Anda di halaman 1dari 2

OPINI HIV/AIDS

MATA KULIAH : KESPRO

DISUSUN OLEH :
SINTA RAHMANITA
1911102413082

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Bicara soal HIV & AIDS, yang muncul pertama kali dibenak adalah stigma negatif. Jauhi,
hindari, soalnya bahaya nanti kalau ketularan. Padahal faktanya gak segampang itu HIV
& AIDS.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome
(AIDS) masih menjadi permasalahan global sampai saat ini yang penderitanya semakin
bertambah. Sejak jadi perhatian dunia tahun 1980-an sampai saat ini, hampir 75 juta
orang direnggut oleh keganasan virus ini.
Hoax soal penularan virus ini menimbulkan ketakutan luar biasa, hingga para penderita
kerap mendapatkan perlakuan yang berbeda. Penyakit ini juga kini telah mencapai
ratusan juta orang mengidap HIV/AIDS, kemudia pada tahun 2017 ada 36,9 juta orang
yang hidup dengan HIV dan AIDS. Mayiritas orang dewasa, namun ada diantaranya
adalah anak – anak berusia dibawah 15 tahu. Penderita perempuan lebih banyak
ketimbang laki – laki yakni 18,2 juta orang berbanding dengan 16,9 juta orang. Yang
bikin mirisnya lagi, sekitar 25% penderita tidak mengetahui kalau mereka terkena HIV
atau AIDS. Sehingga yang menjadi pusat perhatian penyebab HIV dan AIDS di indonesia
telah menyebabkan 620.000 orang penderita saat ini.
Penderita HIV dan AIDS berdasarkan latar belakangnya dari pengguna narkoba suntik
(28,76%), homoseksual (26,8%), trangender (24,8%), pekerja seks komersial (5,3%),
dan mereka yang ada ditahanan (2,6%). Angka kematian akibat AIDS tercatat 940.000
kasus di seluruh dunia pada tahun 2017, masing – masing 830.000 kematian orang
dewasa dan 110.000 anak – anak. Penderita AIDS sendiri di indonesia butuh perjuangan.
Lagi dan lagi masyarakat indonesia masih memandang negatif para penderitanya, salah
satu korban yang kerap terkena imbasnya adalah anak – anak dengan HIV.
Sebenarnya sosialisasi tentang bahaya HIV dan AIDS sudah sering dilakukan, akan tetapi
harapan untuk mengurangi penderitanya belum sesuai yang diinginkan. Hal ini yang
menginisiasi seluruh negara di dunia ini melakukan peringatan HIV dan AIDS.
Dilaksanakan setiap 1 Desember sebagai hari HIV dan AIDS sedunia agar masyarakatnya
semakin peduli untuk memerangi virus dan penyakit mematikan ini. Beberapa upaya
sebenarnya dapat dilakukan masyarakat untuk melindungi lingkungan dari bahaya HIV
dan AIDS. Seluruh masyarakat perlu melakukan pencegahan dan perlindungan terutama
pada diri sendiri terlebih dahulu, kemudian keluarga sampai masyarakat sekitar agar
jangan sampai terjangkit HIV dan menderita AIDS tanpa tekanan dan keterpaksaan.
Sehingga perlindungan terhadap hak asasi yang melekat pada diri sendiri, keluarga dan
masyarakat dapat diakui sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai