2018

Eksplorasi Potensi Wisata Kuliner Untuk Pengembangan Pariwisata


Di Kota Tangerang

Yustisia Kristiana1, Michael Thomas Suryadi 2, Samuel Riyandi Sunarya3


SEKOLAH TINGGI PARIWISATA PELITA HARAPAN
E-mail : yustisia.kristiana@uph.edu1

Abstract: Nowadays, culinary tourism becomes one of the attractions to visit destination, this
phenomenon can also be seen in Tangerang City. The great potential in Tangerang City is not
supported with adequate information about the culinary riches of Tangerang. Many factor that cause
lack of information for tourists, one of which is the lack of guidebooks and culinary references of
Tangerang City. Therefore this study aims to identify the potential of culinary tourism as well as
analyze the problems faced in developing a typical cuisine in the city of Tangerang. This study is
qualitative research, used primary and secondary data. Method analysis used is SWOT analysis
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). The results shows that culinary tourism in
Tangerang City needed to be well-organized regarding there are threats and weaknesses in culinary
tourism development.

Keywords: Tourism, Culinary Tourism, Tangerang City

Abstrak: Dewasa ini, wisata kuliner menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk menunjungi suatu
daerah, fenomena ini juga dapat terlihat di Kota Tangerang. Potensi yang besar di Kota Tangerang
belum didukung dengan informasi yang memadai mengenai kekayaan kuliner Tangerang. Banyak
faktor yang menyebabkan kurangnya informasi bagi para wisatawan, salah satunya adalah belum
tersedianya referensi tentang kuliner Kota Tangerang. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi potensi wisata kuliner serta menganalisis masalah-masalah yang dihadapi dalam
mengembangkan kuliner khas di Kota Tangerang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, serta
menggunakan data primer dan sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
pengelolaan wisata kuliner di Kota Tangerang masih sangat diperlukan mengingat terdapat beberapa
ancaman dan kekurangan yang dimiliki dalam pengembangan wisata kuliner di Kota Tangerang.

Kata kunci: Pariwisata, Wisata Kuliner, Kota Tangerang

1.1 Latar Belakang Tangerang. Sedangkan keempat kota yang


Indonesia merupakan negara kepulauan terdapat di Provinsi Banten meliputi Kota
dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 pulau Cilegon, Kota Serang, Kota Tangerang, Kota
yang dibagi dalam 34 provinsi (Dewan Tangerang Selatan (Pemerintahan Provinsi
Ketahanan Nasional, 2016). Banyaknya pulau Banten, 2014).
yang dimiliki Indonesia membuat negara ini Salah satu kota yang sedang
memiliki keanekaragaman budaya yang berkembang dalam bidang pariwisata di
berpotensi untuk dikembangkan menjadi Provinsi Banten adalah Kota Tangerang. Kota
wisata budaya. Wisata budaya merupakan Tangerang berbatasan langsung dengan tiga
suatu kegiatan wisata yang menjadikan kota besar, yaitu DKI Jakarta, Kabupaten
budaya sebagai atraksi utama dan bertujuan Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan
memberikan informasi serta pengalaman (Badan Pusat Statistik Kota Tangerang, 2016).
mengenai kebudayaan di daerah tersebut (Raj, Berbatasan dengan tiga kota besar
Griffin, dan Morpeth, 2013). menyebabkan Kota Tangerang menjadi kota
Salah satu provinsi di Indonesia yang industri yang besar. Meskipun Kota Tangerang
sedang berkembang dalam bidang wisata merupakan kota industri yang besar,
budaya adalah Provinsi Banten. Provinsi pariwisata Kota Tangerang pun berkembang.
Banten berdiri pada 4 Oktober 2000. Sebelum Daya tarik wisata Kota Tangerang antara lain:
Banten diresmikan menjadi sebuah provinsi, Tabel 1 Daya Tarik Wisata Kota Tangerang
Banten merupakan bagian dari Provinsi Jawa Jenis Wisata Daya Tarik Wisata
Barat. Sekarang, Provinsi Banten memiliki 4
Wisata Alam a) Pantai Tanjung
kabupaten dan 4 kota. Keempat kabupaten
Burung
yang terdapat di Provinsi Banten meliputi
b) Pantai Tanjung
Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang,
Kait
Kabupaten Serang, dan Kabupaten
c) Pantai Tanjung
18 ISSN : 2087-0086
Eksplorasi Potensi Wisata Kuliner Untuk Pengembangan Pariwisata Di Kota Tangerang

Jenis Wisata Daya Tarik Wisata Tangerang mirip dengan kuliner khas di
daerah sekitarnya. Biasanya perbedaan hanya
Pasir
terletak pada bumbu dan bahan yang
d) Pulau Cangkir
digunakan. Oleh sebab itu, keunikan tersebut
Wisata a) Festival Cisadane
menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi para
Budaya b) Klenteng Boen
wisatawan untuk melakukan wisata di Kota
San Bio
Tangerang. Terlebih lagi, banyak penyedia
c) Klenteng Boen
kuliner di Kota Tangerang yang menwarkan
Tek Bio
kuliner khas Kota Tangerang. Banyaknya
d) Klenteng Khoet
penyedia kuliner yang memiliki nilai sejarah di
Goean Bio
Kota Tangerang belum didukung dengan
e) Masjid Pintu
referensi yang memadai. Hal ini dapat menjadi
Seribu
sebuah kendala bagi para wisatawan untuk
f) Masjid Raya Al
melakukan wisata. Oleh karena itu,
Azhom
berdasarkan latar belakang yang telah
g) Museum Benteng
diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk
Heritage
melakukan penelitian tentang potensi wisata
h) Wisata Kuliner
kuliner di Kota Tangerang. Tujuan dari
Pasar Lama
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
Wisata Buatan a) Alun-alun Kota potensi wisata kuliner di Kota Tangerang dan
Tangerang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi
b) Bendungan Pintu dalam mengembangkan kuliner khas Kota
Air Sepuluh Tangerang. Luaran dari penelitian ini adalah
c) Situ Bulakan referensi mengenai wisata kuliner di Kota
d) Situ Cipondoh Tangerang dalam bentuk buku panduan.
e) Taman Buaya
Tanjung Pasir 2.1 Tinjauan Pustaka
f) Taman Potret Menurut Undang-undang Pemerintah
Tangerang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
g) Taman Prestasi Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai
Tangerang macam kegiatan wisata dan didukung
h) Tugu Adipura berbagai fasilitas serta layanan yang
Sumber: BPS Kota Tangerang (2012) disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Jumlah PDRB Kota Tangerang pada Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Jenis
wisata dibagi menjadi tujuh jenis yaitu wisata
sektor pariwisata mengalami peningkatan
pada tiga tahun terakhir. Dari 17 sektor yang olahraga, wisata religius, wisata agro, wisata
tercatat dari tahun 2012 hingga tahun 2015, gua, wisata belanja, wisata ekologi dan wisata
PDRB pada sektor pariwisata Kota Tangerang kuliner (Ismayanti, 2010). Wisata kuliner
sendiri merupakan jenis wisata yang tidak
memiliki angka persen rata-rata 1,35%. Hal
tersebut dikarenakan Kota Tangerang dikenal semata-mata hanya untuk mengenyangkan
dengan memakan aneka ragam masakan khas
sebagai kota industri, sehingga sektor yang
memiliki PDRB tertinggi adalah sektor dari daerah tujuan wisata, melainkan juga
mendapatkan pengalaman menarik dengan
pengolahan atau manufacturing. Namun,
melihat peningkatan PDRB pada sektor memakan dan memasak aneka ragam
makanan khas tiap daerah.
pariwisata yang selalu terjadi setiap tahunnya,
membuktikan bahwa pariwisata merupakan Wisata kuliner merupakan wisata yang
dipengaruhi oleh adanya keinginan untuk
salah satu sektor yang berkembang di Kota
Tangerang. melakukan kunjungan terhadap tempat
pembuatan makanan, festival makanan,
Dengan melihat peluang industri
pariwisata di Kota Tangerang, hal ini restoran, atau suatu lokasi dengan tujuan
mencoba makanan (Hall et al., 2003). Selain
mendorong kuliner menjadi suatu daya tarik
wisata. Dengan adanya wisata kuliner, itu, terdapat juga definisi lain mengenai wisata
kuliner, yaitu segala sesuatu yang berkaitan
makanan atau kuliner bukanlah sebagai
dengan makanan sebagai subjek dan media,
penunjang dalam pariwisata, melainkan
tujuan dan kendaraan untuk wisata, dan
menjadi tujuan utama wisatawan melakukan
kegiatan dalam wisata yaitu mencicipi
kegiatan wisata. Kuliner yang terdapat di Kota
Tangerang banyak dipengaruhi oleh beberapa makanan di restoran-restoran etnik,
mengunjungi festival makanan, mencoba
suku yang dominan di Kota Tangerang, seperti
makanan pada saat melakukan perjalanan
suku Sunda, Betawi, dan Tionghoa. Hal ini
menyebabkan beberapa kuliner khas di Kota
ISSN : 2087-0086 19
Jurnal Khasanah Ilmu Vol. 9 No. 1 Maret 2018

wisata dan bahkan memasak di rumah (Pendit, 3.1 Metode Penelitian


2003). Pendekatan penelitian yang digunakan
Menurut Sumantri (2010), makanan peneliti yaitu penelitian kualitatif. Penelitian
adalah kebutuhan pokok manusia yang kualitatif yaitu suatu penelitian ilmiah yang
dibutuhkan setiap saat dan membutuhkan bertujuan untuk memahami suatu fenomena
pengolahan yang baik dan benar agar dalam konteks sosial secara alamiah dengan
bermanfaat bagi tubuh. Oleh karena itu mengedepankan proses interaksi komunikasi
makanan merupakan kebutuhan pokok yang yang mendalam antara peneliti dengan
harus dipenuhi. Pada dasarnya makanan fenomena yang diteliti (Moleong, 2010). Jenis
dipengaruhi oleh ketersediaan bahan mentah data yang digunakan pada penelitian ini terdiri
dari alam sekitar, sehingga setiap daerah dari data primer dan data sekunder. Data
memiliki ciri khas makanannya masing- primer adalah data yang dikumpulkan melalui
masing. Menurut Harmayani, Santoso, dan kuesioner ataupun wawancara untuk mencari
Gardjito (2017), makanan tradisional adalah solusi dari masalah penelitian yang ditemukan.
makanan yang diolah dari bahan pangan hasil Data primer diperoleh melalui observasi dan
produksi setempat, dengan proses yang telah wawancara. Data sekunder adalah informasi
dikuasai masyarakat dan hasilnya adalah yang didapatkan dari sumber yang telah ada
produk yang citarasa, bentuk dan cara seperti data perusahaan, data yang diperoleh
makannya dikenal, dan menjadi ciri khas dari pemerintahan, dan industri yang
kelompok masyarakat tertentu. disediakan oleh media, website, internet, buku-
Seiring perkembangan zaman, makanan buku dan lainnya (Sekaran dan Bougie, 2016).
tradisional tidak hanya diproduksi secara Data sekunder diperoleh melalui studi literatur
konvensional, melainkan juga diproses (buku, jurnal, karya ilmiah dan dokumen
menjadi suatu pangan olahan. Menurut terkait) serta data yang berasal dari instansi.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 Metode analisis yang digunakan peneliti
tentang Pangan, pangan olahan adalah dalam melakukan penelitian yaitu metode
makanan hasil proses dengan cara atau analisis deskriptif dan metode analisis SWOT.
metode tertentu dengan atau tanpa bahan Metode analisis deskriptif adalah metode yang
tambahan. Sedangkan, produksi pangan digunakan untuk menganalisis data dengan
adalah kegiatan atau proses menghasilkan, cara mendeskripsikan atau menggambarkan
menyiapkan, mengolah, membuat, data yang telah terkumpul sebagaimana
mengawetkan, mengemas, mengemas adanya tanpa bermaksud membuat simpulan
kembali, dan mengubah bentuk pangan. yang berlaku untuk umum atau generalisasi
Selain makanan, kekayaan kuliner terdiri (Sugiyono, 2013). Metode analisis SWOT
dari minuman dan hidangan penutup. Menurut adalah sebuah analisis untuk mengidentifikasi
Dittmer dan Keefe (2009), minuman adalah kekuatan dan kelemahan internal serta
segala bentuk cairan yang dapat diminum. mengidentifikasi ancaman serta peluang
Minuman biasanya dibagi menjadi dua, yaitu eksternal (Fitzsimmons dan Fitzsimmons,
minuman beralkohol dan minuman non- 2006).
alkohol. Sedangkan hidangan penutup adalah
hidangan yang disajikan setelah hidangan 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan
utama sebagai hidangan penutup atau biasa Kota Tangerang merupakan kota
disebut dengan istilah pencuci mulut dengan potensi wisata kuliner yang besar. Hal
(Ekawatiningsih, 2008). ini dibuktikan dengan banyaknya penyedia
Hasil penelitian yang dilakukan oleh kuliner di kota ini yang menjual kuliner khas
Araujo (2016) menyatakan bahwa Kota Tangerang. Pihak Pemerintahan Kota
pengembangan makanan tradisional Tangerang pun turut mendukung wisata
memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan kuliner Kota Tangerang. Salah satu cara yang
pariwisata. Selain itu, hasil penelitian Besra dilakukan Pemerintahan Kota Tangerang
(2012) menyatakan bahwa wisata kuliner adalah dengan membuat beberapa kawasan
mempunyai prospek yang bagus untuk wisata kuliner di Kota Tangerang seperti
dikembangkan meskipun banyak menghadapi Wisata Kuliner Pasar Lama dan Kuliner Laksa
masalah yang menghambat Kota Tangerang. Selain itu, banyak pula
perkembangannya. Maka dari itu, diperlukan penyedia kuliner yang memiliki nilai sejarah
strategi pemasaran yang sesuai untuk dan sudah ada sejak lama.
memasarkan jasa kuliner dan dibutuhkan Penyedia kuliner yang memiliki nilai
dukungan dari banyak pihak terutama sejarah dan merepresentasikan Kota
pemerintah. Tangerang dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Makanan
2. Minuman dan hidangan penutup
20 ISSN : 2087-0086
Eksplorasi Potensi Wisata Kuliner Untuk Pengembangan Pariwisata Di Kota Tangerang

3. Produksi pangan olahan b. Kurangnya promosi mengenai wisata


Berdasarkan hasil penelitian, penyedia kuliner kuliner di Kota Tangerang.
makanan di Kota Tangerang yang memiliki c. Kurangnya referensi mengenai kuliner
potensi sebagai wisata kuliner antara lain: yang memiliki nilai sejarah dan
1. Kuliner Laksa Kota Tangerang merepresentasikan Kota Tangerang.
2. Pondok Soto Betawi Ci Melie 3. Peluang (Opportunities):
3. Kwetiau Sapi 28 Tangerang a. Penetapan kawasan kuliner di Kota
4. Gado-gado Ci Yenny Tangerang, yaitu Kawasan Wisata
5. Bakmi DO Kuliner Pasar Lama dan Kawasan
6. Bakmi Ayam Pasar Lama Kuliner Laksa Kota Tangerang.
7. Siomay Sandy b. Banyaknya wisatawan dari luar Kota
8. Ayam Goreng Borobudur Tangerang yang datang berkunjung
9. Restoran Ayam Goren Hj. Kokom untuk menikmati wisata kuliner di Kota
10. Rumah Makan Tampah Yohgun Tangerang.
11. Sayur Asem H. Sadeli c. Banyaknya food blogger yang
12. Gecom Pak Adang menggunakan media sosial untuk
13. Asinan Sewan Bedeng mempromosikan makanan dan
14. Warung Satai H. Wahab minuman.
15. Satai Ayam H. Ishak d. Munculnya aplikasi yang berisi
16. Satai Babi Ko Encung informasi mengenai kuliner, seperti
17. Nasi Uduk Favorite zomato dan tripadvisor.
18. Nasi Uduk Encim Sukaria 4. Ancaman (Threats):
19. Bubur Ayam Ko Iyo a. Penyedia kuliner di Kota Tangerang
20. Nasi Jagal masih banyak yang berjualan dengan
Penyedia kuliner minuman dan hidangan menggunakan gerobok sehingga pada
penutup yang tergolong unik di Kota saat hujan jumlah pembeli mengalami
Tangerang yaitu: penurunan.
1. Es Podeng Depan Varia b. Pertumbuhan restoran cepat saji di
2. Kue Ape Pasar Lama Kota Tangerang yang berpotensi
3. Es Campur Bun Tin menurunkan penjualan makanan khas
4. Es Selendang Mayang Babeh Sapri Kota Tangerang.
Modernland Berdasarkan analisis SWOT yang telah
Sedangkan penyedia kuliner yang merupakan dilakukan, strategi dapat dikembangkan
produksi pangan olahan khas Kota Tangerang sebagai dasar dalam pengembangan wisata
adalah: kuliner di Kota Tangerang. Empat
1. Kecap Benteng Cap Siong Hin (SH) pertimbangan strategi yang disarankan, yaitu
2. Dodol dan Kue Keranjang Ny. Lauw strategi S-O (strength-opportunity), strategi W-
3. Mama Bolu Tape Benteng Tangerang. O (weakness-threat), strategi S-T (strength-
Penyedia kuliner yang terdapat di Kota threat) dan strategi W-T (weakness-threat):
Tangerang memiliki kekuatan (strengths), 1. Strategi S-O
kelemahan (weaknesses), peluang a. Membuat kawasan kuliner yang
(opportunities), dan ancaman (threats). khusus menawarkan kulier yang
Analisis SWOT digunakan untuk merepresentasikan Kota Tangerang.
menganalisispotensi kuliner di Kota b. Mengembangkan kerja sama dengan
Tangerang. Hasilnya adalah sebagai berikut: Pemerintah Daerah dari kota lain
1. Kekuatan (Strengths): untuk mempromosikan kuliner di Kota
a. Banyaknya penyedia kuliner di Kota Tangerang.
Tangerang yang menawarkan kuliner c. Mengundang food blogger untuk
khas Kota Tangerang. meliput tentang kuliner dilihat sejarah
b. Kuliner di Kota Tangerang memiliki dan makanan dari para penyedia
nilai sejarah. kuliner di Kota Tangerang.
c. Lokasi Kota Tangerang terletak 2. Strategi W-O
diantara tiga kota besar. a. Mengajak food blogger untuk meliput
d. Terdapat dukungan dari Pemerintahan tentang kuliner dilihat dari segi
Kota Tangerang untuk kebersihan dari dari para penyedia
mengembangkan wisata kuliner di kuliner di Kota Tangerang.
Kota Tangerang. b. Mendorong para penyedia kuliner
2. Kelemahan (Weaknesses): untuk melakukan promosi terkait
a. Penyedia kuliner di Kota Tangerang produk kuliner yang ditawarkan.
belum memiliki standar kebersihan.
ISSN : 2087-0086 21
Jurnal Khasanah Ilmu Vol. 9 No. 1 Maret 2018

c.Mengembangkan kerja sama antara [2] Badan Pusat Statistik Kota Tangerang
Pemerintah Kota Tangerang dengan (2012). Kota Tangerang dalam Angka
pihak akademisi dalam penyusunan 2012. Kota Tangerang: BPS Kota
referensi dalam bentuk buku panduan Tangerang.
wisata kuliner Kota Tangerang yang [3] Besra, E. (2012). Potensi Wisata Kuliner
memiliki nilai sejarah dan Dalam Mendukung Pariwisata di Kota
merepresentasikan Kota Tangerang. Padang. Jurnal Riset Akuntansi dan
d. Menyediakan buku panduan di Tourist Bisnis, Vol. 12, No. 1, 74-101.
Information Center bagi wisatawan [4] Dewan Ketahanan Nasional (2016).
yang hendak melakukan wisata kuliner Jumlah Pulau di Indonesia. Homepage
di Kota Tangerang. online diakses dari
3. Strategi S-T https://dkn.go.id/ruang-opini/9/jumlah-
a. Menyediakan fasilitas untuk pulau-di-indonesia.html, pada tanggal 27
meningkatkan daya saing para September 2017.
penyedia kuliner dan memberikan [5] Dittmer, P. R. dan Keefe, J. D. (2009).
kenyamanan wisatawan. Principles of Food, Beverage, and Labor
b. Melakukan promosi mengenai wisata Cost Controls (9th ed.). New Jersey: John
kuliner di Kota Tangerang. Wiley & Sons, Inc.
4. Strategi W-T [6] Ekawatiningsih (2008). Restoran Jilid I
a. Mendorong para penyedia kuliner Untuk SMK. Jakarta: Direktorat
untuk pengurusan standar kebersihan Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
sehingga mampu memberikan jaminan [7] Fitzsimmons, J. A. dan Fitzsimmons, M. J.
kebersihan bagi wisatawan. (2006). Service Management: Operations,
b. Melakukan promosi melalui media Strategy, Information Technology (5th
cetak, website resmi Pemerintah, ed.). New York: McGraw-Hill.
maupun media sosial yang dimiliki [8] Hall, C. M., Sharples, L., Mitchell, R.,
oleh Pemerintah mengenai wisata Macionis, N., dan Cambourne, B. (2003).
kuliner di Kota Tangerang. Food Tourism Around the World:
c. Mengembangkan kerja sama antara Development, Management, and Markets.
Pemerintah Kota Tangerang dengan Burlington: Butterworth-Heinemann.
pihak akademisi dalam menyusun [9] Harmayani, Eni, Santoso, Umar, dan
referensi mengenai wisata kuliner di Gardjito, Murdijati (2017). Makanan
Kota Tangerang. Tradisional Indonesia Seri 2: Makanan
Tradisional Indonesia yang Populer.
5.1 Simpulan Yogyakarta: Gadjah Mada University
Pariwisata khususnya dalam bidang Press
wisata kuliner saat ini menjadi suatu daya tarik [10] Ismayanti (2010). Pengantar Pariwisata.
tersendiri dan sangat pesat Jakarta: PT Gramedia Widisarana
perkembangannya. Kota Tangerang Indonesia.
merupakan kota dengan potensi wisata kuliner [11] Moleong, L. J. (2010). Metodologi
yang besar. Hal ini dibuktikan dengan Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
banyaknya penyedia kuliner di kota ini yang Rosdakarya.
menjual kuliner khas Kota Tangerang. Oleh [12] Pemerintahan Provinsi Banten (2014).
karena itu, referensi sangat dibutuhkan untuk Pemerintahan Kabupaten atau Kota.
membantu para wisatawan dalam melakukan Homepage online diakses dari
kegiatan wisatanya dan juga untuk https://bantenprov.go.id/id/channel/pemka
mempromosikan wisata kuliner di Kota b.html, pada tanggal 23 Oktober 2017.
Tangerang. Selain itu, pengelolaan wisata [13] Pendit, Nyoman S. (2003). Ilmu
kuliner di Kota Tangerang masih sangat Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana.
diperlukan mengingat terdapat beberapa Jakarta: PT. Pradnya Paramitha.
ancaman dan kekurangan yang dimiliki dalam [14] Raj, R., Griffin, K., dan Morpeth, N.
pengembangan wisata kuliner di Kota (2013). Cultural Tourism. Boston: Cabi.
Tangerang. [15] Sekaran, U. dan Bougie, R. (2016).
Research Methods For Business: A Skill-
Daftar Pustaka Building Approach (7th ed.). West
[1] Araujo, E. B. (2016). Pengembangan Sussex: John Wiley & Sons.
Kuliner Lokal Sebagai Daya Tarik Wisata [16] Sugiyono (2013). Metode Penelitian
di Dili, Timor Leste. Jurnal Master Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Pariwisata, Vol. 3 No. 1, 15-27. Alfabeta.

22 ISSN : 2087-0086
Eksplorasi Potensi Wisata Kuliner Untuk Pengembangan Pariwisata Di Kota Tangerang

[17] Sumantri, A. (2010). Kesehatan [18] Undang-Undang Republik Indonesia 2009


Lingkungan. Jakarta: Kencana-Prenada No. 10 Tahun 2009 tentang
Grup. Kepariwisataan.
[19] Undang-Undang Republik Indonesia 2012
No. 18 tentang Pangan.

ISSN : 2087-0086 23

Anda mungkin juga menyukai