V
PROGRAM MUATAN LOKAL, KEUNGGULAN SEKOLAH, LAYANAN
BIMBINGAN KONSELING, EKSTRAKURIKULER, PPK, LITERASI DAN
KECAKAPAN ABAD 21 (4C)
A. Muatan Lokal
Untuk lebih mengenal budaya sunda sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat
Nomor : 69 Tahun 2013 tentang pembelajaran muatan lokal bahasa dan sastra daerah
pada jenjang satuan pendidikan dasar dan menengah maka maka dalam pembelajaran
ditambahkan muatan lokal yaitu bahasa sunda, yang diajarkan selama empat semester.
Kelas XI Semester 3
108
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Mampu menyimak, memahami dan 1.1. Menyimak tembang atau kawih secara
menanggapi berbagai wacana lisan langsung atau melalui radio/televisi
berupa lagu kawih/tembang dan
1.2. Mendengarkan cerita wayang secara
cerita wayang
langsung atau melalui media
kaset/radio/televisi
Kelas XI Semester 4
109
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
B. Keunggulan Sekolah
Sebagai pondasi karakter suatu bangsa perlu kiranya peserta didik mengenal dan
melaksanakan hal-hal yang terbaik/keunggulan lokal dari nilai-nilai yang ada di masyarakat
dimana peserta didik bertumbuh.
Keunggulan lokal ini bisa berbentuk apapun, nilai budaya, teknologi, adat istiadat
yang berlaku di masyarakat.
SMK Dharma Agung adalah sekolah yang berlokasi di Kabupaten Bandung, maka
dalam pengembangan pendidikan berbasis keunggulan lokal mengadopsi dari nilai-nilai
yang tumbuh berkembang di masyarakat kabupaten bandung, yaitu nilai-nilai masyarakat
sunda. Nilai-nilai terbaik masyarakat sunda diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran
seperti nilai religi, gotong royong, peduli terhadap sesame dan lingkungan.
110
a. Tadarus al Qur’an setiap awal pembelajaran.
b. Shalat Duha
c. Sapa, Salam dan Senyum.
d. Kegiatan Sabtu bersih.
e. Rebo Nyunda.
D. Ekstrakurikuler
111
Tujuan pendidikan di satuan pendidikan dicapai secara utuh melalui kegiatan-
kegiatan yang dirancang secara terpadu dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler
dan ekstrakurikuler. Oleh karena itu KTSP tidak cukup hanya merancangkan
kegiatan intra dan kokurikuler saja, tetapi harus secara rinci dan jelas memuat
rancangan kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan dan dibina di sekolah.
Secara Legalitas, kegiatan ekstrakurikuler mengacu kepada Peraturan Menteri
Pendidikan Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada
Pendidikan Dasar dan Menengah. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler sebagaimana
ditegaskan pada Pasal 2 adalah untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal
dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Sedangkan pada
Pasal 3 diuraikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas: a) kegiatan
ekstrakurikuler wajib dan b) kegiatan ekstrakurikuler pilihan.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah solusi. PPK hadir untuk menyiapkan
Generasi Emas 2045 yang memiliki kecakapan abad 21. PPK menempatkan kembali
karakter sebagai ruh pendidikan di Indonesia, berdampingan dengan intelektualitas. PPK
berperan dalam pembentukan generasi muda yang bertakwa, tangguh, cerdas, dan
berkarakter. PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan
karakter terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, dan bertanggungiawab. Pengembangan nilai-nilai karakte peserta didik
meliputi :
112
1) Religius meliputi : beriman dan bertaqwa, menjalankan segala perintah-nyadisiplin
beribadah, bersih. peduli lingkungan. .memanfaatkan lingkungan dengan bijak
toleransi peduli sosial
2) Nasionalis meliputi :cinta tanah air semangat kebangsaan menghargai kebhinnekaan
rela berkorban taat hukum, mandir ikerja keras (etos kerja) kreatif dan inovatif
disiplin tahan banting pembelajar sepanjang hayat.
3) Integritas meliputi : kejujuran keteladan, tanggungjawab, antikorupsi, komitmen,
cinta pada kebenaran
4) Gotong royong, meliputi : kerjasama, solidaritas,kekeluargaanaktif dalam gerakan
komunitas berorientasi pada kemaslahatan bersama toleransi tanggungjawab kreatif
peduli lingkungan
3) Manajemen kelas
3) Olah rasa : Individu yang memiliki integritas moral, rasa berkesenian dan
berkebudayaan
4) Olah raga: Individu yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai warga negara
F. Literasi
Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta
didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku
113
sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan peserta didik, baik di rumah maupun di
lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan budi pekerti mulia. Literasi, di awal, dimaknai
‘keberaksaraan’ dan selanjutnya dimaknai ‘melek’ atau ‘keterpahaman’. Pada langkah
awal, ‘melek baca’ dan ‘tulis’ ditekankan karena kedua keterampilan berbahasa ini
merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai hal atau disebut
“multiliterasi”.
Agar mampu bertahan di abad 21, masyarakat harus menguasai enam literasi dasar,
yaitu literasi baca-tulis, literasi berhitung, literasi sains, literasi teknologi informasi dan
komunikasi, literasi keuangan serta literasi budaya dan kewarganegaraan. Tiga literasi
lainnya yang perlu dikuasai adalah literasi kesehatan, literasi keselamatan (jalan, mitigasi
bencana), dan literasi kriminal (bagi siswa SD disebut “sekolah aman”) (Wiedarti, Mei
2011). Literasi gestur juga perlu dipelajari untuk mendukung keterpahaman makna teks dan
konteks dalam masyarakat multikultural dan konteks khusus para disabelitas
Semuanya mengarah pada pemahaman multiliterasi. Adapun pembelajaran yang
bersifat multiliterasi, memadukan karakter, dan keterampilan abad ke-21 (keterampilan
berpikir tingkat tinggi; 4Cs: Critical thinking and problem solving, Creativity and
innovation; Collaboration, teamwork and leadership, Communication and media fluency),
diharapkan dapat menjadi bekal kecakapan hidup sepanjang hayat.
114
2) Prinsip, Ada tagihan Akademik di seluruh mata pembelajaran
3) Jenis Kegiatan,
a. 15 menit membaca sebelum jam pelajaran
b. Pemanfaatan berbagai strategi literasi dalam pembelajaran
c. Pengembangan kemampuan e-literasi dalam pembelajaran bagi guru dan
siswa
d. Penilaian akademik
e. Pengembangan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik
f. Memilih cara dan jenis e-literasi yang tepat untuk proses pembelajaran,
pro-duksi pengetahuan, dan menyebarkan-nya di kalangan warga SMK
4). Indikator,
a. Ada perogram dan pelaksanaan 15 menit membaca
b. Penyusunan dan pelaksanaan strategi literasi dalam pembelajaran
c. Tersedia are baca di smk (perpustakaan, sudut buku kelas dan tempat-
tempat lain untuk membca
d. Pembimbingan penggunaan internet
Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di tahun ke dua ini masih pada tahap pertama
dimana setiap hari di awal pembelajaran dilakukan membaca buku apapun selain buku
mata pelajaran selama 15 menit.
Disediakan sudut baca, dan pojok baca yang representative, sehingga dimungkinkan
peserta didik membaca pada waktu luang. Ketersediaan jaringan internet di lingkungan
sekolah memungkinkan pula untuk peserta didik mengakses internet. Jaringan intranet dan
internet di SMK Dharma Agung sudah difilter oleh admin sehingga internet yang dapat
diakses oleh peserta didik adalah internet yang sehat dan aman.
115
pendidikan dapat menciptakan masyarakat terdidik yang di masa depan nanti dapat
bersaing dengan negara lain.
Kecakapan Abad 21 yang terintegrasi dalam Kecakapan Pengetahuan, Keterampilan
dan sikap serta penguasaan TIK dapat dikembangkan melalui: (1) Kecakapan Berpikir
Kritis dan Pemecahan Masalah (Critical Thinking and Problem Solving Skill;
(2) Kecakapan Berkomunikasi (Communication Skills); (3) Kecakapan Kreatifitas dan
Inovasi (Creativity and Innovation); dan (4) Kecakapan Kolaborasi (Collaboration).
Keempat kecakapan tersebut telah dikemas dalam proses pembelajaran kurikulum 2013.
Pembelajaran Kurikulum 2013 memiliki tujuan untuk mengembangkan bakat, minat,
dan potensi peserta didik agar berkarakter, kompeten dan literat. Untuk mencapai hasil
tersebut diperlukan pengalaman belajar yang bervariasi mulai dari yang sederhana sampai
pengalaman belajar yang bersifat kompleks. Dalam kegiatan tersebut guru harus
melaksanakan pembelajaran dan penilaian yang relevan dengan karakteristik pembelajaran
abad 21.
Salah satu implementasi nya yaitu dengan pembelajaran online yang pada
hakikatnya adalah sebuah pembelajaran tradisonal/konvensional yang hanya saja disajikan
dalam bentuk format digital melalui sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),
dimana peserta didik dapat megakses materi pelajaran (tulisan, gambar, audio, dan video),
tugas, kuis, serta ujian yang telah dibuat oleh gurunya. Selain dari itu peserta didik juga
dapat berdiskusi secara online bersama peserta didik lain dan guru pengampunya
Pembelajaran online kesempatan kepada peserta didik untuk fleksibilitas, interaksi,
dan kolaborasi. Pembelajaran online bersifat fleksibel karena dapat di akses kapan saja,
dimana saja, dan dengan siapa saja, juga memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk dapat berinteraksi dan berkolaborasi kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja,
sehingga dapat membimbing siswa untuk: (1) Belajar untuk mencari tahu (learning to
know) ; (2) Belajar untuk mengerjakan (learning to do) (3) Belajar untuk menjadi (learning
to be); (4) Belajar untuk berhidupan bersama dalam kedamaian (learning to live together in
peace).
116