Anda di halaman 1dari 9

BAB.

V
PROGRAM MUATAN LOKAL, KEUNGGULAN SEKOLAH, LAYANAN
BIMBINGAN KONSELING, EKSTRAKURIKULER, PPK, LITERASI DAN
KECAKAPAN ABAD 21 (4C)

A. Muatan Lokal
Untuk lebih mengenal budaya sunda sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat
Nomor : 69 Tahun 2013 tentang pembelajaran muatan lokal bahasa dan sastra daerah
pada jenjang satuan pendidikan dasar dan menengah maka maka dalam pembelajaran
ditambahkan muatan lokal yaitu bahasa sunda, yang diajarkan selama empat semester.

Bahasa Sunda Kelas X Semester 1-2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Menyimak, memahami dan Menyimak bahasa dan isi pidato


menanggapi berbagai wacana
Menyimak bahasa dan isi siaran
lisan berupa pidato
radio/televisi

2. Mengungkapkan pikiran, 2.1. Berbicara untuk menceritakan pengalaman


perasaan dan keinginan secara
2.2. Berpidato
lisan dalam menceritakan
2.3. Bercerita (ngadongeng)
pengalaman, berpidato
bercerita, berdiskusi kelompok 2.4. Diskusi kelompok
dan bicara dalam pergaulan 2.5. Berbicara dalam pergaulan

3. Mampu membaca, memahami 3.1. Membaca sejarah local/cerita babad


dan menanggapi berbagai
3.2. Membaca puisi
wacana tulis yang berupa
3.3. Membaca novel
sejarah/babad,puisi, novel dan
berita surat kabar 3.4. Membaca berita(warta) dari koran atau
majalah/internet

Kelas XI Semester 3

108
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Mampu menyimak, memahami dan 1.1. Menyimak tembang atau kawih secara
menanggapi berbagai wacana lisan langsung atau melalui radio/televisi
berupa lagu kawih/tembang dan
1.2. Mendengarkan cerita wayang secara
cerita wayang
langsung atau melalui media
kaset/radio/televisi

2. Mampu mengungkapkan pikiran, 2.1. Memimpin acara rapat


perasaan dan keinginan secara biasa
2.2. Bercerita (ngadongeng)

2.3. Menyampaikan pengumuman (bewara)

2.4. Mewawancari tokoh

2.5. Bermain peran (ngaragakeun)

3. Mampu membaca, memahami dan 3.1. Membaca Bahasa


menanggapi berbagai wacana tulis
3.2. Membaca wcana biografi
yang berupa sejarah
3.3. Membaca telaah sastra
lokal/babad,puisi dan prosa tiksi
3.4. Membaca laporan jurnalistik perjalanan
(lalampahan)

4. Mampu mengungkapkan pikiran, 4.1. Menulis cerita pendek


perasaan dan keinginan dalam
4.2. Menulis laporan
berbagai ragam tulisan yang
4.3. Menulis resensi buku
berbentuk teks pidato, cerita pendek,
resensi buku, laporan kegiatan dan
teks drama

Kelas XI Semester 4

109
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Mampu menyimak, memahami 1.3. Menyiapkan dongeng melalui radio atau


dan menanggapi berbagai wacana yang dibacakan
lisan berupa dongeng dan
1.4. Menyimak percakapan (wangkongan) dalam
percakapan, tembang/lagu
berbagai situasi

2. Mampu mengungkapkan pikiran, 2.1. Bercakap-cakap (guneman)dengan


perasaan dan keinginan secara menggunakan tatakrama dalam berbagai
lisan dalam pidato, MC, situasi
moderator dan seminar
2.2. Memandu acara

2.3. Memimpin diskusi

2.4. BerseminarBerbicara dalam berbagai situasi

3. Mampu membaca, memahami 3.1. Membaca artikel


dan menanggapi berbagai wacana
3.2. Membaca telaah sastra
lisan yang berupa artikel, cerita
3.3. Membaca bahasan
pantun dan bahasan
4. Mampu mengungkapkan pikiran, 4.1. Menulis puisi (wangun ugeran)
perasaan dan keinginan dalam
4.2. Menulis kritik dan esai
berbagai ragam
4.3. Menulis percakapan (guneman)

B. Keunggulan Sekolah

Sebagai pondasi karakter suatu bangsa perlu kiranya peserta didik mengenal dan
melaksanakan hal-hal yang terbaik/keunggulan lokal dari nilai-nilai yang ada di masyarakat
dimana peserta didik bertumbuh.

Keunggulan lokal ini bisa berbentuk apapun, nilai budaya, teknologi, adat istiadat
yang berlaku di masyarakat.

SMK Dharma Agung adalah sekolah yang berlokasi di Kabupaten Bandung, maka
dalam pengembangan pendidikan berbasis keunggulan lokal mengadopsi dari nilai-nilai
yang tumbuh berkembang di masyarakat kabupaten bandung, yaitu nilai-nilai masyarakat
sunda. Nilai-nilai terbaik masyarakat sunda diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran
seperti nilai religi, gotong royong, peduli terhadap sesame dan lingkungan.

Pembiasaan nilai-nilai tersebut dilaksanakan dalam bentuk program sekolah;

110
a. Tadarus al Qur’an setiap awal pembelajaran.
b. Shalat Duha
c. Sapa, Salam dan Senyum.
d. Kegiatan Sabtu bersih.
e. Rebo Nyunda.

C. Layanan Bimbingan Konseling


Program layanan dan bimbingan konseling pada SMK Dharma Agung menawarkan
program-program pendidikan yang pada dasarnya merupakan program peminatan
menuntut peserta didik melakukan proses pemilihan dan pengambilan keputusan
yang harus didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang pengembangan
karir masa depannya. Dalam konteks tersebut, layanan bimbingan dan konseling
akan membantu peserta didik untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil
keputusan, dan merealisasikan keputusan dirinya secara bertanggung-jawab sehingga
mencapai kesuksesan, kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kehidupan.
Di samping itu, bimbingan dan konseling dapat membantu peserta didik/konseli
dalam memilih, meraih dan mempertahankan karir untuk mewujudkan kehidupan yang
produktif dan sejahtera. Bimbingan dan Konseling sebagai bagian integral dari
pendidikan adalah upaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka
tercapainya perkembangan yang utuh dan optimal
Secara khusus tujuan layanan bimbingan dan konseling adalah membantu konseli
agar mampu: (1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya; (2) merencanakan
kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di masa yang akan
datang; (3) mengembangkan potensinya seoptimal mungkin; (4) menyesuaikan diri
dengan lingkungannya; (5) mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam
kehidupannya dan (6) mengaktualisasikan dirinya secara bertanggung jawab.
Layanan bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional harus
dirancang secara terencana dan sistematis, agar benar-benar bermanfaat dalam
mendukung pengembangan peserta didik secara keseluruhan. Maka kegiatan Bimbingan
Konseling di SMK harus diselenggarakan mengacu pada Permendikbud Nomor 111
Tahun2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.

D. Ekstrakurikuler

111
Tujuan pendidikan di satuan pendidikan dicapai secara utuh melalui kegiatan-
kegiatan yang dirancang secara terpadu dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler
dan ekstrakurikuler. Oleh karena itu KTSP tidak cukup hanya merancangkan
kegiatan intra dan kokurikuler saja, tetapi harus secara rinci dan jelas memuat
rancangan kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan dan dibina di sekolah.
Secara Legalitas, kegiatan ekstrakurikuler mengacu kepada Peraturan Menteri
Pendidikan Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada
Pendidikan Dasar dan Menengah. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler sebagaimana
ditegaskan pada Pasal 2 adalah untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal
dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Sedangkan pada
Pasal 3 diuraikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas: a) kegiatan
ekstrakurikuler wajib dan b) kegiatan ekstrakurikuler pilihan.

E. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


Gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa
melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah
raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah,
keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari gerakan nasional revolusi mental
(gnrm). Fokus gerakan revolusi mental meliputi ; Integritas, Kerja Keras (etos kerja) dan
Gotong rotong. Urgensi pendidikan karakter di sekolah :

1) Pembangunan sdm sebagai fondasi pembangunan bangsa

2) Generasi emas 2045 yang dibekali keterampilan abad 21

3) Menghadapi kondisi degradasi moral, etika, dan budi pekerti

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah solusi. PPK hadir untuk menyiapkan
Generasi Emas 2045 yang memiliki kecakapan abad 21. PPK menempatkan kembali
karakter sebagai ruh pendidikan di Indonesia, berdampingan dengan intelektualitas. PPK
berperan dalam pembentukan generasi muda yang bertakwa, tangguh, cerdas, dan
berkarakter. PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan
karakter terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, dan bertanggungiawab. Pengembangan nilai-nilai karakte peserta didik
meliputi :

112
1) Religius meliputi : beriman dan bertaqwa, menjalankan segala perintah-nyadisiplin
beribadah, bersih. peduli lingkungan. .memanfaatkan lingkungan dengan bijak
toleransi peduli sosial
2) Nasionalis meliputi :cinta tanah air semangat kebangsaan menghargai kebhinnekaan
rela berkorban taat hukum, mandir ikerja keras (etos kerja) kreatif dan inovatif
disiplin tahan banting pembelajar sepanjang hayat.
3) Integritas meliputi : kejujuran keteladan, tanggungjawab, antikorupsi, komitmen,
cinta pada kebenaran
4) Gotong royong, meliputi : kerjasama, solidaritas,kekeluargaanaktif dalam gerakan
komunitas berorientasi pada kemaslahatan bersama toleransi tanggungjawab kreatif
peduli lingkungan

Pendidikan karakter berbasis kelas dapat dilaksanakan melalui ;


1) Integrasi dalam mata pelajaran
2) Optimalisasi muatan lokal

3) Manajemen kelas

Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah, dapat dicapai melalui ;


1) Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah
2) Keteladanan pendidik
3) Ekosistem sekolah
4) Norma, peraturan, dan tradisi sekolah
Gerakan PKK diharapkan mempunyai tujuan membentukan individu yang memiliki
karakter (Generasi Emas 2045) dengan dibekali keterampilan abad 21, dengan hasil
capaian sebagai berikut :
1) Olah pikir: Individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil pembelajaran
dan pembelajar sepanjang hayat
2) Olah hati: Individu yang memiliki kerohanian mendalam, beriman dan bertakwa

3) Olah rasa :  Individu yang memiliki integritas moral, rasa berkesenian dan
berkebudayaan

4) Olah raga: Individu yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai warga negara

F. Literasi

Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta
didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku

113
sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan peserta didik, baik di rumah maupun di
lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan budi pekerti mulia. Literasi, di awal, dimaknai
‘keberaksaraan’ dan selanjutnya dimaknai ‘melek’ atau ‘keterpahaman’. Pada langkah
awal, ‘melek baca’ dan ‘tulis’ ditekankan karena kedua keterampilan berbahasa ini
merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai hal atau disebut
“multiliterasi”.
Agar mampu bertahan di abad 21, masyarakat harus menguasai enam literasi dasar,
yaitu literasi baca-tulis, literasi berhitung, literasi sains, literasi teknologi informasi dan
komunikasi, literasi keuangan serta literasi budaya dan kewarganegaraan. Tiga literasi
lainnya yang perlu dikuasai adalah literasi kesehatan, literasi keselamatan (jalan, mitigasi
bencana), dan literasi kriminal (bagi siswa SD disebut “sekolah aman”) (Wiedarti, Mei
2011). Literasi gestur juga perlu dipelajari untuk mendukung keterpahaman makna teks dan
konteks dalam masyarakat multikultural dan konteks khusus para disabelitas
Semuanya mengarah pada pemahaman multiliterasi. Adapun pembelajaran yang
bersifat multiliterasi, memadukan karakter, dan keterampilan abad ke-21 (keterampilan
berpikir tingkat tinggi; 4Cs: Critical thinking and problem solving, Creativity and
innovation; Collaboration, teamwork and leadership, Communication and media fluency),
diharapkan dapat menjadi bekal kecakapan hidup sepanjang hayat.

Sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk


menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang
hayat melalui pelibatan publik.
Tujuan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yaitu menumbuh kembangkan budi pekerti
peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
Tiga Tahap Pelaksanaan Literasi Sekolah :
1) Tahap I Pembiasaan, penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit
membaca (Permendikbud 23/2015)
2) Tahap II Pengembangan, meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan
menanggapi buku pengayaan (ada tagihan nonakademik)
3) Tahap III Pembelajaran, meningkatkan kemampuan literasi di semua mata
pelajaran: menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata
pelajaran (ada tagihan akademik).
Tahap Pembelajaran di SMK :
1) Tujuan, Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan
menggunakan bahan-bahan pengayaan baik secara digital maupuan non digital.

114
2) Prinsip, Ada tagihan Akademik di seluruh mata pembelajaran
3) Jenis Kegiatan,
a. 15 menit membaca sebelum jam pelajaran
b. Pemanfaatan berbagai strategi literasi dalam pembelajaran
c. Pengembangan kemampuan e-literasi dalam pembelajaran bagi guru dan
siswa
d. Penilaian akademik
e. Pengembangan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik
f. Memilih cara dan jenis e-literasi yang tepat untuk proses pembelajaran,
pro-duksi pengetahuan, dan menyebarkan-nya di kalangan warga SMK
4). Indikator,
a. Ada perogram dan pelaksanaan 15 menit membaca
b. Penyusunan dan pelaksanaan strategi literasi dalam pembelajaran
c. Tersedia are baca di smk (perpustakaan, sudut buku kelas dan tempat-
tempat lain untuk membca
d. Pembimbingan penggunaan internet

Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di tahun ke dua ini masih pada tahap pertama
dimana setiap hari di awal pembelajaran dilakukan membaca buku apapun selain buku
mata pelajaran selama 15 menit.

Disediakan sudut baca, dan pojok baca yang representative, sehingga dimungkinkan
peserta didik membaca pada waktu luang. Ketersediaan jaringan internet di lingkungan
sekolah memungkinkan pula untuk peserta didik mengakses internet. Jaringan intranet dan
internet di SMK Dharma Agung sudah difilter oleh admin sehingga internet yang dapat
diakses oleh peserta didik adalah internet yang sehat dan aman.

G. Kecakapan Abad 21 (4)


Pendidikan pada Abad 21 merupakan pendidikan yang mengintegrasikan
antara kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Kecakapan tersebut dapat dikembangkan
melalui berbagai model kegiatan pembelajaran berbasis pada aktivitas yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan materi pembelajaran. Selain dari pada itu, kecakapan yang
dibutuhkan dalam dunia pendidikan pada Abad 21 adalah keterampilan berpikir lebih
tinggi (Higher Order Thinking Skills (HOTS)) yang sangat diperlukan dalam
mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan global, atau dengan kata lain

115
pendidikan dapat menciptakan masyarakat terdidik yang di masa depan nanti dapat
bersaing dengan negara lain.
Kecakapan Abad 21 yang terintegrasi dalam Kecakapan Pengetahuan, Keterampilan
dan sikap serta penguasaan TIK dapat dikembangkan melalui: (1) Kecakapan Berpikir
Kritis dan Pemecahan Masalah (Critical Thinking and Problem Solving Skill;
(2) Kecakapan Berkomunikasi (Communication Skills); (3) Kecakapan Kreatifitas dan
Inovasi (Creativity and Innovation); dan (4) Kecakapan Kolaborasi (Collaboration).
Keempat kecakapan tersebut telah dikemas dalam proses pembelajaran kurikulum 2013.
Pembelajaran Kurikulum 2013 memiliki tujuan untuk mengembangkan bakat, minat,
dan potensi peserta didik agar berkarakter, kompeten dan literat. Untuk mencapai hasil
tersebut diperlukan pengalaman belajar yang bervariasi mulai dari yang sederhana sampai
pengalaman belajar yang bersifat kompleks. Dalam kegiatan tersebut guru harus
melaksanakan pembelajaran dan penilaian yang relevan dengan karakteristik pembelajaran
abad 21.
Salah satu implementasi nya yaitu dengan pembelajaran online yang pada
hakikatnya adalah sebuah pembelajaran tradisonal/konvensional yang hanya saja disajikan
dalam bentuk format digital melalui sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),
dimana peserta didik dapat megakses materi pelajaran (tulisan, gambar, audio, dan video),
tugas, kuis, serta ujian yang telah dibuat oleh gurunya. Selain dari itu peserta didik juga
dapat berdiskusi secara online bersama peserta didik lain dan guru pengampunya
Pembelajaran online kesempatan kepada peserta didik untuk fleksibilitas, interaksi,
dan kolaborasi. Pembelajaran online bersifat fleksibel karena dapat di akses kapan saja,
dimana saja, dan dengan siapa saja, juga memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk dapat berinteraksi dan berkolaborasi kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja,
sehingga dapat membimbing siswa untuk: (1) Belajar untuk mencari tahu (learning to
know) ; (2) Belajar untuk mengerjakan (learning to do) (3) Belajar untuk menjadi (learning
to be); (4) Belajar untuk berhidupan bersama dalam kedamaian (learning to live together in
peace).

116

Anda mungkin juga menyukai