Survei Implementasi Pelayanan Kebidanan Komplementer Dalam Mengurangi Intervensi Medis Sifa Altika, Uswatun Kasanah
Survei Implementasi Pelayanan Kebidanan Komplementer Dalam Mengurangi Intervensi Medis Sifa Altika, Uswatun Kasanah
Abstrak
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat terutama bagi wanita
hamil dan melahirkam. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang terapi
komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan seperti bidan. Hal ini terjadi karena klien ingin
mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihannya, sehingga apabila keinginan terpenuhi akan
berdampak ada kepuasan klien. Hal ini dapat menjadi peluang bagi bidan untuk berperan memberikan
terapi komplementer. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey. dimana
penelitian dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subyek penelitian. Pengambilan data secara
survey pada unit kerja pemberi layanan kebidanan komplementer. Populasi dalam penelitian ini seluruh
bidan yang memberikan pelayanan kebidanan komplementer secara mandiri dan/atau yang bekerja pada
unit pelayanan kebidanan komplementer. Dengan sampel yang digunakan secara total sampling yang di
ambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling berdasarkan waktu yang telah ditentukan.
Penggunan terapi komplementer oleh Bidan paling banyak dilakukan oleh bidan adalah terapi
massage/pijat yaitu sebanyak 43 bidan (61,4%), di antaran massage yang dilakukan oleh bidan di
antaranya adalah: pijat bayi, pijat nifas, pijat oksitosin, pijat payudara dan pijat perenium. Terapi
komplementer lainnya yang jalankan oleh bidan yaitu hipnoterapi (15,8%), akupresure (12,8%),
selanjutnya pelayanan yoga (5,7%) dan obat herbal (4,3%).
Abstract
The existing complementary therapy of the community's medical options, especially for pregnant and
childbirth women. In various health care providers, many clients ask questions about complementary or
alternative therapies to health workers such as midwives. This happens because the client wants to get the
service according to his choice, so that if the wish is fulfilled it will have an impact on client satisfaction.
This can be an opportunity for midwives to play a role in providing complementary therapies. The
research method used is a survey. where the research was carried out without intervening on the research
subjects. Collecting data by survey at the work unit providing complementary midwifery services. The
population in this study were all midwives who provide complementary midwifery services
independently and / or who work in complementary midwifery service units. With the sample used in
total sampling taken using consecutive sampling technique based on a predetermined time. The use of
complementary therapies by midwives mostly carried out by midwives is massage / massage therapy,
which is as many as 43 midwives (61.4%), among which massages performed by midwives include: baby
massage, postpartum massage, oxytocin massage, breast massage and massage. perenium. Other
complementary therapies run by midwives are hypnotherapy (15.8%), acupressure (12.8%), then yoga
services (5.7%) and herbal medicine (4.3%).
15
Volume 9, Nomor 1, Februari 2021
Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980
PENDAHULUAN
Perkembangan terapi bagian penting dari praktek kebidanan
komplementer akhir akhir ini menjadi (Harding & Foureur, 2009). Di
sorotan banyak negara. Pengobatan Indonesia, beberapa metode seperti
komplementer atau alternatif menjadi jamu-jamuan telah digunakan selama
bagian penting dalam pelayanan ribuan tahun dan berkembang pesat.
kesehatan di Amerika Serikat dan Perempuan lebih banyak menggunakan
negara lainnya (Snyder & Lindquis, pengobatan komplementer dan
2002). Estimasi di Amerika Serikat 627 alternatif, terutama selama kehamilan
juta orang adalah pengguna terapi dan persalinan karena lebih sedikit efek
alternatif dan 386 juta orang yang samping dibandingkan dengan obat-
mengunjungi praktik konvensional obatan kimia. Saat ini, di seluruh dunia,
(Smith et al., 2004). Data lain lebih banyak bidan menggunakan terapi
menyebutkan terjadi peningkatan komplementer dalam profesi mereka
jumlah pengguna terapi komplementer dibandingkan praktisi medis lainnya.
di Amerika dari 33% pada tahun 1991 Bidan biasanya menggunakan satu atau
menjadi 42% di tahun 1997 lebih terapi komplementer seperti terapi
(Eisenberg,1998 dalam Snyder & pijat, obat-obatan herbal, teknik
Lindquis, 2002). relaksasi, yoga, senam, suplemen
Klien yang menggunakan terapi nutrisi, aromaterapi, homeopati dan
komplemeter memiliki beberapa alasan. akupunktur. Mengingat meluasnya
Salah satu alasannya adalah filosofi penggunaan pengobatan komplementer
holistik pada terapi komplementer, yaitu dan alternatif di bidang kebidanan,
adanya harmoni dalam diri dan promosi organisasi medis juga perlu
kesehatan dalam terapi komplementer. mempersiapkan pedoman relevan untuk
Alasan lainnya karena klien ingin menggunakan pengobatan tersebut
terlibat untuk pengambilan keputusan dalam praktik kebidanan, terutama
dalam pengobatan dan peningkatan untuk perawatan bersalin.
kualitas hidup dibandingkan Terapi komplementer yang ada
sebelumnya. Sejumlah 82% klien menjadi salah satu pilihan pengobatan
melaporkan adanya reaksi efek samping masyarakat terutama bagi wanita hamil
dari pengobatan konvensional yang dan melahirkam. Di berbagai tempat
diterima menyebabkan memilih terapi pelayanan kesehatan tidak sedikit klien
komplementer (Snyder & Lindquis, bertanya tentang terapi komplementer
2002). atau alternatif pada petugas kesehatan
Gambaran dari penelitian terbaru seperti bidan. Hal ini terjadi karena
di seluruh dunia menunjukkan bahwa di klien ingin mendapatkan pelayanan
negara-negara sedang berkembang yang sesuai dengan pilihannya,
hampir 80% orang menggunakan sehingga apabila keinginan terpenuhi
metode terapi komplementer, terutama akan berdampak ada kepuasan klien.
untuk mengobati penyakit kronis (Prass, Hal ini dapat menjadi peluang bagi
2012). Hal ini yang menjadikan bidan untuk berperan memberikan
Paradigma pelayanan kebidanan saat ini terapi komplementer.
telah mengalami pergeseran. asuhan Di Indonesia belum ada Undang-
kebidanan dilaksanakan dengan Undang yang mengatur secara khusus
mengkombinasikan pelayanan tentang pelaksanaan pelayanan
kebidanan konvensional dan kebidanan komplementer, namun
komplementer, serta telah menjadi penyelenggaraan pengobatan
16
Volume 9, Nomor 1, Februari 2021
Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980
komplementer secara umum telah diatur survey pada unit kerja pemberi layanan
dalam Keputusan Menteri Kesehatan kebidanan komplementer dilakukan
No.1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang pada bulan Januari-Maret.
pengobatan komplementer-alternatif. Survey dilakukan dalam dua tahap,
Bagi banyak bidan dan wanita, tahap pertama dengan membagikan
pelayanan kebidanan komplementer kuesioner/ angket yang berisi beberapa
adalah pilihan untuk mengurangi pertanyaan terkait pelaksanaan
intervensi medis saat hamil dan pelayanan kebidanan komplementer,
melahirkan, dan berdasarkan dan dilengkapi dengan pertanyaan
pengalaman hal tersebut cukup mengenai karakteristik responden.
membantu. Namun, sebagian besar Pelayanan kebidanan komplementer
terapi ini tidak dianggap bermakna yang dimaksud adalah pelayanan
dalam pengobatan konvensional. kesehatan yang diberikan oleh bidan
(Ernst&Watson, 2012). yang telah terdaftar yang dapat
Peran yang dapat diberikan bidan dilakukan secara mandiri kepada ibu
dalam terapi komplementer atau hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru
alternatif dapat disesuaikan dengan lahir, bayi dan anak, serta wanita usia
peran perawat yang ada, sesuai dengan reproduksi dan usia lanjut, dengan
batas kemampuannya. Pada dasarnya, menerapkan pengobatan non
perkembangan bidan yang konvensional (alternatif dan tradisional)
memerhatikan hal ini sudah ada. yang ditujukan untuk mendukung
Kebutuhan masyarakat yang meningkat keadaan normal klien atau sebagai
dan berkembangnya penelitian terhadap pilihan alternatif
terapi komplementer menjadi peluang dalam mengatasi penyulit ataupun
bidan untuk berpartisipasi sesuai komplikasi.
kebutuhan masyarakat. Bidan dapat Setelah data kuesioner didapat,
berperan sebagai konsultan untuk klien maka dilakukan analisis data sementara,
dalam memilih alternatif yang sesuai kemudian peneliti menentukan
ataupun membantu memberikan terapi responden yang akan diwawancara
langsung. Namun, hal ini perlu secara mendalam untuk melengkapi
dikembangkan lebih lanjut melalui data sesuai tujuan penelitian.
penelitian (evidence-based practice) Wawancara mendalam dilakukan secara
agar dapat dimanfaatkan sebagai terapi langsung oleh peneliti baik mendatangi
kebidanan yang lebih baik. langsung ke kediamannya maupun
Berdasarkan dari permasalahan itu wawancara melalui telepon untuk
maka peneliti memutuskan untuk mengekplorasi dan memperluas
melakukan penelitian tentang informasi terpendam dengan
“implementasi pelayanan kebidanan menggunakan pertanyaan terbuka
komplementer dalam mengurangi (Sugiyono, 2010).
intervensi medis saat hamil dan Subyek dalam penelitian ini adalah
melahirkan” bidan yang memberikan pelayanan
kebidanan komplementer secara
METODE PENELITIAN mandiri dan/atau yang bekerja pada unit
Metode penelitian yang digunakan pelayanan kebidanan komplementer.
dalam penelitian ini adalah survey. Subyek penelitian terdiri atas populasi
dimana penelitian dilakukan tanpa dan sampel. Populasi dalam penelitian
melakukan intervensi terhadap subyek ini seluruh bidan yang memberikan
penelitian. Pengambilan data secara pelayanan kebidanan komplementer
17
Volume 9, Nomor 1, Februari 2021
Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980
Tabel 1 .
Jenis Pelayanan Kebidanan Komplementer yang di Praktikkan oleh Bidan
No. Pelayanan kebidanan komplementer Jumlah (n) Persentase (%)
1 Pijat/ massage 43 61,4%
2 Akupresure 9 12,8%
3 Hipnoterapi 11 15,8%
4 Obat herbal 3 4,3%
5 Yoga 4 5,7%
Jumlah 70 100%
18
Volume 9, Nomor 1, Februari 2021
Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980
19
Volume 9, Nomor 1, Februari 2021
Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980
20
Volume 9, Nomor 1, Februari 2021