Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL MODUL 1.

4 AKSI NYATA MENGHAMBA PADA ANAK

TUGAS MODUL 1.4.A.10. AKSI NYATA

1. Latar Belakang
Pembelajaran di masa pandemi sudah berlangsung sekitar satu tahun berjalan.
Pemerintah sangat memprioritaskan nyawa generasi bangsa yang saat ini masih berada
dalam usia sekolah. Sehinnga pembelajaran daring menjadi sesuatu keniscayaan yang
harus dilakukan oleh sekolah. Dalam pelaksanaannya pembelajaran daring ini mengalami
banyak kendala terutama permasalahan kuota, kurang bagusnya signal , ataupun
ketiadaan gedget yang harusnya ada pada siswa.
Sebagai guru tentu saja kendala – kendala tersebut harus bisa dihadapi dengan berbagai
cara dan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru demi tetap memberikan
pelayanan pendidikan yang layak sebagai bekal hidup siswa di masa depan. Berbagai
media telah digunakan selama pembelajaran daring mulai dari WA Group, Google Form,
Google Class Room, Rumah Belajar, zoom meeting, google meet dan media sejenis
lainnya.
Banyak media yang menjadi pilihan siswa dan guru yang digunakan dalam pembelajaran
seharusnya menjadikan proses pembelajaran lebih bervariasi. Tetapi pada kenyataanya di
lapangan tidak berjalan sesuai dengan harapan kita. Kuota yang tidak dipunyai sebagian
siswa dan signal provider yang kurang bagus di beberapa tempat menjadi kendala utama
di bidang sarana yang harus dihadapi selama masa covid 19 ini. Selain itu masalah lain
yang timbul adalah monotonnya sistem pembelajaran oleh guru, metode pembalajaran
yang kurang bervariasi dan banyaknya tugas yang harus dikerjakan siswa merupakan
fenomena lain yang terjadi sehingga menyebabkan suasana kejenuhan yang dialami baik
oleh siswa maupun guru.
Karena dalam pembelajaran yang harus menjadi subjek pembelajaran adalah siswa maka
sebagai pendidik kita harus selalu berupaya melayani siswa dengan sebaik – baiknya demi
kebahagiaan mereka sesuai dengan cita – cita luhur Ki Hajar Dewantara bahwa
pendidikan harus bisa memberikan kebahagian lahir dan batin siswa . Prinsip
“Menghamba Kepada Anak” adalah prinsip luhur yang telah dicetuskan oleh Bapak
Pendidikan Nasional Indonesia dalam upaya mencapai kemerdekaan belajar bagi siswa.
Dari prinsip ini penulis memiliki pendapat apapun masalahnya pelayanan pendidikan
terhadap siswa yang beragam harus menjadi prioritas kita sebagai pendidik demi
tercapainya keberhasilan pendidikan di Indonesia yang kita cintai. Program Merdeka
Belajar tidak akan tercapai jika kita masih menjadikan siswa sebagai objek pembelajaran.

2. Deskripsi Aksi Nyata


Dari latar belakang kondisi pembelajaran di masa pandemi diatas, penulis semakin
menyadari bahwa sebelum pembelajaran berlangsung kita harus mengetahui terlebih
dahulu kesiapan mereka dalam pembelajaran daring ini. Upaya ini bisa dilakukan salah
satunya dengan memberikan test non kognitif terlebih dahulu sebelum program
pembelajaran berlangsung.
Program prioritas melayani siswa bisa berjalan tentu saja harus melibatkan semua
pemangku kepentingan yang ada di sekolah. Perenncanaannya terlebih dahulu sudah
didiskusikan denga wakasek kurikulum sebagai koordinator dari kegiatan pembelajaran di
sekolah. Setelah itu diadakan rapat yang dihadiri oleh pendidik, tenaga kependidikan,
kepala sekolah dan komite sekolah. Dalam rapat itu dibicarakanlah program melayani
siswa secara seksama dan juga disosialisasikannya t program Guru Penggerak.
Sebagai langkah awaal tentu dilaksanakan dalam pembelajaran daring fisika yang
mencoba terlebih dahulu menanyakan kesiapan siswa dalam pembelajaran praktikum
fisika kelas XI materi gelombang bunyi. Dimana penulis betulm- betul menanyakan
kesiapan siswa dalam mengikuti praktikum tersebut. Apa saja yang mereka inginkan dan
tidak diinginkan selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa diberikan kebebasan
dalam memilih alat dan bahan praktikum sesuai dengan kondisi sumber daya yang ada di
rumahnya. Mereka juga diberikan kebebasan dalam mendokumentasikan hasil praktikum
mereka bisa berupa gambar, rekaman suara, ataupun rekaman video. Disamping itu yang
tidak kalah penting lagi adalah mereka bebas memilih media yang digunakan untuk
mengumpulkan tugas praktikum mandiri tersebut, bisa melalui google form yng telah
disediakan, bisa langsung mengirimkan tugas melalui WA ataupun diperbolehkan
menemui guru fisika di sekolah dengan memperhatikan protokol kesehatan Covid 19.

3. Hasil dari Aksi Nyata


Banyak hal yang bisa dilihat setelah rencana program ini dilaksanakan. Semua stake
holder yang ada di sekolah sangat mendukung upaya meningkatkan pelayanan
pendidikan terhadap siswa. Diskusi – diskusi kecil sering dilakukan diantara pendidik
ketika bertemu di sekolah, saling berbagi pengalaman dan bertukar pikiran diantara
sesama pendidik tentang bagaimana melayani siswa yang beraneka ragam latar belakang
dan karakter yang dimiliki. Semuanya berpikiran positif bahwa gurulah yang harus bisa
memberikan perubahan dalam mendidik siswa yang bernaeka ragam itu.
Tidak kalah menariknya adalah respon siswa setelah melaksanakan praktikum mandiri
fisika tentang gelombang bunyi tersebut. Hampir seluruh siswa merasa menyenangi
kegiatan tersebut dan mereka merasa tidak terbebani oleh tugas yang diberikan. Ini bisa
dibuktikan dengan jawaban mereka di google form dan melalui WA langsung terhadap
pertanyaan yang diajukan mengenai perasaan mereka. Selain itu hampir seluruh siswa
mengumpulkan tugas mereka dengan baik. Ini tentu berbeda dengan sebelumnya yang
hanya sebagian siswa saja yang mengumpulkan tugas praktikum fisika.

4. Pembelajaran Yang didapat dari pelaksanaan

Setiap aktifitas yang kita lakukan dalam kehidupan sehari – hari tentu saja banyak
menghadirkan pembelajaran dan pengetahuan baru yang bisa diambil hikmahnya untuk
masa depan pendidikan yang lebih baik. Dengan aksi melayani siswa secara maksimal,
maka kita akan memperoleh reaksi yang lebih hebat yang diberikan oleh siswa kita
(Prinsip Aksi Reaksi dalam Fisika). Mereka merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran,
kendala yang dihadapi oleh siswa dalam menghadapi pembelajaran bisa kita ketahui dan
tentu saja bisa dicarikan jalan keluarnya. Saling berukar pengalaman dengan sesama
pendidik menjadi bagian yang sangat berharga untuk memperbaiki pembelajaran ke
depannya. Berkomunikasi dengan wali kelas mengenai kondisi individu siswa menjadikan
pengalaman lain yang istimewa, sehingga kita bisa benar – benar mengetahui kesiapan
mereka dalam pembelajaran.

5. Rencana Perbaikan Untuk Pelaksanaan di masa Mendatang


Rancangan aksi nyata yang telah dilakukan tentu saja masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk upaya perbaikan ke depan adalah mungkin di tahun ajaran baru kan lebih
disiapkan lebih matang lagi tentang progranm yang direncanakan. Dokumentasi yang
lebih baik dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sebagai pendukung
keberhasilan program. Yang tidak kalah penting lagi adalah upaya meningkatkan
komunikasi yang lebih baik dengan seluruh stake holder yang ada dan disiapkan juga
sarana dan prasarana yang mendukung tercapainya tujuan program pelayanan yang lebih
baik terhadap siswa bias melalui spanduk ataupun poster yang ditampilkan di majalah
dinding sekolah.

6. Dokumentasi

Berdiskusi Dengan kepala Sekolah Perencanaan

Rapat Program dan Sosialisasi Guru Penggerak


Dokumentasi Hasil Pengumpulan Tugas Siswa

7. Testimoni
a. Iwan Setiawan, M. M. Pd (Wakasek Kurikulum SMAN 1 Cilograng) : “Kita semua
harus mendukung program Pak Rahmat sebagai Guru Penggerak yang nantinya
diharapkan semuanya menjadi Guru Penggerak di Sekolah ini”

b. Wulandari Lestari (Siswa Kelas XI IPA 2) : “Dengan cara seperti ini saya merasa
senang dan bisa memahami materi praktikum yang dilakukan”

8. Daftar Pustaka
1. Ki Hajar Dewantara “Pemikiran dan Perjuangannya, Suhartono Wiryopranoto dkk,
Musium Kebangkitan Nasional Dirjen Kebudayaan Kemdikbud, 2017
2. Aktif dan Kreatif Belajar Fisika Kelas XI SMA, Ketut Kamajaya, Wawan Purnama,
Grafindo, 2017

Anda mungkin juga menyukai